Anda di halaman 1dari 7

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan


ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan
kemiskinan. Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai suatu
investasi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
Asuhan Keperawatan adalah proses atau rangkaian kegiatan pada
praktik keperawatan baik langsung atau tidak langsung diberikan kepada
sistem klien di sarana atau tatanan pelayanan kesehatan lainnya, dengan
menggunakan pendekatan sistem ilmiah melalui proses keperawatan dan
berdasarkan kode etik serta standar praktik keperawatan (KMK No. 908
Tahun 2010).
Keluarga adalah sistem sosial yang terdiri dari dua orang atau lebih
yang dihubungkan karena hubungan darah, hubungan perkawinan, hubungan
adopsi dan tinggal bersama untuk menciptakan satu budaya tertentu (KMK
No. 908 Tahun 2010).
Keperawatan Keluarga adalah area kekhususan yang
mengaplikasikan berbagai konsep dan teori keluarga dalam keperawatan
yang bersinggungan dengan berbagai spesialisasi keperawatan yang lain
(KMK No. 908 Tahun 2010).
Pelayanan Keperawatan Keluarga (yanwatga) merupakan pelayanan
holistik yang menempatkan keluarga dan komponennya sebagai fokus
pelayanan dan melibatkan anggota keluarga dalam tahap pengkajian,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi tindakan keperawatan dengan
memobilisasi sumber-sumber pelayanan kesehatan yang tersedia di keluarga
dan sumber-sumber dari profesi lain termasuk pemberi pelayanan kesehatan
dan sektor lain di komunitas. Pelayanan keperawatan keluarga dapat
diberikan di berbagai tatanan, seperti rumah, rumah sakit, klinik, tempat
praktik perawat, dan unit pemulihan kesehatan (KMK No. 908 Tahun 2010).
Pelayanan keperawatan keluarga merupakan salah satu area pelayanan
keperawatan yang dapat dilaksanakan di masyarakat. Pelayanan keperawatan
keluarga yang saat ini dikembangkan merupakan bagian dari pelayanan
keperawatan kesehatan masyarakat (Perkesmas). Perawatan kesehatan
masyarakat merupakan salah satu program pemerintah dalam upaya
meningkatkan kesehatan masyarakat (KMK No. 908 Tahun 2010).
Dalam rangka mendukung pembangunan nasional bidang kesehatan
terutama untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang, maka profesi perawat berkontribusi melalui
pengembangan pelayanan keperawatan keluarga. Pelayanan keperawatan
keluarga salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang diharapkan dapat
mendukung terciptanya kemandirian keluarga dalam mengatasi masalahnya
dengan lima fungsi keluarga Menurut Friedman dalam fungsi perawatan
kesehatan yang dijalankan dengan baik tanpa adanya masalah. Kelima fungsi
perawatan kesehatan yaitu: keluarga mampu mengenal masalah kesehatan,
keluarga mampu mengambil keputusan, keluarga mampu merawat anggota
keluarga yang sakit, keluarga mampu memodifikasikan lingkungan dengan
baik, dan yang terakhir keluarga dapat mengunakan fasilitas kesehatan
(materi Asuhan Keperawatan Keluarga,PJJ)
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan di mana
tekanan darah sistolik >140 mm Hg dan atau tekanan darah diastolik ≥ 90
mmHg (Joint National Committe on Prevention Detection, Evaluation, and
Treatment of High Blood Pressure VIII JNC-V/1, 2003).
Dalam keluarga jika ada anggota keluarga yang menderita hipertensi
dan tidak menjalankan kelima fungsi keluarga tersebut dengan baik hal ini
dapat menimbulkan kerusakan yang lebih berat, misalnya stroke (terjadi
pada otak dan menyebabkan kematian yang cukup tinggi), penyakit jantung
koroner (terjadi kerusakan pembuluh darah jantung), dan hipertrofi ventrikel
kiri (terjadi pada otot jantung). Sehingga diharapkan peran keluarga
sangatlah penting dalam proses memelihara dan mendukung keluarga
untuk bisa mencapai derajat kesehatan yang baik. Peran serta keluarga ini
berkaitan dengan penyiapan diet yang tepat bagi anggota keluarga yang
menderita hipertensi, kepatuhan minunm obat hipertensi, dan aktifitas yang
harus dilaksanakan untuk anggota keluarga yang menderita hipertensi.
Hipertensi sering disebut sebagai “the silent killer” karena sering
tanpa keluhan, sehingga penderita tidak tahu kalau dirinya mengidap
hipertensi tetapi kemudian mendapatkan dirinya sudah terdapat penyakit
penyulit atau hipertensi. Data WHO 2015 menunjukkan sekitar 1,13 miliar
orang di dunia menderita hipertensi. Artinya, 1 dari 3 orang di dunia
terdiagnosis menderita hipertensi, hanya 36,8% di antaranya yang minum
obat. umlah penderita hipertensi di dunia terus meningkat setiap tahunnya,
diperkirakan pada 2025 akan ada 1,5 miliar orang yang terkena hipertensi.
Diperkirakan juga setiap tahun ada 9,4 juta orang meninggal akibat hipertensi
dan komplikasi. Selain itu, menurut data BPJS Kesehatan, biaya pelayanan
hipertensi mengalami peningkatan setiap tahunnya, yakni Rp. 2,8 triliun pada
2014, Rp. 3,8 triliun pada 2015, dan Rp. 4,2 triliun pada 2016 (berita
Kemetrian Kesehatan RI,2018)
Hasil Riskesda 2018 penderita hipertensi (8,4 %) yang terdiagnosa
oleh Dokter, hanya (8,8 %) yang minum obat dan yang dilakukan pengukuran
pada umur 18 tahun sebesar (34,1 %).Proporsi riwayat minum obat dan
alasan tidak minum obat pada penduduk (59,8 %) merasa sudah sehat, (31,3
%) tidak rutin ke fasilitas kesehatan, (14,5 %) minum obat tradisional , (11,5
%) sering lupa, (8,1 %) tidak mampu membeli obat, (4,5 % ) tidak tahan efek
samping obat, (2,0 %) obat tidak ada difasyankes, dan (12,5 %) alasan
lainnya (Riskesda, 2018).
Di Kabupaten Berau berdasarkan data BPS 2018 Penyakit hipertensi
menjadi urutan ke 2 dari 10 penyakit terbesar dengan jumlah kasus yang
menderita hipertensi ditempat tersebut terdapat 1.969 jiwa yang menderita
penyakit hipertensi 64.614 jiwa (41,6 %) di Kabupaten Berau (Berau dalam
Angka, 2018).
Berdasarkan data di UPT Puskesmas Sambaliung di tahun 2018
penyakit hipertensi menjadi urutan ke 3 dari 10 penyakit terbesar dengan
jumlah kasus yang menderita hipertensi ditempat tersebut terdapat 1.969 jiwa
(10,7 %) di wilayah kerja UPT Puskesmas Sambaliung ( Profil 2018 UPT
Puskesmas Sambaliung).
Program Indonesia sehat dilaksanakan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan
pelayanan kesehatan.
Program Indonesia Sehat selanjutnya menjadi program utama
Pembangunan Kesehatan yang kemudian direncanakan pencapaiannya
melalui Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun 2015-
2019, yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kesehatan R.I. Nomor
HK.02.02/Menkes/52/2015.
Pelaksanaan program Indonesia sehat melalui pendekatan keluarga,
yang mengintegrasikan upaya kesehatan perorangan (UKP) dan upaya
kesehatan masyarakat (UKM) secara berkesinambungan, dengan target
keluarga, berdasarkan data dan informasi dari profil kesehatan keluarga.
Pendekataan keluarga adalah salah satu cara puskesmas untuk
meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan/meningkatkan akses
pelayanan kesehatan di wilaya kerjanya dengan mendatangi keluarga.
Peran perawat dalam penatalaksanaan hipertensi meliputi pemberian
pendidikan kesehatan tentang hipertensi dan pemberian asuhan keperawatan
keluarga pada keluarga yang mempunyai anggota keluarga dengan masalah
hipertensi. Dalam hal ini perawat dapat melakukan pengkajian (pengumpulan
data, identitas, riwayat kesehatan, dan pemeriksaan kesehatan yang lengkap).
Selanjutnya perawat dapat menegakan diagnosa keperawatan berdasarkan
hasil pengkajian, merencanakan tindakan dan melakukan tindakan sesuai
dengan masalah yang nampak pada klien dan mengevaluasi seluruh tindakan
yang telah dilakukan.
Dari data dan alasan tersebut diatas, maka diperlukan peningkatan
kualitas pelayanan. Sehingga perawat dituntut untuk dapat berperan dalam
menangani masalah yang timbul dari keluarga dengan hipertensi. Untuk itu
pada kesempatan ujian akhir program ini, penulis mengadakan tinjauan kasus
pada klien dengan kasus hipertensi yang selanjutnya penulis tuangkan dalam
Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “ Asuhan Keperawatan Keluarga Pada
Klien Ny.K dengan Hipertensi di Kampung Sei. Bebanir Bangun”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang diatas, rumusan masalah dalam
studi kasus ini adalah “bagaimana Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Klien
Tn.K dengan Hipertensi di Kampung Sei. Bebanir Bangun”

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Tujuan Umum
Memberikan gambaran pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga
terhadap kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan
anggota keluarga dengan Hipertensi.
1.3.2 Tujuan Khusus
Memberikan gambaran dalam hal:
1) Mengetahui kemampuan keluarga dalam mengenal masalah
Hipertensi.
2) Mengidentifikasi kemampuan keluarga dalam mengambil
keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan Hipertensi.
3) Mengidentifikasi kemampuan keluarga dalam merawat anggota
keluarga yang sakit Hipertensi.
4) Mengidentifikasi kemampuan keluarga dalam menyiapkan
lingkungan yang sehat bagi penderita Hipertensi.
5) Mengetahui kemampuan keluarga dalam memanfaatkan
fasilitas pelayanan kesehatan.
1.4 Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini adalah
metode deskritif tipe studi kasus dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan dan teknik pengumpulan data melalui:
1.4.1 Wawancara
Dengan melakukan tanya jawab langsung dengan anggota keluarga
untuk mendapatkan info secara pasti tentang keadaan anggota keluarga
atau masalah kesehatan yang alami, selain itu wawancara juga dapat
mempererat hubungan perawat dan keluarga untuk memperlancar
pelaksanaan asuhan keperawatan.
1.4.2 Observasi
Teknik ini digunakan secara langsung untuk mengenali, mengamati dan
memperoleh data keluarga secara objektif.
1.4.3 Pemeriksaan fisik
Dengan melakukan pengkajian pada seluruh anggota keluarga dengan
cara inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi untuk mendapatkan tanda
dan gejala guna menyusun diagnosa keperawatan dan merencanakan
tindakan selanjutnya.
1.4.4 Studi Dokumentasi
Dengan melihat data dan riwayat kesehatan masing-masing individu di
dalam keluarga yang terdapat di pusat pelayanan kesehatan terdekat.
1.4.5 Studi Kepustakaan
Didapatkan dari teori yang berhubungan dengan isi karya tulis ilmiah
yang terdiri dari buku-buku, jurnal internasional dan nasional, peraturan
menteri dan sumber lain yang bersifat ilmiah.

1.5 Manfaat penulisan


1.5.1 Bagi penulis
Dapat menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman dalam penanganan
klien Hipertensi di keluarga.
1.5.2 Bagi tempat studi kasus
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan
dalam asuhan keperawatan Keluarga pada klien dengan Hipertensi lebih
komprehensif.
1.5.3 Bagi Profesi Keperawatan
Sebagai masukan dalam kegiatan proses belajar mengajar khususnya
mengenai asuhan keperawatan Keluarga pada klien pada kasus
Hipertensi dan acuan untuk meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman tentang penanganannya.

Anda mungkin juga menyukai