Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan
ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia sesuai dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Asuhan Keperawatan adalah proses atau rangkaian kegiatan pada praktik keperawatan baik langsung atau tidak langsung diberikan kepada sistem klien di sarana atau tatanan pelayanan kesehatan lainnya, dengan menggunakan pendekatan sistem ilmiah melalui proses keperawatan dan berdasarkan kode etik serta standar praktik keperawatan (KMK No. 908 Tahun 2010). Keluarga adalah sistem sosial yang terdiri dari dua orang atau lebih yang dihubungkan karena hubungan darah, hubungan perkawinan, hubungan adopsi dan tinggal bersama untuk menciptakan satu budaya tertentu (KMK No. 908 Tahun 2010). Keperawatan Keluarga adalah area kekhususan yang mengaplikasikan berbagai konsep dan teori keluarga dalam keperawatan yang bersinggungan dengan berbagai spesialisasi keperawatan yang lain (KMK No. 908 Tahun 2010). Pelayanan Keperawatan Keluarga (yanwatga) merupakan pelayanan holistik yang menempatkan keluarga dan komponennya sebagai fokus pelayanan dan melibatkan anggota keluarga dalam tahap pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi tindakan keperawatan dengan memobilisasi sumber-sumber pelayanan kesehatan yang tersedia di keluarga dan sumber-sumber dari profesi lain termasuk pemberi pelayanan kesehatan dan sektor lain di komunitas. Pelayanan keperawatan keluarga dapat diberikan di berbagai tatanan, seperti rumah, rumah sakit, klinik, tempat praktik perawat, dan unit pemulihan kesehatan (KMK No. 908 Tahun 2010). Pelayanan keperawatan keluarga merupakan salah satu area pelayanan keperawatan yang dapat dilaksanakan di masyarakat. Pelayanan keperawatan keluarga yang saat ini dikembangkan merupakan bagian dari pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat (Perkesmas). Perawatan kesehatan masyarakat merupakan salah satu program pemerintah dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat (KMK No. 908 Tahun 2010). Dalam rangka mendukung pembangunan nasional bidang kesehatan terutama untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, maka profesi perawat berkontribusi melalui pengembangan pelayanan keperawatan keluarga. Pelayanan keperawatan keluarga salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang diharapkan dapat mendukung terciptanya kemandirian keluarga dalam mengatasi masalahnya dengan lima fungsi keluarga Menurut Friedman dalam fungsi perawatan kesehatan yang dijalankan dengan baik tanpa adanya masalah. Kelima fungsi perawatan kesehatan yaitu: keluarga mampu mengenal masalah kesehatan, keluarga mampu mengambil keputusan, keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit, keluarga mampu memodifikasikan lingkungan dengan baik, dan yang terakhir keluarga dapat mengunakan fasilitas kesehatan (materi Asuhan Keperawatan Keluarga,PJJ) Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan di mana tekanan darah sistolik >140 mm Hg dan atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg (Joint National Committe on Prevention Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure VIII JNC-V/1, 2003). Dalam keluarga jika ada anggota keluarga yang menderita hipertensi dan tidak menjalankan kelima fungsi keluarga tersebut dengan baik hal ini dapat menimbulkan kerusakan yang lebih berat, misalnya stroke (terjadi pada otak dan menyebabkan kematian yang cukup tinggi), penyakit jantung koroner (terjadi kerusakan pembuluh darah jantung), dan hipertrofi ventrikel kiri (terjadi pada otot jantung). Sehingga diharapkan peran keluarga sangatlah penting dalam proses memelihara dan mendukung keluarga untuk bisa mencapai derajat kesehatan yang baik. Peran serta keluarga ini berkaitan dengan penyiapan diet yang tepat bagi anggota keluarga yang menderita hipertensi, kepatuhan minunm obat hipertensi, dan aktifitas yang harus dilaksanakan untuk anggota keluarga yang menderita hipertensi. Hipertensi sering disebut sebagai “the silent killer” karena sering tanpa keluhan, sehingga penderita tidak tahu kalau dirinya mengidap hipertensi tetapi kemudian mendapatkan dirinya sudah terdapat penyakit penyulit atau hipertensi. Data WHO 2015 menunjukkan sekitar 1,13 miliar orang di dunia menderita hipertensi. Artinya, 1 dari 3 orang di dunia terdiagnosis menderita hipertensi, hanya 36,8% di antaranya yang minum obat. umlah penderita hipertensi di dunia terus meningkat setiap tahunnya, diperkirakan pada 2025 akan ada 1,5 miliar orang yang terkena hipertensi. Diperkirakan juga setiap tahun ada 9,4 juta orang meninggal akibat hipertensi dan komplikasi. Selain itu, menurut data BPJS Kesehatan, biaya pelayanan hipertensi mengalami peningkatan setiap tahunnya, yakni Rp. 2,8 triliun pada 2014, Rp. 3,8 triliun pada 2015, dan Rp. 4,2 triliun pada 2016 (berita Kemetrian Kesehatan RI,2018) Hasil Riskesda 2018 penderita hipertensi (8,4 %) yang terdiagnosa oleh Dokter, hanya (8,8 %) yang minum obat dan yang dilakukan pengukuran pada umur 18 tahun sebesar (34,1 %).Proporsi riwayat minum obat dan alasan tidak minum obat pada penduduk (59,8 %) merasa sudah sehat, (31,3 %) tidak rutin ke fasilitas kesehatan, (14,5 %) minum obat tradisional , (11,5 %) sering lupa, (8,1 %) tidak mampu membeli obat, (4,5 % ) tidak tahan efek samping obat, (2,0 %) obat tidak ada difasyankes, dan (12,5 %) alasan lainnya (Riskesda, 2018). Di Kabupaten Berau berdasarkan data BPS 2018 Penyakit hipertensi menjadi urutan ke 2 dari 10 penyakit terbesar dengan jumlah kasus yang menderita hipertensi ditempat tersebut terdapat 1.969 jiwa yang menderita penyakit hipertensi 64.614 jiwa (41,6 %) di Kabupaten Berau (Berau dalam Angka, 2018). Berdasarkan data di UPT Puskesmas Sambaliung di tahun 2018 penyakit hipertensi menjadi urutan ke 3 dari 10 penyakit terbesar dengan jumlah kasus yang menderita hipertensi ditempat tersebut terdapat 1.969 jiwa (10,7 %) di wilayah kerja UPT Puskesmas Sambaliung ( Profil 2018 UPT Puskesmas Sambaliung). Program Indonesia sehat dilaksanakan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan. Program Indonesia Sehat selanjutnya menjadi program utama Pembangunan Kesehatan yang kemudian direncanakan pencapaiannya melalui Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun 2015- 2019, yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kesehatan R.I. Nomor HK.02.02/Menkes/52/2015. Pelaksanaan program Indonesia sehat melalui pendekatan keluarga, yang mengintegrasikan upaya kesehatan perorangan (UKP) dan upaya kesehatan masyarakat (UKM) secara berkesinambungan, dengan target keluarga, berdasarkan data dan informasi dari profil kesehatan keluarga. Pendekataan keluarga adalah salah satu cara puskesmas untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan/meningkatkan akses pelayanan kesehatan di wilaya kerjanya dengan mendatangi keluarga. Peran perawat dalam penatalaksanaan hipertensi meliputi pemberian pendidikan kesehatan tentang hipertensi dan pemberian asuhan keperawatan keluarga pada keluarga yang mempunyai anggota keluarga dengan masalah hipertensi. Dalam hal ini perawat dapat melakukan pengkajian (pengumpulan data, identitas, riwayat kesehatan, dan pemeriksaan kesehatan yang lengkap). Selanjutnya perawat dapat menegakan diagnosa keperawatan berdasarkan hasil pengkajian, merencanakan tindakan dan melakukan tindakan sesuai dengan masalah yang nampak pada klien dan mengevaluasi seluruh tindakan yang telah dilakukan. Dari data dan alasan tersebut diatas, maka diperlukan peningkatan kualitas pelayanan. Sehingga perawat dituntut untuk dapat berperan dalam menangani masalah yang timbul dari keluarga dengan hipertensi. Untuk itu pada kesempatan ujian akhir program ini, penulis mengadakan tinjauan kasus pada klien dengan kasus hipertensi yang selanjutnya penulis tuangkan dalam Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “ Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Klien Ny.K dengan Hipertensi di Kampung Sei. Bebanir Bangun”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, rumusan masalah dalam studi kasus ini adalah “bagaimana Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Klien Tn.K dengan Hipertensi di Kampung Sei. Bebanir Bangun”
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum Memberikan gambaran pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga terhadap kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan anggota keluarga dengan Hipertensi. 1.3.2 Tujuan Khusus Memberikan gambaran dalam hal: 1) Mengetahui kemampuan keluarga dalam mengenal masalah Hipertensi. 2) Mengidentifikasi kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan Hipertensi. 3) Mengidentifikasi kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit Hipertensi. 4) Mengidentifikasi kemampuan keluarga dalam menyiapkan lingkungan yang sehat bagi penderita Hipertensi. 5) Mengetahui kemampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan. 1.4 Metode Penulisan Metode yang digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini adalah metode deskritif tipe studi kasus dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan dan teknik pengumpulan data melalui: 1.4.1 Wawancara Dengan melakukan tanya jawab langsung dengan anggota keluarga untuk mendapatkan info secara pasti tentang keadaan anggota keluarga atau masalah kesehatan yang alami, selain itu wawancara juga dapat mempererat hubungan perawat dan keluarga untuk memperlancar pelaksanaan asuhan keperawatan. 1.4.2 Observasi Teknik ini digunakan secara langsung untuk mengenali, mengamati dan memperoleh data keluarga secara objektif. 1.4.3 Pemeriksaan fisik Dengan melakukan pengkajian pada seluruh anggota keluarga dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi untuk mendapatkan tanda dan gejala guna menyusun diagnosa keperawatan dan merencanakan tindakan selanjutnya. 1.4.4 Studi Dokumentasi Dengan melihat data dan riwayat kesehatan masing-masing individu di dalam keluarga yang terdapat di pusat pelayanan kesehatan terdekat. 1.4.5 Studi Kepustakaan Didapatkan dari teori yang berhubungan dengan isi karya tulis ilmiah yang terdiri dari buku-buku, jurnal internasional dan nasional, peraturan menteri dan sumber lain yang bersifat ilmiah.
1.5 Manfaat penulisan
1.5.1 Bagi penulis Dapat menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman dalam penanganan klien Hipertensi di keluarga. 1.5.2 Bagi tempat studi kasus Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam asuhan keperawatan Keluarga pada klien dengan Hipertensi lebih komprehensif. 1.5.3 Bagi Profesi Keperawatan Sebagai masukan dalam kegiatan proses belajar mengajar khususnya mengenai asuhan keperawatan Keluarga pada klien pada kasus Hipertensi dan acuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang penanganannya.