Anda di halaman 1dari 21

MODUL PERKULIAHAN

REKAYASA
LINGKUNGAN
ISYU LINGKUNGAN HIDUP

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh


Fakultas Teknik Teknik Sipil MK10230 Ir. Zainal Arifin, MT

01

Abstract Kompetensi
Petunjuk Penggunaan Template Dosen Pengampu dapat menerapkan
Modul Standar untuk digunakan dan menggunakan template modul
dalam modul perkuliahan standar untuk modul-modul yang akan
Universitas Mercu Buana dipergunakannya
MODUL-1. Isyu Lingkungan Global

Masalah lingkungan mulai ramai dibicarakan sejak diselenggarakannya Konferensi PBB


tentang Lingkungan Hidup di Stockholm, Swedia, pada tanggal 15 Juni 1972. Di
Indonesia, tonggak sejarah masalah lingkungan hidup dimulai dengan
diselenggarakannya Seminar Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pembangunan
Nasional oleh Universitas Pajajaran Bandung pada tanggal 15 – 18 Mei 1972.

Faktor terpenting dalam permasalahan lingkungan adalah besarnya populasi manusia


(laju pertumbuhan penduduk).Pertumbuhan penduduk yang pesat menimbulkan
tantangan yang dicoba diatasi dengan pembangunan dan industrialisasi.Namun
industrialisasi disamping mempercepat persediaan segala kebutuhan hdup manusia
juga memberi dampak negatif terhadap manusia akibat terjadinya pencemaran
lingkungan.

1.1. Pertumbuhan Penduduk Dunia

Perkembangan jumlah penduduk dunia sangat erat kaitannya dengan perkembangan


peradaban manusia dalam berinteraksi dengan alam sekitarnya. Ada tiga tahap perkembangan
peradaban manusia hingga kini.

 Pertama, jaman ketika manusia mulai mempergunakan alat-alat untuk


menanggulangi kehidupan.

 Kedua, jaman ketika manusia mulai mengembangkan usaha pertanian menetap.

 Ketiga, jaman era dimulainya industrialisasi, yaitu sekitar pertengahan abad ke-17
sesudah masehi.

 Dalam kerangka kerja perkembangan kebudayaan manusia itulah, beberapa


tahapan atau periode sejarah pertumbuhan penduduk dunia dirumuskan oleh para
ahli.

 Angka pertama yang dikemukakan mengenai jumlah penduduk dunia adalah


125.000 orang, yang hidup kira-kira satu juta tahun yang lalu (Devey dalam Bland
dan Dwight E.Lee, 1976).

 Angka ini baru berkembang kira-kira satu juta orang setelah mengalami proses
pertumbuhan selama 700.000 tahun kemudian. Tingkat pertumbuhan penduduk
setiap tahun dalam era ini nyaris tidak berarti sama sekali, yakni 0,000041 persen.

Lambatnya pertumbuhan penduduk pada era ini disebabkan karena tingginya tingkat
kematian. Pertumbuhan penduduk terlihat meningkat pada kira-kira 6000-9000 tahun yang

‘13 Rekayasa Lingkungan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


2 Ir. Zainal Arifin, MT http://www.mercubuana.ac.id
lampau,ketika teknik bertani sudah dikenal dan mulai menyebar dibeberapa bagian dunia.
Pertumbuhan penduduk merupakan salah satu faktor yang menjadi masalah sosial ekonomi
pada umumnya karena dengan bertambahnya penduduk maka otomatis harus bertambah pula
persediaan sandang pangan, kesempatan kerja, serta fasilitas
umum, selain itu pertambahan penduduk akan menimbulkan berbagai masalah seerti
bertmbahnya tingkat penganguran,kemiskinan, anak putus sekolah yang dapat pula
menimbulkan berbagai kejahatan (kriminalitas). Perkembangan jumlah penduduk sejak tahun
1800 sampai sekarang dan perkiraan sampai tahun 2054 adalah sebagai berikut :

Gambar 1. Penggandaan Penduduk Dunia

Berdasarkan estimasi yang diterbitkan oleh Biro Sensus Amerika Serikat, penduduk
dunia mencapai 6,5 miliar jiwa pada tanggal 26 Februari 2006 pukul 07.16 WIB. Dari sekitar 6,5
miliar penduduk dunia, 4 miliar diantaranya tinggal di Asia. Tujuh dari sepuluh negara
berpenduduk terbanyak di dunia berada di Asia (meski Rusia juga terletak di Eropa).Sejalan
dengan proyeksi populasi, angka ini terus bertambah dengan kecepatan yang belum ada dalam
sejarah. Diperkirakan seperlima dari seluruh manusia yang pernah hidup pada enam ribu tahun
terakhir, hidup pada saat ini. Pada tanggal 19 Oktober 2012 pukul 03.36 WIB, jumlah penduduk
dunia akan mencapai 7 miliar jiwa. Badan Kependudukan PBB menetapkan tanggal 12 Oktober
1999 sebagai tanggal dimana penduduk dunia mencapai 6 miliar jiwa, sekitar 12 tahun setelah
penduduk dunia mencapai 5 miliar jiwa. Berikut adalah peringkat negara-negara di dunia
berdasarkan jumlah penduduk (2005):

 Republik Rakyat Tiongkok (1.306.313.812 jiwa)

 India (1.103.600.000 jiwa)

 Amerika Serikat (298.186.698 jiwa)

‘13 Rekayasa Lingkungan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


3 Ir. Zainal Arifin, MT http://www.mercubuana.ac.id
 Indonesia (241.973.879 jiwa)

 Brasil (186.112.794 jiwa)

 Pakistan (162.419.946 jiwa)

 Bangladesh (144.319.628 jiwa)

 Rusia (143.420.309 jiwa)

 Nigeria (128.771.988 jiwa)

 Jepang (127.417.244 jiwa)

Dengan pertambahan jumlah penduduk yang besar inilah kesadaran akan


penurunan tingkat kelahiran sebagai usaha-usaha menekan laju pertimbuhan penduduk,
menjadi program internasional yang mencakup hampir semua negara di dunia.

Bertambah cepatnya penggandaan penduduk (double population) dapat dilihat pada


tabel berikut

Gambar 2. Penggandaan Penduduk Indonesia

Sumber : Iskandar N, Doews Sampurno Masalah Pertambahan Penduduk di Indinesia.

1.2. Transisi Vital

Transisi vital adalah perubahan-perubahan tingkat kelahiran dan tingkat kematian yang
berpengaruh pada pertumbuhan dan mobilitas penduduk.

Tahapan transisi vital (Bogue, 1969):

 tahapan pratransisi (pre transitional), dari A hingga B dengan cirri-ciri tingkat


kelahiran dan kematian sama.

‘13 Rekayasa Lingkungan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


4 Ir. Zainal Arifin, MT http://www.mercubuana.ac.id
 Transisi (transitional), dari B ke E, dicirikan dengan penurunan tingkat kelahiran dan
tinkat kematian

 Pasca transisi (post transitional), dari E ke F, dicirikan oleh tingkat kematian rendah
dan tingkat kelahiran sedang.

Gambar 3. Model transisi vital (Sumber Ida Bagus Permana)

1.3. Transisi Mobilitas Penduduk

1.3.1. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Mobilitas Penduduk

Mobilitas penduduk mempunyai pengertian pergerakan penduduk dari satu daerah ke


daerah lain. Baik untuk sementara maupun untuk jangka waktu yang lama atau menetap seperti
mobilitas ulang-alik (komunitas) dan migrasi. Mobilitas penduduk adalah perpindahan penduduk
dari suatu tempat ke tempat yang lain atau dari suatu daerah ke daerah lain.

Penduduk yang melakukan mobilisasi tidaklah semata mata untuk berpindah tempat
saja, tetapi hal itu dilakukan oleh karena dorongan dari tiga faktor yaitu: penarik, pendorong.
Dan kendala.

a. Pada tahun 1885 E.G. Ravenstin (Bogue, 1969: 755, dalam Suhardi, 2007)
mempublikasikan yang dia sebut sebagai 7 hukum-hukum perpindahan penduduk
(migrasi), yang terdiri dari:

1) Migrasi dan jarak, kebanyakan migran melakukan perpindahan dalam jarak


dekat. Bila jaraknya bertambah maka jumlah migrant yang berpindah
menurun.

‘13 Rekayasa Lingkungan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


5 Ir. Zainal Arifin, MT http://www.mercubuana.ac.id
2) Migrasi bertahap, penduduk semula pindah dari daerah pedesaan ke tepi kota
besar sebelum masuk ke dalam kota besar tersebut.

3) Arus dan arus balik, tiap adanya arus migrasi akan terjadi juga migrasi arus
balik.

4) Daerah urban (perkotaan) dan rural (pedesaan), penduduk perkotaan kurang


melakukan migrasi dibandingkan dengan penduduk daerah pedesaan.

5) Dominasi wanita pindah jarak dekat, dalam jarak dekat wanita pindah lebih
banyak daripada laki-laki.

6) Teknologi dan migrasi, perkembangan teknologi cenderung meningkatkan


migrasi.

7) Dominasi motif ekonomi, walaupun berbagai jenis faktor dapat mendorong


terjadinya perpindahan akan tetapi keinginan untuk meningkatkan keadaan
ekonomi merupakan kekuatan yang paling potensial.

b. Faktor pendorong (push) yang bersifat sentrifugal dan penarik (pull) yang bersifat
sentripetal. Ardy (2008) mngungkapkan perpindahan dari daerah asal (area of
origin) dimungkinkan oleh karena adanya beberap faktor pendorong yaitu:

1) Turunnya sumber daya alam.

2) Hilangnya mata pencaharian.

3) Diskriminasi yang bersifat penekanan atau penyisihan

4) Memudarnya rasa ketertarikan oleh karena kesamaan kepercayaan,


kebiasaan atau kebersamaan perilaku baik antar anggota keluarga maupun
masyarakat sekitar.

5) Menjauhkan diri dari masyarakat oleh karena tidak lagi kesempatan untuk
pengembangan diri, pekerjaan atau perkawinan.

6) Menjauhkan diri dari masyarakat oleh karena bencana alam seperti banjir,
kebakaran, kekeringan, gempa bumi, atau epidemic penyakit.

c. Perpindahan ke daerah tujuan (area of destination) dimungkinkan oleh karena


adanya beberapa faktor penarik yaitu:

1) Kesempatan yang melebihi untuk bekerja sesuai dengan latar belakang


profesinya dibandingkan di daerah asal.

2) Kesempatan memperoleh pendapatan yang lebih tinggi.

3) Kesempatan yang lebih tinggi memperoleh pendidikan atau pelatihan sesuai


dengan spesialisasi yang dikehendaki.

4) Keadaan lingkungan yang menyenangkan, seperti cuaca perumahan,


sekolah, da fasilitas umum lainnya.

‘13 Rekayasa Lingkungan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


6 Ir. Zainal Arifin, MT http://www.mercubuana.ac.id
5) Ketergantungan, seperti dari seorang isteri terhadap suaminya yang tinggal di
tempat yang dituju.

6) Penyediaan untuk melakukan berbagai kegiatan yang berbeda atau yang baru
dilihat dari berbagai sisi lingkungan, penduduk atau budaya masyarakat
sekitar.

Faktor pendorong dan penarik perpindahan penduduk ada yang negatif dan ada yang
positif” (Abidin, 2010). Faktor pendorong yang positif yaitu para migran ingin mencari atau
menambah pengalaman di daerah lain. Sedangkan faktor pendorong yang negatif yaitu fasilitas
untuk memenuhi kebutuhan hidup terbatas dan lapangan pekerjaan terbatas pada pertanian.
Faktor penarik yang positif yaitu daerah tujuan mempunyai sarana pendidikan yang memadai
dan lebih lengkap. Faktor penarik yang negatif adalah adanya lapangan pekerjaan yang lebih
bervariasi, kehidupan yang lebih mewah, sehingga apa saja yang diperlukan akan mudah
didapat dikota.

Pada masing-masing daerah terdapat faktor-faktor yang menahan seseorang untuk


tidak meninggalkan daerahnya atau menarik orang untuk pindah ke daerah tersebut (faktor +),
dan ada pula faktor-faktor yang memaksa mereka untuk meninggalkan daerah tersebut (faktor -
). Selain itu ada pula faktor-faktor yang tidak mempengaruhi penduduk untuk melakukan migrasi
(faktor o). Diantara keempat faktor tersebut, faktor individu merupakan faktor yang sangat
menentukan dalam pengambilan keputusan untuk migrasi. Penilaian positif atau negatif
terhadap suatu daerah tergantung kepada individu itu sendiri.

Besarnya jumlah pendatang untuk menetap pada suatu daerah dipengaruhi besarnya
faktor penarik (pull factor) daerah tersebut bagi pendatang. Semakin maju kondisi sosial
ekonomi suatu daerah akan menciptakan berbagai faktor penarik, seperti perkembangan
industri, perdagangan, pendidikan, perumahan, dan transportasi. Kondisi ini diminati oleh
penduduk daerah lain yang berharap dapat memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Pada sisi
lain, setiap daerah mempunyai faktor pendorong (push factor) yang menyebabkan sejumlah
penduduk migrasi ke luar daerahnya. Faktor pendorong itu antara lain kesempatan kerja yang
terbatas jumlah dan jenisnya, sarana dan prasarana pendidikan yang kurang memadai,fasilitas
perumahan dan kondisi lingkungan yang kurang baik.

Everet S. Lee (1996, dalam Chotib, menambahkan bahwa selain kedua faktor
pendorong dan penarik tersebut terdapat juga faktor kendala antar daerah asal dengan daerah
tujuan, yang kemudian dikenal dengan faktor-faktor penarik kebutuhan (demand pull)
pendorong penyediaan (supply push) dan jejaring (network).

1.3.2. Perubahan Mobilitas Penduduk Selama Transisi Demografi

Pada masa pretransisi, menurut Sutomo (2010:7) merupakan ”fase yang memiliki ciri-ciri
adanya tingkat kelahiran yang tinggi, tetai diikuti pula dengan tingkat kematian yang tinggi.
Dengan demikian, tidak terjadi perrtumbuhan penduduk”. Pada fase ini sumber daya manusia
masih sangat rendah. pendidikan yang diteriama oleh setiap orang sangat terbatas. Hal ini

‘13 Rekayasa Lingkungan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


7 Ir. Zainal Arifin, MT http://www.mercubuana.ac.id
menyebabkan pengetahuan yang dimiliki oleh orang-orang pada saat itu sangat rendah.
Pengetahuan yang rendah ini sangat berdampak pada cara hidup mereka. Dalam memenuhi
kebutuhannya orang-orang pada masa itu sangat bergantung pada alam. Terutama masalah
kebutuhan pokok yaitu pangan, orang-orang pada masa itu melakukan kegiatan ”hunting and
gathering” yaitu berburu dan mengumpulkan makanan.

Demikian pula dengan kebutuhan-kebutuhan yang lainnya, mereka memenuhinya


dengan cara yang paling sederhana. Karena ketersediaan sumber daya alam di suatu daerah
terbatas jika di pakai terus-menerus suatu saat pasti akan habis juga. Jika hal ini terjadi maka
terjadilah perpidahan penduduk. Mereka mencari tempat baru yang menurut mereka memiliki
sumber daya alam yang melimpah yang bisa dipakai dalam beberapa waktu yang lama.
Perpidahan ini relatif sering dilakukan oleh masyarakat pada saat itu sehingga mobilitasnya
sangat tinggi.

Fase transisi dibagi menjadi 3 yaitu ”awal transisi, pertengahan transisi, dan akhir
transisi” (Sutomo, 2010:7). Awal transisi memiliki ciri-ciri tingkat kematian mulai menurun, tetapi
tidak diikuti oleh penurunan tingkat kematian. Pertengahan transisi ditandai menurunnya tingkat
kelahihan, sementara tingkat kematian juga terus menurun. Sedangkan akhir transisi dicirikan
menurunnya tingkat kematian dengan cepat, sementara laju penurunan tingkat kematian sudah
melambat.

Sedangkan pada masa transisi, pendidikan sudah mulai berkembang. Masyarakat pada
masa ini sudah memiliki cukup pengetahuan untuk memenuhi kebutuhannya dan tidak terlalu
bergantung dengan alam. Penemuan-penemuan mulai bermunculan, baik dalam bidang
kesehatan maupun yang lainnya. Hal ini berdampak besar bagi kualitas kehidupan manusia
pada saat itu. Suatu perubahan yang paling besar adalah masyarakat pada saat itu sudah
dapat menernakkan dan membudidayakan tanaman(domestikasi). Dengan berubahnya sistem
hidup mereka dari hunting and gathering menjadi system yang lebih efisien yaitu domestikasi
maka masyarakat pada saat itu mulai tingal menetap di suatu daerah. kebutuhan-kebutuhan
mereka mulai dapat dipenuhi sendiri, ketergantungan pada alam pun mulai berkurang. Maka
mobilitas masyarakat pun berkurang.

Fase terakhir yaitu fase posttransisi, menurut Sutomo (2010:7) mempunyai ciri-ciri ”baik
tingkat kelahiran maupun tingkat kematian keduanya berada pada tingkat yang rendah. Dengan
demikian, laju pertumbuhan penduduk menjadi sangat kecil, bahkan dapat terjadi tidak ada lagi
pertumbuhan penduduk”.

Pada fase terakhir yaitu fase posttransisi, dimana pendidikan yang didapatkan oleh
setiap masyarakat sudah sangat tinggi, pengetahuan yang dimiliki pun bertambah dengan
pesat. Banyak penemuan –penemuan baru di segala bidang. Kualitas kesehatan dan bidang-
bidang lainnya sangat meningkat. Peningkatan teknologi menyebabkan semua kebutuhan yang
diperlukan tersedia dalam suau tempat. Orang-orang idak perlu lagi bepergian ke tempat-
tempat yang jauh untuk memenuhi kebutuhannya. Hal ini menyebabkan mobilitas penduduk
pada masa itu sangat rendah.

‘13 Rekayasa Lingkungan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


8 Ir. Zainal Arifin, MT http://www.mercubuana.ac.id
TRANSISI VITAL TRANSISI MOBILITAS PENDUDUK
MASYARAKAT MAJU
FASE D FASE IV
FERTILITAS MENURUN MIGRASI DESA-KOTA=MENINGKAT
MORTALITAS=STABIL terjadi arus tenaga kerja tidak terlatih dari
pertumbuhan penduduk mendekati nol desa
(0) mobilitas sirkuler tenaga kerja terampil dan
professional meningkat dalam berbagai
variasi
MASYARAKAT SANGAT MAJU
FASE E FASE V
perilaku fertilitas tidak dapat di Mobilitas turun= sarana komunikasi
prediksi= karena kelahiran dapat sempurna
dikontrol oleh individu maupun lembaga mobilitas sirkuler meningkat=akibat
sosial kemampuan telekomunikasi dan informasi
bentuk-bentuk mobilitas sirkuler variatif

1.4. Dampak Kepadatan Penduduk terhadap Lingkungan


1.4.1. Berkurangnya Ketersediaan Lahan

Peningkatan populasi manusia atau


meningkatnya jumlah penduduk menyebabkan
tingkat kepadatan semakin tinggi. Pada sisi lain,
luas tanah atau lahan tidak bertambah.
Kepadatan penduduk dapat mengakibatkan
tanah pertanian semakin berkurang karena
digunakan untuk pemukiman penduduk.

1.4.2. Kebutuhan Udara Bersih

Setiap makluk hidup membutuhkan oksigen untuk pernapasan. Manusia memperoleh


oksigen yang dibutuhkan melalui udara bersih yang tidak tercemar, sehingga huyakitas udara
terjaga dengan baik.Dengan udara yang bersih akan diperoleh pernapasan yang sehat.

Udara bersih merupakan kebutuhan mutlak bagi kelangsungan hidup manusia. Udara
bersih banyak mengandung oksigen. Semakin banyak jumlah penduduk berarti semakin banyak
oksigen yang diperlukan. Bertambahnya pemukiman, alat transportasi, dan kawasan industri
yang menggunakan bahan bakar fosil (minyak bumi, bensin, solar, dan batu bara)
mengakibatkan kadar CO2 dan CO di udara semakin tinggi. Berbagai kegiatan industri juga
menghasilkan gas-gas pencemar seperti oksida nitrogen (NOx) dan oksida belerang (SOx) di
udara. Zat-zat sisa itu dihasilkan akibat dari pembakaran yang tidak sempurna.

‘13 Rekayasa Lingkungan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


9 Ir. Zainal Arifin, MT http://www.mercubuana.ac.id
Jadi dapat dipahami bahwa semakin tinggi kepadatan penduduk, maka kebutuhan
oksigen semakin banyak. Oleh karena itu pemerintah kota di setiap wilayah gencar
mengkampanyekan penanaman pepohonan. Selain sebagai penyejuk dan keindahan,
pepohonan berfungsi sebagai hutan kota untuk menurunkan tingkat pencemaran udara.

1.4.3. Kerusakan Lingkungan

Setiap tahun, hutan dibuka


untuk kepentingan hidup manusia
seperi untuk dijadikan lahan pertanian
atau pemukiman. Para ahli lingkungan
memperkirakan lebih dari 70% hutan di
dunia yang alami telah ditebang atau
rusak parah. Menigkatnya jumlah
penduduk akan diiringi pula dengan
meningkatnya penggunaan sumber
alam hayati. Adanya pembukaan hutan
secara liar untuk dijadikan tanah
pertaniaan atau untuk mencari hasil
hutan sebagai mata pencaharian penduduk akan merusak ekosistem hutan.

1.4.4. Kebutuhan Air Bersih

Air merupakan kebutuhan mutlak makhluk hidup. Akan tetapi, air yang dibutuhkan
manusia sebagai mkhluk hidup adalah air bersih. Air bersih digunakan untuk kebutuhan
penduduk atau rumah tangga sehari-hari. Bersih merupakan air yang memenuhi syarat
kualitas yang meliputi syarat fisika ,kimia ,dan biologi. Syarat kimia yaitu air yang tidak
mengandung zat-zat kimia yang membahayakan kesehatan manusia. Syarat fisika yaitu air
tetap jernih (tidak brubah warna), tidak ada rasa, dan tidak berbau. Syarat biologi yaitu air tidak
mengandung mikrooganisme atau kuman-kuman penyakit.

1.4.5. Kekurangan Makanan

Manusia sebagai mahkluk hidup membutuhan makanan. Dengan bertambahnya jumlah


populasi manusia atau penduduk, maka jumlah kebutuhan makanan yang diperlukan juga
semakin banyak. Bila hal ini tidak diimbangi dengan peningkatan produksi pangan, maka
dapat terjadi kekurangan makanan .Akan tetapi,biasanya laju pertambahan penduduk lebih
cepat daripada kenaikan produksi pangan makanan. Ketidakseimbangan antara
bertambahnya penduduk dengan bertambahnya produksi pangan sangat mempengaruhi
kualitas hidup manusia. Akibatnya, penduduk dapat kekurangan gizi atau pangan. Kekurangan
gizi menyebabkan daya tahan tubuh seseorang terhadap suatu penyakit rendah, sehingga
mudah terjangkit penyakit.

‘13 Rekayasa Lingkungan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


10 Ir. Zainal Arifin, MT http://www.mercubuana.ac.id
1.4.6. Pencemaran air

Disebabkan oleh limbah rumah tangga dan limbah industri. Air biasanya disebut
tercemar ketika terganggu oleh kontaminan antropogenik dan ketika tidak bisa mendukung
kehidupan manusia, seperti air minum, dan/atau mengalami pergeseran ditandai dalam
kemampuannya untuk mendukung komunitas penyusun biotik, seperti ikan. Fenomena alam
seperti gunung berapi, algae blooms, badai, dan gempa bumi juga menyebabkan perubahan
besar dalam kualitas air dan status ekologi air.

Danau, sungai, lautan dan air tanah adalah bagian penting dalam siklus kehidupan
manusia dan merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Selain mengalirkan air juga
mengalirkan sedimen dan polutan. Berbagai macam fungsinya sangat membantu kehidupan
manusia. Pemanfaatan terbesar danau, sungai, lautan dan air tanah adalah untuk irigasi
pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah,
bahkan sebenarnya berpotensi sebagai objek wisata. Di negara-negara berkembang, seperti
Indonesia, pencemaran air merupakan penyebab utama gangguan kesehatan
manusia/penyakit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di seluruh dunia, lebih dari 14.000
orang meninggal dunia setiap hari akibat penyakit yang ditimbulkan oleh pencemaran air.

1.4.7. Pencemaran lingkungan

Aktivitas manusia untuk memenuhi


kebutuhan hidupnya sering menimbulkan
dampak buruk pada lingkungan. Misalnya
untuk memenuhi kebutuhan bahan
bangunan dan kertas, maka kayu di hutan
ditebang. Untuk memenuhi kebutuhan
lahan pertanian, maka hutan dibuka dan
rawa/lahan gambut dikeringkan.

Untuk memenuhi kebutuhan


sandang, didirikan pabrik tekstil. Untuk
mempercepat transportasi, diciptakan
berbagai jenis kendaraan bermotor.
Apabila tidak dilakukan dengan benar, aktivitas seperti contoh tersebut lambat laun dapat
menimbulkan pencemaran lingkungan dan kerusakan ekosistem. Misalnya penebangan hutan
yang tidak terkendali dapat mengakibatkan berbagai bencana seperti banjir dan tanah longsor,
serta dapat melenyapkan kekayaan keanekaragaman hayati di hutan tersebut. Apabila daya
dukung lingkungan terbatas, maka pemenuhan kebutuhan penduduk selanjutnya menjadi tidak
terjamin.

‘13 Rekayasa Lingkungan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


11 Ir. Zainal Arifin, MT http://www.mercubuana.ac.id
Di daerah yang padat, karena terbatasnya tempat penampungan sampah, seringkali
sampah dibuang di tempat yang tidak semestinya, misalnya di sungai. Akibatnya timbul
pencemaran air dan tanah. kebutuhan transportasi juga bertambah sehingga jumlah kendaraan
bermotor meningkat. Hal ini akan menimbulkan pencemaran udara dan suara. Jadi kepadatan
penduduk yang tinggi dapat mengakibatkan timbulnya berbagai pencemaran lingkungan dan
kerusakan ekosistem.

Pertambahan penduduk yang tidak dikendalikan akan menimbulkan permasalahan-


permasalahan seperti berikut ini:

a. Kurangnya kesempatan kerja, akan menimbulkan pengangguran dan peningkatan


kejahatan.

b. Kerusakan huran akibat penebangan hutan secara serampangan, akan


menimbulkan bahaya erosi, tanah longsor dan bahaya banjir.

c. Adanya pemusatan penduduk akibat urbanisasi, akan menyebabkan ketertiban dan


keberhasilan lingkungan yang tak terkontrol.

d. Meningkatnya penduduk usia sekolah, akan menyebabkan masalah-masalah yang


berhubungan dengan kesempatan mengenyam pindidikan dan biaya pendidikan.

e. Ketersediaan tempat tinggal yang kurang, akan mengakibatkan banyaknya


perumahan-perumahan liar yang sangat menganggu keindahan dan ketertiban di
kota.

f. Ketersediaan air bersih yang kurang, akan mengakibatkan terganggunya kesehatan.

g. Melihat permasalahan-permesalahan kependudukan di atas, maka pemerintah telah


melakukan upaya-upaya untuk mengatasinya antara lain:

h. Pembatasan kelahiran bayi dengan program keluarga berencana

i. Pelaksanaan program tansmigrasi sebagai upaya untuk mengatasi pemusatan


penduduk/kepadatan penduduk dan persebaran penduduk yang tidak merata.

j. Pembangunan gedung-gedung sekolah baru beserta fasilitasnya, penyelenggaraan


sekolah terbuka, kejar paket sebagai upaya mengatasi kurangnya kesempatan
mengenyam pendidikan, dan penyelenggaran beasiswa bagi siswa tak mampu dan
berprestasi.

k. Pembangunan perumahan-perumahan murah baik rumah sederhana, maupun


rumah sangat sederhana, untuk mengatasi ketersediaan perumahaan yang kurang.

l. Penyelenggaraan hutan lindung, reboisasi, penghijauan serta melarang pertanian


sistem ladang berpindah untuk mengatasi kerusakan hutan.

m. Pembangunan industri-industri baru, pusat-pusat perdagangan dan pariwisata


sebagai upaya mengatasi kurangnya kesempatan kerja.

‘13 Rekayasa Lingkungan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


12 Ir. Zainal Arifin, MT http://www.mercubuana.ac.id
1.5. Isu Lingkungan
1.5.1. Isu Lingkungan Lokal

Saat ini masalah lingkungan cukup sering diperbincangkansehingga jagad raya hanya
tinggal menunggu masa kehancurannya saja.

Penyebab dan Dampak Lingkungan Lokal

a. Kekeringan : kekeringan adalah kekurangan air yang terjadi akibat sumber air tidak
dapat menyediakan kebutuhan air bagi manusia dan makhluk hidup yang lainnya.

Dampak: menyebabkan ganggungan kesehatan, keterancaman pangan.

b. Banjir : merupakan fenomena alam ketika sungai tidak dapat menampung limpahan air
hujan karena proses influasi mengalami penurunan. Itu semua dapat terjadi karena
hijauan penahan air larian berkurang.

Dampak: ganggungan kesehatan, penyakit kulit, aktivitas manusia terhambat,


penurunan produktifitas pangan, dll.

c. Longsor : adalah terkikisnya daratan oleh air larian karena penahan air berkurang.

Dampaknya : terjadi kerusakan tempat tinggal, ladang, sawah, mengganggu


perekonomian dan kegiatan transportasi

d. Erosi pantai : alah terkikisnya lahan daratan pantai akibat gelombang air laut.

Dampak : menyebabkan kerusakan tempat tinggal dan hilangnya potensi ekonomi


seperti kegiatan pariwisata.

e. Instrusi Air Laut : air laut (asin) mengisi ruang bawah tanah telah banyak digunakan
oleh manusia dan tidak adanya tahanan instrusi air laut seperti kawasan mangrove.

Dampaknya: terjadinya kekurangan stok air tawar, dan mengganggu kesehatan.

1.5.2. Isu Lingkungan Nasional

a. Kebaran Hutan : Proses kebakaran hutan dapat terjadi dengan alami atau ulah manusia
. kebakaran oleh manusia biasanya karena bermaksut pembukaan lahan untuk
perkembunan,.

Dampaknya: memeberi kontribusi CO2 di udara, hilangnya keaneragaman hayati, asap


yang dihasilkan dapat mengganggu kesehatan dan asapnya bisa berdampak kenegra
lain. Tidak hanya pada local namun ke negra tetanggapun juga terkena.

b. Pencemaran minyak lepas pantai : hasil ekploitasi minyak bumi di angkut oleh kapal
tanker ke tempat pengolahan minyak bumi. Pencemaran minyak lepas pantai di
akibatkan oleh system penampungan yang bocor atau kapal tenggelam yang
menyebankan lepasnya minyak ke perairan.

‘13 Rekayasa Lingkungan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


13 Ir. Zainal Arifin, MT http://www.mercubuana.ac.id
Dampak : mengakibatkan limbah tersebut dapat tersebar tergantung gelombang air laut.
Dapat berdampak kebeberapa negara, akibatnya tertutupnya lapisan permukaan laut
yang menyebabkan penetrasi matahari berkurng menyebabkan fotosintesis terganggu,
pengikatan oksigen, dan dapat menyebabkan kematian organisme laut.

1.5.3. Isu Lingkungan Global

Sebelumnya orang menduga masalah lingkungan global lebih banyak dipengaruhi faktor
alam, seperti iklim, yang mencakup temperatur, curah hujan, kelembaban, tekanan udara
dll.Belakangan orang mulai menyadari bahwa aktifitas manusia pun mempengaruhi iklim dan
lingkungan secara signifikan.Ambilah contoh penebangan hutan, mempengaruhi perubahan
suhu dan curah hujan secara lokal.Ketika area hutan yang hilang semakin luas, maka akibat
yang ditimbulkan bukan lagi lokal tapi sudah berskala regional.

a. Menjadi masalah global yang mempengaruhi lingkungan juga misalnya pertumbuhan


penduduk dunia yang amat pesat.Pertumbuhan penduduk memiliki arti pertumbuhan
kawasan urban dan juga kebutuhan tambahan produksi pangan.Belum lagi ada
peningkatan kebutuhan energi.Pada masing-masing kebutuhan ini ada implikasi
pada lingkungan. Pemenuhan kebutuhan ini akan meminta konversi lahan hutan.

b. Semakin lama daerah-daerah resapan air makin berkurang, akibatnya terjadi krisis
air tanah. Di sisi lain di beberapa kawasan berkemiringan cukup tajam menjadi
rawan longsor, karena pepohonan yang tadinya menyangga sistem kekuatan tanah
semakin berkurang. Kemudian karena resapan air ke tanah berkurang, terjadilah
over-flow pada air permukaan.Ketika kondisi ini beresonansi dengan sistem drainase
yang buruk di perkotaan terjadilah banjir. Banjir akan membawa berbagai
penderitaan. Masalah langsungnya misalnya korban jiwa dan harta. Masalah tidak
langsungnya misalnya mewabahnya berbagai penyakit, seperti malaria, demam
berdarah, muntaber dll.

c. Sekarang kita beralih ke masalah eksploitasi energi. Saat ini Indonesia misalnya
masih sangat bergantung pada sumber energi minyak bumi.Ini yang menjelaskan
betapa hebohnya pemerintah dan masyarakat akibat masalah minyak.Pemerintah
bingung menutupi anggaran belanja negara, karena besarnya pengeluaran untuk
impor minyak.Masyarakat bingung sebab kenaikan harga minyak memililiki efek
berantai pada kenaikan harga barang-barang di lapangan.

d. Yang ingin saya tekankan di sini adalah bahwa penggunaan minyak dari sisi
lingkungan, dan lebih spesifiknya sisi komposisi udara di atmosfir, berarti
peningkatan gas carbon dioxida (CO2). Gas ini, bersama lima jenis gas lain,
diketahui menjadi penyebab terjadinya efek pemanasan global (global warming).
Diperkirakan diantara tahun 1990-2100 akan terjadi kenaikan rata-rata suhu global
sekitar 1,4 sampai 5,8 derajat celsius. Akibatnya akan terjadi kenaikan rata-rata
permukaan air laut, disebabkan mencairnya gunung-gunung es di kutub. Banyak
kawasan di dunia akan terendam air laut. Akan terjadi perubahan iklim global. Hujan

‘13 Rekayasa Lingkungan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


14 Ir. Zainal Arifin, MT http://www.mercubuana.ac.id
dan banjir akan meningkat. Wabah beberapa penyakit akan meningkat pula.
Produksi tumbuhan pangan pun terganggu. Pendek kata akan terjadi pengaruh
besar bagi kelangsungan hidup manusia.

e. Para peneliti dan ilmuwan yang bergerak di bidang lingkungan sudah sangat ngeri
membayangkan bencana besar yang akan melanda umat manusia. Yang jadi
masalah, kesadaran akan permasalahan lingkungan ini belum merata di tengah
umat manusia. Ini akan lebih jelas lagi kalau melihat tingkat kesadaran masyakat di
negara berkembang. Jangankan masyarakat umum, di kalangan pemimpin pun
kesadaran masalah lingkungan ini masih belum merata.

f. Di tengah kondisi di atas, dimulailah prakarsa-prakarsa pro-lingkungan pada tingkat


global. Kyoto Protokol adalah konvensi yang masih cukup hangat dan masih akan
diberlakukan secara efektif mulai tahun 2007. Isi utama Protokol ini adalah upaya
pengurangan emisi enam gas yang mengakibatkan kenaikan suhu global. Pada
tahun 2008-2012 akan diadakan pengukuran sistematis balance pengeluaran dan
penyerapan gas-gas ini pada semua negara yang telah menandatangani Protokol
ini.

1.5.4. Contoh, Penyebab dan Dampak Lingkungan Global

a. Pemanasan Global : Pemanasan Global / Global Warming pada dasarnya


merupakan fenomena peningkatan temperature global dari tahun ke tahun karena
terjadinya efek rumah kaca. Yang disebabkan oleh meningkatnya emesi gas
karbondioksida, metana, dinitrooksida, dan CFC sehingga energy matahari
tertangkap dalam atmosfer bumi.

Dampak bagi lingkungan biogeofisik : pelelehan es di kutub, kenaikan mutu air


laut, perluasan gurun pasir, peningkatan hujan dan banjir, perubahan iklim,
punahnya flora dan fauna, migrasi fauna dan hama penyakit.

Dampak bagi aktiitas social ekonomi masyarakat: gangguan pada pesisir dan
kota pantai, gangguang terhadap prasarana fungsi jalan, pelabuhan dan bandara.
Gangguan terhadap pemukiman penduduk, ganggungan produktifitas
pertanian.Peningkatan resiko kanker dan wabah penyakit.

b. Penipisan Lapisan Ozon : dalam lapisan statosfer pengaruh radiasi ultraviolet,


CFC terurai dan membebaskan atom klor. Klor akan mempercepat penguraia ozon
menjadi gas oksigen. Di samping itu efek rumah kaca, dan beberapa atom lain yang
mengandung brom seperti metal bromide dan halon juga ikut memeperbesar
penguraian ozon.

Dampak bagi makhluk hidup: lebih banyak kasus kanker kulit melanoma yang
bisa menyebabkan kematian, meningkatkan kasus katarak pada mata dan kanker
mata, menghambat daya kebal pada manusia(imun), penurunan produksi tranaman
jagung, dll, kenaikan suhu udara dan kematian pada hewan liar.

‘13 Rekayasa Lingkungan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


15 Ir. Zainal Arifin, MT http://www.mercubuana.ac.id
c. Hujan Asam : Proses revolusi industry mengakibatkan timbulnya zat pencemaran
udara. Pencemaran udara tersebut bisa bereaksi air hujan dan turun menjadi
senyawa asam.

Dampaknya : proses korosi menjadi lebih cepat, iritasi pada kulit, system
pernafasan, menyebabkan pengasaman pada tanah.

d. Pertumbuhan populasi : pertambahan penduduk duia yang mengikuti pertumbuhan


secara ekponsial merupakan permasalahan lingkungan . Dampaknya: terjadinya
pertumbuhan penduduk akan menyebabkan meningkatnya kebutuhan sumber daya
alam dan ruang.

e. Desertifikasi : merupakan penggurunan, menurunkan kempampuan daratan. Pda


proses desertifikasi terjadi proses pengurangan produktifitas yang secara bertahap
dan penipisan lahan bagian atas karena aktivitas manusia dan iklim yang bervariasi
seperti kekeringan dan banjir.

Dampak : awalnya berdampak local namun sekarang isu lingkungan sudah


berdampak global dan menyebabkan semakin meningkatnya lahan kritis di muka
bumi sehingga penangkap CO2 menjadi semakin berkurang.

f. Penurunan keaneragaman hayati : adalah keaneragama jenis spesies makhluk


hidup. Tidak hanya mewakili jumlah atau sepsis di suatu wilayah, maliputi keunikan
spesies, gen serta ekosistem yang merupakan sumber daya alam yang dapat
diperbaharui.

Dampaknya: karena keaneragaman hayati ini memeliki potensi yang besar bagi
manusia baik dalam kesehatan, pangan maupun ekonomi

g. Pencemaran limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun): bahan yang di


indentifikasi memiliki bahan kimia satu atau lebih dari karasteristik mudah meledak,
mudah terbakar, bersifai reaktif, beracun, penyabab infeksi, bersifat korosif.

Dampak : dulunya hanya bersifat local namaun sekarang antar negara pun
melakukan proses pertukaran dan limbanya di buang di laut lepas. Dan jika itu
semua terjadi maka limbah bahan berbahaya dan racu dapat bersifat akut sampai
kematian makhluk hidup.

1.5.5. Jenis- jenis Masalah Lingkungan hidup di dunia :

Pencemaran adalah masuk atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan/ atau
komponen lain ke dalam air atau udara. Pencemaran juga bisa berarti berubahnya tatanan
(komposisi) air atau udara oleh kegiatan manusia dan proses alam, sehingga kualitas air/ udara
menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya.

‘13 Rekayasa Lingkungan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


16 Ir. Zainal Arifin, MT http://www.mercubuana.ac.id
a. Pencemaran air : adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan
air seperti danau sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia.
Pencemaran air merupakan masalah global utama yang membutuhkan evaluasi dan
revisi kebijakan sumber daya air pada semua tingkat (dari tingkat internasional
hingga sumber air pribadi dan sumur). Telah dikatakan bahwa pousi air adalah
penyebab terkemuka di dunia untuk kematian dan penyakit,

Akibatnya :

1) Dapat menyebabkan banjir

2) Erosi

3) Kekurangan sumber air

4) Dapat membuat sumber penyakit

5) Tanah Longsor

6) Dapat merusak Ekosistem sungai

7) Kerugian untuk Nelayan

b. Pencemaran udara : adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau
biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia,
hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak
properti.

Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan


manusia.Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi atau
polusi cahaya dianggap sebagai polusi udara.Sifat alami udara mengakibatkan
dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional, maupun
global.

c. Hujan asam

pH biasa air hujan adalah 5,6 karena adanya CO2 di atmosfer. Pencemar udara
seperti SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan
pH air hujan. Dampak dari hujan asam ini antara lain:

1) Mempengaruhi kualitas air permukaan

2) Merusak tanaman

3) Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga


memengaruhi kualitas air tanah dan air permukaan

4) Bersifat korosif sehingga merusak material dan bangunan

d. Efek rumah kaca

Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana, ozon, dan N2O
di lapisan troposfer yang menyerap radiasi panas matahari yang dipantulkan oleh

‘13 Rekayasa Lingkungan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


17 Ir. Zainal Arifin, MT http://www.mercubuana.ac.id
permukaan bumi.Akibatnya panas terperangkap dalam lapisan troposfer dan
menimbulkan fenomena pemanasan global.

Dampak dari pemanasan global adalah:

1) Peningkatan suhu rata-rata bumi

2) Pencairan es di kutub

3) Perubahan iklim regional dan global

4) Perubahan siklus hidup flora dan fauna

e. Kerusakan lapisan ozon

Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35 km) merupakan pelindung
alami bumi yang berfungsi memfilter radiasi ultraviolet B dari matahari.Pembentukan
dan penguraian molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara alami di stratosfer.Emisi
CFC yang mencapai stratosfer dan bersifat sangat stabil menyebabkan laju
penguraian molekul-molekul ozon lebih cepat dari pembentukannya, sehingga
terbentuk lubang-lubang pada lapisan ozon.

f. Pencemaran Tanah : adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia masuk
dan mengubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena:
kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial;
penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan
sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau
limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang
langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).

Dampaknya :

Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem.Perubahan


kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia
beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun.Perubahan ini dapat
menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan
antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut.Akibatnya bahkan dapat
memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan.

Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada


akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian.Hal ini dapat menyebabkan
dampak lanjutan pada konservasi tanaman dimana tanaman tidak mampu menahan
lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki waktu paruh yang
panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan
pencemar tanah utama.

Penanganannya :

Remediasi

‘13 Rekayasa Lingkungan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


18 Ir. Zainal Arifin, MT http://www.mercubuana.ac.id
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang
tercemar.Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau
off-site).Pembersihan on-siteadalah pembersihan di lokasi.Pembersihan ini lebih
murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan
bioremediasi.

Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian


dibawa ke daerah yang aman.Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut
dibersihkan dari zat pencemar.Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki
yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki
tersebut.Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian
diolah dengan instalasi pengolah air limbah.Pembersihan off-site ini jauh lebih
mahal dan rumit.

Bioremediasi

Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan


mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau
mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak
beracun (karbon dioksida dan air). Menurut Dr. Anton Muhibuddin, salah satu
mikroorganisme yang berfungsi sebagai bioremediasi adalah jamur vesikular
arbuskular mikoriza (vam). Jamur vam dapat berperan langsung maupun tidak
langsung dalam remediasi tanah. Berperan langsung, karena kemampuannya
menyerap unsur logam dari dalam tanah dan berperan tidak langsung karena
menstimulir pertumbuhan mikroorganisme bioremediasi lain seperti bakteri tertentu,
jamur dan sebagainya.

1.5.6. Jenis-jenis Masalah lingkungan hidup di Indonesia :

a. Masalah Lingkungan hidup di Indonesia saat ini:

1) penebangan hutan secara liar/pembalakan hutan;

2) polusi air dari limbah industri dan pertambangan;

3) polusi udara di daerah perkotaan (Jakarta merupakan kota dengan udara paling
kotor ke 3 di dunia);

4) asap dan kabut dari kebakaran hutan; kebakaran hutan permanen/tidak dapat
dipadamkan;

5) penghancuran terumbu karang;

6) pembuangan sampah B3/radioaktif dari negara maju;

7) pembuangan sampah tanpa pemisahan/pengolahan; semburan lumpur liar di


Sidoarjo, Jawa Timur;

8) hujan asam yang merupakan akibat dari polusi udara.

‘13 Rekayasa Lingkungan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


19 Ir. Zainal Arifin, MT http://www.mercubuana.ac.id
b. Pencegahan dan penanggulangan masalah lingkungan:

Melestarikan lingkungan hidup merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditunda lagi
dan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau pemimpin negara saja,
melainkan tanggung jawab setiap insan di bumi, dari balita sampai manula.Setiap
orang harus melakukan usaha untuk menyelamatkan lingkungan hidup di sekitar
kita sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Sekecil apa pun usaha yang kita
lakukan sangat besar manfaatnya bagi terwujudnya bumi yang layak huni bagi
generasi anak cucu kita kelak. Pembangunan berwawasan lingkungan adalah
usaha meningkatkan kualitas manusia secara bertahap dengan memerhatikan
faktor lingkungan.

1.6. Upaya-Upaya Mengatasi Masalah Lingkungan Hidup


Usaha Mengatasi berbagai Masalah Lingkungan Hidup Pada umumnya permasalahan
yang terjadi dapat diatasi dengan cara-cara sebagai berikut:

a. Menerapkan penggunaan teknologi yang ramah lingkungan pada pengelolaan


sumber daya alam baik yang dapat maupun yang tidak dapat diperbaharui dengan
memperhatikan daya dukung dan daya tampungnya.

b. Untuk menghindari terjadinya pencemaran lingkungan dan kerusakan sumber daya


alam maka diperlukan penegakan hokum secara adil dan konsisten.

c. Memberikan kewenangan dan tanggung jawab secara bertahap terhadap


pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup.

d. Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup secara bertahap dapat
dilakukan dengan cara membudayakan masyarakat dan kekuatan ekonomi.

e. Pengelolaan Daur Ulang Sumber Daya alam Tingkat pencemaran dan kerusakan
lingkungan dapat dikurangi dengan cara melakukan pengembangan usaha seperti
mendaur ulang bahan-bahan yang sebagian besar orang menganggap sampah

f. Sampah sebenarnya dapat dijadikan barang lain yang bisa bermanfaat dan tentunya
dengan pengolahan yang baik. Pengelolaan limbah sangat efisien dalam upaya
untuk mengatasi masalah lingkungan. Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam
pengelolaan limbah dengan menggunakan konsep daur ulang adalah sebagai
berikut:

g. Melakukan pengelompokan dan pemisahan limbah terlebih dahulu.

h. Pengelolaan limbah menjadi barang yang bermanfaat serta memilki nilai ekonomis.

i. Dalam pengolahan limbah juga harus mengembangkan penggunaan teknologi.

‘13 Rekayasa Lingkungan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


20 Ir. Zainal Arifin, MT http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
1. Abdullah Taufic, PEMUDA DAN PERUBAHAN SOSIAL, Jakarta, LP3ES, 1974
2. Anton Muhibuddin, Ika Rochdjatun Sastrahidayat, Syamsuddin Djauhari And Siti Aminatuz
Zuhria. Fungi Diversity Of Plants Cell And It's Potential For Biological Control. SABH 2012,
Kyoto Japan.
3. Donald J. Bogue, Principles Of Demography Hardcover – April, 1969
4. Ehrlich, Paul, R, Et Al, Human Ecology W.H. Freeman And Co San Fransisco
5. Http://Orangindonesia-Asli.Blogspot.Com/2010/11/Bab-Ii_19.Html
6. Http://Saranghanda-Yeongwonhi.Blogspot.Co.Id/2012/10/Makalah-Penduduk-Masyarakat-
Dan.Htm
7. Https://Yanuaresny.Wordpress.Com/Kelas-Ix-2/Perkembangan-Penduduk/Isi
Materi/Permasalahan-Permasalahan-Dan-Upaya-Yang-Dilakukan-Dalam-Pertambahan-
Penduduk/
8. Http://Rosellytarigan.Blogspot.Co.Id/2014/09/V-Behaviorurldefaultvmlo.Html
9. Paul R. Ehrlich 66 1968b. Population, Food, And Environment: Is The Battle Lost?
Oklahoma Geology Notes, 73 28:24-25. February. (Summaries Of Symposium Papers,
Austin TX. November L6- 17, 1967).

‘13 Rekayasa Lingkungan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


21 Ir. Zainal Arifin, MT http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai