Tugas Gadar
Tugas Gadar
PENDAHULUAN
1.3.TUJUAN
1. Untuk mengetahui penjelasan yang jelas mengenai tindakan resusitasi
2. Untuk mengetahui tujuan dilakukan tindakan resusitasi
3. Untuk mengetahui indikasi dalam tindakan resusitasi
4. Untuk mengetahui prinsip – prinsip dari tindakan resusitasi
5. Untuk mengetahui patofisiologi tentang tindakan resusitasi
6. Untuk mengetahui apa saja factor risiko dari tindakan resusitasi
7. Untuk mengetahui prosedur dan penatalaksanaan tindakan resusitasi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. DEFINISI
Pada saat henti jantung secara langsun akan terjadi henti sirkulasi. Henti
sirkulasi ini akan dengan cepat menyebabkan otak dan organ vital kekurangan
oksigen. Pernapasan yang terganggu ( tersengal – sengal ) merupakan tanda
awal akan terjadinya henti jantung.
Bantuan hidup dasar merupakan bagian dari pengelolaan gawat darurat
medik yang bertujuan :
a. Mencegah berhentinya sirkulasi atau berhebtinya respirasi.
b. Memberikan bantuan eksternal terhadap sirkulasi dan ventilasi dari korban
yang mengalami henti jantung atau henti napas melalui RJP.
Resusitasi Jantung Paru terdiri dari 2 tahap, yaitu :
1. Survei primer ( Primary Surgery ),yang dapat dilakukan oleh setiap orang
2. Survey Sekunder ( Secondary Survey ), yang hanya dapat dilakukan olh
tenaga medis dan paramedic terlatih dan merupakan lanjutan dari survey
primer.
2.5. Patofisiologi
Ada beberapa penyebab henti napas dan juga penyebab henti jantung.
Beberapa hal yang bisa menyebabkan henti jantung dan henti napas diantaranya
yaitu :
1. Tanyakan Kondisi
2. memanggil pertolongan
Metode dua penolong, dimulai dengan dua kali tiupan oleh penolong pertama,
sementara penolong keduasegera memulai kompresi dada ( 80 – 100x/menit )jika
denyut karotis tidak teraba, pada saat akhir dari kompresi kelima, penolong pertama
memberikan tiupan. Setiap tiupan - 1,2 detik. Kompresi dada luar segera dimulai lagi
pada saat akhir dari tiupan. Tidak perlu menunggu sampai terjadi ekspirasi, jika klien
diintubasi , ventilasi ( 12 – 16x/ menit) dan kompresi dada ( 80 – 100x/menit ),
dilaksanakan tanpa tergantung masing – masing penolong. Tetapi untuk menjamin
vetilasi alveolar secra adekuat, beberapa tiupan harus dilakukan diantara kompresi
dada.
Evaluasi Keberhasilan
Keberhasilan RJP dapat dievaluasi dengan cara yang sama seperti ketika
mendiagnosis kardiosirkulasi.perubahan yang paling penting yang dapat dikaji perawat
adalah sebagai berikut :
a. Pengecilan pupil
b. Perbaikan sirkulasi kulit dan selaput lender
c. Pulsasi karotis terjadi pada setiap kompresi dada yang efektif. Tetapi pulsasi
yang kuat tidak dapat disimpulkan sebagai kompresi dada yng berhasil tanpa
memperhatikan curah jantung / perfusi serebral/ perfusi miokardial.
Bila denyut karotis tidak teraba da tanda – tanda perfusi adekuat tidak ada, maka titik
kompresi pada dada harus diperiksa, apakah berada pada titik yang benar atau tidak,
dan kemudian kekuatan penekanan dinaikkan. Percobaan pada binatang menunjukkan
bahwa kompresi yang lebih kecil dari niali ambang. Tidak dapat menyebabkan
timbulnya aliran curah jantung. Demikian pula, jika tekanan terlalu kuat dari
seharusnya, tidak menyebabkan curah jantung yang lebih baik . jika cara – cara tersebut
gagal, dapat dicoba dengan menaikkan tungkai bawah kurang lebih 30 derajat dan
menekan betis sehingga memperbaiki aliran balik vena. Tindakan RJP mekanik harus
diteruskan sampai denyut spontan teraba. Kompresi jantung luar dikontraindikasi bila
denyut karotis teraba.
C. OBAT – OBATAN EMERGENCY UNTUK RESUSITASI JANTUNG PARU
1. DOPAMIN
Indikasi
Syok kardiogenik pada infark miokard atau bedah jantung.
Kontra indikasi
Hipersensitif terhadap sulfat ( sediaan yang mengandung natrium bisulfit ),
takiaritmia, phaeochromocytoma, fibrilasi ventricular, glaucoma sudut sempit.
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
a. Infus I.V : ( Pemberianya memerlukan pompa infus ):
b. Bayi : 1 – 20 mcg/kg/menit, infus kontinyu, titrasi sampai respon yang
diharapkan.
c. Anak – Anak : 1 – 20 mcg/kg/menit, maksimum 50 mcg/kg/menit, titrasi
sampai respon yang diharapkan
d. Dewasa : 1 – 5 mcg/kg/menit sampai 20 mcg/kg/menit, titrasi sampai
respon yang diharapkan.infus boleh ditingkatkan 4 mcg/kg/menit pada
interval 10 – 30 menit sampai respon optimal tercapai.
e. Jika dosis > 20 – 30 mcg/kg/menit diperlukan,dapat menggunakan presor
kerja langsung ( seperti epinefrin dan norepinephrine ).
Jika dosis berlebihan dapat menimbulkan efek adrenergic yang berlebihan.
Selama infus dopamine dapat terjadi mual, muntah, takikardia, aritmia,
nyeri dada, nyeri kepala, hipertensi, dan tekanan diastolic. Dosis dopamine
juga harus disesuaikan pada pasien yang mendapat antidepresi trisiklik.
Efek samping yang harus diperhatikan
Sering : denyut ektopik, takikardia, sakit karena angina, palpitasi, hipotensia,
vasokonstriksi, sakit kepala, mual, muntah, dispnea.
Jarang : bradikardia, aritmia ventricular ( dosis tinggi ), gangrene, hipertensi,
ansietas, piloereksi, peningkatan serum glukosa, nekrosis jaringan ( karena
ekstravasasi dopamine), peningkatan tekanan intraocular, dilatasi pupil,
azotemia, polyuria.
Peran perawat
Monitoring penggunaan obat : tekanan darah, ECG, heart rate, CVP, RAP,
MAP, output urine, jika dipasang kateter artery pulmonary monitor CI, PCWP,
SVR dan PVR
2. DOBUTAMIN
Indikasi
Penatalaksanaan jangka pendek gagal jantung akibat depresi kontraktilitas
karena penyakit jantung organic atau prosedur pembedahan
Kontra indikasi
Kontraindikasi pada obat dobutamin adalah hypersensitive terhadap bisulfit (
mengandung bisulfit ) stenoris subaortik hipertrofi idiopatik.
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
Infus intravena 2,5 sampai 10 mcg/kg/menit, disesuaikan dengan responya
Efek Samping
Sakit kepala, sesak nafas, takikardia, hipertensi kontraksi vertikel, premature,
angina pectoris, mual muntah, nyeri dan non angina.
Peran perawat
Monitoring tekanan darah, ECG, heart rate, CVP, RAP, MAP, output urine; jika
kateter arteri pulmonary dipasang, monitor CI, PCPW, and SVR; juga
monitoring serum kalium
3. Magnesium Sulfat ( MgSO4 )
Indikasi
Direkomendasikan untuk pengobatan torsades depointes pada vertikel
takikardi, keracunan digitalis dan preeklamsi.
Kontra indikasi
Hipermagnesimia ( Kelebihan magnesium). Hipokalemia ( kekurangan kalium
),anuria ( susah buang air kecil )
Dosis, Cara Pemberiann dan Lama Pemberian
Dosis untuk Torsades de pointest 1 – 2 gr dilarutkan dengan dektrose 5%
diberikan selama 5 – 60 menit. Drip 0,5 – 1 gr/jam iv elama 24 jam.
Efek samping
Mual, muntah, terasa haus, darah rendah ( hipotensi ) dan mengantuk