Anda di halaman 1dari 13

CRITICAL JOURNAL

REVIEW
MK. Telaah Kurikulum
Prodi S1 Peng.Bisnis - FE

Skor Nilai :

JURNAL INTERNATIONAL
“Teachers’ perceptions of the official curriculum: Problem solving
and rigor”

NAMA : Rahel Hutahaean

NIM : 7183343001

DOSEN PENGAMPU : Drs. THAMRIN, M.Si.

MATA KULIAH : Telaah Kurikulum

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BISNIS

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala kelimpahan berkat dan
kuasaNya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah Critical Jurnal Review
ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam
proses pembelajaran Telaah Kurikulum..

Harapan penulis semoga kiranya critical jurnal ini dapat bermanfaat bagi pembaca
untuk mengetahui isi jurnal beserta kelebihan dan kekurangan dari jurnal tersebut sebelum
mendownloadnya. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam critical jurnal ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan critical jurnal yang telah penulis buat di masa yang
akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Medan, April 2019

Penulis

i
CRITICAL JURNAL REVIEW I (INTERNATIONAL)

IDENTITAS JURNAL 1
Judul Teachers’ perceptions of the official curriculum: Problem
solving and rigor
Jurnal International Journal of Educational Research

Vol & Hal Vol. 93 (2019) hal. 91–100


Tahun 2018
Penulis J.D. Davis et al.
Riviewer Rahel Hutahaean

Tanggal April 2019


10.1016
DOI

Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Sistem pendidikan


A.S. mengandung komponen terpusat dan terdesentralisasi.
Komponen terpusat adalah CommonCore State Standards for
Mathematics1 (CCSSM) (Common Core State Standards
Initiative [CCSSI], 2010), yang telah diadopsi sebagai kerangka
kurikulum negara bagian di lebih dari 40 negara bagian pada
tulisan ini. CCSSM adalah apa yang Remillard dan Heck (2014)
sebut sebagai maksud dan tujuan kurikuler dalam kurikulum
resmi. Komponen desentralisasi A.S. melibatkan buku pelajaran
dan lainnya bahan ajar. Misalnya, masing-masing sekolah
mengadopsi buku pelajaran dengan harapan semua guru bekerja
di dalamnya entitas pendidikan akan menggunakan buku teks itu
sebagai sumber pengajaran utama mereka. Sebagaimana
Remillard dan Reinke (2018) catat, ini buku teks datang dalam
berbagai bentuk yang berbeda (cetak dan digital) dan
dikembangkan menggunakan filosofi yang berbeda tentang apa
artinya belajar dan mengajar matematika. Karena kenyataan
bahwa sekolah sebagai entitas resmi telah mengadopsi buku
teks, tempat Remillard dan Heck buku teks yang diadopsi
kabupaten dalam kurikulum resmi dan merujuknya serta
1
komponen lainnya (mis., panduan pacing) yang guru di sekolah
diharapkan untuk digunakan sebagai kurikulum yang ditunjuk.
Komponen-komponen berbeda dari kurikulum resmi adalah apa
kami menyebut kurikulum yang bersaing karena bersaing untuk
mendapatkan perhatian guru dan mengingat bahwa kurikulum
tersebut dibuat oleh penulis yang berbeda, mereka juga dapat
mempromosikan narasi yang berbeda. Selain kurikulum yang
bersaing, standar AS sebelumnya seperti Kurikulum dan Standar
Evaluasi untuk Matematika Sekolah (Dewan Nasional Guru
Matematika [NCTM], 1989) memiliki apa yang disebut Apple
(1992) sebagai "penumbra of vagueness" (p. 413). Sementara
CCSSM menggambarkan standar konten dari ukuran butir yang
berbeda, kami merasa bahwa Standar untuk Matematika Praktik
(SMP) memang memiliki suasana ketidakjelasan dan, akibatnya,
dapat ditafsirkan dalam berbagai cara. Meski ada delapan SMP
kami fokus pada persepsi guru tentang penyelesaian masalah
yang muncul dalam praktik pertama: "Masuk akal masalah dan
bertahan dalam menyelesaikannya ”(CCSSI, 2010, hlm. 6).
Kekakuan adalah kata lain yang cocok untuk interpretasi yang
berbeda. Memang, sementara kekakuan tidak disebutkan dalam
dokumen CCSSM, guru menghubungkan kata tersebut dengan
dokumen tersebut (Gojak 5 Februari 2013). Singkatnya,
tujuannya artikel ini adalah untuk memahami bagaimana guru
matematika sekolah menengah (MSMT) menafsirkan
penyelesaian masalah dan kekakuan dalam CCSSM dalam
lingkungan pendidikan yang didominasi oleh komponen
kurikulum yang ditunjuk: buku teks yang diadopsi kabupaten.

Subjek Penelitian melibatkan 89 sekolah menengah guru matematika (MSMT)

Metode Penelitian Kerangka kerja Kami menggunakan sejumlah kerangka kerja


yang berbeda dalam penelitian ini. Kami menempatkan
penelitian kami dalam model konseptual dari proses
pemberlakuan kurikulum Remillard dan Heck (2014). Kami

2
Hasil Penelitian Penelitian ini mengenai persepsi guru tentang SMP melalui
survei skala besar Kami melakukan sejumlah survei skala besar
yang melibatkan persepsi MSMT tentang CCSSM secara
umum, menyentuh secara khusus pada SMP (Davis et al., 2013;
Choppin et al., 2013; Davis et al., 2017a). Kami menemukan
bahwa MSMT melaporkan bahwa mempertimbangkan
kurikulum yang ditunjuk untuk merujuk ke buku teks yang telah
diadopsi oleh negara, distrik, atau sekolah dan tinggal di dalam
kurikulum resmi. Dokumen CCSSM juga berada di dalam
pejabat kurikulum dan mewakili maksud dan tujuan kurikuler.
Dalam model konseptualnya, tujuan dan sasaran kurikuler
memengaruhi kurikulum yang ditunjuk.mereka terbiasa SMP,
merasa bahwa CCSSM menekankan komunikasi dan eksplorasi
siswa, dan merasa bahwa SMP lebih keras dari standar negara
sebelumnya (Davis et al. 2013; Choppin et al., 2013; Davis et
al., 2017a), yang mengharuskan siswa untuk berjuang lebih
dalam memecahkan masalah bila dibandingkan dengan
kerangka kerja negara sebelumnya (Davis et al., 2017a).
Mayoritas MSMT menyatakan bahwa mereka fokus SMP
adalah inovasi terbesar dari CCSSM, berpartisipasi dalam SMP
sangat penting bagi siswa untuk belajar matematika, dan
partisipasi yang berhasil di SMP mengharuskan siswa terlebih
dahulu mempelajari konten matematika (Choppin et al.).
Mayoritas MSMT (N =366) yang kami survei juga percaya
bahwa tidak perlu fokus pada satu SMP pada satu waktu
(Choppin et al.). Opfer et al., 2016 menyelidiki persepsi sampel
yang representatif secara nasional (N = 2577) dari guru sekolah
umum K-12 di AS tentang standar CCSSM dan Common Core
Bahasa Inggris Seni dan Literasi (CCELA). Kurang dari
setengahnya yang disurvei guru menyatakan bahwa buku teks
yang diadopsi di kabupaten mereka memberikan siswa
kesempatan untuk terlibat dengan SMP secara luas. Terlepas
dari ketidakjelasan seputar SMP, sejumlah peneliti (Davis et al.,
2017b; Cirillo et al., 2016; Opfer et al., 2016) telah setuju bahwa
3
Model dengan matematika (SMP 4) melibatkan dimulai dengan
konteks dunia nyata, menggunakan matematika untuk
menyelesaikannya atau lebih banyak masalah ditetapkan dalam
konteks itu, dan menerjemahkan solusi kembali ke konteksnya.
Opfer dan kolega menemukan bahwa sekunder guru tingkat
(kelas 9-12) memandang SMP 4 dengan cara ini. Opfer dan
kolega menemukan bahwa guru tingkat dasar, sebaliknya lebih
cenderung mempertimbangkan penggunaan model oleh siswa
yang mewakili gagasan matematika (mis., base-10 cubes)
sebagai bukti praktik ini. Kami juga menemukan bukti
interpretasi yang salah tentang SMP 4 ini sebagai total 16 dari
24 (67%) guru di latar belakang kami wawancara dengan
MSMT memberi kami deskripsi yang serupa dari praktik ini
(Davis et al.). choenfeld (1988) menunjukkan bahwa pemecahan
masalah dalam buku teks di AS selama tahun 1980 biasanya
terjadi dalam dua formulir. Pertama, pemecahan masalah
kadang-kadang muncul sepanjang latihan pekerjaan rumah dan
sering digambarkan sebagai hadiah atau rekreasi untuk siswa.
Kedua, pemecahan masalah muncul sebagai bagian terpisah di
buku teks. Kami menemukan bukti yang terakhir di pemeriksaan
kami terhadap kumpulan teks DM yang digunakan guru dalam
penelitian kami. Kami juga menemukan bahwa buku teks TD,
College Matematika Persiapan (Kysh et al., 2013) berisi bagian
yang ditujukan untuk pemecahan masalah. Selain itu, bagian
yang muncul di dalamnya Teks DM biasanya mengandung
setidaknya salah satu teknik pemecahan masalah Polya
sementara bagian dalam teks TD berisi heuristik seperti tebak
dan periksa. Kami juga menemukan bukti dari teknik
pemecahan masalah ini di berbagai tempat di SMP 1. Misalnya,
the CCSSM menyatakan bahwa, “Siswa yang mahir secara
matematis mulai dengan menjelaskan kepada diri mereka sendiri
arti dari masalah dan mencari titik masuk ke solusinya ”(CCSSI,
hlm. 6).

4
CRITICAL JURNAL REVIEW II
IDENTITAS JURNAL 2
Judul PERSEPSI GURU IPA TERHADAP KURIKULUM 2013
DAN IMPLEMENTASINYA DI SMP se-KOTA PALU
Jurnal Jurnal Sains dan Teknologi Tadulako
Vol & Hal Volume 4 Nomor 1, hlm 29-38
Tahun 2015
Penulis Syech Zainal1 , H. Andi Tanra Tellu dan Mohamad Jamhari2

Riviewer Rahel Hutahaean

Tanggal April 2019


ISSN 2089-8630

Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan persepsi guru IPA
kurikulum 2013 dan implementasi di SMP di kota Palu. Kurikulum
tingkat satuan pendidikan (KTSP) menekankan kewenangan dalam
penyusunannya yang mengacu desentralisasi sistem pendidikan.
Kurikulum 2013 diharapkan mampu melahirkan peserta didik yang
memiliki kompetensi yang utuh sehingga peserta didik dapat berdayaguna
dan berdayasaing pada tingkat lokal, nasional maupun global. Selanjutnya
pendapat Mulyasa (2013) menyatakan bahwa Kurikulum 2013
menekankan keseimbangan materi mencakup kompetensi afektif,
kognitif, psikomotor dan berkarakter. Guru sebagai tenaga
kependidikan utama harus menjadi sosok yang mampu menerapkan
keempat kompetensi guru yakni pedagogik, profesional, sosial, dan
personal. Ketidaksiapan guru tidak hanya terkait dengan urusan
kompetensinya, tetapi masalah kreatifitas juga turut andil dalam
kelancaran penerapan kurikulum yang berlaku. Selanjutnya
(Sanjaya, 2010; Wibowo, 2013) bahwa peranan penting guru dalam
sisitem pendidikan ditunjukkan oleh peranannya sebagai pihak yang
harus mengorganisasi atau mengelola elemen-elemen kurikulum,
sistem penyajian bahan pelajaran, sistem administrasi, dan sistem
evaluasi.
Subjek Penelitian seluruh guru IPA di SMP se-Kota Palu dan sampelnya adalah guru
sasaran pelatihan Kurikulum 2013.

5
Metode Penelitian Jenis penelitian adalah deskriptif kualitatif persentase. Metode yang
digunakan deskriptif kualitatif yang berusaha mendeskripsikan atau
menggambarkan sesuatu sesuai fakta dan menyuguhkan data apa
adanya (Pasaribu,2005). Penelitian dilaksanakan bulan September
sampai Desember 2014 di SMP se-Kota Palu
Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian tentang persepsi guru terhadap
Kurikulum 2013 di SMP se-Kota Palu adalah untuk kategori
sangat baik sebesar 13,46%, untuk kategori baik sebesar 78,53%,
kemudian kategori cukup sebesar 7,63%. Selanjutnya kategori
rendah, guru tidak mengetahui dan tidak memahami sebesar
0,30%. Kategori guru sangat mengetahui tujuan kurikulum, isi,
metode dan evaluasi adalah guru sangat mengetahui cara
membentuk watak peserta didik, pemberian pengajaran sesuai
bidang ilmu dan kecakapan yang dimilikinya, penggunaan variatif
strategi dalam membelajarkan materi sehingga pembelajaran
menjadi menyenangkan, memeriksa tingkat ketercapaian dan
memeriksa kinerja kurikulum secara menyeluruh. Kategori guru
yang mengetahui tujuan kurikulum, isi, metode dan evaluasi
adalah guru mengetahui teknik membentuk watak peserta didik,
mengetahui cara pemberian pengajaran sesuai bidang ilmu dan
kecakapan yang dimilikinya, mengetahui penggunaan variatif
strategi dalam membelajarkan suatu materi sehingga pembelajaran
menjadi menyenangkan. Persepsi guru terhadap implementasi
Kurikulum 2013 di SMP seKota Palu adalah untuk kategori sangat
mampu sebesar 48,83%, kemudian untuk kategori kurang mampu
sebesar 49.46%, selanjutnya kategori rendah sebesar 5,43%. Hasil
penelitian tentang persepsi guru terhadap implementasi Kurikulum
2013 merupakan kategori sangat mampu karena selain guru sangat
mengetahui komponen tujuan, isi, metode dan evaluasi juga guru
dapat menerapkan dan melaksanakan pembelajaran sesuai amanah
Kurikulum 2013. Kategori mampu adalah selain guru mengetahui
komponen tujuan, isi dan metode juga guru dapat menerapkan dan
melaksanakan pembelajaran sesuai amanah Kurikulum 2013.
Dalam hal ini guru mampu mengelola kelas, memulai
6
pembelajaran, menerapkan pendekatan scientific, serta
menggunakan media dan sumber belajar sesuai materi akan tetapi
kesulitan dalam melakukan penilaian autentik.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut: Persepsi guru IPA terhadap Kurikulum 2013 di SMP se-
Kota Palu adalah tergolong kategori baik. Persepsi guru terhadap
implementasi Kurikulum 2013 di SMP se-Kota Palu tergolong
kategori kurang mampu. Faktor penghambat implementasi
Kurikulum 2013 di SMP se-Kota Palu adalah peran kepala sekolah,
kreatifitas guru, aktivitas peserta didik, sosialisasi, fasilitas dan
sumber belajar, serta lingkungan yang kondusif. Solusi
optimalisasi implementasi Kurikulum 2013 di SMP se-Kota Palu
adalah guru hendaknya menanamkan selfdicipline terhadap peserta
didik setiap saat, penyediaan buku guru dan buku siswa, diskusi
dengan teman sejawat, memaksimalkan lingkungan sekolah sebagai
alternatif sumber belajar siswa serta optimalisasi pelakasanaan
sosialisasi, pendampingan, pembinaan dan klinik guru.

7
PENILAIAN TERHADAP JURNAL

JURNAL I

a. Keunggulan jurnal
 Cakupan abstrak dalam Jurnal I yang dituliskan jelas dan menggambarkan
keterkaitan tujuan penelitian dan hasil penelitian sehingga memudahkan si
pembaca dalam mengerti maksud dari jurnal tersebut.
 Pengenalan masalah yang diutarakan dalam jurnal 1 cukup jelas dan tidak
berteletele
 Bahasa yang digunakan mudah untuk dimengerti
 Referensi buku maupun artikel yang dipakai penulis sudah cukup lengkap

b. Kelemahan jurnal
 Tidak memuat tabel atau grafik dari hasil penelitian
 Pada bagian pembahasan,ada kata-kata yang kurang mudah untuk dipahami

JURNAL II

a. Keunggulan jurnal
 Jurnal II menuliskan kalimat dengan lebih terstruktur dan mudah dipahami
 Memuat tabel untuk memperkuat pembahasan hasil penelitian
 Cakupan abstrak dalam Jurnal II yang dituliskan jelas dan menggambarkan
keterkaitan tujuan penelitian dan hasil penelitian sehingga memudahkan si
pembaca dalam mengerti maksud dari jurnal tersebut.
 Bahasa yang digunakan mudah untuk dimengerti
 Referensi buku maupun artikel yang dipakai penulis sudah cukup lengkap

b. Kelemahan jurnal
 Kurangnya penjelasan teori dari para ahli
 Pengenalan masalah yang diutarakan dalam jurnal II terlalu banyak
pembahasan dan agak terlalu berteletele.

8
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Z. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R& D. Alfabeta. Bandung.
Arifin, Z. 2012. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Remaja Rosdakarya. Ban
Apple, M. W. (1992). Do the Standards go far enough? Power, policy, and practice in
mathematics education. Journal for Research in Mathematics Education, 23(5), 412–431.
Carter, J., Cuevas, J., Day, R., & Malloy, C. (2013). Glencoe math. New York: McGraw
Hill. Charles, R. I., Illingworth, M., McNemar, B., Mills, D., Ramirez, A., & Reeves, A.
(2012). Mathematics: Common Core (Course 1, 2, 3). Boston, MA: Pearson. Choppin, J.,
Davis, J., Drake, C., & Roth McDuffie, A. (2013). Middle school teachers’ perceptions of
the common core state standards for mathematics and related assessment and teacher
evaluation systemsRetrieved from. Rochester, NY: The Warner Center for Professional
Development and Education Reform: University of Rochester.
https://www.warner.rochester.edu/files/warnercenter/docs/commoncoremathreport2.pdf.
dung

9
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Setiap karya tulis pastinya memiliki ciri-ciri yang berbeda-beda antar satu dengan
yang lain, baik itu dari segi bahasanya, kelebihannya, dan kekurangannnya. Jurnal pasti
mengandung informasi yang sudah dipaparkan dengan jelas oleh penulisnya terlepas
dari kekurangan yang terkandung dalam setiap jurnal, namun sudah dapat dipastikan
setiap jurnal akan membawa keuntungan bagi pembaca dalam hal pendapatan informasi
lebih. Jadi kesimpulan yang diambil dari kedua jurnal adalah faktor selera konsumen,
harga telur ayam ras, harga barang pengganti/ tahu, pendapatan konsumen dan jumlah
anggota keluarga secara bersamaan berpengaruh signifikan terhadap permintaan telur
ayam ras di Kota Kendari dan Kota Padang.

B. Saran
Didalam kelebihan dari kedua jurnal tersebut agar lebih dipertahankan dan
diperkuat lagi, dan mengenai kekurangan jurnal agar lebih diteliti lagi untuk mencapai
hasil yang lebih maksimal.

10
DAFTAR PUSTAKA

https://www.omicsonline.org/open-access/developmental-patterns-of-cognitive-abilities-
2469-9837-1000204.pdf

https://files.eric.ed.gov/fulltext/EJ1066270.pdf

11

Anda mungkin juga menyukai