PENDAHULUAN
Jambi yang memiliki ekosistem mangrove karena terletak di kawasan pesisir pantai
timur utara. Kabupaten ini terletak antara 0̊ 53‘ – 01̊ 41‘ Lintang selatan dan antara 103̊
23‘ – 104̊ 21‘ bujur timur dengan luas wilayah 5.503,5 km2, dan sebagian besar dari
daerah Tanjung Jabung Barat adalah daerah mangrove (Pemkab Tanjabbar, 2013:1).
(Kementrian Kelautan dan Perikanan, 2007:33). Wilayah ini ditetapkan sebagai salah
satu kawasan konservasi laut daerah (KKLD) dengan luas areal 1.558,3 ha dan kawasan
suaka perikanan (KSP) yang meliputi 3 kawasan pantai yaitu kawasan konservasi
Kerang Darah, kawasan Pangkal Babu dan kawasan Sungai Dualap (Dinas Kelautan
mangrove di Kabupaten Tanjung Jabung Barat telah rusak berdasarkan isu strategis
yang telah dianalisis pada tahun 2008 dan 2009 (Berman, 2012:1). Salah satu penyebab
kurang berwawasan lingkungan seperti yang terjadi di Kecamatan Tungkal ilir. Mega
proyek pembangunan pelabuhan Roll On Roll Off (RORO) yang berada di Kecamatan
Tungkal Ilir sekarang tersendat-sendat, terhampar di atas tanah yang dulunya menjadi
1
2
hamparan hutan yang identik dengan daerah pesisir. Padahal ekosistem mangrove di
kawasan tersebut tumbuh dengan baik. Tinggi mangrove di sana sekitar bisa mencapai
Di sisi lain hutan mangrove merupakan salah satu ekosistem yang mempunyai
peranan penting dalam upaya pemanfataan berkelanjutan sumberdaya pesisir dan laut.
Hutan mangrove memiliki fungsi penting sebagai penyambung ekologi darat dan laut,
serta gejala alam yang ditimbulkan oleh perairan, seperti abrasi, gelombang dan badai.
asuhan (nursery ground) dan daerah mencari makan (feeding ground) (Nontji,
2007:59).
biomassa mangrove dihasilkan dari guguran daun (± 90%), yang selanjutnya disimpan
30%). Biomassa ini merupakan makanan bagi organisme detritus yang hidup pada
detritus menjadi bahan makanan bagi cacing, udang-udang kecil dan selanjutnya hewan
tersebut akan menjadi makanan larva ikan, kepiting dan hewan yang tinggal dalam
Ikan gelodok termasuk kelompok ikan yang disebut “Mudskipper”, karena selain
hidup di air, ikan gelodok dapat hidup di permukaan lumpur sekitar mangrove. Ikan
gelodok juga merupakan satu satunya jenis ikan yang lebih banyak menghabiskan
waktu di luar air (Hutomo dan Naamin, 1982: 243). Hal tersebut didukung dengan
3
kutaneous khas amfibi dan juga perubahan perilaku ikan gelodok yang membentuk
Ikan gelodok memegang peran kunci dalam konservasi lahan basah. Sensitivitas
penelitian yang dilakukan di pantai Dumai Provinsi Riau (Naibaho dkk, 2013:5)
schlosseri). Penelitian lainnya berupa pengamatan perilaku ikan gelodok oleh Hutomo
pengetahuan mengenai peran ekologis dan manfaat ikan gelodok. Di sisi lain
bagi keanekaragaman jenis ikan gelodok. Sejauh ini masih perlu dilakukan kajian
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka yang menjadi rumusan
(Famili: Gobiidae) yang berada di Kecamatan Tungkal Ilir Tanjung Jabung Barat.
Keanekaragaman Hayati.
1. Habitat dalam penelitian ini adalah habitat asli yang banyak ditemukan ikan
penduduk.
2. Ikan gelodok yang didapat hanya yang berada di Kecamatan Tungkal Ilir,
1. Ikan gelodok adalah sebutan yang digunakan untuk Famili Gobiidae yang hidup di
kawasan berlumpur, memiliki ciri khas seperti tingkah laku dan adaptasi yang
2. Ciri ciri morfologi yang dimaksud adalah bentuk luar dari tubuh ikan yang dapat
diamati secara kasat mata seperti: bentuk mulut, baris gigi, bentuk kepala, bentuk
mata, warna tubuh, ukuran tubuh, warna sirip, dan bentuk sirip.
3. Data lingkungan adalah data kondisi di lingkungan pada saat penelitian yang