(Yogi) Heat Exchanger
(Yogi) Heat Exchanger
Heat Exchanger adalah alat penukar panas yang dapat digunakan untuk memanfaatkan atau
mengambil panas dari suatu fluida untuk dipindahkan ke fluida lain. Proses perpindahan panas ini
biasanya terjadi dari fase cair ke fase cair atau dari fase uap ke fase cair.
Klasifikasi heat exchanger berdasarkan fungsinya yaitu:
1. Heat exchanger
Alat ini menjalankan dua fungsi yaitu
Hampir tidak ada panas yang hilang di dalam perpindahan panas. Tipe heat exchanger yang banyak
digunakan adalah
1). Tipe shell and tube
Tipe ini mempunyai luas penampang perpindahan panas yang besar jika dibandingkan dengan tipe
double pipe. Oleh karena itu tipe ini banyak digunakan dalam industri minyak dan gas bumi.
2). Tipe double pipe
Tipe ini dipergunakan bila aliran fluida tidak terlalu banyak (luas perpindahan panasnya tidak
terlalu besar). Tipe ini akan lebih efektif bila digunakan dengan memakai sirip (fin), apabila fluida
berbentuk vapor atau viscous.
2. Cooler
Alat ini berfungsi untuk mendinginkan fluida cair, gas dengan menggunakan mediapendingin air
atau udara.
Tipe-tipe cooler, antara lain:
a. Partial condenser
Condenser ini memiliki fungsi hanya mengembunkan sebagian dari total uap yang dihasilkan
(kondensat) yang dipakai sebagai reflux. Condenser ini biasanya dipasang dekat puncak dalam
fraksinasi.
b. Overhead condenser
Condenser ini memerankan 3 hal pada saat bersamaan yakni mendinginkan uap, mengembunkan
uap menjadi cairan, kemudian mendinginkan menjadi cairan tersebut
c. Surface condenser
Condenser ini berfungsi untuk mengkondensasikan steam, yang mana kondensasi ini dijalankan
dengan tekanan vakum dari 1 sampai 1,5 inHg absolute. Untuk membuat tekanan vakum
digunakan ejector.
4. Heater
Alat ini berfungsi untuk memanaskan fluida cair atau uap dengan menggunakan steam atau air
panas yang mana dengan memberikan sensible heat
5. Evaporator
Alat ini berfungsi untuk mendinginkan atau menguapkan fluida cair dengan menggunakan steam
atau media panas lainnya.
6. Chiller
Alat ini berfungsi untuk mendinginkan fluida pada temperature rendah. Sebagai media
pendinginnya dapat digunakan air, propane, Freon, ataupun amoniak
7. Reboiler
Biasanya dihubungkan dengan dasar kolom fraksionasi atau stripper untuk melengkapi panas
pendidihan yang diperlukan untuk destilasi. Sebagai media pemanas dapat berupa steam atau
fluida panas (misalnya residu). Tipe dari alat ini adalah tipe ketel dengan tipe shell and tube,
dimana shell membesar untuk memindahkan penguapan. Selain itu dapat digunakan furnace.
Macam-macam reboiler:
a. Forced draft
b. Induced draft
a. Spiral coil
Coil yang direndam dal;am box coil yang berisi air, digunakan untuk pemanasan dan pendinginan.
Coil berbentuk spiral.
b. Pipe coil
Biasa dipasang pada dasar suatu tankiuntuk memanaskan isi tanki dengan aliran steam dalam pipa.
Dapat berbentuk hair pain, spiral, tipe ring.
c. Box coil
Pendinginan dilakukan dengan jalan mengalirkan fluida panas dalam suatu coil yang tercelup
dalam media pendingin air.
Apabila ditinjau aliran fluida alat penukar panas ini dibagi dalam tiga macam aliran, yaitu:
1. Aliran sejajar
2. Aliran berlawanan arah atau counter flow
3. aliran kombinasi
Susunan tube (tube layout) akan mempengaruhi baik bruknya perpindahan panas.
Disamping itu, pemilihan harus mempertimbangkan system pemeliharaan yang akan dilakukan.
Pembersihan tube dengan mekanikan atau secara kimiawi akan mempengaruhi pemilihan dari
tube. Selain susunannya yang terjadi, aliran laminar atau turbulen, bersih atau kotor fluida yang
mengalir. Susunan tube terdiri dari:
1. Tube dengan susunan bujur sangkar (In-line square pitch)
2. Tube dengan susunan segitiga samam sisi (Triangular pitch)
3. Tube dengan susunan berbentuk belah ketupat (Diamond square pitch)
4. Tube dengan susunan segitiga diputar 60oC (Rotated triangular pitch)
Shell and Tube Heat exchanger
Secara keseluruhan komponen utama penyusun shell and tube heat exchanger adalah:
1. Shell
Biasanya berbentuk silinder yang berisi tube bundle sekaligussebagai wadah mengalirnya zat
2. Head stationer
Head stationer merupakan salah satu bagian ujung dari penukar panas. Pada bagian ini terdapat
saluran masuk fluida yang mengalir kedalam tube.
3. Head bagian belakang
Head bagian belakang ini terletak diujung lain dari alat penukar panas
4. Sekat (baffle)
Sekat digunakan untuk membelokkan atau membagi aliran dari fluida dalam alat penukar panas.
Untuk menentukan sekat diperlukan pertimbangan teknis dan operasional.
Macam-macam baffle yaitu:
1) Baik untuk semua fase gas atau fase liquid dalam shell
2) Baik ada dissolves gas dalam liquid yang dapat dilepaskan dalam heat exchanger maka perlu
diberi ‘notches’ dalam baffle
Baik untuk liquid yang membawa suspended matter atau yang heavy fouling fluida
1) Fluida harus bersih, bila tidak akan terbentuk sediment dibelokkan doughtnut
2) Kurang baik, sebab bila ada dissolved gas yang terlepas, bias dilepaskan melalui top dari
doughtnut, bila ada kondensat liquid tidak dapat di drain tanpa large ports pada doughtnut.
Baffel ini jarang digunakan kerena terdiri dari full circular plate dengan lubang-lubang untuk
semua tube.
e. Longitudinal baffle
Digunakan pada shell side untuk membagi aliran shell side menjadi dua atau beberapa bagian
untuk memberikan kecepatan yang lebih tinggi untuk perpindahan panas yang lebih baik.
5. Tube
Tube merupakan pemisah dan sebagai pengantar panas yang berbeda suhunya diantara dua zat
yang berada di dalam suatu alat. Pemilihan tube ini harus sesuai dengan suhu, tekanan, dan sifat
korosi fluida yang mengalir.
Tube ada dua macam, yaitu:
6. Tube sheet
Berfungsi sebagai tempat duduk tube bundle pada shell
7. Channel and pass partition
Channel merupakan tempat keluar masuknya fluida pada tube, sedangkan pass partition
merupakan pembatas antara fluida yang masuk dan keluar tube.
Dalam heat exchanger, fouling adalah peristiwa terakumulasinya padatan yang tidak
dikehendaki dipermukaan penukar panas yang terkontak dengan fluida kerja, termasuk
permukaan perpindahan panas. Peristiwa tersebut adalah pengedapan, pengerakan, korosi,
polimerisasi dan proses-proses biologi.
Fouling mengakibatkan kenaikan tahanan perpindahan panas, sehingga meningkatkan
biaya, baik investasi maupun perawatan. Akibatnya terjadinya fouling, ukuran penukar panas
menjadi lebih besar, kehilangan energi meningkat, waktu shut down dapat lebih panjang, dan
biaya perawatan meningkat.Antisipasi terhadap terjadinya fouling dalam perancangan , dengan
memiliki variable operasi dan konfigurasi yang tepat, dapat menekan terjadinya fouling dan
kerugian diatas.
Pencegahan fouling dapat dilakukan dengan tindakan :
1. Menekan potensi fouling, misalnya dengan penyaringan
2. Menggunakan bahan konstruksi yang tahan terhadap korosi
3. Menepatkan nozzle ( tube side dan shell side ) di permukaan tertinggi atau terendah pada heat
exchanger, untuk menghindari terjadinya kantung-kantung gas ataupun kantung volume fluida
diam. Interface gas cair merupakan lokasi terjadinya korosi, dan kantung udara diam
memungkinkan terjadinya pengendapan.
Fouling factor adalah suatu angka yang menunjukan hambatan akibat adanya kotoran
yang terbawa oleh fluida yang mengalir dalam heat exchanger. Kotoran ini berupa lumpur,
polimer, dan deposit lain yang terbentuk di bagian dalam maupun bagian luar dinding tube
exchanger. Nilai ini digunakan untuk mendesain agar mengetahui hambatan yang masih
diperbolehkan selama operasi normal sebelum pembersihan.
Fouling factor tergantung pada nilai koefisien perpindahan panas ke seluruh permukaan
bersih, Uc, dan nilai koefisien perpindahan panas keseluruhan untuk permukaan kotor, Ud. Jika
fouling factor makin besar efisiensi perpindahan panas semakin menurun dan akibatnya pressure
drop makin besar.
Secara umum yang dapat menyebabkan terjadinya fouling pada alat operasi adalah :
1. Hard Deposit, yaitu kerak yang berasal dari hasil korosi maupun cooking
2. Porous Deposit, yaitu kerak yang berasal dari dekomposisi dari kerak keras
3. Loss Deposit, yaitu berasal dari deposit seperti lumpur dan material lunak yang lain.