DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Makalah
C. Tujuan
1. Pengertian Bahasa
3. Bahasa Alay
A. Kesimpulan
B. Saran
BAHASA ALAY PADA REMAJA
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era globalisasi seperti ini, kemajuan dan perkembangan teknologi sangatlah pesat.
sehari-hari. Apalagi dengan masuknya budaya asing yang akan semakin mempengaruhi
kehidupan dan pergaulan, terutama pada remaja. Dengan semakin majunya teknologi dan
ditambah dengan pengaruh budaya asing tersebut, maka akan mengubah sikap, perilaku serta
kebiasaan mereka. Hal tersebut tidak hanya mengubah gaya hidup, seperti cara berpakaian,
tetapi juga dapat mengubah cara seseorang (dalam hal ini remaja) dalam berinteraksi serta
berkomunikasi dengan orang lain. Hal ini tentunya berkaitan erat dengan penggunaan bahasa.
Seiring perkembangan jaman, penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar pada
masyarakat terutama pada kalangan remaja secara perlahan mulai tidak nampak. Hal itu terjadi
karena munculnya modifikasi bahasa, yang sering disebut dengan ‘bahasa alay’. Bahasa alay
mulai muncul dan berkembang seiring dengan pesatnya penggunaan jejaring sosial seperti
facebook, twitter, dan lain sebagainya. Bahkan bukan hanya dalam dunia maya (seperti
facebook dan twitter), bahasa alay juga banyak ditemukan di televisi, radio, majalah, bahkan
koran. Terutama pada hal-hal yang berkaitan langsung dengan remaja, misalnya acara-acara
ditelevisi yang menjadi totonan utama dan memang ditujukan kepada para remaja. Hal tersebut
mendapat pengakuan, dan masih sangat labil sehingga remaja sering memiliki hasrat untuk
meniru segala sesuatu yang dianggapnya menarik tanpa melihat sisi negatif yang akan
ditimbulkan. Menurut Erikson (1968), “Remaja memasuki tahapan psikososial yang disebut
sebagai identity versus role confusion. Hal yang dominant terjadi pada tahapan ini adalah
pencarian dan pembentukan identitas. Remaja ingin diakui sebagai individu unik yang
memiliki identitas sendiri yang terlepas dari dunia anak-anak maupun dewasa. Penggunaan
bahasa baru ini merupakan bagian dari proses perkembangan mereka sebagai identitas
independensi mereka dari dunia orang dewasa dan anak-anak”. Hal itulah yang mendorong
remaja untuk menggunakan bahasa alay. Mereka menganggap bahwa bahasa alay itu sangat
menarik. Pada awalnya mungkin mereka hanya mendengar bahasa alay dari orang lain dan
tidak mengerti apa maksud dari bahasa alay yang orang lain katakan tersebut, namun karena
mereka merasa bahasa alay tersebut sangat menarik, maka mereka berusaha untuk mencari tahu
dan mempelajarinya. Setelah itu mereka akan merealisasikan bahasa alay tersebut dalam
Selain itu, remaja tidak ingin selalu terpaku dalam bahasa baku, yang harus digunakan dengan
baik dan benar sesuai dengan kaidah yang dianjurkan. Seperti yang diketahui bahwa remaja
tidak begitu suka dengan adanya aturan-aturan. Itulah sebabnya mengapa mereka lebih banyak
memilih menggunakan bahasa alay daripada bahasa Indonesia. Apalagi beberapa dari mereka
beranggapan bahwa bahasa alay adalah bahasa gaul, sehingga seseorang yang tidak
menggunakannya akan dianggap kuno, ketinggalan jaman, bahkan ‘ndeso’ yang berarti
kampungan. Dengan adanya pernyataan tersebut, maka remaja akan semakin tertantang dan
berlomba-lomba untuk mencari tahu bahkan menciptakan sendiri bahasa-bahasa yang menurut
mereka pantas untuk disebut sebagai bahasa alay dan dapat digunakan oleh remaja-remaja
lainnya.
Kebanyakan dari mereka yang menggunakan bahasa alay tidak begitu mengerti dan memahami
pentingnya berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Jika hal itu dibiarkan, maka akan
berdampak buruk bagi pertumbuhan dan perkembangan bahasa Indonesia di negara ini. Antara
lain, remaja akan sulit untuk berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Padahal disekolah
maupun ditempat kerja nanti kita diharuskan untuk menggunakan Bahasa Indonesia dengan
baik dan benar. Tidak mungkin jika ulangan atau tugas dikerjakan menggunakan bahasa alay.
Selain itu, penggunaan bahasa alay dapat mengganggu siapapun yang membaca dan
mendengar kata-kata yang dimaksud. Bahkan bisa terjadi kesalahpahaman antar orang yang
berkomunikasi atau bisa saja terjadi salah persepsi, karena sulit dipahami saat bahasa tersebut
digunakan sebagai pengucapan dan sulit dibaca saat digunakan sebagai penulisan. Karena tidak
semua orang mengerti akan maksud dari kata-kata alay tersebut. Hal itu sangat memusingkan
Dengan penggunaan bahasa alay oleh remaja yang semakin berkembang ini, bisa jadi suatu
saat nanti anak cucu kita (masyarakat) sudah tidak lagi mengenal bahasa baku dan tidak lagi
memakai EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) sebagai pedoman dalam berbahasa, kemudian
menganggap remeh bahasa Indonesia. Jika hal ini terus berlangsung, dikahawatirkan akan
Padahal bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi negara kita dan juga sebagai identitas
bangsa. Oleh karena itu, kita sebagai generasi penerus bangsa, harusnya mampu menjadi
tonggak dalam mempertahankan bangsa Indonesia ini. Salah satu yang bisa kita lakukan adalah
dengan menjaga, melestarikan, dan menjunjung tinggi bahasa Indonesia. Seperti dalam ikrar
ketiga Sumpah Pemuda yang berbunyi, “Kami putra-putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa
B. Rumusan Masalah
Penggunaan bahasa alay sudah sangat berkembang dikalangan remaja saat ini. Dalam makalah
C. Tujuan
Makalah yang berjudul “Bahasa Alay dan Remaja” ini memiliki beberapa tujuan, yaitu:
II. PEMBAHASAN
1. Pengertian Bahasa
Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga membentuk kata
dengan aturan sintaks untuk membentuk kalimat yang memiliki arti. Fonem adalah unsur
terkecil dari bunyi ucapan yang bisa digunakan untuk membedakan arti dari satu kata. Sintaks
adalah penggabungan kata menjadi kalimat berdasarkan aturan sistematis yang berlaku pada
Sedangkan menurut Gorys Keraf (1997 : 1), Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota
masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Mungkin ada yang
keberatan dengan mengatakan bahwa bahasa bukan satu-satunya alat untuk mengadakan
komunikasi. Mereka menunjukkan bahwa dua orang atau pihak yang mengadakan komunikasi
asap api, bunyi gendang atau tong-tong dan sebagainya. Tetapi mereka itu harus mengakui pula
bahwa bila dibandingkan dengan bahasa, semua alat komunikasi tadi mengandung banyak segi
yang lemah.
Bahasa merupakan salah satu unsur terpenting dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa bahasa, kita
tidak akan bisa hidup dengan orang lain. Karena kita berkomunikasi dengan orang lain
menggunakan bahasa. Sebagai masyarakat Indonesia, tentunya kita memiliki bahasa negara
yaitu bahasa Indonesia. Seperti tercantum pada Undang-Undang kita yang berbunyi “Bahasa
negara ialah bahasa Indonesia”. Oleh karenanya, sebagai warga negara yang patuh terhadap
bangsa haruslah kita menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Baik disini bisa
diartikan dengan menggunakan ragam bahasa yang tepat dan serasi sesuai dengan sasaran dan
jenis pemakaiannya. Sedangkan benar disini dapat diartikan dengan menggunakan bahasa
sesuai dengan kaidah yang berlaku. Jadi maksud dari penggunaan bahasa dengan baik dan
benar adalah penggunaan ragam bahasa yang tepat sesuai dengan sasarannya dan juga sesuai
melainkan juga memperhatikan aspek komunikatif. Bahasa yang komunikatif tidak selalu
hanus merupakan bahasa standar. Sebaliknya, penggunaan bahasa standar tidak selalu berarti
bahwa bahasa itu baik dan benar. Sebaiknya, kita menggunakan ragam bahasa yang serasi
dengan sasarannya dan disamping itu mengikuti kaidah bahasa yang benar (Alwi dkk., 1998:
21)
Pada dasarnya, bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan kebutuhan
seseorang, yakni sebagai alat untuk mengekspresikan diri, sebagai alat untuk berkomunikasi,
sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan beradaptasi sosial dalam lingkungan atau situasi
tertentu, dan sebagai alat untuk melakukan kontrol sosial (Keraf, 1997: 3).
Bahasa memiliki peranan yang sangat penting bagi masyarakatnya. Tanpa adanya bahasa,
masyarakat tidak akan bisa berkomunikasi satu sama lain. Dan jika itu terjadi, maka akan
Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan maksud kita, melahirkan
perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan sesama warga. Ia
Di Indonesia terdapat banyak sekali ragam bahasa, seperti bahasa Sunda, bahasa Jawa, bahasa
Madura, dan masih banyak lagi ragam bahasa lainnya. Namun dibalik keragaman itu, negara
kita memiliki bahasa Indonesia yang berfungsi sebagai bahasa pemersatu bangsa.
Fungsi sebagai pemersatu telah terbukti selama ini bahwa bahasa Indonesia mampu mengikat
kebinekaan rumpun dan bahasa yang ada dengan mengatasi batas-batas kedaerahan dan fungsi
ini dapat ditingkatkan lagi dengan lebih mengintensifkan usaha berlakunya suatu bahasa baku
yang adab dan yang menjadi salah satu ciri manusia Indonesia yang modern (Warsiman:2007).
3. Bahasa Alay
Kata ‘Alay’ bisa diartikan sebagai Anak layangan, Anak lebay, Anak kelayapan, dan lain
berkelakuan ‘tidak biasa’ atau dapat dikatakan berlebihan. Anak-anak ini ingin diketahui
atau kenarsisan mereka dalam segala hal. Misalnya dalam hal berpakaian, bertingkah laku,
serta berbahasa (baik lisan maupun tulis). Sesuai dengan pengertian tersebut, maka dapat
diketahui bahwa bahasa alay adalah bahasa yang digunakan oleh anak-anak alay.
Menurut Sahala Saragih, dosen Fakultas Jurnalistik, Universitas Padjajaran, bahasa alay
merupakan bahasa sandi yang hanya berlaku dalam komunitas mereka. Penggunaan bahasa
sandi tersebut menjadi masalah jika digunakan dalam komunikasi massa atau dipakai dalam
komunikasi secara tertulis. Dalam ilmu bahasa, bahasa alay termasuk sejenis bahasa
‘diakronik’. Yaitu bahasa yang dipakai oleh suatu kelompok dalam kurun waktu tertentu. Ia
akan berkembang hanya dalam kurun tertentu. Perkembangan bahasa diakronik ini, tidak hanya
penting dipelajari oleh para ahli bahasa, tetapi juga ahli sosial atau mungkin juga politik. Sebab,
bahasa merupakan sebuah fenomena sosial. Ia hidup dan berkembang karena fenomena sosial
tertentu.
Contoh-contoh tersebut masih sangat sedikit, itu artinya masih banyak lagi variasi-variasi atau
karasteristik penggunaan bahasa alay di kalangan remaja saat ini. Karasteristik tersebut
juga tidak dapat diketahui dan dijelaskan secara pasti karena kata-kata dalam bahasa alay itu
sendiri tidak mempunyai standar yang pasti, hanya disesuaikan oleh mood atau teknik
seperti facebook dan twitter. Pada tahun 2008, muncul suatu bahasa baru dikalangan remaja,
yang disebut dengan bahasa “Alay”. Kemunculannya dapat dikatakan fenomenal, karena cukup
menyita perhatian. Bahasa baru ini seolah menggeser penggunaan bahasa Indonesia
dikalangan segelintir remaja. Mereka lebih tertarik untuk mengunakan bahasa alay yang dapat
digunakan sesuai keinginan mereka daripada menggunakan bahasa Indonesia yang kaku dan
baku.
Namun jika diteliti lebih lanjut, penggunaan bahasa alay ini sudah ada jauh sebelum bahasa
alay berkembang di facebook maupun twitter, yaitu ditandai dengan maraknya penggunaan
singkatan dalam mengirim pesan pendek atau SMS (short message service). Hanya saja pada
saat itu belum disebut dengan bahasa alay. Selain itu ada banyak tambahan variasi yang
menyebabkan bahasa tersebut kemudian disebut dengan bahasa alay. Misalnya dalam bentuk
SMS biasa, “km lg ngapa?” yang maksudnya adalah “kamu lagi ngapain?”, dan dalam bentuk
SMS alay menjadi, “xm Gy nGaps?”. Tujuan awalnya adalah sama yaitu untuk mengirimkan
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa bahasa alay sudah mulai berkembang pesat seiring
dengan berkembangnya teknologi. Yang sebelumnya hanya digunakan oleh kalangan tertentu,
sekarang bahasa alay sudah dapat digunakan oleh berbagai kalangan, tak terkecuali anak-anak.
Yang semula hanya digunakan dalam bentuk tulisan, sekarang bahasa alay sudah banyak
ditemukan dalam bentuk lisan. Bagaimana caranya? Banyak cara yang digunakan untuk
berbahasa alay dalam bentuk lisan, salah satunya yaitu dengan memonyongkan bibir atau
Bagi mereka yang sudah terbiasa dan menyukai kebiasaan mereka berbahasa alay, hal tersebut
merupakan kesenangan dan kebanggaan tersendiri. Mereka menginginkan untuk menjadi yang
paling ‘keren’ dari teman-temannya. Mereka menganggap bahwa bahasa alay merupakan
bentuk kreativitas yang harus mereka kembangkan untuk mencapai sebuah kepuasan dan untuk
mendapatkan pujian dari teman-temannya. Namun dalam pandangan orang lain yang tidak
terbiasa mendengar atau menggunakan bahasa alay, hal tersebut justru sangat ‘norak’ dan
kampungan. Mereka tidak mau menerima adanya bahasa alay karena mereka terganggu dan
menganggap bahasa alay adalah bahasa yang sangat sulit untuk dipahamai serta tidak mudah
dimengerti.
Dapat disimpulkan bahwa penggunaan bahasa Alay untuk generasi muda saat ini sudah sangat
tidak mengindahkan efesiensi, melainkan hanya sekedar trend belaka (Misbakhul Munir, Guru
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Tata bahasa Indonesia saat ini sudah banyak mengalami perubahan. Masyarakat Indonesia
sudah tidak bisa lagi menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, terutama pada
kalangan remaja. Hal tersebut terjadi karena adanya budaya asing dan berbagai variasi bahasa
yang mereka anggap sebagai kreatifitas. Mereka lebih memilih menggunakan bahasa baru
tersebut daripada bahasa Indonesia, karena mereka takut dikatakan sebagai remaja yang
kampungan dan ketinggalan jaman. Bahasa baru itu mereka sebut dengan “bahasa Alay”.
Penggunaaan bahasa Alay sudah semakin berkembang dikalangan remaja saat ini. Hal tersebut tentunya sangat
mengkhawatirkan dan berdampak buruk bagi pertumbuhan dan perkembangan bahasa Indonesia itu sendiri.
Karena masyarakat Indonesia nantinya akan melupakan dan tidak lagi menggnakan bahasa Indonesia dengan baik
dan benar.
B. Saran
Sebenarnya sah-sah saja bagi mereka (terutama remaja) yang menggunakan bahasa alay,
karena hal tersebut merupakan bentuk kreatifitas yang mereka buat. Namun sebaiknya
penggunaan bahasa alay dapat digunakan sesuai dengan situasi dan kondisi atau tidak
digunakan pada situasi-situasi yang formal. Misalnya pada saat berbicara dengan teman.
Teman disini adalah mereka yang mengetahui dan mengerti bahasa alay tersebut. Tetapi juga
jangan sampai menghilangkan budaya berbahasa Indonesia kita. Karena biar bagaimanapun
bahasa Indonesia tetap menjadi bahasa kebanggaan kita dan wajib untuk dijaga serta dilestarikan.