Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH BAHASA ALAY

DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Makalah

C. Tujuan

BAB II: PEMBAHASAN

1. Pengertian Bahasa

2. Fungsi Bahasa dalam Masyarakat

3. Bahasa Alay

4. Karasteristik Bahasa Alay

5. Awal Mula Penggunaan Bahasa Alay

6. Perkembangan Bahasa Alay

BAB III: PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran
BAHASA ALAY PADA REMAJA

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di era globalisasi seperti ini, kemajuan dan perkembangan teknologi sangatlah pesat.

Kemajuan dan perkembangan tersebut tentunya sangat berpengaruh terhadap kehidupan

sehari-hari. Apalagi dengan masuknya budaya asing yang akan semakin mempengaruhi

kehidupan dan pergaulan, terutama pada remaja. Dengan semakin majunya teknologi dan

ditambah dengan pengaruh budaya asing tersebut, maka akan mengubah sikap, perilaku serta

kebiasaan mereka. Hal tersebut tidak hanya mengubah gaya hidup, seperti cara berpakaian,

tetapi juga dapat mengubah cara seseorang (dalam hal ini remaja) dalam berinteraksi serta

berkomunikasi dengan orang lain. Hal ini tentunya berkaitan erat dengan penggunaan bahasa.

Seiring perkembangan jaman, penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar pada

masyarakat terutama pada kalangan remaja secara perlahan mulai tidak nampak. Hal itu terjadi

karena munculnya modifikasi bahasa, yang sering disebut dengan ‘bahasa alay’. Bahasa alay

mulai muncul dan berkembang seiring dengan pesatnya penggunaan jejaring sosial seperti

facebook, twitter, dan lain sebagainya. Bahkan bukan hanya dalam dunia maya (seperti

facebook dan twitter), bahasa alay juga banyak ditemukan di televisi, radio, majalah, bahkan

koran. Terutama pada hal-hal yang berkaitan langsung dengan remaja, misalnya acara-acara

ditelevisi yang menjadi totonan utama dan memang ditujukan kepada para remaja. Hal tersebut

membuat penyebaran bahasa alay di kalangan remaja menjadi semakin pesat.


Masa remaja merupakan masa-masa dimana seseorang sedang mencari identitas, ingin

mendapat pengakuan, dan masih sangat labil sehingga remaja sering memiliki hasrat untuk

meniru segala sesuatu yang dianggapnya menarik tanpa melihat sisi negatif yang akan

ditimbulkan. Menurut Erikson (1968), “Remaja memasuki tahapan psikososial yang disebut

sebagai identity versus role confusion. Hal yang dominant terjadi pada tahapan ini adalah

pencarian dan pembentukan identitas. Remaja ingin diakui sebagai individu unik yang

memiliki identitas sendiri yang terlepas dari dunia anak-anak maupun dewasa. Penggunaan

bahasa baru ini merupakan bagian dari proses perkembangan mereka sebagai identitas

independensi mereka dari dunia orang dewasa dan anak-anak”. Hal itulah yang mendorong

remaja untuk menggunakan bahasa alay. Mereka menganggap bahwa bahasa alay itu sangat

menarik. Pada awalnya mungkin mereka hanya mendengar bahasa alay dari orang lain dan

tidak mengerti apa maksud dari bahasa alay yang orang lain katakan tersebut, namun karena

mereka merasa bahasa alay tersebut sangat menarik, maka mereka berusaha untuk mencari tahu

dan mempelajarinya. Setelah itu mereka akan merealisasikan bahasa alay tersebut dalam

kehidupan sehari-hari mereka.

Selain itu, remaja tidak ingin selalu terpaku dalam bahasa baku, yang harus digunakan dengan

baik dan benar sesuai dengan kaidah yang dianjurkan. Seperti yang diketahui bahwa remaja

tidak begitu suka dengan adanya aturan-aturan. Itulah sebabnya mengapa mereka lebih banyak

memilih menggunakan bahasa alay daripada bahasa Indonesia. Apalagi beberapa dari mereka

beranggapan bahwa bahasa alay adalah bahasa gaul, sehingga seseorang yang tidak

menggunakannya akan dianggap kuno, ketinggalan jaman, bahkan ‘ndeso’ yang berarti

kampungan. Dengan adanya pernyataan tersebut, maka remaja akan semakin tertantang dan

berlomba-lomba untuk mencari tahu bahkan menciptakan sendiri bahasa-bahasa yang menurut
mereka pantas untuk disebut sebagai bahasa alay dan dapat digunakan oleh remaja-remaja

lainnya.

Kebanyakan dari mereka yang menggunakan bahasa alay tidak begitu mengerti dan memahami

pentingnya berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Jika hal itu dibiarkan, maka akan

berdampak buruk bagi pertumbuhan dan perkembangan bahasa Indonesia di negara ini. Antara

lain, remaja akan sulit untuk berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Padahal disekolah

maupun ditempat kerja nanti kita diharuskan untuk menggunakan Bahasa Indonesia dengan

baik dan benar. Tidak mungkin jika ulangan atau tugas dikerjakan menggunakan bahasa alay.

Selain itu, penggunaan bahasa alay dapat mengganggu siapapun yang membaca dan

mendengar kata-kata yang dimaksud. Bahkan bisa terjadi kesalahpahaman antar orang yang

berkomunikasi atau bisa saja terjadi salah persepsi, karena sulit dipahami saat bahasa tersebut

digunakan sebagai pengucapan dan sulit dibaca saat digunakan sebagai penulisan. Karena tidak

semua orang mengerti akan maksud dari kata-kata alay tersebut. Hal itu sangat memusingkan

dan membutuhkan waktu yang lama untuk sekedar memahaminya.

Dengan penggunaan bahasa alay oleh remaja yang semakin berkembang ini, bisa jadi suatu

saat nanti anak cucu kita (masyarakat) sudah tidak lagi mengenal bahasa baku dan tidak lagi

memakai EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) sebagai pedoman dalam berbahasa, kemudian

menganggap remeh bahasa Indonesia. Jika hal ini terus berlangsung, dikahawatirkan akan

menghilangkan budaya berbahasa Indonesia dikalangan remaja bahkan dikalangan anak-anak.

Padahal bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi negara kita dan juga sebagai identitas

bangsa. Oleh karena itu, kita sebagai generasi penerus bangsa, harusnya mampu menjadi

tonggak dalam mempertahankan bangsa Indonesia ini. Salah satu yang bisa kita lakukan adalah

dengan menjaga, melestarikan, dan menjunjung tinggi bahasa Indonesia. Seperti dalam ikrar
ketiga Sumpah Pemuda yang berbunyi, “Kami putra-putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa

persatuan, bahasa Indonesia”.

B. Rumusan Masalah

Penggunaan bahasa alay sudah sangat berkembang dikalangan remaja saat ini. Dalam makalah

ini dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana awalmula digunakannya bahasa alay dikalangan remaja?

2. Bagaimana perkembangan bahasa alay dikalangan remaja saat ini?

3. Bagaimana karasteristik bahasa alay dikalangan remaja.

C. Tujuan

Makalah yang berjudul “Bahasa Alay dan Remaja” ini memiliki beberapa tujuan, yaitu:

1. Menjelaskan awalmula digunakannya bahasa alay di kalangan remaja.

2. Menjelaskan perkembangan bahasa alay di kalanagan remaja saat ini.

3. Menjelaskan karasteristik bahasa alay di kalangan remaja.

II. PEMBAHASAN

1. Pengertian Bahasa

Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga membentuk kata

dengan aturan sintaks untuk membentuk kalimat yang memiliki arti. Fonem adalah unsur

terkecil dari bunyi ucapan yang bisa digunakan untuk membedakan arti dari satu kata. Sintaks
adalah penggabungan kata menjadi kalimat berdasarkan aturan sistematis yang berlaku pada

bahasa tertentu (dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas).

Sedangkan menurut Gorys Keraf (1997 : 1), Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota

masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Mungkin ada yang

keberatan dengan mengatakan bahwa bahasa bukan satu-satunya alat untuk mengadakan

komunikasi. Mereka menunjukkan bahwa dua orang atau pihak yang mengadakan komunikasi

dengan mempergunakan cara-cara tertentu yang telah disepakati bersama. Lukisan-lukisan,

asap api, bunyi gendang atau tong-tong dan sebagainya. Tetapi mereka itu harus mengakui pula

bahwa bila dibandingkan dengan bahasa, semua alat komunikasi tadi mengandung banyak segi

yang lemah.

Bahasa merupakan salah satu unsur terpenting dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa bahasa, kita

tidak akan bisa hidup dengan orang lain. Karena kita berkomunikasi dengan orang lain

menggunakan bahasa. Sebagai masyarakat Indonesia, tentunya kita memiliki bahasa negara

yaitu bahasa Indonesia. Seperti tercantum pada Undang-Undang kita yang berbunyi “Bahasa

negara ialah bahasa Indonesia”. Oleh karenanya, sebagai warga negara yang patuh terhadap

bangsa haruslah kita menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Baik disini bisa

diartikan dengan menggunakan ragam bahasa yang tepat dan serasi sesuai dengan sasaran dan

jenis pemakaiannya. Sedangkan benar disini dapat diartikan dengan menggunakan bahasa

sesuai dengan kaidah yang berlaku. Jadi maksud dari penggunaan bahasa dengan baik dan

benar adalah penggunaan ragam bahasa yang tepat sesuai dengan sasarannya dan juga sesuai

dengan kaidah yang berlaku dimasyarakat.


Berbahasa dengan baik dan benar tidak hanya menekankan kebenaran dalam hal tata bahasa,

melainkan juga memperhatikan aspek komunikatif. Bahasa yang komunikatif tidak selalu

hanus merupakan bahasa standar. Sebaliknya, penggunaan bahasa standar tidak selalu berarti

bahwa bahasa itu baik dan benar. Sebaiknya, kita menggunakan ragam bahasa yang serasi

dengan sasarannya dan disamping itu mengikuti kaidah bahasa yang benar (Alwi dkk., 1998:

21)

2. Fungsi Bahasa dalam Masyarakat

Pada dasarnya, bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan kebutuhan

seseorang, yakni sebagai alat untuk mengekspresikan diri, sebagai alat untuk berkomunikasi,

sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan beradaptasi sosial dalam lingkungan atau situasi

tertentu, dan sebagai alat untuk melakukan kontrol sosial (Keraf, 1997: 3).

Bahasa memiliki peranan yang sangat penting bagi masyarakatnya. Tanpa adanya bahasa,

masyarakat tidak akan bisa berkomunikasi satu sama lain. Dan jika itu terjadi, maka akan

menyebabkan ketidakharmonisan dalam bermasyarakat.

Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan maksud kita, melahirkan

perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan sesama warga. Ia

mengatur berbagai macam aktivitas kemasyarakatan, merencanakan dan mengarahkan masa

depan kita (Gorys Keraf, 1997 : 4).

Di Indonesia terdapat banyak sekali ragam bahasa, seperti bahasa Sunda, bahasa Jawa, bahasa

Madura, dan masih banyak lagi ragam bahasa lainnya. Namun dibalik keragaman itu, negara

kita memiliki bahasa Indonesia yang berfungsi sebagai bahasa pemersatu bangsa.
Fungsi sebagai pemersatu telah terbukti selama ini bahwa bahasa Indonesia mampu mengikat

kebinekaan rumpun dan bahasa yang ada dengan mengatasi batas-batas kedaerahan dan fungsi

ini dapat ditingkatkan lagi dengan lebih mengintensifkan usaha berlakunya suatu bahasa baku

yang adab dan yang menjadi salah satu ciri manusia Indonesia yang modern (Warsiman:2007).

3. Bahasa Alay

Kata ‘Alay’ bisa diartikan sebagai Anak layangan, Anak lebay, Anak kelayapan, dan lain

sebagainya. Dimana anak-anak tersebut sering didefinisikan sebagai anak-anak yang

berkelakuan ‘tidak biasa’ atau dapat dikatakan berlebihan. Anak-anak ini ingin diketahui

statusnya diantara teman-teman sejawatnya, mereka ingin selalu memperlihatkan ke-eksis-an

atau kenarsisan mereka dalam segala hal. Misalnya dalam hal berpakaian, bertingkah laku,

serta berbahasa (baik lisan maupun tulis). Sesuai dengan pengertian tersebut, maka dapat

diketahui bahwa bahasa alay adalah bahasa yang digunakan oleh anak-anak alay.

Menurut Sahala Saragih, dosen Fakultas Jurnalistik, Universitas Padjajaran, bahasa alay

merupakan bahasa sandi yang hanya berlaku dalam komunitas mereka. Penggunaan bahasa

sandi tersebut menjadi masalah jika digunakan dalam komunikasi massa atau dipakai dalam

komunikasi secara tertulis. Dalam ilmu bahasa, bahasa alay termasuk sejenis bahasa

‘diakronik’. Yaitu bahasa yang dipakai oleh suatu kelompok dalam kurun waktu tertentu. Ia

akan berkembang hanya dalam kurun tertentu. Perkembangan bahasa diakronik ini, tidak hanya

penting dipelajari oleh para ahli bahasa, tetapi juga ahli sosial atau mungkin juga politik. Sebab,

bahasa merupakan sebuah fenomena sosial. Ia hidup dan berkembang karena fenomena sosial

tertentu.

4. Karasteristik Bahasa Alay


Seiring dengan semakin banyaknya penggunaan bahasa alay pada kalangan remaja, variasi atau

karasteristiknya pun semakin beragam. Antara lain:

a.Pemakaian huruf besar kecil yang berantakan dalam satu kalimat,

contohnya: “kaMu Lagi nGapaiN?”

b.Penggunaan angka sebagai pengganti huruf,

contohnya: “k4mu L49i n94p4in?”

c.Penambahan atau pengurangan huruf-huruf dalam satu kalimat,

contohnya: “amue agie ngapaein?”

d.Menambahkan atau mengganti salah satu huruf dalam kalimat,

contohnya: “xmoe agie ngaps?”

e.Penggunaan simbol-simbol dalam kalimat,

contohnya: “k@mu L@g! nG@p@!n?”

Contoh-contoh tersebut masih sangat sedikit, itu artinya masih banyak lagi variasi-variasi atau

karasteristik penggunaan bahasa alay di kalangan remaja saat ini. Karasteristik tersebut

juga tidak dapat diketahui dan dijelaskan secara pasti karena kata-kata dalam bahasa alay itu

sendiri tidak mempunyai standar yang pasti, hanya disesuaikan oleh mood atau teknik

penulisan si pembuat kalimat.

5. Awal Mula Penggunaan Bahasa Alay

Dengan semakin berkembangnya teknologi, terutama berkembangnya situs jejaring sosial,

seperti facebook dan twitter. Pada tahun 2008, muncul suatu bahasa baru dikalangan remaja,

yang disebut dengan bahasa “Alay”. Kemunculannya dapat dikatakan fenomenal, karena cukup

menyita perhatian. Bahasa baru ini seolah menggeser penggunaan bahasa Indonesia

dikalangan segelintir remaja. Mereka lebih tertarik untuk mengunakan bahasa alay yang dapat
digunakan sesuai keinginan mereka daripada menggunakan bahasa Indonesia yang kaku dan

baku.

Namun jika diteliti lebih lanjut, penggunaan bahasa alay ini sudah ada jauh sebelum bahasa

alay berkembang di facebook maupun twitter, yaitu ditandai dengan maraknya penggunaan

singkatan dalam mengirim pesan pendek atau SMS (short message service). Hanya saja pada

saat itu belum disebut dengan bahasa alay. Selain itu ada banyak tambahan variasi yang

menyebabkan bahasa tersebut kemudian disebut dengan bahasa alay. Misalnya dalam bentuk

SMS biasa, “km lg ngapa?” yang maksudnya adalah “kamu lagi ngapain?”, dan dalam bentuk

SMS alay menjadi, “xm Gy nGaps?”. Tujuan awalnya adalah sama yaitu untuk mengirimkan

pesan yang singkat, padat, dan dapat menekan biaya.

6. Perkembangan Bahasa Alay

Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa bahasa alay sudah mulai berkembang pesat seiring

dengan berkembangnya teknologi. Yang sebelumnya hanya digunakan oleh kalangan tertentu,

sekarang bahasa alay sudah dapat digunakan oleh berbagai kalangan, tak terkecuali anak-anak.

Yang semula hanya digunakan dalam bentuk tulisan, sekarang bahasa alay sudah banyak

ditemukan dalam bentuk lisan. Bagaimana caranya? Banyak cara yang digunakan untuk

berbahasa alay dalam bentuk lisan, salah satunya yaitu dengan memonyongkan bibir atau

mendesah mengikuti kata-kata yang mereka ucapkan.

Bagi mereka yang sudah terbiasa dan menyukai kebiasaan mereka berbahasa alay, hal tersebut

merupakan kesenangan dan kebanggaan tersendiri. Mereka menginginkan untuk menjadi yang

paling ‘keren’ dari teman-temannya. Mereka menganggap bahwa bahasa alay merupakan

bentuk kreativitas yang harus mereka kembangkan untuk mencapai sebuah kepuasan dan untuk
mendapatkan pujian dari teman-temannya. Namun dalam pandangan orang lain yang tidak

terbiasa mendengar atau menggunakan bahasa alay, hal tersebut justru sangat ‘norak’ dan

kampungan. Mereka tidak mau menerima adanya bahasa alay karena mereka terganggu dan

menganggap bahasa alay adalah bahasa yang sangat sulit untuk dipahamai serta tidak mudah

dimengerti.

Dapat disimpulkan bahwa penggunaan bahasa Alay untuk generasi muda saat ini sudah sangat

tidak mengindahkan efesiensi, melainkan hanya sekedar trend belaka (Misbakhul Munir, Guru

SD Al-Azhar Syifa Budi, Solo).

III. PENUTUP

A. Kesimpulan

Tata bahasa Indonesia saat ini sudah banyak mengalami perubahan. Masyarakat Indonesia

sudah tidak bisa lagi menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, terutama pada

kalangan remaja. Hal tersebut terjadi karena adanya budaya asing dan berbagai variasi bahasa

yang mereka anggap sebagai kreatifitas. Mereka lebih memilih menggunakan bahasa baru

tersebut daripada bahasa Indonesia, karena mereka takut dikatakan sebagai remaja yang

kampungan dan ketinggalan jaman. Bahasa baru itu mereka sebut dengan “bahasa Alay”.

Penggunaaan bahasa Alay sudah semakin berkembang dikalangan remaja saat ini. Hal tersebut tentunya sangat

mengkhawatirkan dan berdampak buruk bagi pertumbuhan dan perkembangan bahasa Indonesia itu sendiri.

Karena masyarakat Indonesia nantinya akan melupakan dan tidak lagi menggnakan bahasa Indonesia dengan baik

dan benar.

B. Saran
Sebenarnya sah-sah saja bagi mereka (terutama remaja) yang menggunakan bahasa alay,

karena hal tersebut merupakan bentuk kreatifitas yang mereka buat. Namun sebaiknya

penggunaan bahasa alay dapat digunakan sesuai dengan situasi dan kondisi atau tidak

digunakan pada situasi-situasi yang formal. Misalnya pada saat berbicara dengan teman.

Teman disini adalah mereka yang mengetahui dan mengerti bahasa alay tersebut. Tetapi juga

jangan sampai menghilangkan budaya berbahasa Indonesia kita. Karena biar bagaimanapun

bahasa Indonesia tetap menjadi bahasa kebanggaan kita dan wajib untuk dijaga serta dilestarikan.

Anda mungkin juga menyukai