DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
1. NI MADE RISA PUSPITA AYUNI (1807511108)
2. NI KADEK DINA AMABARINI (1807511127)
3. I KADEK ANGGA WIDI PRATAMA (1807511080)
UNIVERSITAS UDAYANA
2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
- C15+ = C x 1.0000
- P15+
- Dimana:
- C15+ : angka perceraian umum
- C : perceraian yang terjadi dalam satu tahun
- P : jumlah penduduk 15 tahun keatas pada pertengahan tahun
2.3 KETERKAITAN ANTARA PERKAWINAN, PERCERAIAN, DAN FERTILITAS
Perkawinan adalah ikatan bathin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami
isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa dan dianggap sah apabila sudah memenuhi aturan secara hukum (adat,
agama, maupun negara). Sedangkan perceraian adalah suatu pembubaran yang sah dari suatu
perkawinan dan perpisahan antara suami dan isteri oleh surat keputusan pengadilan yang
memberikan hak kepada masing-masing untuk melakukan perkawinan ulang menurut hukum sipil
dan agama, adat dan kebudayaan yang berlaku di tiap-tiap daerah. Dan fertilitas merupakan
kemampuan berproduksi yang sebenarnya dari penduduk atau jumlah kelahiran hidup yang
dimiliki oleh seorang atau sekelompok perempuan. kelahiran yang dimaksud disini hanya
mencakup kelahiran hidup atau menyangkut banyaknya bayi yang lahir hidup. Jadi antara
perkawinan, perceraian, dengan fertilitas memiliki hubungan yang sangat erat. Hubungannya pada
perkawinan yaitu semakin banyak jumlah seseorang yang melakukan perkawinan, maka semakin
tinggi pula tingkat fertilitas yang ada, karena perkawinan itu sendiri merupakan awal adanya
fertilitas atau kelahiran bayi. Sedangkan perceraian justru akan mengurangi tingkat fertilitas,
karena dengan adanya perceraian maka jumlah rumah tangga yang produktif berkurang dan tingkat
hubungan suami isteri pun berkurang, sehingga tingkat fertilitas menjadi menurun.
2.4 DEFINISI DAN KONSEP MORTALITAS
- Mortalitas adalah ukuran jumlah kematian (umumnya, atau karena akibat yang
spesifik) pada suatu populasi, skala besar suatu populasi, per dikali satuan. Mortalitas
khusus mengekspresikan pada jumlah satuan kematian per 1000 individu per tahun,
hingga, rata-rata mortalitas sebesar 9.5 berarti pada populasi 100.000 terdapat 950
kematian per tahun. Mortalitas berbeda dengan morbiditas yang merujuk pada jumlah
individual yang memiliki penyakit selama periode waktu tertentu.
Mortalitas adalah suatu ilmu yang mempelajari tingkat kematian suatu daerah. Dalam
hal ini, mortalitas terbagi atas tiga tingkatan antara lain : tingkat kematian kasar, tingkat
kematian khas umur, tingkat kematian bayi. Mortalitas ( kematian ) ini tidak bisa kita
hindari seiring dengan waktu, semua makhluk hidup akan mati.
faktor penghambat jumlah kematian (faktor anti mortalitas),faktor-faktor tersebut yaitu
sebagai berikut:
Faktor-faktor Pro Mortalitas
a. Adanya bencana alam yang terjadi
b. Adanya tingkat tindakan bunuh diri&pembunuhan yang tinggi
c. Adanya peperangan
d. Adanya Kecelakaan lalu lintas
e. Adanya Penyakit
f. Adanya tingkat Kriminalitas yang tinggi dalam suatu wilayah
g. Sanitasi lingkungan&kondisi lingkungan yang buruk
Faktor-Faktor Anti Mortalitas
a. Tingkat kesejahteraan masyarakat yang tinggi
b. Tingkat kesehatan masyarakat yang tinggi
c. Sanitasi lingkungan&kondisi lingkungan yang sudah baik
d. Adanya keamanan yang kondusif/adanya perdamaian
e. Adanya kemajuan di bidang kesehatan&kedokteran
f. Perbaikan gizi masyarakat yang sudah baik.
g. Tingkat kriminalitas yang rendah
h. Tingkat bunuh diri yang rendah bahkan tidak ada.
i. Tidak adanya bencana alam
j. Semkin tinggi tingkat pendidikan penduduk
CDR = D x K : P
CDR = Tingkat kematian pada tahun tertentu x 1000 per jumlah penduduk pada
pertengahan tahun.
Keterangan :
CDR = Tingkat kematian kasar.
D = Jumlah kematian pada tahun tertentu.
P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun.
K = Konstanta (umumnya 1.000).
Contoh:
Pada 2013, jumlah penduduk di Sleman adalah 200.000 jiwa. Dalam periode 1 tahun telah
terjadi kematian sebanyak 600 orang. Tentukan angka kematian kasarnya di daerah
tersebut.
Jawab:
CDR = (600x1000) / 200.000= 3 orang tiap seribu penduduk
Jadi dalam setiap seribu penduduk di daerah Sleman pada tahun 2013 telah terjadi kematian
sebanyak 3 orang.
Contoh:
Tahun 2013 di Daerah Bantul telah terjadi kelahiran bayi berjumlah 3000 jiwa. Dari proses
kelahiran tersebut 42 bayi meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun. Tentukan nilai Infant
Mortality Rate daerah X.
Jawab:
IMR = (42/3.000) x 1000 = 14 bayi tiap seribu penduduk
Jadi disetiap seribu penduduk di daerah Bantul pada tahun 2013 telah terjadi kematian bayi
sebanyak 14 bayi.
3. MMR (Maternal Mortality Rate)
Maternal Mortality Rate (MMR) atau Angka Kematian Ibu adalah jumlah kematian ibu akibat
komplikasi kehamilan, persalinan, dan masa nifas yang dicatat selama 1 tahun per 1000 kelahiran
hidup pada tahun yang sama.
Maternal Mortality Rate (MMR) atau Angka Kematian Ibu merupakan kejadian hilangnya
nyawa seorang wanita pada saat masa kehamilan atau dalam penghentian kehamilan yang
terhitung sejak 42 hari penghentian kehamilan. Hal tersebut disebabkan yang berhubungan dengan
penanganan yang buruk tetapi bukan dari penyebab kecelakaan atau insidental.
Contoh:
Tahun 2013 di Daerah Bantul telah terjadi kelahiran bayi berjumlah 3.000 jiwa. Dari proses
kematian ibu sebanyak 30 jiwa. Tentukan nilai Maternal Mortality Rate (MMR) daerah X.
Jawab:
MMR= (30/3.000) x 1000 = 10 Ibu tiap seribu penduduk
Jadi disetiap seribu penduduk di daerah Bantul pada tahun 2013 telah terjadi kematian Ibu
sebanyak 10 jiwa.
4. ASDR (Age Specific Death Rate)
ASDR (Age Specific Death Rate) atau Angka kematian menurut usia adalah jumlah kematian
penduduk pada tahun tertentu berdasarkan klasifikasi umur tertentu per 1.000 penduduk kelompok
umur tersebut. ASDR (Age Specific Death Rate) atau Angka Kematian Menurut Usia
menunjukkan jumlah penduduk yang meninggal dunia dari seribu penduduk pada kelompok usia
tertentu.
Angka kematian menurut usia dapat dihitung menggunakan persamaan di bawah ini:
Rumus ASDR (Age Specific Death Rate) atau Angka Kematian Menurut Usia
ASDR= Dx/ (Px x %) x 1.000
ASDR : Angka Kematian Menurut Kelompok Usia
Dx : Jumlah penduduk yang meninggal pada kelompok usia tertentu
Px : Jumlah penduduk pada kelompok usia tertentu
K : Konstanta, nilainya 1.000
% : Persentase kelompok penduduk
Contoh:
Pada tahun 2014 jumlah penduduk Kota Jogja sebanyak 2.000.000 jiwa. Dari jumlah
tersebut persentase kelompok penduduk yang berusia 55–59 tahun adalah 5%. Dalam kelompok
usia tersebut telah terjadi kematian sebanyak 400 orang. Tentukan ASDR kota jogja!
Jawab:
ASDR (55-59) = {400/(2.000.000 x 5%)} x 1.000
ASDR (55-59) = {400/100.000} x 1.000
ASDR (55-59) = 4 orang
Jadi pada tahun 2014, jumlah penduduk Jogja yang meninggal dunia pada kelompok usia
55–59 tahun adalah 4 orang setiap 1.000 penduduk
2.6 POLA MORTALITAS
Angka kematian kasar menurut kelompok umur dari tahun 1995-2007 menunjukkan pola
peningkatan risiko kematian yang meningkat pada usia diatas 45 tahun, dan paling
signifikan terjadi pada kelompok umur diatas 65 tahun (dari sekitar 30% di tahun 1995
menjadi 45% di tahun 2007).
Sedangkan trend penurunan terbesar terjadi pada kelompok umur < 1 tahun. (dari sekitar
18% di tahun 1995 menjadi 8% di tahun 2007). Kondisi ini menunjukkan adanya child
survival rate yang cenderung semakin baik di Indonesia, sedangkan peningkatan trend
kematian yang terjadi pada kelompok umur diatas 45 tahun maupun diatas 65 tahun
kemungkinan besar terkait dengan pola penyakit yang mengalamai transisi epidemiologis.
Hal ini bisa dilihat dari pola penyebab kematian kasar yang didominasi oleh penyakit
degeneratif dengan menempati ranking 3 besar yaitu Stroke 15,4%, Tuberculosis 7,5% dan
Hipertensi 6,8%. Justeru yang menarik dari penyebab kematian tersebut adalah posisi
ranking ke empat ternyata diakibatkan oleh cedera (6,5 %) sehingga mengindikasikan
bahwa pembunuh potensial saat ini dan kedepan akan bergeser pada trend kematian akibat
kecelakaan di jalan atau transportasi (46,4% dari kematian akibat cedera).Situasi ini tentu
membutuhkan perhatian, kewaspadaan dan antisipasi yang serius dari semua pihak, baik
dari departemen perhubungan, kepolisian, pengusaha transportasi dan tentu saja
masyarakat itu sendiri.
3.1 SARAN
Saran dari kelompok kami mengenai materi di atas yaitu kurangi angka kelahiran atau
fertilitas dengan cara program tertentu tanpa adanya kasus perceraian.
DAFTAR PUSTAKA
https://sp1r1tgr4zy.wordpress.com/2013/03/21/tugas-demografi-perkawinan-dan-
perceraian/
http://rahma-kurnia.blogspot.com/2006/09/kematian-mortalitas.html
https://p4kundip.wordpress.com/2009/04/19/pola-mortalitas-di-indonesia/
https://kesehatanmasyarakatcommunity.blogspot.com/2018/04/makalah-mortalitas.html