BAHASA INDONESIA
KELAS B
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2019
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis
dapat memenuhi tugas makalah dari Ibu pada mata kuliah Bahasa Indonesia
tentang Fungsi, Kedudukan, dan Perkembangan Bahasa Indonesia.
Makalah ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar penulis dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................2
Daftar Isi.................................................................................................................3
Bab I : Pendahuluan
1.1.Latar Belakang...................................................................................................4
1.2.Rumusan Masalah.............................................................................................4
1.3.Tujuan………………………………………………………………………...4
Bab II : Pembahasan
3.1.Kesimpulan ..................................................................................................15
3
BAB I
PENDAHULUAN
Secara formal sampai saat ini bahasa Indonesia mempunyai empat kedudukan,
yaitu sebagai bahasa persatuan, bahasa nasional, bahasa Negara, dan bahasa
resmi. Dalam perkembangannya lebih lanjut, bahasa Indonesia berhasil
mendudukkan diri sebagai bahasa budaya dan bahasa ilmu. Keenam kedudukan
ini mempunyai fungsi yang berbeda, walaupun dalam praktiknya dapat saja
muncul secara bersama-sama dalam satu peristiwa, atau hanya muncul satu atau
dua fungsi saja.
Fungsi dan kedudukan bahasa yang dipakai oleh masyarakat bahasa perlu
dirumuskan secara eksplisit, sebab kejelasan ‘label’ yang diberikan akan
memengaruhi masa depan bahasa yang bersangkutan. Di pihak lain, bagi
masyarakat yang dwi bahasa (dwilingual), akan dapat ‘memilah-milahkan’ sikap
dan pemakaian kedua atau lebih bahasa yang digunakannya. Sehingga dengan
demikian, perkembangan bahasa-bahasa itu akan menjadi terarah. Pemakainya
akan berusaha mempertahankan kedudukan dan fungsi bahasa yang telah di
sepakatinya dengan, antara lain, menyeleksi unsur-unsur bahasa lain yang
‘masuk’ ke dalamnya. Unsur-unsur yang dianggap menguntungkannya akan
diterima, sedangkan unsur-unsur yang di anggap merugikannya akan ditolak.
4
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini yaitu:
Bagaimanakah fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia?
Bagaimanakah perkembangan bahasa Indonesia?
Bagaimanakah bahasa Indonesia dewasa ini?
Bagaimanakah peran bahasa representasi kesatuan dan kesantunan?
1.3. Tujuan
Tujuan dalam makalah ini yaitu:
Untuk menjelaskan fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia,
Untuk mengidentifikasi perkembangan bahasa Indonesia,
Untuk mengetahui bahasa Indonesia dewasa ini, dan
Untuk menguraikan peran bahasa representasi kesatuan dan
kesantunan.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Kita tahu bahwa pada saat sebelum tercetusnya Sumpah Pemuda, bahasa
Melayu dipakai sebagai lingua franca di seluruh kawasan tanah air kita. Namun di
balik itu, mereka telah menyadari bahwa bahasa daerahnya tidak mungkin dapat
dipakai sebagai alat perhubungan antarsuku, sebab yang diajak komunikasi juga
mempunyai bahasa daerah tersendiri. Dan puncaknya, pada tanggal 28 Oktober
1928, bahasa Melayu yang berjiwa semangat baru diganti dengan nama bahasa
Indonesia.
6
Dengan fungsi yang ketiga, memungkinkan masyarakat Indonesia yang
beragam latar belakang sosial budaya dan berbeda-beda bahasanya dapat menyatu
dan bersatu dalam kebangsaan, cita-cita, dan rasa senasib. Dengan bahasa
Indonesia, bangsa Indonesia merasa aman dan serasi hidupnya, sebab mereka
tidak merasa bersaing dan tidak merasa lagi ‘dijajah’ oleh masyarakat suku lain.
Apalagi dengan adanya kenyataan bahwa dengan menggunakan bahasa Indonesia,
identitas suku dan nilai-nilai sosial budaya daerah masih tercermin dalam bahasa
daerah masing-masing. Kedudukan dan gungsi bahasa daerah masih tegar dan
tidak bergoyah sedikit pun. Bahkan, bahasa daerah diharapkan dapat memperkaya
khazanah bahasa Indonesia.
7
No Bahasa Melayu Bahasa Indonesia
a. Bahasa resmi kedua di samping bahasa Belanda, Bahasa yang digunakan
terutama untuk tingkat yang dianggap rendah. dalam gerakan
kebangsaan untuk
mencapai kemerdekaan
Indonesia.
b. Bahasa yang diajarkan di sekolah-sekolah yang Bahasa yang digunakan
didirikan atau menurut sistem pemerintah dalam penerbitan-
Hindia Belanda. penerbitan yang
bertujuan untuk
mewujudkan cita-cita
perjuangan
kemerdekaan Indonesia
baik berupa:
Bahasa pers
Bahasa dalam hasil
sastra
c. Penerbitan-penerbitan yang dikelola oleh
jawatan pemerintah Hindia Belanda.
1. Bahasa tersebut dikenal dan dikuasai oleh sebagian besar penduduk negara
itu
2. Secara geografis, bahasa tersebut lebih menyeluruh penyebarannya
3. Bahasa tersebut diterima oleh seluruh penduduk negara itu
Ketiga faktor di atas sudah dimiliki bahasa Indonesia sejak tahun 1928.
Bahkan, tidak hanya itu. Sebelumnya bahasa Indonesia sudah menjalankan
tugasnya sebagai bahasa nasional, bahasa pemersatu bangsa Indonesia.
8
Dalam “Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa Nasional” yang diselenggarakan
di Jakarta pada tanngal 25 s.d. 28Februari 1975 dikemukakan bahwa di dalam
kedudukannya sebagai bahasa Negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai;
Keempat fungsi itu harus dilaksanakan, sebab minimal empat fungsi itulah
memang sebagai ciri penanda bahwa suatu bahasa dapat dikatakan berkedudukan
sebagai bahasa negara.
9
tidaklah mungkin dapat disebarluaskan dan dinikmati oleh masyarakat Indonesia
dengan bahasa lain selain bahasa Indonesia.
10
2. Tahun 1917, Belanda mendirikan Balai Pustaka untuk menyebarkan
bahasa Melyu secara sistematis melalui bacaan-bacaan.
3. Pada 25 Juni 1918, Ratu Belanda memberikan kebebasan kepada anggota
Dewan Rakyat untuk menggunakan bahasa Melayu dalam perundingan-
perundingan.
4. Pada Mei 1933, diterbitkan majalah Pujangga Baru sebagai reaksi atas
sensor yang dilakukan oleh Balai Pustaka terhadap karya sastrawan,
terutama yang menyangkut rasa nasionalisme.
5. Tahun 1938 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia I di Solo, Jawa
Tengah. Dalam kongres tersebut dihasilkan beberapa keputusan, antara
lain:
a. Mengganti Ejaan van Ophuysen
b. Mendirikan institusi Bahasa Indonesia, dan
c. Menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam
Badan Perwakilan.
6. Tahun 1942 – 1945 (masa pendudukan Jepang), Jepang melarang
pemakain bahasa Belanda dan memilih bahasa Indonesia sebagai bahasa
resmi, sebab bahasa Jepang belum banyak dikuasi oleh bangsa Indonesia.
7. Tahun 1947 dibentuk sebuah panitia Ejaan Bahasa Indonesia diketuai oleh
mentri pendidikan yaitu Mr. Soewandi. Mr. Soewandi menetapkan
perubahan ejaan bahasa indonesia menjadi Ejaan Republik atau Ejaan
Soewardi.
8. Tahun 1948 terbentuk Balai Bahasa yan g menangani pembinaan bahasa.
Pada tahun 1968 berganti nama menjadi Lembaga Bahasa Nasional dan
tahun 1972 diubah menjadi Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
yang selanjutnya lebih dikenal dengan Pusat Bahasa.
9. Tahun 1963 dilakukan pemufakatan Ejaan Melindo (Ejaan Melayu–
Indonesia)
10. Pada 16 Agustus 1972 Presiden Soeharto meresmikan penggunakan Ejaan
yang Disempurnakan (kemudian biasa disingkat EYD). Ejaan tersebut
mengganti ejaan lama, ejaan Republik atau ejaan Soewardi.
31 Agustus 1972 resmi diberlakukan Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia yang disempurnakan dan Pembentukan Istilah resmi.
Bahasa Indonesia adalah bahasa yang terpeting dinegara kita, peran dari
bahasa Indonesia itu sendiri bersumber dari Sumpah Pemuda pada tanggal 28
Oktober 1928 yang berbunyi “ kami poetra poetri Indonesia mendjoendjoeng
bahasa persatuan, bahasa Indonesia”. Selain itu bahasa berfungsi sebagai alat
pemersatu untuk suku yang ada di Indonesia.
11
Bahasa Indonesia dikalangan remaja saat ini banyak yang tidak sesuai
dengan kata baku atau sering didengar dengan bahasa gaul. Dewasa saat ini
bahasa Indonesia semakin keritis. Sebenarnya apa hakikat dari bahasa itu sendiri,
menurut Abdul dan Leonie (2004:11) dalam buku pragmatic “bahasa adalah
sebuah sistem , artinya bahasa dibentuk oleh sejumlah komponen yang berpola
secara tetap dan dapat dikaidahkan “ . Banyak orang yang tidak mempedulikan
bahasa lagi saat ini, dikarenakan bahasa memang telah melekat pada diri individu
sejak lahir, sama halnya seperti kita tidak meperhatikan saat kita bernafas.
Tetapi perubahan bahasa saat ini tidak seperti perubahan bahasa Indonesia
dahulu yang memang dari kata serapan. Akibatnya, yang awalnya fungsi bahasa
sebagai jati diri bangsa, sekarang cuman sebagai penyambung komuikasi. Sikap
bangsa Indonesia terhadap bahasa Indonesia cendrung Ambivalen,sehingga akan
menimbulkan dilematis. Artinya, disatu pihak kita menginginkan bahasa
Indonesia menjadi bahasa yang modern, dan dapat mengikuti perkembangan
zaman sekarang ini, tetapi dipihak lain kita telah melunturkan identitas dan citra
bahasa Indonesia dengan lebih banyak mengapresiasi bahasa asing sebagai bahasa
modern.
12
bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi dengan masyarakat Indonesia lain yang
berbeda daerah dan bahasa, dan juga sebagai identitas bahwa masyarakat tersebut
memiliki bahasa kesatuan yang dijunjung tinggi.
Seperti bunyi dalam sumpah pemuda pada poin ketiga yang merupakan
salah satu bukti yang menunjukkan pentingnya bahasa Indonesia. Bahasa
menunjukkan bangsa, itu artinya bahasa sebagai identitas bangsa itu sendiri.
Bangsa Indonesia memiliki bahasa kesatuan yang dipakai oleh seluruh
masyarakatnya untuk berinteraksi satu sama lain dan juga sebagai jembatan
penghubung antar masyarakat yang memiliki bahasa yang berbeda.
Kesantunan atau yang biasa kita sebut dengan tata krama dapat dilihat dari
berbagai segi dalam pergaulan sehari- hari. :
13
Kedua, kesantunan sangat kontekstual, yakni berlaku dalam masyarakat, tempat
atau situasi tertentu, tetapi belum tentu berlaku bagi masyarakat, tempat atau
situasi lain. Contohnya ketika seseorang bertemu dengan teman karib, boleh saja
dia menggunakan kata yang agak kasar dengan suara keras, tetapi hal itu tidak
santun apabila ditujukan kepada tamu atau seseorang yang baru dikenal.
Ketiga, kesantunan selalu bipolar, yaitu memiliki hubungan dua kutub, seperti
antara anak dan orang tua, antara orang yang masih muda dan orang yang lebih
tua, antara tuan rumah dan tamu, antara pria dan wanita, antara mahasiswa dan
dosen, dan sebagainya.
Keempat, kesantunan tercermin dalam cara berpakaian, cara berbuat dan cara
berbahasa.
Oleh karena itu, masalah tata cara berbahasa ini harus mendapatkan
perhatian. Dengan mengetahui tata cara berbahasa diharapkan orang lebih bisa
memahami pesan yang disampaikan dalam komunikasi karena tata cara berbahasa
bertujuan mengatur serangkaian hal berikut :
14
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat di ambil berdasarkan makalah ini yaitu:
Bahasa Indonesia selain berkedudukan sebagai bahasa nasional, juga
berkedudukan sebagai bahasa Negara (resmi) yang diresmikan pada
saat Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928.
Pada awalnya, bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu yang
telah dipakai sejak abad ke VII.
Dewasa ini, banyak orang terutama di kalangan remaja yang tidak lagi
mempedulikan bahasa Indonesia dan lebih mengapresiasi bahasa asing
sebagai bahasa modern.
Bahasa yang di ucapkan setiap masyarakat bangsa mencerminkan
kesantunan dan jati diri masyarakat itu sendiri.
3.2. Saran
Untuk melengkapi makalah ini agar menjadi lebih rinci dan lengkap,
kedepannya penulis akan membahas tentang:
15
Daftar Pustaka
Muslich, Masnur dan Oka, I Gusti Ngurah. 2010. Perencanaan Bahasa pada Era
Globalisasi. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Wahab, Abdul. 1995. Isu Linguistik Pengajaran Bahasa dan Sastra. Surabaya:
Airlangga University Press.
16