PENDAHULUAN
Prinsip pemisahan campuran yang melewati dua fase, yakni gas menjadi fase
cair dinamakan dengan proses destilasi. Perbedaan titik didih dan tekanan uap
membuat kedua campuran ini berpisah. Semakin tinggi tekanan uap maka titik didih
cairan tersebut semakin tinggi. Penguapan dipengaruhi oleh titik cairan tersebut.
Cairan yang memiliki titik didih teredah, maka lebih cepat untuk mendidih.
Destilasi memiliki prinsip kerja utama dimana terjadi pemanasan dan salah
satu komponen campurannya akan menguap setelah mencapai titik didihnya, yang
paling dahulu menguap merupakan yang bersifat volatil atau mudah menguap. Uap
tersebut akan masuk ke dalam pipa pada kondensor (terjadi proses pendinginan)
sehingga terjadi tetesan yang turun ke Erlenmeyer yang disebut juga destilat.
Berbagai macam alat destilasi yang digunankan sesuai dengan bahan yang
akan di destilasi. Berdasarkan uraian di atas makalah ini dibuat untuk bisa lebih
memahami macam- macam destilasi. Minyak atsiri dikenal dengan nama minyak
eteris atau minyak terbang. Minyak atsiri merupakan bahan yang bersifat mudah
menguap (volatil), mempunyai rasa getir, dan bau mirip tanaman asalnya yang
diambil dari bagian-bagian tanaman seperti daun, buah, biji, bunga, akar, rimpang,
kulit kayu, bahkan seluruh bagian tanaman. minyak atsiri selain dihasilkan oleh
tanaman, dapat juga sebagai bentuk dari hasil degradasi oleh enzim atau dibuat secara
sintetis.
Peranan minyak atsiri dalam kehidupan manusia telah mulai dikenal sejak
beberapa abad yang lalu. Tanaman yang menghasilkan minyak atsiri diperkirakan
berjumlah 150 – 200 spesies, yang termasuk dalam famili Pinaceae, Labiatae,
Compositae, Lauraceae, Myrtaceae, dan Umbeliferae. Minyak atsiri dapat bersumber
pada setiap bagian tanaman yaitu dari , buah, bunga, biji, batang, kulit buah dan akar.
Salah satu minyak atsiri itu adalah cengkeh dan sereh.
Ekstraksi adalah suatu cara untuk mendapatkan minyak atau lemak dari bahan
yang diduga mengandung minyak atau lemak. Adapun cara ekstraksi ini bermacam–
macam, yaitu rendering (dry rendering dan wet rendering), mechanical expression dan
solvent extraction. Rendering merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak dari
bahan yang diduga mengandung minyak atau lemak dengan kadar air yang tinggi
Menurut pengerjaannya rendering dibagi dalam dua cara yaitu wet rendering dan dry
rendering. Dry Rendering merupakan cara rendering tanpa penambahan air selama
proses berlangsung. Pemanasan dilakukan pada suhu 2200F sampai 2300F (1050C-
1100C). Ampas bahan yang telah diambil minyaknya akan diendapkan pada dasar
ketel. Minyak atau lemak yang akan dihasilkan akan dipisahkan dari ampas yang telah
mengendapkan dan pengembilan minyak dilakukan pada bagian atas ketel. Wet
rendering adalah proses rendering dengan penambahan air selama berlangsungnya
proses tersebut. Cara ini dikerjakan pada ketel yang terbuka atau tertutup dengan
menggunakan temperatur yang tinggi serta tekanan 40 sampai 60 pound tekanan uap
(40-60 psi) Penggunaan temperatur rendah dalam proses wet rendering dilakukan jika
diinginkan flavor netral dari minyak atau lemak.
2.3 Tujuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Destilasi
Destilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan
perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap bahan. Perlakuan penyulingan campuran zat
akan dididihkan sehingga menguap dan uap ini kemudian didinginkan kembali dalam bentuk
cairan.
Destilasi merupakan suatu perubahan cairan menjadi uap dan uap tersebut didinginkan
kembali menjadi cairan. Unit operasi destilasi merupakan metode yang digunakan untuk
memisahkan komponen-komponen yang terdapat dalam suatu larutan atau campuran dan
tergantung pada distribusi komponen-komponen tersebut antara fasa uap dan fasa air. Semua
komponen tersebut terdapat dalam fasa cairan dan uap. Fasa uap terbentuk dari fasa cair
melalui penguapan (evaporasi) pada titik didihnya.
Pemisahan dengan distilasi berbeda dengan pemisahan dengan cara peguapan. Pada
pemisahan dengan cara distilasi semua komponen yang terdapat didalam campuran bersifat
mudah menguap (volatil). Tingkat penguapan (volatilitas) masing-masing komponen
berbeda-beda pada suhu yang sama. Hal ini berakibat bahwa pada suhu tertentu uap yang
dihasilkan dari suatu campuran cairan akan selalu mengandung lebih banyak komponen yang
lebih volatil. Sifat yang demikian ini akan terjadi sebaliknya, yakni pada suhu tertentu fasa
cairan akan lebih banyak mengandaung omponen yang kurang volatil. Jadi cairan yang
setimbang dengan uapnya pada suhu tertentu memiliki komposisi yang berbeda. Pada
pemisahan dengan cara penguapan, komponen volatildipisahkan dari kmponen non volatil,
karena proses pemanasan.
Metode Destilasi
Di antara metode-metode isolasi yang paling lazim dilakukan adalah metode destilasi.
Beberapa metode destilasi yang popular dilakukan di berbagai perusahaan industri
penyulingan minyak atsiri, antara lain sebagai berikut :
a. Metode destilasi kering. Metode ini paling sesuai untuk bahan tanaman yang kering dan
untuk minyakminyak yang tahan pemanasan (tidak mengalami perubahan bau dan
warna saat dipanaskan), misalnya oleoresin.
b. Destilasi air. Metode ini dapat digunakan untuk bahan kering maupun bahan segar dan
terutama digunakan untuk minyak-minyak yang kebanyakan dapat rusak akibat panas
kering. Dalam metode ini meliputi:
Destilasi air : bahan tanaman langsung direbus dalam air. Bahan (simplisia)
bercampur sempurna dengan air mendidih, senyawa kandungan menguap tetap
kontinu ikut terdestilasi
Destilasi uap : bahan tanaman ditaruh di dalam bejana tanpa air dan
disemburkan uap air dari luar bejana. Bahan (simplisia) benar–benar tidak
tercelup ke air yang mendidih, namun di lewati uap air sehingga senyawa
kandungan menguap ikut terdestilasi
Destilasi uap air : bahan tanaman ditaruh di bejana bagian atas, sementara uap
air dihasilkan oleh air mendidih dari bawah dandang.
c. Metode Penyarian
d. Metode Pengepresan atau Pemerasan
e. Metode Enfleurage
Prinsip destilasi adalah penguapan cairan dan pengembunan kembali uap tersebut pada
suhu titik didih. Titik didih suatu cairan adalah suhu dimana tekanan uapnya sama dengan
tekanan atmosfer. Cairan yang diembunkan kembali disebut destilat. Tujuan destilasi adalah
pemurnian zat cair pada titik didihnya, dan memisahkan cairan tersebut dari zat padat yang
terlarut atau dari zat cair lainnya yang mempunyai perbedaan titik didih cairan murni. Pada
destilasi biasa, tekanan uap di atas cairan adalah tekanan atmosfer (titik didih normal). Untuk
senyawa murni, suhu yang tercatat pada termometer yang ditempatkan pada tempat terjadinya
proses destilasi adalah sama dengan titik didih destilat.
1. Destilasi sederhana
Destilasi sederhana atau destilasi biasa adalah teknik pemisahan kimia untuk
memisahkan dua atau lebih komponen yang memiliki perbedaan titik didih yang jauh.
Suatu campuran dapat dipisahkan dengan destilasi biasa ini untuk memperoleh
senyawa murni. Senyawa yang terdapat dalam campuran akan menguap saat
mencapai titik didih masingmasing.Pada distilasi sederhana, dasar pemisahannya
adalah perbedaan titik didih yang jauhatau dengan salah satu komponen bersifat
volatil. Jika campuran dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah
akan menguap lebih dulu. Selain perbedaan titik didih, juga perbedaan
kevolatilan,yaitu kecenderungan sebuah substansi untuk menjadi gas. Distilasi ini
dilakukan pada tekanan atmosfer. Aplikasi distilasi sederhana digunakan untuk
memisahkan campuran air dan alkohol.
Destilasi sederhana mampu memisahkan dan memurnikan suatu larutan
berdasarkan pada perbedaan titik didih yang sangat jauh. Pelarut dengan titik didih
yang lebih rendah akan menguap terlebih dahulu menjadi destilat sedangkan
komponen yang lain menjadi komponen yang murni. Pelarut n-heksan merupakan
senyawa yang sangat volatil. Bahkan dengan kenaikan suhu sedikit saja senyawa
tersebut bisa menguap. Hal ini disesbabkan karena titik didih yang rendah yaitu 69oC.
Teknik destilasi secara sederhana didasarkan pada perbedaan titik didih yang jauh
antara komponen yang satu dengan komponen yang lainnya dalam suatu larutan atau
dengan kata lain semua komponen yang terdapat di dalam campuran haruslah bersifat
volatil. Tingkat penguapan masing-masing komponen berbeda-beda pada suhu yang
sama sehingga larutan yang titik didihnya rendah menguap terlebih dahulu.
Proses ini digunakan untuk komponen yang memiliki titik didih yang
berdekatan. Pada dasarnya sama dengan destilasi sederhana, hanya saja memiliki
kondensor yang lebih banyak sehingga mampu memisahkan dua komponen yang
memliki perbedaan titik didih yang bertekanan. Pada proses ini akan didapatkan
substan kimia yang lebih murni.
Aplikasi dari distilasi jenis ini digunakan pada industri minyak mentah untuk
memisahkan komponen-komponen dalam minyak mentah. Minyak mentah
dipanaskan dalam aliran pipa dalam furnace (tanur) sampai dengan suhu kurang lebih
370C. Minyak mentah yang sudah dipanaskan tersebut kemudian masuk kedalam
kolom fraksinasi pada bagian flash chamber. Biasanya berada pada sepertiga bagian
bawah kolom fraksinasi. Untuk menjaga suhu dan tekanan dalam kolom maka dibantu
pemanasan dengan steam (uap air panas dan bertekanan tinggi). Minyak mentah yang
menguap pada proses destilasi ini naik ke bagian atas kolom dan selanjutnya
terkondensasi pada suhu yang berbeda-beda. Komponen yang titik didihnya lebih
tinggi akan tetap berupa cairan dan turun ke bawah, sedangkanyang titik didihnya
lebih rendah akan menguap dan naik ke bagian atas melalui sungkup-sungkup yang
disebut sungkup gelembung. Makin ke atas, suhu yang terdapat dalam kolom
fraksionasi tersebut makin rendah, sehingga setiap kali komponen dengan titik didih
lebih tinggi akan terpisah. Sedangkan komponen yang titik didihnya lebih rendah naik
ke bagian yang lebih atas lagi. Demikian selanjutnya sehingga komponen yang
mencapai puncak adalah komponen yang pada suhu kamar berupa gas. Komponen
yang berupa gas ini disebut gas petroleum, kemudian dicairkan dan disebut LPG
!(Liquified Petroleum Gas). Fraksi minyak mentah yang tidak menguap menjadi
residu. Residu minyak bumi meliputi parafin, lilin, dan aspal. Residu-residu ini
memiliki rantai karbon sejumlah lebih dari 20.
3. Destilasi uap
Suatu destilasi yang dilakukan untuk memurnikan dan mengisolasikan suatu
senyawa. Destilasi uap biasanya dilakukan untuk memisahkan senyawa yang tidak
mudah menguap atau senyawa yang yidak dikehendaki, campuran berair yang
mengandung garam-garam anorganik, senyawa yang tidak langsung menguap dalam
air, hasil samping tertentu yang teruapkan oleh pengaruh uap air. (Common Text
Book, Kimia Analitik II).
Prinsip dasar pada destilasi adalah pemisahan dua zat atau lebih yang mempunyai
perbedaan titik didih. Zat yang mempunyai perbedaan titik didih rendah akan cepat
terdestilasi daripada zat yang bertitik didih tinggi. Uap zat akan yang bersifat volatile
dan memiliki titik didih yang rendah akan masuk ke dalam pipa pada kondensor
(terjadi proses pendinginan) sehingga akan turun berupa tetasan-tetesan yang turun
kedalam penampung yang disebut destilat.
Prinsip pemisahan campuran melewati dua fase, yakni gas menjadi fase cair
dinamakan dengan proses destilasi. Perbedaan titik didih dan tekanan uap membuat
kedua campuran ini berpisah. Semakin tinggi tekanan uap maka titik didih cairan
tersebut semakin tinggi. Penguapan dipengaruhi oleh titik cairan tersebut. Cairan yang
memiliki titik didih terendah, maka lebih cepat untuk mendidih.
Zat campuran akan dimasukkan kedalam labu destilasi, lalu didestilasikan dengan
memanaskan campuran tersebut dalam hot plate. Uap yang dihasilkan adalah uap
hasil dari zat yang bertitik didih rendah. Uapnya nanti akan di embunkan dalam
kondensor yang berfungsi sebagai pendingin uap, cairan tersebut nantinya akan
menetes kedalam labu Erlenmyer. (Modul pembelajaran Universitas Sumatra Utara)
Bila komponen A dan B membentuk suatu campura yang tidak bercampur maka
tekanan uap totalnya sama dengan penjumlahan tekanan uapnya masing-masing, PT =
PA + PB komposisi uapnya akan berbanding lurus dengan tekanan uapnya masing-
masing.
4. Destilasi Vakum
a. Pengertian Destilasi Vakum
Teknik destilasi vakum bertujuan untu memisahkan produk yan tidak mudah
menguap, seperti minyak pelumas yang distilasinya tidak memerlukan pemanasan
dengan suhu tinggi.
Proses distilasi dengan tekanan dibawah tekanan atmosfer. Destilasi vakum adalah
merupakan destilasi tekanan dibawah 1 atmosfer tekanan operasinya 0,4 atm (≤300
mmHg absolut), untuk memisahkan fraksi –fraksi yang tidak dapat dipisahkan dengan
destilasi atmosferik seperti gas oil berat, parafine destilate atau vakum distilate yang
masih terkandung didalam long residu dari hasil destilasi atmosferik. Residu yang
terdapat dari destilasi atmosferik ini tidak dapat dipisahkan dengan destilasi
atmosferik, apabila dipanaskan pada tekanan atmosferik akan terjadi cracking
sehingga akan merusak mutu produk dan menimbulkan tar (coke) yang kemudian
dapat diberikan kenutuhan pada tube dapur. Dengan cara penyulingan di bawah
tekanan atmosferik atau tekanan vakum fraksi–fraksi yang terkandung di dalam long
residudapat dicovery. (Sari, 2009)
Prinsip ini didasarkan pada hukum fisika dimana zat cair akan mendidih dibawah
titik didih normalnya apabila tekanan pada permukaan zat cair itu diperkecil atau
vakum. Untuk memperkecil tekanan permukaan zat cair dipergunakan dengan alat jet
ejector dan barometric condensor. Pada prinsipnya proses vakum ini tidak jauh dari
proses destilasi atmosferik. Proses destilasi vakum pada sistem vakum proses
berlangsung dibawah kondisi normal ±30 –35 mmHg dengan tujuan menurunkan titik
didihnya. (Fahmi, 2014)
b. Fungsi dari Destilasi Vakum
Untuk menurunkan titik didih pada minyak berat atau long residu sehingga
menghasilkan produk – produknya.
c. Produk yang dihasilkan
Produk-produk yang dihasilkan pada destilasi vakum antara lain :
1. Produk Hight Vacum Gas Oil ( HVGO ), produk ini digunakan untuk bahan baku
proses cracking (hydro cracking unit / HCU).produk POD bila tidak diolah di
wax plant digabungkan dengan produk HVGO untuk unpan di HCU
2. Produk Light Vacum Sloop ( LVS ), adalah produk Light Vacum Gas Oil
(LVGO) , digunakan untuk komponen blending solar.
3. Produk Light Vacum Gas Oil ( LVGO ),
4. Produk Parafine Oil Distillate ( POD ), produk ini adalah bahan baku bagi proses
pembuatan lilin atau wax, di unit proses wax plant. Produk ini merupakan produk
yang khusus, jadi tidak semua HVU mempunyai produk ini.
5. Produk bottom kolom HVU berupa Short Residue yang digunakan untuk fuel oil
di dapur atau digunakan untuk aspal jalan. Produk-produk tersebut keluar dari
kolom kemudian diambil panasnya dipreheater atau heat-exchager dan
didinginkan dengan fin fan dan selanjutnya dikirim ke tangki produksi atau ke
proses selanjutnya.
d. Alat yang digunakan
Alat-alat yang digunakan pada pross destilasi vakum antara lain :
1. Pompa adalah alat pemindahan fluida cair dari suatu tempat ke tempat lain
melalui suatu media pipa dengan memberikan energi dan dilakukan secara terus
menerus/kontinyu. Pompa mempunyai bermacam–macam jenisnya misalnya
pompa centrifugal, pompa piston dan lain –lain.
2. Kolom distilasi merupakan alat yang paling vital karea proses destilasi terjadi
pada alat ini. Kolom destilasi biasanya berbentuk silinder yang terbuat dari bahan
baja dimana di dalamnya dilengkapai alat kontak (tray) yang berfungsi untuk
memisahkan komponen campuran larutan. Di dalam kolom tersebut dilengkapi
dengan sambungan untuk saluran umpan, hasil samping reflux, reboiler, produk
dan produk bottom dan steam stripping.
3. Kolom stripper berfungsi untuk menajamkan pemisahan komponen-
komponendengan cara mengusir atau melucuti fraksi-fraksi yang lebih ringan
didalam produk yang dikehendaki.
4. Heat Exchanger Berfungsi untuk berlangsungnya proses pemindahan panas antara
fluida satu ke fluida lain yang saling mempunyai kepentingan.
5. Condensor berfungsi untuk mengembunkan uap yaitu mengubah fase uap
menjadi fase cair, dan umumnya yang dipakai sebagai pendingin adalah air.
6. Separator berfungsi untuk memisahkan dua zat yang saling melarutkan, misalnya
gas dan cairan, minyak dan air dan sebagainya.
7. Furnace berfungsi sebagai tempat mentransfer panas yang diperoleh dari hasil
pemabakaran bahan bakar. Di dalam dapur terdapat pipa pemanasan yang disusun
sedemikian rupa sehingga proses pemindahan panas dapat berjalan sebaik
mungkin.
8. Cooler berfungsi sebagai peralatan untuk mendinginkan produk yang masih
mempunyai suhu tinggi yang tidak diijinkan untuk disimpan dalam tangki.
9. Perpipaan adalah suatu sistem jaringan pipa yang menghubungkan dari peralatan
satu dengan peralatan lainnya. Pipa berfungsi sebagai alat
penyaluran/mengalirkan cairan atau gas. Pipa dibuat dari bermacam-macam jenis
bahan misalkan dari baja, karet, PVC dan lain – lain bergantung biasanya jenis
baja dengan panduan carbon.
10. Instrumentasi adalah suatu alat kontrol yang digunakan di dalamproses
pengolahan minyak agar proses dapat terkendali dan aman sehingga apa yang
diharapkan dalam proses pengolahan dapat tercapai.
11. Jet Ejektor adalah suatu alat untuk membuat kevakuman yang tinggi didalam
HVU(High Vaccum Unit).
Minyak atsiri merupakan salah satu senyawa metabolit sekunder yang mudah menguap
(volatil) dan bukan merupakan senyawa murni tetapi tersusun atas beberapa komponen yang
mayoritas berasal dari golongan terpenoid.
Minyak atsiri disebut juga minyak eteris adalah minyak yang bersifat mudah menguap,
yang terdiri dari campuran at yang mudah menguap, dengan komposisi dan titik didih
berbeda-beda. Setiap substansi yang dapat menguap memiliki titik didih dan tekanan uap
tertentu dan dalam hal ini dipengaruhi oleh suhu. Pada umumnya tekanan uap yang rendah
dimiliki oleh persenyawaan yang memiliki titik didih tinggi.
Untuk memperoleh minyak atsiri dari suatu bahan dapat dilakukan dengan berbagai cara
diantaranya penyulingan, pengepresan, ekstraksi pelarut mudah menguap dan ekstraksi dengan
lemak padat. Penyulingan dapat didefinisikan sebagai pemisahan komponen suatu campuran dari
dua jenis cairan atau lebih berdasarkan perbedaan tekanan uap dan titik didih dari masing-masing
zat tersebut. Pada proses penyulingan minyak atsiri dikenal tiga metode penyulingan yaitu
penyulingan dengan air langsung, penyulingan air-uap dan penyulingan uap langsung. Masing-
masing metode penyulingan memiliki kelebihan dan kekurangan.
Minyak atsiri dikenal dengan nama minyak eteris atau minyak terbang (essential oil,
volatile) yang merupakan salah satu hasil metabolisme tanaman. Bersifat mudah menguap
pada suhu kamar, mempunyai rasa getir, serta berbau wangi sesuai dengan bau tanaman
penghasilnya. Minyak atsiri larut dalam pelarut organik dan tidak larut dalam air.
Peranan utama minyak atsiri terhadap tumbuhan adalah sebagai pengusir serangga (mencegah
daun dan bunga rusak) serta sebagai pengusir hewan pemakan daun. Namun, sebaliknya
minyak atsiri juga berfungsi sebagai penarik serangga guna membantu terjadinya
penyerbukan silang dari bunga.
Cara ekstraksi merupakan sistem pembuatan minyak atsiri yang bahan bakunya memiliki
rendemen kecil, rusak pada suhu tinggi, dan rata-rata larut dalam air. Cara ekstraksi biasanya
digunakan untuk bahan baku minyak atsiri berupa bunga. Beberapa komoditas minyak atsiri
yang menggunakan sistem ekstraksi di antaranya mawar, melati, dan sedap malam. Cara
ekstraksi dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu ekstraksi dengan pelarut menguap, ekstraksi
dengan lemak dingin, dan ekstraksi dengan lemak panas. Ekstraksi minyak atsiri secara
komersial umumnya dilakukan dengan pelarut menguap (solvent extraction).
2.6 Prinsip Metode Ekstraksi
Prinsip metode ekstraksi Dengan pelarut menguap adalah melarutkan minyak atsiri di dalam
bahan pelarut organik yang mudah menguap.
2.6 Alat
Alat yang digunakan dalam metode ini adalah ekstraktor yang terdiri dari tabung
ekstraktor berputar dan tabung evaporator (penguap). Tabung ekstraktor dan evaporator ini
dilengkapi dengan penunjuk tekanan dan suhu. Di dalam ekstraktor berputar terdapat saluran
masuk pelarut organik dan pompanya. Sementara itu, saluran masuk evaporator dibuat
tertutup agar pelarut tidak mudah menguap.
2.7 Bahan
Bahan baku (cengkeh), Pelarut yang dapat digunakan di antaranya alkohol, heksana,
benzena, dan toluena. Selain itu, dapat juga menggunakan pelarut non-polar seperti metanol,
etanol, kloroform, aseton, petroleum eter, dan etilasetat dengan kadar 96%.
1. Masukkan bahan baku segar ke dalam ekstraktor dan rendam bersama dengan pelarut
organik (misalnya hexan).
2. Pelarut menguap berpenetrasi ke dalam jaringan bahan baku dan melarutkan minyak serta
beberapa zat seperti resin, lilin, dan zat warna. Untuk bunga melati, perendaman
dilakukan selama 1 jam, sedangkan bunga mawar direndam selama 12 jam.
3. Putar ekstraktor selama 20—60 menit, lalu pisahkan larutan dari ampas hasil ekstraksi.
5. Pelarut akan menguap dan menyisakan larutan semipadat berwarna merah kecokelatan
yang disebut concentrate. Larutan ini terdiri dari minyak atsiri, lilin, dan resin.
6. Aduk dan larutkan concentrate di dalam alkohol 95% yang dapat mengikat minyak atsiri.
7. Dinginkan concentrate pada suhu -5° C di dalam lemari pendingin hingga lilin
mengendap. Setelah itu, saring hingga diperoleh larutan.
8. Lakukan destilasi ulang dalam kondisi vakum pada suhu 45° C untuk memisahkan
minyak dengan alkohol yang mengikatnya hingga dihasilkan minyak atsiri murni.
Kelebihan Destilasi :
Kekurangan Destilasi :
1. Hanya dapat memisahkan zat yang memiliki perbedaan titik didih yang besar.
2. Biaya penggunaan alat ini relatif mahal.
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Tim Kimia Organik. 2014. Petunjuk Praktikum Kimia Organik. Jember: Universitas
Jember.