Anda di halaman 1dari 4

Anemia Defisiensi Besi

No. Dokumen No. Revisi Halaman

UPTD Rumah
00 1/3
Sakit Jiwa
Provinsi Bali
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh
Direktur RSJ Provinsi Bali
PANDUAN
PRAKTIS
KLINIS dr. I Dewa Gede Basudewa, Sp.KJ
NIP. 19620802 199103 1 003
Tujuan a) Mengetahui cara penegakkan diagnosis anemia defisiensi besi
b) Mampu melakukan intervensi atau tatalaksana penyakit anemia defisiensi
besi berdasarkan tingkat kemampuan dokter umum
c) Mampu melakukan perujukan pasien dengan anemia defisiensi besi yang
mengalami kompilkasi
Kebijakan
No. ICD 10 280
Nama Penyakit Anemia Defisiensi Besi
 (ICD 10; 280)
Definisi Anemia secara fungsional didefinisikan sebagai penurunan jumlah massa
eritrosit sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya untuk membawa oksigen
dalam jumlah cukup ke jaringan perifer. Anemia merupakan masalah medik
yang paling sering dijumpai di klinik di seluruh dunia. Diperkirakan >30%
penduduk dunia menderita anemia dan sebagian besar di daerah tropis. Oleh
karena itu anemia seringkali tidak mendapat perhatian oleh para dokter di
klinik.
Hasil Anamnesis Keluhan
(Subjective) Pasien datang ke dokter dengan keluhan:
1. Lemah
2. Lesu
3. Letih
4. Lelah
5. Penglihatan berkunang-kunang
6. Pusing
7. Telinga berdenging
8. Penurunan konsentrasi
9. Sesak nafas
Faktor Risiko Ibu hamil, Remaja putri, Status gizi kurang, Faktor ekonomi kurang, Infeksi
kronik, Vegetarian
Pemeriksaan Gejala umum Pucat dapat terlihat pada: konjungtiva, mukosa mulut, telapak
Fisik tangan, dan jaringan di bawah kuku.
Gejala anemia defisiensi besi, Disfagia , Atrofi papil lidah, Stomatitis
angularis, Koilonikia
Pemeriksaan penunjang:
1. Pemeriksaan darah: hemoglobin (Hb), hematokrit (Ht), leukosit, trombosit,
jumlah eritrosit, morfologi darah tepi (apusan darah tepi), MCV, MCH,
MCHC, feses rutin, dan urin rutin.
2. Pemeriksaan Khusus (dilakukan di layanan sekunder) Serum iron, TIBC,
saturasi transferin, dan feritin serum
Diagnosis Klinis Anemia adalah suatu sindrom yang dapat disebabkan oleh penyakit dasar
sehingga penting menentukan penyakit dasar yang menyebabkan anemia.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan hasil
pemeriksaan darah dengan kriteria Hb darah kurang dari kadar Hb normal.
Nilai rujukan kadar hemoglobin normal menurut WHO: 1. Laki-laki: >13 g/dL
2. Perempuan: >12 g/dL 3. Perempuan hamil: >11 g/dL
Diagnosis Kerja Anemia Defisiensi Besi
 (ICD 10; 280)
Diagnosis 1. Anemia defisiensi vitamin B12
Banding 2. Anemia aplastik
3. Anemia hemolitik
4. Anemia pada penyakit kronik
Komplikasi 1. Penyakit jantung anemia
2. Pada ibu hamil: BBLR dan IUFD
3. Pada anak: gangguan pertumbuhan dan perkembangan
Penatalaksanaan Penatalaksanaan :
Komprehensif Prinsip penatalaksanaan anemia harus berdasarkan diagnosis definitif yang
(Plan) telah ditegakkan. Setelah penegakan diagnosis dapat diberikan sulfas ferrosus
3 x 200 mg (200 mg mengandung 66 mg besi elemental).

Rencana Tindak Lanjut Untuk penegakan diagnosis definitif anemia defisiensi


besi memerlukan pemeriksaan laboratorium di layananan sekunder dan
penatalaksanaan selanjutnya dapat dilakukan di layanan primer.

Konseling daan 1. Memberikan pengertian kepada pasien dan keluarga tentang perjalanan
Edukasi penyakit dan tata laksananya, sehingga meningkatkan kesadaran dan
kepatuhan dalam berobat serta meningkatkan kualitas hidup pasien.
2. Pasien diinformasikan mengenai efek samping obat berupa mual, muntah,
heartburn, konstipasi, diare, serta BAB kehitaman.
3. Bila terdapat efek samping obat maka segera ke pelayanan kesehatan.
Kriteria Rujukan 1. Anemia tanpa gejala dengan kadar Hb <8g/dL
2. Anemia dengan gejala tanpa melihat kadar Hb segera rujuk
3. Anemia berat dengan indikasi tranfusi (Hb< 7 g/dL)
4. Anemia karena penyebab yang tidak termasuk kompetensi dokter
layanan primer misalnya anemia aplastik, anemia hemolitik dan anemia
megaloblastik
5. Jika didapatkan kegawatan misalnya perdarahan aktif atau distres
pernapasan

Peralatan Pemeriksaan laboratorium sederhana (darah rutin, urin rutin, feses rutin).
Prognosis Prognosis umumnya dubia ad bonam karena sangat tergantung pada
penyakit yang mendasarinya. Bila penyakit yang mendasarinya teratasi,
dengan nutrisi yang baik anemia defisiensi besi dapat teratasi.
Referensi 1. Braunwald, E. Fauci, A.S. Kasper, D.L. Hauser, S.L. et al.Harrisson’s:
Principle of Internal Medicine. 17th Ed. New York: McGraw-Hill
Companies. 2009. (Braunwald, et al., 2009)
2. Sudoyo, A.W. Setiyohadi, B. Alwi, I. Simadibrata, M. Setiati, S. Eds.
Buku ajar ilmu penyakit dalam. 4thEd. Vol. III. Jakarta: Pusat Penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. 2006. (Sudoyo, et al., 2006)
3. Bakta IM. Pendekatan Terhadap Pasien Anemia. Dalam: Sudoyo AW,
Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. 4 thEd. Vol II. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu
Penyakit Dalam FKUI. 2006. hlm 632-36. (Sudoyo, et al., 2006)

Anda mungkin juga menyukai