NUR AMINA
15026
2018
PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN
NUR AMINA
15026
2018
i
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
tepat pada waktunya, Karya tulis ilmiah ini merupakan salah satu syarat
dan ibunda Hj. Masni atas doa dan dukungan mereka pada penulis.
ini, berkat bantuan berbagai pihak, maka Karya Tulis Ilmiah ini selesai
v
vi
Penerapan Asuhan keperawatan pada pasien
dengan masalah utama Isolasi sosial Di Ruang Kenari
Rumah Sakit Khusus Daerah Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2018
Nur Amina
Program Studi DIII Keperawatan
Akademi Keperawatan Muhammadiyah Makassar
A. Nur Anna AS, S.Kep.,Ns.,M.Kep
ABSTRAK
Latar Belakang: Isolasi sosial: menarik diri adalah suatu k eadaan dimana seorang
individu terjadi penurunan interaksi atau bahkan tidak bisa berinteraksi dengan orang lain
disekitarnya klien mungkin merasa ditolak, tidak diterima, merasa kesepian dan klien
tidak mampu berhubungan dengan orang lain (Yosep dan Sutini 2014). Menurut WHO
(2018) Angka kejadian di dunia lebih dari 21 juta jiwa orang secara global mengalami
ganguan jiwa kronis. Adapun menurut Data Rekam Medis RSJD Dr.Arief Zainuddin pada
tahun 2016 angka kejadian gangguan jiwa Isolasi Sosial: menarik diri sebesar 3,747 jiwa,
kejadian pada bulan Januari 2017 angka kejadian sebesar 659 jwadan angka kejadian
yang terjadi di kab. Mamajang di RT 3 terdapat 10 orang yang mengalami Isolasi sosial
(Fitriani,2016). Tujuan: mengembangkan pengetahuan didalam penerapan Asuhan
Keperawatan pada pasien dengan masalah utama Isolasi sosial.metode: pendekatan
deskriptif dalam bentuk studi kasus pada penerapan asuhan keperawatan pada pasien
dengan masalah utama isolasi sosial. Hasil: Dalam penerapan asuhan keperawatan
pada pasien dengan masalah utama isolasi sosial dapat mengetahui keuntungan dan
kerugian jika tidak mempunyai teman dan mempraktekkan cara berkenalan dengan
orang lain. Kesimpulan: penerapan strategi pelaksanaan dapat meningkatkan
kemampuan pasien dalam bersosial. Saran: diharapkan perawat dapat menerapkan
strategi pelaksanaan pada pasien dengan isolasi sosial sehingga dapat meningkatkan
kemampuan dalam bersosial dengan masyarakat.
Kata Kunci: Gangguan jiwa, Isolasi sosial, Strategi pelaksanaan.
vii
Application of nursing care in patients
with the main problem Isolation social In the Walari Room
Regional Special Hospital of South Sulawesi Province
Year 2018
Nur Amina
DIII Study Program of Nursing
Muhammadiyah Nursing Academy Makassar
A. Nur Anna AS, S.Kep., Ns., M.Kep
ABSTRAC
viii
DAFTAR ISI
1. Pengkajian ....................................................................... 7
4. Implementasi .................................................................... 14
ix
5. Evaluasi .......................................................................... 14
3. Etiologi .............................................................................. 18
6. Penatalaksanaan .............................................................. 25
x
2. Pengkajian........................................................................... 34
B. PEMBAHASAN ......................................................................... 44
1. Pengkajian .......................................................................... 44
C. KETERBATASAN ...................................................................... 47
A. KESIMPULAN ..................................................................... 48
B. SARAN................................................................................ 50
LAMPIRAN........................................................................................... 52
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
ARTI LAMBANG SINGKATAN DAN ISTILAH
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bersingungan dengan sosial, dan emosi yang baik, dan hidup serta
berat. Gangguan jiwa ringan bisa berupa depresi yang tidak terlalu
2017).
1
tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan
dalam bertingkah laku. Hal itu terjadi karena menurunya semua fungsi
Menurut WHO (2018) Angka kejadian di dunia lebih dari 21 juta jiwa
orang secara global mengalami ganguan jiwa kronis, Jasa Lebih dari
2020, yang disahkan oleh Majelis Kesehatan Dunia pada tahun 2013,
2
Indonesia seperti skizofrenia mencapai sekitar 400.000 orang
putus asa dan merasa tertekan, keadaan ini membuat klien tidak ingin
3
Perilaku isolasi sosial menarik diri dapat disebabkan karena
4
halusinasi dan resiko tinggi mencederai diri sendiri, orang lain bahkan
lingkungan, selain itu perilaku tertutup dengan orang lain juga biasa
jumlah pasien isolasi sosial 429 orang pada tahun 2017. (Atmaja,
pada tahun 2016 angka kejadian gangguan jiwa Isolasi Sosial: menarik
diri sebesar 3,747 jiwa, kejadian pada bulan Januari 2017 angka
(Fitriani, 2016).
sosial di 2 Rumah Sakit Jiwa daerah yang angka kejadian isolasi sosial
5
dalampembuatan Karya Tulis Ilmiah, dan sekaligus ingin mengetahui
B. Rumusan Masalah
1. Masyarakat:
2. Penulis
kesehatan.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengkajian
yaitu:
a. Identitas klien
dibicarakan.
b. Alasan masuk
7
berdiam diri di kamar, menolak interaksi dengan orang lain,
c. Faktor predisposisi
adalah:
1) Faktor perkembangan
8
Sistem keluarga yang terganggu dapat menunjang
2) Faktor biologis
menyebabkan skizofernia.
9
4) Faktor komunikasi
di luar keluarga.
d. Stressor presipitasi
10
2) Stressor psikologi
e. Pemeriksaan fisik
f. Psikososial
1) Genogram
asuh.
2) Konsep diri
a) Gambaran diri
b) Identitas diri
c) Fungsi peran
d) Ideal diri
e) Harga diri
11
3) Hubungan sosial
4) Spiritual
5) Status mental
a) Penampilan
b) Pembicaraan
c) Aktivitas motorik
f) Persepsi-sensori
g) Proses pikir
h) Tingkat kesadaran
i) Memori
12
k) Koping penjelesaian masalah
2. Diagnosa keperawatan
a) Isolasi sosial.
c) Halusinasi.
f) Intoleransi aktivitas.
3. Tindakan keperawatan
Tabel 1.1 Rencana Keperawatan Isolasi sosial
No Pasien Keluarga
SP1P SP1K
1. Mengidentifikasi penyebab isolasi Mendiskusikan masalah yang
sosial pasien. dirasakan kelurga dalam merawat
pasien.
2. Berdiskusi dengan klien tentang Menjelaskan pengertian, tanda dan
keuntungan berinteraksi dengan gejala isolasi sosial yang dialami
orang lain. klien beserta proses terjadinya.
3. Berdiskusi dengan klien tentang Menjelaskan cara-cara merawat klien
kerugian berinteraksi dengan orang dengan isolasi sosial. (Azizah, 2011)
lain.
4. Mengajarkan klien cara berkenalan
dengan satu orang.
5. Menganjurkan klien memasukkan
kegiatan letihan berbincang-bincang
dengan orang lain dalam kegiatan
harian.
SP2P SP2K
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian Melatih keluarga mempraktikkan cara
pasien. merawat klien dengan isolasi social.
2. Memberikan kesempatan kepada Melatih keluarga mempraktikan cara
klien mempraktikkan cara berkenalan merawat langsung kepada klien
dengan satu orang. isolasi social.
Membantu klien memasukkan
13
kegiatan latihan berbincang-bincang
dengan orang lain sebagai salah
suatu kegiatan harian.
SP3P SP3K
4. Implementasi
Implementasi adalah pengelolahan dan perwujudan dari
dengan kondisinya saat ini atau here and now (Hermawan, 2015).
5. Evaluasi
Evluasi merupakan proses berkelanjutan untuk menilai efek
14
B. KONSEP DASAR TEORI ISOLASI SOSIAL
Akbar, 2016).
15
merupakan kesepian yang dialami oleh individu dan dirasakan saat
percaya diri bayi akan perilakunya dan rasa percaya bayi pada
16
dapat mengembangkan kemampuan berhubungan yang
dimilikinya.
17
f. Dewasa tengah (25-65 tahun)
3. Etiologi
Isolasi sosial disebabkan karena kurangnya rasa percaya
18
interpersonal. Faktor yang mungkin mempengaruhi antara lain
a. Faktor predisposisi
adalah:
1) Faktor perkembangan
objek.
19
3) Faktor biologis
skizofrenia.
b. Faktor presipitasi
3) Faktor timing
predispitasi)
6) Faktor physiological
7) Faktor behavioral
20
8) Faktor sosial
1. Rentang Respon
Menurut Stuart sundeen rentang respons klien di tinjau dan
berikut:
interpenden narkisisme
a. Respon adaptif
1) Menyendiri (solitude)
(intropeksi).
21
2) Otonomi
sosial.
3) Bekerja sama
4) Interdependen
b. Respon maldaptif
meliputi:
1) Menarik diri
orang lain.
2) Ketergantungan
22
3) Manipulasi
secara mendalam.
4) Curiga
5) Impulsif
memaksakan kehendak.
6) Narkisme
orang lain.
23
2) Klien merasa tidak aman berda dengan orang lain.
orang lain.
keputusan.
b. Gejala objektif
terdekat.
7) Kurang spontan.
24
10) Tidak merawat diri dan tidak memperhatiakn kebersihan
diri.
6. Penatalaksanaan
a. Electro Convulsive Therapy (ECT)
b. Psikoterapi
25
menciptakan lingkungan yang terapeutik, bersifat empati,
c. Terapi Okupasi
7. TeoriTerjadinyaGangguanJiwaSecaraUmum
a. Genetik
26
b. Sosial kultural
kebudayaan tersebut.
27
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
mahasiswa dalam studi kasus, subjek studi kasus, fokus studi yang di
1. Kreteria inklusi
28
2. Kriteria Eksklusi
sosial”
C. Fokus Studi
Pada kasus karya ilmiah (KTI) ini terkhusus pada dua pasien
D. Definisi Operasional
orang lain.
E. Instrumen Penelitian
a. Pengkajian
b. Diagnosa keperawatan
c. Intervensi keperawatan
29
d. Implementasi keperawatan
e. Evaluasi keperawatan
G. Pengumpulan data
a. Metode observasi
30
b. Metode wawancara
masuk di rumah sakit, apa yang dirasakan pasien saat ini, jenis
H. Penyajian data
1. Reduksi data
berinteraksi 1 minggu.
31
2. Penyajian data
tindakan.
3. Penarikan simpulan
32
2. Tanpa nama (anonimity)
3. Kerahasiaan (confidentiality)
33
BAB IV
dua rungan pasien bagian kanan dan kiri, dua kamar mandi dan
2. Pengkajian
34
langsung, observasi tingkah laku, dan melakukan validasi data
keluhan utama dari pasien isolasi sosial adalah sering diam dan
Sulawesi selatan.
35
kelurga dan kerja sebagai petani dan tukang kayu, pasien berharap
Genogram
x x x x
? ? ? ? ? ?
43 x
x
x x x x
? ? x ? ?
x x
? ? 40
36
Keterangan :
kedua orang tua yang sudah meninggal dan tidak di ketahui apa
orang tua pasien tidak diketahui karena saat di Tanya pada pasien
37
Origin: faktor eksternal: pasien tidak mendapat dukungan
38
saatbicara dengan pasien nampak curiga dan terdiam, pasien tidak
bercerita atau pun terdiam saja ketika sudah tidak mau merespon
(gangguan daya ingat jangka saat ini) karena saat ditanya kembali
saja.
mampu mencari tahu penyakit apa yang sedang dia derita saat ini,
39
diberikan baik, Terapi psikomotorik yaitu: Risperidon 2 mg 2x1,
3. Diagnosa Keperawatan
a. Isolasi sosial
c. Halusinasi
4. Intervensi keperawatan
40
cara berkenalan dengan dua orang atau lebih, menganjurkan
harian.
5. Implementasi keperawatan.
41
Rabu, 16 Mei menegevaluasi jadwal kegiatan harian pasien,
6. Evaluasi keperawatan
42
istrinya karena melihat istrinya seperti setan. Data objektif pasien
43
B. PEMBAHASAN
1. Pengkajian.
tidak rapi.
44
pada faktor sosial budaya didapatkan masalah pekerjaan
2. Diagnosa keperawatan.
3. Intervensi keperawatan.
45
pelaksanaan yaitu: SPIP terdiri dari mengidentifikasi penyebab
46
sosial adalah klien dapat mencapai kepuasan interpersonal yang
sosial dan klien dapat berinteraksi dekngan orang lain dan tujuan
atau lebih kecil dari nilai signifikasi 0,05 (0,000 < 0,005). Dari
47
kemampuan berinteraksi klien isolasi sosial di Rumah Sakit Jiwa
latihan berkenalan dengan satu orang atau lebih dari satu orang.
48
klien mampu membina hubungan saling percaya, menyadari
lain
yang lama dan interaksi yang singkat serta sering karena tidak
mudah bagi klien untuk percaya pada orang lain. Oleh karena itu
49
aktivitas sosial seperti interaksi dengan teman dan
4. Implementasi keperawatan.
5. Evaluasi Keperawatan
(Direja,2011)
C. KETERBATASAN PENULIS.
50
BAB V
A. KESIMPULAN
sebagai berikut:
tidak rapi.
51
4. berbincang-bincang dengan orang lain dalam kegiatan harian,
52
B. SARAN
sampaikan adalah:
1. Bagi masyarakat
tersebut.
3. Penulis
53
DAFTAR PUSTAKA
Yosep, I., & Sutini, T. (2014).Buku Ajar Keperawatan Jiwa: Bandung: PT.
Refika Aditama.
A. IDENTITAS
Nama : Nur Amina
Agama : Islam
E-mail : nuramina660@gmail.com
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
1. TK NEGERI 1 ATSJ KAB. ASMAT (2002-2003)
2018)
C. PENGALAMAN ORGANISASI
1. PRAMUKA
(PSP)
“Isolasi sosial”.
selesai.
5. Nama dan jati diri bapak/ibu beserta seluruh informasi yang saudara
1. IDENTITAS KLIEN
Umur :
RM No :
Alamat :
Pekerjaa :
Informan :
2. ALASAN MASUK
3. FAKTOR PREDISPOSISI
Ya Tidak
2. Pengobatan sebelumnya ?
Aniaya fisik
Aniaya seksual
Penolakan
Kekerasan dalam
Keluarga
Tindakan Kriminal
Masalah Keperawatan :
Pengobatan /
Masalah Keperawatan :
(bio,psiko,sosio,kultural spiritual) :
Masalah keperawatan :
4. Faktor presipitasi
……………………………………………………………………………
5. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum :
____________________________________________
Jelaskan:
5. Pemeriksaan fisik :
Masalah Keperawatan :
6. Psikososial
1. Genogram :
2. Konsep diri :
a. Citra tubuh :
b. Identitas :
c. Peran :
d. Ideal diri :
e. Harga diri :
Masalah Keperawatan :
3. Hubungan Sosial :
Masalah Keperawatan :
2) Kegiatan ibadah :
Masalah Keperawatan :
7. Status mental
1. Penampilan
Tidak rapi
Masalah Keperawatan :
2. Pembicaraan
Membisu
Jelaskan :
Masalah Keperawatan :
3. Aktivitas Motorik
Jelaskan :
Masalah Keperawatan :
4. Alam Perasaan
Jelaskan :
Masalah Keperawatan :
5. Afek
Jelaskan :
Masalah Keperawatan :
6. Interaksi Selama Wawancara
Defensif Curiga
Jelaskan :
Masalah Keperawatan :
7. Persepsi Halusinasi
jelaskan :
Masalah Keperawatan :
8. Proses Pikir
Jelaskan :
Masalah Keperawatan :
9. Isi Pikir
Waham :
Jelaskan :
Masalah Keperawatan :
Disorientasi :
Jelaskan :
11. Memori
Konfabulasi
Jelaskan :
Masalah Keperawatan :
Jelaskan :
Masalah Keperawatan :
Masalah Keperawatan :
Jelaskan :
Masalah Keperawatan :
1. Makan
2. BAB / BAK
3. Mandi
4. Berpakaian / berhias
6. Penggunaan obat
Perawatan Lanjutan
Sistem Pendukung
Mempersiapkan makanan
Mencuci pakaian
Pengaturan keuangan
Belanja
Transportasi
Lain-lain
Jelaskan :
Masalah Keperawatan :
9. Mekanisme koping
Adaptif Maladaptif
Lainnya Lainnya
Jelaskan :
Masalah Keperawatan :
Masalah Keperawatan :
Koping Obat-obatan
Lainnya :
Masalah Keperawatan :
Diagnosa medik :
Terapi medik :
13. Daftar masalah keperawatan :
A. PROSES KEPERAWATAN
…………………………………………………………………………….
2. Diagnosa Keperawatan :
………………………………………………………………………………
3. Tujuan :
………………………………………………………………………………
4. Tindakan Keperawatan :
………………………………………………………………………………
KEPERAWATAN
ORIENTASI
1. Salam Terapeutik :
………………………………………………………………………………
2. Evaluasi / validasi :
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
TERMINASI
dan Obyektif) :
………………………………………………………………………..
2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil
………………………………………………..
……………………………………………………………………..
Lampiran 7
Lampiran 1
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Tahap Orientasi
lagi?
kerugian dari tidak berhubungan dengan orang lain, dan ajarkan pasien
Tahap Orientasi
selama 1 minggu ini di ruangan kenari, apa bapak masih menenal saya?”.
“Apa keluhan pak hari ini?” bagaiamana kalo kita bercakap-cakap
Tahap Kerja
“Siapa saja yang tinggal serumah? Siapa yang paling dekat dengan
Wah benar, ada teman bercakap-cakap.Apa lagi? Nah kalo kerugian tidak
mempunyai teman apa yah pak? Ya, apa lagi?.Jadi banyak juga
kerugiannya kalo tidak punya teman ya. Kalau begitu inginkah pak belajar
orang lain?”
“Begini pak, untuk berkenalan dengan orang lain kita sebutkan dulu
nama kita dan nama panggilan yang kita suka asal kita ada hobi. Contoh:
nama saya tuan s, senang di panggil sa. Asal saya dari toraja, hobi saya
main bola.”
Tahap terminasi:
sekali”
selama saya tidak ada. Sehingga pak lebih siap untuk berenalan dengan
orang lain. Pak mau peraktekkan ke pasien lain? Mau jam berapa
“Besok pagi pukul 1 siang saya akan datang ke sini untuk mengajak
pasien)
Tahap Orientasi :
Tahap Kerja:
“Baiklah pak, pak dapat berkenalan dengan bapak ini yah seperti
seterusnya).
Tahap terminasi:
teman baru?”
baik sekali”
selama saya tidak ada. Sehingga pak lebih siap untuk berenalan dengan
orang lain lagi besok. Pak mau peraktekkan ke pasien lain lagikan? Mau
jam berapa mencobanya. Mari kita masukkan pada jadwal kegiatan harian
pak.”
“Besok pagi pukul 1 siang saya akan datang ke sini untuk mengajak
kedua)
Tahap orientasi:
Tahap kerja:
perkenalan ini. Lalu pak dapat buat janji bertemu lahi, mis., bertemu lagi
“Baiklah pak, karena sudah selesai berkenalan, saya dan bapak akan
Tahap terminasi:
baru kemarin?”
pukul 4 sore.”
cakap dengan orang lain kita tambahkan lagi di jadwal harian? Jadi satu
hari pak dapat berbincang-bincang dengan orang lain sebanyak tiga kali,
pukul 10 pagi, pukul 1 siang, dan pukul 8 malam, bapak dapat bertemu
bapak.pada pukul yang sama dan tempat yang sama. Terimaksih atas