Anda di halaman 1dari 15

Revitalisasi Pasar Tradisional Titi Kuning Oleh Perusahaan Daerah

Pasar Kota Medan

Ismi Andari, S.Sos, MSP1, Tengku Maya Magdina, S.Sos, MSP2

Abstract: Traditional market revitalization means to synergize potential resources


owned by the traditional market by considering all comprehensive, integrated, and
holistic aspects so that it will be able to increase traditional market
competitiveness by always maintaining its specification and superiority.
Traditional market revitalization should be able to be carried out by organizing
and improving its quality and coping with its weaknesses which cause the
decrease in its competitiveness.
This research used the theory of public policy since revitalization itself is a public
policy. The research used descriptive qualitative method. It was conducted the
Market Regional Company, Medan, the only company which is given the
authority be the Medan Municipal Government to manage all markets in Medan.
The result of the research showed that the model of social traditional market
revitalization was based on social capital.
The result of the field study in the two markets showed that revitalization was
emphasized on the market physical dimension without considering the other
dimensions. Social capital had even made them decreased and failed in Sukaramai
market. On the other hand, revitalization would be successful when it embraced or
used other dimensions such as social network, trust, and compliance with
regulations or norms. It was also found that the policy on revitalization in
Sukaramai market was considered unsuccessful so that it needed improvement,
while Titi Kuning market had good policy.

Keywords: Traditional Market, Evaluation, Revitalization

PENDAHULUAN Indonesia. Fungsi dan peran tersebut


tercermin dalam berbagai hal
Pasar Tradisional sebagai
diantaranya pasar tradisional menjadi
lokasi perdagangan merupakan salah
indikator nasional terkait pergerakan
satu pilar perekonomian. Melalui
tingkat kestabilan harga kebutuhan
berbagai fungsi dan peran strategis
sembilan bahan pokok. Untuk itu
yang dimiliki, pasar tradisional
para ahli statistik dan instansi
menjadi salah satu wadah atau sarana
pemerintah melakukan monitoring
untuk mencapai kesejahteraan rakyat
setiap bulannya.

1
Dosen Ekonomi Pembangunan Universitas Timor
2
SPI PD Pasar Kota Medan
Selain itu Pasar Tradisional nilai ekspor mengalami penurunan.
mempunyai peran strategis dalam hal Hal tersebut merupakan sebuah
penyerapan tenaga kerja. Survey yang kekuatan ekonomi yang patut
dilakukan BPS pada tahun 2012 diperhitungkan mengingat jumlah
menunjukkan bahwa sektor ritel penduduk Indonesia yang mencapai
mampu menyerap 23,4 juta tenaga 240 juta jiwa, telah mencakup 40%
kerja sekitar 21,3% dari total tenaga dari pangsa pasar di kawasan
kerja Indonesia. Dengan jumlah ASEAN.
tersebut, penyerapan tenaga kerja di Pemerintah daerah perlu turut
sektor ritel menempati urutan kedua serta memprogramkan revitalisasi
setelah sektor pertanian yang pasar tradisional diwilayahnya
menampung 39,3 juta tenaga kerja sebagai upaya menyeimbangkan laju
atau sekitar 35,8% dari total tenaga pertumbuhan pasar modern. Pasar
kerja Indonesia. Khusus sektor ritel tradisional harus direvitalisasi supaya
di Pasar Tradisional sendiri, jangan tergerus oleh kehadiran pasar
Kementerian Perindustrian dan modern. Pasar tradisional memiliki
Perdagangan mencatat bahwa terdapat peran sangat besar bagi perekonomian
13.450 Pasar Tradisional di seluruh masyarakat sekitar sehingga
Indonesia dengan 12,6 juta pedagang keberadaannya harus dijaga.
yang melayani kebutuhan sehari-hari Pasar menjadi tempat dimana
dari hampir 60% populasi Indonesia. tersedia bahan-bahan pokok
Peran pasar tradisional melalui kebutuhan masyarakat. Pasar yang
para pelaku ekonomi mikro tersebut aman dan nyaman akan menarik lebih
setidaknya menjadikan Indonesia banyak pengunjung sehingga
memiliki daya tahan yang sangat baik meningkatkan kegiatan perdagangan.
terhadap krisis sehingga terhindar dari Persepsi masyarakat terhadap pasar
krisis ekonomi global yang terjadi tradisional adalah kumuh, semrawut,
pada 2008-2009 dan krisis global becek, kotor dan minimnya fasilitas
yang melanda Eropa beberapa waktu seperti terbatasnya tempat parkir,
lalu. Konsumsi masyarakat yang tempat sampah yang bau dan kotor,
dibelanjakan di dalam negeri menjadi lorong yang sempit dan sebagainya.
kekuatan yang cukup besar meskipun Sehubungan dengan peraturan-
peraturan yang telah dibuat oleh pasar tradisional tidak akan punah
pemerintah, maka Kota Medan terus begitu saja. Banyak penduduk yang
berupaya untuk menjaga eksistensi berada dikelas ekonomi bawah yang
perekonomian lokal yaitu dengan akan setia berbelanja di pasar
merevitalisasi pasar tradisional. tradisional. Penduduk yang memiliki
Revitalisasi pasar dilakukan dengan daya beli yang rendah, begitu pula
upaya agar pasar tradisional tetap budaya tawar menawar dalam
mampu bersaing dengan pasar berbelanja tidak bisa ditemui di pasar
modern yang telah menjamur. Karena modern. Akan tetapi eksistensi pasar
banyaknya jumlah masyarakat di tradisional itu sendiri harus tetap
Kota Medan yang sebagian besar dijaga.
bergantung pada pasar tradisional, Perusahaan Daerah Pasar Kota
agar tetap dapat mempertahankan Medan Mempunyai 53 pasar, dengan
pekerjaannya sebagai pedagang. Fisik Bangunan 29 Gedung, yang
Adanya kebijakan pemerintah memiliki 19.909 Kiosk/Stand (aktif
tentang pembatasan pasar modern dan ±14.000 Kiosk/Stand)dengan jumlah
revitalisasi pasar tradisional sangat Pegawai Tetap 442 orang dengan
berkaitan, karena pembatasan pasar Petugas Kebersihan 202 orang. Pasar
modern tanpa adanya revitalisasi Sukaramai dan Pasar Titi Kuning
pasar tradisional adalah sama halnya merupakan pasar tradisional yang
dengan menyelesaikan masalah, terdapat di Kota Medan. Hal ini
namun tidak sampai ke akarnya. menjadikan kedua pasar tradisinal ini
Kebijakan pembatasan pasar modern sebagai salah satu tempat pusat
berfungsi sebagai regulator untuk aktivitas perekonomian masyarakat.
menekan laju pertumbuhan pasar Selama aktivitas perekonomian
moden di Kota Medan, sedangkan berlangsung, terjadi interaksi antara
kebijakan revitalisasi pasar tradisional pedagang, pembeli, pengelola pasar,
bertujuan untuk meningkatkan daya serta pemerintah daerah. Kegiatan
saing pasar tradisional terhadap pasar jual beli di kedua pasar ini tidak
modern (Masitoh: 2013). hanya dilakukan oleh warga Medan
Kehadiran pasar modern telah saja. Banyak warga dari Tanah Karo
menjamur di Kota Medan, namun yang menjadi pedagang dan banyak
warga dari Kabupaten Deli Serdang Dari permasalahan isu utama
yang menjadi pembeli di pasar tersebut, kelengkapan fasilitas serta
tradisional ini. kebersihan pasar sangat berpengaruh
Kesamaan fungsi antara pasar terhadap kenyamanan pengunjung
tradisional dan pasar modern dan untuk menjaga eksistensi pasar
mengakibatkan adanya persaingan tradisional. Pelaksanaan program
antar keduanya. Akan tetapi, pasar revitalisasi pasar oleh Pemerintah
tradisional harus menjaga Daerah Kota Medan sangat penting
eksistensinya agar dapat terus adanya untuk meningkatkan daya
bersaing dengan pasar modern. saing pasar tradisional terhadap pasar
Menurut Mudjarat Kuncoro (2008) modern yang ada di Kota Medan.
dalam tulisannya “Strategi Agar terdapat peningkatan kualitas
Pengembangan Pasar Modern dan baik fisik maupun non fisik yang
Tradisonal”, terdapat isu utama yang menjadikan pasar tradisional lebih
berkaitan dengan perkembangan pasar baik, menghilangkan kesan kumuh,
tradisional, diantaranya yaitu : semrawut, panas dan bau.
Revitalisasi pasar tradisional
1. Kondisi pasar tradisional berarti mensinergikan sumberdaya
secara fisik sangat tertinggal potensial yang dimiliki oleh pasar
maka perlu ada program tradisional harus mempertimbangkan
untuk melakukan pengaturan. seluruh aspek secara komprehensif,
2. Penerapan berbagai macam terintegrasi dan holistik sehingga
syarat perdagangan oleh ritel mampu meningkatkan daya saing
modern yang memberatkan pasar tradisional dengan tetap
pemasok barang. mempertahankan kekhasan maupun
3. Tumbuh pesatnya minimarket keunggulan yang dimiliki pasar
(yang dimiliki pengelola tradisional tersebut. Revitalisasi pasar
jaringan) ke wilayah tradisional dapat dilakukan dengan
pemukiman. menata dan membenahi pasar
4. Jarak antara pasar tradisional tradisional, dimana kelemahan-
dengan hypermarket yang kelemahan pada pasar tradisional
saling berdekatan. yang menyebabkan penurunan daya
saing pasar tradisional sendiri harus positif atau negatif bagi kesejahteraan
segera dibenahi. Pasar tradisional pedagang di pasar trasdisional.
harus maju bersamaan dengan
tuntutan dan kebutuhan masyarakat. METODE
Revitalisasi pasar tradisional Jenis penelitian yang dipakai
membutuhkan kebijakan yang oleh peneliti dalam penelitian ini
berpihak, baik pemerintah maupun adalah pendekatan kualitatif dengan
seluruh stakeholder yang terkait. studi deskriptif. Penelitian ini
Adapun kebijakan-kebijakan yang dilakukan di Perusahaan Daerah Pasar
dapat dilaksanakan oleh pemerintah Kota Medan sebagai satu-satu nya
dalam rangka merevitalisasi pasar perusahaan yang diberikan
tradisional. Dimana mampu merubah kewenangan oleh Pemerintah Kota
wajah pasar tradisional agar bisa lebih Medan untuk mengelola seluruh pasar
higienis, lebih nyaman dan lebih yang ada di kota Medan.
teratur. Pembenahan pasar tradisonal Dalam pemilihan informan
ini hendaknya mengedepankan peneliti menggunakan teknik
kepentingan para pedagangnya dan Purposive Sampling untuk
konsumen. Diperlukan koordinasi dan menentukan subjek penelitian. Teknik
kerjasama yang erat antar semua Purposive Sampling digunakan dalam
pihak agar tidak terjadi kerancuan pemilihan informan peneliti karena
dalam menyikapi kebijakan-kebijakan menggunakan pertimbangan tertentu.
yang telah dikeluarkan. Sehingga peneliti menentukan
Berdasarkan penjelasan diatas, beberapa kriteria informan (Idrus,
maka peneliti akan melakukan 2009). Kriteria yang ditetapkan oleh
penelitian dnegan judul “Evaluasi peneliti sebagai berikut:
Kebijakan Revitalisasi dalam 1. Memahami kondisi Pasar
Pengelolaan Pasar Tradisional di Kota Sukaramai dan Titi Kuning
2. Pedagang yang sudah
Medan oleh Perusahaan Daerah Pasar
berjualan di Pasar Sukaramai
Kota Medan, agar dapat diketahui
dan Titi Kuning Lebih dari 10
hasil dari program revitalisasi pasar
tahun
yang dijalankan pemerintah daerah.
3. Memahami Tentang Konsep
Apakah memberikan perubahan yang
Kebijakan Revitalisasi Pasar
Berdasarkan kriteria tersebut sesuai dengan peraturan pemerintah.
maka peenliti menetapkan beberapa Peraturan terbaru yang digunakan
orang untuk menjadi sumber sebagai acuan untuk melakukan
informasi untuk memperoleh data dari pengelolaan pasar tradisional.
penelitian ini adalah : Perusahaan Daerah Pasar Kota
1. Badan Pengawas Perusahaan Medan merupakan Badan Usaha
Daerah Pasar Kota Medan 1 Milik Daerah yang melaksanakan
orang pelayanan umum dalam bidang
2. Direksi Perusahan Daerah Pasar
pengelolaan area pasar, membina
Kota Medan 1 orang
pedagang pasar, ikut membantu
3. Komisi C DPRD Kota Medan 1
stabilitas harga dan kelancaran
orang
4. Pengurus Koperasi Pasar di Kota distribusi barang dan jasa. Termasuk
Medan 1 orang kegiatan pembangunan ulang pasar
5. Pengurus Asosiasi Pedagang di
atau yang dikenal dengan revitalisasi
Kota Medan 1 orang
pasar.
6. Tokoh Pedagang di pasar yang
Revitalisasi pasar khususnya di
dikelola oleh PD. Pasar Kota
Kota Medan, dikelola oleh Kantor
Medan 1 orang
7. Pedagang yang berjualan di Pasar Pengelolaan Pasar Kota Medan.
Sukaramai dan Titi Kuning 2 Kebijakan ini dilaksanakan sesuai
orang dengan peraturan pemerintah.
Data primer dikumpulkan melalui
Peraturan terbaru yang digunakan
melalui observasi atau pengamatan
sebagai acuan untuk melakukan
secara langsung serta wawancara
pengelolaan pasar tradisional.
dengan para informan yang telah
Pelaksanaan Kebijakan Revitalisasi
ditentukan. Data sekunder diperoleh
Pasar Tradisional Sukaramai dan
melalui kajian pustaka, buku, serta
Titi Kuning Kota Medan
jurnal.
Pelaksanaan kebijakan
PEMBAHASAN
revitalisasi di Pasar Tradisional
Penelitian ini menekankan
Sukaramai oleh Kantor Pengelolaan
kepada kebijakan revitalisasi pasar
Pasar Kota Medan dimulai sejak
khususnya di Kota Medan, dikelola
terjadinya musibah kebakaran yangt
oleh Kantor Pengelolaan Pasar Kota
menghabiskan sebagian besar kios
Medan. Kebijakan ini dilaksanakan
para pedagang, maka pada tahun 2013 b. tahapan sosialisasi yang
di lakukan revitalisasi pasar berikutnya adalah membawa
Tradisional Sukaramai dan selesai investor bertemu dengan para
pada tahun 2015 yang lalu. pedagang untuk mencapai titik
Latar belakang pelaksanaan kesepakatan. Pada tahapan.
2. Tahap Intervensi Fisik
revitalisasi di pasar Sukaramai adalah
a. Pembangunan Gedung dan
karena terjadinya kebakaran Pasar
penambahan fasilitas, menurut
Sukaramai pada tanggal 17 Oktober
para informan pedagang,
2010. Pasca kebakaran terjadi
gedung pasca revitalisasi sangat
bangunan diruntuhkan, pedagang
tidak sesuai dengan harapan
berjualan di lokasi eks pasar tersebut
mereka bahkan terkesan lebih
dan di pinggir toko sepanjang Jl.
tidak nyaman dibanding gedung
Bakti/ Jl. A.R.Hakim Tentu dengan
yang lama.
kondisi seperti ini membuat banyak b. Penataan Ruang bangunan yang
masyarakat yang tidak nyaman jika sudah selesai tidak sesuai
melintasi atau melewati jalan ini. dengan bestek walaupun selama
Dengan kondisi seperti ini maka pengerjaan diawasi oleh
muncul kebijakan untuk kembali konsultan pengawas bangunan.
c. Penempatan pedagang di Pasar
membangun pasar pada tahun 2013
Sukaramai baru menggunakan
dan selesai 2015. Revitalisasi yang
sistem pengundian (cabut
dilakukan di Pasar Sukaramai
nomor) dan penzooningan
terdapat beberapa tahapan yakni:
Sedangkan revitalisasi yang dilakukan
1. Tahapan Sosialisasi:
di Pasar Titi Kuning terdapat
a. pertama dari sosialisasi yang beberapa tahapan juga yakni:
1. Tahap Sosialisasi
dilakukan oleh pihak PD Pasar
Pada tahapan sosialisasi
Kota Medan adalah melakukan
dilakukan dengan pendekatan
pertemuan pertama dengan
langsung yang dibagi perkelompok
pihak pedagang untuk
pedagang. Jadi tidak dilakukan
menunjukkan langkah awal
sekaligus kepada seluruh pedagang.
mereka untuk melakukan
Sosialisasi juga dilakukan kepada
kegiatan revitalisasi
penduduk/warga yang berada di
sekitar pasar Titi Kuning. Kawasan
mereka juga mendapat akibat dari pedagang fasilitas yang diberikan
adanya proses revitalisasi tersebut. pasca revit sangat tidak sesuai dengan
2. Tahap Intervensi Fisik
apa yang diharapkan oleh mereka.
Intervensi fisik yang dilakukan
Pada Pasar Titi Kuning proses
di Pasar Titi Kuning Melalui beberapa
sosialisasi lebih terstruktur dan
langkah yang telah dijelaskan yaitu:
melibatkan modal sosial yang ada
a. Melakukan pendataan pedagang
seperti melibatkan jaringan antar
yang dilanjutkan dengan lay out
organisasi yang ada sehingga
posisi pedagang.
mendapatkan investor yang benar-
b. pemindahan pedagang. Pasca
benar peduli akan kesejahteraan
pemindahan selesai, kemudian
pedagang tidak hanya untuk
mulai dilaksanakan proses
kepentingan tender bisnis. Selain itu
rehab gedung pasar.
juga mengutamakan norma atau
Pembangunan gedung di Pasar
tatanan nilai yang dianut oleh para
Sukaramai berlangsung sejak 2013
pedagang, karena pada dasarnya
dan selesai pada tahun 2015 tetapi
karakteristik pedagang di Titi Kuning
hingga kini hanya sedikit pedagang
adalah Tionghoa jadi lebih memiliki
yang memilih berjualan di gedung
tatanan nilai yang jelas berbeda
yang baru. Revitalisasi pembangunan
dengan pedagang di Sukaramai.
gedung pada dasarnya diharapkan
Mereka para pedagang di
bisa membuat pasar menjadi bagus,
Titikuning lebih mudah diajak
dengan demikian dapat membuat
berkompromi untuk mencapai
pengunjung bertambah yang
kesepakatan, karena tatanan nilai
memberikan dampak rejeki pedagang
yang dianut oleh Pedagang tionghoa
atau penghasilan pedagang
ini adalah kekompakan mereka dan
bertambah. Akan tetapi peda
kepercayaan diantara mereka sesama
kenyataannya menuut para pedagang
pedagang juga kuat. Maka
pasca direvitalisasi malah kondisi
berdasarkan pengamatan dan
berbalik, tidak adanya penambahan
penelitian proses revitalisasi di Titi
pembeli di gedung yang baru.
Kuning lebih mudah dilakukan.
Penambahan fasilitas pasca
revitalisasi ini dirasa oleh pedagang
tidak banyak. Bahkan menurut
Evaluasi Kebijakan Revitalisasi Berdasarkan penjelasan para
Pasar Tradisional oleh PD Pasar informan dari hasil penelitian, dapat
Kota Medan. dianalisis bahwa kefektifitasan suatu
Evaluasi kebijakan merupakan kebijakan khususnya dalam hal
suatu kegiatan untuk menilai atau revitalisasi adalah melihat pada
menganalisis tingkat kinerja sebuah kondisi sebelum dan sesudah
kebijakan yang dibuat baik dilakukan dilakukannya pembangunan.
sebelum maupun setelah kebijakan Khususnya untuk pembangunan
dilaksanakan. Evaluasi penting kedua pasar tradisional ini jelas
adanya, untuk mengetahui seberapa terlihat bahwasannya yang lebih
tingkat keberhasilan kebijakan yang efektif adalah Pasar Titi Kuning.
dilaksanakan tersebut. Apakah Sebab pasar yang awal hanya
kebijakan tersebut sesuai dengan berlantai satu sekarang menjadi
tujuan yang sudah ditentukan atau berlantai tiga dengan pendistribusian
belum. Jika tidak sesuai, evaluasi juga yang baik dan sesuai. Sedangkan
dapat digunakan sebagai penentu pasar Sukaramai, kalau dari segi
apakah kebijakan tersebut dapat bangunan cukup terlihat mewah,
dilanjutkan atau tidak. tetapi untuk kategori ukuran dan
Evaluasi penyelenggaraan keluasan masih baik gedung yang
program revitalisasi pasar merupakan lama. Maka untuk ke efektifannya
kewenangan dari Kantor Pengelolaan masih kurang dibandingkan kebijakan
Pasar Kota Medan yang pada di Pasar Tradisional Titi Kuning
pelaksanaannya mendapatkan laporan Medan.
dari pihak pengelola masing-masing Efisiensi Waktu Pelaksanaan
pasar untuk membahas mengenai Kebijakan Revitalisasi
perkembangan yang terjadi dari Fokus dari kriteria ini adalah
pelaksanaan program revitalisasi persoalan sumber daya, yakni
pasar tersebut. seberapa banyak sumber daya yang
Efektivitas Pelaksanaan Kebijakan dikeluarkan untuk mewujudkan hasil
Revitalisasi Pasar Tradisional Kota yang diinginkan. Pengukuran efisiensi
Medan yaitu sebagai berikut. Dari program
revitalisasi tentunya terdapat target
waktu dalam proses penyelesaian panjang tersebut sehingga kebijakan
kegiatan. Efisiensi waktu berkaitan revitalisasi dapat dikatakan efektif
dengan hasil dari program tersebut. dan efesien.
Waktu pelaksanaan yang sesuai target Kemerataan atau Ekuitas
juga mendukung ketercapaian hasil Pelaksanaan Revitalisasi Pasar
yang efisien. Tradisional Kota Medan
Sebelum proses revitalisasi Kriteria ini menganalisis
berlangsung terdapat sosialisasi oleh apakah biaya dan manfaat telah
Kantor Pengelolaan Pasar Kota didistribusikan secara merata kepada
Medan rencana pembangunan Pasar kelompok masyarakat, khususnya
Tradisional Sukaramai dengan Pasar kelompok-kelompok sasaran dan
tradisional Titi Kuning. Dari sumber penerima manfaat. Dari adanya
daya yang digunakan diharapkan program revitalisasi pasar ini apakah
tidak hanya menyelesaikan masalah menambah fasilitas-fasilitas baru
untuk saat ini saja. Tetapi juga sudah yang dapat digunakan oleh pedagang
direncanakan untuk pembangunan maupun pembeli. Seberapa lengkap
jangka panjang. Dari pembangunan fasilitas yang diberikan. Apakah
pasar, dengan waktu yang terkesan fasilitas baru yang diberikan mampu
terburu-buru tentu membuat kualitas memberikan solusi bagi masalah yang
bangunan akan dipertanyakan, apakah sedang dialami pedagang atau tidak
pembangunan gedung tersebut sudah memberikan manfaat sama sekali.
cocok digunakan untuk jangka waktu Setelah revitalisasi
beberapa tahun yang akan datang. berlangsung sudah terdapat
Apakah penerima kebijakan pengelompokan pedagang
juga merasakan jika bangunan yang berdasarkan jenis barang dagangan.
ditempati dapat digunakan untuk Namun jarak antar blog pedagang
beberapa tahun kedepan. Hal ini terlalu sempit sehingga kesannya jadi
sangat perlu diperhatikan sehingga padat dan susah untuk para pelanggan
tidak terjadi bongkar pasang dan jika ingin melihat-lihat barang
pembangunan susulan selama 20 dagangan. Selain itu dengan adanya
tahun kedepan dengan pembangunan pengelompokam pedagang
yang sudah dirancang untuk jangka berdasarkan barang dagangan
membuat para pedagang jadi sulit akan terdapat pemberian solusi dari
berinteraksi dikarenakan sedikitnya masalah yang dihadapi.
jumlah pedagang yang berada di Model Revitalisasi Pasar
Pasar Sukaramai. Berbeda dengan Tradisional Berbasis Modal Sosial
saat masih di bangunan lama, dulu yang di terapkan oleh PD Pasar
penempatan pedagang masih tidak Kota Medan
diatur seperti itu sehingga terlihat
Model Revitalisasi Pasar
ramai dan membuat pelanggan
Tradisional PD Pasar Kota Medan
tertarik untuk berkunjung. Sehingga
dengan begitu membuat pedagang
jadi sepi pembeli.
Responsivitas Pelaksanaan
Revitalisasi Pasar Tradisional Kota
Medan
Kriteria ini lebih menyoal
aspek kepuasan masyarakat
khususnya kelompok sasaran, atas Pada model revitalisasi
hasil kebijakan. Apakah hasil pengelolaan pasar tradisional berbasis
kebijakan yang dicapai telah modal sosial ini, berdasarkan hasil
memuaskan kebutuhan dan pilihan pengamatan dan wawancara di dua
mereka atau tidak. lokasi penelitian, dapat disimpulkan
Respon yang diberikan oleh bahwa model revitalisasi berbasis
pengelola pasar kepada pedagang modal sosial ini sukses dilakukan oleh
tentang hasil-hasil kebijakan yang PD Pasar Kota Medan di Pasar
dilaksanakan sangat berguna untuk Tradisional Titi Kuning, hal ini
keberlangsungan kebijakan yang dikarenakan tetap bertumpu pada tiga
diberikan tersebut. Jika terdapat elemen modal sosial, yaitu
kekurangan dengan kebijakan yang kepercayaan (trust), jaringan
diberikan maka penerima manfaat (network), dan norma (tata nilai). Tiga
akan mengadukan kepada pembuat elemen inilah yang membentuk
kebijakan. Ketika pemberi kebijakan sehingga berpengaruh besar terhadap
menerima keluhan dengan baik, maka munculnya eksistensi sosial dan
transaksi (kesepakatan) oleh berbagai diantara pihak-pihak yang terlibat
pihak di Pasar Tradisional Titi Kuning justru membuat pasar tradisional
Medan. Berikut penjelasan masing- mengalami kemerosotan dan tidak
masing komponen modal sosial. berhasil. Begitu pula sebaliknya
revitalisasi yang merangkul atau
Elemen Kepercayaan (Trust)
menggunakan dimensi kepercayaan
Pada model revitalisasi maka revitalisasinya bisa berkembang
pengelolaan pasar tradisional dan maju.
berbasis modal sosial yang dilakukan
Elemen Network (Jaringan)
di Titi Kuning bisa berlangsung
sukses dilakukan oleh PD Pasar Kota Berdasarkan hasil penelitian
Medan salah satu hal utamanya dapat dianalisis bahwa elemen modal
adalah didasarkan atas kepercayaan. sosial yang mendukung model
Baik kepercayaan antara Pedagang revitalisasi pasar tradisional di Titi
dengan pihak PD Pasar, Pedagang Kuning selain kepercayaan juga
dengan Investor serta pedagang adanya jaringan yang terjalin diantara
dengan pedagang. Studi yang beberapa pihak. Oleh karena itu
dilakukan peneliti di Pasar Titi bekerjanya elemen modal sosial
Kuning ketiga hal tersebut terlihat network jaringan memerlukan
nyata, bahwasannya beberapa pihak dukungan penguatan modal manusia
tersebut yakni pedagang, PD Pasar (human capital), yang dalam hal ini
serta investor sama-sama saling dilakukan melalui peningkatan
percaya bahwasannya proses kapasitas SDM pegiat pasar
revitalisasi yang dilakukan ini akan tradisional. Dengan modal manusia
menguntungkan mereka semua dan yang baik dan optimal maka potensi
mensejahterakan mereka. modal sosial dapat dipertahankan,
Pada faktanya dari data dikelola, dan dikembangkan untuk
dilapangan di dua pasar tersebut memajukan pasar tradisional.
menunjukkan bahwa revitalisasi
Elemen Norma atau Tata Nilai
dengan mengutamakan penekanan
pada dimensi fisik pasar dan Berdasarkan hasil penelitian
mengabaikan dimensi kepercayaan dapat dianalisis bahwa elemen
terakhir yang memberikan kontribusi membangun tempat berjualan darurat.
besar pada prose revitalisasi berbasis Sosialisasi dilakukan dengan cara
Modal Sosial di Pasar Titi Kuning mengumpulkan seluruh pedagang di
adalah elemen norma atau Tata Nilai. balai pertemuan di jl. Bakti untuk
Hal ini berkaitan dengan karakteristik membicarakan rencana pembangunan
pedagang yakni etnis Tionghoa yang kembali pasar tersebut.
2. Pelaksanaan Kebijakan Revitalisasi
memang diketahui akan sangat patuh
Pasar Tradisional Titi Kuning. Latar
kepada sesama etnisnya yang
belakang revitalisasi adalah adanya
memiliki jabatan lebih tinggi dari diri
penawaran kepada pedagang Pasar
mereka. Maka pihak PD Pasar Kota
Titi Kuning untuk dilakukan
Medan yang memahami hal tersebut
revitalisasi dengan tujuan untuk
melakukan tindakan langsung
merubah status pasar tradisional
membangun jaringan dan
menjadi pasar tradisional modern
kepercayaan dengan beberapa pihak
dengan konsep pasar wisata. Dimulai
seperti Anggota DPRD beretnis
pada tahun 2016 dan direncanakan
Tionghoa, OKP hingga ke para
selesai 2018. Sosialisasi dilakukan
Investor juga.
secara bertahap dengan pendekatan
langsung yang dibagi perkelompok
pedagang berdasarkan jenis jualan
PENUTUP
1. Pelaksanaan Kebijakan Revitalisasi yang sama. Jadi tidak dilakukan
Pasar Tradisional Sukaramai. Latar sekaligus kepada seluruh pedagang,
belakang dilakukannya Revitalisasi tujuannya untuk meminimalisir
Pasar Tradisional Sukaramai adalah terjadinnya pro dan kontra terhadap
karena terjadinya kebakaran Pasar rencana revitalisasi tersebut.
3. Model Revitalisasi Pasar Tradisional
Sukaramai pada tanggal 17 Oktober
Sukaramai menggunakan model Top
2010. Setelah bangunan diruntuhkan
Down. Dimana konsep revitalisasinya
pedagang berjualan di lokasi eks
kebanyakan berasal dari pemerintah
pasar tersebut dan di pinggir toko
bukan berdasarkan kebutuhan para
sepanjang Jl. Bakti/A.R.Hakim. Pasar
pedagang. Para pembuat kebijakan
kembali dibangun pada tahun 2013
revitalisasi tidak melibatkan para
dan selesai 2015, lokasi penampungan
pedagang serta kondisi modal sosial
di badan jalan bakti dengan
yang ada. Sedangkan Model modern untuk mendukung kualitas
Revitalisasi Pasar Tradisional Titi kebijakan pengembangan pasar yang
Kuning adalah model Bottom Up. handal.
Dimana proses revitalisasi yang 3. Meningkatkan kualitas sumber daya
berlangsung merupakan hasil aparatur yang profesional dengan
kesepakatan dengan beberapa pihak, penempatan yang sesuai dengan
terutama para pedagang. kompetensinya yang didukung oleh
program kerja dan kebijakan yang
SARAN
jelas.
1. Meningkatkan kerjasama yang baik
4. Pemanfaatan data yang valid, akurat,
antara penyusun kebijakan dengan
dan up to date serta dokumentasi dan
para pelaksananya agar tercipta
informasi hasil-hasil penelitian dalam
kebijakan pengembangan pasar yang
bidang kebijakan pengembangan
baik.
pasar.
2. Meningkatkan sarana dan prasarana
kebijakan pengembangan pasar yang
DAFTAR PUSTAKA

Bungin, Burhan. 2015. Metodologi Penelitian Sosial & Ekonomi. Prenadamedia


Group.
Damsar. 2009. Pengantar Sosiologi Ekonomi. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Dunn, William N. 2003. Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta : Gajah Mada
University Press.
Domai, Tjahjanulin.2010. Kebijakan Kerjasama Antar Daerah Dalam Perspektif
Sound Governance. Surabaya: Jenggala Pustaka Utama
Dwijowijoto, Riant Nugroho. 2004. Kebijakan Publik: Formulasi, Implementasi,
dan Evaluasi. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Geertz, Clifford. 1989. Penjaja dan Raja: Perubahan Sosial dan Modernisasi
Ekonomi Di Dua Kota Indonesia, Jakarta: Yayasan Obor.
Islamy, I. 2003. Dasar-dasar Administrasi Publik dan Manajemen Publik.
Malang: Medio
Madani,Muhlis.2011.Dimensi Interaksi Aktor dalam Proses Perumusan
Kebijakan Publik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Malano, Herman. 2011. Selamatkan Pasar Tradisional. Gramedia Pustaka Utama.
Mulyadi, Deddy. 2016. Studi Kebijakan Publik dan Pelayanan Publik. Bandung :
Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai