Anda di halaman 1dari 18

Gunakan metode dan kegiatan yang beragam

Melakukan hal yang sama secara terus menerus bisa menimbulkan kebosanan dan menurunkan semangat belajar.
Siswa yang bosan cenderung akan mengganggu proses belajar. Variasi akan membuat siswa tetap konsentrasi dan
termotivasi. Sesekali mencoba sesuatu yang berbeda dengan menggunakan metode belajar yang bervariasi di dalam
kelas. Cobalah untuk membuat pembagian peran, debat, transfer pengetahuan secara singkat, diskusi, simulasi, studi
kasus, presentasi dengan audio-visual dan kerja kelompok kecil

2. Jadikan siswa peserta aktif

Pada usia muda sebaiknya diisi dengan melakukan kegiatan, berkreasi, menulis, berpetualang, mendesain,
menciptakan sesuatu dan menyelesaikan suatu masalah. Jangan jadikan siswa peserta pasif di kelas karena dapat
menurunkan minat dan mengurangi rasa keingintahuannya. Gunakanlah metode belajar yang aktif dengan
memberikan siswa tugas berupa simulasi penyelesaian suatu masalah untuk menumbuhkan motivasi dalam belajar.
Jangan berikan jawaban apabila tugas tersebut dirasa sanggup dilakukan oleh siswa

3. Buatlah tugas yang menantang namun realistis dan sesuai

Buatlah proses belajar yang cocok dengan siswa dan sesuai minat mereka sehingga menarik karena mereka dapat
melihat tujuan dari belajar. Buatlah tugas yang menantang namun realistis. Realistis dalam pengertian bahwa standar
tugas cukup berbobot untuk memotivasi siswa dalam menyelesaikan tugas sebaik mungkin, namun tidak terlalu sulit
agar jangan banyak siswa yang gagal dan berakibat turunnya semangat untuk belajar.

4. Ciptakan suasana kelas yang kondusif

Kelas yang aman, tidak mendikte dan cenderung mendukung siswa untuk berusaha dan belajar sesuai minatnya akan
menumbuhkan motivasi untuk belajar. Apabila siswa belajar di suatu kelas yang menghargai dan menghormati
mereka dan tidak hanya memandang kemampuan akademis mereka maka mereka cenderung terdorong untuk terus
mengikuti proses belajar.

5. Berikan tugas secara proporsional

Jangan hanya berorientasi pada nilai dan coba penekanan pada penguasaan materi. Segala tugas di kelas dan
pekerjaan rumah tidak selalu bisa disetarakan dengan nilai. Hal tersebut dapat menurunkan semangat siswa yang
kurang mampu memenuhi standar dan berakibat siswa yang bersangkutan merasa dirinya gagal. Gunakan
mekanisme nilai sepelunya, dan cobalah untuk memberikan komentar atas hasil kerja siswa mulai dari kelebihan
mereka dan kekurangan mereka serta apa yang bisa mereka tingkatkan. Berikan komentar Anda secara jelas. Berkan
kesempatan bagi siswa untuk memperbaiki tugas mereka apabila mereka merasa belum cukup. Jangan
mengandalkan nilai untuk merombak sesuatu yang tidak sesuai dengan Anda.

6. Libatkan diri Anda untuk membantu siswa mencapai hasil

Arahkan siswa untuk meningkatkan kemampuan dalam proses belajar mengajar, jangan hanya terpaku pada hasil
ujian atau tugas. Bantulah siswa dalam mencapai tujuan pribadinya dan terus pantau perkembangan mereka.

7. Berikan petunjuk pada para siswa agar sukses dalam belajar

Jangan biarkan siswa berjuang sendiri dalam belajar. Sampaikan pada mereka apa yang perlu dilakukan. Buatlah
mereka yakin bahwa mereka bisa sukses dan bagaimana cara mencapainya.

8. Hindari kompetisi antarpribadi


Kompetisi bisa menimbulkan kekhawatiran, yang bisa berdampak buruk bagi proses belajar dan sebagian siswa akan
cenderung bertindak curang. Kurangi peluang dan kecendrungan untuk membanding-bandingan antara siswa satu
dengan yang lain dan membuat perpecahan diantara para siswa. Ciptakanlah metode mengajar dimana para siswa
bisa saling bekerja sama.

9. Berikan Masukan

Berikan masukan para siswa dalam mengerjakan tugas mereka. Gunakan kata-kata yang positif dalam memberikan
komentar. Para siswa akan lebih termotivasi terhadap kata-kata positif dibanding ungkapan negatife. Komentar
positif akan membangun kepercayaan diri. Ciptakan situasi dimana Anda percaya bahwa seorang siswa bisa maju
dan sukses di masa datang.

10. Hargai kesuksesan dan keteladanan

Hindari komentar negatif terhadap kelakuan buruk dan performa rendah yang ditunjukan siswa Anda, akan lebih
baik bila Anda memberikan apresiasi bagi siswayang menunjukan kelakuan dan kinerja yang baik. Ungkapan positif
dan dorongan sukses bagi siswa Anda merupakan penggerak yang sangat berpengaruh dan memberikan aspirasi bagi
siswa yang lain untuk berprestasi.

11. Antusias dalam mengajar

Antusiasme seorang guru dalam mengajar merupakan faktor yang penting untuk menumbuhkan motivasi dalam diri
siswa. Bila Anda terlihat bosan dan kurang antusias maka para siswa akan menunjukkan hal serupa. Upayakan untuk
selalu tampil baik, percaya diri dan antusias di depan kelas.

12. Tentukan standar yang tinggi (namun realisitis) bagi seluruh siswa

Standar yang diharapkan oleh para guru terhadap siswanya memiliki dampak yang signifikan terhadap performa dan
kepercayaan diri mereka. Bila Anda mengharapkan seluruh siswa untuk termotivasi, giat belajar dan memiliki minat
yang tinggi, mereka cenderung akan bertindak mengikuti kehendak Anda. Anda harus yakin bahwa Anda mampu
memberikan motivasi tinggi pada siswa. Pada awal tahun ajaran baru Anda harus menggunakan kesempatan agar
seluruh siswa memiliki motivasi yang tinggi.

13. Pemberian penghargaan untuk memotivasi

Pemberian penghargaan seperti nilai, hadiah dsb, mungkin efektif bagi sebagian siswa (biasanya bagi anak kecil)
namun metode ini harus digunakan secara hati-hati karena berpotensi menciptakan kompetisi. Namun demikian,
penggunaan metode ini dapat melahirkan motivasi internal.

14. Ciptakan aktifitas yang melibatkan seluruh siswa dalam kelas

Buatlah aktifitas yang melibatkan siswa dengan kawan-kawan mereka dalam satu kelas. Hal ini akan membagi
pengetahuan, gagasan dan penyelesaian tugas-tugas individu siswa dengan seluruh siswa di kelas tersebut.

15. Hindari penggunaan ancaman

Jangan mengancam siswa Anda dengan kekerasan, hukuman ataupun nilai rendah. Bagi sebagian siswa ancaman
untuk memberi nilai rendah mungkin efektif, namun hal tersebut bisa memicu mereka mengambil jalan pintas
(mencontek).

16. Hindarilah komentar buruk


Gunakanlah komentar yang positif dan perilaku yang baik. Banyak siswa yang percaya diri akan performa dan
kemampuan mereka. Jangan membuat pernyataan yang negatif kepada para siswa di kelas Anda berkaitan dengan
prilaku dan kemampuan mereka. Anda harus selektif dalam menggunakan kata-kata dan berbicara dalam kelas.
Apabila tidak hati-hati, kepercayaan diri siswa Anda akan mudah jatuh.

17. Kenali minat siswa-siswa Anda

Para siswa mungkin berada dalam satu kelas, namun mereka memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Pahamilah
siswa Anda, bagaimana tanggapan mereka terhadap materi dan apa minat,cita-cita, harapan dan kekhawatiran
mereka. Pergunakanlah berbagai contoh dalam pembelajaran Anda yang ada kaitannya dengan minat mereka untuk
membuat mereka tetap termotivasi dalam belajar.

18. Peduli dengan siswa-siswa Anda

Para siswa akan menunjukkan minat dan motivasi pada para guru yang memiliki perhatian. Perlihatkan bahwa Anda
memandang para siswa sebagai layaknya manusia normal dan perhatikan bahwa mereka mendapatkan proses
pembelajaran dan bukan hanya sekedar nilai karena hal tersebut tercermin pada kemampuan Anda sebagai seorang
guru. Cobalah membangun hubungan yang positif dengan para siswa dan coba kenali mereka sebagaimana Anda
memperkrnalkan diri Anda pada mereka. Sebagai contoh, ceritakanlah kisah anda ketika anda masih menjadi siswa.

Tes objektif adalah salah satu jenis tes hasil belajar yang terdiri dari butir-butir soal (items) yang dapat dijawab oleh
testee dengan jalan memilih salah satu atau lebih jawaban di antara beberapa kemungkinan jawaban yang telah
dipasangkan pada masing-masing items, atau dengan jalan menuliskan (mengisikan) jawaban berupa kata-kata atau
simbol-simbol tertentu pada tempat yang telah disediakan untuk masing-masing butir item yang bersangkutan. Tes
objektif dapat dibedakan menjadi lima golongan, yaitu:
1) Tes Objektif bentuk benar-salah ( True-False test).
2) Tes Objektif bentuk menjodohkan (Matching Test).
3) Tes Objektif bentuk melengkapi (Completion Test).
4) Tes objektif bentuk isian (Fill in Test).
5) Tes Objektif bentuk pilihan ganda (Multiple choice Item Test).

Item tes objektif yang banyak dipakai dalam evaluasi hasil belajar siswa di sekolah adalah item tes objektif pilihan
ganda. Tes pilihan ganda memiliki semua persyaratan sebagai tes yang baik, yakni dilihat dari segi objektivitas,
reliabilitas, dan daya pembeda antara siswa yang berhasil dengan siswa yang gagal atau bodoh. Sebagian besar guru
merasakan bahwa tes objektif tipe pilihan ganda juga efektif dalam mengungkap materi pembelajaran dengan
cakupan pengetahuan yang lebih kompleks, dengan tingkat pengetahuan yang lebih tinggi.

Dalam evaluasi hasil belajar, tes pilihan ganda mempunyai beberapa kelebihan yang secara ringkas :
1. Jumlah materi yang dapat ditanyakan relatif tak terbatas dibandingkan dengan materi yang dapat dicakup soal
bentuk lainnya. Jumlah soal yang ditanyakan umumnya relatif banyak.
2. Dapat mengukur berbagai jenjang kognitif mulai dari ingatan sampai evaluasi.
3. Penskorannya mudah, cepat, objektif, dan dapat mencakup ruang lingkup bahan dan materi yang luas dalam satu
tes untuk suatu kelas atau jenjang.
4. Sangat tepat untuk ujian yang peserta banyak sedangkan hasilnya harus segera seperti ujian akhir nasional
maupun ujian sekolah.
5. Reliabilitas soal pilihan ganda relatif lebih tinggi dibandingkan dengan soal uraian.

Segi-segi kelemahan tes objektif khususnya tes objektif bentuk pilihan ganda antara lain adalah;
1. Kurang dapat digunakan untuk kemampuan verbal.
2. Peserta didik tidak mempunyai keleluasaan dalam menulis, mengorganisasikan, dan mengekspresikan gagasan
yang mereka miliki yang dituangkan dalam kata atau kalimatnya sendiri.
3. Tidak dapat digunakan untuk mengukur kemampuan problem solving.
4. Penyusunan soal yang baik memerlukan waktu yang relatif lama dibandingkan dengan bentuk soal lainnya.
5. Sangat sukar menentukan alternatif jawaban yang benar-benar homogen, logis dan berfungsi.

Menurut Mulyanta. (2009: 3) kriteria media pembelajaran yang baik idealnya meliputi 4 hal utama yaitu:

1. Kesesuaian atau relevansi, artinya media pembelajaran harus sesuai dengan kebutuhan belajar, rencana
kegiatan belajar, program kegiatan belajar, tujuan belajar dan karakteristik peserta didik.
2. Kemudahan, artinya semua isi pembelajaran harus mudah dimengerti, dipeljari atau dipahami oleh peserta
didik dan sangat operasional dalam penggunaannya.
3. Kemenarikan, artinya media pembelajaran harus mampu menarik maupun meransang perhatian peserta
didik.
4. Kemanfaatan, artinya isi dari media pembelajaran harus bernilai atau berguna, mengandung manfaat bagi
pemahaman pembelajaran serta tidak mubazir atau sia-sia.

Metode pengembangan multimedia dilakukan berdasarkan 6 tahap, yaitu concept, Design, Material Collecting,
Assembly, testing dan distribution (Luther, 1994)

Menurut Arief S. Sadiman (2006: 100) pengembangan media pembelajaran terbagi dalam 6 langkah, yaitu:

1. Menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa.

2. Perumusan tujuan instruksional.

3. Perumusan butir-butir materi.

4. Mengembangkan alat pengukur keberhasilan.

5. Penulisan naskah media, dan

6. Mengadakan tes dan revisi.

Langkah mengembangkan multimedia menurut Raymaond McLeod Jr (Suindarti 2012 : 2) :

1. Mendefinisikan Masalah

2. Merancang Konsep

3. Merancang Isi

4. Menulis Naskah

5. Merancang Grafik

6. Memproduksi Sistem

7. Melakukan Tes Pemakaian

8. Menggunakan Sistem

9. Memelihara Sistem
Pembelajaran Remedial

1. Pengertian Pembelajaran Remedial


Remedial menurut Kamus Besar Indonesia, mempunyai arti bersifat menyembuhkan atau berhubungan dengan
perbaikan pengajaran atau pengajaran ulang bagi siswa yang hasil belajarnya jelek (KBBI, 2000: 1161).

Remedial adalah pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai ketuntasan pada
Kompetensi Dasar tertentu menggunakan berbagai metode diakhiri dengan penilaian untuk mengukur kembali
tingkat ketuntasan peserta didik (Ischak S.W. dan Warji, 1987: 33). Maka dalam pembelajaran, remedial diperlukan
untuk menyebuhkan atau membuat baik materi dari pelajaran yang dikiranya sulit untuk dipahami, maka siswa harus
mengulang materi tersebut untuk membuat siswa tersebut paham dengam materinya. Pembelajaran remedial perlu
diadakan bila telah diketahui terlebih dahulu apa dan bagaimana kesulitan belajar yang dialami peserta didik maka
dapat kita ketahui bahwa tujuan guru melaksanakan kegiatan remedial adalah membantu siswa yang mengalami
kesulitan dalam memahami materi pelajaran agar mencapai hasil belajar yang lebih baik.

2. Tujuan Remedial
Tujuan guru melaksanakan kegiatan remedial adalah membantu siswa yang mengalami kesulitan menguasai
kompetensi yang telah ditentukan agar mencapai hasil belajar yang lebih baik. Secara umum tujuan dari kegiatan
remedial ini adalah untuk membantu siswa mencapai kompetensi atau tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan
berdasarkan kurikulum yang yang berlaku. Sedangkan secara khusus, kegiatan remedial bertujuan untuk membantu
siswa yang mengalami kesulitan belajar yang dihadapinya dengan memperbaiki cara mengajarnya (Ischak S.W. dan
Warji, 1987: 33). Maka dengan pengajaran remedial siswa dapat memahami dirinya menyangkut prestasi belajar
siswa, kemudian memperbaiki cara-cara belajar yang lebih baik, dengan dorongan dan motivasi maka siswa akan
lebih baik untuk memahami materi-materi tersebut.

3. Prinsip Pembelajaran Remedial


Pada prinsipnya semua siswa dapat mencapai ketuntasan belajar yang diharapkan,hanya saja, masing-masing siswa
memiliki kecepatan yang berbeda sehingga menimbulkan perbedaan waktu dalam pencapaiannya. Karena itu perlu
adanya program pembelajaran remedial agar semua siswa dapat mencapai ketuntasan belajar.
Prinsip-prinsip pembelajaran remedial yaitu:

1. Adaptif
2. Interaktif
3. Fleksible dalam metode dan penilaian
4. Pemberian umpan balik secepat mungkin
5. Pelayanan sepanjang waktu (Sakinah, 2013: 1)..

4. Fungsi Remedial

Fungsi remedial terdapat 6 bagian yaitu:

1. Fungsi korektif. Memperbaiki cara mengajar dan cara belajar. Kegiatan remedial mempunyai fungsi
korektif bagi kegiatan pembelajaran karena melalui kegiatan remedial ini guru memperbaiki cara
mengajarnya dan siswa memperbaiki cara belajarnya.
2. Fungsi Pemahaman. Kegiatan remedial mempunyai fungsi pemahaman karena dalam kegiatan remedial
akan terjadi proses pemahaman baik pada diri guru maupun diri siswa.
3. Fungsi penyesuaian. Kegiatan remedial memiliki fungsi penyesuaian karena pelaksanaan kegiatan remedial
disesuaikan dengan kesulitan yang dihadapi individu siswa. Tujuan dan materi pelajaran disesuaikan
dengan kesulitan yang dihadapi individu siswa. Maka siswa akan termotivasi untuk belajar lebih giat
sehingga dapat mencapai prestasi belajar siswa yang lebih baik.
4. Fungsi Pengayaan. Kegiatan remedial mempunyai fungsi pengayaan bagi proses pembelajaran karena
melalui kegiatan remedial guru memanfaatkan sumber belajar, metode mengajar atau alat bantu
pembelajaran yang lebih bervariasi dari yang diterapkan guru dalam pembelajaran biasa.
5. Fungsi Akselerasi. Kegiatan remedial memiliki fungsi akselerasi terhadap proses pembelajaran karena
melalui kegiatan remedial guru dapat mempercepat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran.
6. Fungsi Terapeutik. Kegiatan remedial memiliki fungsi terapeutik karena melalui kegiatan remedial guru
dapat membantu mengatasi kesulitan siswa yang berkaitan dengan aspek sosial pribadi (Sakinah, 2013: 1-
2).

5. Pelaksanaan Pembelajaran Remedial


Kegiatan remedial dapat dilaksanakan sebelum kegiatan pembelajaran, setelah kegiatan pembelajaran atau selama
berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam kegiatan remedial yaitu:

a. Analisis hasil diagnosis


Diagnosis kesulitan belajar adalah suatu proses pemeriksaan terhadap siswa yang diduga mengalami kesulitan dalam
belajar. Melalui kegiatan diagnosis, guru akan mengetahui para siswa yang perlu mendapat bantuan. Untuk
keperluan kegiatan remedial, tentu yang menjadi sorotan adalah siswa-siswa yang mengalami kesulitan dalam
belajar yang ditunjukkan dengan tidak tercapainya kriteria keberhasilan belajar. Setelah guru mengetahui siswa-
siswa mana yang harus mendapatkan remedial, informasi selanjutnya yang harus diketahui guru adalah topik atau
materi apa yang belum dikuasai oleh siswa tersebut. Sebelum merancang kegiatan remedial, terlebih dahulu harus
mengetahui mengapa siswa mengalami kesulitan dalam menguasai materi pelajaran.

b. Identifikasi penyebab kesulitan


Sebelum mulai merancang kegiatan remedial, terlebih dahulu guru harus mengetahui mengapa siswa mengalami
kesulitan dalam mencapai kompetensi yang diharapkan atau menguasai materi pelajaran. Setelah diketahui siswa-
siswa yang perlu mendapatkan remedial, topik yang belum dikuasai setiap siswa, serta faktor penyebab kesulitan,
langkah selanjutnya adalah menyusun rencana pembelajaran.

c. Penyusunan rencana
Guru merumuskan kompetensi atau tujuan pembelajaran, kemudian menentukan materi ajar, lalu guru memilih dan
merancang kegiatan remedial sesuai masalah dan faktor penyebab kesulitan serta karakteristik siswa dan
merencanakan waktu yang diperlukan untuk melaksanankan kegiatan remedial.
Sama halnya pada pembelajaran pada umumnya, komponen-komponen yang harus direncanakan dalam
melaksanakan kegiatan remedial adalah sebagai berikut:
1) Merumuskan indikator hasil belajar
2) Menentukan materi yang sesuai dengan indikator hasil belajar
3) Memilih strategi dan metode yang sesuai dengan karakteristik siswa
4) Merencanakan waktu yang diperlukan
5) Menentukan jenis, prosedur dan alat penilaian.
d. Pelaksanaan kegiatan

Biasanya kegiatan remedial dilaksanakan di luar jam belajar biasa. Oleh karena itu dituntut kerelaan dari guru untuk
menyediakan waktu tambahan di luar jam belajar, untuk membantu siswa yang memerlukan. Sebaiknya pelaksanaan
kegiatan remedial dilakukan sesegera mungkin, karena semakin cepat siswa dibantu mengatasi kesulitan yang
dihadapinya, semakin besar kemungkinan siswa tersebut berhasil dalam belajarnya.

e. Evaluasi
Untuk mengetahui berhasil tidaknya kegiatan remedial yang telah dilaksanakan, kita harus melaksanakan penilaian.
Penilaian ini dapat dilakukan dengan cara mengkaji kemajuan belajar siswa. Apabila siswa mengalami kemajuan
belajar sesuai yang diharapkan, berarti kegiatan remedial yang direncanakan dan dilaksanakan cukup efektif
membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Tetapi, apabila siswa tidak mengalami kemajuan dalam
belajarnya berarti kegiatan remedial yang direncanakan dan dilaksanakan kurang efektif (Sakinah, 2013: 3).

Sedangkan menurut Mimin Haryati, cara yang dapat ditempuh dalam melaksanakan pembelajaran remedial adalah
sebagai berikut:

Loading...
 Pemberian bimbingan secara khusus dan perorangan bagi para peserta didik yang belum atau mengalami
kesulitan dalam pencapaian indikator dari suatu kompetensi yang telah ditentukan. Cara ini merupakan cara
yang paling mudah untuk dilakukan kerena hal ini merupakan implikasi dari peranan seorang guru menjadi
fasilitator.
 Pemberian tugas-tugas atau perlakuan (treatment) secara khusus dimana hal ini merupakan penyederhanaan
dari sistem pembelajaran reguler (Mimin Haryati, 2010: 112).

Adapun penyederhanaan dari sistem pembelajaran reguler yang dilaksanakan dapat dilakukan dengan cara:

 Penyederhanaan isi atau materi ajar untuk setiap kompetensi dasar tertentu.
 Penyederhanaan dalam penyampaian materi atau bahan ajar tertentu misalnya dengan menggunakan grafik,
gambar, model, skema, rangkuman materi dan lain sebagainya.

 Penyederhanaan soal ujian yang diberikan (Mimin Haryati, 2010: 112).

Beberapa teknik dan strategi yang dipergunakan dalam pelaksanaan pembelajaran remedial antara lain:
a. Pemberian Tugas
Dalam pemberian tugas dapat dilakukan dengan berbagai jenis antara lain dengan pemberian rangkuman baik
dilakukan secara individual maupun secara kelompok, dan sebagainya

b. Melakukan Aktivitas Fisik


Ada konsep-konseps yang lebih mudah dipahami lewat aktivitas fisik dan menggunakan berbagai media dan alat
pembelajaran sehingga dapat mengkonkritkan konsep yang dipelajarinya, selain itu hendaknya banyak memberi
kesempatan kepada siswa untuk mengunakan media terebut, karena siswa pada umumnya perkembangan berpikir
mereka berada pada tingkat operasional konkrit. Mereka akan dapat mencerna dengan baik konsep yang
divisualisasikan atau dikonkritkan.

c. Kegiatan Kelompok
Diskusi kelompok dapat digunakan guru untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Yang perlu
diperhatikan guru dalam menetapkan kelompok dalam kegiatan remedial adalah dalam menentukan anggota
kelompok. Kegiatan kelompok dapat efektif dalam membantu siswa, jika diantara anggota kelompok ada siswa yang
benar-benar menguasai materi dan mampu memberi penjelasan kepada siswa lainnya.

d. Tutorial Sebaya
Kegiatan tutorial dapat dipilih sebagai kegiatan remedial. Dalam kegiatan ini seorang guru meminta bantuan kepada
siswa yang lebih pandai untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Siswa yang dijadikan tutor bisa
berasal dari kelas yang sama atau dari kelas yang lebih tinggi. Apabila menggunakan tutor yang sebaya sangat
membantu sekali, karena tingkat pemahaman dan penyampaian tutor yang sebaya lebih dimengerti oleh siswa yang
bermasalah, selain itu mereka tidak merasa canggung dalam menanyakan setiap permasalahan karena usia mereka
sama sehingga mudah dimengerti olehnya.

e. Menggunakan Sumber Lain


Selain dengan pembelajaran ulang, kegiatan kelompok, tutorial, guru juga dapat menggunakan sumber belajar lain
yang relevan dalam membantu siswa yang mengalami kesulitan memahami materi pelajaran. Atau juga siswa
diminta membaca sumber lain dan bahkan kalau mungkin mendatangkan anggota masyarakat yang mempunyai
keahlian yang sesuai dengan materi yang dipelajari (Sakinah, 2013: 3).
C. Pembelajaran Pengayaan

1. Pengertian Pembelajaran Pengayaan


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengayaan adalah proses, cara, perbuatan mengayakan, memperkaya,
memperbanyak tentang pengetahuan dan sebagainya (KBBI, 2000: 640). Namun pengertian dalam pembelajaran
pengayaan yaitu suatu kegiatan yang diberikan kepada siswa kelompok cepat agar mereka dapat mengembangkan
potensinya secara optimal dengan memanfaatkan sisa waktu yang dimilikinya (Sakinah, 2013: 4).

Pengayaan juga berarti pemberian tambahan pengetahuan dan ketrampilan sesuai dengan kapasitasnya pada peserta
didik yang memiliki kecepatan lebih dalam pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan (Mimin Haryati, 2010:
112).

2. Tujuan Pengayaan
Kegiatan pengayaan dilaksanakan dengan tujuan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperdalam
penguasaan materi pelajaran yang berkaitan dengan tugas belajar yang sedang dilaksanakan sehingga tercapai
tingkat perkembangan yang optimal. Siswa yang cepat menguasai kompetensi dan tugas belajarnya tentu saja
memiliki kelebihan waktu yang perlu dimanfaatkan. Kelebihan waktu yang tidak dimanfaatkan dengan baik akan
menimbulkan hal-hal negatif yang bisa mengganggu siswa lain yang sedang aktif mengikuti pembelajaran, maka
dari itu guru harus memberikan tugas pengayaan bagi siswa yang cepat menguasai pembelajaran. Kegiatan
pengayaan dilaksanakan dengan tujuan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperdalam penguasaan
materi pelajaran yang berkaitan dengan tugas belajar yang sedang dilaksanakan sehingga tercapai tingkat
perkembangan yang optimal (Haedar Rauf, 2012: 2).

3. Pelaksanaan Pengayaan
Pemberian pembelajaran pengayaan pada hakikatnya adalah pemberian bantuan bagi peserta didik yang memiliki
kemampuan lebih, baik dalam kecepatan maupun kualitas belajarnya. Agar pemberian pengayaan tepat sasaran maka
perlu ditempuh langkah-langkah sistematis, yaitu:

a. Identifikasi Kelebihan Kemampuan Belajar

Identifikasi kemampuan berlebih peserta didik dimaksudkan untuk mengetahui jenis serta tingkat kelebihan belajar
peserta didik. Kelebihan kemampuan belajar itu antara lain meliputi:

1. Belajar lebih cepat, peserta didik yang memiliki kecepatan belajar tinggi ditandai dengan cepatnya
penguasaan mata pelajaran tertentu.
2. Menyimpan informasi lebih mudah, yaitu peserta didik yang memiliki kemampuan menyimpan informasi
lebih mudah ingatannya dan mudah diakses untuk digunakan.
3. Keingintahuan yang tinggi, banyak bertanya dan menyelidiki merupakan tanda bahwa seorang peserta didik
memiliki hasrat ingin tahu yang tinggi.
4. Berpikir mandiri, peserta didik dengan kemampuan berpikir mandiri umumnya lebih menyukai tugas
mandiri serta mempunyai kapasitas sebagai pemimpin.
5. Superior dalam berpikir abstrak, peserta didik yang superior dalam berpikir abstrak umumnya menyukai
kegiatan pemecahan masalah.
6. Memiliki banyak minat, mudah termotivasi untuk meminati masalah baru dan berpartisipasi dalam banyak
kegiatan (Sakinah, 2013: 4).

Adapun teknik yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi kemampuan berlebih peserta didik dapat dilakukan
antara lain melalui:
1. Tes IQ (Intelligence Quotient) adalah tes yang digunakan untuk mengetahui tingkat kecerdasan peserta
didik. Dari tes ini dapat diketahui tingkat kemampuan spasial, interpersonal, musikal, intrapersonal, verbal,
logik/matematik, kinestetik, naturalistik, dan sebagainya.
2. Tes inventori yaitu tes yang digunakan untuk menemukan dan mengumpulkan data mengenai bakat, minat,
hobi, kebiasaan belajar, dan sebagainya.
3. Wawancara dilakukan dengan mengadakan interaksi lisan dengan peserta didik untuk menggali lebih dalam
mengenai program pengayaan yang diminati peserta didik.
4. Pengamatan (observasi) dilakukan dengan jalan melihat secara cermat perilaku belajar peserta didik. Dari
pengamatan tersebut diharapkan dapat diketahui jenis maupun tingkat pengayaan yang perlu diprogramkan
untuk peserta didik (Haedar Rauf, 2012: 2).

b. Bentuk Pelaksanaan Pembelajaran Pengayaan

Bentuk-bentuk pelaksanaan pembelajaran pengayaan dapat dilakukan antara lain melalui:

1. Belajar kelompok, sekelompok peserta didik yang memiliki minat tertentu diberikan pembelajaran bersama
pada jam-jam pelajaran sekolah biasa.
2. Belajar mandiri, secara mandiri peserta didik belajar mengenai sesuatu yang diminati.
3. Pembelajaran berbasis tema, memadukan kurikulum di bawah tema besar sehingga peserta didik dapat
mempelajari hubungan antara berbagai disiplin ilmu.
4. Pemadatan kurikulum, pemberian pembelajaran hanya untuk kompetensi/materi yang belum diketahui
peserta didik. Dengan demikian tersedia waktu bagi peserta didik untuk memperoleh kompetensi/materi
baru, atau bekerja dalam proyek secara mandiri sesuai dengan kapasitas maupun kapabilitas masing-masing
(Sakinah, 2013: 4).

Sedangkan menurut Mimin Haryati, beberapa hal yang dapat dilakukan dalam rangka melaksanakan pembelajaran
pengayaan adalah sebagai berikut:

1. Pemberian materi tambahan atau berdiskusi tentang suatu hal yang berkaitan dengan materi ajar berikutnya,
bersama teman kelompoknya yang mengalami hal serupa dengan tujuan memperluas wawasannya.
2. Menganalisis tugas-tugas yang diberikan guru sebagai materi ajar tambahan.
3. Mengerjakan soal-soal latihan tambahan yang bersifat pengayaan (Mimin Haryati, 2010: 113).

Dalam merancang dan melaksanakan kegiatan pengayaan, guru menerapkan pendekatan individu. Kegiatan
pengayaan lebih bersifat fleksibel dibandingkan dengan kegiatan remedial. Artinya, kegiatan pengayaan dalam
rangka memanfaatkan sisa waktu merupakan kegiatan yang menyenangkan dan dapat merangsang kreatifitas siswa
secara mandiri.

Ada beberapa kegiatan yang dapat dirancang dan dilaksanakan oleh guru dalam kaitannya dengan pengayaan.
Berikut ini adalah beberapa kegiatan pengayaan yang dikemukakan oleh Julaeha dan dikutip oleh Sakinah, yaitu:

a) Tutor Sebaya
Selain efektif dalam kegiatan remedial, tutor sebaya juga efektif digunakan dalam kegiatan pengayaan. Melalui
keiatan tutor sebaya, pemahaman siswa terhadap suatu konsep akan meningkat karena selain mereka harus
menguasai konsep yang akan dijelaskan mereka juga harus mencari teknik menjelaskan konsep tersebut kepada
temannya. Selain itu tutor sebaya juga dapat mengembangkan kemampuan kognitif tingkat tinggi.

b) Mengembangkan Latihan
Siswa kelompok cepat dapat diminta untuk mengembangkan latihan praktis yang dapat dilaksanakan oleh teman-
temannya yang lambat. Kegiatan ini dapat dilakukan untuk pendalaman materi yang menuntut banyak latihan,
misalnya pada mata pelajaran matematika. Guru juga bisa meminta siswa kelompok cepat untuk membuat soal-soal
latihan beserta jawabannya yang akan digunakan dalam kegiatan remedial atau sebagai bahan latihan dalam kegiatan
tutor sebaya.

c) Mengembangkan Media dan Sumber Pembelajaran


Siswa kelompok cepat diberi kesempatan untuk membuat hasil karya berupa model, permainan atau karya tulis yang
berkaitan dengan materi yang dipelajari yang kemudian dimanfaatkan sebagai sumber belajar bagi siswa kelompok
lambat.

d) Melakukan Proyek
Keterlibatan siswa dalam suatu proyek atau mempersiapkan suatu laporan khusus berkaitan dengan materi yang
sedang dipelajari merupakan kegiatan pengayaan yang paling menyenangkan. Kegiatan ini mampu meningkatkan
motivasi belajar, kesempatan mengembangkan bakat, dan menambah wawasan baru bagi siswa kelompok cepat.

e) Memberikan Permainan Masalah atau Kompetensi Antarsiswa


Dalam kegiatan ini, guru dapat memberikan tugas kepada siswa untuk memecahkan suatu masalah atau permainan
yang berkaitan dengan materi pelajaran agar mereka merasa tertantang. Melalui kegiatan ini, mereka akan berusaha
untuk memecahkan masalah atau permainan dan mereka juga akan belajar satu sama lain dengan membandingkan
strategi/teknik yang mereka gunakan dalam memecahkan permasalahan atau permainan yang diberikan (Sakinah,
2013: 4).

Rencana pelaksanaan pembelajaran, atau disingkat RPP, adalah pegangan seorang guru
dalam mengajar di dalam kelas. RPP dibuat oleh guru untuk membantunya dalam mengajar agar
sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar pada hari tersebut. Menurut
Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses, Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan
atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta
didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar.

Selanjutnya menurut Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 lampiran IV tentang Implementasi
Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran, tahapan pertama dalam pembelajaran menurut
standar proses adalah perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan kegiatan peyusunan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. RPP adalah rencana pembelajaran yang dikembangkan
secara rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu mengacu pada silabus.

Sementara itu menurut Panduan Teknis Penyusunan RPP di Sekolah Dasar, RPP adalah rencana
kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemua atau lebih. RPP dikembangkan secara
rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus untuk mengarahkan
kegiatan pembelajaran siswa dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD).

Setiap pendidik pada suatu pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan
sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, efisien, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis siswa. RPP disusun berdasarkan KD atau subtema dan
dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih.

Pengembangan RPP dapat dilakukan pada setiap awal semester atau awal tahun pelajaran dengan
maksud agar RPP telah tersedia terlebih dahulu dalam setiap awal pelaksanaan pembelajaran.
Pengembangan RPP dapat dilakukan oleh guru secara individu maupun berkelompok dalam
Kelompok Kerja Guru (KKG) di gugus sekolah, di bawah koordinasi dan supervisi oleh
pengawas atau dinas pendidikan. Kurikulum 2013 untuk Sekolah Dasar merupakan pendekatan
pembelajaran Tematik Terpadu dari kelas I sampai kelas VI.

Pengembangan RPP mengikuti prinsip-prinsip berikut:

 Baris isi

1. RPP merupakan terjemahan dari ide kurikulum yang berdasarkan silabus yang telah
dikembangkan pada tingkat nasional ke dalam betuk rancangan proses pembelajaran untuk
direalisasikan dalam pembelajaran.
2. RPP dikembangkan sesuai dengan yang dinyatakan dalam silabus dengan kondisi pada satuan
pendidikan baik kemampuan awal peserta didik, minat, motivasi belajar, bakat, potensi,
kemampuan emosi, maupun gaya belajar.
3. RPP mendorong partisipasi aktif peserta didik.
4. RPP sesuai dengan tujuan Kurikulum 2013 untuk menghasilkan peserta didik yang mandiri dan
tak berhenti belajar.
5. RPP mengembangkan budaya membaca dan menulis.
6. Proses pembelajaran dalam RPP dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca,
pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam bentuk tulisan.
7. RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, remedi,
dan umpan balik.
8. RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara KI dan KD, materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, dan sumber belalajar dalam satu keutuhan
pengalaman belajar.
9. RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara
terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

Komponen dan sistematika RPP

Menurut Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013 Lampiran IV tentang Implementasi Kurikulum


Pedoman Pembelajaran, RPP paling sedikit memuat:

 Tujuan pembelajaran
 Materi pembelajaran
 Metode pembelajaran
 Sumber belajar
 Penilaian
Komponen tersebut diwujudkan dalam format berikut:

Format RPP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : ................................


Kelas/ Semester : ..................................
Tema/ Subtema : ....................................
Alokasi Waktu : ....................................

A. Kompetensi Inti (KI)

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

1. ....................... (KD pada KI-1)


2. ....................... (KD pada KI-2)
3. ....................... (KD pada KI-3)

Indikator: .......................
1. ....................... (KD pada KI-4)

Indikator: .......................

C. Tujuan Pembelajaran

D. Materi Pembelajaran

E. Metode Pembelajaran

F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

1. Pendahulaun (... menit)


2. Kegiatan Inti (... menit)
3. Penutup (... menit)

H. Penilaian

1. Jenis/ Teknis Penilaian


2. Bentuk Instrumen dan Instrumen Penilaian

3. Pedoman Penskoran
Langkah-langkah mengembangkan RPP

Menurut panduan teknis penyusunan RPP di Sekolah Dasar, pengembangan RPP disusun dengan
mengakomodasikan pembelajaran tematik atau yang disebut RPP Tematik. RPP tematik adalah
rencana pembelajaran tematik terpadu yang dikembangkan secara rinci dari suatu tema.
Langkah-langkah pengembangan RPP tematik adalah:

1. Mengkaji silabus tematik


2. Mengidentifikasi materi pembelajaran
3. Menentukan tujuan
4. Mengembangkan kegiatan Pembelajaran
5. Penjabaran jenis penilaian
6. Menentukan alokasi waktu
7. Menentukan sumber belajar.

 Hukum Kepler ditemukan oleh seorang matematikawan yang juga merupakan seorang
astronom Jerman yang bernama Johannes Kepler(1571-1630). Penemuannya didasari
oleh data yang diamati oleh Tycho Brahe(1546-1601), seorang astronom terkenal dari
Denmark.
 Sebelum ditemukannya hukum ini, manusia zaman dulu menganut paham geosentris,
yakni sebuah paham yang membenarkan bahwa bumi adalah pusat alam semesta.
Anggapan ini didasari pada pengalaman indrawi manusia yang terbatas, yang setiap hari
mengamati matahari, bulan dan bintang bergerak, sedangkan bumi dirasakan diam.
Anggapan ini dikembangkan oleh astronom Yunani Claudius Ptolemeus (100-170 M) dan
bertahan hingga 1400 tahun. Menurutnya, bumi berada di pusat tata surya. Matahari dan
planet-planet mengelilingi bumi dalam lintasan melingkar.
 Kemudian pada tahun 1543, seorang astronom Polandia bernama Nicolaus Copernicus
(1473-1543) mencetuskan model heliosentris. Heliosentris artinya bumi beserta planet-
planet lainnya mengelilingi matahari dalam lintasan yang melingkar. Tentu saja pendapat
ini lebih baik dibanding pendapat sebelumnya. Tapi, ada yang masih kurang dari
pendapat Copernicus yakni diam masih menggunakan lingkaran sebagai bentuk lintasan
gerak planet.
 Fungsi hukum Kepler di kehidupan modern yakni digunakan untuk memperkirakan
lintasan planet-planet atau benda luar angkasa lainnya yang mengorbit Matahari seperti
asteroid atau planet luar yang belum ditemukan semasa Kepler hidup. Hukum ini juga
dipakai pada pengorbitan lainnya selain matahari. Seperti bulan yang mengorbit bumi.
Bahkan saat ini dengan memakai dasar dari hukum Kepler ditemukan sebuah benda baru
yang mengorbit bumi selain bulan. Benda ini adalah sebuah asteroid yang berukuran 490
kaki (150 meter) yang dijuluki dengan Asteroid 2014 OL339. Asteroid berada cukup
dekat dengan bumi sehingga terlihat seperti satelitnya. Asteroid tersebut memiliki orbit
elips. Ia membutuhkan waktu 364,92 hari untuk mengelilingi Matahari. Hampir sama
dengan bumi yang memiliki periode 365,25 hari
 Hukum I Kepler Hukum I Kepler dikenal sebagai hukum lintasan elips. Hukum I Kepler berbunyi:
“Semua planet bergerak pada lintasan elips mengitari matahari dengan matahari berada di
salah satu fokus elips” Hukum I Kepler menyatakan bentuk orbit planet, tetapi tidak
bisa memperkirakan kedudukan planet pada suatu saat. Oleh sebab itu, Kepler berusaha
memecahkan persoalan tersebut, yang selanjutnya berhasil menemukan hukum II Kepler.

 Hukum II Kepler membahas tentang gerak edar planet yang berbunyi sebagai berikut.
“Suatu gads khayal yang menghubungkan matahari dengan planet menyapu luas juring
yang sama dalam selang waktu yang sama” Dalam selang waktu yang sama, Ll, Lii, dan
Liii. dari hukum II Kepler bisa diketahui bahwa kelajuan revolusi planet terbesar ketika
planet berada paling dekat ke matahari (perihelium). Sebaliknya, kelajuan planet terkecil
ketika planet berada di titik terjauh (aphelium).
 Hubungan Khas antara Mahluk Hidup (Simbiosis)
Mahluk hidup satu dengan yang lain saling berhubungan. Hubungan khas mahluk hidup
yang satu dengan mahluk hidup yang lain disebut simbiosis. Hubungan khas mahluk
hidup (simbiosis) dibagi menjadi tiga jenis yaitu simbiosis mutualisme, parasitisme, dan
komensalisme.
Simbiosis mutualisme, adalah hubungan antar mahluk hidup yang saling menguntungkan.
Contoh simbiosis mutualisme :
 Hubungan antara kupu-kupu dan bunga. Kupu-kupu yang hinggap di bunga mendapat
keuntungan karena dapat mengambil nektar dari bunga. Bunga juga mendapat
keuntungan karena kupu-kupu dapat membantu terjadinya penyerbukan.
 Hubungan antara burung jalak dan kerbau. Burung jalak yang hinggap di punggung
kerbau makan kutu, sementara kerbau juga untung karena kutunya habis.

Simbiosis parasitisme, adalah hubungan antar mahluk hidup yang satu dengan yang lain
dirugikan.
Contoh simbiosis parasistisme :
 Hubungan antara benalu dan pohon mangga. Benalu yang hidup menempel pada pohon
mangga mendapat keuntungan dengan menyerap makanan dari pohon mangga.
Sementara pohon mangga dirugikan karena makanannya "dirampas" oleh benalu.
 Hubungan antara tali putri dengan tanaman pagar. Tanaman pagar akan mati karena
makanannya dimakan tali putri.

Simbiosis komensalisme, adalah hubungan antar mahluk hidup yang satu untung yang lain tidak
mendapat keuntungan tetapi juga tidak dirugikan.
Contoh simbiosis komensalisme:
 Hubungan antara ikan remora dan ikan hiu. Ikan remora adalah ikan kecil yang sering
menjadi makanan ikan lain. Ikan hiu adalah ikan yang sangat besar dan ditakuti oleh
ikan-ikan lain. Ikan remora sering mengikuti bahkan menempel pada tubuh ikan hiu.
Dengan demikian ikan remora merasa aman, karena terlindungi oleh ikan hiu. Sementara
itu ikan hiu tidak dirugikan, karena keberadaan ikan remora di sekitarnya tidak menjadi
beban bagi ikan hiu.
 Hubungan antara bunga anggrek dengan pohon inang. Bunga anggrek tumbuh menempel
pada pohon. Bunga anggrek mendapat keuntungan dengan makan sisa-sisa kotoran kayu.
Sementara itu pohon inang tidak mendapat keuntungan dan tidak dirugikan.

Hubungan antar Mahluk Hidup dan Lingkungan


Mahluk hidup satu membutuhkan mahluk hidup lain. Ada saling ketergantungan antar mahluk
hidup. Hewan hidupnya tergantung kepada tumbuhan, karena hewan makan tumbuhan.
Contoh : Kuda hidupnya tergantung kepada rumput, karena makanan kuda adalah rumput. Bila
semua rumput kering, maka kuda akan menderita karena tidak mendapat makanan. Kuda akan
kelaparan dan akhirnya akan mati.

Setiap mahluk hidup membutuhkan makanan untuk melakukan kegiatan hidupnya. Mahluk
hidup yang dapat membuat makanan sendiri adalah tumbuhan hijau. Karena dapat membuat
makanan sendiri, tumbuhan hijau disebut produsen.
Manusia dan hewan tidak dapat membuat makanan sendiri. Manusia dan hewan makan
tumbuhan atau hewan lain. Karena manusia dan hewan memperoleh makanan dari mahluk hidup
lain, maka manusia dan hewan disebut konsumen. Berdasarkan jenis makanannya, konsumen
dikelompokkan menjadi tiga sebagai berikut :
1. Konsumen Tingkat I, yaitu hewan atau mahluk hidup yang langsung akan tumbuhan
(produsen). Contohnya : Kambing dan kerbau makan rumput, burung gelatik makan biji-
bijian, belalang makan rumput.
2. Konsumen Tingkat II, yaitu hewan-hewan yang makan konsumen tingkat I. Contoh :
Burung makan belalang, kucing makan tikus.
3. Konsumen Tingkat III, yaitu hewan-hewan yang makan konsumen tingkat II. Contoh :
Harimau makan kambing, manusia makan ayam, burung elang makan ular.

Dalam hal itu terjadi hubungan makan dan dimakan antar mahluk hidup. Contoh : Padi dimakan
tikus, tikus dimakan ular, ular dimakan burung elang :
Padi - Tikus - Burung Elang
Hubungan makan dan dimakan antar mahluk hidup semacam itu disebut rantai makanan.

Pengertian Pergerakan Semu Matahari

Gerak semu matahari ialah peredaran matahari dari garis khatulistiwa menuju ke garis lintang
balik utara 23,5° LU, kembali lagi ke khatulistiwa dan bergerak menuju ke garis Lintang balik
selatan 23,5° LS dan akhirnya kembali lagi ke garis khatulistiwa.

Karena peredaran matahari tersebut, mempengaruhi letak tempat terbit dan terbenamnya
matahari yang setiap harinya tidak sama atau tidak menetap. Sebab, setiap hari akan terjadi
pergeseran dari letak terbit dan terbenamnya matahari jika dibandingkan dengan letak terbit atau
terbenamnya matahari di hari kemarin.

Penyebab Gerak Semu Matahari

Adanya gerak semu terjadi karena suatu proses revolusi atau perputaran bumi mengelilingi
matahari, sehingga dapat dikatakan jika yang berubah merupakan posisi bumi terhadap matahari.
Akibat dari proses revolusi tersebut, menghasilkan pergeseran semu letak terbit atau
terbenamnya matahari setiap harinya.

Pengaruh Gerak Semu Matahari

Pergerakan bumi yang mengelilingi matahari disebut dengan revolusi bumi. Ketika berevolusi,
bumi juga berputar pada porosnya. Sehingga, mengakibatkan seolah-olah matahari mengelilingi
bumi pada garis balik lintang utara 23,5° LU dan garis balik lintang selatan 23,5° LS.

Pergerakan inilah yang kemudian dinamakan sebagai gerak semu matahari. Karena adanya
pergerakan ini, menyebabkan adanya perbedaan panas matahari yang didapatkan permukaan
bumi dan mengakibatkan Negara kita Indonesia memiliki dua musim yaitu hujan dan kemarau.

Selain itu, akibat lain adanya gerak semu matahari ialah terjadinya perubahan gerak angin yang
kita kenal sebagai angin muson.

Wilayah-wilayah bumi yang berada di lintang yang lebih tinggi, akan lebih sedikit mendapatkan
sinar matahari jika dibandingkan dengan wilayah bumi yang berada di lintang yang lebih rendah.

Berdasarkan perbedaan letak lintang, terjadilah klasifikasi iklim matahari yang diperkenalkan
oleh Supan dan Rubner. Posisi lintang Wilayah Indonesia terletak di 6° Lintang Utara dan 11°
Lintang Selatan.

Cermin Datar
Cermin datar ialah jenis cermin yang mempunyai permukaan yang datar dan berbentuk garis lurus. Pada
cermin datar terdapat bayangan benda yang panjang dan lebarnya sama persis dengan benda aslinya.
Jarak antara benda dengan cermin juga sama dengan jarak cermin dengan bayangannya. Kita dapat
menjumpai cermin datar dikehidupan sehari hari misalnya cermin rias.
Sifat Bayangan Cermin Datar
Berikut sifat bayangan cermin datar yang meliputi :

1. Bayangannya maya.
2. Tinggi bayangan sama dengan tinggi objek.
3. Ukuran bayangan sama dengan ukuran objek.
4. Bersifat tegak.
5. Sifat bayangan terbalik.
6. Jarak benda dan jarak bayangannya sama.

Cermin Cekung
Cermin cekung adalah jenis cermin yang memiliki permukaan berbentuk lengkungan kedalam atau
cekung. Jarak tengah cermin akan terlihat lebih jauh dari pada bagian tepi cermin. Cermin cekung juga
memiliki titik imajiner yang jaraknya sama dengan setiap titik pada permukaan cermin cekung. Kita dapat
menjumpai contoh cermin cekung dikehidupan sehari hari seperti pemantulan lampu kendaraan, senter,
dan lampu sorot tipe tertentu.

Sifat Bayangan Cermin Cekung


Baca juga : Rumus Gelombang Transversal Beserta Contoh Soalnya

Berikut sifat bayangan cermin cekung yaitu :

1. Bayangannya bersifat tegak, nyata, terbalik dan diperkecil jika peletakan objek lebih besar
dibandingkan titik fokus cermin cekung.
2. Bayangannya bersifat tegak, nyata, terbalik dan diperbesar jika peletakan objek diantara titik
fokus cermin cekung.
Cermin Cembung
Cermin cembung adalah jenis cermin yang memiliki permukaan berbentuk lengkungan keluar atau
cembung. Jarak tengah cermin akan terlihat lebih dekat dari pada bagian tepi cermin. Cermin cembung
juga memiliki titik imajiner yang jaraknya sama dengan setiap titik pada permukaan cermin dan menjadi
pusat kelengkungan cermin. Contoh penggunaan cermin cembung yaitu terdapat pada kaca spion
kendaraan.

Sifat Bayangan Cermin Cembung


Berikut sifat bayangan cermin cembung yang meliputi:

1. Bayangannya bersifat maya.


2. Bersifat tegak.
3. Bayangan bersifat diperkecil.

Anda mungkin juga menyukai