Anda di halaman 1dari 12

TUGAS RANGKUMAN TEKNIK TENAGA LISTRIK

KELOMPOK 1:
1. Aditya Rahman
2. Anggi F.
3. Aulia Rifaldy
4. Aziz Fahmi
5. Budi Mulya
6. Dayat Subarjah

A. Transistor
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit
pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai
fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, di mana berdasarkan arus
inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat
akurat dari sirkuit sumber listriknya.
Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B), Emitor (E) dan Kolektor (C).
Tegangan yang di satu terminalnya misalnya Emitor dapat dipakai untuk mengatur arus dan
tegangan yang lebih besar daripada arus input Basis, yaitu pada keluaran tegangan dan arus
output Kolektor.

Cara kerja transistor

Dari banyak tipe-tipe transistor modern, pada awalnya ada dua tipe dasar transistor, bipolar
junction transistor (BJT atau transistor bipolar) dan field-effect transistor (FET), yang
masing-masing bekerja secara berbeda.

Disebut Transistor bipolar karena kanal konduksi utamanya menggunakan dua polaritas
pembawa muatan: elektron dan lubang, untuk membawa arus listrik. Dalam BJT, arus listrik
utama harus melewati satu daerah/lapisan pembatas dinamakan depletion zone, dan ketebalan
lapisan ini dapat diatur dengan kecepatan tinggi dengan tujuan untuk mengatur aliran arus
utama tersebut.

FET (juga dinamakan transistor unipolar) hanya menggunakan satu jenis pembawa muatan
(elektron atau hole, tergantung dari tipe FET). Dalam FET, arus listrik utama mengalir dalam
satu kanal konduksi sempit dengan depletion zone di kedua sisinya (dibandingkan dengan
transistor bipolar di mana daerah Basis memotong arah arus listrik utama). Dan ketebalan
dari daerah perbatasan ini dapat diubah dengan perubahan tegangan yang diberikan, untuk
mengubah ketebalan kanal konduksi tersebut.

Jenis jenis transistor

Secara umum, transistor dapat dibeda-bedakan berdasarkan banyak kategori:

Materi semikonduktor: Germanium, Silikon, Gallium Arsenide

Kemasan fisik: Through Hole Metal, Through Hole Plastic, Surface Mount, IC, dan lain-lain

Tipe: UJT, BJT, JFET, IGFET (MOSFET), IGBT, HBT, MISFET, VMOSFET, MESFET,
HEMT, SCR serta pengembangan dari transistor yaitu IC (Integrated Circuit) dan lain-lain.

Polaritas: NPN atau N-channel, PNP atau P-channel

Maximum kapasitas daya: Low Power, Medium Power, High Power

Maximum frekuensi kerja: Low, Medium, atau High Frequency, RF transistor, Microwave,
dan lain-lain

Aplikasi: Amplifier, Saklar, General Purpose, Audio, Tegangan Tinggi, dan lain-lain

BJT

BJT (Bipolar Junction Transistor) adalah salah satu dari dua jenis transistor. Cara kerja BJT
dapat dibayangkan sebagai dua diode yang terminal positif atau negatifnya berdempet,
sehingga ada tiga terminal. Ketiga terminal tersebut adalah emiter (E), kolektor (C), dan basis
(B).
Perubahan arus listrik dalam jumlah kecil pada terminal basis dapat menghasilkan perubahan
arus listrik dalam jumlah besar pada terminal kolektor. Prinsip inilah yang mendasari
penggunaan transistor sebagai penguat elektronik. Rasio antara arus pada koletor dengan arus
pada basis biasanya dilambangkan dengan β atau {\displaystyle h_{FE}} {\displaystyle
h_{FE}}. β biasanya berkisar sekitar 100 untuk transistor-transisor BJT.

FET

FET dibagi menjadi dua keluarga: Junction FET (JFET) dan Insulated Gate FET (IGFET)
atau juga dikenal sebagai Metal Oxide Silicon (atau Semiconductor) FET (MOSFET).
Berbeda dengan IGFET, terminal gate dalam JFET membentuk sebuah diode dengan kanal
(materi semikonduktor antara Source dan Drain). Secara fungsinya, ini membuat N-channel
JFET menjadi sebuah versi solid-state dari tabung vakum, yang juga membentuk sebuah
diode antara grid dan katode. Dan juga, keduanya (JFET dan tabung vakum) bekerja di
"depletion mode", keduanya memiliki impedansi input tinggi, dan keduanya menghantarkan
arus listrik di bawah kontrol tegangan input.

FET lebih jauh lagi dibagi menjadi tipe enhancement mode dan depletion mode. Mode
menandakan polaritas dari tegangan gate dibandingkan dengan source saat FET
menghantarkan listrik. Jika kita ambil N-channel FET sebagai contoh: dalam depletion mode,
gate adalah negatif dibandingkan dengan source, sedangkan dalam enhancement mode, gate
adalah positif. Untuk kedua mode, jika tegangan gate dibuat lebih positif, aliran arus di antara
source dan drain akan meningkat. Untuk P-channel FET, polaritas-polaritas semua dibalik.
Sebagian besar IGFET adalah tipe enhancement mode, dan hampir semua JFET adalah tipe
depletion mode.

MOSFET
MOSFET (Metal Oxide Semiconductor FET) adalah suatu jenis FET yang mempunyai satu
Drain, satu Source dan satu atau dua Gate. MOSFET mempunyai input impedance yang
sangat tinggi. Mengingat harga yang cukup tinggi, maka MOSFET hanya digunakan pada
bagian bagian yang benar-benar memerlukannya. Penggunaannya misalnya sebagai RF
amplifier pada receiver untuk memperoleh amplifikasi yang tinggi dengan desah yang
rendah. Dalam pengemasan dan perakitan dengan menggunakan MOSFET perlu
diperhatiakan bahwa komponen ini tidak tahan terhadap elektrostatik, mengemasnya
menggunakan kertas timah, pematriannya menggunakan jenis solder yang khusus untuk
pematrian MOSFET. Seperti halnya pada FET, terdapat dua macam MOSFET ialah Kanal P
dan Kanal N.
B. Generator DC
Generator DC merupakan sebuah perangkat mesin listrik dinamis yang mengubah
energi mekanis menjadi energi listrik. Generator DC menghasilkan arus DC / arus searah.
Generator DC dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan dari rangkaian belitan magnet
atau penguat eksitasinya terhadap jangkar (anker), jenis generator DC yaitu:
1. Generator penguat terpisah
Energi listrik yang dihasilkan oleh penguat elektromagnet dapat diatur melalui pengaturan
tegangan eksitasi. Pengaturan dapat dilakukan secara elektronik atau magnetik. Generator ini
bekerja dengan catu daya DC dari luar yang dimasukkan melalui belitan F1-F2.
Penguat dengan magnet permanen menghasilkan tegangan output generator yang konstan dari
terminal rotor A1-A2. Karakteristik tegangan V relatif konstan dan tegangan akan menurun
sedikit ketika arus beban I dinaikkan mendekati harga nominalnya.

2. Generator shunt

Pada generator shunt, penguat eksitasi E1-E2 terhubung paralel dengan rotor (A1-A2).
Tegangan awal generator diperoleh dari magnet sisa yang terdapat pada medan magnet stator.
Rotor berputar dalam medan magnet yang lemah, dihasilkan tegangan yang akan memperkuat
medan magnet stator, sampai dicapai tegangan nominalnya. Pengaturan arus eksitasi yang
melewati belitan shunt E1-E2 diatur oleh tahanan geser. Makin besar arus eksitasi shunt,
makin besar medan penguat shunt yang dihasilkan, dan tegangan terminal meningkat sampai
mencapai tegangan nominalnya.
3. Generator kompon
Generator kompon mempunyai dua penguat eksitasi pada inti kutub utama yang sama. Satu
penguat eksitasi merupakan penguat shunt, dan lainnya merupakan penguat seri.

C. MOTOR DC
Motor DC adalah jenis motor listrik yang bekerja menggunakan sumber tegangan DC.
Motor DC atau motor arus searah sebagaimana namanya, menggunakan arus langsung dan
tidak langsung/direct-unidirectional. Motor DC digunakan pada penggunaan khusus dimana
diperlukan penyalaan torque yang tinggi atau percepatan yang tetap untuk kisaran kecepatan
yang luas.
Komponen Utama Motor DC

1. Kutub Medan Magnet


Secara sederhada digambarkan bahwa interaksi dua kutub magnet akan menyebabkan
perputaran pada motor DC. Motor DC memiliki kutub medan yang stasioner dan kumparan
motor DC yang menggerakan bearing pada ruang diantara kutub medan. Motor DC sederhana
memiliki dua kutub medan: kutub utara dan kutub selatan. Garis magnetik energi membesar
melintasi bukaan diantara kutub-kutub dari utara ke selatan. Untuk motor yang lebih besar
atau lebih komplek terdapat satu atau lebih elektromagnet. Elektromagnet menerima listrik
dari sumber daya dari luar sebagai penyedia struktur medan.
2. Kumparan Motor DC

Bila arus masuk menuju kumparan motor DC, maka arus ini akan menjadi elektromagnet.
kumparan motor DC yang berbentuk silinder, dihubungkan ke as penggerak untuk
menggerakan beban. Untuk kasus motor DC yang kecil, kumparan motor DC berputar dalam
medan magnet yang dibentuk oleh kutub-kutub, sampai kutub utara dan selatan magnet
berganti lokasi. Jika hal ini terjadi, arusnya berbalik untuk merubah kutub-kutub utara dan
selatan kumparan motor DC.

3. Commutator Motor DC
Komponen ini terutama ditemukan dalam motor DC. Kegunaannya adalah untuk membalikan
arah arus listrik dalam kumparan motor DC. Commutator juga membantu dalam transmisi
arus antara kumparan motor DC dan sumber daya.
Kelebihan Motor DC

Keuntungan utama motor DC adalah dalam hal pengendalian kecepatan motor DC tersebut,
yang tidak mempengaruhi kualitas pasokan daya. Motor ini dapat dikendalikan dengan
mengatur :

Tegangan kumparan motor DC – meningkatkan tegangan kumparan motor DC akan


meningkatkan kecepatan

Arus medan – menurunkan arus medan akan meningkatkan kecepatan.

Motor DC tersedia dalam banyak ukuran, namun penggunaannya pada umumnya dibatasi
untuk beberapa penggunaan berkecepatan rendah, penggunaan daya rendah hingga sedang
seperti peralatan mesin dan rolling mills, sebab sering terjadi masalah dengan perubahan arah
arus listrik mekanis pada ukuran yang lebih besar. Juga, motor tersebut dibatasi hanya untuk
penggunaan di area yang bersih dan tidak berbahaya sebab resiko percikan api pada sikatnya.

Motor DC juga relatif mahal dibanding motor AC. Hubungan antara kecepatan, flux medan
dan tegangan kumparan motor DC ditunjukkan dalam persamaan berikut :

Gaya elektromagnetik : E=KΦN

Torque : T = K Φ Ia

Dimana:

E =gaya elektromagnetik yang dikembangkan pada terminal kumparan motor DC (volt)

Φ = flux medan yang berbanding lurus dengan arus medan

N = kecepatan dalam RPM (putaran per menit)

T = torque electromagnetik

Ia = arus kumparan motor DC

K = konstanta persamaan

Jenis-Jenis Motor DC

1. Motor DC Sumber Daya Terpisah/ Separately Excited

Jika arus medan dipasok dari sumber terpisah maka disebut motor DC sumber daya terpisah /
separately excited.

2. Motor DC Sumber Daya Sendiri/ Self Excited: Motor Shunt

Pada motor shunt, gulungan medan (medan shunt) disambungkan secara paralel dengan
gulungan kumparan motor DC (A) seperti diperlihatkan dalam gambar dibawah. Oleh karena
itu total arus dalam jalur merupakan penjumlahan arus medan dan arus kumparan motor DC.

Karakteristik Motor DC ShuntKarakteristik Motor DC Shunt

Berikut tentang kecepatan motor shunt (E.T.E., 1997):


Kecepatan pada prakteknya konstan tidak tergantung pada beban (hingga torque
tertentu setelah kecepatannya berkurang, lihat Gambar diatas dan oleh karena itu cocok untuk
penggunaan komersial dengan beban awal yang rendah, seperti peralatan mesin.

Kecepatan dapat dikendalikan dengan cara memasang tahanan dalam susunan seri
dengan kumparan motor DC (kecepatan berkurang) atau dengan memasang tahanan pada
arus medan (kecepatan bertambah).

3. Motor DC Daya Sendiri: Motor Seri


Dalam motor seri, gulungan medan (medan shunt) dihubungkan secara seri dengan
gulungan kumparan motor DC (A) seperti ditunjukkan dalam gambar dibawah. Oleh karena
itu, arus medan sama dengan arus kumparan motor DC. Berikut tentang kecepatan motor seri
(Rodwell International Corporation, 1997; L.M. Photonics Ltd, 2002) :
Kecepatan dibatasi pada 5000 RPM

Harus dihindarkan menjalankan motor seri tanpa ada beban sebab motor akan mempercepat
tanpa terkendali.

Motor-motor seri cocok untuk penggunaan yang memerlukan torque penyalaan awal yang
tinggi, seperti derek dan alat pengangkat hoist seperti pada gambar berikut.

Karakteristik Motor DC SeriKarakteristik Motor DC Seri

4. Motor DC Kompon/Gabungan
Motor Kompon DC merupakan gabungan motor seri dan shunt. Pada motor kompon,
gulungan medan (medan shunt) dihubungkan secara paralel dan seri dengan gulungan
kumparan motor DC (A) seperti yang ditunjukkan dalam gambar dibawah. Sehingga, motor
kompon memiliki torque penyalaan awal yang bagus dan kecepatan yang stabil. Makin tinggi
persentase penggabungan (yakni persentase gulungan medan yang dihubungkan secara seri),
makin tinggi pula torque penyalaan awal yang dapat ditangani oleh motor ini. Contoh,
penggabungan 40-50% menjadikan motor ini cocok untuk alat pengangkat hoist dan derek,
sedangkan motor kompon yang standar (12%) tidak cocok (myElectrical, 2005).
D. Generator AC
Generator adalah mesin yang dapat mengubah tenaga mekanis menjadi tenaga listrik melalui
proses induksi elektromagnetik. Generator ini memperoleh energi mekanis dari prime mover
atau penggerak mula. Prinsip kerja dari generator sesuai dengan hukum Lens, yaitu arus
listrik yang diberikan pada stator akan menimbulkan momen elektromagnetik yang bersifat
melawan putaran rotor sehingga menimbulkan EMF pada kumparan rotor.
Generator AC bekerja berdasarkan atas prinsip dasar induksi elektromagnetik. Tegangan
bolak-balik akan dibangkitkan oleh putaran medan magnetik dalam kumparan jangkar yang
diam. Dalam hal ini kumparan medan terletak pada bagian yang sama dengan rotor dari
generator. Nilai dari tegangan yang dibangkitkan bergantung pada :

1. Jumlah dari lilitan dalam kumparan.

2. Kuat medan magnetik, makin kuat medan makin besar tegangan yang

diinduksikan.

3. Kecepatan putar dari generator itu sendiri.

Prinsip generator ini secara sederhana dapat dijelaskan bahwa tegangan akan diinduksikan
pada konduktor apabila konduktor tersebut bergerak pada medan magnet sehingga memotong
garis-garis gaya. Hukum tangan kanan berlaku pada generator dimana menyebutkan bahwa
terdapat hubungan antara penghantar bergerak, arah medan magnet, dan arah resultan dari
aliran arus yang terinduksi. Apabila ibu jari menunjukkan arah gerakan penghantar, telunjuk
menunjukkan arah fluks, jari tengah menunjukkan arah aliran elektron yang terinduksi.
Hukum ini juga berlaku apabila magnet sebagai pengganti penghantar yang digerakkan.

Eksitasi Generator AC
Sistem eksitasi secara konvensional dari sebuah generator arus bolak-balik terdiri atas
sumber arus searah yang dihubungkan ke medan generator ac melalui cincin-slip dan sikat-
sikat. Sumber dc biasanya diperoleh dari generator arus searah yang digerakkan dengan
motor atau penggerak mula yang sama dengan penggerak mula generator bolak-balik. Setelah
datangnya zat padat, beberapa sistem eksitasi yang berbeda telah dikembangkan dan
digunakan. Salah satunya adalah daya diambil dari terminal generator ac, diubah ke daya dc
oleh penyearah zat padat dan kemudian dicatu ke medan generator ac dengan menggunakan
cincin-slip konvensional dan sikat-sikat.
E. Motor AC
Motor AC adalah jenis motor listrik yang bekerja menggunakan tegangan AC
(Alternating Current). Motor AC memiliki dua buah bagian utama yaitu “stator” dan “rotor”.
Stator merupakan komponen motor AC yang statis. Rotor merupakan komponen motor AC
yang berputar. Motor AC dapat dilengkapi dengan penggerak frekuensi variabel untuk
mengendalikan kecepatan sekaligus menurunkan konsumsi dayanya.

Jenis-Jenis Motor AC

Motor AC Sinkron (Motor Sinkron)


Motor sinkron adalah motor AC, bekerja pada kecepatan tetap pada sistim frekuensi tertentu.
Motor ini memerlukan arus searah (DC) untuk pembangkitan daya dan memiliki torque awal
yang rendah, dan oleh karena itu motor sinkron cocok untuk penggunaan awal dengan beban
rendah, seperti kompresor udara, perubahan frekuensi dan generator motor. Motor sinkron
mampu untuk memperbaiki faktor daya sistim, sehingga sering digunakan pada sistim yang
menggunakan banyak listrik.
Motor AC SinkronMotor AC Sinkron
Komponen utama motor AC sinkron :
Rotor, Perbedaan utama antara motor sinkron dengan motor induksi adalah bahwa rotor
mesin sinkron berjalan pada kecepatan yang sama dengan perputaran medan magnet. Hal ini
memungkinkan sebab medan magnit rotor tidak lagi terinduksi. Rotor memiliki magnet
permanen atau arus DC-excited, yang dipaksa untuk mengunci pada posisi tertentu bila
dihadapkan dengan medan magnet lainnya.

Stator, Stator menghasilkan medan magnet berputar yang sebanding dengan frekuensi yang
dipasok.

Motor ini berputar pada kecepatan sinkron, yang diberikan oleh persamaan berikut (Parekh,
2003):

Ns = 120 f / P

Dimana:

f = frekuensi dari pasokan frekuensi

P = jumlah kutub

Motor AC Induksi (Motor Induksi)

Motor induksi merupakan motor yang paling umum digunakan pada berbagai peralatan
industri. Popularitasnya karena rancangannya yang sederhana, murah dan mudah didapat, dan
dapat langsung disambungkan ke sumber daya AC.
Motor induksi dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok utama (Parekh, 2003) :

Motor induksi satu fase. Motor ini hanya memiliki satu gulungan stator, beroperasi dengan
pasokan daya satu fase, memiliki sebuah rotor kandang tupai, dan memerlukan sebuah alat
untuk menghidupkan motornya. Sejauh ini motor ini merupakan jenis motor yang paling
umum digunakan dalam peralatan rumah tangga, seperti fan angin, mesin cuci dan pengering
pakaian, dan untuk penggunaan hingga 3 sampai 4 Hp.

Motor induksi tiga fase. Medan magnet yang berputar dihasilkan oleh pasokan tiga fase yang
seimbang. Motor tersebut memiliki kemampuan daya yang tinggi, dapat memiliki kandang
tupai atau gulungan rotor (walaupun 90% memiliki rotor kandang tupai); dan penyalaan
sendiri. Diperkirakan bahwa sekitar 70% motor di industri menggunakan jenis ini, sebagai
contoh, pompa, kompresor, belt conveyor, jaringan listrik , dan grinder. Tersedia dalam
ukuran 1/3 hingga ratusan Hp.

Kecepatan Motor AC Induksi

Motor induksi bekerja sebagai berikut. Listrik dipasok ke stator yang akan menghasilkan
medan magnet. Medan magnet ini bergerak dengan kecepatan sinkron disekitar rotor. Arus
rotor menghasilkan medan magnet kedua, yang berusaha untuk melawan medan magnet
stator, yang menyebabkan rotor berputar.

Walaupun begitu, didalam prakteknya motor tidak pernah bekerja pada kecepatan sinkron
namun pada “kecepatan dasar” yang lebih rendah. Terjadinya perbedaan antara dua kecepatan
tersebut disebabkan adanya “slip/geseran” yang meningkat dengan meningkatnya beban. Slip
hanya terjadi pada motor induksi. Untuk menghindari slip dapat dipasang sebuah cincin
geser/ slip ring, dan motor tersebut dinamakan “motor cincin geser/ slip ring motor”.

F. Transformator (Trafo)
Transformator adalah sebuah alat untuk menaikkan atau menurunkan tegangan arus
bolakbalik. Transformator sering disebut trafo. Sebuah transformator terdiri atas sebuah inti
besi.
Prinsip kerja tranformator adalah sebagai berikut.
Kumparan primer dihubungkan kepada sumber tegangan yang hendak diubah besarnya.
Karena tegangan primer itu tegangan bolak-balik, maka besar dan arah tegangan itu berubah-
ubah.
Dalam inti besi timbul medan magnet yang besar dan arahnya berubah-ubah pula. Perubahan
medan magnet ini menginduksi tegangan bolak-balik pada kumparan sekunder.

Dari sebuah percobaan dapat ditunjukkan, bahwa:

Perbandingan antara tegangan primer, Vp, dengan tegangan sekunder, Vs sama dengan
perbandingan antara jumlah lilitan primer, Np, dan lilitan sekunder, Ns.
Perbandingan antara kuat arus primer, Ip, dengan kuat arus sekunder, Is, sama dengan
perbandingan jumlah lilitan sekunder dengan lilitan primer.2. Perbandingan antara kuat arus
primer, Ip, dengan kuat arus sekunder, Is, sama dengan perbandingan jumlah lilitan sekunder
dengan lilitan primer. Diode adalah komponen aktif dua kutub yang pada umumnya bersifat
semikonduktor, yang memperbolehkan arus listrik mengalir ke satu arah (kondisi panjar
maju) dan menghambat arus dari arah sebaliknya (kondisi panjar mundur). Diode dapat
disamakan sebagai fungsi katup di dalam bidang elektronika. Diode sebenarnya tidak
menunjukkan karakteristik kesearahan yang sempurna, melainkan mempunyai karakteristik
hubungan arus dan tegangan kompleks yang tidak linier dan seringkali tergantung pada
teknologi atau material yang digunakan serta parameter penggunaan. Beberapa jenis diode
juga mempunyai fungsi yang tidak ditujukan untuk penggunaan penyearahan.
Pemahaman Semikonduktor Dioda

G. Dioda Semikonduktor
Dioda adalah komponen elektronika yang pada dasarnya adalah mempertemukan
bahan semikonduktor jenis P dan semi konduktor jenis N. Dioda memiliki nilai resistensi
yang sangat rendah hingga nilai resistansi yang tinggi terhadap aliran arus yang melaluinya.
Karakteristik ini sangat memungkinkan menggunakan dioda semikonduktor dalam berbagai
aplikasi sesuai kebutuhan arus yang digunakan dalam sebuah rangkaian elektronik.
Dioda dapat dilalui arus yang tidak terbatas dalam satu arah dan tidak dapat dilalui
arus dari arah sebaliknya. Selain itu, Dioda Semikonduktor akan meneruskan aliran arus
listrik dari nilai tegangan kecil yang dimasukkan. Dalam praktek-nya, tegangan kecil harus
dimasukkan sebelum proses konduksi terjadi. Kebocoran arus kecil akan mengalir dalam arah
sebaliknya, kebocoran arus biasanya muncul dari arus maju. Jika bahan semikonduktor jenis
P dibuat relatif positif dengan bahan jenis N dengan jumlah lebih besar dari tegangan maju
(sekitar 0,6 Volt untuk bahan silikon dan 0,2 Volt untuk bahan germanium) arus akan bebas
melalui dioda. Jika sebaliknya bahan semikonduktor jenis P dibuat relatif negatif
dibandingkan bahan jenis N, dapat dipastikan tidak akan ada arus yang bisa melaluinya
kecuali tegangan melebihi tegangan maksimum (breakdown) yang dapat ditahan oleh dioda.
Dioda akan rusak jika tegangan reverse-nya terlampui.

Karakteristik Dioda
Dalam keadaan bias mundur (reverse bias), bahan jenis P adalah negatif relatif bias
terhadap bahan jenis N. Dalam hal ini, tegangan positif dimasukkan pada bahan jenis P
menarik pembawa muatan positif, menarik dari area persimpangan sehingga meninggalkan
area persimpangan hingga habis. Oleh karena itu, area persimpangan menjadi isolator dan
aliran arus menjadi terhambat.
Batas tegangan bias mundur pada dioda yang mengakibatkan kerusakan biasanya
sangat jauh lebih tinggi dari batas ambang tegangan bias maju. Pada dioda khusus yang
ditentukan dengan nilai tegangan bias maju sebesar 0,6 volt, memiliki ambang tegangan bias
mundur hingga 200 volt. Jika tegangan bias mundur terlampui, maka dioda akan rusak
permanen.

Anda mungkin juga menyukai