Anda di halaman 1dari 41

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/321128098

LAPORAN MINI RISET MAHASISWA FE-UNINUS 2014-2017

Research · November 2017


DOI: 10.13140/RG.2.2.21346.43201

CITATIONS READS
0 13,593

2 authors:

Fakultas Ekonomi Uninus Wahdi Suardi


Universitas Islam Nusantara Universitas Islam Nusantara
49 PUBLICATIONS   5 CITATIONS    24 PUBLICATIONS   2 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

KAJIAN POTENSI PADS PADA SEKTOR PELAYANAN KESEHATAN DI KOTABANDUNG View project

KAJIAN PADS PADA SEKTOR PAJAK PENERANGAN JALAN UMUM DI KOTA BANDUNG View project

All content following this page was uploaded by Fakultas Ekonomi Uninus on 26 March 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara

KATA PENGANTAR

Sebagai bagian dari rangkaian tugas akhir mahasiswa dalam menempuh studi di Fakultas
Ekonomi Universitas Islam Nusantara (UNINUS), mahasiswa diwajibkan melakukan mini
riset dengan topic kesadaran merek Yakult, yaitu produk minuman yang dihasilkan oleh PT
Yakult Indonesia Persada. Mini riset dilakukan pada bulan Januari-Maret 2019, dan hasilnya
dipresentasikan/didiskusikan dengan pihak manajemen di pabrik PT Yakult Indonesia Persada
Malang. pada tanggal 13-16 Maret 2019. Tujuan mini riset adalah melatih mahasiswa untuk
memahami kompleksitas teori dan konsep secara lebih actual melalui pendekatan riset.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih sekali kepada pihak manajemen PT
Victoria Care Indonesia Semarang. yang telah memfasilitasi dan mendukung program tersebut
ini.

Demikian, mudah-mudahan laporan ini bermanfaat, seraya berharap semoga kerjasama ini
akan terus berlanjut dalam bentuk dan program yang saling memberikan manfaat.

Bandung, Maret 2019

Dekan, Koordinator Program

AM Ryad Saiful Hak Wahdi Suardi

Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada| 1


Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara

TIM RISET MAHASISWA


DAN DOSEN PEMBIMBING
Kelompok 1 Dinna Kurniasih; Iis Aisyah; Septi Nugraha; Taufik Hidayat;
Banuaji Ismail ; M Imam Rahmat; Suci Maulidya F; Nadya
Mariam Sari; Shinta Darris; Opik; Imam Firdaus; Fandri
Pranata.
Kelompok 2 Rizky Anggiawan; Satria Dharma; Zulia Meiliana Ulfah;
Risnawati Rusady; Isma Siti Nurohmah; Anggi Maryam;
Winda Andani; Asep Koswara; Enjang Herdiana; Rizky Mukti
Malau; Agnayozha Amanda P; Itsna Ulqiyatur R; Indah
Syaidah H; Mitha Mei Komariah.
Kelompok 3 Melinda Andini B; Intan Munibah; Rika Alfia S; Ai Riska A;
Yuni Nuraeni; Herdiana Y; Ali Yoga; Dian Hanifan: Siti
Hodijah; Gunawan K; Reicha Aulia; M Khoerul H; Hendi
Santoso; Dede Solihudin.
Kelompok 4 Siti Syarifah M; Pandu Wiragama; Regina S; Sopandi; Ainun
Siti F; M Hari Haryadi; Rizal Jamaludin; Ahmad Nasir; Dian
Adiani; Rudi Suspurnomo; Yuni Nurfitriani; Witri Fitroh
MQA; Chandra; Agus Setiawan; Rifki Anshary E.
Kelompok 5 Nanda; Jumadil Awal; Hassah Nurhasanah; Nika Wirda Y;
Agus Setiawan; Fahmi Saeful R; Ramli Ferizal; Sani S; Riri
Fauziah; Eva Hardiana; Bayhaqi A; Salim; Riva Adhitya F;
Wendi Priyadi.
Kelompok 6 Yongki Ade P; Aprina H; Dian Hanifan S; Beti Haryati; Neli
Herlina; M Ilham K; Saepul Hamzah; Herdiawan; Della
Triani; Rini Anggraeni; Cici Paramida; Eva Yunita; Ratna Nuri
I S; Nurmarih Samawti; Iqbal.
Tim analisis Pandu Wiragama; Dian Hanifan; Sukma Nugraha; Zaki;
data,perumus & Candra; Asep Koswara.
Presentasi
Dosen Nani Ernawati; Ida Farida Oesman; Yupi Yuliawati;Yulianita
pembimbing Rahayu; A M Ryad Saiful Hak; Fitria Ningrum Sayekti; Farah
Latifah Nurfauziah; Jajang Suherman; Arie Soleh Permana;
Yoyok Prasetyo; Sri Suharti; Citra Kharisma Utami; Juju
Zuchturiatusobah HS; AKM Bambang Suharto

Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada| 2


Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara

ANALISIS KESADARAN MEREK


MINUMAN KESEHATAN YAKULT
DI KOTA BANDUNG
(Laporan Mini Riset Mahasiswa 2019)

PENDAHULUAN
Peta Bisnis Minuman Kesehatan di Indonesia
Pertumbuhan penduduk Indonesia tergolong cepat mengakibatkan jumlah
penduduk terus bertambah dan diperkirakan mencapai angka 266 juta jiwa pada
tahun 2018. Dampaknya yang pasti dirasakan segera adalah meningkatnya
kebutuhan komoditas makanan dan minuman. Akibatnya industry makanan dan
minuman di Indonesia tumbuh dengan cepat, dan memiliki peran penting dalam
menggerakkan perekonomian Indonesia. Peran industri makanan dan minuman
bagi perekonomian Indonesia tidak saja memenuhi kebutuhan makanan dan
minuman olahan dalam negeri, tetapi juga berperan penting meningkatkan nilai
tambah produk primer hasil pertanian.
Beberapa indicator makro menunjukkan bahwa kontribusi subsector
industry makanan dan minuman sangat penting bagi perekonomian. Sebagai
gambaran, berdasarkan PDB lima tahun terakhir (2010-15), rata-rata kontribusi
subkategori industry makanan & minuman terhadap perekonomian nasional
adalah 5,31 %, atau berada pada urutan ketiga terbesar. Sementara pada periode
yang sama, dalam PDB industri pengolahan, rata-rata kontribusi subkategori
industry makanan dan minuman mencapai angka 26,5%, atau berarti masih lebih
tinggi bila dibandingkan dengan subkategori industry batubara & pengilangan
migas (13,6%), industry alat angkut (9,3%), dan industry barang dari logam,
barang elektronik, optic computer, dan peralatan listrik (9,3%). Pada triwulan III-

Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada| 3


Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara
2016, kontribusi subkategori industry makanan & minuman terhadap PDB dan
kategori industry pengolahan masing-masing adalah 5,99% dan 30,11% (gambar
1).

% terhadap industri pengolahan % pertumbuhan industri mamin


% terhadap PDB % pertumbuhan PDB
% kontribusi thdp pertumbuhan PDB

10.98

10.33

9.82
9.49

7.54
6.17

6.03
30.11

5.56

5.02

5.02
26.90

4.79
23.83 24.08 24.77 24.47 25.32

4.07
5.25 5.24 5.31 5.14 5.32 5.61 5.99

0.59
0.58

0.57

0.53

0.44
0.23
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016*) 2011 2012 2013 2014 2015 2016*)

Gambar 1: Kontribusi & Pertumbuhan Subkategori Industri Makanan & Minuman di Indonesia

Begitu juga dari sisi pertumbuhannya, rata-rata pertumbuhan subkategori


industry makanan & minuman pada periode 2011-2015 mencapai angka
8,48%/tahun atau berarti masih lebih tinggi daripada rata-rata pertumbuhan
kategori industry pengolahan sebesar 5,02%. Sementara pada kuartal III 2016,
pertumbuhannya mencapai 9,82% (yoy) yang juga lebih tinggi daripada
pertumbuhan kategori industry pengolahan sebesar 4,56 % (yoy). Kemudian dari
struktur permintaan terhadap industry makanan dan minuman, diperkirakan
permintaan tertinggi berasal dari sector rumah tangga, yaitu 58,2 persen. Tidak
jauh berbeda dengan Data BPS yang menunjukkan selama 10 tahun terakhir, rata-
rata pengeluaran/kapita/bulan untuk makanan dan minuman mencapai angka
51% dari total pengeluaran. Juga hasil studi dari AC Nielsen menyebutkan bahwa

Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada| 4


Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara
48% dari total belanja masyarakat kelas menengah untuk fast moving consumer
goods, terutama makanan dan minuman.
Uraian di atas menggambarkan Industri makanan & minuman berpotensi
besar untuk berkembang karena didukung oleh sumber daya alam yang
berlimpah dan permintaan domestic yang besar. Salah satu produk makanan dan
minuman yang diperkirakan juga meningkat adalah karegori minuman
kesehatan. Segmen industri minuman kesehatan meliputi minuman isotonik,
minuman siap saji (RTD) jamu, minuman herbal, minuman kesehatan wanita, dan
minuman jahe madu. Penggolongan lainnya yaitu: minuman berenergi, minuman
isotonik dan susu
Pelaku industri minuman untuk kesehatan optimistis bahwa pasar akan
terus berkembang seiring peningkatan kesadaran gaya hidup sehat di masyarakat.
Misalnya hasil riset Kemenkes mencatat frekuensi konsumsi makanan dan
minuman manis lebih dari sekali dalam sehari sebanyak 53,1%. Jumlah tersebut
menurun dibandingkan hasil riset pada 2007, yakni sebanyak 65.2% (BADAN
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN , 2013). Tren tersebut
disambut industri dengan mengeluarkan produk-produk minuman less sugar.
Berikutnya Direktur Inovasi Innova Market Insights menilai, industri makanan dan
minuman di tingkat ASEAN akan semakin fokus pada produk sehat. Sebab,
dibanding dengan negara-negara lain, masyarakat di negara ASEAN lebih mudah
terpengaruh dengan isu kesehatan, termasuk dalam tiap produk makanan dan
minumannya (Pryanka & Murdaningsih, 2018). Kemudian berdasarkan data Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 dari Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan, tercatat bahwa prevalensi stroke naik dari 7% menjadi 10,9%, diabetes
mellitus naik dari 6,9% menjadi 8,5%, serta terjadi tren peningkatan proporsi
obesitas pada orang dewasa dari 14,8% (2013) menjadi 21,8% (2018). Salah satu
cara untuk mengurangi jumlah penderita stroke, diabetes, dan obesitas ini adalah

Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada| 5


Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara
dengan penerapan gaya hidup sehat sejak dini. Tidak hanya olahraga, namun juga
diikuti dengan konsumsi minuman kesehatan.
Meningkatnya animo masyarakat terhadap minuman kesehatan juga erat
kaitannya dengan makin hati-hatinya masyarakat terhadap semua produk
berbahan baku kimiawi atau sitentis, karena dipersepsikan memiliki side-effect
dalam jangka panjang. Minuman kesehatan yang diklaim dibuat dari tumbuh-
tumbuhan yang berasal dari alam serta rempah-rempah asli Indonesia, diyakini
secara empiris aman, efektif dan tidak berbahaya bagi manusia dan lingkungan.
Dengan memanfaatkan semangat back to nature yang sedang mendunia, produsen
minuman kesehatan memasarkan produknya dengan meyakinkan konsumen
bahwa produk-produknya terbuat dari bahan alami dan proses produksinya tidak
merusak kelestarian alam.
Uraian di atas menegaskan bahwa persaingan bisnis minuman kesehatan di
Indonesia akan terus berlangsung ketat, dan kompetisi antar merek sedang terjadi
dan semakin tinggi. Bukan hanya sesama kategori produk namun juga dengan
kategori produk lainnya. Belum lagi kalu kita perhitungkan merek-merek impor
yang begitu gencar masuk pasar Indonesia. Oleh karenanya untuk memenangkan
persaingan tersebut tentu saja strategi membangun merek yang kuat harus
menjadi perhatian setiap produsennya. Padahal disisi lain pemilik merek
dihadapkan dengan biaya membangun merek yang semakin tinggi, ditambah
dengan tuntutan akuntabilitas dalam bentuk return on investment telah menambah
kerumitan menentukan ukuran kesuksesan merek baik dilihat dari sisi finansial
maupun persepsi konsumen. Tidak dipungkiri, investasi untuk membangun
merek sangat besar sehingga para pemilik merek membutuhkan ukuran
kesuksesan sebuah merek di pasar.
Salah satu komponen kekuatan merek adalah brand awareness (kesadaran
merek) yaitu seberapa kenal atau mengetahuinya konsumen terhadap sebuah

Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada| 6


Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara
merek. Seorang konsumen kecil kemungkinannya untuk membeli sesuatu merek
apabila ia tidak mengenalnya (aware), oleh karenanya kesadaran merek merupakan
determinan kunci untuk membangun ekuitas merek. Kesadaran merek
menunjukkan kesanggupan konsumen untuk mengenali atau mengingat kembali
bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori (Aaker, 1993; Keller, 2002).
Ketika produk berada pada tahap awal pertumbuhan, maka kesadaran
merek penting untuk mendorong pertumbuhan tersebut (Peter & Olson, 2010;
Kardes, Conrey, & Cline, 2011). Kesadaran merek merupakan salah satu indicator
kinerja pemasaran selain penjualan dan pangsa pasar. Masalahnya kemudian
adalah seberapa kuat merek Yakult dikenal oleh konsumen, apakah tergolong
rendah, sedang atau tinggi. Hal ini penting dipahami oleh produsen Yakult
mengingat strategi dan program pemasaran yang dibangun diantaranya harus
memperhatikan perilaku konsumennya secara rinci, termasuk dalam hal
kesadaran mereknya. Dalam kontek inilah maka penelitian tentang kesadaran
merek Yakult penting untuk dilakukan.

Masalah, Tujuan & Manfaat Penelitian


Penelitian ini berangkat dari fenomena bagaimana sebenarnya peta
persaingan bisnis minuman kesehatan di Kota Bandung, merek minuman
kesehatan mana yang paling dikenal?? Apakah merek Yakult termasuk yang
dikenal? Dikaitkan dengan masalah kekuatan merek, maka secara lebih spesifik
masalah penelitian ini adalah sejauhmana konsumen mengenal (aware) terhadap
beberapa merek minuman kesehatan yang berbedar di kota Bandung.
Secara umum penelitian ini ditujukan untuk mengungkap dan memahami
sikap konsumen terhadap beberapa merek minuman kesehatan di Kota Bandung.
Secara lebih spesifik penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi, mengukur
dan kemudian menganalisis kesadaran merek minuman kesehatan Yakult.
Hasilnya kemudian digunakan untuk menganalisis peta persaingan bisnis
Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada| 7
Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara
minuman kesehatan berdasarkan aspek kesadaran mereknya. Hasil penelitian ini
diharapkan:
1) Dapat memperkaya wawasan keilmuan mahasiswa dalam bidang
perilaku konsumen, khususnya yang berkaitan dengan sikap kesadaran
merek pada umumnya;
2) Bagi produsen, dapat dimanfaatkan untuk dijadikan bahan referensi
alternatif dalam upaya mengembangkan dan merumuskan strategi
pemasaran yang sesuai dengan dinamika perubahan sikap konsumen
terhadap merek.

KERANGKA TEORITIS
Konsep Kesadaran Merek
Semua produsen termasuk produsen minuman kesehatan, berkewajiban
untuk memelihara ekuitas mereknya agar tetap tinggi. Menurut Aaker (1991)
dalam brand adalah sekumpulan dimensi penting yang mengelompok ke dalam
system merek yang komplek, yang terdiri atas: Brand Awareness (kesadaran
merek), Brand Association (asosiasi merek), Perceived Quality (persepsi kualitas),
Brand Loyalty (loyalitas merek) dan Other Propiety Brand Asset (aset-aset merek
lainya). Empat elemen pertama dikenal dengan elemen utama Brand Equity.
Sementara Keller (2002) mengelompokkan brand equity ke dalam dua dimensi,
yaitu brand awareness dan brand association.
Ekuitas merek dapat disetarakan dengan reputasi merek, namun
implikasinya lebih kepada nilai ekonomi (Hawkins & Mothersbaugh, 2010).
Beberapa keuntungan dapat diperoleh bila merek memiliki ekuitas tinggi,
diantaranya adalah mendorong pelanggan untuk mau membayar dengan harga
premium (Anselmsson et.al, 2007) menarik pelanggan baru (Lemon et.al, 2001),
membangun market power (Wood, 2000), meningkatkan kepercayaan dan perasaan

Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada| 8


Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara
senang yang dapat menghubungkan produk dengan konsumennya (Osenton,
2002), dan menjadikan merek lebih bernilai bagi pelanggan (Van Osselaer & Alba,
2000). Ekuitas merek juga dapat meningkatkan pangsa pasar, mengurangi
sensitifitas konsumen terhadap perubahan harga, dan mendorong efisiensi
pemasaran (Hawkins & Mothersbaugh, 2010).
Seorang konsumen tidak mungkin membeli sesuatu merek apabila ia tidak
mengenalnya (aware), oleh karenanya kesadaran merek merupakan determinan
kunci untuk membangun ekuitas merek. Produk minuman kesehatan yang
memiliki tingkatan brand awareness tertentu akan lebih dipertimbangkan
dibandingkan dengan merek yang kurang dikenal oleh konsumen. Maka dari itu,
agar konsumen dapat membeli sebuah merek minuman kesehatan, pertama-tama
harus dibuat sadar akan keberadaan merk tersebut. Kesadaran merek
menunjukkan kesanggupan konsumen untuk mengenali atau mengingat kembali
bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori (Keller, 2002). Kesadaran
merek adalah sejumlah atau persentase konsumen yang mengenal merek tertentu
baik yang diungkapkan melalui penyebutan merek tersebut (prompted) maupun
tidak (unprompted/spontaneous). Kesadaran merek dan loyalitas merek yang tinggi
akan mendorong ekuitas merek dengan segala keuntungan lanjutannya (Kotler
et.al, 2005) dan juga merupakan landasan bagi terbangunnya brand equity (Kotler
& Keller, 2016). Ketika produk berada pada tahap awal pertumbuhan, maka
kesadaran merek penting untuk mendorong pertumbuhan tersebut (Peter &
Olson, 2010; Kardes et.al, 2011). Melalui peningkatan kesadaran merek maka
keunggulan diferensiasi akan tercipta dan dapat meningkatkan pangsa pasar
sekaligus laba (Kotler & Pfoertsch, 2010).
Kesadaran merek dapat dibagi ke dalam beberapa tingkatan (Keller K. L.,
2013), pertama kesadaran puncak pikiran (top of mind), yaitu merek produk yang
pertama kali disebutkan konsumen secara spontan dan berada pada posisi yang

Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada| 9


Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara
istimewa. Kedua, pengingatan kembali terhadap merek (brand recall) yaitu bila
konsumen mampu mengidentifikasi merek tanpa diberi petunjuk. Ketiga, adalah
mengenal merek (brand recognition) yaitu bila konsumen mampu
mengidentifikasikan merek yang disebutkan tetapi dengan bantuan petunjuk.
Keempat, adalah tidak mengenal/menyadari merek (unaware of brand) yaitu bila
konsumen masih ragu apakah sudah mengenal merek yang disebutkan atau
belum. Merek yang memiliki kekuatan dalam brand recall dan top-of-mind akan
mengarahkan pilihan konsumen pada sebuah kategori produk tertentu
(Kimpakorn & Tocquer, 2010).
Paling tidak terdapat empat nilai yang dapat dibangun melalui kesadaran
merek, yaitu pertama, anchor to which other associations can be attached, kesadaran
merek akan menyebabkan timbulnya asosiasi. Kedua, familiarity/liking yang
menjelaskan bahwa seseorang lebih menyukai sesuatu yang lebih familiar. Ketiga,
substance/commitment yang dimaknai bahwa semakin tinggi awareness maka
semakin tinggi commitment dari merek tersebut. Keempat, brand to consider,
menerangkan bahwa pada proses pembelian, langkah pertama yang dilakukan
adalah pemilihan alternatif.
Ketika konsumen mengenal sebuah merek tertentu dan mendorongnya
untuk membeli dan membeli ulang, maka merek tersebut tergolong memiliki
brand equity yang kuat (Kurtz, 2008). Kesadaran merek harus diikuti oleh
terbentuknya kemampuan konsumen untuk mengingat bagian-bagian penting
sebuah merek (Washburn & Plank, 2002), artinya asosiasi merek adalah semua
kesan yang muncul (positif atau negatif) dalam ingatan konsumen yang terkait
dengan atribut sebuah merek.
Membangun awareness baik tahap recognition dan recall melibatkan 2 tugas
yaitu mendapatkan identitas nama merek dan menghubungkannya dengan
kategori produk tersebut (Aaker, Managing Brand Equity, 1991). Pada merek yang

Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada| 10


Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara
tergolong baru, dua tugas tersebut perlu dilakukan oleh perusahaan, walaupun
dalam beberapa kasus nama dari merek tersebut telah menjelaskan kategori
produknya. Panduan umum yang dapat digunakan dalam meraih dan
mempertahankan awareness tersebut adalah, pertama, be different, memorable, yaitu
banyaknya pesan-pesan komunikasi pemasaran yang diterima oleh konsumen
dalam kesehariannya, menyebabkan otak konsumen menjadi clutter. Untuk
membuat konsumen tetap aware terhadap pesan yang disampaikan oleh
perusahaan, penyampaian pesan yang dilakukan haruslah berbeda sehingga
diingat oleh target audience, seperti pendekatan (approach) atau tampilan (appeal)
yang digunakan. Hal yang harus diingat kemudian adalah, walaupun komunikasi
yang dilakukan berbeda, harus tetap mampu menciptakan hubungan antara brand
dengan kategori produknya.

Kesadaran Merek dan Pembelian Aktual


Ketika konsumen sudah mengenal sebuah merek minuman kesehatan tidak
serta merta ia membeli/mengkonsumsinya. Model Lavidge-Steiner Traditional
Order Hierachy of Effect (American Marketing Association) menjelaskan bagaimana
sebuah pembelian actual (purcahase) diawali dari tahap kesadaran merek. Merek
yang memiliki kekuatan dalam brand recall dan top-of-mind akan mengarahkan
pilihan konsumen kepada sebuah produk tertentu (Kimpakorn & Tocquer, 2010).
Tahap kedua yaitu konsumen akan mulai mencari tahu mengenai produk yang
dikenalnya tersebut (to gain product knowledge). Pada tahap ketiga, berdasarkan
evaluasi atas informasi yang diperolehnya, maka akan mendorong konsumen
untuk menyukai/tidak menyukai produk tersebut (liking). Pada tahap keempat
adalah memilih dan mengumpulkan beberapa merek yang disukainya tersebut
dalam satu daftar prioritas (preference) yang dipertimbangkan. Pada tahap kelima,
konsumen mulai memantapkan hati untuk memilih salah satu merek yang masuk

Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada| 11


Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara
dalam preferensinya (conviction), dan dilanjutkan dengan tahap keenam yaitu
proses pembelian (purchase).

METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Penelitian ini tergolong bersifat pendahuluan dan eksploratif sehingga
penelitian ini hanya akan menganalis fakta-fakta yang masih ada di permukaan
sehingga behind the facts belum terungkapkan secara jelas dan spesifik.
Kesimpulan atau temuan-temuan yang dajukan baru bersifat indicative dan
kecenderungan-kecenderungan umum saja. Oleh karena itu penelitian ini akan
lebih bermakna dan implementatif untuk pengambilan keputusan secara praktis
apabila dilanjutkan dengan penelitian-penelitian berikutnya dengan
menggunakan kaidah-kaidah teoritis dan metodologis yang lebih memadai.
Fokus penelitian adalah memetakan atau mengukur brand awareness
minuman kesehatan merek Yakult. Karena masalah, tujuan dan karakteristik
penelitian ini berhubungan dengan pengukuran maka dipandang lebih tepat
diselesaikan dengan mempergunakan pendekatan kuantitatif yang dilandasi oleh
latar belakang filosofis atau worldviews (Creswell, 2014) atau paradigm (Lincoln &
Guba, 2013). Oleh karenanya menurut paham ini, ilmu pengetahuan harus
dibangun berdasarkan fakta (empiris) yang tampak & terukur. Karena ilmu
pengetahuan akan menghasilkan kebenaran, maka sesuatu dapat disebut
kebenaran apabila sesuai dengan fakta (empiris) yang tampak & terukur (teori
korespondensi).
Dilihat dari sisi kemanfaatannya, penelitian ini tergolong pada applied
research, sedangkan dari sisi tujuannya termasuk pada description research
(Neuman, 2014; Creswell, 2014, Robson. C, 2012) yaitu ditujukan untuk
melakukan pengukuran tentang kesadaran merek minuman kesehatan sehingga

Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada| 12


Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara
diperoleh gambaran faktual dan akurat serta menemukan beberapa hubungan
penting yang relevan (Neuman, 2014; Robson, 2002, Creswell, 2012).

Data & Teknik Pengumpulannya


Penelitian ini menggunakan data primer yang merupakan pengakuan, pendapat atau
persepsi responden terhadap komponen kesadaran merek minuman kesehatan. Penelitian
ini menggunakan sampel sebanyak 341 orang responden wanita (sample size) yang
dipilih menggunakan teknik systematic random sampling. Karena masih bersifat

pendahuluan, penelitian ini mengabaikan aspek populasi dan sampel sehingga


temuannya tidak ditujukan untuk melakukan generalisasi. Sampel dan anggota
sampel dipilih secara sengaja.
Kesadaran merek diukur dengan tiga indikator, yaitu: top of mind (TOM),
brand recognize dan brand recall. Top of mind diukur dengan banyaknya responden
yang menyebutkan merek minuman kesehatan tertentu yang paling diingat dan
disebutkan pertama kali. Hasilnya akan dibatasi pada dua kategori, yaitu:
mengenal/mengingat (aware) atau tidak mengenal/mengingat (unaware).
Brand recognition adalah pengenalan sebuah merek tetapi dengan bantuan
beberapa petunjuk (kata kunci) seperti atribut, atau indicator visualnya (misalnya:
logo, warna dsb). Dalam penelitian ini, brand recognize minuman kesehatan
diungkap berdasarkan kata kunci minuman kesehatan yang: (1) bermanfaat untuk
pencernaan/usus; (2) mengandung probiotik; dan (3) terbuat dari susu fermentasi.
Sedangkan Brand recall (mengingatkan kembali) adalah kesadaran merek
langsung muncul di benak para konsumen setelah merek tertentu disebutkan.
Berbeda dengan recognition yang membutuhkan alat bantu, brand recall hanya
membutuhkan pengulangan/penyebutan ulang untuk mengingat merek produk.
Brand recall diukur berdasarkan berapa banyak responden yang mengaku
mengenal Yakult setelah ditanyakan melalui pengingatan kembali.

Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada| 13


Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara
Penelitian ini bertujuan untuk memetakan bagaimana kesadaran merek
konsumen terhadap meinuman kesehatan yang meliputi top of mind (TOM), brand
recall dan brand recognize. Mengenai top of mind (TOM), pertanyaan yang diajukan
terhadap responden adalah: Sebutkan satu saja merek minuman kesehatan dalam
kemasan yang paling Anda ingat: ………………….…………. Kemudian mengenai
brand recognize pertanyaan yang diajukan terhadap responden adalah: Tuliskan
satu saja merek minuman untuk kesehatan dalam kemasan yang bermanfaat untuk
pencernaan/usus, mengandung probiotik atau terbuat dari susu fermentasi yang paling
Anda kenal. Sedangkan mengenai brand recall, pertanyaannya adalah apakah Anda
mengenal Yakult.
Semua data primer dihimpun dengan menggunakan instrumen kuesioner
tertutup yang item pernyataan/pertanyaannya dirumuskan dalam bentuk kalimat
positif, dan disusun menurut Skala Likerts. Digunakannya skala Likert (likert type
items) karena penelitian ini ditujukan untuk mengukur sikap, pendapat atau
persepsi seseorang tentang fenomena sosial. Responden kemudian dikategorikan
menurut jenis kelamin, usia, status pekerjaan, pendapatan dan pengalamannya
dalam menggunakan minuman kesehatan.
Semua data kuantitatif primer dihimpun dengan menggunakan instrumen
kuesioner tertutup yang item pernyataan/pertanyaannya dirumuskan dalam
bentuk kalimat positip. Kuesioner terbagi dalam 4 bagian, yaitu yaitu: (a) latar
belakang demografik, (b) pengalaman menggunakan minuman ringan, dan (d)
kesadaran merek terhadap minuman kesehatan.

Analisis Data
Data kuantitatif akan dianalisis secara deskriptif untuk menemukan
kecenderungan brand awareness terhadap merek minuman kesehatan terpilih dan
hasilnya kemudian dibandingkan dengan merek lain untuk menentukan posisi
relative setiap merek. Hasil pengukuran tersebut selanjutnya dihubungkan

Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada| 14


Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara
dengan factor demografis responden (usia, pekerjaan dan pendapatan), dan diuji
dengan pendekatan statistic non-parametrik Cramer’s V dengan formula (Cooper
& Schindler, 2014):

V=√

(χ2 adalah statistic Chi-Kuadrat, N= ukuran sampel, dan k = banyak baris atau kolom
yang lebih kecil).

HASIL DAN DISKUSI


Profil Singkat PT. Yakult Indonesia Persada
Pada tahun 1935 Minoru Shirota mendirikan Yakult, dan sejak itu
hasilnya terus menyebar di seluruh dunia. Pada tahun 2017, produk susu Yakult
dikonsumsi setiap hari oleh 39 juta orang di 38 negara dan wilayah (Yakult, 2019).
Yakult diilhami oleh komitmen dan semangat dari penemunya, termasuk mulai
mengembangkan pembuatan, dan penjualan obat-obatan dan kosmetik. Di
Indonesia Yakult di produksi oleh PT Yakult Indonesia Persada yang merupakan
usaha patungan dengan status Penanaman Modal Asing (PMA) antara PT Perkasa
Simpati Persada dan Yakult Honsha Co.Ltd.(Jepang). Secara komersial Yakult
mulai diproduksi pada tahun 1991 dari pabrik di Pasar Rebo Jakarta. Tahun 1997
lokasi pabrik di Pasar Rebo yang kapasitas produksinya 720.000 botol per hari
dipindahkan ke Sukabumi, Jawa Barat dan kapasitas produksi ditingkatkan
menjadi1.800.000 botol per hari. Bulan Desember 2001 PT Yakult Indonesia
Persada menjadi PMA murni dengan permodalan dari Yakult Honsha Co. Ltd dan
Yakult Management Service Co.Ltd di Jepang.
Visi perusahaan adalah memanfaatkan probiotik baik yang berguna untuk
kesehatan manusia. Sedangkan misinya yaitu: PT Yakult Indonesia Persada adalah
Sebagai Pelopor Prebiotik minuman Yakult yang sehat yang membantu dalam menjaga
usus. Sedangkan Motto Yakult Indonesia adalah: Cintai Ususmu, Minum Yakult tiap

Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada| 15


Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara
hari. Dengan misi tersebut tujuan stratejiknya adalah dengan tetap memberikan
komitmen kepada konsumen untuk tetap mempertahankan misi tersebut dengan
mengintegrasikan semua aspek perusahaan.
Produk Yakult ini berbentuk minuman probiotik mirip yogurt yang dibuat
dari fermentasi skimmed milk dan gula dengan bakteri Lactobacillus casei.
Probiotik merupakan mikroorganisame hidup yang secara aktif meningkatkan
kesehatan dengan cara memperbaiki keseimbangan flora usus jika dikonsumsi
dalam keadaan hidup dalam jumlah yang memadai. Karena L. Casei Shirota dapat
ditemui dalam sistem pencernaan, maka Yakult dipromosikan sebagai minuman
yang baik untuk kesehatan, yaitu minuman yang mengandung bakteri yang
bermanfaat untuk menekan pertumbuhan bakteri jahat. Nama Yakult berasal dari
Jahurto, bersal dari bahasa Esperanto untuk yoghurt. Manfaat Yakult secara lebih
spesifik terletak pada kemampuan bakteri bermanfaat untuk hidup sampai usus
manusia untuk melawan bakteri merugikan. Secara spesifik Yakult dipromosikan
bermanfaat untuk: mencegah gangguan pencernaan, meningkatkan daya tahan
tubuh, meningkatkan jumlah bakteri menguntungkan dalam usus, mengurangi
racun dalam usus, dan menekan jumlah bakteri yang merugikan dalam usus.
PT Yakult Indonesia Persada hanya memproduksi satu jenis produk saja
yaitu Yakult, yang dikemas di dalam sebuah botol plastik kecil dan dijual per
bungkus isi 5 botol. Yakult dibuat dengan cara memfermentasi campuran susu
bubuk skim dan glukosa menggunakan bakteri Lactobacillus Casei Shirota Strain.
Yakult dibuat dari bahan-bahan seperti: Bakteri Lactobacillus casei Shirota strain
hidup, susu bubuk skim, sukrosa dan glukosa, perisa dan air. Yakult terdiri dari 2
jenis yaitu Yakult Original dan Yakult Ace. Yakult Original mengandung lebih dari
6,5 milyar bakteri L.casei Shirota strain sedangkan Yakult Ace mengandung lebih
dari 30 milyar L.casei Shirota strain ditambah dengan kalsium dan vitamin. Yakult
Ace ini sangat dianjurkan bagi lansia dan orang-orang yang sedang dalam kondisi

Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada| 16


Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara
kesehatan menurun. Yakult Ace langsung diimpor dari Malaysia serta hanya
dijual di super-market besar.

Karakteristik Demografis Responden


Dilihat dari sisi jenis kelaminnya, reponden pria dan perempuan
jumlahnya relative berimbang.

PRIA (53%) WANITA (47%) 18-23 (57%) 24-29 (25%) > 25 (18%) 48% 14% 38%

Gambar 2 Distribusi responden jenis kelamin, usia & pendidikan

Mayoritas responden berusia remaja (18-23) tahun atau sering dikenal dengan
kelompok young adult consumer (Lemon, Rust, & Zeithaml, 2001), dan hal ini
simetris dengan jumlah responden berdasarkan status pekerjaan, yaitu 48%
merupakan pelajar. Kemudian dilihat dari sebaran tingkat pendapatannya,
sebanyak 38% responden berpenghasilan di atas Rp 2 juta.

PELAJAR MHSW KARYAWAN (42%) < Rp500 rb Rp500 rb- Rp1.1 – 2 jt > Rp 2 juta
(9%) (49%) (16%) 1 jt (26%) (20%) (38%)

Gambar 3 Sebaran responden menurut status pekerjaan & pendapatan

Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada| 17


Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara

Proporsi ini pun tampaknya simetris dengan proporsi jumlah responden


berdasarkan status pekerjaannya yaitu sekira 42%.

Pengalaman Mengkonsumsi Minuman Kesehatan


Penelitian ini mengungkapkan mayoritas responden (87%) termasuk jarang
dan sering mengkonsumsi minuman kesehatan. Kecenderungan ini membuktikan
bahwa minuman kesehatan telah diterima dan diyakini oleh masyarakat umum
sebagai alternative untuk menjaga dan memelihara kesehatan. Faktor apa saja
yang dipertimbangkan responden dalam memilih minuman kesehatan, penelitian
ini pun mengungkapkan bahwa secara keseluruhan aspek kemanfaatan
menempati peringkat pertama (diakui oleh sekira 49% responden). Peringkat kedua
adalah factor rasa (25%) diikuti kemudian oleh harga (11%) dan kehalalan (7%).

Gambar 4 Distribusi responden menurut frekuensi dan factor pertimbangan dalam


memilih minuman kesehatan

Faktor kehalalan yang menempati peringkat keempat dalam pertimbangan


responden ketika memilih minuman kesehatan mengindikasikan bahwa
kesadaran terhadap minuman kesehatan halal yang masih rendah. Namun dari
sisi lain, tampaknya isu minuman kesehatan semakin berkembang tidak hanya
dalam segi kualitas dan kemanfaatannya tetapi juga dalam segi kehalalan. Urgensi
minuman kesehatan halal menjadi mutlak, terutama bagi umat Islam yang tentu

Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada| 18


Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara
saja dalam segala aspek kesehariannya memiliki pedoman bahwa kehalalan
adalah sangat penting. Minuman kesehatan yang berbahan baku utama air seolah-
olah tidak mengundang masalah. Padahal air putih pun bisa berpotensi haram
jika dalam proses penjernihannya melibatkan bahan karbon aktif yang tidak halal,
misalnya tulang babi. Untuk menghadirkan sensasi rasa dan aroma sesuai selera,
dalam pembuatan minuman kesehatan juga diperlukan bahan-bahan lain. Bahan-
bahan tambahan yang terkandung dalam minuman ringan berkarbonasi antara
lain gula yang menimbulkan rasa manis. Bahan lain yang sering ditemukan dalam
minuman berkarbonasi adalah CO2, asam sitrat, natrium benzoat, dan pengawet.
Begitu banyak bahan tambahan yang harus dimasukkan, sehingga konsumen
Muslim mesti berhati-hati, baik dari segi keamanannya maupun kehalalannya.
Minuman kesehatan yang dijamin kehalalannya penting untuk memastikan
tubuh tidak terkontaminasi bahan-bahan yang diharamkan secara agama Islam
sekaligus menjadi penentu ibadah seorang Muslim diterima Allah SWT. Bagi
produsennya, kehalalan merupakan bentuk komitmen dan tanggung jawab
perusahaan untuk menyediakan produk yang bermutu, aman dan nyaman
digunakan khususnya oleh konsumen Muslim di Indonesia. Padahal di sisi lain,
Negara-negara yang mayoritas berpenduduk Muslim saat ini sedang berlomba-
lomba menggarap potensi bisnis halal. Laporan Global Islamic Economy Report
2017/18 menunjukkan nilai belanja yang berhubungan dengan makanan &
minuman halal mencapai US$1.24 triliun (Thompson Reuters, 2018).
Perilaku ganti-mengganti merek minuman kesehatan adalah suatu
kewajaran terutama bila dikaitkan dengan pertimbangan kemanfaatan dan
rasanya. Ketika konsumen merasakan kurang manfaat dan tidak cocok rasanya,
maka ada dorongan kuat untuk beralih ke merek lain. Namun sangat mungkin
juga pergantian merek minuman kesehatan disebabkan factor lain, misalnya
karena tren, harga, dan sebagainya. Perilaku ganti-ganti merek ini dalam

Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada| 19


Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara
beberapa literatur marketing dikenal dengan konsep brandswitching, sebuah gejala
yang wajar dalam perilaku konsumen. Brand switching ditunjang oleh globalisasi
jaringan informasi, sehingga katalog atau informasi suatu barang bisa didapatkan
dengan mudah baik dari iklan media massa dan elektronik maupun internet
Seperti dijelaskan pada gambar berikut, sekira 25% responden mengaku
sering ganti-ganti merek minuman kesehatan dan 51% tergolong kadang-kadang.
Berdasarkan usianya, tercatat yang paling sering ganti-ganti merek adalah
kelompok responden usia 18-23 tahun. Sedangkan dari sisi pendapatannya,
kelompok pendapatan diatas Rp 2 juta merupakan yang paling sering ganti-ganti
merek. Kecenderungan ini dapat dipahami karena makin tinggi pendapatan
makin tinggi pula peluang konsumen untuk memilih-milih minuman kesehatan
sesuai dengan tingkat pendapatannya.

Gambar 5 Distribusi responden menurut perilaku ganti-ganti merek & impulsive buying
dalam mengkonsumsi minuman kesehatan

Penelitian ini juga mendeteksi adanya gejala impulsive buying behavior (IBB)
dalam memilih merek minuman kesehatan. Pembelian tanpa rencana atau belanja
impulsif (impulsive buying) secara sederhana dapat dijelaskan sebagai perilaku
pembelian yang tidak didasarkan atas rencana pembelian sebelumnya, dan
umumnya terjadi karena dorongan seketika atau stimulus untuk memiliki sesuatu

Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada| 20


Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara
barang yang dilihatnya saat itu (Solomon, Bamossy, Askegaard, & Hogg, 2006).
Sudah sejak lama perilaku belanja impulsive (impulsive buying behavior-IBB)
merupakan fenomena penting dalam kontek usaha ritel dan pemasaran. Hampir
sebagian besar konsumen pernah merasakan atau melakukan pembelian secara
impulsive (J.Kacen & Lee, 2002). Gambar di atas menginformasikan sekira 25%
responden mengaku sering membeli minuman kesehatan tanpa rencana.
Kelompok responden yang berpendapatan di atas Rp 2 juta teridentifikasi sebagai
yang paling banyak berperilaku sebagai impulsive buyer. Karena relative kecilnya
restriksi pendapatan, ada dugaan bahwa makin tinggi pendapatan makin tinggi
pula peluang konsumen untuk membeli tanpa rencana.

Kesadaran Merek Minuman Kesehatan


Analisis Top Of Mind
Seperti telah dijelaskan di muka, konsep kesadaran merek dalam penelitian
ini adalah Top of Mind (TOM), yaitu suatu merek atau brand minuman kesehatan
yang disebutkan pertama kali oleh responden, dan berada pada posisi yang
istimewa. Secara lebih teknis, kesadaran merek minuman kesehatan ditanyakan
pada responden apakah mereka mengenal salah satu merek minuman kesehatan.
Dalam pengertian sederhana, merek tersebut menjadi pimpinan dalam benak
konsumen tersebut dibandingkan nama merek-merek lain. Top of
mind mencerminkan nilai mind share dari customer, yaitu kekuatan merek tertentu
di dalam benak konsumen dari kategori produk tertentu. Merek tersebut berada
relatif terhadap merek-merek pesaingnya. Semakin tinggi nilai mind share dari
suatu merek, maka akan semakin kuat merek tersebut.
Gambar berikut menjelaskan bahwa minuman kesehatan merek Yakult
menempati posisi pertama dalam urutan top of mind minuman kesehatan yaitu
diakui oleh sekira 42% responden. Berdasarkan kerangka TOM ini tampaknya
minuman kesehatan merek Pocari Sweat merupakan pesaing utama Yakult.

Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada| 21


Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara
Tercatat yang paling banyak mengingat Yakult adalah: perempuan, pelajar SLTA,
kelompok usia 18-23 tahun, dan berpendapatan di atas Rp 2 juta.

Gambar 6. Sebaran top of mind (TOM) merek minuman kesehatan

Namun demikian tidak menjamin merek minuman kesehatan yang paling


diingat kemudian diikuti oleh pembelian actual oleh konsumennya atau apakah
merek yang paling diingat otomatis diikuti oleh mengkonsumsinya. Ternyata
responden yang mengingat merek minuman kesehatan tertentu, hanya 22% yang
mengaku sering mengkonsumsinya. Teridentifikasi bahwa Yakult merupakan
merek minuman kesehatan yang paling diingat-dikonsumsi dibandingkan merek
lain, yaitu diakui oleh sekira 28.16% responden. Dengan demikian ada indikasi
bahwa konsumen Yakult lebih loyal daripada minuman kesehatan lainnya.

Analisis Brand Recognition & Brand Recall


Brand recognition adalah pengenalan sebuah merek tetapi dengan bantuan
beberapa petunjuk (kata kunci) seperti atribut, atau indicator visualnya (misalnya:
logo, warna dsb). Dalam penelitian ini, brand recognize minuman kesehatan
diungkap berdasarkan kata kunci minuman kesehatan yang: (1) bermanfaat
untuk pencernaan/usus; (2) mengandung probiotik; dan (3) terbuat dari susu

Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada| 22


Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara
fermentasi. Ketiga kata kunci itu sengaja dipilih karena focus penelitian ini adalah
memetakan kesadaran merek Yakult.
Hasil analisis menunjukkan bahwa minuman kesehatan merek Yakult
selalu berada pada peringkat pertama untuk setiap kata kunci yang digunakan.
Namun yang menarik perhatian adalah mengenai kata kunci mengandung
probiotik. Kedudukan Yakult yang dikenal sebagai pelopor minuman kesehatan
yang mengandung probiotik, ternyata mulai tersaingi oleh merek Cimory. Cimory
diproduksi oleh perusahaan local PT Cimory, yang bergerak dalam bidang
pengolaan susu segar, yaitu fresh milk, Yogurt dan frozen food. PT. Cimory berdiri
sejak tahun 2004 dan merupakan salah satu anak perusahaan dari Macro Group.
Potensi Cimory untuk menyaingi Yakult tergolong kuat mengingat harganya yang
relative sama, bahkan dalam hal atribut rasa CImory lebih unggul karena
memiliki 10 varian rasa.

Brand recognize: Kesehatan pencernaan/usus


7% 5%

88%

Yakult Cimory Merek Lain

Brand recognize: Susu fermentasi

2%
10%

88%

Yakult Cimory Merek Lain

Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada| 23


Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara

Brand Recognize: Mengandung Probiotik


3%

33%
64%

Yakult cimory Merek Lain

Gambar 7. Sebaran brand recognize merek minuman kesehatan

Analisis brand recall (aided)


Brand recall (mengingatkan kembali) adalah kesadaran merek langsung
muncul di benak para konsumen setelah merek tertentu disebutkan. Berbeda
dengan recognition yang membutuhkan alat bantu, brand recall hanya
membutuhkan pengulangan/penyebutan ulang untuk mengingat merek produk.
Brand recall diukur berdasarkan berapa banyak responden yang mengaku
mengenal Yakult setelah ditanyakan melalui pengingatan kembali.

3%
15%
Iklan
14%
Pedagang keliling
68% Toko/supermarket
Lainnya

Gambar 8. Sebaran sumber media infromasi yang mengenalkan Yakult

Hasilnya hampir 99% responden mengenal Yakult. Ketekenalan Yakult oleh


konsumen dapat dipahami mengingat keberadaannya di Indonesia hamper 28

Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada| 24


Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara
tahun. Secara berturut-turut, iklan, penjualan di toko/supermarket dan pedagang
keliling (Yakult Lady) merupakan sumber informasi utama bagi konsumen dalam
mengenal Yakult. Yakult Lady merupakan bagian dari sistim pemasaran Yakult
yang tidak dimiliki oleh produsen minuman kesehatan lainnya.

Pengalaman Lady Yakult dalam Pemasaran


Produk Yakult dipasarkan melalui dua saluran yaitu, penjualan langsung
(direct selling) dan penjualan ke rumah-rumah (home delivery selling) dengan
memanfaatkan Lady Yakult. Kekuatan Yakult Ladies terletak pada kemampuan
mereka untuk berkomunikasi secara langsung dengan pelanggan, yang
memungkinkan mereka untuk menyampaikan nilai dan daya tarik probiotik, dan
merekomendasikan konsumsi berkelanjutan satu botol Yakult per hari. Sistem
home delivery selling tergolong unik karena telah berhasil di banyak negara dan
wilayah di dunia.
Untuk lebih memahami keterlibatan Lady Yakult dalam sistim
pemasaran Yakult, maka Salah satu kajian dalam mini riset 2019 (Yakult) adalah
studi kualitatif mengenai pengalaman pedagang kelilingnya (Lady Yakult).
Pengalaman ini tidak bisa diungkap dengan metode kuantitatif (seperti halnya
brand awareness yang memerlukan pengukuran), tetapi harus dengan metode
kualitatif. Focus penelitian kualitatif adalah bagaimana interpretasi participants
(Lady Yakult) atas pengalaman mereka berinteraksi dengan sebuah fenomena
tertentu (dalam hal ini sebagai pedagang Yakult). Oleh karena itu focus studi
kualitatif adalah interpretasi dari sudut pandang participant, bukan dari sudut
pandang penelitinya. Agar peneliti kualitatif memahami dengan benar
interpretasi participannya, maka peneliti harus “dekat, terlibat dan berinteraksi”
dengan partisipan secara inten (stay close to the data), bukan “berjarak” seperti
pada penelitian kuantitatif. Ketika peneliti kualitatif melaporkan hasilnya, maka

Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada| 25


Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara
semua term dan konsep haruslah sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh
participannya. Dalam studi kualitatif ini, akan diungkap lima tema besar, yaitu
motivasi Lady Yakult, waktu kerja, penghasilan, kepuasan kerja, dan komitmen.

Profil Partisipan
Partisipan pertama berusia 39 tahun, berasal dari luar Bandung, sudah
berkeluarga, tanggungan keluarga 4 orang, dan suami bekerja serabutan.
Paritipan telah bergabungan dengan Yakult selama 3 tahun, sebelumnya bekerja
sebagai buruh borongan payet kerudung zoya dan menganggur 1,5 tahun.
Menjadi Lady Yakult merupakan pekerjaan pokok, karena suami penghasilan
suami tidak pasti. Partisipan kedua berusia 32 tahun, berasal dari luar Bandung,
sudah berkeluarga, tanggungan keluarga 2 orang, dan suami bekerja sebagai
pedagang. Partisipan telah bergabungan dengan Yakult baru 1 tahun, sebelumnya
tidak bekerja. Menjadi Lady Yakult merupakan pekerjaan pokok, membantu
ekonomi keluarga. Sedangkan partisipan ketiga berusia 43 tahun, juga berasal
dari luar Bandung, sudah berkeluarga, tanggungan keluarga 2 orang, dan suami
bekerja sebagai Sopir. Partisipan telah bergabungan dengan Yakult sudah 7.5
tahun, sebelumnya tidak bekerja. Menjadi Lady Yakult merupakan pekerjaan
pokok, membantu ekonomi keluarga.

Motivasi
Motivasi partisipan bergabung dengan Yakult yaitu untuk memenuhi
kebutuhan dan membantu perekonomian keluarga untuk sehari-hari. Pada
awalnya ia mendatangi langsung centre agent dan memberikan data diri, tidak
lama ada panggilan karena sangat dibutuhkan Lady Yakult. Partisipan lain
mengaku: Saya ketemu karyawan yakult yang sedang membagikan brosur untuk
penerimaan lady yakult di daerah rumah saya. Menurutnya persyaratan untuk

Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada| 26


Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara
menjadi Lady Yakult sangat ringan, yaitu pokoknya hanya izin dari suami. Tetapi
menurut partisipan lain persyaratan itu adalah: ada ijazah SMP, pas foto, surat izin
orang tua/suami dan mengisi formulir.

Waktu Kerja
Waktu kerjanya rata-rata 5 jam, 3 jam di pagi hari dan 2 jam di sore hari
dengan jarak tempuh kira-kira 5-7 km/hari. Partisipan lain bekerja mulai hari
Senin sampai Sabtu, hari Minggu libur. Sepeda punya sendiri, tapi yakult
menyediakan dengan system angsuran yang dipotong 80.000/bulan selama
setahun. Troli di kasih dari pihak yakult kalau rusak di ganti baru sama pihak yakult.
Apabila ada kerusakan atau ban bocor biaya di tanggung sendiri. Partisipan lain
bekerja dari jam 8 sampai jam 11 lalu istirahat untuk makan, lanjut jam 1 untuk
laporan ke kantor dan jam 2 delivery sampai jam 4 sore.

Penghasilan
Partisipan mengaku setiap harinya rata-rata mampu menjual 350-560
botol/hari, dan yang bersangkutan pendapatan dari persentase penjualan,
semakin banyak maka semakin besar pendapatannya. Walaupun tidak menerima
bonus atau insentif, pengaturan pendapatan ini dianggap adil karena
perhitungannya jelas. Sistemnya sudah bagus karena selama 2 tahun sekali ada
kenaikan gaji. Selain dari hasil penjualan, partisipan memperoleh warat/tahun
setara THR (?)l alu ada uang makan untuk setiap pack Yakult yang terjual yaitu
Rp.300. Asuransi ada tapi hanya untuk kematian dan kecelakaan, tidak termasuk
cek kesehatan rutin. Selama bekerja, partisipan mengaku memperoleh uang
makan. Partisipan lain menyebutkan, saya merasa perusahaan sudah cukup.
Partisipan berikutnya mengungkapkan: kalau banyak botol kejualnya, ya kalau
banyak yg kejual ya lumayan lah….

Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada| 27


Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara

Kepuasan Kerja
Kepuasan bekerja sebagai Lady Yakult yaitu ketika ada pelanggan yang
ramah dan akrab. Partisipan lain menyebutkan: banyak kenalan nambah teman2 dari
pada diem di rumah saja. Apalagi menjelang lebaran banyak yang memberi
bingkisan. Partisipan lainnya mengaku: ga ada susahnya, saya selalu senang terus.
Sebaliknya, ketika Yakult masih banyak yang belum terjual, kadang pusing harus
menjual kemana. Jalani saja karena saya merasa enjoy…. (partisipan ke-2)

Komitmen
Lady Yakult yang memiliki komitmen tinggi akan merasa sangat terikat
dengan Yakult. Sebaliknya Lady Yakult yang memiliki komitmen rendah akan
mudah mengambil keputusan untuk meninggalkan Yakult yang selama ini
merupakan tempat pengabdiannya. Oleh karenanya komitmen juga sering
disetarakan dengan loyalitas (Newstrom & Davis, 2002), yang menunjukkan
derajat kesetiaaan Lady Yakult dalam mengidentifikasikan dirinya terhadap
Yakult dan ingin untuk melanjutkan berpartisipasi secara aktif dalam bisnis
Yakult.
Perkiraan terhadap masa depan Yakult membuat partisipan merasa yakin
bahwa mereka dapat menggantungkan hidupnya kepada pekerjaannya sebagai
Lady Yakult. Menurut partisipan mereka akan terus bekerja sepanjang masih
sehat, karena bekerja di Yakult ini bisa sampai umur yang relative tua asalkan kita
punya pelanggan tetap. Partisipan lainnya mengaku Saya sudah merasakan enjoy di
pekerjaan sebagai yakult lady, dan saya bangga menjadi yakult lady. Partisipan juga
optimis bahwa Yakult akan terus diminati konsumen karena banyak manfaatnya,
kalau belum biasanya konsumen masih ragu. Tapi Yakult sudah punya pasar sendiri
jadi tidak takut dengan pesaing. Partisipan lain tampaknya juga puas bekerja di

Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada| 28


Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara
Yakult, ia berkomentar: engga akan keluar karena saya udah nyaman dan gajih juga
sudah cukup untuk saya.

KESIMPULAN INDIKATIF

Dari sisi brand awareness-top of mind, minuman kesehatan Yakult berada


pada posisi tertinggi dibandingkan dengan merek lain. Berdasarkan
kerangka TOM ini tampaknya minuman kesehatan merek Pocari Sweat
merupakan pesaing utama Yakult.
Berdasarkan atribut/kata kunci: bermanfaat untuk kesehatan, probiotik,
dan terbuat dari susu fermentasi, Yakult menempati peringkat pertama
atau lebih dikenal dibandingkan minuman kesehatan lainnya. Namun yang
pada atribut mengandung probiotik, kedudukan Yakult yang dikenal sebagai
pelopor minuman kesehatan mengandung probiotik, ternyata mulai
tersaingi oleh merek Cimory.
Teridentifikasi bahwa Yakult merupakan merek minuman kesehatan yang
paling memiliki relasi kuat antara aspek diingat-dikonsumsi dibandingkan
merek lain. Dengan demikian ada indikasi bahwa konsumen Yakult lebih
loyal daripada minuman kesehatan lainnya.
Dilihat dari sisi demografisnya, perempuan, pelajar SLTA, kelompok usia 18-23
tahun, dan berpendapatan di atas Rp 2 juta merupakan segmen potensial bagi
minuman kesehatan Yakult.
Yakult telah berhasil membangun komitmen Lady Yakult-nya, walaupun
baru pada tahap continuance commitment. Mereka akan terus menjadi Lady
Yakult karena berdasarkan kebutuhannya, dan murni didasarkan pada
pendekatan biaya-manfaat atau untung-rugi. Continuance commitment
tumbuh karena adanya kerugian jika meninggalkan Yakult.

Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada| 29


Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara
Temuan dalam penelitian ini baru pada tahap dugaan atau baru pada
tahap menegungkapkan fenomena saja. Penggunaan indicator untuk
merepresentasikan kesadaran merek masih sangat terbatas sehingga
temuan yang terungkap pun masih pada lingkup permukaan atau tidak
mendalam. Oleh karena itu penelitian ini akan lebih bermakna dan
implementatif untuk pengambilan keputusan secara praktis apabila
dilanjutkan dengan penelitian-penelitian berikutnya dengan menggunakan
kaidah-kaidah teoritis dan desain penelitian yang lebih memadai serta
melibatkan indicator-indikator yang lebih mewakili.

DAFTAR PUSTAKA
Aaker, D. (1991). Managing Brand Equity. New York: Free Press.
Aaker, D. (1996). Measuring brand equity across products and markets. California
Managing Reviews, 38(3).
Aaker, D. A. (1996). Measuring Brand Equity Across Products and Markets. New
York, NY: Free Press.
American Marketing Association. (n.d.). American Marketing Association. Retrieved
June 2017, from https://www.ama.org/academics/Pages/Model-
Predictive-Measurements-Advertising-Effectiveness.aspx
Amstrong, G., & Kotler, P. (2015). Marketing: An introduction (12 ed.). Edinburgh
Gate: Pearson.
Anselmsson, J., Johansson, U., & Persson, N. (2007). Understanding Price Premium
for Grocery products: A conceptual model of customer-based brand equity.
Journal of Product & Brand Management, 16(6), 401-414.
ABoulding, W., Kalra, A., Staelin, R., & Zeithaml, V. A. (1993). A Dynamic Process
Model of Service Quality: From Expectations to Behavioral Intentions. ,
30(1), 7. Journal of Marketing Research, 30(1), 7-27.
Cekindo. (2016). http://www.cekindo.com/.

Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada| 30


Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara
Cooper, D. R., & Schindler, P. S. (2014). Business Research Methods (Twelfth ed.).
New York: The McGraw-Hill Companies, Inc.
Creswell, J. W. (2014). Research Design: Qualitative, Quantitative, & Mixed Methods
Approaches (4th ed.). London: Sage Publications, Ltd.
Foster, S. (2018, Pebruari 13). Marketing IQ. Retrieved Desember 04, 2018, from
marketingiq.co.uk: https://www.marketingiq.co.uk/understanding-brand-
awareness-consideration-and-preference/
Hawkins, D. I., & Mothersbaugh, D. L. (2010). Consumer behavior: building marketing
strategy. New York: McGraw-Hill/Irwin.
J.Kacen, J., & Lee, J. A. (2002). The influence of culture on consumer impulsive
buying behavior. Journal of Consumer Psychology, 12(2), 163-176.
Jacob, J., & Chestnut, R. W. (1978). Brand Loyalty, Measurement and Management.
Journal of Advertising, 8(2).
Jurnalis. (2017, Oktober Rabu). Jumlah Remaja Indonesia 66,3 Juta Jiwa, Kekuatan
atau Kelemahan? Laporan Reportase. Okezone.com.
Kardes, F. R., Conrey, M. L., & Cline, T. W. (2011). Consumer behavior. Mason, USA:
South-Western Cingage Learning.
Keller, K. L. (2002). Strategic brand management: Building, measuring and managing
brand equity (2nd ed.). Upper Saddle River, NJ: Pearson Education.
Keller, K. L. (2002). Strategic brand management: Building, measuring and managing
brand equity (2nd ed.). Upper Saddle River, NJ: Pearson Education.
Keller, K. L. (2013). Strategic brand management: Building, measuring, and managing
brand equity (4 ed.). Harlow: Pearson.
Kimpakorn, N., & Tocquer, G. (2010). Service brand equity and employee brand
commitment. Journal of Services Marketing, 24(5), 378-388.
Kotler, P., & Keller, K. L. (2016). A framework for marketing management. Edirnbugh
Gate, England: Pearson Education.
Kotler, P., & Pfoertsch, W. (2010). Ingredient branding: Making the invisible visible.
London: Springer Heidelberg Dordrecht.
Kotler, P., Amstrong, G., Sander, J., & Wong, V. (2005). Principle of marketing (4th
ed.). European Edition: Prentice Hall.

Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada| 31


Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara
Kurtz, D. L. (2008). Contemporary marketing (13rd ed.). South-Western: Cengage
Learning.
Lemon, K. N., Rust, R. T., & Zeithaml, V. A. (2001). What Drives Customer Equity?
Marketing Management, 20-25.
Lincoln, Y. S., & Guba, E. G. (2013). The Constructivist Credo. Walnut Creek: Left
Coast Press, Inc.
Merriam, S. B., & Tisdell, E. J. (2016). QUALITATIVE RESEARCH: A Guide to
Design and Implementation (fourth ed.). San Francisco: Jossey-Bass.
Midori. (2015, Juni 16). beautynesia. Retrieved 12 17, 2018, from
http://beautynesia.id: http://beautynesia.id/2149
Mönks, F. J., Knoers, A., & Haditono, S. R. (2001). Psikologi Perkembangan: Pengantar
Dalam Berbagai Bagiannya . Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Mowen, J. C., & Minor, M. (2002). Perilaku konsumen (Edisi 5 ed., Vol. 1). Jakarta:
Erlangga.
Neuman, W. L. (2014). Social Research Methods: Qualitative and Quantitative
Approaches (7th ed.). Harlow: Pearson Education Limited.
Osenton, T. (2002). Customer share marketing. New Jersey: Prentice Hall.
Oskamp, S., & Schultzs, P. W. (2004). Attitudes and opinions (3rd ed.). New York:
Lawrence Erlbaum Associate, Inc.
Peter, J. P., & Olson, J. C. (2010). Consumer behavior and marketing strategy (9th ed.).
New York: The McGraw-Hill Companies, Inc.
Schiffman, L. G., Kanuk, L. L., & Hansen, H. (2012). Consumer behavior: An
European outlook (2nd ed.). England: Pearson Education Limited.
Solomon, M., Bamossy, G., Askegaard, S., & Hogg, M. K. (2006). Consumer behavior:
A European Perspective (3rd ed.). Harlow: Pearson Education Limited.
Thompson Reuters. (2016). State of the Global Islamic Report 2016/17. Dubai:
Thompson Reuters.
Thompson Reuters. (2018). OUTPACING THE MAINSTREAM: State of the Global
Islamic Economy Report 2017/2018. Report. Thompson Reuters.

Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada| 32


Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara
US Commercial Service. (2016). Asia Personal Care & Cosmetics Market Guide 2016.
US Department of Commerce.
Van Osselaer, S. M., & Alba, J. W. (2000). Consumer learning and brand equity.
Journal of Consumer Research, 27(1), 1-16.
Washburn, J. H., & Plank, R. E. (2002). Measuring brand equity: An evaluation of a
consumer-based brand equity scale. Journal of Marketing Theory and Practice,
101(1), 46-62.
White, I. R., & Groot, A. C. (2001). Textbook of Contact Dermatitis. Heidelberg,
Berlin: Springer.
Wood, L. (2000). Brands and brand equity: Definition and management.
Management Decision, 38(9), 662-669.
Yakult. (2019). Company Profile 2018-2019. Laporan.

Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada| 33


Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara
LAMPIRAN

KUESIONER PENELITIAN
Mini Riset ini berhubungan dengan kategori produk: minuman kesehatan dalam kemasan
________________________________________________________________________________

A. IDENTITAS RESPONDEN (beri tanda √ pada jawaban yang sesuai)


1. Jenis kelamin : a. Perempuan b. Pria
2. Usia : a. 18 - 23 tahun; b. 24 – 29; c. > 29 tahun
3. Pekerjaan : a. Pelajar; b. Mahasiswa; c. Karyawan
4. Pendidikan : a. maksimum SLTA; b. maksimum D-3 c. minimal S1
5. Pendapatan/uang saku/bulan : a. < 500 rb b. 500 rb-1jt c. 1.1 – 2jt
d. > 2jt

B. PENGALAMAN MENGKONSUMSI MINUMAN KESEHATAN DALAM KEMASAN

(beri tanda √ pada jawaban yang sesuai)


1. Apakah Anda termasuk yang suka membeli/mengkonsumsi jenis minuman kesehatan dalam
kemasan?: a. Tidak pernah; b. Pernah mencoba sekali; c. Ya, tetapi jarang
d. Ya, sering;
2. Sebutkan satu saja factor yang paling dipertimbangkan ketika Anda membeli/mengkonsumsi
minuman kesehatan dalam kemasan: a. harganya; b. Kemasannya; c. manfaatnya; d.
rasanya; e. Kehalalannya; f. keamanannya; g. Lainnya
…………………………………..………(tuliskan).
3. Anda termasuk suka membeli minuman kesehatan tanpa rencana? a. Tidak ; b. kadang-2;
c. Ya, sering
4. Anda termasuk suka ganti-ganti merek minuman kesehatan? a. Tidak; b. kadang-2;
c. Ya, sering
________________________________________________________________________________

C. TOM: (apabila tidak mengenal, jangan diisi dan beri tanda √ pada jawaban yang sesuai)
1. Sebutkan satu saja merek minuman kesehatan dalam kemasan yang paling Anda ingat:
………………….………….
2. Apakah Anda membeli/mengkonsumsi merek minuman kesehatan dalam kemasan yang
paling Anda kenal tersebut?: a. Tidak pernah; b. Pernah mencoba sekali; c. Ya, tetapi
jarang d. Ya, sering;
________________________________________________________________________________

Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada| 34


Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara
D. RECAL (apabila tidak mengenal, jangan diisi)
1. Tuliskan satu saja merek minuman untuk kesehatan dalam kemasan yang bermanfaat untuk
pencernaan/usus yang paling Anda kenal: ………………….…………………..
2. Tuliskan satu saja merek minuman kesehatan dalam kemasan yang mengandung probiotik
(Lactobacillus) yang paling Anda kenal: ………………………………………….
3. Sebutkan satu saja merek minuman kesehatan dalam kemasan yang terbuat dari susu
fermentasi dan mirip Yogurt: ………………………………………
________________________________________________________________________________
E. RECOG (beri tanda √ pada jawaban yang sesuai)
1. Apakah Anda mengenal minuman kesehatan merek “YAKULT”?: a. Ya ; b. Tidak
2. Bagi yang menjawab E.1.a, dari mana Anda mengenal Yakult: a. Iklan; b. Pedagang keliling;
c. Toko/supermarket; d. Lainnya …………………..………………… (tuliskan).
________________________________________________________________________________
F. LOYALITAS (beri tanda √ pada jawaban yang sesuai)
1. Bagi yang menjawab E.1.a, apakah Anda mengkonsumsi Yakult?: a. Tidak pernah; b. Pernah
mencoba sekali; c. Ya, tetapi jarang d. Ya, sering;

Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada| 35


Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA (UNINUS)

Jl. Soekarno-Hatta No. 530 Bandung; Telp/Fax: +62-22-7509707; ekonomi@uninus.ac.id


Nomor : 016/Dek/FE-UIN/II/2019 Bandung, 28 Januari 2019
Lamp : Proposal singkat;
Hal : Permohonan pelaksanaan Company Visit & Mini Research Program
Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara (FE-UNINUS)
ke PT. Yakult Indonesia Persada-Malang

Kepada Yth
PT. Yakult Indonesia Persada-Pabrik Mojokerto
Up. Bagian Propaganda
Ngoro Industri Persada Blok. CC-1 Mojokerto-Jawa Timur

Assalamu'alaikum Wr.Wb
Dalam upaya meningkatkan eksposur lulusan melalui pengalaman pembelajaran praktik dalam
bidang manajemen bisnis, kami Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara (FE-UNINUS) di Bandung
mewajibkan kepada mahasiswa tingkat akhir untuk melaksanakan Company Visit & Mini Research Program
(CVMRP) ke beberapa perusahaan terpilih. Berdasarkan beberapa pertimbangan dan usulan mahasiswa,
maka untuk pelaksanaan CVMRP 2019 terpilih PT. Yakult Indonesia Persada-Pabrik Mojokerto, sebagai
obyek kajian. Oleh karena itu untuk merealisasikan program ini, kami mohon kiranya kesediaan
manajemen PT. Yakult Indonesia Persada untuk menerima mahasiswa kami.
Apabila diizinkan, kami merencanakan untuk berkunjung ke PT. Yakult Indonesia Persada- Yakult
Indonesia Persada-Pabrik Mojokerto pada hari Selasa, 19 Maret 2019 (sekira pukul 15.00 WIB), dengan
membawa kurang-lebih 100-110 orang mahasiswa (plus staf pengajar). Namun demikian, mengenai
keputusan hari dan tanggal jadwal kunjungan, dapat dibicarakan lebih lanjut. Sedangkan jumlah peserta ril
serta jadual kegiatan yang lebih rinci, akan kami informasikan satu minggu sebelum keberangkatan.
Bentuk CVMRP 2019 yaitu observasi proses produksi dan dilanjutkan diskusi dengan fokus strategi
pemasaran PT. Yakult Indonesia Persada. Selanjutnya, kelompok mahasiswa kami mohon diizinkan untuk
mempresentasikan hasil mini riset tentang brand awareness minuman kesehatan Yakult di Kota Bandung.
Oleh karena itu kami mohon kesediaannya nanti untuk menyediakan nara-sumber yang memiliki
kompetensi dan kewenangan dalam bidang pemasaran untuk memandu ceramah dan diskusinya.
Demikian permohonan kami, atas kesediaan dan partisipasi PT. Yakult Indonesia Persada dalam
mendukung program ini, kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu'alaikum Wr.Wb
Dekan,

Ahmad M Ryad S. Hakim, SE.Ak.,M.M.Pd


Tembusan:
 Rektor Universtas Islam Nusantara
 Arsip

Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada| 36


Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara

COMPANY VISIT PROGRAM & MINI RISET 2019


FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
(Proposal diajukan kepada PT. Yakult Indonesia Persada – Pabrik Mojokerto )

A. Dasar Pemikiran
Kesangsian terhadap peran pendidikan tinggi di Indonesia yang berkisar pada rendahnya
kualitas lulusan yang dihasilkannya, merupakan salah satu alasan penting mengapa
pembinaan sumber daya di sektor ini perlu mendapat porsi khusus. Apalagi kalau isu ketidak
padanan (mismatch) antara kualifikasi lulusan dengan tuntunan pasar tenaga kerja yang
sekarang sedang menjadi polemik ikut kita pertimbangkan. Oleh karena itu upaya
peningkatan sumber daya manusia harus selalu diperhitungkan dalam setiap strategi dan
program pengembangan suatu perguruan tinggi.

Keharusan bagi setiap perguruan tinggi untuk memikirkan dan membangun strategi agar
mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas dan sesuai dengan ketentuan pasar,
kelihatannya tidak dapat ditunda-tunda lagi manakala kita mencermati betapa pesatnya
perkembangan ilmu dan teknologi mutakhir yang terjadi hampir disemua sektor. Di masa
mendatang kontribusi suatu perguruan tinggi tidak akan lagi ditentukan oleh berapa jumlah
lulusan yang dihasilkannya tetapi oleh berapa banyak lulusan yang mampu diserap oleh pasar
tenaga kerja. Berdasarkan pertimbangan di atas serta tuntunan zaman yang ditandai oleh
arus globalisasi yang melanda semua aspek kehidupan, maka tampaknya gerak
perkembangan suatu perguruan tinggi harus segera bergeser menyeimbangkan diri dari yang
semula lebih menekankan pada kerangka berpikir konseptual kearah tindakan-tindakan
nyata dan bertumpu pada program yang ditata berdasarkan perencanaan analitis. Tindakan-
tindakan nyata tersebut harus mampu mendorong pertumbuhan dan peran perguruan tinggi
dengan memperhatikan masalah pokok yang dihadapi yaitu terutama kualitas, relevansi dan
masa depan yang diinginkan.

Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara (FE-UNINUS) di Bandung sebagai salah satu
perguruan tinggi yang selama ini ikut andil dalam mempersiapkan, mendidik dan
mengembangkan sumberdaya manusia bidang manajemen bisnis di Indonesia, secara
terencana dan bertahap mulai memikirkan bagaimana menerapkan model pembelajaran yang
tepat agar kompetensi lulusannya compatible dengan lingkungan bisnis. Salah satu metode
pengajaran terbaik yang dapat mengkaitkan antara teori dan praktik, serta menjamin
terselenggaranya pendidikan bisnis yang relevan dan mutakhir bagi mahasiswa adalah
menugaskan mahasiswa melakukan kunjungan kepada perusahaan terpilih. Melalui kegiatan
ini diharapkan proses transfer pengetahuan bisnis praktis dapat secara langsung dicerna oleh
mahasiswa.

Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada| 37


Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara
Fakultas Ekonomi UNINUS setiap tahun melaksanakan Company Visit Program ke beberapa
perusahaan, diantaranya yaitu ke PT Djarum Kudus, PT Sari Husada Yogyakarta, PT. Hartono
Istana Teknologi -Semarang, PT Sidomuncul Semarang, Sari Roti Semarang, PT. Nissin
Semarang, dan PT Victoria Care Indonesia (Herborist-Semarang). Berdasarkan beberapa
pertimbangan dan usulan mahasiswa, maka untuk pelaksanaan Company Visit Program 2019
dipilih PT. Yakult Indonesia Persada-Malang sebagai obyek kajian. Oleh karena itu untuk
terealisasinya program ini, fakultas menyusun suatu pedoman pelaksanaannya yang
diharapkan dapat dijadikan acuan pokok bagi semua pihak. Bagi perusahaan/instansi yang
akan dijadikan tempat pelaksanaan company visit program, pedoman ini kiranya akan cukup
memberikan kejelasan arah, tujuan dan manfaat program company visit program, sehingga
dapat menghapus sedikit keraguan dalam menerima dan memberikan kesempatan kunjungan
kepada mahasiswa.

B. Tujuan
1. Melalui pendekatan Company Visit Program ini diharapkan dapat meningkatkan
eksposur mahasiswa terhadap pengalaman pembelajaran dan praktik bisnis yang
sebenarnya;
2. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk lebih memahami praktik bisnis ril
sehingga dapat membandingkan antara konsep atau teori yang diperoleh di kelas
dengan yang terjadi di lingkungan sebenarnya ;
3. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengenal lingkungan kerja.

C. Keluaran (output)
1. Terlaksananya pelaksanaan Company Visit Program tahun 2019 yang diikuti oleh
mahasiswa semester VIII Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara sesuai dengan
program yang telah ditetapkan;
2. Tersedianya laporan company visit program yang dapat dijadikan sebagai bahan atau
materi perkuliahan yang berwawasan praktik.

D. Hasil yang diharapkan (outcome)


1. Pelaksanaan Company Visit Program diharapkan dapat menambah kemampuan dan
wawasan praktis mahasiswa, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kompetensi
lulusan dan mendekati tuntutan pasar kerja;
2. Hasil Company Visit Program dapat dijadikan umpan balik bagi Fakultas, khususnya yang
dikaitkan dengan wawasan kemampuan praktis tenaga pengajar, muatan kurikulum, serta
materi perkuliahan;
3. Terbinanya jalinan kemitraan yang saling mendukung antara Fakultas Ekonomi UNINUS
khususnya dengan kalangan perusahaan.

E. Peserta
1. Peserta Company Visit Program 2019 adalah mahasiswa semester VIII yang jumlahnya
diperkirakan 100-110 orang (termasuk staf pengajar);

Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada| 38


Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara
2. Mahasiswa peserta akan dibagi dalam 3-4 kelompok dengan masing-masing tugas yang
berbeda;
3. Kepastian jumlah peseta akan dikonfirmasi ulang satu minggu sebelum pemberangkatan
dan setelah menerima kepastian penerimaan dari pihak PT. Yakult Indonesia Persada-
Pabrik Mojokerto.

F. Waktu Pelaksanaan, Fokus Kegiatan dan Tema


1. Berdasarkan kalender akademik dan pengalaman pelaksanaan sebelumnya, Company
Visit 2019 akan direncanakan dilaksanakan pada hari Selasa, 19 Maret 2019. Namun
demikian apabila pada tanggal tersebut tidak memungkinkan, jadwal kegiatan kunjungan
dapat dibicarakan kembali;
2. Kegiatan pokok Compay Visit Program 2019 yaitu:
1) melakukan observasi di lokasi pabrik (proses produksi),
2) presentasi & diskusi tentang profil & strategi pemasaran oleh pihak perusahaan,
dan;
3) presentasi hasil mini riset mahasiswa kami tentang “brand awareness“
minuman kesehatan Yakult di Kota Bandung. Hasil Mini Riset ini diharapkan
dapat dijadikan masukan bagi pihak manajemen dalam merancang strategi
pemasaran.
3. Direncanakan agar kegiatan diskusi dengan pihak manajemen mengambil porsi sekira 80%
dari total waktu kunjungan yang disediakan. Oleh karena itu diharapkan agar pihak PT.
Yakult Indonesia Persada dapat menyediakan nara sumber yang memiliki kompetensi
dalam bidang pemasaran;
4. Kepastian agenda kegiatan yang lebih rinci akan disampaikan satu minggu sebelum
pemberangkatan dan setelah menerima kepastian penerimaan dari pihak PT. Yakult
Indonesia Persada.

G. Kegiatan Pendukung (Mini Riset Mahasiswa)


1. Melengkapi kegiatan company visit program, sebelum pelaksanaan kunjungan,
mahasiswa diwajibkan melakukan "mini riset" tentang "brand awareness minuman
kesehatan Yakult " yang dipasarkan di Bandung;
2. Tujuan mini riset yaitu untuk memperkaya wawasan mahasiswa tentang bisnis PT. Yakult
Indonesia Persada, sehingga hasilnya dapat dijadikan salah satu bahan diskusi dengan
pihak manajemen kelak ketika melakukan kunjungan;
3. Hasil mini riset mahasiswa akan dipresentasikan/disampaikan kepada pihak PT. Yakult
Indonesia Persada pada saat company visit. Oleh karena diharapkan pihak perusahaan
memberikan waktu untuk mempresentasikan hasil mini riset tersebut.

H. Laporan
1. Setiap kelompok mahasiswa diwajibkan membuat laporan tertulis untuk selanjutnya
diseminarkan;
2. Tata cara penulisan laporan harus mengikuti ketentuan yang telah ditetapkan dalam
pedoman ini;
3. Laporan company visit program diantaranya akan disampaikan kepada pihak manajemen
PT. Yakult Indonesia Persada.

Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada| 39


Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara

I. Penutup
Ekposur lulusan pendidikan tinggi bidang manajemen bisnis tidak hanya ditentukan oleh
sejauhmana kualitas proses pendidikan di bangku kuliah, tetapi juga sangat tergantung
apakah mahasiswa memiliki kesempatan untuk memahami proses dan dinamika bisnis secara
ril. Oleh karena itu peran dan dukungan dari kalangan atau praktisi bisnis sangat diharapkan.
Dengan demikian kesediaan pihak PT. Yakult Indonesia Persada menerima mahasiswa kami
untuk melakukan company visit program merupakan kontribusi berharga.

Bandung, 28 Januari 2019


Dekan,

Ahmad M Ryad S. Hakim, SE.Ak.,M.M.Pd

Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada| 40

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai