Makalah PKN
Makalah PKN
KELOMPOK 4 X IPA 1:
Yehezkiel Edyson Mangiri’
Andini Maharani Santosa
Muh. Daffa Nirian .B
Muhammad Nabil Shadiq
Nur Alya .H
Isabell Nicole Fischer
Ananta Taufanny
Siti Ameliannisa Asdar
Christpoher Abelard S. M
Fadisha Nurul
2019/2020
Kata Pengantar
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas semua limpahan nikmat dan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Pembagian kekuasaan Secara
Vertikal“ dengan baik.
Adapun maksud dari tujuan kami menyusun makalah ini, yaitu dalam rangka memenuhi tugas pelajaran
PPKN.
Kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan yang ditemukan dalam makalah ini. Oleh sebab itu,
kami mengharapkan masukan – masukan dan kritik yang membangun sebagai bahhan evaluasi guna
memperbaiki makalah ini.
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ........................................................................................................................................................... 3
BAB I ...................................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................................................... 4
BAB II..................................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................................... 5
2.1 Pengertian ..................................................................................................................................................... 5
Seiring dengan perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan kehidupan bernegara mengalami banyak
perubahan. Konsep negara mulai mengalami pergeseran yang pada awalnya negara merupakan negara yang
berdasarkan pada kekuasan beralih pada konsep negara yang mendasarkan atas hukum (rechtstaat). Ajaran
negara berdasarkan atas hukum mengandung pengertian bahwa hukum adalah supreme dan kewajiban bagi
Atas dasar pernyataan diatas maka tidak boleh ada kekuasaan yang sewenang-wenang (arbitrary power)
atau penyalahgunaan kekuasaan (misuse of power) baik pada negara berbentuk kerajaan maupun republik.
Secara maknawi, tunduk pada hukum mengandung pengertian pembatasan kekuasaan seperti halnya ajaran
pemisahan dan pembagian kekuasaan. Oleh sebab itu, negara berlandaskan hukum memuat unsur
yaitu pembagian kekuasaan antara beberapa tingkatan pemerintahan. Pasal 18 ayat (1) UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas
daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi,
kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-undang.
Berdasarkan ketentuan tersebut, pembagian kekuasaan secara vertikal di negara Indonesia berlangsung
antara pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah (pemerintahan provinsi dan pemerintahan
Indonesia berlangsung antara pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah (pemerintahan provinsi dan
pemerintahan kabupaten/kota.
Pembagian kekuasaan secara vertikal muncul sebagai konsekuensi dari diterapkannya asas
desentralisasi di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan asas tersebut, pemerintah pusat
kabupaten/kota) untuk mengurus dan mengatur sendiri urusan pemerintahan di daerahnya, kecuali
urusan pemerintahan didaerahnya, kecuali urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah
pusat.
2.2 Asas
daerah dalam mengurusi urusan rumah tangganya sendiri. Berdasar dari adanya prakarsa dan aspirasi
kewenangan Pemerintah Pusat kepada gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat atau bisa juga kepada
instansi vertikal di wilayah tertentu atau kepada wali kota ataupun bupati sebagai penanggung jawab
Asas Tugas Pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah Pusat kepada daerah otonom untuk
menjalankan pemerintahan sebagian Urusan Pemerintah yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat
atau dari Pemerintah Daerah provinsi pada Daerah kota atau kabupaten untuk menjalankan sebagian
yakni Presiden dengan dibantu seorang Wakil Presiden dan oleh menteri-menteri negara. Dengan kata
lain, pemerintahan pusat adalah pemerintahan secara nasional yang berkedudukan di ibu kota Negara
Republik Indonesia.
Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sangat luas. Urusan yang berkaitan dengan
pemerintahan juga beraneka ragam. Oleh karena itu, urusan-urusan yang bermacam-macam
tersebut tidak semuanya harus diselesaikan oleh pemerintah pusat. UUD 1945 menyatakan
bahwa pemerintah daerah (provinsi dan kabupaten) diberi kewenangan untuk menjalankan
pemerintahan sendiri dengan otonomi seluas-luasnya (Bab VI) pasal 18 ayat 5 UUD 1945 hasil
Urusan Pemerintahan yang dimiliki pemerintah pusat terdiri atas urusan pemerintahan
absolut, urusan pemerintahan konkuren, dan urusan pemerintahan umum. Pemerintahan absolut
sedangkan urusan pemerintahan konkuren merupakan Urusan Pemerintahan yang dibagi antara
Pemerintah Pusat dan Daerah provinsi dan Daerah kabupaten/kota. Dan Urusan pemerintahan
umum adalah Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Presiden sebagai kepala
Untuk kedua Urusan Pemerintahan terakhir, yakni urusan pemerintah konkuren dan
urusan pemerintah umum dilaksanakan oleh pemerintah daerah atau diberikan kewenangan oleh
pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Dan untuk urusan pemerintahan absolut dijalankan
oleh pemerintah pusat namun dalam penyelenggaraan urusan tersebut pemerintah pusat dapat
melaksanakan sendiri atau pun melimpahkan wewenang kepada Instansi Vertikal yang ada di
Daerah atau gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat berdasarkan asas Dekonsentrasi.
2. Pertahanan
3. Keamanan
4. Yustisi
6. Agama
Wewenang yang dimiliki oleh pemerintah pusat berkaitan dengan kebijakan-kebijakan
dalam skala nasional yang mengatur harkat dan kepentingan warga negara Indonesia. Wewenang
yang dimiliki oleh pemerintah pusat sesuai dengan UU No. 32 Tahun 2004 diantaranya:
Indonesia adalah negara yang turut serta dalam membangun hubungan internasional
dengan negara-negara luar negeri. Hubungan yang terjalin tidak hanya pada aspek ekonomi
maupun keamanan, tetapi juga dalam aspek politik. Seperti yang kita ketahui, Indonesia
menganut sistem politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif dimana Indonesia turut serta
dalam menjaga perdamaian dunia namun tidak mencampuri urusan negara lain, sebagai berikut:
Melalui sistem pemerintahan yang ada di Indonesia, pelaksanaan politik luar negeri
dilakukan oleh pemerintah pusat. Segala kebijakan mengenai proses politik luar negeri diatur
Jika pemerintah daerah menginginkan suatu hubungan politik dengan negara lain, maka
pemerintah daerah tidak dapat memutuskan proses hubungan politik dengan sendirinya,
Hal ini diperlukan agar wewenang pemerintah daerah dan pemerintah pusat tidak
tumpang tindih dalam hal politik luar negeri. Walaupun politik luar negeri itu berkaitan dengan
pemerintah daerah, hanya pemerintah pusatlah yang berhak menentukan proses terjadinya
Segala sesuatu yang berkaitan dengan pertahanan nasional adalah wewenang Pemerintah
Pusat. Pertahanan dengan skala nasional berkaitan dengan kedaulatan negara Indonesia itu
sendiri. Upaya pemerintah pusat untuk mengatur bidang pertahanan nasional merupakan salah
nasional yang stabil dan mantap. Namun, pemerintah daerah tidak memiliki hak untuk mengatur
kebijakan berkaitan dengan pertahanan nasional. Pemerintah daerah hanya mempunyai peran
sebagai pelaksana di lapangan karena hanya pemerintaj daerah yang mengerti bagaimana
menjaga pertahanan daerahnya melalui keberadaan masyarakat yang tinggal di daerah tersebut,
sebagai berikut:
Usulan yang diajukan oleh pemerintah daerah selanjutnya ditindak lanjuti oleh pemerintah
Namun, dalam mengatur kebijakan yang berkaitan dengan pertahanan nasional, pemerintah
pusat tidak dapat menerapkan kebijakan semena-mena tanpa mempertimbangkan apa yang
Keamanan negara merupakan sesuatu yang harus dijaga dan diatur oleh pemerintah, baik
itu pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Dalam hal ini, pemerintah pusat lebih mengatur
keamanan yang berskala nasional yang meliputi keamanan nasional di area darat, laut, maupun
udara. Kebijakan pemerintah pusat yang berkaitan dengan keamanan nasional diperlukan untuk
menjaga keamanan nasional dari gangguan pihak dalam dan luar yang dapat menyebabkan suatu
pelaksanaan kebijakan yang berkaitan dengan keamanan nasional dapat berjalan dengan baik.
Pemerintah pusat tetap harus menggandeng pemerintah daerah karena keamanan daerah
keamanan diawasi oleh pemerintah pusat agar pelaksanaan kebijakan tersebut tidak
Indonesia adalah negara yang berlandaskan pada hukum dan mempunyai sistem peradilan
di Indonesia. Jalannya proses hukum yang berkaitan dengan kehakiman, diatur oleh pemerintah
pusat. Pengaturan yang dilakukan oleh pemerintah pusat adalah mengatur sistem hukum baik
itu lembaga penegak hukum maupun menentukan siapa yang duduk di lembaga hukum tersebut.
Dalam pelaksanaan pengaturan proses hukum, pemerintah pusat melibatkan pemerintah daerah,
sebagai berikut:
Pemerintah daerah digunakan oleh pemerintah pusat sebagai tempat dimana proses
hukum.
Ada kalanya proses hukum dapat diselesaikan melalui lembaga peradilan yang berada di
pemerintahan daerah dan tidak perlu sampai ke pemerintah pusat. Walaupun hal ini dapat
terjadi, pemerintah daerah tidak berhak untuk melakukan pengaturan apapun terhadap proses
Perlu kita ketahui, kebijakan moneter dan kebijakan fiskal adalah dua hal yang berbeda.
Kebijakan moneter merupakan suatu proses pengaturan terhadap persedian uang yang dimiliki
oleh negara dalam rangka untuk mencapai tujuan yang ditetapkan oleh negara tersebut.
Kebijakan ini pada dasarnya merupakan kebijakan yang mempunyai tujuan untuk menjaga
keseimbangan internal seperti pertumbuhan ekonomi yang mencakup stabilitas harga pasar dan
keseimbangan eksternal yang mempunyai tujuan untuk mencapai keseimbangan dalam neraca
pembayaran.
Kebijakan fiskal sendiri merupakan suatu kebijakan yang dibuat oleh pemerintah pusat untuk
mengarahkan kondisi ekonomi negara melalui proses pengeluaran dan pendapatan khususnya
pajak. Kebijakan fiskal mempunyai tujuan yang berbeda dengan kebijakan moneter. Kebijakan
fiskal lebih bertujuan untuk menstabilkan perekonomian di suatu negara melalui pajak dan
Kedua kebijakan tersebut merupakan wewewnang yang hanya berhak dilakukan oleh
pemerintah pusat.
Kebijakan moneter dan fiskal yang ditetapkan oleh pemerintah pusat diperlukan guna
Pemerintah daerah berperan sebagai pelaksana dari kebijakan moneter dan fiskal yang telah
ditetapkan oleh pemerintah pusat. Jika pada pelaksanaan kebijakan di tingkat daerah menemui
kendala, pemerintah daerah hanya dapat mengusulkan cara penyelesaian masalah yang ditemui
Segala sesuatu yang berkaitan dengan agama di atur oleh pemerintah pusat dan dilindungi
oleh undang-undang. Seperti yang kita ketahui, agama yang diakui oleh pemerintah Indonesia
ada enam yaitu Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Budha, dan Kong Hu Cu. Semua warga negara
Indonesia mempunyai hak untuk memeluk agamanya sesuai dengan keyakinannya masing-
Masing-masing pemeluk agama berhak untuk menjalankan ibadah sesuai dengan agama
Pemerintah pusat sebagai pengatur kebijakan yang berkaitan dengan agama tentunya
Indonesia.
Peran pemerintah daerah dalam kebijakan yang berkaitan dengan agama berkaitan
dengan hal-hal teknis seperti perizinan untuk mendirikan rumah ibadah. Selebihnya,
Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan
prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik
1945.[1] Pemerintahan Daerah di Indonesia terdiri dari Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan
Daerah Kabupaten/Kota yang terdiri atas kepala daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
oleh suatu daerah. Wewenang pemerintah daerah yang satu dengan lainnya tentu saja berbeda
karena berkaitan dengan karakteristik daerah yang ada tetapi masih berpegang pada asas-asas
pemerintahan daerah yang ada. Secara umum, wewenang pemerintah daerah satu dengan lainnya
memiliki kesamaan yang sesuai dengan UU No. 32 Tahun 2004. Wewenang tersebut
diantaranya:
daerah merupakan tanggung jawab pemerintah daerah. Pemerintah daerah yang tahu kebutuhan
akan pembangunan dalam berbagai bidang sesuai dengan keinginan masyarakat daerahnya.
adalah bentuk perwujudan fungsi pemerintah daerah dalam pembangunan. Pemerintah pusat
hanya berperan sebagai pengawas dan pemberi masukan terhadap jalannya pembangunan yang
dari pemerintah daerah. Tata ruang yang dimaksud di sini adalah penataan tata kota yang
meliputi penataan infrastruktur yang ada di daerah tersebut. Proses perencanaan, pemanfaat, dan
pengawasa terhadap tata ruang dilakukan oleh pemerintah daerah karena hanya pemerintah
daerah yang tahu bagaimana tata ruang yang cocok dan yang sesuai dengan karakteristik
daerahnya, bukan malah pemerintah pusat yang menentukan bagaiman tata ruang untuk suatu
daerah.
jawab pemerintah daerah. Perbedaan karakteristik daerah yang membuat perbedaan tingkat
dan ketentraman dalam dilakukan melalui adanya struktur organisasi pemeritahan desa yang
dapat mengatur kebijakan-kebijakan daerah untuk ketertiban umum dan ketentraman masyarakat.
Oleh karena itu, demi wujudkan ketertiban umum dan ketetraman di masyarakat, pemerintah
daerah membuat berbagai macam peraturan daerah (perda) sesuai dengan tujuan dan
keperluannya masing-masing.
Pengadaan sarana dan prasarana umum seperti ruang terbuka hijau, sarana transportasi,
dan lainnya merupakan kewenangan pemerintah daerah. Keberadaan sarana dan prasanan umum
diperlukan untuk memehui kebutuhan masyarakat daerah dalam kemudahan akses terhadap
sarana dan prasarana umum. Perbaikan sarana dan prasarana juga merupakan wewenang dari
daerah yang seringkali menemui kendala dalam melakukan perbaikannya. Maka dari itu,
seringkali kita temukan sarana dan prasarana umum milik pemeritnah daerah yang sudah tidak
terawat bahkan terbengkalai. Sarana dan prasarana yang sudah tidak layak tersebut dapat
menjadi penyebab konflik sosial karena adanya perbedaan sarana dan prasarana umum daerah
daerah. Penangan bidang kesehatan dapat berupa penyediaan sarana dan prasarana kesehatan
seperti rumah sakit atau puskesmas. Tidak hanya itu, penanangan terhadap bidang kesehatan juga
pemerintah di dalam bidang kesehatan masih tidak merata. Ada beberapa daerah di Indonesia
yang masih kesulitan untuk mencari puskesmas atau rumah sakit terdekat karena letaknya yang
jauh. Melalui adanya kewenangan pemeritnah dalam otonomi daerah, seharusnya penanganan di
bidang kesehatan dapat menjadi lebih baik dan merata demi menjangkau masyarakat daerahnya
masing-masing.
Setiap warga negara wajib mengenyam pendidikan minimal sembilan tahun tanpa
terkecuali demi menghasilkan sumber daya manusia yang berpotensi. Oleh karena itu, demi
sekolah dasar (SD/MI) dan sekolah menengah (SMP, SMA/ MTS, MA) agar anak-anak yang
proses pendidikan sesuai dengan karakteristik daerahnya masing-masing agar anak-anak yang
mengikuti proses pendidikan dapat mengembangkan potensi yang ada di daerahnya. Pemeritah
daerah melalui dinas pendidikan terkait juga mempunyai wewenang untuk merancang sistem
pembelajaran yang menarik sehingga proses pembelajaran yang terjadi di sekolah tidak
Masalah-masalah sosial yang terjadi di suatu daerah merupakan tanggung jawab dari
pemerintah daerah. Melalui wewenang yang dimiliki, pemerintah daerah dapat mengeluarkan
peraturan daerah untuk mengurangi terjadinya masalah-masalah sosial yang ada di daerahnya.
Peraturan daerah yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah tentunya didasarkan pada nilai-nilai
luhur Pancasila agar peraturan tersebut tidak bertentangan dengan Pancasila. Selain itu,
keberadaan peraturan daerah merupakan salah satu dasar hukum yang diperlukan
untuk penerapan Pancasila dalam kehidupan khususnya dalam menanggulangi masalah sosial
yang ada.
Setiap masyarakat di suatu wilayah berhak mendapatkan pekerjaan. Oleh karena itu,
menyerap masyarakat dalam lapangan pekerjaan tersebut. Layanan ketegakerjaan juga dilakukan
pemerintah daerah melalui adanya Dinas Tenaga Kerja, Sosial dan Transmigrasi untuk
memudahkan masyarakat dalam mengurus berkas atau kepentingan lain yang berkaitan dengan
ketenagakerjaan.
Keberadaan koperasi dan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) merupakan aset
pemerintah daerah yang harus dijaga. Perlu kita ketahui, terdapat beberapa jenis-jenis
koperasi sesuai dengan fungsinya masing-masing. Jika dikaitkan dengan pemerintahan daerah,
maka koperasi yang paling umum ditemui adalah koperasi simpan pinjam dimana para pemilik
UMKM dapat melakukan peminjaman modal. Melalui pemeritahan yang dilakukan sekarang,
pengembangan koperasi dan UMKM merupakan tanggung jawab pemerintah daerah. Pemerintah
daerah mempunyai wewenang untuk mengembangkan koperasi daerah dan UMKM sebagai
salah satu pendukung dalam pendapatan daerah melalui pajak. Keberadan UMKM di daerah
perlu difasilitasi oleh pemerintah daerah agar UMKM tersebut dapat berkembang dan
Kebersihan lingkungan hidup dan pemeliharaan sumber daya alam dilakukan oleh pemerintah
mengeluarkan peraturan daerah untuk melakukan pengendalian lingkungan hidup agar terjadi
keselarasan dan keseimbangan diantara lingkungan hidup dan perilaku masyarakat di daerah
tersebut. Pengendalian lingkungan hidup yang dilakukan oleh pemerintah daerah tentunya sesuai
dengan karakteristik daerahnya masing-masing dan tidak dapat dipukul rata oleh pemeritah
pusat.
2.5 Hubungan
Hubungan struktural merupakan hubungan yang didasarkan pada tingkat dan jenjang di
masing-masing bersama DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan, dalam sistem dan
prinsip NKRI. Secara struktural Presiden adalah pemegang kekuasaan tertinggi dalam
urusan pemerintahan di daerah masing-masing sesuai dengan prinsip otonomi seluas luasnya.
pemerintahan yang saling mempengaruhi serta saling bergantung antara satu dengan yang lain.
Pada dasarnya pemerintah pusat dan daerah mempunyai hubungan kewenangan yang saling
melengkapi satu sama lain. Hubungan tersebut terletak pada visi, misi, tujuan, serta fungsinya
masing-masing. Visi dan misi kedua lembaga ini, baik di tingkat lokal ataupun nasional adalah
melindungi serta memberi ruang kebebasan kepada daerah untuk mengolah dan mengurus rumah
pusat serta daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan yang baik (goog governance).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pembagian kekuasaan menurut tingkatnya, yaitu pembagian kekuasaan antara beberapa tingkatan
pemerintahan. Pasal 18 ayat (1) uud 1945 menyatakan bahwa negara kesatuan republik indonesia (nkri)
dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi dibagi atas kabupaten dan kota.
Pembagian kekuasaan secara vertikal muncul sebagai konsekuensi dari diterapkannya asas
desentralisasi (otonomi daerah) di indonesia. Hal tersebut ditegaskan dalam pasal 18 ayat (5) uud 1945
yang menyatakan pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan
https://www.temukanpengertian.com/2015/08/pengertian-pembagian-kekuasaan-secara_29.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Pemerintahan_daerah_di_Indonesia
https://guruppkn.com/wewenang-pemerintah-pusat
http://www.habibullahurl.com/2017/05/pembagian-kekuasaan-secara-vertikal.html
https://www.edukasippkn.com/2016/02/pembagian-kekuasaan-secara-vertikal.html