Anda di halaman 1dari 3

Prasangka

Oleh: Novi Kurnia

“Prasangkaku bukan tanpa alasan. Sudah beberapa kali barang-

barang yang aku letakkan di halaman rumah raib tak berbekas.”

Krek! Pintu pagar rumahku dibuka orang pada siang itu. Aku yang tengah

asyik menulis di depan komputer beranjak untuk memandang ke luar jendela.

Seorang remaja lelaki usia SMP atau SMU memasuki halaman rumah. Namun

anehnya, ia tidak mengebel pintu rumahku. Ia hanya berdiri di halaman rumah

sambil merokok. Sesekali ia bertukar celoteh dengan temannya yang sedang

mengambil buah belimbing di pohon di depan pagar rumahku. Matanya

memandang ke sekeliling halaman rumah. Hatiku berdebar. Apa yang diinginkan

remaja itu? Apakah ia berniat mencuri sesuatu dari halaman rumahku? Aku

menjadi berprasangka buruk kepadanya. Prasangkaku bukan tanpa alasan.

Sudah beberapa kali barang-barang yang aku letakkan di halaman rumah raib

tak berbekas. Awalnya, aku kehilangan sekop yang diletakkan di sudut halaman.

Selang beberapa waktu kemudian, alat pel bergagang alumunium menyusul

lenyap. Terakhir, kaleng bekas biskuit yang aku manfaatkan sebagai ember

pencuci kain pel teras ikut hilang. Jadi, wajar kan bila aku berprasangka buruk

terhadap remaja itu?

Aku amati terus gerak-geriknya dari balik jendela. Tak berapa lama

kemudian, tangannya telah menggenggam sebilah sabit. Ia berjongkok lalu

menyabit rumput-rumput liar yang mulai meninggi di halaman rumahku. Halaman

rumahku memang sudah lama tidak disiangi rumputnya. Sebenarnya, kondisi

halaman rumahku sedang berantakan saat itu. Selain rumput-rumput liar yang

kian meninggi, terdapat juga sampah-sampah plastik yang dibuang orang secara

sembarangan ke dalam pekarangan rumahku. Tentang sampah plastik ini, aku

sungguh tak paham, mengapa ada orang yang seenaknya saja membuang

sampah ke dalam pekarangan rumahku. Apakah mereka pikir pekarangan

rumahku itu tempat sampah? Grrr!

1
Kembali ke soal remaja misterius tadi. Aku perhatikan remaja itu menyabit

rumput dengan saksama. Setelah semua rumput liar menjadi pendek, ia

melanjutkan kegiatannya dengan menyapu dedaunan belimbing kering yang

berserakan di halaman rumah. Pohon belimbing yang berada di depan pagar

rumahku itu tidak ada pemiliknya. Keberadaan pohon itu menjadi peneduh bagi

orang-orang yang lewat, tetapi daun-daun keringnya seringkali jatuh ke halaman

rumahku.

Setelah pekarangan rumahku bersih, remaja itu beristirahat di kursi yang

ada di teras rumah. Cukup lama ia duduk di sana, hingga akhirnya ia pulang

ketika awan mendung mencurahkan titik-titik air hujan.

Selepas kepergiannya, aku tetap tak mendapatkan jawaban atas tindakan

aneh remaja itu. Adakah orang yang menyuruhnya membersihkan pekarangan

rumahku? Kalau ada, siapakah orang itu?

Pada sore harinya, ketika suamiku pulang dari tempat kerjanya, dia

bertanya, “Kamu yang menyabit rumput di halaman?”

“Tidak,” kataku. Kemudian aku menceritakan kejadian siang itu. Ia

mendengarkan ceritaku baik-baik, lalu berkata ringan, “Oh, mungkin dia disuruh

oleh si A.”

A adalah tetanggaku yang menitipkan mobilnya untuk parkir di halaman

rumahku setiap hari. A tidak memiliki tempat parkir pribadi karena rumahnya

berada di gang sempit. Oleh suamiku, si A diizinkan memarkir mobilnya tanpa

dipungut biaya apa pun. Mungkin karena merasa tidak enak telah diberi parkir

gratis, A kadang-kadang memberikan suatu barang kepada kami sebagai rasa

terima kasih. Suatu kali ia memberikan donat bermerk dari Amerika. Di lain

waktu, ia menghadiahkan bolen pisang yang terkenal sebagai oleh-oleh.

Beberapa hari setelah kejadian itu, suamiku menanyakan tentang

pembersihan halaman kami kepada A. A membenarkan bahwa ia telah menyuruh

2
orang untuk membersihkan halaman kami. Rupanya kali ini A tidak memberikan

barang sebagai rasa terima kasih kepada kami, tetapi jasa membersihkan

halaman rumah. ***

BIODATA PENULIS

Nama : Novi Kurnia


Tempat Tanggal Lahir : Padang, 1 November 1980
Alamat: : Jln. Dago Timur No. 31, Coblong
Bandung 40135
Nomor HP/WA/LINE : 0818 303 745
Nomor Rekening : 0992 01 003352 50 6
BRI an. Novi Kurnia

Anda mungkin juga menyukai