PENDAHULUAN
Fisika adalah bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang pada
hukum, teori dan model yang biasa di sebut produk. Bidang ilmu fisika juga
merupakan serangkaian proses ilmiah untuk mendapatkan fakta, jadi yang paling
penting dalam fisika adalah proses dalam pembelajaran fisika itu sendiri (Awal,
2013).
belajar fisika terletak pada dua segi, yaitu aktif dalam bertindak (hands activity)
diharapkan tidak hanya untuk menguasai konsep tetapi juga menerapkan konsep
Menurut Walsh et.al (2007) dan Brad siswa masih sering menggunakan
pendekatan plug and chug dan memory based dalam menyelesaikan soal-soal
fisika. Padahal, salah satu tujuan pembelajaran fisika adalah menciptakan manusia
dan pemahaman mereka pada situasi sehari-hari. Ada beberapa faktor yang
1
tidak dapat menyelesaikan masalah meliputi tidak cukup praktikum di
pemecahan masalah disebabkan oleh pemahaman yang lemah tentang prinsip dan
aturan fisika, kekurangan dalam memahami soal, dan tidak cukup motivasi dari
siswa
salah satunya dengan pendekatan problem posing (pengajuan soal) adalah salah
hafalan yang cenderung mematikan daya nalar dan kreativitas berpikir anak
(Hudojo, 1998).
2
meningkatkan motivasi siswa dalam belajar fisika. Membiasakan siswa dalam
cara untuk mencapai penguasaan suatu konsep akan menjadi lebih baik. Hal ini
mencapai pemahaman yang lebih baik dapat dilakukan dengan cara mengulang-
Dari beberapa uraian di atas, penyebab utama dari kurang efektifnya strategi
atau model pembelajaran yang digunakan oleh guru. Berakibat siswa merasa
kurang nyaman dan kesulitan dalam proses pembelajaran fisika. Karena itu
Salah satu tipe model pembelajaran koperatif yang mudah diterapkan adalah
kegiatan pembelajaran setiap siswa mendapat tugas untuk menjadi problem solver
dan listener sehingga siswa terlibat aktif dalam proses pemecahan masalah (Aftina
Pembelajaran TAPPS dengan problem solver dan listener ini cocok untuk
diterapkan dalam pembelajaran fiska. Hal ini karena problem solving berbasis
aktifitas lebih menekankan pada keaktifan siswa dalam belajar dan membuat
siswa tertarik serta memotivasi siswa untuk belajar fisika. Siswa terlebih dahulu
3
mengadakan kegiatan-kegiatan di laboratorium yaitu proses mengamati, mencatat
telah dirancang oleh guru. Hal itu akan membuat belajar fisika menyenangkan
lebih berkesan, karena siswa telibat langsung dalam proses pembelajaran. Fisika
merupakan generalisasi dari gejala alam yang tidak perlu di hapal tetapi perlu di
seksama mengenai kesulitan para siswa dalam proses belajar mengajar fisika yang
FISIKA”
B. Rumusan Masalah
4
3. Apakah ada interaksi antara motivasi dan prestasi belajar saat
1. Tujuan penelitian
konvensional
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Sekolah
5
b. Bagi Guru
Sebagai wawasan dan informasi tentang penerapan model
c. Bagi Siswa
d. Bagi Peneliti
pembelajaran Fisika
D. Definisi Operasional
pengecekan
6
2. Motivasi belajar merupakan sesuatu keadaan yang terdapat pada diri
tes pada akhir pembelajaran. Ranah yang diukur dalam penelitian ini
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritis
1. Pembelajaran Sains
7
sebesar lebih dari 90 persen setelah dua hari dan perolehan pemahaman
pembelajaran itu dilakukan secara ilmiah. Oleh karena itu, pendekatan saintifik
keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Dalam pendekatan atau proses kerja
dalam relasi idea yang lebih luas. Metode ilmiah umumnya menempatkan
fenomena unik dengan kajian spesifik dan detail untuk kemudian merumuskan
bisa dipadankan sebagai sebuah proses ilmiah. Oleh sebab itulah, dalam
8
saintifik pada kegiatan pembelajaran. Ada sebuah keyakinan bahwa pendekatan
kognitif) peserta didik. Melalui pendekatan ini diharapkan peserta didik dapat
ilmiah inilah peserta didik akan menemukan makna pembelajaran yang dapat
tentang suatu hal. Jika praktik ini diterapkan di sekolah, maka akan membentuk
pembiasaan ilmiah yang berkelanjutan. Berikut ini bagan tentang pola berfikir
Jadi TAPPS dapat diartikan sebagai teknik berpikir yang diverbalkan secara
TAPPS memberikan tantangan kepada siswa untuk belajar dan berpikir sendiri.
9
masalah yang diberikan. Setiap siswa yang berada di dalam satu kelompok
mempuyai tugas masing masing, satu orang siswa menjadi problem solver dan
heterogen. Hal ini memungkinkan terjadi interaksi yang positif antar peserta didik
dan peserta didik cenderung dapat menyelesaikan soal pemecahan masalah bila
peran, di mana satu siswa menjadi pemecah masalah (problem solver) dan
pendengar (listener).
pemikiran
Mencoba untuk tetap menyelesaikan masalah meskipun masalah
10
Membantu problem solver agar dapat mengungkpan solusi dari masalah
yang ada
Memahami setiap langkah penyelesaian masalah yang diungkapkan
menyelesaikan masalah
c. Sintaks / Langkah-Langkah Model Pembelajaran TAPPS
11
Mengkomunikasikan Guru membimbing siswa dalam Problemsolver menyampaikan
hasil pemecahan mengomunikasikan mendorong hasil pemecahan masalahnya
masalah I siswa untuk mengumpulkan kepada listener
informasi yang sesuai, Listener mendengarkan dan
melaksanakan eksperimen atau memahami hasil pemecahan
mengerjakan soal, untuk masalah problemsolver
mendapatkan penjelasan dan Jika terjadi kekeliruan dalam
pemecahan masalah hasil pemecahan masalah,
maka listener bertugas untuk
memberitahukan kepada
problemsolver akan tetapi
tidak menunjukkan letak
kesalahan secara spesifik
Pemecahan masalah II Guru meminta siswa untuk siswa bertukar peran
bertukar peran menerima LKS II yang guru
Membagikan LKS II kepada bagikan
siswa Problemsolver membacakan
Guru membimbing siswa dalam LKS eksperimen atau soal dan
berdiskusi didengarkan oleh listener
Problemsolver dan listener
melakukan eksperimen atau
megerjakan soal dan
memecahkan masalah
Mengkomunikasikan Guru membimbing siswa dalam Problemsolver menyampaikan
hasil pemecahan mengomunikasikan mendorong hasil pemecahan masalahnya
masalah I siswa untuk mengumpulkan kepada listener
informasi yang sesuai, Listener mendengarkan dan
melaksanakan eksperimen atau memahami hasil pemecahan
mengerjakan soal, untuk masalah problemsolver
mendapatkan penjelasan dan Jika terjadi kekeliruan dalam
pemecahan masalah hasil pemecahan masalah,
maka listener bertugas untuk
memberitahukan kepada
problemsolver akan tetapi
tidak menunjukkan letak
kesalahan secara spesifik
Melakukan Pengecekan Guru membantu siswa untuk Siswa menarik kesimpulan
melakukan refleksi atau evaluasi dari pembelajaran yang telah
terhadap penyelidikan siswa dan dilakukan dan melakukan
proses-proses yang siswa refleksi terhadap proses yang
gunakan serta membantu siswa siswa gunakan dalam
menarik kesimpulan dari memecahkan masalah
pembelajaran tersebut tersebut.
12
Mengembangkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah
Membangun rasa percaya diri dalam memecahkan masalah
Meningkatkan pemahaman konsep
Membangun rasa puas ketika memecahkan masalah
Meningkatkan keahlian berkomunikasi
Meningkatkan keahlian mendengarkan aktif
e. Kekurangan Model Pembelajaran TAPPS
Guru harus mempersiapkan model ini dengan baik sebelum diterapkan
Banyak siswa tidak senang apabila disuruh bekerja sama dengan yang lain
Membutuhkan waktu yang lama
Guru dituntut untuk memilih materi pelajaran yang cocok untuk model
TAPPS
3. Motivasi Belajar
a. Pengertian motivasi
laku menuju suatu sasaran. Siswa yang belajar harus diberi motivasi untuk
b. Sifat Motivasi
13
Sifat motivasi ada dua yaitu:
Motivasi Intrinsik:
Mudjiono, 2006:91).
Motivasi Ekstrinsik
individu, baik yang disebabkan orang lain maupun keadaan alam dan
c. Aspek motivasi
14
Dari teori Maslow serta sifat dari motivasi maka aspek yang
Minat
Perhatian
Terlibat penuh
adanya minat maka siswa akan antusias dalam mempelajari ilmu yang
Senang
15
Menurut seorang penulis yang bernama Dave Meier,
dipelajari), nilai yang membahagiakan pada diri siswa. Itu semua adalah
2006:21).
Tekun
Tekun adalah perbuatan yang dilakukan secara terus menerus misalnya
16
berusaha dengan sekuat tenaga men-cari jawaban atas pertanyaan/tugas
yang diberikan oleh guru dan catatan pelajaran lengkap dan rapi.
Situasi kelas yang termotivasi dapat mempengaruhi proses belajar
maupun tingkah laku siswa. Siswa yang termotivasi untuk belajar akan
lebih besar.
4. Prestasi Belajar
yang terdiri dari dua hal yaitu “ prestasi dan belajar”. Keduanya mempunyai
hubungan yang erat sehingga sulit untuk dipisahkan, sebab dalam rangkaian
belajar akan terdapat prestasi belajar, kemampuan suatu prestasi akan menunjukan
nilai seberapa jauh yang diperoleh dalam kegiatan belajar. Faktor-faktor yang
17
tugas utama guru adalah mendorong, memberikan motivasi dan pengaruh
B. Kerangka Berpikir
mendukung proses pembelajaran siswa pada mata pelajaran fisika. Tahap pertama
adalah pengorganisasian kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini guru membagi siswa
kedalam kelompok yang terdiri dari dari 2 orang siswa, memberikan intruksi
siswa. Pada langkah ini, pemberian motivasi kepada siswa bisa dilakukan dengan
caran pemberian perhatian maksimal ke peserta didik dan penjelasan tujuan dalam
Tahap kedua adalah pemecahan masalah I. Aspek yang bisa diambil dalam
tahap kedua ini ialah siswa yang telah terbagi menjadi problem solver dan listener
mengerjakan tugasnya masing masing. Problem solver dan listener sendiri adalah
dengan caranya sendiri dan memberikan saran satu sama lain agar masalah
tersebut dapat terpecahkan. Dalam tahap ini juga membuat siswa siswa tertarik
18
masalah, merencanakan pemecahan masalah, dan mampu menerapkan pemecahan
tahap ini problem solver menyampaikan hasil pemecahan masalah kepada listener.
terjadi pada pemecehan masalah yang dilakukan oleh problem solver. Tahap ini
membuat siswa untuk memahami suatu soal dan permasalahan serta mengevaluasi
kesesuaian solusi atau pemecahan masalah yang nantinya akan membuat siswa
dapat mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru dan meningkatkan prestasi
Tahap keempat adalah pemecahan masalah II. Dalam tahap ini guru
hasil pemecahan masalah II. Pada tahap ini problem solver menyampaikan hasil
Tahap keenam adalah melakukan pengecekan guru. Dalam tahap ini, guru
siswa dan proses-proses yang siswa gunakan serta membantu siswa menarik
kesimpulan dari pembelajaran tersebut. Hal ini membuat siswa mendapat intisari
19
motivasi dan prestasi belajar siswa yang dapat dilihat dengan cara melakukan tes
Cek lagi kerangka berpikirnya! Setiap tahap meningkatkan motivasi yang mana? Sesuaikan
C. Perumusan Hipotesis
1. Ho : Tidak ada perbedaan motivasi belajar dengan penerapan model
pembelajaran konvensional
pembelajaran konvensional
20
pembelajaran Thingking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS)
(TAPPS)
BAB III
METODE PENELITIAN
21
design. Dalam rancangaan ini, kelompok eksperimen dan kelompok control diseleksi
tanpa prosedur penempatan acak (without random assignment). Pada dua kelompok
2. Rancangan Penelitian
Model Pembelajaran
TAPPS (X) Konvensional (Y)
Motivasi (A) XA YA
Prestasi (B) XB YB
Keterangan :
pembelajaran TAPPS
pembelajaran konvensional
Konvensional
22
Penelitian dilaksanakan di SMAN 6 Malang yang berlokasi di Kota Malang.
Adapun waktu pelaksanaan penelitian ini pada semester ganjil pada bulan
kesimpulan. Populasi yang akan diamati oleh peneliti adalah seluruh siswa kelas
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteritik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Sampel yang akan saya gunakan dalam penelitian ini dicari
dengan cara melihat nilai rata-rata siswa kelas XI dari 5 kelas yang berasal dari
SMAN 6 Malang, maka sampel yang saya ambil adalah seluruh siswa dari 2 kelas
D. Variabel Penelitian
Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulan. Dalam hal ini, peneliti menentukan
dua variable yaitu variable independen ( variable bebas ) dan variable dependen
23
2. Variabel dependen ( variabel terikat ) : motivasi belajar dan prestasi
belajar
E. Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan
a. Peneliti mengurus izin penelitian dari Universitas Kanjuruhan
Malang
b. Peneliti mensurvei tempat penelitian
c. Peneliti membuat Rancangan Pelaksaan Pembelajaran
d. Peneliti membuat instrument penelitian berdasarkan kisi kisi soal
eksperimen.
f. Peneliti menguji coba instrument penelitian
3. Tahap akhir
Peneliti akan melakukan analisa hasil tes awal ( pretest ) dan tes akhir
24
kesimpulan berdasarkan hasil uji statistic yang telah dilakukan
sebelumnya.
25
G. Teknik Pengumpulan Data
ataupun konsep. Dalam penelitian ini untuk memperoleh data dan informasi
1. Observasi
telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan
26
teruji validitas dan reabilitasnya. Observasi ini dilakukan untuk dapat
2. Tes Tertulis
Tes tertulis atau sering disebut paper and pencil test adalah tes
yang menuntut jawaban dari peserta didik dalam bentuk tertulis (Zainal
dalam materi yang diajarkan. Tes tulis ini dilakukan untuk dapat
H. Instrumen Penelitian
1. Instrumen Perlakuan
Instrumen perlakuan yang akan digunakan peneliti, yaitu
a. Silabus
kurikulum 2013 yang terdiri atas Kompetensi inti, kompetensi dasar, indicator
27
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan digunakan dalam
penelitian ini merupakan RPP kurikulum 2013 yang terdiri atas Kompetensi inti,
RPP yang dimaksud adalah RPP mata pelajaran Fisika XI semester ganjil yang
Jenis data dalam penelitian ini terdiri dari data kuantitatif diperlukan
pengumpulan data, dan teknik pengumpulan data dapat dilihat pada tabel
(Kurnianty, 2018)
Pengumpulan Pengumpulan
Data Data
motivasi
pelaksanaan
pembelajaran
post test
28
1. Motivasi Belajar
Instrumen motivasi ini dimaksudkan untuk melihat seberapa besar
Anggota
No Aspek Motivasi Diskriptor
kelompok
1 2
1 Minat 1.1 Siswa mau bertanya jika ada informasi tentang
maupun percobaan
1.3 Siswa mau melakukan peran yang diberikan
dan listener
1.4 Siswa melakukan diskusi secara berpasangan
29
2.2 Memperhatikan guru ketika menjelaskan tugas-
percobaan
3 Konsentrasi 3.1 Problemsolver melakukan pemecahan masalah
melakukan percobaan
4 Pemahaman atas 4.1 Ikut terlibat dalam memecahkan masalah atau
maupun listener.
4.2 Ikut terlibat menyelesaikan berbagai
kepada listener
4.4 Mengerjakan tugas yang diberikan guru
5 Tekun 5.1 Menyelesaikan LKS dengan sungguh-sungguh
yaitu berupa tes subjektif. Aspek Kognitif yang dinilai adalah C1, C2,
30
Tes tersebut diuji untuk menentukan sudah menentukan apakah
adalah :
dengan rumus:
ini.
total skor tes. Untuk tes yang sangat sukar (TK<0,25) distribusinya berbentuk
31
negatif skewed. Tingkat kesukaran butir soal memiliki 2 kegunaan, yaitu
kegunaan bagi guru dan kegunaan bagi pengujian dan pengajaran (Nitko,
atau mencurigai terhadap butir soal yang bias. Adapun kegunaannya bagi
pada kurikulum sekolah, (c) memberi masukan kepada siswa, (d) tanda-tanda
kemungkinan adanya butir soal yang bias, (e) merakit tes yang memiliki
Daya pembeda
berikut:
kelompok atas 50% dari seluruh siswa yang mendapat nilai tinggi
dan kelompok bawah 50% dari siswa yang mendapat nilai rendah
32
Daya beda= kuartil kelompok atas-kuatil kelompok bawah skor
maksimum soal
Validitas
rxy= N∑undOvrononXY-
∑undOvrononX∑undOvrononYon{}N∑undOvrononX2-
∑undOvrononX2{}N∑undOvrononY2- ∑undOvrononY2
33
rxy : angka indeks korelasi “R” product moment
N : banyaknya sampel
Uji reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan pengujian instrumen supaya tes dapat
sebagai berikut:
Keterangan:
n = banyaknya item
34
b. Antara 0.60 sampai dengan 0.80 = tinggi
sebagai berikut:
Pengamatan x1, x2,...... , xn dijadikan bilangan baku z1, z2,........, zn
SZi= banyaknyaZn≤Zin
Hitung selisih kemudian tentukan harga mutlaknya
Lo= ||Fz-Sz
Keterangan :
35
Lo = harga mutlak terbesar
tersebut
b. Uji Homogenitas
Selain uji normalitas, dilakukan pula uji homogenitas dalam analisis
Keterangan:
F = Homogenitas
S1 = Variansi terbesar
S2 = Variansi terkecil
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis yang digunakan apabila semua data telah terdistribusi normal
dan homogen dalam penelitian ini menggunakan statistic parametric. Uji ini
dilakukan pada kelas control dan kelas eksperimen. Uji yang dimaksud adalah uji
Fhitung= KRKRD
36
KR= JKdb dan KRD= JKDdb
Keterangan :
KR = kuadrat rerata
JK = jumlah kuadrat
Db = derajat bebas
a. Merumuskan hipotesis
1) Hipotesis Pertama
Ho : Tidak ada perbedaan motivasi belajar dengan penerapan model
pembelajaran konvensional
H1 : Ada perbedaan motivasi belajar dengan penerapan model
2) Hipotesis Kedua
Ho : Tidak Ada perbedaan prestasi belajar dengan penerapan model
pembelajaran konvensional
3) Hipotesis Ketiga
37
Ho : Tidak ada interaksi antara motivasi dan prestasi belajar saat
sebagai berikut :
1) Jika Fa (Hitung) ≥ Fa (tabel) (á=0,05) , maka ada
interaksi antar variabel, dan jika nilai Jika Fab (Hitung) ≥ Fba
variabel
c. Membuat kesimpulan
38