Anda di halaman 1dari 2

Trisha Ariani

00000020799

Resume Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014

Diterbitkannya UU no. 23 Tahun 2014 sebagai pengganti dari UU no. 32 Tahun 2004
membuka sebuah era baru dalam penyelenggaraan pemerintah daerah di Indonesia.
UU no. 32 Tahun 2004 memang dirasa sudah tidak relevan lagi dengan kehidupan
masyarakat pada saat ini untuk dapat menjalankan pemerintahan daerah dengan baik.
UU No. 23 Tahun 2014 sendiri mengatur tentang pengklasifikasian urusan antara
pemerintah pusat dan daerah, yaitu adanya urusan pemerintahan yang absolut dan
konkruen. Pemerintahan yang absolut sendiri dipegang oleh pemerintah pusat seperti
misalnya politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter dan fiskal
nasional dan agama. Sedangkan urusan pemerintahan yang konkuren adalah urusan
pemerintahan yang dipegang oleh pemerintah daerah yaitu kewenangan daerah atas
urusan pemerintahan wajib dan pilihan. Urusan wajib yakni kewajiban yang
ditetapkan oleh pemerintah, sedangkan urusan pilihan yakni hak untuk meningkatkan
potensi-potensi yang terdapat pada setiap daerah. Berbeda dengan sebelumnya yaitu
pada UU No. 32 Tahun 2004 dimana belum secara lengkap dijelaksan apa saja
kewenangan yang diperoleh pemerintah daerah.
Dalam UU ini juga dijelaskan bahwa gubernur memiliki peran sebagai wakil dari
pemerintahan pusat yang memegang dua peran, yaitu sebagai kepala daerah otonom
provinsi dan wakil pemerintah pusat di daerah. Sebagai kepala daerah provinsi,
gubernur memegang kewenangan memimpin penyelenggaraan pemerintahan daerah
provinsi sesuai dengan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan provinsi.
Sedangkan sebagai wakil pemerintah pusat di daerah, gubernur menjalankan peran
pemerintah pusat melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pemerintahan
daerah kabupaten atau kota. Dalam melaksanakan peran sebagai wakil pemerintah
pusat, hubungan gubernur dengan pemerintah daerah kabupaten/kota bersifat
hierarkis. Luas dan besarnya kewenangan yang dimiliki oleh gubernur pada saat ini
diharapkan dapat meminimalisir kekuasaan “Raja-raja kecil” yang dapat menerapkan
oligarki politik.
Selain itu dalam UU ini juga terjadi perubahan mengenai susunan pemerintahan
daerah. Susunan pemerintahan daerah menurut UU ini meliputi pemerintahan daerah
provinsi, pemerintahan daerah kebupaten, dan DPRD. Pemerintahan daerah terdiri
atas kepala daerah dan DPRD dibantu oleh perangkat daerah. Pemerintahan daerah
provinsi terdiri atas pemerintah daerah provinsi dan DPRD provinsi. Aadapun
pemerintah daerah kabupaten/kota terdiri atas pemerintah daerah kabupaten/kota dan
DPRD kabupaten/kota.
Selain perubahan-perubahan yang sebagaimana telah dijelaskan diatas, UU ini juga
masih mengatur mengenai kewenangan daerah provinsi di laut dan provinsi
kepulauan, penataan daerah, perda dan perkada, pembangunan daerah, keuangan
daerah, BUMD dan pelayanan publik, partisipasi masyarakat, perkotaan, kawasan
khusus dan perbatasan negara, kerjasama daerah dan perselisihan, desa, binwas
pemda, inovasi daerah, tindakan hukum ASN di daerah, informasi pemerintahan
daerah, dan dewan pertimbangan otonomi daerah.

Anda mungkin juga menyukai