Anda di halaman 1dari 8

Materi Yang Akan Diujikan

I. Pilihan Ganda (Pilih Jawaban Yang Paling Tepat)

1. Berikut ini adalah beberapa hak Wajib Pajak yang diatur dalam Undang-Undang KUP,
kecuali:
a. Mengajukan permohonan perpanjangan jangka waktu penyampaian SPT;
b. Mengajukan permohonan pengembalian kelebihan pajak;
c. Mendaftarkan diri pada kantor Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dan kepadanya
diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
d. Mengangsur atau menunda pembayaran pajak.
2. Fiskus (DJP) dalam mengemban amanah mengumpulkan penerimaan negara dari pajak
memiliki beberapa kewajiban, antara lain:
a. Menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT);
b. Memberi keputusan atas keberatan yang diajukan Wajib Pajak dalam jangka waktu
paling lama 12 (dua belas) bulan sejak tanggal surat keberatan diterima;
c. Melakukan pemeriksaan;
d. Mengurangi atau menghapus sanksi administrasi dalam hal sanksi tersebut dikenakan
karena kekhilafan WP atau bukan karena kesalahannya.

3. Manakah diantara pernyataan berikut ini yang benar:


a. Setiap Wajib Pajak wajib menyetor pajak;
b. Setiap Wajib Pajak wajib menyetor pajak yang terutang;
c. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan yang hanya meliputi pembayar pajak;
d. Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau
badan yang bersifat memaksa berdasarkan penetapan pemerintah;

4. UU Perpajakan di Indonesia menganut self assessment system, yaitu sistem pemungutan


yang memberikan keleluasaan penuh kepada Wajib Pajak untuk menghitung,
memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri kewajiban perpajakannya, maka....
a. Jumlah Pajak yang terutang menurut Surat Pemberitahuan (SPT) yang disampaikan
oleh Wajib Pajak adalah jumlah pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan;
b. Setiap Wajib Pajak wajib membayar pajak yang terutang berdasarkan surat ketetapan
pajak yang diterbitkan Fiskus (Direktorat Jenderal Pajak);
c. Direktur Jenderal Pajak tidak berwenang menetapkan jumlah pajak yang terutang;
d. SPT adalah sarana bagi Wajib Pajak untuk melaporkan penghitungan dan/atau
pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak, dan/atau harta dan
kewajiban sesuai keinginan Wajib Pajak.
5. SPT Tahunan Pajak Penghasilan (SPT Tahunan PPh) Wajib Pajak Tahun Pajak 2010
dengan status Kurang Bayar (SPT KB) disampaikan (diterima) di Kantor Pelayanan Pajak
(KPP) pada tanggal 30 April 2011. Terhadap kewajiban perpajakan tahun pajak 2010
tersebut, Direktur Jenderal Pajak berwenang untuk menetapkan pajak terutang dengan
menerbitkan Surat ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) paling lambat tanggal ……..
a. 29 April 2012;
b. 29 April 2015;
c. 31 Desember 2012;
d. 31 Desember 2015.

6. SPT Tahunan Pajak Penghasilan (SPT Tahunan PPh) Wajib Pajak Tahun Pajak 2011
dengan status Lebih Bayar (SPT LB) disampaikan (diterima) di Kantor Pelayanan Pajak
(KPP) pada tanggal 30 April 2012. Terhadap kewajiban perpajakan tahun pajak 2011
tersebut, Direktur Jenderal Pajak berkewajiban untuk menerbitkan Surat ketetapan Pajak
paling lambat tanggal ……..
a. 29 April 2013;
b. 29 April 2016;
c. 31 Desember 2013;
d. 31 Desember 2016

7. Berdasarkan hasil pemeriksaan atas SPT Tahunan PPh Tahun Pajak 2006 yang
disampaikan tepat waktu, diketahui bahwa:
 Penghasilan Kena Pajak adalah sebesar Rp100.000.000;
 Pajak Penghasilan (PPh) Terutang sebesar Rp30.000.000;
 Kredit Pajak sebesar Rp10.000.000.
Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut, Direktur Jenderal Pajak menerbitkan Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) pada bulan Juli 2010 untuk menagih jumlah PPh
Terutang yang kurang dibayar ditambah dengan sanksi administrasi:
a. Bunga Pasal 13 ayat (2) KUP sebesar Rp17.200.000;
b. Bunga Pasal 13 ayat (2) KUP sebesar Rp9.600.000;
c. Kenaikan Pasal 13 ayat (3) KUP sebesar Rp10.000.000;
d. Kenaikan Pasal 13 ayat (3) KUP sebesar Rp20.000.000.

8. Pada tanggal 14 Maret 2010 Wajib Pajak diterbitkan SKPKB PPN Masa Pajak Januari 2009
sebesar Rp130.000.000 (tanggal terbit sama dengan tanggal kirim SKP). Atas penetapan
Direktur Jenderal Pajak tersebut, Wajib Pajak pada saat Pembahasan Akhir Hasil
Pemeriksaan menyatakan setuju atas sebagian koreksi, yaitu sebesar Rp50.000.000 dan
mengajukan keberatan atas sebagian lainnya. Untuk menghindari penolakan formal
pengajuan keberatan, kapan paling lambat surat keberatan harus diajukan (dikirimkan
melalui pos atau disampaikan secara langsung ke KPP dimana Wajib Pajak terdaftar) dan
berapa jumlah pajak yang harus dilunasi sebelum pengajuan keberatan.
a. Surat Keberatan harus diajukan paling lambat tanggal 13 April 2010 dengan jumlah
pajak yang harus dilunasi paling sedikit sebesar Rp50.000.000;
b. Surat Keberatan harus diajukan paling lambat tanggal 13 Juni 2010 dan Wajib Pajak
tidak wajib melunasi jumlah pajak yang terutang karena SKPKB yang tidak disetujui
bukan merupakan utang pajak.
c. Surat Keberatan harus diajukan paling lambat tanggal 13 Juni 2010 dengan jumlah
pajak yang harus dilunasi paling sedikit sebesar Rp50.000.000;
d. Surat Keberatan dapat diajukan kapanpun karena merupakan hak Wajib Pajak
dengan jumlah pajak yang harus dilunasi sebesar Rp130.000.000.

9. Atas SKP yang diterbitkan tanggal 22 Mei 2010 (tanggal kirim 22 Mei 2010), Wajib Pajak
mengajukan keberatan pada tanggal 23 Agustus 2010. Berdasarkan hasil penelitian Fiskus,
pengajuan keberatan Wajib Pajak telah melewati jangka waktu 3 (tiga) bulan dan ditolak
karena tidak memenuhi persyaratan formal sebagaimana diatur dalam Pasal 25 ayat (3)
UU KUP. Langkah apa yang harus dilakukan Wajib Pajak menyikapi penolakan formal atas
keberatan yang diajukan Wajib Pajak:

a. Wajib Pajak mengajukan permohonan pengurangan atau pembatalan SKP Yang Tidak
Benar kepada Direktur Jenderal Pajak;
b. Wajib Pajak mengajukan keberatan untuk kedua kalinya kepada Direktur Jenderal
Pajak dalam jangka waktu 3 bulan sejak tanggal surat penolakan formal diterbitkan;
c. Wajib Pajak mengajukan banding ke Pengadilan Pajak atas SKP Yang Tidak Benar;
d. Wajib Pajak mengajukan gugatan ke Pengadilan Pajak atas SKP Yang Tidak Benar.

10. Upaya hukum apa yang dapat ditempuh Wajib Pajak yang pengajuan keberatannya ditolak:
a. Wajib Pajak mengajukan permohonan pengurangan atau pembatalan SKP Yang Tidak
Benar kepada Direktur Jenderal Pajak sesuai Pasal 36 ayat (1) huruf b UU KUP;
b. Wajib Pajak mengajukan permohonan banding kepada Badan Peradilan Pajak sesuai
Pasal 27 ayat (1) UU KUP;
c. Wajib Pajak mengajukan permohonan gugatan kepada Badan Peradilan Pajak sesuai
Pasal 23 UU KUP;
d. Wajib Pajak mengajukan permohonan keberatan yang kedua kepada Direktur
Jenderal Pajak;

11. Yang tidak dapat dijadikan alat bukti dalam proses Pengadilan Pajak adalah……
a. Keterangan Ahli;
b. Pengetahuan Hakim;
c. Keterangan Para Saksi;
d. Berita Acara Pemeriksaan.
12. PT Cahaya Indah melaporkan SPT Masa PPN Masa Pajak Juni 2012 yang menyatakan
Lebih Bayar (LB) dan dikompensasikan ke Masa Pajak Juli 2012. Setelah dilakukan
pemeriksaan untuk Masa Pajak Juni 2012 terdapat koreksi Pajak Masukan yang tidak
dapat dikreditkan, sehingga terdapat jumlah pajak yang tidak seharusnya dikompensasi ke
Masa Pajak berikutnya. Dalam kasus tersebut PT Cahaya Indah diterbitkan……
a. SKPKB ditambah sanksi bunga 2% sebulan atas kurang bayarnya;
b. SKPKB ditambah sanksi kenaikan 50% dari jumlah kurang bayar;
c. SKPKB ditambah sanksi kenaikan 100% dari jumlah kurang bayar;
d. STP untuk menagih Denda sebesar 2% dari kurang bayar.

13. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar yang pada saat jatuh tempo pelunasan tidak atau
kurang dibayar (merupakan utang pajak), maka atas jumlah pajak yang tidak atau kurang
dibayar itu dikenai sanksi administrasi berupa……
a. Bunga Pasal 19 ayat (1) sebesar 2% (dua persen) per bulan untuk seluruh masa, yang
dihitung dari tanggal jatuh tempo sampai dengan tanggal pelunasan atau tanggal
diterbitkannya Surat Tagihan Pajak;
b. Kenaikan sebesar 50% dari jumlah pajak yang kurang dibayar;
c. Kenaikan sebesar 100% dari jumlah yang kurang dibayar;
d. Denda sebesar 2% dari jumlah yang kurang dibayar.

14. Apabila SKPKB yang diterbitkan tidak dilunasi pada waktunya (melewati jatuh tempo
pembayaran), maka dalam rangka penagihan aktif selanjutnya dapat diterbitkan…..
a. Surat Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus;
b. Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan;
c. Pengumuman Lelang;
d. Surat Paksa setelah sebelumnya diterbitkan Surat Teguran.

15. Wajib Pajak pada tanggal 12 Juli 2011 mengajukan keberatan atas SKPKB PPN Masa
Pajak September 2009 Nomor xxxxx/207/09/xxx/12 tanggal 15 April 2012 sebesar
Rp2.850.000.000 (jumlah yang disetujui pada saat pembahasan akhir Rp800.000.000).
Dalam memenuhi ketentuan formal pengajuan keberatan sebagaimana diatur dalam Pasal
25 ayat (5) UU KUP, Wajib Pajak melunasi seluruh Pajak yang terutang berdasarkan
SKPKB PPN Masa Pajak September 2009. Kemudian, pada tanggal 09 Juli 2012 Direktur
Jenderal Pajak menerbitkan Keputusan Keberatan yang memutuskan menerima
seluruhnya keberatan Wajib Pajak, sehingga menimbulkan kelebihan pembayaran pajak.
Wajib Pajak berdasarkan Pasal 27A UU KUP mengajukan permohonan imbalan bunga
sehubungan dengan dikabulkannya keberatan yang menyebabkan kelebihan pembayaran
pajak. Atas permohonan imbalan bunga ini, maka…………………..
a. Kepala KPP harus menerima seluruhnya permohonan imbalan bunga Wajib Pajak;
b. Kepala KPP harus menolak permohonan imbalan bunga Wajib Pajak;
c. Kepala KPP harus menerima sebagian permohonan Imbalan Bunga Wajib Pajak, yaitu
atas jumlah pajak yang disetujui pada saat pembahasan akhir pemeriksaan dan sudah
dibayar oleh Wajib Pajak (Rp800.000.000).
d. Kepala KPP harus menerima sebagian permohonan Imbalan Bunga Wajib Pajak, yaitu
atas jumlah pajak yang tidak disetujui pada saat pembahasan akhir pemeriksaan
(Rp2.050.000.000) dan sudah dibayar oleh Wajib Pajak.

II. Studi Kasus

1. PT Laris Manis merupakan perusahaan yang bergerak dibidang retail dan didirikan pada
tanggal 08 Januari 2013. Tempat kedudukan perusahaan adalah di Gedung Pencakar
Langit Lt. 26 Jl. H. R. Rasuna Said Kav. X-16 (wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
Jakarta Setiabudi). PT Laris Manis mempunyai 3 gerai toko “LMart” yang berlokasi di:
 Jl. Suryopranoto No.18 (wilayah kerja KPP Jakarta Gambir);
 Jl. Mas Mansyur (wilayah kerja KPP Jakarta Tanah Abang);
 Jl. Sisingamangaraja (wilayah kerja KPP Kebayoran Baru).

Di tempat kedudukannya, PT Laris Manis tidak membuka gerai toko “LMart”.

Pertanyaan:

a) Dimana PT Laris Manis harus mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak dan
mendapatkan NPWP ?
b) Dimana PT Laris Manis harus melaporkan kegiatan usahanya untuk dikukuhkan
sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP) ?

Pada tanggal 16 Juni 2013, PT Laris Manis pindah tempat kedudukan di Gedung
Ramashinta Jl.Raya Ragunan No. 155 (wilayah kerja KPP Jakarta Pasar Minggu).

Pertanyaan:
c) Kewajiban perpajakan apa saja yang harus dilakukan oleh PT Laris Manis?
d) Terkait pindah tempat kedudukan usaha, persyaratan apa saja yang harus
dipenuhi? jelaskan prosedur pindah KPP yang harus dilakukan!
2. PT Utamakan Selamat dalam tahun 2010 mempunyai laba neto sebesar Rp100.000.000
dengan Pajak Terutang sebesar Rp12.500.000. Jumlah pajak yang telah dibayar sendiri
dan dipotong/dipungut pihak lain (kredit pajak) selama tahun 2010 sebesar Rp7.500.000.
PT Utamakan Selamat membayar kekurangan pajaknya (PPh Pasal 29) dan
menyampaikan SPT Tahunan PPh Tahun Pajak 2010 pada tanggal 30 Juni 2011.
Pertanyaan:
a) Berapa besarnya PPh Pasal 29 yang harus disetor pada tanggal 30 Juni (sebelum SPT
disampaikan)?
b) Sanksi administrasi apa yang akan dikenakan oleh KPP?
c) Hitunglah sanksi administrasi yang akan diterbitkan oleh KPP sehubungan dengan
kewajiban pelaporan SPT Tahunan PPh Tahun Pajak 2010?
3. PT Harapan Baru adalah PKP, melaporkan SPT Masa PPN Masa Pajak September 2012
pada tanggal 25 Oktober 2012 dengan perincian sebagai berikut:
 Pajak Keluaran (PK) Rp 120.000.000
 Pajak Masukan (PM) Rp 80.000.000
 PPN Kurang Bayar sebesar Rp 40.000.000
(kekurangan disetor tanggal 20 Oktober 2012, sebelum SPT disampaikan)
Berdasarkan hasil pemeriksaan,ternyata Pajak Keluaran seharusnya sebesar
Rp140.000.000. Dengan demikian terdapat Pajak Keluaran sebesar Rp20.000.000 atau
Dasar Pengenaan Pajak (DPP) PPN sebesar 200.000.000 (PPN = 10% X DPP) yang tidak
diterbitkan Faktur Pajak dan tidak dilaporkan dalam SPT Masa PPN Masa Pajak
September 2012. Sehubungan dengan hasil pemeriksaan tersebut, KPP menerbitkan
SKPKB dan STP pada tanggal 15 Januari 2013 untuk menagih jumlah pajak yang kurang
disetor dan sanksi administrasi yang dikenakan kepada PKP.
Pertanyaan:
a) Hitunglah Jumlah yang masih harus dibayar dalam SKPKB PPN Masa Pajak
September 2012;
b) Hitunglah Jumlah sanksi administrasi yang ditagih dengan STP (sebutkan jenis sanksi
administrasi dimaksud.

a) Perincian Penghitungan dalam STP PPN Masa Pajak September 2012 yang
diterbitkan tanggal 15 Januari 2013:
 Koreksi Pajak Keluaran (PK) Rp 20.000.000
 Koreksi DPP PPN (PK dibagi 10%) Rp 200.000.000
 Sanksi administrasi Denda Pasal 14 ayat(4) UU KUP Rp 4.000.000
= 2% X Rp200.000.000 (DPP PPN kurang Lapor)
= Rp 4.000.000 (tidak membuat Faktur Pajak: Denda 2% X DPP)
4. Berdasarkan hasil pemeriksaan PPN Masa Pajak Agustus 2012, Wajib Pajak diterbitkan
SKPKB PPN karena terdapat PPN yang belum dipungut ditambah sanksi administrasi
berupa Bunga Pasal 13 ayat (2) UU KUP. Disamping itu terhadap Wajib Pajak juga
diterbitkan STP untuk menagih Denda Pasal 14 ayat (4) UU KUP, karena terdapat
penyerahan yang tidak diterbitkan Faktur Pajak dan tidak dilaporkan dalam SPT Masa
PPN.
Pertanyaan:
a) Jelaskan bagaimana kekuatan hukum STP jika dibandingkan dengan SKP?
b) Coba jelaskan upaya hukum apa yang dapat ditempuh Wajib Pajak dalam hal terdapat
ketidaksetujuannya terhadap penerbitan SKPKB dan STP hasil pemeriksaan di atas.
Sebutkan dasar hukumnya;
c) Masih terkait soal nomor 4 di atas, coba jelaskan upaya hukum apa yang dapat
ditempuh Wajib Pajak terhadap SKPKB dan STP dalam hal Wajib Pajak setuju atas
seluruh koreksi DPP PPN yang menimbulkan jumlah pajak terutang, namun Wajib
Pajak tidak mempunyai kecukupan dana dan mengharapkan DJP dapat
mengurangkan atau menghapuskan sanksi administrasi yang terutang, baik dalam
SKPKB maupun STP.

5. PT Abadi Jaya telah menyampaikan SPT Tahunan PPh Badan Tahun Pajak 2009 pada
tanggal 27 Maret 2010, yang menyatakan Lebih Bayar (SPT LB) sebesar Rp100.000.000.
Setelah dilakukan pemeriksaan, ternyata sampai dengan batas waktu 12 bulan (26 Maret
2011) KPP belum menerbitkan SKP. Atas keterlambatan penerbitan SKP tersebut,
permohonan Wajib Pajak dianggap dikabulkan dan SKPLB sebesar Rp100.000.000 (sama
dengan SPT LB Wajib Pajak) diterbitkan tanggal 2 Mei 2011, yang seharusnya paling
lambat tanggal 25 April 2011. Kemudian SPMKP (Surat Perintah Membayar Kelebihan
Pajak) baru diterbitkan oleh KPP pada tanggal 10 Juni 2011 (seharusnya paling lambat
tanggal 1 Juni 2011.
Selain keterangan di atas, PT Abadi Jaya diketahui memiliki Utang Pajak yang tidak
diajukan keberatan, sebagai berikut:
 STP PPN Masa Pajak Maret s.d. April 2010 Rp 5.000.000
 SKPKB PPh Pasal 21 Tahun 2009 Rp 25.000.000
 SPPT PBB Tahun 2010 Rp 6.500.000

Pertanyaan:
a) Berapa pokok pajak yang akan dikembalikan kepada PT Abadi Jaya;
b) Berapa jumlah imbalan bunga yang seharusnya diterima PT Abadi Jaya.
6. PT Wang Min Im diterbitkan SKPKB PPh Badan Tahun Pajak 2012 pada tanggal 15 Juni
2014 dengan Jumlah yang masih harus dibayar sebesar Rp 450.000.000. Karena kondisi
keuangan perusahaan yang tidak memungkinkan, Direksi sedang menimbang untuk
melakukan pilihan kebijakan apakah mengangsur atau menunda pembayaran pajak
tersebut.
Direksi meminta anda sebagai tax manager untuk membuat perhitungan jumlah dan saat
pembayaran pokok pajak dan sanksi administrasi yang akan ditanggung perusahaan
apabila:
a. Perusahaan akan mengangsur pembayaran seluruh jumlah yang terutang dalam
SKPKB tersebut selama maksimal 12 bulan;
b. Sebagai alternatif pembayaran, bagaimana dalam hal perusahaan bermaksud
menunda pembayaran jumlah yang terutang dalam SKPKB tersebut dan akan dibayar
pada tanggal 15 Mei 2015.

Anda mungkin juga menyukai