BFKL

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN

BAKTI FARMASI KULIAH LAPANGAN

(BFKL) TAWANGMANGU

Disusun Oleh :

Eliyana Widiastuti

201651266

Program Studi Farmasi

Fakultas Sains dan Teknologi

Institut Sains dan Teknologi Al-Kamal

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. karena atas petunjuk, rahmat dan
hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan Pelaksanaan Bakti Farmasi
Kuliah Lapangan (BFKL) yang dilaksanakan di Tawangmangu Kabupaten
Karanganyar pada 24 Maret 2019 – 27 Maret 2019 dengan baik dan sesuai dengan
waktu yang ditentukan.

Laporan ini dibuat sebagai pertanggungjawaban atas kegiatan BFKL yang


telah dilaksanakan. Dalam laporan ini penulis menguraikan mengenai profil tempat
menjalankan BFKL, kegiatan yang dilakukan selama melakukan BFKL dan
evaluasi mengenai kegiatan BFKL yang telah dilaksanakan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai


pihak yang telah membantu praktikan dalam penulisan laporan ini, yaitu:

1. Allah SWT atas segala petunjuk, rahmat dan hidayah-Nya;


2. Kedua Orang Tua yang selalu memberikan dukungan dan semangat;
3. Bapak dan Ibu Dosen Institut Sains dan Teknologi Al-Kamal;
4. Seluruh panitia BFKL yang telah membuat acara berjalan dengan baik;
5. Teman-teman seperjuangan yang selalu memberikan semangat;
6. Dan semua pihak yang telah memberikan dorongan baik moril maupun
materi.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan oleh penulis
demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata penulis memohon maaf yang
sebesar-besarnya apabila dalam pembuatan laporan ini banyak terjadi
kesalahan. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat untuk pembaca.

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bakti Farmasi Kuliah Lapangan (BFKL) adalah suatu bentuk pengabdian
mahasiswa terhadap masyarakat dan merupakan salah satu syarat untuk
mengikuti Seminar Proposal di Institut Sains dan Teknologi Al-Kamal.
Dengan diadakannya BFKL, diharapkan seorang mahasiswa semakin
matang dengan disiplin keilmuannya. BFKL juga berupaya mewujudkan
pendidikan yang lebih efektif yaitu pendidikan yang langsung dialami oleh
mahasiswa. Jadi, tidak hanya sekadar materi tetapi yang lebih penting
adalah aplikasi dari teori-teori yang telah diperoleh di bangku kuliah yang
harus diterapkan dalam lingkungan masyarakat karena terkadang teori-teori
yang telah didapat di bangku kuliah tidak sama dengan kenyataan yang ada
di lingkungan masyarakat.
Melalui kegiatan BFKL, mahasiswa diharapkan mampu untuk
mengenal lingkungan masyarakat secara langsung dengan segala
permasalahan yang terjadi. Dengan ditemukannya permasalahan,
mahasiswa akan berpikir dan berusaha untuk mencari solusi atas
permasalahan tersebut. Melalui kegiatan ini pula, diharapkan dapat menjadi
jembatan bagi mahasiswa menuju ke dunia kerja yang cakupannya lebih
luas daripada dunia perkuliahan dan untuk meciptakan judul-judul untuk
penelitian. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka
kegiatan BFKL dianggap penting dan harus diselenggarakan.

B. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Bakti Farmasi Kuliah Lapangan


Tempat : Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah
Waktu : 24 Maret 2019 - 27 Maret 2019

C. Tujuan Bakti Farmasi Kuliah Lapangan


1. Mahasiswa memperoleh pengalaman belajar melalui keterlibatan dalam
masyakarat yang secara langsung menemukan, merumuskan, memecahkan
dan menanggulangi permasalahan yang berada di lapangan.
2. Mahasiswa dapat memberikan pemikiran berdasarkan ilmu, teknologi dan
seni dalam upaya menumbuhkan, mempercepat gerak, serta mempersiapkan
kader pembangunan di masa depan.
3. Mahasiswa mendapatkan bahan untuk penelitiannya kelak.
4. Agar perguruan tinggi dapat mencetak sarjana pengisi teknologi struktur
dalam masyarakat yang lebih menghayati kondisi gerak dan permasalahan
yang kompleks yang dihadapi masyarakat dalam melaksanakan
pembangunan. Dengan demikian, output yang dihasilkan oleh perguruan
tinggi secara relatif menjadi siap pakai dan terlatih dalam menanggulangi
permasalahan pembangunan.
5. Meningkatkan hubungan antara perguruan tinggi dengan pemerintah
daerah, instasi terkait dan masyarakat sehingga perguruan tinggi dapat lebih
berperan dan menyesuaikan pendidikan serta penelitiannya dengan tuntutan
realistis dari masyarakat yang sedang membangun.

D. Manfaat Bakti Farmasi Kuliah Lapangan


Manfaat bagi mahasiswa :
1. Menambah pemahaman tentang cara berpikir dan bekerja secara praktis
dalam menanggulangi berbagai permasalahan di masyarakat
2. Menambah pemahaman dan penghayatan tentang kegunaan agama,
ilmu, seni dan budaya bagi pembangunan.
3. Mahasiswa dapat memahami dan menghayati kesulitan yang dihadapi
masyarakat dalam melaksanakan pembangunan.
4. Mendewasakan cara berpikir dan daya nalar mahasiswa dalam
melakukan penelaahan, perumusan, dan pemecahan masalah.
5. Membina mahasiswa menjadi inovator, motivator, dinamisator,
problem solver dan religions counselor.
6. Membentuk sikap, rasa cinta, serta rasa tanggung jawab mahasiswa
terhadap kemajuan masyarakat.
7. Menumbuhkan sifat profesionalisme dalam diri mahasiswa.
8. Memberikan ide-ide sebagai bahan penelitian.

Manfaat bagi Institut Sains dan Teknologi Al-Kamal :

1. Memperoleh umpan balik sebagai hasil integrasi mahasiswa dengan


masyarakat sehingga kurikulum dapat disesuaikan dengan kebutuhan
pembangunan.
2. Para dosen atau pengajar akan memperoleh berbagai pengalaman yang
berharga dan menemukan berbagai masalah untuk pengembangan
kegiatan penelitian.
3. Mempererat kerja sama antara lembaga dengan instansi lain dalam
pelaksanaan pembangunan.
BAB II
PROFIL BALAI BESAR PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN TANAMAN OBAT DAN OBAT
TRADISIONAL (B2P2TOOT)

A. Sejarah B2P2TOOT
B2P2TOOT bermula dari Kebun Koleksi Tanaman Obat, dirintis oleh
R.M Santoso Soerjokoesoemo sejak awal tahun kemerdekaan,
menggambarkan semangat dari seorang anak bangsa Nusantara yang
tekun dan sangat mencintai budaya pengobatan nenek moyang. Beliau
mewariskan semangat dan kebun tersebut pada negara. Mulai April
1948, secara resmi Kebun Koleksi TO tersebut dikelola oleh pemerintah
di bawah Lembaga Eijkman dan diberi nama “Hortus Medicus
Tawangmangu”.

Keniscayaan, evolusi sebagai suatu organisasi terjadi karena


Kepmenkes No. 149 tahun 1978 pada tanggal 28 April 1978, yang
mentransformasi kebun koleksi menjadi Balai Penelitian Tanaman Obat
(BPTO) sebagai Unit Pelaksana Teknis di Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan. Transformasi I ini
sebagai lembaga Iptek memberikan nuansa dan semangat baru dalam
mengelola tanaman obat (TO) dan potensi-potensi TO sebagai bahan
Jamu untuk pencegahan, pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
rakyat.

Evolusi organisasi berlanjut pada tahun 2006, dengan


Permenkes No. 491 tahun 2006 tanggal 17 Juli 2006, BPTO
bertransformasi menjadi Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT). Transformasi II ini
memberikan amanah untuk melestarikan, membudayakan, dan
mengembangkan TOOT dalam mendukung pencapaian derajat
kesehatan masyarakat yang optimal.

Era persaingan, globalisasi dan keterbukaan, mendorong


manusia dan negara menggali, memanfaatkan, mengembangkan budaya
kesehatan dan sumber daya lokal untuk pembangunan kesehatan. Ini
berdampak pada transformasi III B2P2TOOT, dengan Permenkes No.
003 tahun 2010 pada tanggal 4 Januari 2010 Tentang Saintifikasi JAMU
dalam Penelitian Berbasis Pelayanan Kesehatan. Sejak tahun 2010,
B2P2TOOT memprioritaskan pada Saintifikasi Jamu, dari hulu ke hilir,
mulai dari riset etnofarmakologi tumbuhan obat dan Jamu, pelestarian,
budidaya, pascapanen, riset praklinik, riset klinik, teknologi,
manajemen bahan Jamu, pelatihan iptek, pelayanan iptek, dan
diseminasi sampai dengan peningkatan kemandirian masyarakat.

B. Visi dan Misi B2P2TOOT


Visi :
“Menjadi institusi rujukan penelitian dan pengembangan tanaman obat
dan obat tradisional”

Misi :
 Meningkatkan mutu litbang
 Mengembangkan hasil litbang
 Meningkatkan pemanfaatan hasil litbang

C. Fasilitas di B2P2TOOT
1. Kebun Tanaman Obat
2. Rumah Riset Jamu Hortus Medicus
3. Museum Jamu Hortus Medicus
4. Perpustakaan
5. Sinema Fitomedika
6. Gedung Diklat Iptek Tanaman Obat dan Jamu
7. Rumah Kaca Adaptasi dan Pelestarian Tanaman Obat
8. Laboratorium yang terdiri dari :
 Sistematika Tumbuhan
 Benih dan Pembibitan
 Galenika
 Fitokimia
 Instrumen
 Formulasi
 Mikrobiologi
 Kultur Jaringan Tanaman
 Biomolekuler
 Klinik Saintifikasi Jamu
 Pasca Panen
 Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman
 Hewan Coba
 Sediaan Bahan Jamu

D. Alamat B2P2TOOT
Jl. Raya Lawu No.11, Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Provinsi
Jawa Tengah, Indonesia 57792
BAB III
HASIL SEMINAR DAN KUNJUNGAN ETALASE
TANAMAN OBAT

A. Pemanfaatan Tanaman Obat Dalam Pengembangan UJG UJR oleh


Bapak Saryanto, S.Farm., Apt.
Dalam seminar yang dipaparkan oleh Pak Saryanto ini membahas
tentang pemanfaatan tanaman obat berupa jamu gendong yang hadir
ditengah masyarakat sejak dulu. Juga membahas tentang bagaimana
proses pembuatan jamu gendong terdahulu yang dilakukan para penjual
jamu gendong serta cara memilih bahan baku yang segar dan bermutu
untuk pembuatan jamu.
Pak Saryanto juga menjelaskan bagaimana ciri-ciri bahan baku yang
segar dan berkualitas serta bahan baku yang tidak layak dipergunakan
dalam pembuatan jamu.
Dalam pemaparannya tersebut juga diberikan beberapa contoh
formulasi jamu, salah satu diantaranya adalah Formulasi Ramuan Anti
Hiperkolesterol dengan resep sebagai berikut :
R/ Daun Jati Blanda 5g
Daun Kemuning 3g
Akar Kelembak 5g
Daun Meniran 3g
Rimpang Temulawak 3 g
Rimpang Kunyit 3g

B. Uji Praklinik Untuk Khasiat dan Keamanan Jamu oleh Ibu Nuning
Rahmawati, M.Sc., Apt.
Pada saat seminar, Ibu Nuning selaku pembicara memaparkan tentang
Uji Praklinik yang terdiri dari Uji Aktivitas dan Uji Toksisitas.
Uji praklinik yang menggunakan hewan coba menganut prinsip dasar
etik penelitian, yaitu :
 3 Pilar Prinsip Etik Penelitian : Respect for Animals, Benefince,
dan Justice
 Prinsip 3 R : Reduction, Replacement, dan Refinement
 Prinsip 5 Freedoms (5 F) : From hunger and thirsty; From pain,
injury and disease; From discomfort; From fear and distress; dan
Express natural behavior.

C. Penyiapan Bahan Baku Jamu yang Berkualitas oleh Ibu Rahma


Widyastuti, M.Sc.
Pada materi kali ini, dipaparkan oleh Ibu Rahma yang menjelaskan
tentang Penyiapan Bahan Baku Jamu. Ibu Rahma menjelaskan bahwa
penyiapan bahan baku dimulai dari penyiapan lahan dan benih harus
berkualitas, ditanam pada musim yang benar, dipelihara dan dipupuk
dengan baik, dipanen dengan cara yang tepat serta pengolahan pasca
panen yang meliputi :
 sortasi basah
 pencucian
 penirisan
 pengubahan bentuk
 pengeringan
 sortasi kering
 pengemasan dan
 penyimpanan.
Juga dalam penyimpanannya harus memperhatikan faktor-faktor
penyebab kerusakan simplisia yang terdiri dari :
 cahaya
 reaksi kimia
 oksidasi
 dehidrasi
 absorbsi air
 kontaminasi
 serangga
 kapang/jamur

D. Kunjungan Etalase Tanaman Obat


Pada saat kunjungan ke etalase tanaman obat, dibagi menjadi beberapa
kelompok dengan didampingi seorang pemandu. Tidak hanya
berkeliling ke etalase tanaman obat, namun juga melihat laboratorium
dan beberapa proses yang dilakukan di B2P2TOOT seperti sortasi
basah.
Saat kunjungan etalase tanaman obat, mahasiswa dijelaskan tanaman
apa saja yang tertanam disana dan beberapa fungsinya. Selain terawat
dengan baik, etalase ini juga dilengkapi dengan nama-nama tumbuhan
yang terletak didekat tanamannya, jadi memudahkan mahasiswa dalam
mengenali beberapa tanaman yang mungkin baru dijumpai di
B2P2TOOT ini.

E. Seminar Kewirausahaan “Tingkatkan Kreativitas, Raih Prestasi


Menuju Bisnis Mandiri Dalam Pemanfaatan Tanaman Obat”
Dalam seminar kewirausahaan ini dipaparkan oleh seorang
wirausahawati muda yang sangat menginspirasi tentang usahanya
dibidang tanaman obat. Agradaya adalah bisnis yang dijalankan oleh Ibu
Asri Saraswati.
Bagaimana tidak, beliau bercerita bagaimana awal menjalankan
usahanya yang tidak mudah tersebut. Beliau mencoba bagaimana cara
agar usahanya ini dilirik oleh masyarakat bahkan hingga ke
mancanegara.
Dengan kegigihan dan usahanya, bisnis yang beliau jalankan menemui
jalan untuk menuju kesuksesan yang tidak hanya menguntungkan beliau
saja. Melainkan menguntungkan para petani di salah satu daerah di
Kulon Progo, Yogyakarta. Dengan para petani menggabungkan diri
mereka bersama Ibu Asri, para petani tersebut mendpatkan harga jual
yang lebih tinggi dari hasil panen mereka. Hal tersebut sangat
menguntungkan bagi para petani.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
B2P2TOOT adalah balai yang memperkenalkan tentang tanaman obat
dan prosesnya kepada mahasiswa. BFKL ke B2P2TOOT bertujuan
meningkatkan minat mahasiswa kepada bidang tanaman obat untuk
menjaga kelestariannya dan cara mengurangi obat dengan bahan kimia.
Dengan adanya seminar yang diadakan di B2P2TOOT dan adanya
kunjungan etalase tanaman obat mahasiswa jadi semakin paham dan
diharapkan semakin meminati bidang tanaman obat. Juga membantu
mahasiswa menemukan bahan untuk penelitian.
Dan dengan digabungkannya dengan seminar kewirausahaan dalam
bidang yang sama akan semakin menginspirasi mahasiswa untuk terjun
langsung ke bidang tanaman obat.

B. Kesan Selama BFKL


BFKL ini memberikan banyak wawasan dan pengalaman baru yang
mungkin selama ini tidak didapatkan saat perkuliahan. Dengan adaya
acara ini, mahasiswa jadi semakin mengerti antara teori dengan
kenyataan di lapangan langsung yang sering kali berbanding terbalik.

C. Kritik dan Saran


BFKL kali ini berjalan dengan baik. Semua rencana seminar dan
kunjungan terlaksana sesuai jadwal. Fasilitas yang didapatkan pun
sesuai dengan nominal yang dikeluarkan oleh mahasiswa.
Namun alangkah lebih baik jika jeda dari acara satu ke acara yang lain
lebih lama agar mahasiswa lebih fokus untuk acara selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Secuil kenangan dari BFKL

Anda mungkin juga menyukai