Anda di halaman 1dari 15

KEBERAGAMAN KEBUDAYAAN

Disusun untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar
Hj. Nina Budiwati S.P., M.Si

Oleh
Kelompok 7 Fisika
1. Rahmalinda Izany 1711014220018
2. Ria Agustiana Putri 1711014220019
3. Silma Dewi Utami 1711014220020
4. Ria Indrawati 1811014120005
5. Nurul Huda 1811014220013

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
BANJARBARU
2019
KATA PENGANTAR

Penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah , inayah-Nya, kepada penulis sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah tentang keberagaman kebudayaan ini.

Makalah ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapat bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat mupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat meberi manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................

DAFTAR ISI ...........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................

1.1 Latar Belakang ..........................................................................................

1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................

1.3 Tujuan........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................

2.1 Pengertian Kebudayaan Indonesia ............................................................

2.2 Keberagaman Kebudayaan Di Indonesia ..................................................

2.3 Faktor- faktor yang mempengaruhi Keberagaman Kebudayaan Indonesia

BAB III PENUTUP ................................................................................................

3.1 Kesimpulan ...............................................................................................

3.2 Saran ..........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keragaman budaya adalah suatu wilayah atau negara yang memiliki
budaya lebih dari satu, hal tersebut disebabkan karena adanya perbedaan suku
atau ras. Keragaman budaya di Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat
dipungkiri keberadaannya. Contohnya adalah Indonesia. Masyarakat
Indonesia terdiri dari berbagai kebudayaan daerah bersifat kewilayahan yang
merupakan pertemuan dari berbagai kebudayaan kelompok sukubangsa yang
ada didaerah tersebut. Dengan jumlah penduduk yang melimpah dimana
mereka tinggal tersebar dipulau- pulau di Indonesia. Mereka juga mendiami
dalam wilayah dengan kondisi geografis yang bervariasi. Mulai dari
pegunungan, tepian hutan, pesisir, dataran rendah, pedesaan, hingga
perkotaan. Hal ini juga berkaitan dengan tingkat peradaban kelompok-
kelompok sukubangsa dan masyarakat di Indonesia yang berbeda. Pertemuan-
pertemuan dengan kebudayaan luar juga mempengaruhi proses asimilasi
kebudayaan yang ada di Indonesia sehingga menambah ragamnya jenis
kebudayaan yang ada di Indonesia. Kemudian juga berkembang dan
meluasnya agama-agama besar di Indonesia turut mendukung perkembangan
kebudayaan Indonesia sehingga memcerminkan kebudayaan agama tertentu.
Bisa dikatakan bahwa Indonesia adalah salah satu negara dengan tingkat
keaneragaman budaya atau tingkat heterogenitasnya yang tinggi. Tidak saja
keanekaragaman budaya kelompok sukubangsa namun juga keanekaragaman
budaya dalam konteks peradaban, tradsional hingga ke modern, dan
kewilayahan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan kebudayaan Indonesia
2. Bagaimana keberagaman budaya di Indonesia
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi keberagaman
kebudayaan Indonesia

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan kebudayaan Indonesia
2. Untuk mengetahui seperti apa keberagaman kebudayaan di
Indonesia
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberagaman
kebudayaan Indonesia
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kebudayaan Indonesia

2.1.1 Pengertian Kebudayaan


Budaya Indonesia adalah seluruh kebudayaan nasional, kebudayaan lokal,
maupun kebudayaan asal asing yang telah ada di Indonesia sebelum
Indonesia merdeka pada tahun 1945. Istilah kebudayaan merupakan tejemahan
dari istilah culture dari bahasa Inggris. Kata culture berasa dari bahasa latin colore
yang berarti mengolah, mengerjakan, menunjuk pada pengolahan tanah,
perawatan dan pengembangan tanaman dan ternak. Upaya untuk mengola dan
mengembangkan tanaman dan tanah inilah yang selanjutnya dipahami sebagai
culture.
Sementara itu, kata kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta, buddhayah
yang merupakan bentuk jamak dari kata buddhi. Kata buddhi berarti budi dan
akal. Kamu besar Bahasa Indonesia mengartikan kebudayaan sebagai hasil
kegiatan dan penciptaan batin (akal budaya) manusia seperti kepercayaan,
kesenian, dan adat – istiadat. E.B. Taylor mendefinisikan kebudayaan sebagai hal
yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adapt-
istiadat, kebiasaan serta kemampuan-kemampuan lain yang diperoleh manusia
sebagai anggota masyarakat. Menurut Koentjaningrat (1985) kebudayaan adalah
keseluruhan ide-ide, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan
masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Definisi lebih
singkat terdapat pada pendapat Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi (1964),
menurut mereka kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa, dan cipta
masyarakat.
Bila disimak lebih seksama, definisi Selo Soemardjan dan Soelaeman
Soemardi lebih menekankan pada aspek hasil material an kebudayaan. Sementara
Koentjaraningrat menekankan dua aspek kebudayaan yaitu abstrak (non material)
dan konkret (material. Pada definisi Koentjaraningrat, tampak bahwa kebudayaan
merupakan suatu proses hubungan manusia dengan alam dalam rangka memenuhi
kebutuhan hidupnya baik jasmaniah maupun rohaniah. Dalam proses tersebut
manusia berusaha mengatasi permasalahan dan tantangan yang ada dihadapannya.
Terlepas dari perbedaan yang ada di antara pendapat di atas. Tampak bahwa
belajar merupakan unsur penting dari pengertian kebudayaan. Seperti terlihat pula
pada definisi kebudayaan menurut Kroeber (1948). Menurutnya, kebudayaan
adalah keseluruhan realisasi gerak, kebiasaan, tata cara, gagasan, dan nilai-nilai
yang dipelajari dan diwariskan, serta perilaku yang ditimbulkannya.

2.1.2 Pengertian Kebudayaan Indonesia


Kebudayaan nasional Indonesia adalah berbagai ragam kebudayaan lokal
yang ada di daerah yang dimiliki, dilaksanakan, dan dilestarikan oleh suku bangsa
yang ada di Indonesia serta diakui oleh seluruh bangsa Indonesia. Sehingga
budaya nasional Indonesia mampu memberi makna bagi kehidupan berbangsa dan
berdkepribadian yang dapat dibandingkan sebagai identitas nasional. Contohnya
Pancasila sebagai dasar negara, bahasa Indonesia, dan Lagu Kebangsaan yang
dicetuskan dalam Sumpah Pemuda 12 Oktober 1928 yang diikuti oleh seluruh
pemuda berbagai daerah di Indonesia yang membulatkan tekad untuk menyatuan
Indonesia dengan menyamakan pola pikir bahwa Indonesia memang berbeda
budaya tiap daerahnya, tetapi tetap dalam satu kesatuan Indonesia Raya dalam
semboyan “Bhineka Tunggal Ika”.
Berikut 4 (empat) ketentuan arah dan tujuan pengembangan kebudayaan nasional
Indonesia.
a. Kebudayaan nasional merupakan perpaduan puncak-puncak kebudayaan
daerah.
b. Kebudayaan nasional merupakan perwujudan hasil upaya dan tanggapan aktif
masyarakat Indonesia.
c. Pengembangan kebudayaan nasional harus menuju ke arah kemajuan adab yang
dapat mempercepat persatuan dan kesatuan bangsa.
d. Tidak menutup kemungkinan untuk menyerap unsur-unsur kebudayaan asing
yang sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila.

2.2 Keberagaman Kebudayaan Di Indonesia


Indonesia adalah salah satu Negara kesatuan yang di dalamnya dipenuhi
dengan keragaman serta kekayaan. Ada berbagai suku bangsa dan budaya serta
ras, daerah dan juga kepercayaan agama. Selain itu, masih banyak lagi keragaman
budaya yang ada di Indonesia. Akan tetapi, sekalipun dipenuhi dengan
keragaman, Indonesia bisa mempersatukan hal itu sesuai dengan semboyan yang
dimiliki oleh Negara ini, yaitu Bhineka Tunggal Ika. Adapun makna dari Bhineka
Tunggal Ika sendiri adalah sekalipun berbeda-beda namun tetap satu jua.
Di dalam konteks yang dipahami oleh masyarakat majemuk, di samping
kebudayaan dan juga suku bangsa, Indonesia juga terdiri dari berbagai adat dan
budaya daerah yang sifatnya lebih mengarah kepada kewilayahan yang menjadi
pertemuan antara adat yang satu dengan yang lainnya. Kebudayaan sekelompok
suku yang ada di kawasan tersebut. Dengan ditambah jumlah penduduknya yang
mencapai lebih dari 200 juta orang yang tinggal di berbagai pulau di Indonesia.
Mereka juga menetap di suatu wilayah dengan keadaan geografis yang berbeda
dimulai dari kawasan pegunungan yang merupakan daerah dengan dataran tinggi,
kemudian dataran rendah dan juga pesisir, daerah pedesaan, daerah perkotaan dan
lain sebagainya. Hal tersebut juga sangat berhubungan dengan tingkat peradaban
yang ada di dalam suatu kelompok tertentu di Indonesia yang notabene sangatlah
beragam. Pertemuan dengan berbagai budaya dan juga adat tersebut sangatlah
mempengaruhi proses asimilasi kebudayaan yang terdapat di Indonesia sendiri
dan itu tentu saja menyebabkan bertambahnya berbagai kebudayaan yang terdapat
di Indonesia.
Selain itu, dengan semakin berkembang agama-agama besar yang juga
ikut berkontribusi di Indonesia, itu juga turut mendukung adanya perkembangan
dari kebudayaan Indonesia itu sendiri sehingga menjadi sebuah cermin atas
kebudayaan tertentu. Sehingga, dapat dikatakan bahwa Negara Kesatuan Republik
Indonesia merupakan satu dari sekian Negara yang memiliki tingkat keberagaman
budaya dan juga heterohenitas yang relatif tinggi. Tidak saja beragam dari sisi
budaya dari masing-masing kelompok dalam suku bangsa, namun juga budaya
yang beraneka ragam di dalam konteks peradaban, dimulai dari jaman tradisional
hingga yang sifatnya modern serta kewilayahan. Dengan adanya budaya yang
beraneka ragam tersebut, maka Indonesia bisa dikenal sebagai Negara yang
mempunyai keunggulan tersendiri jika dibandingkan dengan Negara yang lainnya.
Agar dapat dikatakan sebagai suatu kebudayaan, kebiasaan-kebiasaan
seorang individu harus dimiliki bersama oleh suatu kelompok manusia. Para ahli
Antropologi membatasi diri untuk berpendapat suatu kelompok mempunyai
kebudayaan jika para warganya memiliki secara bersama sejumlah pola-pola
berpikir dan berkelakuan yang sama yang didapat melalui proses belajar.Suatu
kebudayaan dapat dirumuskan sebagai seperangkat kepercayaan, nilai-nilai dan
cara berlaku atau kebiasaan yang dipelajari dan yang dimiliki bersama oleh para
warga dari suatu kelompok masyarakat. Pengertian masyarakat sendiri dalam
Antropologi adalah sekelompok orang yang tinggal di suatu wilayah dan yang
memakai suatu bahasa yang biasanya tidak dimengerti oleh penduduk
tetangganya. (Siregar, L, 2002).
Potret kebudayaan yang terdapat di Indonesia bisa dikatakan beragam dan
juga bervariasi. Dan tidak kalah pentingnya juga adalah secara sosial dan juga
politik, Indonesia mempunyai jalinan sejarah serta dinamika interaksi di antara
kebudayaan yang satu dengan kebudayaan yang lain secara kuat. Dan hal ini
sudah dimulai sejak jaman dahulu. Interaksi antara satu adat dengan adat yang
lain, serta kebudayaan yang telah terjamin tidak hanya antara satu kelompok
dengan kelompok yang berbeda. Namun antara satu peradaban dengan peradaban
yang berbeda. Misalnya saja mendarat nya kapal Portugis di daerah Banten sekitar
abad pertengahan telah membuka diri Negara ini di lingkup pergaulan di kancah
internasional masa tersebut. Hubungan yang terjalin di antara pedagang kawasan
pesisir Jawa dan juga Gujarat ternyata memberi dampak yang sangat penting
kepada bangunan interaksi antara satu peradaban dengan peradaban lain di
Indonesia. Sehingga berbagai singgungan peradaban tersebutlah yang nantinya
bisa membangun daya elasitas Negara ini di dalam melakukan interaksi dengan
perbedaan yang terjadi.
Pada sisi yang lain, Indonesia juga memiliki kemampuan untuk menelisik
dan juga mengembangkan budaya lokal di tengah maraknya singgungan antara
bangsa satu dengan bangsa yang lainnya di kala itu. Dan sejarah sendiri sudah
memberikan bukti bahwa kebudayaan yang ada di Indonesia dapat hidup dengan
berdampingan, saling mengisi dan juga mampu berjalan secara paralel. Misalnya
saja adalah kebudayaan keraton atau kerajaan yang mampu berdampingan secara
paralel dengan kebudayaan berburu serta meramu di beberapa kelompok
masyarakat. Di dalam konteks saat ini, kita dapat menjumpai tentang bagaimana
suatu kebudayaan dalam masyarakat urban dapat berjalan secara pararel dengan
kebudayaan yang terdapat di pedesaan bahkan dengan kebudayaan masyarakat
seperti berburu dan juga meramu di beberapa tempat. Pola relasi dan juga
hubungan yang sudah terjalin di antara kebudayaan yang satu dengan kebudayaan
yang lain tersebut dapat berjalan dengan damai di dalam bingkai semboyan
Bhineka Tunggal Ika. Yang di dalamnya tidak hanya mengacu kepada
keberagaman suku bangsa dan budaya, namun juga di dalam sebuah konteks
kebudayaan. Dengan didasari pula dengan kelompok suku bangsa yang bisa
mencapai 700 an suku di berbagai wilayah nusantara ini dan disertai pula dengan
Beragam karakter kelompok dari masyarakat itu sendiri yang sangat beragam dan
juga berbagai keberagaman agama, rumah adat, pakaian adat, kesenian dan juga
berbagai makanan yang tak kalah beragam. Masyarakat Indonesia sendiri
termasuk ke dalam jenis masyarakat yang bisa dibilang majemuk dan juga
memiliki karakter unik. Salah satu ciri khasnya adalah budaya gotong royong
yang ada di dalamnya. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia khususnya bagi para
generasi bangsa sudah selayaknya memiliki kemampuan untuk menjaga dan juga
melestarikan kebudayaan yang dimiliki oleh bangsa tercinta ini. Jangan sampai
perbedaan yang ada di dalamnya menjadikan manusia semakin lemah dan juga
memunculkan adanya konflik antar budaya dan suku. Namun, mari bersama-sama
menyongsong Indonesia yang memiliki kejayaan ini dengan penuh harapan indah
dan juga semangat yang tinggi.
Dalam setiap masyarakat, oleh para anggotanya dikembangkan sejumlah
pola-pola budaya yang ideal dan pola-pola ini cenderung diperkuat dengan adanya
pembatasan-pembatasan kebudayaan. Pola-pola kebudayaan yang ideal itu
memuat hal-hal yang oleh sebagian besar dari masyarakat tersebut diakui sebagai
kewajiban yang harus dilakukan dalam keadaan-keadaan tertentu. Pola-pola inilah
yang sering disebut dengan norma-norma, Walaupun kita semua tahu bahwa tidak
semua orang dalam kebudayaannya selalu berbuat seperti apa yang telah mereka
patokkan bersama sebagai hal yang ideal tersebut. Sebab bila para warga
masyarakat selalu mematuhi dan mengikuti norma-norma yang ada pada
masyarakatnya maka tidak akan ada apa yang disebut dengan pembatasan-
pembatasan kebudayaan. Sebagian dari pola-pola yang ideal tersebut dalam
kenyataannya berbeda dengan perilaku sebenarnya karena pola-pola tersebut telah
dikesampingkan oleh cara-cara yang dibiasakan oleh masyarakat.
Pembatasan kebudayaan itu sendiri biasanya tidak selalu dirasakan oleh
para pendukung suatu kebudayaan. Hal ini terjadi karena individu-individu
pendukungnya selalu mengikuti cara-cara berlaku dan cara berpikir yang telah
dituntut oleh kebudayaan itu. Pembatasan-pembatasan kebudayaan baru terasa
kekuatannya ketika dia ditentang atau dilawan. Pembatasan kebudayaan terbagi
kedalam 2 jenis yaitu pembatasan kebudayaan yang langsung dan pembatasan
kebudayaan yang tidak langsung. Pembatasan langsung terjadi ketika kita
mencoba melakukan suatu hal yang menurut kebiasaan dalam kebudayaan kita
merupakan hal yang tidak lazim atau bahkan hal yang dianggap melanggar tata
kesopanan atau yang ada. Akan ada sindiran atau ejekan yang dialamatkan kepada
sipelanggar kalau hal yang dilakukannya masih dianggap tidak terlalu berlawanan
dengan kebiasaan yang ada, akan tetapi apabila hal yang dilakukannya tersebut
sudah dianggap melanggar tata-tertib yang berlaku dimasyarakatnya, maka dia
mungkin akan dihukum dengan aturan-aturan yang berlaku dalam masyarakatnya.
Contoh dari pembatasan langsung misalnya ketika seseorang melakukan kegiatan
seperti berpakaian yang tidak pantas kedalam gereja. Ada sejumlah aturan dalam
setiap kebudayaan yang mengatur tentang hal ini. Kalau si individu tersebut hanya
tidak mengenakan baju saja ketika ke gereja, mungkin dia hanya akan disindir
atau ditegur dengan pelan. Akan tetapi bila si individu tadi adalah seorang wanita
dan dia hanya mengenakan pakaian dalam untuk ke gereja, dia mungkin akan di
tangkap oleh pihak-pihak tertentu karena dianggap mengganggu ketertiban umum.
Dalam pembatasan-pembatasan tidak langsung, aktifitas yang dilakukan
oleh orang yang melanggar tidak dihalangi atau dibatasi secara langsung akan
tetapi kegiatan tersebut tidak akan mendapat respons atau tanggapan dari anggota
kebudayaan yang lain karena tindakan tersebut tidak dipahami atau dimengerti
oleh mereka. Contohnya: tidak akan ada orang yang melarang seseorang di pasar
Hamadi, Jayapura untuk berbelanja dengan menggunakan bahasa Polandia, akan
tetapi dia tidak akan dilayani karena tidak ada yang memahaminya.Pembatasan-
pembatasan kebudayaan ini tidak berarti menghilangkan kepribadian seseorang
dalam kebudayaannya. Memang kadang-kadang pembatasan kebudayaaan
tersebut menjadi tekanan-tekanan sosial yang
Antropologi Papua Volume 1. No. 1, Agustus 2002 mengatur tata-
kehidupan yang berjalan dalam suatu kebudayaan, tetapi bukan berarti tekanan-
tekanan sosial tersebut menghalangi individu-individu yang mempunyai pendirian
bebas. Mereka yang mempunyai pendirian seperti ini akan tetap mempertahankan
pendapat-pendapat mereka, sekalipun mereka mendapat tentangan dari pendapat
yang mayoritas.Kenyataan bahwa banyak kebudayaan dapat bertahan dan
berkembang menunjukkan bahwa kebiasaan-kebiasaan yang dikembangkan oleh
masyarakat pendukungnya disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan tertentu dari
lingkungannya. Ini terjadi sebagai suatu strategi dari kebudayaan untuk dapat
terus bertahan, karena kalau sifat-sifat budaya tidak disesuaikan kepada beberapa
keadaan tertentu, kemungkinan masyarakat untuk bertahan akan berkurang. Setiap
adat yang meningkatkan ketahanan suatu masyarakat dalam lingkungan tertentu
biasanya merupakan adat yang dapat disesuaikan, tetapi ini bukan berarti setiap
ada mode yang baru atau sistim yang baru langsung diadopsi dan adat
menyesuaikan diri dengan pembaruan itu. Karena dalam adat-istiadat itu ada
konsep yang dikenal dengan sistim nilai budaya yang merupakan konsep-konsep
mengenai apa yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar dari warga suatu
kebudayaan tentang apa yang mereka anggap bernilai, berharga, dan penting
dalam hidup, sehingga ia memberi pedoman, arah serta orientasi kepada
kehidupan warga masyarakat pendukung kebudayaan tersebut (Siregar, L, 2002).

2.3 Faktor- factor yang mempengaruhi Keberagaman Kebudayaan Indonesia

Ada 3 (tiga) faktor utama yang mendorong terbentuknya keberagaman


budaya Indonesia sebagai berikut:
1. Latar Belakang Historis
Dalam perjalanan sejarah menyebutkan bahwa nenek moyang bangsa
Indonesia berasal dari Yunani (wilayah Cina Bagian Selatan). Sebelum tiba di
Nusantara mereka berhenti di berbagai tempat dan menetap dalam jangka waktu
yang lama, bahkan mungkin hingga beberapa generasi. Selama bermukim di
tempat-tempat tersebut, mereka melakukan adaptasi dengan lingkungannya.
Mereka mengembangkan pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan-
keterampilan khusus sebelum melakukan perjalanan. Dengan perbedaan
pengalaman dan pengetahuan telah menyebabkan timbulnya perbedaan suku
bangsa dengan budaya yang beranekaragam di Indonesia.
2. Perbedaan Kondisi Geografis
Perbedaan-perbedaan kondisi geografis telah melahirkan berbagai suku
bangsa dan keberagaman budaya Indonesia. Hal itu berkaitan dengan : Pola
kegiatan ekonomi, Perwujudan kebudayaan yang ada contohnya: nelayan,
pertanian, kehutanan, dan perdagangan. Sehingga mereka akan mengembangkan
corak kebudayaan yang khas dan cocok dengan lingkungan geografis mereka
tanpa mengganggu kebudayaan yang lainnya.
3. Keterbukaan terhadap Kebudayaan Luar
Bangsa Indonesia adalah contoh bangsa yang terbuka. Hal ini dapat dilihat
dari besarnya pengaruh asing dalam membentuk keanekaragaman masyarakat di
seluruh wilayah Indonesia. Pengaruh asing pertama yaitu ketika orang-orang
India, Cina, dan Arab di susul oleh bangsa Eropa. Bangsa tersebut datang
membawa kebudayaan yang beranekaragam. Daerah-daerah yang relatif terbuka,
khususnya daerah pesisir paling cepat megalami perubahan. karena:

 Dengan semakin banyaknya sarana dan prasaranatransportasi,


 Hubungan antar kelompok semakin intensif dan
 Semakin sering mereka melakukan pembauranSementara daerah-daerah
yang terletak jauh dari pantai umumnya tidak banyak terpengaruh budaya
luar, sehingga kebudayaannya berkembang dengan corak khas.
Contoh: jakarta salah satu contoh kota pelabuhan, memiliki corak kebudayaan
yang cukup beragam yaitu dengan adanya Budaya Betawi memiliki sedikit
budaya Cina, Arab, dan India. Hal ini diakibatkan oleh beragamnya orang yang
datang/singgah di kota ini sehingga terjadinya pembauran kebudayaan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Kebudayaan nasional Indonesia adalah berbagai ragam kebudayaan lokal
yang ada di daerah yang dimiliki, dilaksanakan, dan dilestarikan oleh suku
bangsa yang ada di Indonesia serta diakui oleh seluruh bangsa Indonesia.
Sehingga budaya nasional Indonesia mampu memberi makna bagi
kehidupan berbangsa dan berdkepribadian yang dapat dibandingkan
sebagai identitas nasional.
2. Semakin berkembang agama-agama besar yang juga ikut berkontribusi di
Indonesia, itu juga turut mendukung adanya perkembangan dari
kebudayaan Indonesia itu sendiri sehingga menjadi sebuah cermin atas
kebudayaan tertentu. Sehingga, dapat dikatakan bahwa Negara Kesatuan
Republik Indonesia merupakan satu dari sekian Negara yang memiliki
tingkat keberagaman budaya dan juga heterohenitas yang relatif tinggi.
3. Ada 3 (tiga) faktor utama yang mendorong terbentuknya keberagaman
budaya Indonesia yaitu Latar Belakang Historis, Perbedaan Kondisi
Geografis, Keterbukaan terhadap Kebudayaan Luar.

3.2 Saran
Untuk pengembangan lebih lanjut, saran yang dapat penulis berikan adalah
perlunya pemahaman yang lebih mendalam terhadap keberagaman kebudayaan.
DAFTAR PUSTAKA

http://arripple.blogspot.com/2016/04/faktor-faktor-penyebab-keberagaman.html

https://moondoggiesmusic.com/keragaman-budaya-indonesia/

https://www.temukanpengertian.com/2015/04/pengertian-kebudayaan-nasional-
indonesia.html

Siregar, L, 2002. Antropologi Dan Konsep Kebudayaan. Antropologi Papua, Vol


1(1).

Anda mungkin juga menyukai