PEMBAHASAN
A. Pengertian Zakat
Secara lisan Al Arab, zakat (Al Zakat) ditinjau dari sudut bahasa adalah suci, tumbuh,
berkah dan terpuji. Sedangkan menurut istilah (Syara’), zakat adalah nama suatu ibadah wajib
yang dilaksanakan dengan memberikan sejumlah kadar tertentu dari harta milik sendiri kepada
orang yang berhak menerimanya menurut yang ditentukan islam. Unsur unsur zakat diantaranya
adalah uang, kewajiban, untuk orang orang tertentu, dan dengan aturan tertentu
1. Zakat Fitrah
Zakat Fitrah adalah zakat yang dibayarkan pada saat Bulan Ramadhan. Besarnya zakat
fitrah menurut ukuran sekarang adalah 2,176 kg. Sedangkan makanan yang wajib dikeluarkan
yang disebut nash hadits yaitu tepung, terigu, kurma, gandum, zahib (anggur) dan aqith
(semacam keju). Untuk daerah/negara yang makanan pokoknya selain 5 makanan di atas,
mazhab Maliki dan Syafi’i membolehkan membayar zakat dengan makanan pokok yang lain.
Menurut mazhab hanafi pembayaran zakat fitrah dapat dilakukan dengan membayar- kan
harganya dari makanan pokok yang di makan.Pembayaran zakat menurut jumhur ‘ulama : Waktu
wajib membayar zakat fitrah yaitu ditandai dengan tenggelamnya matahari di akhir bulan
Ramadhan.Membolehkan mendahulukan pembayaran zakat fitrah di awal.
Keterangan :Bagi yang tidak berpuasa Ramadhan karena udzur tertentu yang
dibolehkan oleh syaria’t dan mempunyai kewajiban membayar fidyah, maka pembayaran fidyah
sesuai dengan lamanya seseorang tidak berpuasa.
Keterangan lain menjelaskan bahwa ukuran zakat fitrah yang harus dikeluarkan untuk
setiap jiwa sebesar 1 sa’ (2,5 kg atau 3,1 liter) makanan pokok daerah setempat, seperti : beras,
gandum, sagu dan jagung.
Cara penyerahan zakat fitrah ada 2 cara yaitu, diseragkan langsung oleh yang
bersangkutan kepada fakir miskin atau diserahkan kepada amil panitia zakat.
Orang-orang yang berhak menerima zakat disebut mustahik. Sedangkan orang yang
mengeluarkan zakat disebut muzaki.
2. Zakat Maal
Menurut terminologi bahasa (lughat), harta adalah segala sesuatu yang diinginkan sekali
oleh manusia untuk memiliki, memanfaatkan dan menyimpannya. Sedangkan menurut
terminologi syari’ah (istilah syara’), harta adalah segala sesuatu yang dapat dimiliki (dikuasai)
dan dapat digunakan (dimanfaatkan) menurut ghalibnya (lazim). Sesuatu dapat disebut dengan
maal (harta) apabila memenuhi 2 (dua) syarat, yaitu:
1. Dapat dimiliki, dikuasai, dihimpun, disimpan
2. Dapat diambil manfaatnya sesuai dengan ghalibnya. Misalnya rumah, mobil, ternak, hasil
pertanian, uang, emas, perak, dll.
Berdasarkan pendapat para ulama antara lain Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Hambali
dan Imam Syafi’i, orang yang berhak menerima zakat fitrah sama dengan orang yang menerima
zakat mal yaitu 8 golongan (asnaf), yang didasarkan pada firman Allah SWT pada Surah At
Taubah ayat 60. Ke delapan asnaf tersebut adalah :
1. Fakir, yaitu orang yang tidak mempunyai harta, pekerjaan dan usaha.
2. Miskin, yaitu orang yang mempunyai pekerjaan tetapi belum cukup untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya.
3. Amil, yaitu orang atau lembaga yang bertugas mengelola zakat, mulai dari pengumpulan
sampai pembagiannya.
4. Muallaf, yaitu orang yang baru masuk islam dan masih lemah keimanannya.
5. Riqab, yaitu budak atau hamba sahaya yang mempunyai perjanjian akan dimerdekakan oleh
tuannya dengan jalan menebus dirinya.
6. Garim, yaitu orang yang mempunyai hutang dan hutangnya bukan untuk maksiat.
7. Sabilillah, yaitu orang yang berperang pada jalan Allah SWT.
8. Ibnu Sabil, yaitu orang yang dalam bepergian untuk kebaikan, bukan untuk maksiat.
D. Pengertian Wakaf
Wakaf secara bahasa berasal dari bahasa Arab waqafa. Asal kata waqafa berarti menahan,
berhenti, diam di tempat, atau tetap berdiri. Kata waqafa-yaqifu-waqfan sama artinya dengan
h}abasa-yah}bisu-tah}bisan (menahan).5 Wakaf dalam bahasa Arab mengandung pengertian
menahan, menahan harta untuk diwakafkan, tidak dipindahmilikkan. Dengan kata lain, wakaf
adalah menyerahkan tanah kepada orang-orang miskin untuk ditahan, karena barang milik itu
dipegang dan ditahan oleh orang lain, seperti menahan hewan ternak, tanah, dan segala sesuatu.6
Dalam istilah syara’ secara umum wakaf adalah sejenis pemberian dengan
pelaksanaannya dengan cara menahan (pemilikan) kemudian menjadikan manfaatnya berlaku
umum. Yang dimaksud kepemilikan adalah menahan barang yang diwakafkan agar tidak
diwariskan, dijual, dihibahkan, didagangkan, digadaikan, maupun disewakan. Sedangkan cara
pemanfaatannya adalah menggunakan sesuai dengan kehendak sang pemberi wakaf tanpa
imbalan.7
Menurut Mundzir Qahaf, wakaf adalah memberikan harta atau pokok benda yang
produktif terlepas dari campur tangan pribadi, menyalurkan hasil dan manfaatnya secara khusus
sesuai dengan tujuan wakaf, baik untuk kepentingan perorangan, masyarakat, agama atau umum
Ketika umar betanaya kepada rasul “kata umar” ya rasul aku telah mendapatkan tanah di khaibat
dan aku belum pernah mendapatkan harta yang lebih berharga dari tanah tersebut. Maka apakah
yang engkau perintahkan kepada ku ya rasul lau rasul menjawab”jika engkau mau tahanlah
asalnya (pokoknya) dan sedekahkan hasil nya” maka umar menyediakan nya untuk itu tanah
tersebut tidak boleh dijual, tidak boleh dihibahkan dan tidak diwariskan. Sedekah itu
diperuntukan bagi orang-orang fakir, keluarga dekat, untuk memerdekakan budak, untuk
menjamu tamu dan untuk orang kehabisan bekal dalam perjalanan. Boleh juga untuk nasir
(petugas wakaf), sebagian dari padanya dan untuk memberikan keluarganya dengan syarat tidak
menjadikan sebagai hak milik baginya.
4. Sighat (pernyataan wakif sebagai suatu kehendak untuk mewakafkan harta bendanya).
Menurut pasal 6 Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004, wakaf dilaksanakan dengan memenuhi
unsur wakaf sebagai berikut:
1. Wakif
2. Nadzir
4. Ikrar Wakaf
Menurut hukum (fiqih) Islam, wakaf baru dikatakan sah apabila memenuhi dua persyaratan,
yaitu:
Unsur-unsur wakaf
a. Dewasa
b. Barakal sehat
a. Benda yang diwakafkan apabila dimiliki dan dikuasai oleh waqif secara sah (pasal 15) atau
benda yang diwakafkan harus :
1) Mutaqawin
Barang yang dimiliki oleh seorang dan barang tersebut boleh dimanfaatkan manurut syariah
islam dalam keadaan apapun :
2) Aqar
c. Harta yang diwaqafkan harus benar-benar kepunyaan waqif secara sempurna, artinya bebas
dari segala beban.
Waqaf adalah perbuatan yang bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah, oleh sebab itu
yang menajdi objek waqaf harus objek kebaikan.
1) Waqaf Ahli
Waqaf yang diperuntukkkan bagi anak cucu atau kaum kerabat dengan orang kafir.
2) Waqaf Hairin
Pernyataan waqif yang merupakan tanda penyerahan barang atau benda yang diwakafkan.
NAZIR WAQAF
q Secara etimologi Nasir berasal dari kata “NAZHARA” artinya menjaga, memelihara,
mengelola dan mengawasi
q Secara istilah (terminologi), orang yang diberi tugas untuk mengelola wakaf
Di Indonesia ada lembaga/badan yang mengurus dan mengelola harta wakaf tadi yang disebut
nasir wakaf
SYARAT-SYARAT NAZIR
Pada dasarnya siapapun dapat menjadi Nasir asalkan dia berhak melakukan tindakan hukum
akan tetapi karena tugas Nazir adalah menyangkut harta benda yang manfaatnya harus
disampaikan kepada pihak yang berhak menerimanya maka jabatan Nazir harus diberikan
kepada orang yang mampu menjalankan tugasnya. Karena itu ulama hukum Islam sepakat untuk
syarat-syarat Nasir adalah :
1. Adil
Adil, yang bukan saja mengerti hukum tentang wakaf secara baik akan tetapi jug adil dalam
menjalankan ibadah serta taat kepada Allah SWT
Macam-macam Wakaf
Wakaf terbagi menjadi beberapa macam berdasarkan tujuan, batasan waktunya dan penggunaan
barangnya.
1. Wakaf sosial untuk kebaikan masyarakat (khairi), yaitu apabila tujuan wakafnya
untuk kepentingan umum
2. Wakaf keluarga (dzurri), yaitu apabila tujuan wakaf untuk member manfaat kepada
wakif, keluarganya, keturunannya, dan orang-orang tertentu, tanpa melihat kaya atau
miskin, sakit atau sehat dan tua atau muda.
3. Wakaf gabungan (musytarak), yaitu apabila tujuan wakafnya untuk umum dan
keluarga secara bersamaan.
1. Wakaf abadi yaitu apabila wakafnya berbentuk barang yang bersifat abadi, seperti tanah
dan bangunan dengan tanahnya, atau barang bergerak yang ditentukan oleh wakif sebagai
wakaf abadi dan produktif, dimana sebagian hasilnya untuk disalurkan sesuai tujuan
wakaf, sedangkan sisanya untuk biaya perawatan wakaf dan mengganati kerusakannya.
2. Wakaf Sementara yaitu apabila barang yang diwakafkan berupa barang-barang yang
mudah rusak ketika dipergunakan tanpa member syarat untuk mengganti bagian yang
rusak. Wakaf sementara juga bisa dikarenakan oleh keinginan wakif yang member
batasan waktu ketika mewakafkan barangnya.
1. Wakaf langsung yaitu wakaf yang pokok barangnya digunakan untuk mencapai
tujuannya seperti mesjid untuk shalat, sekolah untuk kegiatan belajar mengajar, rumah
sakit untuk mengobati orang sakit dan sebagainya.
2. Wakaf Produktif yaitu wakaf yang pokok barangnya digunakan untuk kegiatan produksi
dan hasilnya diberikan sesuai dengan tujuan wakaf.
Pengertian Sejahtera
Dalam istilah umum, sejahtera menunjuk ke keadaan yang baik, kondisi manusia di mana
orang-orangnya dalam keadaan makmur, dalam keadaan sehat dan damai.
Dalam ekonomi, sejahtera dihubungkan dengan keuntungan benda. Sejahtera memliki arti
khusus resmi atau teknikal , seperti dalam istilah fungsi kesejahteraan sosial.
Tidak dapat dipungkiri bahwa zakat merupakan sumber dana kesejahteraan umat (untuk
pengentasan kemiskinan, peningkatan kesehatan, pendidikan dan produktivitas).
Terkait dengan kemiskinan menurut Badan Pusat Statistik; pada Maret 2014, jumlah
penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis
Kemiskinan) di Indonesia mencapai 28,28 juta orang (11,25 persen).
Potensi zakat nasional tahun 2014 adalah 217 triliun rupiah bahkan ada yang memperkirakan
300 triliun rupiah per tahun.
Jika diasumsikan umat islam yang miskin 70 persen dari 28,28 juta orang maka umat islam di
Indonesia yang miskin sama dengan 19.796.000 orang. Dengan potensi zakat 217 atau 300 triliun
rupiah tersebut sangat membantu pemerintah mengentaskan kemiskinan dan membantu mereka
kepada kehidupan yang sejahtera.
Barang kali dengan alasan apapun, yang jelas pemerintah melihat potensi besar yang ada pada
zakat untuk kesejaheraan umat, makanya pemerintah menggulirkan aturan-aturan dan
perundang-undangan, seperti UU nomor 23 tahun 2011 dan PP nomor 14 tahun 2014 tentang
Pengelolaan Zakat. Undang-undang dan Peraturan tersebut harus dioptimalisasikan untuk
mensejahterakan umat tersebut. Minimal optimalisasi zakat itu diperlukan :
1. Penguatan aturan dan undang-undang zakat itu sendiri, seperti aturan di Malaysia memberi
sanksi dan denda terhadap muzakki yang tidak menjalankan kewajibannya.
Dengan optimalnya pengelolaan zakat tersebut yang terindikasi dengan besarnya perhatian
pemerintah dan masyarakat Islam tentu mendorong terciptanya kesejahteraan umat.
2. Bertujuan untuk menolong, membantu dan membina fakir miskin kearah kehidupan yang
lebih baik.
3. Sebagai pilar amal bersma antara orang kaya yang berkecukupan kehidupannya dan para
Mujjahid (Pejuang) yang seluruh waktunya digunakan untuk berjihad di jalan Allah.
4. Sebagai salah satu sumber dana bagi pembangunan sarana dan prasarana yang harus
dimiliki umat islam seperti sarana ibadah, pendidikan, kesehatan dan sarana pengembangan
kuantitas sumber daya manusia muslim.
7. Untuk mendorong umat islam agar giat berusaha mencari rezeki sehingga ia dapat
melaksanakan zakat
Fungsi Wakaf
Dalam Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 pasal 5 dijelaskan bahwa fungsi wakaf adalah
mewujudkan potensi dan manfaat ekonomis harta benda wakaf untuk kepentingan ibadah dan
untuk memajukan kesejahteraan umum.
1. Fungsi Ekonomi. Salah satu aspek yang terpenting dari wakaf adalah keadaan sebagai
suatu sistem transfer kekayaan yang efektif.
2. Fungsi Sosial. Apabila wakaf diurus dan dilaksanakan dengan baik, berbagai kekurangan
akan fasilitas dalam masyarakat akan lebih mudah teratasi.
3. Fungsi Ibadah. Wakaf merupakan satu bagian ibadah dalam pelaksanaan perintah Allah
SWT, serta dalam memperkokoh hubungan dengan-Nya.
4. Fungsi Akhlaq. Wakaf akan menumbuhkan ahlak yang baik, dimana setiap orang rela
mengorbankan apa yang paling dicintainya untuk suatu tujuan yang lebih tinggi dari pada
kepentingan pribadinya