Anda di halaman 1dari 16

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Zakat

Secara lisan Al Arab, zakat (Al Zakat) ditinjau dari sudut bahasa adalah suci, tumbuh,
berkah dan terpuji. Sedangkan menurut istilah (Syara’), zakat adalah nama suatu ibadah wajib
yang dilaksanakan dengan memberikan sejumlah kadar tertentu dari harta milik sendiri kepada
orang yang berhak menerimanya menurut yang ditentukan islam. Unsur unsur zakat diantaranya
adalah uang, kewajiban, untuk orang orang tertentu, dan dengan aturan tertentu

B. Dasar Hukum Zakat


C. Macam – macam Zakat dan Penjelasannya

1. Zakat Fitrah

Zakat Fitrah adalah zakat yang dibayarkan pada saat Bulan Ramadhan. Besarnya zakat
fitrah menurut ukuran sekarang adalah 2,176 kg. Sedangkan makanan yang wajib dikeluarkan
yang disebut nash hadits yaitu tepung, terigu, kurma, gandum, zahib (anggur) dan aqith
(semacam keju). Untuk daerah/negara yang makanan pokoknya selain 5 makanan di atas,
mazhab Maliki dan Syafi’i membolehkan membayar zakat dengan makanan pokok yang lain.
Menurut mazhab hanafi pembayaran zakat fitrah dapat dilakukan dengan membayar- kan
harganya dari makanan pokok yang di makan.Pembayaran zakat menurut jumhur ‘ulama : Waktu
wajib membayar zakat fitrah yaitu ditandai dengan tenggelamnya matahari di akhir bulan
Ramadhan.Membolehkan mendahulukan pembayaran zakat fitrah di awal.

Keterangan :Bagi yang tidak berpuasa Ramadhan karena udzur tertentu yang
dibolehkan oleh syaria’t dan mempunyai kewajiban membayar fidyah, maka pembayaran fidyah
sesuai dengan lamanya seseorang tidak berpuasa.
Keterangan lain menjelaskan bahwa ukuran zakat fitrah yang harus dikeluarkan untuk
setiap jiwa sebesar 1 sa’ (2,5 kg atau 3,1 liter) makanan pokok daerah setempat, seperti : beras,
gandum, sagu dan jagung.

Syarat Wajib Zakat Fitrah :


1. Islam, orang kafir tidak wajib membayar zakat.
2.Orang yang masih hidup atau telah sebelum matahari terbenam pada malam hari raya Idul Fitri
pada akhir bulan Ramadhan.
3. Mempunyai kelebihan makanan (bahan makanan pokok), baik untuk dirinya sendiri maupun
untuk keluarganya pada malam hari raya Idul Fitri.

Rukun Zakat Fitrah :


1. Niat berzakat fitrah baikuntuk diri sendiri maupun untuk orang yang menjadi tanggung
jawabnya.
2. Orang yang mengeluarkan zakat (muzaki).
3. Orang yang berhak menerima zakat.
4. Makanan pokok yang dizakatkan.

Waktu Mengeluarkan Zakat Fitrah :


Zakat fitrah boleh dibayarkan sejak awal bulan Ramadhan secara takjil (dengan lebih cepat)
sampai dengan sebelum shalat hari raya Idul Fitri.

Waktu-waktu pembayaran zakat fitrah :


1. Waktu yang diperbolehkan, mulai tanggal 1 Ramadhan sampai dengan hari terakhir bulan
Ramadhan sebelum matahari terbenam.
2. Waktu yang diwajibkan, sejak terbenam matahari akhir Ramadhan sampai sebelum shalat
Subuh tanggal 1 Syawal.
3. Waktu yang disunahkan (afdal), yaitu setelah shalat Subuh pada tanggal 1 Syawal sampai
dengan sebelum shalat Idul Fitri.
4. Waktu yang dimakruhkan, yaitu setelah shalat Idul Fitri sampai sebelum matahari terbenam
pada tanggal 1 Syawal.
5. Waktu yang diharamkan, yaitu setelah terbenam matahari pada tanggal 1 Syawal. Jika
pemberian diberikan pada waktu tersebut bukan disebut zakat fitrah, tetapi hanya sedekah biasa.

Cara penyerahan zakat fitrah ada 2 cara yaitu, diseragkan langsung oleh yang
bersangkutan kepada fakir miskin atau diserahkan kepada amil panitia zakat.
Orang-orang yang berhak menerima zakat disebut mustahik. Sedangkan orang yang
mengeluarkan zakat disebut muzaki.

2. Zakat Maal

Menurut terminologi bahasa (lughat), harta adalah segala sesuatu yang diinginkan sekali
oleh manusia untuk memiliki, memanfaatkan dan menyimpannya. Sedangkan menurut
terminologi syari’ah (istilah syara’), harta adalah segala sesuatu yang dapat dimiliki (dikuasai)
dan dapat digunakan (dimanfaatkan) menurut ghalibnya (lazim). Sesuatu dapat disebut dengan
maal (harta) apabila memenuhi 2 (dua) syarat, yaitu:
1. Dapat dimiliki, dikuasai, dihimpun, disimpan
2. Dapat diambil manfaatnya sesuai dengan ghalibnya. Misalnya rumah, mobil, ternak, hasil
pertanian, uang, emas, perak, dll.

Harta (maal) yang Wajib di Zakati :


• Binatang Ternak
Hewan ternak meliputi hewan besar (unta, sapi, kerbau), hewan kecil (kambing, domba) dan
unggas (ayam, itik, burung).
• Emas Dan Perak
Emas dan perak merupakan logam mulia yang selain merupakan tambang elok, juga sering
dijadikan perhiasan. Emas dan perak juga dijadikan mata uang yang berlaku dari waktu ke
waktu. Islam memandang emas dan perak sebagai harta yang (potensial) berkembang. Oleh
karena syara’ mewajibkan zakat atas keduanya, baik berupa uang, leburan logam, bejana,
souvenir, ukiran atau yang lain.
• Termasuk dalam kategori emas dan perak, adalah mata uang yang berlaku pada waktu itu di
masing-masing negara. Oleh karena segala bentuk penyimpanan uang seperti tabungan, deposito,
cek, saham atau surat berharga lainnya, termasuk kedalam kategori emas dan perak. sehingga
penentuan nishab dan besarnya zakat disetarakan dengan emas dan perak.
• Demikian juga pada harta kekayaan lainnya, seperti rumah, villa, kendaraan, tanah, dll. Yang
melebihi keperluan menurut syara’ atau dibeli/dibangun dengan tujuan menyimpan uang dan
sewaktu-waktu dapat di uangkan. Pada emas dan perak atau lainnya yang berbentuk perhiasan,
asal tidak berlebihan, maka tidak diwajibkan zakat atas barang-barang tersebut.
• Harta Perniagaan
Harta perniagaan adalah semua yang diperuntukkan untuk diperjual-belikan dalam berbagai
jenisnya, baik berupa barang seperti alat-alat, pakaian, makanan, perhiasan, dll. Perniagaan
tersebut di usahakan secara perorangan atau perserikatan seperti : CV, PT, Koperasi, dsb.
• Hasil Pertanian
Hasil pertanian adalah hasil tumbuh-tumbuhan atau tanaman yang bernilai ekonomis seperti biji-
bijian, umbi-umbian, sayur-mayur, buah-buahan, tanaman hias, rumput-rumputan, dedaunan, dll.
• Ma’din dan Kekayaan Laut
Ma’din (hasil tambang) adalah benda-benda yang terdapat di dalam perut bumi dan memiliki
nilai ekonomis seperti emas, perak, timah, tembaga, marmer, giok, minyak bumi, batu-bara, dll.
Kekayaan laut adalah segala sesuatu yang dieksploitasi dari laut seperti mutiara, ambar, marjan,
dll.
• Rikaz
Rikaz adalah harta terpendam dari zaman dahulu atau biasa disebut dengan harta karun.
Termasuk didalamnya harta yang ditemukan dan tidak ada yang mengaku sebagai pemiliknya.

Berdasarkan pendapat para ulama antara lain Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Hambali
dan Imam Syafi’i, orang yang berhak menerima zakat fitrah sama dengan orang yang menerima
zakat mal yaitu 8 golongan (asnaf), yang didasarkan pada firman Allah SWT pada Surah At
Taubah ayat 60. Ke delapan asnaf tersebut adalah :
1. Fakir, yaitu orang yang tidak mempunyai harta, pekerjaan dan usaha.
2. Miskin, yaitu orang yang mempunyai pekerjaan tetapi belum cukup untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya.
3. Amil, yaitu orang atau lembaga yang bertugas mengelola zakat, mulai dari pengumpulan
sampai pembagiannya.
4. Muallaf, yaitu orang yang baru masuk islam dan masih lemah keimanannya.
5. Riqab, yaitu budak atau hamba sahaya yang mempunyai perjanjian akan dimerdekakan oleh
tuannya dengan jalan menebus dirinya.
6. Garim, yaitu orang yang mempunyai hutang dan hutangnya bukan untuk maksiat.
7. Sabilillah, yaitu orang yang berperang pada jalan Allah SWT.
8. Ibnu Sabil, yaitu orang yang dalam bepergian untuk kebaikan, bukan untuk maksiat.

Orang-orang yang tidak berhak menerima zakat fitrah, antara lain :


1.Keturunan Rasulullah SAW
2.Orang kaya
3.Orang yang menjadi tanggungan bagi orang yang berzakat
4.Hamba sahaya

D. Pengertian Wakaf

Wakaf secara bahasa berasal dari bahasa Arab waqafa. Asal kata waqafa berarti menahan,
berhenti, diam di tempat, atau tetap berdiri. Kata waqafa-yaqifu-waqfan sama artinya dengan
h}abasa-yah}bisu-tah}bisan (menahan).5 Wakaf dalam bahasa Arab mengandung pengertian
menahan, menahan harta untuk diwakafkan, tidak dipindahmilikkan. Dengan kata lain, wakaf
adalah menyerahkan tanah kepada orang-orang miskin untuk ditahan, karena barang milik itu
dipegang dan ditahan oleh orang lain, seperti menahan hewan ternak, tanah, dan segala sesuatu.6

Dalam istilah syara’ secara umum wakaf adalah sejenis pemberian dengan
pelaksanaannya dengan cara menahan (pemilikan) kemudian menjadikan manfaatnya berlaku
umum. Yang dimaksud kepemilikan adalah menahan barang yang diwakafkan agar tidak
diwariskan, dijual, dihibahkan, didagangkan, digadaikan, maupun disewakan. Sedangkan cara
pemanfaatannya adalah menggunakan sesuai dengan kehendak sang pemberi wakaf tanpa
imbalan.7
Menurut Mundzir Qahaf, wakaf adalah memberikan harta atau pokok benda yang
produktif terlepas dari campur tangan pribadi, menyalurkan hasil dan manfaatnya secara khusus
sesuai dengan tujuan wakaf, baik untuk kepentingan perorangan, masyarakat, agama atau umum

E. Dasar Hukum Wakaf

F. Penjelasan Wakaf Lebih Lanjut

Pertama kali munculnya wakaf yaitu :

Ketika umar betanaya kepada rasul “kata umar” ya rasul aku telah mendapatkan tanah di khaibat
dan aku belum pernah mendapatkan harta yang lebih berharga dari tanah tersebut. Maka apakah
yang engkau perintahkan kepada ku ya rasul lau rasul menjawab”jika engkau mau tahanlah
asalnya (pokoknya) dan sedekahkan hasil nya” maka umar menyediakan nya untuk itu tanah
tersebut tidak boleh dijual, tidak boleh dihibahkan dan tidak diwariskan. Sedekah itu
diperuntukan bagi orang-orang fakir, keluarga dekat, untuk memerdekakan budak, untuk
menjamu tamu dan untuk orang kehabisan bekal dalam perjalanan. Boleh juga untuk nasir
(petugas wakaf), sebagian dari padanya dan untuk memberikan keluarganya dengan syarat tidak
menjadikan sebagai hak milik baginya.

Rukun dan Syarat Wakaf


Menurut jumhur ulama dari mazhab Syafi’i, Maliki dan Hanbali, mereka sepakat bahwa rukun
wakaf ada empat, yaitu:

1. Wakif (orang yang berwakaf)

2. Mauquf ‘alaih (orang yang menerima wakaf)

3. Mauquf (harta yang diwakafkan)

4. Sighat (pernyataan wakif sebagai suatu kehendak untuk mewakafkan harta bendanya).

Menurut pasal 6 Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004, wakaf dilaksanakan dengan memenuhi
unsur wakaf sebagai berikut:

1. Wakif

2. Nadzir

3. Harta Benda Wakaf

4. Ikrar Wakaf

5. Peruntukkan Harta Benda Wakaf

6. Jangka Waktu Wakaf

Menurut hukum (fiqih) Islam, wakaf baru dikatakan sah apabila memenuhi dua persyaratan,
yaitu:

1. Tindakan/perbuatan yang menunjukan pada wakaf.


2. Dengan ucapan, baik ucapan (ikrar) yang sharih (jelas) atau ucapan yang kinayah
(sindiran). Ucapan yang sharih seperti: “Saya wakafkan….”. Sedangkan ucapan kinayah
seperti: “Saya shadaqahkan, dengan niat untuk wakaf”.

Unsur-unsur wakaf

1. Orang yang wakaf (waqif)

Syarat-syarat wagif menurut pasal 8 UU RI NO 41/2004

a. Dewasa

b. Barakal sehat

c. Tidak terhalang melakukan perbuatan hukum

d. Pemilik sah harta benda wakaf

2. Harta yang diwakafkan (mauqufbih)

Syarat-syarat harta yang di wakafkan

a. Benda yang diwakafkan apabila dimiliki dan dikuasai oleh waqif secara sah (pasal 15) atau
benda yang diwakafkan harus :

1) Mutaqawin

Barang yang dimiliki oleh seorang dan barang tersebut boleh dimanfaatkan manurut syariah
islam dalam keadaan apapun :

2) Aqar

Barang tidak bergerak dan dapat diabil manfaatnya.


b. Benda yang diwaqafkan harus jelas wujudnya dan pasti batas-batasnya.

c. Harta yang diwaqafkan harus benar-benar kepunyaan waqif secara sempurna, artinya bebas
dari segala beban.

d. Benda yang diwaqafkan harus kekal sifatnya.

3. Sasaran Waqaf (yang berhak menerima) mauqufalaih

Secara umum syarat-syaratnya adalah :

a. Qurbah (Pendekatan diri kepada Allah)

Waqaf adalah perbuatan yang bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah, oleh sebab itu
yang menajdi objek waqaf harus objek kebaikan.

Waqaf ada 2 macam, yaitu :

1) Waqaf Ahli

Waqaf yang diperuntukkkan bagi anak cucu atau kaum kerabat dengan orang kafir.

2) Waqaf Hairin

Waqaf yang ditujukan untukkepentingan umum.

4. Pernyataan waqaf dari waqif/ikrar waqaf (sigkaf)

Pernyataan waqif yang merupakan tanda penyerahan barang atau benda yang diwakafkan.

NAZIR WAQAF
q Secara etimologi Nasir berasal dari kata “NAZHARA” artinya menjaga, memelihara,
mengelola dan mengawasi

q Secara istilah (terminologi), orang yang diberi tugas untuk mengelola wakaf

Di Indonesia ada lembaga/badan yang mengurus dan mengelola harta wakaf tadi yang disebut
nasir wakaf

SYARAT-SYARAT NAZIR

Pada dasarnya siapapun dapat menjadi Nasir asalkan dia berhak melakukan tindakan hukum
akan tetapi karena tugas Nazir adalah menyangkut harta benda yang manfaatnya harus
disampaikan kepada pihak yang berhak menerimanya maka jabatan Nazir harus diberikan
kepada orang yang mampu menjalankan tugasnya. Karena itu ulama hukum Islam sepakat untuk
syarat-syarat Nasir adalah :

1. Adil

2. Mampu menjalankan tugasnya sebagai Nazir

3. Penegrtian luar yaitu :

Adil, yang bukan saja mengerti hukum tentang wakaf secara baik akan tetapi jug adil dalam
menjalankan ibadah serta taat kepada Allah SWT

Macam-macam Wakaf

Wakaf terbagi menjadi beberapa macam berdasarkan tujuan, batasan waktunya dan penggunaan
barangnya.

a. Wakaf berdasarkan tujuan


Wakaf berdasarkan tujuan ada tiga, yaitu:

1. Wakaf sosial untuk kebaikan masyarakat (khairi), yaitu apabila tujuan wakafnya
untuk kepentingan umum

2. Wakaf keluarga (dzurri), yaitu apabila tujuan wakaf untuk member manfaat kepada
wakif, keluarganya, keturunannya, dan orang-orang tertentu, tanpa melihat kaya atau
miskin, sakit atau sehat dan tua atau muda.

3. Wakaf gabungan (musytarak), yaitu apabila tujuan wakafnya untuk umum dan
keluarga secara bersamaan.

b. Wakaf berdasarkan batasan waktunya

Wakaf berdasarkan batasan waktunya terbagi menjadi dua macam, yaitu:

1. Wakaf abadi yaitu apabila wakafnya berbentuk barang yang bersifat abadi, seperti tanah
dan bangunan dengan tanahnya, atau barang bergerak yang ditentukan oleh wakif sebagai
wakaf abadi dan produktif, dimana sebagian hasilnya untuk disalurkan sesuai tujuan
wakaf, sedangkan sisanya untuk biaya perawatan wakaf dan mengganati kerusakannya.

2. Wakaf Sementara yaitu apabila barang yang diwakafkan berupa barang-barang yang
mudah rusak ketika dipergunakan tanpa member syarat untuk mengganti bagian yang
rusak. Wakaf sementara juga bisa dikarenakan oleh keinginan wakif yang member
batasan waktu ketika mewakafkan barangnya.

c. Wakaf berdasarkan penggunaannya


Wakaf berdasarkan penggunaanya dibagi menjadi dua macam, yaitu:

1. Wakaf langsung yaitu wakaf yang pokok barangnya digunakan untuk mencapai
tujuannya seperti mesjid untuk shalat, sekolah untuk kegiatan belajar mengajar, rumah
sakit untuk mengobati orang sakit dan sebagainya.

2. Wakaf Produktif yaitu wakaf yang pokok barangnya digunakan untuk kegiatan produksi
dan hasilnya diberikan sesuai dengan tujuan wakaf.

G. Manfaat Zakat dan Wakaf Bagi Kesejahteran Umat

Pengertian Sejahtera

Dalam istilah umum, sejahtera menunjuk ke keadaan yang baik, kondisi manusia di mana
orang-orangnya dalam keadaan makmur, dalam keadaan sehat dan damai.

Dalam ekonomi, sejahtera dihubungkan dengan keuntungan benda. Sejahtera memliki arti
khusus resmi atau teknikal , seperti dalam istilah fungsi kesejahteraan sosial.

Dalam kebijakan sosial, kesejahteraan sosial menunjuk ke jangkauan pelayanan untuk


memenuhi kebutuhan masyarakat. Ini adalah istilah yang digunakan dalam ide negara sejahtera.
(wikipedia).

Kesejahteraan hidup seseorang dalam realitanya, memiliki banyak indicator keberhasilan


yang dapat diukur. Dalam hal ini Thomas dkk. (2005:15) menyampaikan bahwa kesejahteraan
masyarakat menengah ke bawah dapat di representasikan dari tingkat hidup masyarakat ditandai
oleh terentaskannya kemiskinan, tingkat kesehatan yang lebih baik, perolehan tingkat pendidikan
yang lebih tinggi, dan peningkatan produktivitas masyarakat.
Urgensi Zakat untuk Kesejahteraan Umat

Tidak dapat dipungkiri bahwa zakat merupakan sumber dana kesejahteraan umat (untuk
pengentasan kemiskinan, peningkatan kesehatan, pendidikan dan produktivitas).

Terkait dengan kemiskinan menurut Badan Pusat Statistik; pada Maret 2014, jumlah
penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis
Kemiskinan) di Indonesia mencapai 28,28 juta orang (11,25 persen).

Potensi zakat nasional tahun 2014 adalah 217 triliun rupiah bahkan ada yang memperkirakan
300 triliun rupiah per tahun.

Jika diasumsikan umat islam yang miskin 70 persen dari 28,28 juta orang maka umat islam di
Indonesia yang miskin sama dengan 19.796.000 orang. Dengan potensi zakat 217 atau 300 triliun
rupiah tersebut sangat membantu pemerintah mengentaskan kemiskinan dan membantu mereka
kepada kehidupan yang sejahtera.

Barang kali dengan alasan apapun, yang jelas pemerintah melihat potensi besar yang ada pada
zakat untuk kesejaheraan umat, makanya pemerintah menggulirkan aturan-aturan dan
perundang-undangan, seperti UU nomor 23 tahun 2011 dan PP nomor 14 tahun 2014 tentang
Pengelolaan Zakat. Undang-undang dan Peraturan tersebut harus dioptimalisasikan untuk
mensejahterakan umat tersebut. Minimal optimalisasi zakat itu diperlukan :

1. Penguatan aturan dan undang-undang zakat itu sendiri, seperti aturan di Malaysia memberi
sanksi dan denda terhadap muzakki yang tidak menjalankan kewajibannya.

2. Penguatan Badan dan Lembaga pengelola zakat yang profesional.

3. Penguatan kesadaran para muzakki dalam menunaikan kewajiban berzakat.


4. Penguatan peran ulama, muballigh, para pejabat, tokoh masyarakat, pengurus masjid dan
mushalla dalam mensosialisasikan perzakatan.

Dengan optimalnya pengelolaan zakat tersebut yang terindikasi dengan besarnya perhatian
pemerintah dan masyarakat Islam tentu mendorong terciptanya kesejahteraan umat.

Hikmah / Tujuan dan manfaat Zakat

1. Sebagaimana perwujudan keimanan kepada Allah, serta mensyukuri hikmah-Nya


menumbuhkn akhlak dengan rasa kemanusiaan yang tinggi dan mengilangkan sifat kikir, rakus
dan materialistis.

2. Bertujuan untuk menolong, membantu dan membina fakir miskin kearah kehidupan yang
lebih baik.

3. Sebagai pilar amal bersma antara orang kaya yang berkecukupan kehidupannya dan para
Mujjahid (Pejuang) yang seluruh waktunya digunakan untuk berjihad di jalan Allah.

4. Sebagai salah satu sumber dana bagi pembangunan sarana dan prasarana yang harus
dimiliki umat islam seperti sarana ibadah, pendidikan, kesehatan dan sarana pengembangan
kuantitas sumber daya manusia muslim.

5. Untuk memasyarakatkan etika bisnis yang benar.

6. Zakat merupakan salah satu instrumen pemerataan pendapatan

7. Untuk mendorong umat islam agar giat berusaha mencari rezeki sehingga ia dapat
melaksanakan zakat

Tujuan Zakat Lainnya


1. Zakat mengurangi tingkat kriminal

2. Zakat menimbulkan kasih sayang antara manusia

3. Zakat mengurangi jarak antara orang kaya dengan orang miskin

Fungsi Wakaf

Dalam Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 pasal 5 dijelaskan bahwa fungsi wakaf adalah
mewujudkan potensi dan manfaat ekonomis harta benda wakaf untuk kepentingan ibadah dan
untuk memajukan kesejahteraan umum.

Fungsi wakaf itu terbagi menjadi empat fungsi, yaitu:

1. Fungsi Ekonomi. Salah satu aspek yang terpenting dari wakaf adalah keadaan sebagai
suatu sistem transfer kekayaan yang efektif.

2. Fungsi Sosial. Apabila wakaf diurus dan dilaksanakan dengan baik, berbagai kekurangan
akan fasilitas dalam masyarakat akan lebih mudah teratasi.

3. Fungsi Ibadah. Wakaf merupakan satu bagian ibadah dalam pelaksanaan perintah Allah
SWT, serta dalam memperkokoh hubungan dengan-Nya.

4. Fungsi Akhlaq. Wakaf akan menumbuhkan ahlak yang baik, dimana setiap orang rela
mengorbankan apa yang paling dicintainya untuk suatu tujuan yang lebih tinggi dari pada
kepentingan pribadinya

Anda mungkin juga menyukai