Anda di halaman 1dari 5

Hak asasi manusia, pada dasarnya merupakan hak yang melekat secara kodrati pada diri setiap manusia

sejak lahir sampai meninggal dunia.

Pengakuan dan perlindungan hukum terhadap hak asasi manusia di Indonesia ini rupanya juga
berpengaruh terhadap penegakan hukum di Indonesia, misalnya terhadap pemberian hukuman mati.
Pemberian hukuman mati masih banyak diperdebatkan oleh banyak pihak dari aspek pelanggaran
terhadap hak asasi manusia. Satu sisi mengatakan bahwa hukuman mati merupakan suatu pelanggaran
hak asasi manusia, karena telah dianggap merampas hak hidup manusia. Namun di sisi lain berpendapat
bahwa hukuman mati dapat dilaksanakan karena telah dinyatakan sebagai salah satu jenis pidana dalam
ketentuan KUHP.

Putusan Pengadilan Negeri Tanggerang ini ternyata telah menimbulkan banyak perdebatan dari pihak-
pihak yang berkompeten di dalamnya,

Ketentuan dalam KUHP sendiri juga memungkinkan adanya jenis hukuman mati terhadap pelaku tindak
pidana, sehingga pemberian hukuman mati, secara yuridis merupakan suatu kewenangan hakim untuk
melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan demi tegaknya hukum di Indonesia. dengan
kata lain, vonis mati itu sudah dibenarkan oleh undang-undang.

Dalam usaha untuk menanggulangi masalah penyalahgunaan dan peredaran gelap


narkotika pemerintah telah mengeluarkan UU No 35 tahun 2009. UU tersebut pada dasarnya
mengatur narkotika digunakan hanya untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan ilmu
pengetahuan. Pelanggaran terhadap peraturan itu diancam dengan pidana yang tinggi dan berat
dengan dimungkinkanya terdakwa divonis maksimal yakni pidana mati selain pidana penjara dan
pidana denda.
Dalam beberapa kasus telah banyak bandar dan pengedar narkotika tertangkap dan
mendapatkan sanksi berat berupa pidana mati. Seperti kasus Rodrigo Gularter dan Andrew Chan
terpidana mati asal Brazil dan Australia yang akan di eksekusi mati. Dalam putusan Mahkamah
Konstitusi dijelaskan bahwa penerapan sanksi pidana mati bagi para pelaku tindak pidana
narkotika tidak melanggar hak asasi manusia lain, yang memeberikan dampak terhadap
kehancuran generasi muda di masa yang akan datang.
Namun dalam melaksanakan hukuman mati di Indonesia begitu banyak masyarakat yang
mendukung kebijakan tersebut, akan tetapi tidak sedikit yang menolak hukuman tersebut. Maka
dari itu makalah ini akan membahas tentang perspektif hukum pidana Islam dan hukum positif,
serta pro dan kontra hukuman mati terhadap pelaku narkoba.
membuat jera para pengedar naarkoba, terciptanya keamanan
Efek jera yang ditimbulkan dari pelaksaan eksekusi mati
ditandai dengan, yaitu:

1. Tegasnya Indonesia dalam memerangi narkoba dengan


memberikan hukuman seberat-beratnya walaupun pengedarnya
berasal dari Warga Negara Asing.

2. Tidak adanya remisi/pengajuan untuk meringankan


hukuman bagi para pengedar narkoba.

3. Meningkatnya intensitas polisi dan pihak keamanan dalam


memberantas narkoba.

Penjelasan lebih lanjut :

Narkoba merupakan singkatan dari narkotika dan zat adiktif


lainnya. Istilah narkoba juga diperkenalkan di Indonesia oleh
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, yaitu Napza yang
merupakan singkatan dari narkotika, psikotropika dan zat adikitif.

Narkoba merupakan jenis obat-obatan terlarang yang dapat


menghancurkan masa dpn, kesehatan, iman dan segala sesuatu
dari diri seseorang. Pada saat ini, terdapat 35 (tiga puluh lima)
jenis narkoba yang dikonsumsi oleh orang Indonessia. Di dunia
ini, terdapat 354 jenis narkoba.

Menurut Undang-Undang No. 35 tahun 2009, Narkotika


digolongkan menjadi tiga golongan sebagaimana yang tertulis
dalam Undang-Undang. Yang termasuk jenis narkotika adalah
sebagai berikut:

1. Tanaman papavver, opium mentah, opium masak, opium


obat, morfin, kokain, ekgonina, tanaman ganja dan damar ganja
2. Garam dan turunan dari morifn, kokain, serta campuran
bahan-bahan di atas.

Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun


sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui
pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan mental dan perilaku. Terdapat empat golongan
psikotropika menurut Undang-Undang. Menurut UU No. 35 tahun
2009 tentang narkotika, maka psikotropika golongan I dan
golongan II dimasukkan ke dalam golongan narkotika. Pada UU
No. 5 tahun 1997, hanya menyangkut psikotropika III dan IV. Zat
yang termasuk psikotropika antara lain Sedatin (Pil BK),
Rohypnol, Magadon, Valium, Mandrax, Amfetamin, Fensiklidin,
Metakualon, Metifenidat, FEnobarbital, Flunitrazepam, Ekstasi,
Sabu-sabu, LSD (Lycergic Syntetic Diethylamide) dan
sebagainya.

Bahan adiktif lainnya mengandung bahan-bahan alami, semi-


sintetis maupun sintetis. Contohnya adlaah Alkohol yang
mengandung ethyl etanol, lem, aceton, ether dan sebagainya.

Sesuatu yang kita lakukan pasti akan memiliki sebab dan


akibat. Berikut yang akan kita bahasa adalah mengenai apa efek
jera yang di timbulkan untuk pelaksanaan eksekusi mati bagi para
pengedar narkoba.

Efek yang di timbulkan :

1. Kejeraan beberapa orang terhadap narkoba sehingga tidak


ingin menggunakan narkoba lagi.
Karena hukuman terhadap pengedar narkoba sangat berat,
maka beberapa orang yang menggunakan narkoba kemungkinan
akan berhenti (kalau masih menyayangi kehidupan mereka).

2. Menurunnya jumlah pengedar narkoba dan pengguna


narkoba.

Karena takut dengan hukuman,beberapa orang yang


memakai narkoba akan menghentikan pemakaian sehingga
mengakibatkan penurunan jumlah pengedar dan pengguna
narkoba.

"Hindari narkoba untuk indonesia yang lebih baik"

Dengan dilaksanakannya sebuah eksekusi mati terhadap


peredaran narkoba maka hal tersebut diharapkan akan dapat
mengurangi tingkat peredaran pada sebuah daerah secara
drastis. Hal tersebut di karenakan hukuman mati adalah hukuman
terberat pada sebuah hukum yang dimana diciptakan oleh
manusia sendiri serta hukuman mati adalah melawan hak asasi
manusia karena hukum mencabut hak manusia untuk hidup..
Selain itu, akan menjadi sebuah efek jera paling besar yang
dimana dalam hal peredaran narkoba sendiri.

Efek jera yang ditimbulkan adalah penurunan terhadap peredaran


jumlah narkoba yang ada pada sebuah daerah karena eksekusi
mati mencabut hak untuk hidup seseorang yang sebagaimana
seharusnya hak tersebut adalah tuhan yang dimana memiliki
kemampuan untuk menghentikkan hak untuk hidup seseorang.
Sebenarnya, pelaksanaan dari hukuman mati sendiri dengna
penegakan hak asasi manusia adalah kedua belah hal yang
dimana bertentangan dikarenakan hukuman mati adalah sebuah
tindakan yang dimana mencabut hak asasi manusia yang dimiliki
oleh manusia seperti halnya hak untuk hidup dikarenakan hak
untuk hidup tersebut pada dasarnya tuhan lah yang memiliki
kemampuan untuk menghentikan hidup seseorang.

Kemudian, guna untuk menghindari alternatif dari hukuman mati,


sebuah hukuman yang dimana pantas sebagai penyelahgunaan
dalam narkoba adalah dengan menggunakan hukuman seumur
hidup.

Simak lebih lanjut di Brainly.co.id -


https://brainly.co.id/tugas/17913564#readmore

Anda mungkin juga menyukai