Hiperkalsemia PDF
Hiperkalsemia PDF
Fisiologi dari homeostasis kalsium agak kompleks. Kation divalen ini dipertahankan oleh
beberapa mekanisme yang saling berkaitan dan tergantung. Hal ini melibatkan vitamin D,
suatu zat yang diperlukan untuk absorpsi kalsium dari intestinum tenue. Intestinum sendiri
berfungsi sebagai organ absorpsi, sedang tubuli renalis dibawah pengaruh PTH berfungsi
sebagai pengendali ekskresi kalsium ke dalam urine. Tulang berfungsi sebagai gudang
persediaan kalsium dalam tubuh, dan dibawah pengaruh PTH akan melepaskan kalsium
melalui osteolisis. Jadi, setiap keadaan peninggian vitamin D, peningkatan PTH, atau
substansi mirip PTH (PTH-like substance), atau setiap proses yang meningkatkan aktivitas
osteoklastik (osteolisis) dapat menyebabkan hiperkalsemia.
I. Manifestasi umum
Hiperkalsemia umumnya asimtomatik. Jika bergejala biasanya berupa timbulnya
poliuria sedang atau berat, polidipsia, konstipasi, dan perubahan kesadaran (letargi,
somnolen, dan mungkin sampai koma). Dapat disertai deplesi volume intravaskuler
berupa hipotensi ortostatik dan takikardia, yang timbul setelah pasien tidak dapat
memenuhi kebutuhan cairan merupakan tanda kemungkinan awal timbulnya koma.
Sering dijumpai adanya riwayat keganasan, karsinoma atau multipel mieloma
II. Penyebab yang mendasari
A. Karsinoma Sel Squamosa Primer
Tempat yang paling sering dijumpai adanya karsinoma sel squamosa adalah paru,
kepala dan leher.
1. Patogenesis yang mendasari adalah produksi PTH-/ike substance yang
menyebabkan peningkatan resorpsi tulang dan hiperkalsemia, serta peninggian
ekskresi kalsium lewat urine.
2. Manifestasi klinis spesifik adalah gejala dan tanda klinis hiperkalsemia dan
tumor itu sendiri.
3. Evaluasi dan Pengelolaan. Evaluasi dan pengelolaan spesifik disajikan dalam
Kotak T-3. Jika memungkinkan karsinoma sel squamosa maligna yang ada
sebaiknya dilakukan eksisi. Namun, jika ada hiperkalsemia, biasanya sudah ada
metastasis. Oleh karena itu, terapi yang diberikan adalah cara paliatif terbaik, yang
meliputi yang berikut.
a. Mithramisin
b. Kalsitonin
c. Galium nitrat
d. Fosfat oral
III. Konsultasi
Problem Pelayanan Waktu
Hiperparatiroidisme primer SppD-KEMD/Bedah Sesuai keperluan
Keganasan SpPD-KHOM Segera
Sarkoidosis SpPD-KP Sesuai keperluan
IV.Indikasi Rawat Inap, jika ada penurunan kesadaran, bukti-bukti dehidrasi berat, atau
bukti adanya gangguan keseimbangan elektrolit.
V. Kepustakaan
1. Asdie AH
2. Asdie
Hiperkalemia
Kadar normal kalium (potassium) dalam cairan ekstraseluler adalah 3,5 — 5,0 mEq/dL.
Mekanisme fisiologik dalam homeostasis kalium dan mencegah hipokalemia adalah yang
berikut.
Aldosteron (mineralokortikoida). Jika kadar kalium meningkat, maka sel-sel