Anda di halaman 1dari 3

Teori keunggulan mutlak (theory of absolute advantage) merupakan teori yang

dikemukakan oleh Adam Smith. Menurutnya, suatu negara dapat disebut memiliki keunggulan
mutlak dari negara lain jika negara tersebut memproduksibarang atau jasa yang tidak dapat
diproduksi oleh negara lain. Misalnya, Indonesia memproduksi keris dan tidak
memproduksi satelit pemancar. Sebaliknya, Jepang memproduksi satelit pemancar dan tidak
memproduksi keris. Dengan demikian, perdagangan internasional akan terjadi di antara
keduanya bila Indonesia dan Jepang bersedia bertukar satelit pemancar dan keris.
Teori absolut advantage (Keunggulan Mutlak) ini didasarkan pada beberapa asumsi
pokok antara lain:
 Faktor produksi yang digunakan hanya tenaga kerja saja.
 Kualitas barang yang diproduksi kedua negara sama.
 Pertukaran dilakukan secara barter atau tanpa uang.
 Biaya transpor ditiadakan.

Teori keunggulan komparatif (theory of comparative advantage) merupakan teori yang


dikemukakan oleh David Ricardo. Menurutnya, perdagangan internasional terjadi bila ada
perbedaan keunggulan komparatif antarnegara. Ia berpendapat bahwa keunggulan komparatif
akan tercapai jika suatu negara mampu memproduksi barang dan jasa lebih banyak dengan biaya
yang lebih murah daripada negara lainnya. Sebagai contoh, Indonesia dan Malaysia sama-sama
memproduksi kopi dan timah. Indonesia mampu memproduksi kopi secara efisien dan dengan
biaya yang murah, tetapi tidak mampu memproduksi timah secara efisien dan murah.
Sebaliknya, Malaysia mampu dalam memproduksi timah secara efisien dan dengan biaya yang
murah, tetapi tidak mampu memproduksi kopi secara efisien dan murah. Dengan demikian,
Indonesia memiliki keunggulan komparatif dalam memproduksi kopi dan Malaysia memiliki
keunggulan komparatif dalam memproduksi timah. Perdagangan akan saling menguntungkan
jika kedua negara bersedia bertukar kopi dan timah.
Dalam teori keunggulan komparatif, suatu bangsa dapat meningkatkan
standar kehidupan dan pendapatannya jika negara itu melakukan spesialisasi produksi barang
atau jasa yang memiliki produktivitas dan efisiensi tinggi.
Teori Keunggulan Absolut
Adam Smith (1937) menjelaskan bahwa suatu negara akan bertambah kekayaan jika
sejalan dengan peningkatan keterampilan dan efisiensi keterlibatan para tenaga kerja dan
penduduk di negara tersebut dalam proses produksi. Suatu negara dikatakan memiliki
keunggulan absolut ketika negara tersebut melakukan spesialisasi dalam memproduksi komoditi
dengan negara lain. Spesialisasi produksi dua negara yang melakukan perdagangan keunggulan
absolut dapat disimulasikan sebagai berikut:
Gambaran Teori Keunggulan Absolut

Negara A Negara B

Kentang 8 unit / tenaga kerja 4 unit / tenaga kerja

Gandum 6 unit / tenaga kerja 12 unit / tenaga kerja

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa negara A memilik keunggulan absolut dalam
memproduksi kentang, sedangkan negara B memiliki keunggulan absolut dalam memproduksi
gandum. Perdagangan internasional dengan keunggulan absolut dapat dikatakan menguntungkan
jika negara A mengekspor kentang ke negara B dan mengimpor gandum dari negara B, begitu
pula sebaliknya, negara B mengekspor gandum ke negara A dan melakukan impor kentang dari
negara A.

Teori Keunggulan Komparatif


Teori keunggulan komparatif diperkenalkan oleh David Ricardo (1971) yang menyatakan
bahwa perdagangan internasional dapat terjadi walaupun suatu negara tidak memiliki
keunggulan absolut. Berbeda dengan teori keunggulan absolut yang dikembangkan oleh Adam
Smith (1937), Ricardo (1971) menjelaskan bahwa perdagangan internasional dapat saling
menguntungkan jika salah satu negara tidak memiliki keunggulan absolut, cukup dengan
memiliki keunggulan komparatif pada harga untuk suatu komoditi yang relatif berbeda
(Helpman, 2010).
Teori Heckscher – Olin (H-O)
Perubahan dalam teori perdagangan internasional muncul ketika seorang sejarawan
ekonomi asal Swedia, Eli Heckscher dan muridnya Bertil Olin mengemukakan penjelasan
mengenai perdagangan internasional yang belum sempat dijelaskan oleh David Ricardo (1971).
Heckscher – Olin (1919) mengembangkan model ekonomi dengan menyatakan penyebab adanya
perbedaan produktivitas karena adanya perbedaan proporsi faktor tenaga kerja, modal, dan tanah
yang dimiliki oleh suatu negara. Teori Heckscher–Olin dikenal dengan “The Proportional Factor
Theory” dimana negara dengan faktor produksi relatif tinggi dan murah dalam biaya produksi
akan melakukan spesialisasi produksi untuk melakukan ekspor. Sebaliknya negara dengan faktor
produksi relatif langka dan mahal dalam biaya produksi akan melakukan impor (Helpman,
2010).

TAMBAHAN
Teori keunggulan absolut muncul sebagai perbaikan atas teori merkantilisme, Adam
menganggap bahwa surplus perdagangan yang dipaksakan melalui mekanisme proteksi dan
pemberian monopoli keada produsen dalam negeri akan mengorbankan efisiensi dan
produktifitas, sebab jika dibiarkan hal demikian produsen dalam negeri tidak akan mau
melakukan inovasi dan efisiensi, akibatnya adalah produksi yang dihasilkan bukan hanya lebih
sedikit melainkan akan menjadi tambah mahal dan belum tentu kualitasnya akan lebih bagus jika
melakukan impor artinya secara garis besar teori merkantilisme menganjurkan perdagangan yang
kontroversi sebab melakukan proteksi yang ketat terhadap barang dari luar sehingga akan
membatasi bahkan menyetop barang dari luar dan pemberian hak monopoli kepada produsen
domestic yang dampaknya adalah rakyat harus terpaksa membeli barang dalam negeri yang
mahal.
Tujuan utama dari Adam mencetuskan teory ini adalah agar suatu Negara nelakukan
spesialisasi dalam upaya peningkatan efisiensi

Anda mungkin juga menyukai