Anda di halaman 1dari 16

+XNXP$ODPGDQ6XQQDWXOODK

8SD\D5HNRQVWUXNVL3HPDKDPDQ7HRORJLV
GL,QGRQHVLD

(ND3XWUD:LUPDQ
IAIN Imam Bonjol Padang
epewe@yahoo.com

$EVWUDFW7KLVSDSHUZLOOSURYLGHDFRPSUHKHQVLYHXQGHUVWDQGLQJRIWKHQRWLRQVXQQDWXOOƗK and natural


ODZERWKLQWHUPVRIVFLHQFHDQGWKH4XU¶ƗQ7KHQLWZLOODOVRVHHWKHVLPLODULWLHVDQGGLIIHUHQFHVEHWZHHQ
the two. In this respect, the writer questions whether the VXQQDWXOOƗKPHQWLRQHGLQWKH4XU¶ƗQLVVLPLODUWR
what meant by the laws of nature? Are the natural and all applicable laws inherently absolute and static?,
DQGFRQVHTXHQWO\WKH\GRQRWFKDQJHJUDGXDOO\DQGGRQRWDOORZRUVXSSRUWWKHGHYHORSPHQWRIVFLHQFH"
$ERYHTXHVWLRQVQHHGDQVZHUVIURPWKHZULWHUVRIWKHRORJ\HVSHFLDOO\,QGRQHVLDQWRGLVFXVVWKHRORJ\RI
nature in line with the discussion of nature itself which is done by scientists. So far there are indications these
WZRWHUPVKDYHGLIIHUHQWSXUSRVHVDQGPHDQLQJV7KLVGLIIHUHQFHLQWKHUHIRUPXODWLRQDQGUHFRQVWUXFWLRQ
ultimately requires an understanding of theology, especially about the notion of natural law and VXQQDWXOOƗK
which has been the understanding of elementary students of theology and author in Indonesia.

.H\ZRUGV Nature, Causality, Sunnatullah, Change, Static.

$EVWUDNVL Paper ini akan memberikan pemahaman komperhensif mengenai ide VXQQDWXOOƗK dan hukum
alam, baik menurut term sains maupun DO4XU¶ƗQ,DMXJDDNDQPHOLKDWSHUEHGDDQGDQSHUVDPDDQGLDQWDUD
keduanya. Dalam hal ini penulis memertanyakan apakah VXQQDWXOOƗK dimaksud DO4XU¶ƗQ DGDODK VDPD
dengan hal disebut hukum-hukum alam? Apakah hukum-hukum alam dan hukum-hukum terapan secara
inheren absolut dan statis?, dan konsekuensinya mereka tidak berubah secara berangsur-angsur, dan tidak
mendukung perkembangan sains? Pertanyan-pertanyaan di atas menghajatkan jawaban-jawaban dari para
penulis teologi, khususnya sarjana Indonesia, untuk mendiskusikan teologi alam sejalan dengan diskusi
alam dilakukan oleh para saintis. Sejauh ini terdapat banyak indikasi mengenai adanya dua term memiliki
tujuan-tujuan dan makna-makna berbeda. Perbedan-perbedaan ini, dalam reformulasi dan rekonstruksi,
benar-benar membutuhkan pemahaman teologi khususnya, mengenai hukum alam dan VXQQDWXOOƗK, yang
telah menjadi pemahaman umum bagi para mahasiswa mula teologi, juga penulis Indonesia.

.DWDNXQFLAlam, Kausalitas, Sunnatullah, Perubahan, Statis.

3HQGDKXOXDQ YLUXV+1
Fleksibilitas hukum alam dapat dilihat Para teolog Islam membahas alam
dari dua sisi, pertama dari dinamika semesta sebagai bagian dari ciptaan dan
perkembangan ilmu dan pengetahuan perbuatan Allah. Teologi Islam menguraikan
kealaman dengan penemuan yang senantiasa tentang asal usul penciptaan dan keberadaan
baru dan mutakhir; kedua, dari sisi perubahan alam serta natur yang menyertainya. Sebagian
yang terjadi pada sistem alam semesta itu teolog berkeyakinan bahwa Allah hanya
sendiri seperti perubahan iklim radikal dan menciptakan zat/benda (al-jawhar) dan tidak
kemunculan spesies baru baik akibat proses menciptakan natur/aksiden (DOµDUG̟  1DWXU
mutasi atau proses alami lainnya. Proses suatu benda menurut kelompok ini adalah
mutasi spesies dapat dilihat dari munculnya murni pilihan dan kreasi dari masing-masing
berbagai virus baru yang tidak dapat dikenal benda yang telah diciptakan oleh Allah.
oleh sistem imunitas tubuh manusia seperti Dalam perkembangan pembahasan ten-

347
348 Ilmu Ushuluddin, Volume 1, Nomor 4, Juli 2012

tang hukum alam dan naturnya sebagian antara isyarat DO4XU¶ƗQ GDQ VDLQV PRGHUQ VHUWD
penulis teologi Islam di Indonesia menggu- kaum failasuf Islam, yakni ia sebagai suatu kenis-
cayaan yang tidak akan berubah dan menyimpang.2
nakan istilah baru yaitu kaata sunnatullah.
Kata sunnatullah (VXQQDWXOOƗK) oleh sebagian %HUDQJNDW GDUL EHEHUDSD XQJNDSDQ GL
pemikir ini dianggap sebagai entitas yang atas diketahui bahwa hukum alam disebut
similar dengan sistem yang berlaku di alam oleh penulis teologi di Indonesia dengan
semesta. sunnatullah yang sifatnya statis dan tidak
Pembahasan tentang sunnatullah seperti akan pernah berubah. Hukum alam yang statis
yang dilakukan di Indonesia tidak ditemukan ini disandarkan kepada ayat DO4XU¶ƗQ \DQJ
dalam buku-buku teologi klasik. Istilah berbicara tentang sunnatullah yang memang
hukum alam dan sunnatullah yang menjadi tidak akan ada perubahannya.
pembahasan penulis teologi di Indonesia Salah satu dampak dari menyamakan
merupakan persoalan khas Indonesia saja. pengertian sunnatullah yang disebut dalam
Tetapi menariknya pembahasan tentang DO4XU¶ƗQGHQJDQKXNXPDODP\DQJGLSDKDPL
hukum alam dan sunnatullah selalu dikaitkan oleh sains adalah menjadikan alam dengan
dengan aliran teologi klasik terutama segala atribut yang disandangnya bersifat
0XµWD]LODK GDQ $V\µDUL\\DK VHKLQJJD statis, kaku, stagnan dan tidak berubah
seakan-akan para teolog klasik terlibat aktif seperti yang disebutkan DO4XU¶ƗQ GL DWDV
dalam pembahasan tentang sunnatullah. tentang ayat-ayat sunnatullah. Pemahaman
%DQ\DN NDU\D DNDGHPLV SDUD SHQXOLV seperti ini, dipastikan akan membentur tiang
teologi Indonesia tentang hukum alam dan besar ilmu pengetahuan yang senantiasa
sunnatullah yang tersebar dan dijadikan berkembang sesuai perkembangan fenomena
buku rujukan standar di lembaga pendidikan alam itu sendiri.
Islam di Indonesia. Di antara buku-buku Albert Einstein, yang diakui sebagai
tersebut adalah Teologi Islam karya Harun ilmuwan terbesar abad ke-20 dan pernah
1DVXWLRQ. Tulisan-tulisan tersebut sering dinobatkan sebagai ³3HUVRQRIWKH&HQWXU\´
merujuk kepada beberapa ayat DO4XU¶ƗQ ROHK 7LPHV 0DJD]LQH  EHUGDVDUNDQ
yang menyebutkan sunnatullah secara SHUKLWXQJDQ \DQJ LD EXDW GDODP ¿VLND WHRUL
LPSOLVLW +DUXQ 1DVXWLRQ PHQJXQJNDSNDQ telah menyimpulkan bahwa alam semesta
³.DXP0XµWD]LODKSHUFD\DSDGDKXNXPDODP senantiasa berubah dan tidak mungkin
atau sunnatullah yang mengatur perjalanan statis. Kesimpulan tersebut memang tidak
kosmos dan dengan demikian menganut dipublikasikan dan ia mendiamkan penemuan-
faham determinisme.”1 Pendapat Harun nya itu, hanya agar tidak bertentangan
1DVXWLRQLQLPHQGDSDWSHQMHODVDQ\DQJOHELK dengan model alam semesta statis yang
rinci dalam tulisan lain, diakui luas waktu itu. Di kemudian hari,
6HSHUWL\DQJGLNHPXNDNDQROHK,EQ5XV\GPHPHU- Einstein menyadari tindakannya ini sebagai
cayai ilmu pengetahuan sebenarnya memercayai “kesalahan terbesar dalam karirnya.”
kemampuannya untuk meramal atas dasar hukum-
hukum alam (sunnatullah.)Khusus tentang undang- 2
undang alam atau sunnatullah ternyata kaum teo- Sirajuddin Zar, Penciptaan Alam dalam al-
log tradisionalis tidak menerimanya sebagai suatu Quran,

keniscayaan, tetapi bagi mereka ia hanya merupa- Sirajuddin Zar, Penciptaan Alam dalam al-
kan suatu kebiasaan (adat) alam. Adapun tentang Quran,  +DO VHQDGD MXJD GDSDW GLOLKDW GDODP
hukum alam atau sunnatullah terdapat persamaan Sirajuddin Zar, Teologi Islam, Aliran dan Ajarannya,

Sirajuddin Zar, Penciptaan Alam dalam al-
Quran,
 +DUXQ1DVXWLRQTeologi Islam, Aliran Sejarah
1 
 +DUXQ <DK\D ³%LJ %DQJ /HGDNDQ \DQJ
Analisa Perbandingan (Jakarta: Universitas Indonesia 0HQJKDQFXUNDQ 3DKDP 0DWHULDOLVPH´ /LK MXJD
3UHVV  ³5XNPDQ 1XJUDKD 7LJD 3LODU .RVPRORJL  6WDQGDU´
Eka Putra Wirman, Hukum Alam dan Sunnatullah: Upaya Rekonstruksi Pemahaman Teologis di Indonesia 349

%HUGDVDUNDQ KDO LQL VHWLGDNQ\D SHQXOLV realitas dalam kehidupan nyata yang profan.
teologi perlu melihat kembali konsep ilmu- %HUDQJNDW GDUL UHDOLWDV GDQ GLQDPLND
ilmu alam para ahli di bidangnya. Di samping yang ada, tulisan ini akan memberikan
itu perlu menemukan makna dan maksud pemahaman yang komprehensif tentang
ayat-ayat sunnatullah terutama dari para pengertian sunnatullah dan hukum alam
mufassir dari berbagai aliran yang ada dalam baik dari sisi sains maupun dari informasi
Islam. Dengan demikian pendapat penulis DO4XU¶ƗQ .HPXGLDQ MXJD DNDQ PHOLKDW
teologi akan sesuai dan sejalan dengan persamaan atau perbedaan antara keduanya,
perkembangan ilmu pengetahuan di satu sisi apakah sunnatullah yang disebut dalam al-
dan ilmu tafsir DO4XU¶ƗQGLVLVLODLQVHKLQJJD 4XU¶ƗQ LWX GLPDNVXGNDQ GHQJDQ KXNXP
teologi tidak menjadi ilmu yang terasing dari alam? Apakah alam dan segala hukum yang
objek bahasannya sendiri. melekat dengannya berlaku absolut, statis
Konsep sunnatullah yang dikembangkan dan tidak mengalami perubahan gradual
para penulis teologi Indonesia yang dianggap sehingga tidak memungkinkan perkembangan
sama dengan hukum alam, perlu mendapat ilmu pengetahuan? Pertanyaan-pertanyaan
penjelasan dari berbagai aspeknya. Konsep di atas membutuhkan jawaban dari para
itu harus dianalisis dengan pendekatan sains, penulis teologi, terutama di Indonesia agar
tafsir, bahasa dan pendapat para teolog pembahasan teologi tentang alam sejalan
klasik, agar ditemukan kesamaan antara dengan pembahasan tentang alam itu sendiri
kebenaran ilmu dan DO4XU¶ƗQ7DQSDDGDQ\D yang dilakukan oleh para saintis. Sejauh
usaha seperti ini, dikhawatirkan terulangnya ini ada indikasi kedua istilah ini memiliki
kasus para teolog Kristen dengan para maksud dan makna yang berbeda. Perbedaan
ilmuwan yang masing-masing berada di dua ini pada akhirnya menuntut reformulasi dan
tebing yang berjauhan. Para teolog Kristen rekonstruksi pemahaman teologi terutama
memertahankan pengetahuan berdasarkan tentang pengertian hukum alam dan
dogma-teologis, sementara para ilmuwan sunnatullah yang selama ini telah menjadi
berusaha memahami dan menafsirkan alam pemahaman elementer para pengaji dan
sesuai dengan realitas dan tabiat alam itu penulis teologi di Indonesia.
sendiri tanpa terikat dengan dogma (non faith
based.) .RQVHSAlam
Jika para penulis teologi Islam tidak Seluruh yang diciptakan Tuhan disebut
berusaha mencari titik temu dogma makhluk (PDNKOnjT), sedang Tuhan yang
teologisnya dengan perkembangan sains menciptakan disebut dengan Khalik (.KƗOLT)
maka akan terjadi pereduksian universalitas Seluruh agama di dunia meyakini bahwa
DO4XU¶ƗQ VHKLQJJD PHQMDGL DMDUDQ \DQJ $OODK DGDODK 6DQJ 0DKD 3HQFLSWD \DQJ
jauh dari kebenaran ilmiah. Dengan demikian berada di luar jangkauan nalar manusia.
teologi berubah fungsi dari metode logis- Allah diyakini sebagai pencipta seluruh
analitis dalam memahami ajaran pokok
DJDPD DTLGDK  PHQMDGL VHSHUDQJNDW GRJPD 
Jujun S. Suriasumantri, “Penelitian Ilmiah,
transenden yang tidak memiliki akar dan .H¿OVDIDWDQ GDQ .HDJDPDDQ 0HQFDUL 3DUDGLJPD
Kebersamaan”, GDODP0'HGHQ5LGZDQ HG  Tradisi
Baru Penelitian Agama Islam Tinjauan Antardisiplin
Ilmu %DQGXQJ1XDQVD&HQGLNLD 
3LNLUDQ5DN\DW 
Pembahasan masalah ini dikenal sebagai

Teori Heliosentris ditemukan oleh Copernicus, metode tafsir tematis, dan tentang metode tafsir tematis
sedangkan teori Geosentris dimunculkan oleh failasuf OLKDWOHELKODQMXWµ$EGDO+ҐD\\DO)DUPƗZƯDO%LGƗ\DK
<XQDQL 3WROHPHXV /LK 5L]DO 0XQWDVLU GDQ 0LVQDO IƯ7DIVƯUDO0DZG̟njµƯ %HLUXW'ƗUDO.XWXEDOµ,OPL\\DK
0XQLUFilsafat Ilmu,FHWKDO  
350 Ilmu Ushuluddin, Volume 1, Nomor 4, Juli 2012

PDNKOXN \DQJ DGD EDLN \DQJ EHUXSD ¿VLN TDGƯP karena unsur-unsur yang ada padanya
PDXSXQQRQ¿VLN'DODPNRQVHSSHQFLSWDDQ bersifat baru.11
hanya dikenal dua istilah yaitu alam sebagai µ$GқXGқ DO'ƯQ DOµƮMƯ GDODP DO0DZƗTLI
yang diciptakan (makhluk) dan Allah sebagai menyebutkan bahwa DOµƗODP (alam) adalah
Pencipta (Khalik.) Alam adalah ciptaan makhluk selain Allah, terdiri dari al-jawhar
Allah, maka alam merupakan makhluk yang (esensi) dan DOµDUG̟ (aksiden.) Sifat al-
berbeda esensi, sifat dan karakternya dari Jawhar dan DOµDUG̟adalah mumkin (mungkin)
Sang Pencipta (Khalik). dan K̡DGƯWV (baru.) $OµƗODP berbeda dari
Dalam kamus DO0XQMLG IƯ DO/XJKDK Khaliq, karena Khaliq adalah ZƗMLE DO
ZD DO$µOƗP dijelaskan bahwa alam berasal ZXMnjG sementara DOµƗODP adalah mumkin al-
dari bahasa Arab dengan bentuk singular ZXMnjG.12
(mufrad) dari kata µƗODP, sedang bentuk Sementara menurut failasuf, µƗODP adalah al-
pluralnya (jam‘) dari µƗODP adalah µDZƗOLP MDZKDUDOPXUDNNDEPLQDOPƗGGDKZDDOV̞njUDK
danµƗODPnjQ. Seluruh kata tersebut memiliki VHVXDWX \DQJ WHUGLUL GDUL PDWHUL GDQ EHQWXN²
arti yang sama yaitu seluruh makhluk atau seperti manusia dan bumi.) $OµƗODP dalam
segala sesuatu selain Allah. %HEHUDSD diskursus failasuf adalah segala sesuatu yang
ensiklopedi menjelaskan secara etimologis memiliki eksistensi dan esensi sendiri yang khas.
bahwa segala sesuatu selain Pencipta adalah %HUEHGD GDUL DOµƗODP (alam semesta) terdapat
DOµƗODP. Label DOµƗODPdisematkan kepada wujud lain yang disebut dengan al-Khaliq
seluruh makhluk yang ada tanpa membedakan (Pencipta) atau DO0XK̡DUULN DO$ZZDO menurut
ciptaan itu berakal atau tidak. Aristoteles.
3DUD WHRORJ NODVLN PHQGH¿QLVLNDQ al- $O)ƗUƗEƯ PHQ\HEXWNDQ EDKZD DGD GXD
µƗODP dengan NXOOX PDZMnjG VLZƗ $OODK wujud yang berbeda dan saling berhubungan
WDµƗOƗ10 (segala sesuatu yang ada selain yaitu :ƗMLE DO:XMnjG (Wujud yang Wajib
Allah.) Segala sesuatu yang ada itu, yang DGD1\D GDQ0XPNLQDO:XMnjG (wujud yang
disebut dengan DOµƗODP, meliputi apa yang mungkin adanya.) :ƗMLE DO:XMnjG disebut
dapat diindera seperti bumi, bintang dan juga dengan al-‘illah atau µLOODK DOZXMnjG
benda-benda langit dan sesuatu yang hanya (penyebab terjadinya sesuatu) yaitu Allah.
diketahui melalui informasi wahyu seperti Sedangkan 0XPNLQ DO:XMnjG adalah segala
sorga, neraka, ODZK̡, V̞LUƗW̜, malaikat, jin dan sesuatu yang ada yang disebut juga dengan
lainnya. DOµƗODP DODP  $O)ƗUƗEƯ PHQ\HEXWNDQ
$Enj0DQVҚnjUDO0ƗWXUƯGƯGDUL6DPDUTDQG ³ZD PDµQƗ TDZOLKL $ULVWRWHOHV  DQQD DO
menjelaskan panjang lebar tentang DOµƗODP µƗODP OD\VD ODKX EDGµ ]DPƗQƯ..(maksud
yang tidak lain dalam bahasa Indonesia dari perkataannya (Aristoteles) adalah bahwa
disebut dengan alam semesta. Dalam buku alam (DOµƗODP) tidak memiliki proses waktu
.LWƗE DO7DZK̡ƯG DO0ƗWXUƯGƯ PHQMHODVNDQ penciptaan yang diikuti secara gradual seperti
bahwa DOµƗODP(alam) dengan segala atribut pembuatan rumah, akan tetapi keberadaannya
yang melekat padanya tidak bisa keluar dari mendahului zaman....) Dalam konteks al-
dua kategori yaitu antara bersifat K̡DGƯWV µƗODP DO)ƗUƗEƯ PHPEDJL DODP NHSDGD al-
(baru) atau TDGƯP (kekal.) $OµƗODP harus µƗODP DODµOƗ (µƗODP NKƗULMƯ) ZD DOµƗODP
bersifat baru karena memiliki berbagai unsur
yang baru. DOµƗODPtidak dapat dikategorikan 11
$Enj0DQVҚnjUDO0ƗWXUƯGƯ.LWƗEDO7DZK̡ƯG
dan di berbagai tempat

$O0XQMLG IƯ DO/XJKDK ZD DO$µOƗP ³%ƗE 12
$O6\DUƯIµ$OƯLEQ0XKҝDPPDGDO-XUMƗQƯ6\DUK̡
µD\QOƗPPƯP´ DO0DZƗTLIIƯµ,OP.DOƗP)ƯDO,OƗKL\\ƗW
10
$O-XZD\QƯ /XPDµ DOµ$GLOODK IƯ 4DZƗµLG 
-DPƯO6ҜDOƯEƗKDO0XµMDPDO)DOVDIƯ
µ$TƗµLG$KODO6XQQDKZDDO-DPƗµDK 
$O)ƗUƗEƯDO-DPµED\Q5D¶\D\QDO+̔DNƯPD\Q
Eka Putra Wirman, Hukum Alam dan Sunnatullah: Upaya Rekonstruksi Pemahaman Teologis di Indonesia 351

DODGQƗ. $OµƗODP DODGQƗ merupakan alam dan bukan kata lain. Oleh karena itu di
¿VLN GDQ DOµƗODP DODµOƗ adalah alam non dalam berbagai diskursus tentang alam para
¿VLN6HMDODQGHQJDQDO)ƗUƗEƯIDLODVXI,EQ failasuf tidak pernah menggunakan istilah
6ƯQƗ MXJD PHPEDJL ZXMXG NHSDGD:ƗMLE DO lain seperti NKDOT DOVDPƗZƗW ZD DODUG̟ ZD
:XMnjGdanPXPNLQDOZXMnjG. :ƗMLEDO:XMnjG PDED\QDKXPƗ(penciptaan langit dan bumi.)
ada dua yaitu :ƗMLEELG]ƗWLKL(binafsihi) dan Diskursus NKDOTDOµƗODP adalah pembicaraan
:ƗMLE ELJKD\ULKL. :ƗMLE EL QDIVLKL disebut tentang apa dan bagaimana penciptaan alam
dengan Allah dan :ƗMLE ELJKD\ULKL disebut semesta baik yang bersifat zahir maupun

dengan DOµƗODP (alam.) bersifat ruhani. Diskursus NKDOT DOµƗODP
Lebih jelas lagi pembahasan tentang al- (penciptaan alam) tidak hanya terbatas
µƗODP dapat dilihat dari karya DO*KD]ƗOƯ tentang penciptaan makhluk yang berpikir
dalam berbagai bukunya terutama dalam saja seperti manusia, malaikat dan jin, tetapi
7DKƗIXW DO)DOƗVLIDK dan DO0XQTL]̛ PLQ DO seluruh makhluk yang diciptakan oleh Allah.
'̕DOƗO Dalam 7DKƗIXW DO*KD]ƗOƯ GHQJDQ Setelah merujuk keterangan ensiklopedi
terang benderang menjelaskan bahwa dan pendapat para teolog serta failasuf,
NHND¿UDQ SDUD IDLODVXI GLVHEDENDQ PHUHND tentang kata DOµƗODP dan bentuk pluralnya
mengatakan bahwa DOƗODP TDGƯP (alam DOµDZƗOƯP GDQ DOµƗODPXQ diperlukan
LWX NHNDO GDQ DEDGL  0HQXUXW DO*KD]ƗOƯ juga telaah pendapat para ulama tafsir yang
DOµƗODP (alam) diciptakan dari ketiadaan intens menelaah aspek eksoteris DO4XU¶ƗQ
(creatio ex nihilo) sedangkan menurut failasuf, Pendapat para mufassir ini diperlukan agar
alam diciptakan dari sesuatu yang sudah pemahaman yang komprehensif tentang
DGD VHEHOXPQ\D $O*KD]ƗOƯ PHPDVWLNDQ pengertian DOµƗODP dapat ditemukan, apalagi
bahwa DOµƗODP (segala sesuatu yang ada DO4XU¶ƗQVHULQJPHQ\HEXWQ\DGDODPEHQWXN
selain Tuhan) harus dibedakan sifatnya dari plural seperti kalimat 5DEEDOµƗODPƯQ
DO.KƗOLT (Tuhan) itu sendiri. Kedua hal ini 1L]ҝƗPXGGƯQ DO4XPPƯ DO1D\VƗEnjUƯ
berbeda secara substansi dan esensi, oleh ketika menjelaskan pengertian DOµƗODP
karena itu menurut DO*KD]ƗOƯEDJLVLDSDVDMD memulainya dengan menjelaskan bahwa al-
yang mengatakan DOµƗODP itu TDGƯP(kekal) ZXMnjG (sesuatu yang ada) itu terdiri dari dua
maka mereka termasuk ke dalam golongan yaitu :ƗMLEDO:XMnjG yaitu Allah dan mumkin
RUDQJ ND¿U .RQVHS DODP EDUX GDQ WLGDN DOZXMnjG yaitu sesuatu yang ada selain Allah
kekal serta berbagai argumen rasional yang yang disebut dengan DOµƗODP (alam.) Alam
diungkapkan kemudian menjadi master piece dibagi kepada tiga bagian; yang pertama
dari seluruh argumentasi DO*KD]ƗOƯ WHQWDQJ dapat dibagi yang disebut dengan al-jism,
K̡XGnjWVDOµƗODP (ketidakkekalan alam.) atau yang tidak dapat dibagi yaitu al-jawhar
Secara umum pembahasan tentang al- DOIDUG̟ (atom.) Al-jism ada yang tinggi dan
µƗODP selalu dikaitkan dengan DO.KƗOLT ada yang rendah; yang tinggi seperti langit
(Tuhan) oleh karena itu bab pembahasannya yang terdapat di dalamnya DOµDUV\DONXUVƯ
disebut dengan EƗE NKDOT DOµƗODP dan VLGUDK DOPXQWDKƗ DOODZK̡ DOTDODP
(penciptaan alam.) Dalam membahas alam al-jannah, sedang yang rendah seperti bumi
semesta, seperti yang sudah dimaklumi, dengan air, udara, api, sedang ketiga adalah
para failasuf menggunakan kata DOµƗODP ruh seperti malaikat dan jin. Dari sini alam


/LKDO)ƗUƗEƯ$O0DGƯQDKDO)ƗG̟LODK 
1L]ҝƗP DO'ƯQ DO+ҝXVD\Q LEQ 0XKҝDPPDG LEQ

/LK ,EQ 6ƯQƗ DO,V\ƗUƗW ZD DO7DQEƯKƗW %DE +ҐXVD\Q DO4XPPƯ DO1D\VƗEnjUƯ 7DIVƯU *KDUƗ¶LE al-
,,,GDQ.LWƗEDO1DMƗK̡ 4XU¶ƗQ ZD 5DJKƗ¶LE DO)XUTƗQ %HLUXW 'ƗU DO.XWXE

/LK ,PDP DO*KD]ƗOƗ 7DKƗIXW DO)DOƗVLIDK DOµ,OPL\\DK 
 
$O4XPPƯ
352 Ilmu Ushuluddin, Volume 1, Nomor 4, Juli 2012

mencakup segala sesuatu yang ada baik yang VHOXUXKFLSWDDQ1\D´'LVDPSLQJLWX5DV\ƯG


dapat diindera maupun yang tidak seperti al- 5LGқƗ¶MXJDPHQMHODVNDQGDODPWDIVLUDO0DQƗU
‘arsy, al-jannah danDOODZK̡. adanya pendapat lain yang mengatakan
$O7ҍDEDUƯ PHQ\HEXWNDQ EDKZD al- bahwa DOµƗODP hanya diperuntukkan untuk
µƗODPnjQ bentuk plural (jam‘) dari DOµƗODP. makhluk yang berakal, seperti dikemukakan
Alam adalah bentuk plural (jam‘) yang tidak ROHK ,EQ µ$EEƗV \DQJ NHPXGLDQ GLMDGLNDQ
punya bentuk tunggal (mufrad) seperti al- rujukan oleh beberapa orang ulama seperti
DQƗPDOUDK̡WVDOMD\V\ dan lain sebagainya. µ,NULPDK 6ҜDI\ƗQ DO7VDZUƯ 0XMƗKLG DO
$Enj 4XUD\E PHQ\HEXWNDQ EDKZD DO )DUUƗµ GDQ $Enj 8ED\GDK 1DPXQ 5DV\ƯG
'ґDKҝKҝƗT PHULZD\DWNDQ EDKZD ,EQ µ$EEƗV 5LGқƗ¶VHSHQGDSDWGHQJDQ4DWƗGDKEDKZDal-
EHUNDWD ³$O4DWƗGDK PHQ\HEXWNDQ EDKZD µƗODPmeliputi seluruh yang ada selain Allah.
DOµƗODP KXZD NXOOX PDZMnjG VLZƗ $OODK,” 5DV\ƯG 5LGқƗ¶ PHQ\HEXWNDQ EDKZD NDWD DO
(alam adalah segala sesuatu selain Allah.) Al- µƗODPƯQ DGDODK EHQWXN MDPDN mudzakkar
4DWƗGDK PHQMHODVNDQ EDKZD VHWLDS VHVXDWX yang berakal secara umum, namun yang
PHPXQ\DL DODP WHUVHQGLUL :DKKƗE LEQ dimaksud adalah seluruh yang mungkin ada.
0XQDEELKPHQ\HEXWNDQEDKZDMXPODKDODP Artinya (Allah) adalah Tuhan bagi apa saja
DGDVHNLWDUOHELKGDULDODP20 yang layak disebut sebagai alam.
Satu-satunya sumber yang mengatakan )DNKU DO5Ɨ]Ư GDODP DO7DIVƯU DO.DEƯU
bahwa DOµƗODP hanya diperuntukkan bagi juga mengartikan µƗODPƯQ sebagai sesuatu
makhluk yang berpikir seperti jin, setan, selain Allah baik yang berakal maupun yang
manusia dan malaikat adalah bersumber dari WLGDN EHUDNDO 0HQXUXW )DNKU DO5Ɨ]Ư DODP
,EQ µ$EEƗV 3HQGDSDW ,EQ µ$EEƗV LQL MXJD itu banyak sekali dan tidak hanya satu, dalam
GLUXMXN ROHK µ,NULPDK 6ҜDI\ƗQ DO7VDZUƯ hal ini Allah adalah 5DEEDOµƗODPƯQ(Tuhan

0XMƗKLGDO)DUUƗµGDQ$Enj8ED\GDK21 VHJDODDODP\DQJGLFLSWDNDQ1\D
$O4XUWѽnjEƯ PHQDUMLK SHQGDSDW DO
4DWƗGDK \DQJ PHQJDWDNDQ EDKZD DODP Hukum Alam
mencakup semua makhluk yang ada. Kata Hukum alam adalah kejadian-kejadian
DOµƗODPberasal dari kata DOµƗODPDK (tanda) di alam yang dapat dipahami dan ditangkap
dengan pengertian alam adalah tanda dari oleh manusia sepanjang masa. Hukum
DGDQ\D VDQJ 3HQFLSWD \DLWX$OODK$O=XMMƗM alam merupakan kesimpulan yang diambil
mengatakan bahwa alam adalah segala dari, atau hipotesis yang ditegaskan oleh
sesuatu yang diciptakan Allah di dunia dan di eksperimen ilmiah. Hukum alam disebut
akhirat. Dalil yang sering digunakan dalam MXJD GHQJDQ KXNXP ¿VLND \DQJ PHUXSDNDQ
menjelaskan bahwa alam merupakan segala generalisasi ilmiah berdasarkan pada
\DQJ DGD GL GDODP VHPHVWD DGDODK ¿UPDQ observasi empiris. Penciptaan deskripsi
Allah: ringkas alam dalam bentuk sejumlah hukum
ialah tujuan fundamental sains.
'DQ VLDSDNDK 7XKDQ DODP VHPHVWD 5DEE DO
µƗODPƯQ " 'LD EHUNDWD 'LDODK  7XKDQ ODQJLW GDQ %HEHUDSD LOPXZDQ PHPEHULNDQ VLIDW
bumi dan apa yang ada di antara keduanya (al- dari hukum alam yaitu; bersifat benar,
VDPƗZƗWZDDODUGқZDPƗED\QDKXPƗ 22 artinya, tidak akan pernah ada pengamatan
5DV\ƯG 5LGқƗ¶ PHQJDUWLNDQ µƗODPƯQ kontradiktif yang berulang; universal;
sebagai “segala sesuatu selain Allah yaitu sederhana; mutlak; dan kekal, tidak berubah
sejak pertama kali ditemukan (meski
20
$O4XPPƯ 5DV\ƯG5LGқƗ¶7DIVƯUDO0DQƗU


21
$O4XPPƯ $O5Ɨ]Ư DO7DIVƯU DO.DEƯU (Kairo:

al-
22
4V$O6\XµDUƗ¶ 0DNWDEDKDO7DZIƯTL\DKWWK MLO,
Eka Putra Wirman, Hukum Alam dan Sunnatullah: Upaya Rekonstruksi Pemahaman Teologis di Indonesia 353

barangkali telah diperlihatkan untuk menjadi melalui eksperimen dan observasi yang
perkiraan dari hukum yang lebih akurat.) dilakukan terus menerus.
%HEHUDSD KXNXP \DQJ OHELK WHUNHQDO Dengan begitu, kendatipun ada sebagian
ditemukan dalam teori (kini) mekanika klasik ilmuwan yang menganggap hukum alam
,VDDF1HZWRQGDODP3ULQFLSLD0DWKHPDWLFD, berlaku absolut, tetapi sebuah absolusitas
dan teori relativitas Albert Einstein. Contoh yang relatif sebagai konsekuensi dari sifat
KXNXP DODP ODLQ WHUPDVXN KXNXP %R\OH alam yang dinamis. Faktanya, hukum alam
SDGD JDV KXNXP 2KP  HPSDW  KXNXP ¿VLND VHEDJDLSHQHPXDQPDQXVLDVHQDQWLDVD
termodinamika, dan lain sebagainya. mengalami perbaikan dan perubahan. Suatu
Hukum alam dengan demikian bukan penemuan hari ini akan dibatalkan atau
penjelasan tentang natur yang dimiliki oleh dikembangkan oleh penemuan lain besok hari
benda-benda tertentu, tetapi merupakan dan begitu selanjutnya. Dari segi keberadaan
sistem yang berlaku di dalam alam yang eksistensinya, hukum yang berlaku juga
diketahui melalui eksperimen. Sedangkan mengalami perubahan secara gradual.
natur adalah sifat dari suatu benda, seperti Dari beberapa contoh yang dapat
api membakar dan es mendinginkan dan diungkap misalnya adalah perubahan iklim
ODLQ VHEDJDLQ\D 1DWXU DODP VHEDJLDQ EHVDU secara global yang melanda dunia (climate
dapat ditangkap oleh manusia biasa tanpa exchange) merupakan bentuk pergeseran
melakukan eksperimen dan penyelidikan suatu sistem alam yang berdampak terhadap
ilmiah. Terbitnya matahari dari timur dan ekosistem alam. Sistem pertanian berubah dari
tenggelam di barat bukanlah natur tetapi yang lama kepada yang baru sesuai dengan
sebuah sistem yang ada di alam. kondisi alam. Tanaman pun menyesuaikan
0HVNLSXQKXNXPDODPGLDQJJDSDEVROXW SURGXNWL¿WDV GDQ NXDOLWDVQ\D EHUGDVDUNDQ
dan tidak berubah, tetapi sebagian ilmuwan perubahan yang terjadi. Dalam dunia medis
masih meyakininya sebagai hukum yang dikenal pula dengan istilah mutasi virus-virus
tidak berlaku pada beberapa kasus khusus. dari keadaan semula menjadi keadaan yang
Jadi, daripada disebut pengetahuan yang EDUX%DUXEDUXLQLGXQLDGLNHMXWNDQGHQJDQ
WDN EHUXEDK VHEHQDUQ\D KXNXP ¿VLND OHELK PHZDEDKYLUXVÀXEXUXQJ\DQJWLGDNPDPSX
baik dipandang sebagai rangkaian perbaikan dideteksi oleh sistem kekebalan tubuh
perkiraan. Contoh yang banyak diketahui PDQXVLD 0XWDVL YLUXVYLUXV LQL EHUDNLEDW
DGDODK WHQWDQJ KXNXP JUDYLWDVL 1HZWRQ kepada perubahan lain pada diri manusia.
seperti gerakan obyek astronomi dalam tata Ilmu pengetahuan selalu mengalami
surya, ternyata tidak sama saat diterapkan perkembangan karena alam senantiasa
pada massa atau kecepatan besar. Teori PHQJDODPL SHUXEDKDQ \DQJ VWDELO %HQGD
relativitas umum Einstein bertentangan benda tidak dipandang oleh ilmu sebagai
dengan teori Schroedinger (Schroedinger’s barang statis yang dari azali memiliki natur
Cat) dan teori Ketidak-pastian Heisenberg WHUWHQWX \DQJ WLGDN GDSDW GLPRGL¿NDVL GDQ
(Heisenberg’s Uncertainity Principle) yang dikembangkan. Sains modern telah mampu
PHQMDGL GDVDU GDUL 0HNDQLND 4XDQWXP memisahkan partikel-partikel natural
Hubungan yang mirip ada antara persamaan \DQJ GLPLOLNL ROHK VXDWX EHQGD %HEHUDSD
0D[ZHOOGDQWHRULHOHNWURGLQDPLNDTXDQWXP contoh juga yang dapat disebutkan adalah
ada beberapa kasus yang tidak terjawab. berkembanganya teori kloning yang dapat
Dengan demikian ilmuwan sendiri masih memisahkan unsur gen makhluk hidup
berbeda pendapat tentang keabsolutan hukum
6HEDJDL EDQGLQJDQ OLKDW 'U 7HUU\ 0DUW

DODP EDFD KXNXP ¿VLND  \DQJ GLWHPXNDQ
“Kronologi Alam Semesta dari kacamata Sains,” http://
Sebuah jawaban yang hanya bisa diperoleh ZZZ¿VLNDXLLGVWDIWPDUWKWPO.
354 Ilmu Ushuluddin, Volume 1, Nomor 4, Juli 2012

seperti manusia. Dalam sistem kloning Karena alam semesta terus berkembang
para ahli dapat mengambil gen-gen tertentu hingga kini, masuk akal jika temperatur
dan digabungkan dengan gen lain yang VDDW LWX GLSHUNLUDNDQ VDQJDW WLQJJL 0HVNL
GLLQJLQNDQ0DNDWLGDNPXVWDKLOGHQJDQWHRUL demikian, karena temperatur saat ledakan
ini, manusia mampu menciptakan manusia (pada usia 0 detik) sangat tinggi, menuju
lain yang diingini setidaknya pada tataran QLODL WDN EHUKLQJJD KXNXPKXNXP ¿VLND
¿VLNGDQQDODUQ\D3DGDJDUDP/R6R6DSDUD tidak lagi valid untuk mengukurnya. Dalam
ahli dapat menghilangkan natrium yang tidak matematika keadaan seperti ini dinamakan
berguna bagi tubuh, demikian pula pada gula keadaan singular. Karena matematika
Tropikana Slim yang dapat dikonsumsi tetapi tidak dapat sepenuhnya berurusan dengan
tidak menambah kalori bagi tubuh. Contoh- ELODQJDQWDNEHUKLQJJDKXNXPKXNXP¿VLND
contoh sederhana ini merupakan bukti yang diformulasikan dalam matematika
terbaru dari kemampuan ilmu pengetahuan tidak lagi memiliki arti pada kondisi
memisahkan benda dari beberapa natur yang singularitas. Sebenarnya singularitas atau
dimilikinya. Pada suatu saat ilmu pengetahuan titik tak bervolume mudah difahami melalui
akan menemukan teori-teori baru yang pendekatan agama, bahwa alam diciptakan
selama ini diyakini tidak berubah di alam dari ketiadaan.
semesta. Hanya dengan meyakini perobahan Kepustakaan klasik dalam bidang teologi
yang stabil di alam ilmu pengetahuan dapat Islam hampir rata-rata membahas tentang
berkembang dengan pesat. berbagai hal yang menjadi terma teologi
Secara teoritis, fakta alam semesta tidak waktu itu. Di antara persoalan yang dibahas
statis muncul lebih kuat lagi sejak penemuan adalah tentang sifat dan zat, zat (al-jawhar)
EHVDU (GZLQ +XEEOH SDGD WDKXQ  dan aksiden (DOµDUG̟), kekuasaan Allah dan
Dalam teorinya Huble mengatakan bahwa kebebasan manusia. Pembahasan tentang
segala sesuatunya di alam semesta bergerak beberapa terma di atas telah menghabiskan
menjauhi satu sama lain. Proses ini pada energi para teolog klasik. Seperti halnya
dasarnya adalah penjelasan bahwa alam terus- persoalan sifat dan zat Allah yang telah
menerus “mengembang.” Secara pasti setiap melahirkan ribuan karya berharga di bidang
perubahan sekecil apapun akan melahirkan WHRORJL%HUDQJNDWGDULSHUVRDODQVLIDWGDQ]DW
sistem baru yang berbeda dari sebelumnya. LQL SXOD JRORQJDQ 0XµWD]LODK PHQJXNXKNDQ
7HRUL%LJ%DQJ\DQJPHQ\DWDNDQDGDQ\D diri sebagai gerakan pemurnian tauhid dan
dinamisasi di alam dikuatkan oleh penemuan keadilan yang lebih dikenal sebagai ahl al-
$UQR3HQ]LDVGDQ5REHUW:LOVRQWDKXQ µDGO ZD DOWDZK̡ƯG Dengan meniadakan
tentang radiasi latarbelakang dalam bentuk sifat (QDI\ DOV̞LIDK) yang berdiri sendiri
gelombang mikro (&RVPLF 0LFURZDYH VHFDUD HNVLV 0XµWD]LODK PHQJDNX WHODK
Background DWDX &0%  &0% PHQJXDWNDQ menghindarkan pemahaman syirk dari
bahwa penciptaan alam melalui sebuah umat Islam. Karena jika diakui keberadaan
ledakan besar dari titik berukuruan nol sifat azali yang melekat pada Allah, itu
dengan kerapatan serta suhu tak berhingga sama artinya meyakini keberadaan sesuatu
tingginya. Ledakan ini telah menciptakan \DQJ TDGLP VHODLQ $OODK \DLWX VLIDWVLIDW
kesetimbangan termal benda hitam (black LWX VHQGLUL .HEHUDGDDQ TDGLP VHODLQ $OODK
body) di masa lampau yang fosilnya masih akan berujung pada keyakinan ta‘addud al-
dapat diamati sekarang. TXGDPƗ¶yang menegasikan pengertian tauhid
'LVWULEXVL UDGLDVL &0% PH\DNLQNDQ

7HUU\ 0DUW Kronologi Alam Semesta dari
ilmuwan bahwa jauh di masa lampau telah
Kacamata Sains,VLWXV)LVLND8,
terjadi kesetimbangan termal di alam semesta. 
4V$O$QµƗP 
Eka Putra Wirman, Hukum Alam dan Sunnatullah: Upaya Rekonstruksi Pemahaman Teologis di Indonesia 355

yang sebenarnya. DO*KD]ƗOƯ GDQ ,EQ 5XV\G WHUXWDPD DQWDUD


Di samping persoalan sifat dan zat, para 7DKƗIXW DO)DOƗVLIDK dan DO0XQTL]̛ PLQ
teolog juga mencurahkan perhatian pada DO'̕DOƗO dengan kitab 7DKƗIXW DO7DKƗIXW
pembahasan eksistensi zat (al-jawhar) dan 6D\DQJQ\D SHUGHEDWDQ LOPLDK DQWDUD µal-
aksiden (DOµDUG̟) terutama seputar proses *KD]ƗOƯ¶ GHQJDQ µ,EQ 5XV\G¶ WLGDN EHUODQMXW
penciptaan aksiden. Sebagian besar teolog VHWHODKEDQWDKDQ,EQ5XV\GWHUVHEXWVHKLQJJD
meyakini bahwa Allah adalah Pencipta zat persoalan ini terlihat menggantung dalam
(al-jawhar) dan aksiden (DOµDUG̟) Sementara pembicaraan teologi.
VHEDJLDQ NHFLO GDUL JRORQJDQ 0XµWD]LODK Dalam pembahasan seputar natur benda
meyakini bahwa Allah hanya menciptakan dan hukum kausalitas tersebut, penulis tidak
zat dan tubuh (jism), sedangkan aksiden menemukan satu pun dari para teolog yang
merupakan pilihan dari benda-benda itu menggunakan ayat-ayat sunnatullah untuk
sendiri. menguatkan argumentasi mereka. Ayat
%HEHUDSD NLWDE NODVLN \DQJ GDSDW sunnatullah justru ditemukan pada salah
disebutkan di sini adalah, 0DTƗOƗW DO VDWXSDUDJUDIGDULWXOLVDQIDLODVXI,EQ5XV\G
,VOƗPL\\ƯQZDLNKWLOƗIDO0XV̞DOOƯQ, DO,EƗQƗW dalam buku 7DKƗIXW DO7DKƗIXW 0HVNLSXQ
µDQ 8V̟njO DO'L\ƗQƗW dan .LWƗE DO/XPDµ, GHPLNLDQ ,EQ 5XV\G WLGDN PHQMHODVNDQ
NDU\D$EnjDO+ҐDVDQDO$V\µDUƯal-Farq bayn lebih lanjut maksud dari penggunaan ayat
al-Firaq NDU\D DO%DJKGƗGƯ DO0LODO ZD tersebut, terutama yang berhubungan dengan
DO1LK̡DO NDU\D DO6\DKUDVWƗQƯ DO0DZƗTLI, pembahasan tentang natur benda-benda alam.
NDU\D µ$GқXGқ DO'ƯQ DOµƮMƯ $O0XJKQƯ IƯ Hukum alam disebut dalam literatur
$EZƗEDO7DZK̡ƯGZDDOµ$GO6\DUK̡ DO8V̞njO Arab dan Islam dengan berbagai sebutan
al-Khamsah NDU\D DO4ƗGқƯ µ$EG DO-DEEƗU di antaranya DONKDZƗV̞ DONDZQL\\DK DO
.LWƗE DO7DZK̡ƯG NDU\D $Enj 0DQVҚnjU DO QDZƗPLV DONDZQL\\DK DOQL]̛ƗP DOW̜DEƯµƯ
0ƗWXUƯGƯ GDQ .LWƗE 8V̞njO DO'ƯQ $Enj <XVU TƗQnjQ DODVEƗE ZD DOPXVDEEDEƗW. Istilah
0XKҝDPPDGDO%D]GDZƯ ini ditemukan terutama hampir di setiap buku-
Sehubungan dengan pembahasan dalam EXNX WHRORJL GDQ EXNX IDOVDIDW ,EQ 5XV\G
penelitian ini, penulis hanya menemukan Pemikir kontemporer yang sering membahas
pembahasan seputar zat (al-jawhar) KDOLQLDGDODK0XKDPPDG(PDUDKGDUL0HVLU
dan aksiden (DOµDUG̟), terutama tentang terutama dalam bukunya $O0XµWD]LODK ZD
pertanyaan; siapa yang menciptakan aksiden 0XV\NLOƗWDO+̔XUUL\\DKDO,QVƗQL\\DK
(DO¶DUG̟) pada benda-benda? Atau dalam Sebagai kitab suci yang sarat dengan
bahasa lainnya, siapakah yang menciptakan informasi transenden dan profan, DO4XU¶ƗQ
QDWXUVXDWXEHQGD"6HEDJLDQNHFLO0XµWD]LODK juga menyebutkan tentang sistem dan
meyakini bahwa natur suatu benda diciptakan hukum yang berlaku di alam semesta. Al-
oleh benda itu sendiri. Tokoh aliran ini adalah 4XU¶ƗQ PHQ\HEXWNDQ KXNXP DODP GHQJDQ
µ$EEƗG DO6XOODPƯ 'L DQWDUD NH\DNLQDQQ\D terminologi qadr atau WDTGƯU, dan TDG̟Ɨ.
adalah yang mengatakan sorga dan neraka %HEHUDSD D\DW \DQJ PHQMHODVNDQ KDO GL DWDV
akan memanggil penduduknya sendiri bukan dikemukakan di bawah (subbab “Konsep
Allah yang memasukkan mereka ke tempat- sunnatullah dalam DO4XU¶ƗQ´
tempat tersebut. Sebenarnya DO4XU¶ƗQ \DQJ VHULQJ
Aliran-aliran teologi dalam konteks ini dijadikan rujukan dalam penemuan dan
juga berbeda pendapat dalam memahami perkembangan ilmu pengetahuan oleh
apakah hukum sebab akibat berlaku secara
/LK 0XKҝDPPDG µ$EGXUUDKҝPƗQ 0DUKҝDED

absolut atau tidak. Silang pendapat dalam
0LQ DO)DOVDIDK DO<njQƗQL\\DK LOƗ DO)DOVDIDK DO
hal ini terjadi sebagai respons terhadap karya ,VOƗPL\\DK
356 Ilmu Ushuluddin, Volume 1, Nomor 4, Juli 2012

LOPXZDQ 0XVOLP WHODK PHQ\HEXWNDQ manusia dari beriman ketika petunjuk telah datang
pengertian hukum alam secara garis besar dan kepada mereka dan memohon ampun kepada
Tuhannya kecuali (keinginan menanti) datangnya
menyebutnya sebagai ketentuan, takaran dan hukum (Allah yang telah berlaku pada) umat-umat
ketetapan (WDTGƯU  $O4XU¶ƗQ PHQ\HEXWNDQ yang dahulu atau datangnya adzab atas mereka
hukum alam tersebut dengan istilah WDTGƯU dengan nyata.
Karena kesombongan (mereka) di muka bumi
dan tidak menggunakan istilah lain termasuk
GDQ NDUHQD UHQFDQD PHUHND \DQJ MDKDW 5HQFDQD
istilah sunnatullah seperti yang lazim yang jahat itu tidak akan menimpa selain orang yang
digunakan oleh sebagian penulis teologi di merencanakannya sendiri. Tiadalah yang mereka
Indonesia. nantikan melainkan berlakunya sunnatullah yang
WHODKEHUODNXNHSDGDRUDQJRUDQJWHUGDKXOX0DND
sekali kali kamu tidak mendapatkan pergantian
.RQVHS6XQQDWXOODKGDODPDO4XU¶ƗQ bagi sunnatullah dan sekali kali tidak pula akan
Selanjutnya jika dilihat konsep menemui penyimpangan bagi sunnatullah itu.
sunnatullah yang sering disebutkan dalam Tidak ada suatu keberatan pun atas nabi
tentang apa yang telah ditetapkan Allah baginya.
DO4XU¶ƗQ WHUQ\DWD WLGDN PHUXMXN NHSDGD (Allah telah menetapkan yang demikian) sebagai
sistem dan hukum alam yang dimaksud sunnahnya pada nabi-nabi yang telah berlalu
di atas. Jika diperhatikan terdapat 10 ayat dahulu.
Sebagai sunnatullah yang berlaku atas orang-
yang menyebutkan secara implisit kata
orang yang telah terdahulu sebelummu dan kamu
VXQQDWXOODK'LVDPSLQJLWXDGDD\DW\DQJ sekali-kali tiada akan mendapati perubahan pada
menyebutkan kata sunnah dan LG̟ƗIDK-nya sunnah Allah.
atau bentuk jamaknya: sunan %DLN NDWD Sebagai suatu sunnatullahh yang telah
berlaku sejak dahulu, kamu sekali-kali tiada akan
sunnatullah maupun sunnah menjelaskan
tentang ketentuan Allah terhadap suatu
perbuatan yang pernah dilakukan oleh 
4V$O.DKI
umat dan bangsa terdahulu dan kemudian 
Sunnatullah terhadap orang-orang terdahulu
ditimpakan kembali umat setelahnya. Dan ialah turunnya siksa kepada orang-orang yang
berikut ini ayat-ayat yang menyebutkan kata mendustakan rasul.

)ƗWѽLU
sunnah dan sunnatullah: 
Allah mewajibkan untuk mengawini janda
Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu DQDN DQJNDWQ\D NHSDGD 0XKҝDPPDG PDND WLGDN SDWXW
sunnatullah, karena itu berjalanlah kamu di muka EDJL 0XKҝDPPDG PHQRODN DSD \DQJ WHODK GLZDMLENDQ
bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang- oleh Allah. Hal ini telah menjadi ketetapan Allah
orang yang mendustakan rasul-rasul Allah. terhadap nabi-nabi terdahulu, bahwa kalau Allah sudah
 .DWDNDQODK NHSDGD RUDQJRUDQJ \DQJ ND¿U memerintahkan maka sunnatullah (ketetapan) itu harus
LWX -LND PHUHND EHUKHQWL GDUL NHND¿UDQ PHUHND  dilaksanakan oleh rasulullah.

niscaya Allah akan mengampuni mereka, dosa- Yang dimaksud dengan sunnatullah di sini ialah
dosa mereka yang sudah berlalu, dan jika mereka mengerjakan sesuatu yang dibolehkan Allah tanpa ragu-
kembali lagi sesungguhnya akan berlaku (kepada UDJX2UDQJND¿U\DQJPHPHUDQJLUDVXO$OODKSDVWLDNDQ
mereka) sunnatullah terhadap orang-orang dahulu. dikalahkan oleh rasul Allah dengan bantuan Allah s.w.t.
 $OODK KHQGDN PHQHUDQJNDQ KXNXP V\DULµDWQ\D GDQ RUDQJ ND¿U WLGDN DNDQ PHQGDSDWNDQ SHUOLQGXQJDQ
kepadamu, dan menunjukimu kepada jalan-jalan dan pertolongan dari Allah. Hal itu merupakan ketetapan
VXQDQ  RUDQJ VHEHOXP NDPX QDEL GDQ VҚƗOLKҝnjQ  (sunnatullah  WHUKDGDS PHUHND %HJLWXODK NHWHWDSDQ
GDQKHQGDNPHQHULPDWDXEDWPX'DQ$OODK0DKD itu berlaku sejak dahulu dan tidak akan ada perubahan
0HQJHWDKXLODJL0DKDELMDNVDQD terhadap ketentuan Allah itu.

Dan tidak ada sesuatu pun yang menghalangi Orang-orang yang membuat kerusuhan dan
menyebarkan berita jelek terhadap rasul Allah akan
terlaknat di mana saja, harus diperangi sampai habis di

Ketetapan (hukum-hukum) Allah berupa 0DGƯQDK+DOLWXDGDODKNHWHWDSDQ sunnatullah) terhadap
malapetaka, bencana yang ditimpakan kepada orang RUDQJ\DQJPHQ\LNVD1DEL.HWHWDSDQ sunnatullah) itu
\DQJPHQGXVWDNDQ5DVXO tidak ada gantinya karena itu ketetapan Allah.

4VƖOXµ,PUƗQ 
4V$O$Kҝ]ƗE

4V$O$QIƗO 
Sunnatullah yaitu hukum Allah yang telah

4V$O1LVƗ¶ GLWHWDSNDQ1\D
Eka Putra Wirman, Hukum Alam dan Sunnatullah: Upaya Rekonstruksi Pemahaman Teologis di Indonesia 357

menemukan perubahan bagi sunnatullah itu. para 5DVXOXOODK6XQQDWXOODKVHSHUWLLWXWLGDN


 0HUHND WLGDN EHULPDQ NHSDGDQ\D DO4XU¶ƗQ  akan ada yang mampu mengubah zatnya dan
dan sesungguhnya telah berlalu sunnatullah
terhadap orang-orang dahulu. juga tidak ada yang mampu mengganti waktu
akan terjadinya dan ketentuan Allah itu
Sunnatullah seperti yang disebut dalam tidak dapat tidak pasti terjadi. Sunnatullah
beberapa ayat di atas adalah ketentuan Allah berlaku sama terhadap seluruh umat yang
yang diberlakukan terhadap suatu bangsa mendustakan ajaran para rasulullah, yaitu
atau kaum. Al-sunnah diambil dari bahasa menjadikan para rasulullah mendapatkan
Arab dalam bentuk singular, bentuk pluralnya kemenangan dalam menghadapi setiap musuh
sunan, artinya adalah DOVƯUDKDOW̜DUƯTDKDO yang menentang risalah yang dibawanya.
W̜DEƯµDK DOV\DUƯµDK, atau sejarah, jalan dan 1L]ҝƗPXGGƯQ DO4XPPƯ PHQMHODVNDQ
kebiasaan. Sunnatullah berarti kebiasaan bahwa sunnatullah adalah:
$OODK \DQJ GLODNXNDQ1\D WHUKDGDS PDNKOXN
Kebiasaan Allah menurunkan adzab bagi orang
terutama manusia. yang mendustakan para rasulullah
$O4XUWѽnjEƯ PHQMHODVNDQ EDKZD NDWD
VXQQDWXOODK \DQJ GLVHEXWNDQ SDGD D\DW  Ayat-ayat sunnatullah di atas menjelaskan
VXUDW DO$Kҝ]ƗE DGDODK PDV̞GDU DOPX¶DNNDG bahwa orang yang ingkar kepada para rasul
(kata asal yang pelaksanaannya merupakan harus dibunuh di mana saja mereka berada.
kepastian.) Sunnatullah adalah jalan atau $O4XPPƯ PHQXOLVNDQ SHQGDSDW 0DTƗWLO
kebiasaan yang ditempuh Allah terhadap bahwa mereka harus dibunuh seperti yang
orang-orang yang berlaku keji terhadap WHUMDGL SDGD SHUDQJ %DGU .HWHQWXDQ $OODK
para rasulullah. 3DGD VXUDW DO)ƗWѽLU D\DW ini berlaku bagi orang yang bertingkah laku
 DO4XUWѽnjEƯ PHQMHODVNDQ EDKZD DG]DE yang sama sejak zaman dahulu sampai hari
\DQJ GLWXUXQNDQ $OODK NHSDGD RUDQJ ND¿U kiamat. Ketentuan ini tidak bisa dihapus
merupakan sunnatullah terhadap mereka karena ini berkaitan dengan tindakan dan
dan siapa saja yang melakukan tindakan informasi yang disampaikan oleh Allah dan
yang serupa. Tindakan Allah tersebut tidak bukan hukum yang diberlakukan terhadap
dapat untuk diganti (WDEGƯO) dengan tindakan seseorang atau satu kaum.
lain, begitu juga tidak ada seorang pun yang 7ҍDQWѽDZƯ -DZKDUƯ \DQJ GLNHQDO VHEDJDL
mampu mengalihkannya (WDK̡ZƯO) kepada PXIDVVLU µLOPƯ (menafsirkan al-4XU¶ƗQ
orang lain. dengan pendekatan ilmiah) tidak mampu
6HMDODQ GHQJDQ LWX  DO1DVDIƯ MXJD menjelaskan kata sunnatullah kecuali hanya
menjelaskan makna ayat-ayat tentang dengan ungkapan:
sunnatullah sebagai berikut: Sunnatullah (sunnatullah berarti) dibunuhnya orang-orang
ditinjau dari bentuk katanya adalah PDV̞GDU yang mendustai para rasulullah dan mereka harus
mu’akkad. Sunnatullah yang dimaksud disingkirkan di manapun berada.
di sini adalah kebiasaan Allah membalas Sedangkan kata wa lan tajida
perbuatan orang-orang yang mendustakan OLVXQQDWLOOƗK WDEGƯODQ (tidak ada perubahan


4V$O)DWKҝ $O1DVDIƯ7DIVƯUDO1DVDIƯ,,



0DNVXG sunnatullah ialah membinasakan $O1DVDIƯ7DIVƯUDO1DVDIƯ,,


orang-orang yang membinasakan rasul. Ketetapan 


$O1DVDIƯ7DIVƯUDO1DVDIƯ,,
(sunnatullah PHPELQDVDNDQRUDQJRUDQJ\DQJND¿U 
1L]ҝƗP DO'ƯQ DO4XPPƯ 7DIVƯU *KDUƗ¶LE al-

4V$O+ҐLMU 4XU¶ƗQZD5DJKƗ¶LEDO)XUTƗQ

$O0XQMLG³%ƗE6ƯQQnjQ´ 
1L]ҝƗP DO'ƯQ DO4XPPƯ 7DIVƯU *KDUƗ¶LE al-

$O4XUWѽnjEƯ 4XU¶ƗQ

$O4XUWѽnjEƯ 
7ҍDQWѽDZƯ -DZKDUƯ DO-DZƗKLU IƯ 7DIVƯU al-

$O4XUWѽnjEƯ 4XU¶ƗQDO.DUƯP
358 Ilmu Ushuluddin, Volume 1, Nomor 4, Juli 2012

pada sunnatullah) dijelaskan sebagai berikut: $OODK PHPEXDW VXQQDK1\D NHWHQWXDQ1\D 


XQWXN PHPEXQXK RUDQJRUDQJ PXQD¿T \DQJ
Sunnatullah yang berlaku terhadap mereka adalah PHQGXVWDNDQ SDUD QDEL1\D GL PDQDSXQ PHUHND
menurunkan adzab terhadap orang-orang yang berada.
mendustakan ajaran para rasulullah. Kebiasaan
Allah ini tidak akan pernah berubah terhadap orang Hukum Alam GDQ6XQQDWXOODKGL,QGRQHVLD
yang mendustakan rasulullah. Allah tidak akan Seperti yang dijelaskan di atas bahwa
mengganti adzab dengan tidak diadzab, begitu pula
mengganti orang yang mestinya diadzab dengan kitab-kitab teologi klasik telah mencurahkan
orang lain. perhatian untuk membahas beberapa
persoalan yang terkait dengan natur dan
Jelas sekali, ternyata dalam menjelaskan KXNXP VHEDEDNLEDW 0HQJLNXWL MHMDN
pengertian sunnatullah dan kata wa lan tajida mereka, para penulis Indonesia kontemporer
OLVXQQDWLOOƗKWDEGƯODQ7ҍDQWѽDZƯ-DZKDUƯWLGDN juga menuangkan ide dan pikiran yang terkait
menyinggung sama sekali tentang hukum dengan permasalahan di atas.
alam. Padahal kita tahu bahwa tafsir al- Pembahasan dan penulisan teologi di
-DZƗKLUadalah kitab tafsir yang pembahasan Indonesia menemukan momentumnya dengan
ilmiahnya lebih banyak daripada penafsiran NHEHUDGDDQ +DUXQ 1DVXWLRQ GDODP EODQWLND
ayat-ayat. pendidikan tinggi Islam di Indonesia. Harun
Seorang mufassir dari kalangan 1DVXWLRQ DGDODK RUDQJ \DQJ SDOLQJ EHUMDVD
0XµWD]LODK DO=DPDNKV\DUƯ PHQDIVLUNDQ mengenalkan beberapa pembahasan teologi
ayat-ayat sunnatullah dengan pengertian di Indonesia. Sebuah gebrakan dan dinamika
yang sama dengan pernafsiran di atas. Dalam yang tidak pernah ditemukan sebelum masa
Tafsir DO.DV\V\ƗI ia menulis, itu di Indonesia. Di antara buku Harun
6XQQDWXOODK  PHUXSDNDQ PDVҚGDU PX¶DNNDG 1DVXWLRQ \DQJ SDOLQJ EHUSHQJDUXK GDODP
(dengan maksud) Allah membuat kemenangan para teologi di Indonesia adalah Teologi Islam:
UDVXO1\D WHUKDGDSPXVXKPXVXKPHUHND VHEDJDL
VXDWXVXQQDK NHWHQWXDQ\DQJWHWDS VHSHUWL¿UPDQ Aliran Sejarah Analisa Perbandingan.%XNX
Allah yang lainnya “sesungguhnya akan Aku itu semacam rangkuman terhadap berbagai
menangkan diriKu dan para rasulKu”. persoalan teologi klasik yang dipahami
GDQ GLSLODKSLOLK ROHK +DUXQ 1DVXWLRQ GDQ
6HWHUXVQ\D DO=DPDNKV\DUƯ PHQXOLV
disajikan dalam penulisan yang baik dan
bahwa yang dimaksud dengan sunnatullah
sangat memuaskan. Karena ini merupakan
SDGDVXUDWDO)ƗWѽLUDGDODK
pandangan seorang penulis terhadap sejarah
…..ketentuan Allah untuk menurunkan adzab bagi GLQDPLND NHLOPXDQ PDND WHVLV 0RKDPPHG
umat-umat yang mendustakan para rasul yang
diutus kepada mereka.
Abied al-Jabiri tentang kecenderungan
adanya DOPDVNnjW µDQK (yang sengaja
8QWXNVXUDWDO$Kҝ]ƗEDO=DPDNKV\DUƯ dilupakan) dalam buku tersebut tentu tidak
menjelaskan juga pengertian sunnatullah GDSDW GLDEDLNDQ 1DPXQ SHQJJXQDDQ WHRUL
sebagai berikut, DOPDVNnjW µDQK yang selalu dipakai oleh
al-Jabiri dalam mengurai perkembangan
epistemologis keilmuan akan lebih tepat

$O']DKDEƯ GDODP DO7DIVƯU ZD DO0XIDVVLUnjQ
PHQ\LQGLU NHFHQGHUXQJDQ 6\HNK 7ҍDQWѽDZƯ -DZKDUƯ dibahas pada pembahasan khusus.
mengulas persoalan ilmiah melebihi dari pembahasan Setelah keluarnya buku ini, maka
tafsir sendiri dengan ungkapan IƯKNXOOV\D\¶LOOƗDOWDIVƯU penulisan teologi di Indonesia hampir
(di dalamnya ada segala sesuatu kecuali tafsir.) Ungkapan
DO']DKDEƯLQLGLOXUXVNDQROHKDO.KƗOLGƯGDODP7DQEƯKDO seluruhnya merujuk kepada buku tersebut.
'ƗULVƯQbahwa dalam tafsir DO-DZKDUƯ ditemukan banyak Hampir seluruh karya teologi Harun menjadi
ilmu pengetahuan dan juga tafsir DO4XU¶ƗQ

$O=DPDNKV\DUƯ7DIVƯUDO.DV\V\ƗI

$O=DPDNKV\DUƯ7DIVƯUDO.DV\V\ƗI 
$O=DPDNKV\DUƯ7DIVƯUDO.DV\V\ƗI
Eka Putra Wirman, Hukum Alam dan Sunnatullah: Upaya Rekonstruksi Pemahaman Teologis di Indonesia 359

master plan penulisan teologi di Indonesia. buku-buku teologi Indonesia berputar pada
Salah satu buku yang mengikuti alur dan poros yang sama. Tidak ada keraguan apalagi
PRGHO +DUXQ 1DVXWLRQ DGDODK EXNX Teologi usaha untuk memberikan penilaian ulang
Islam: Aliran dan Ajarannya karya Sirajuddin terhadap apa yang diproduksi oleh penulis
Zar. Di samping karya Sirajuddin Zar, teologi di Indonesia. Sebuah penelitian
memang masih banyak buku-buku teologi menyebutkan bahwa hampir-hampir studi
yang senada seperti Sejarah Perkembangan akademik dalam persoalan NDOƗP WHRORJL 
Pemikiran dalam Islam: Pemikiran Teologis, di Indonesia telah mencapai titik sempurna
karya Abdul Aziz Dahlan. dengan keluarnya karya-karya teologi Harun
%XNXEXNX WHRORJL NDUDQJDQ SHQXOLV 1DVXWLRQ 6HKLQJJD SHPEDKDVDQ \DQJ ODKLU
Indonesia kontemporer ini, di samping setelah itu baik berupa buku, skripsi, tesis,
membahas tentang persoalan teologi klasik disertasi maupun karya akademik lainnya
juga menambahkan hal-hal baru di antaranya hanya semacam photocopy dari apa yang
pembahasan tentang sunnatullah yang sudah ada.
dianggap sama dengan hukum alam. Terutama Ditinjau dari kondisi yang diungkapkan
SDGDNDU\D+DUXQ1DVXWLRQGLMHODVNDQVHFDUD di atas, maka dapat ditebak bahwa telah
gamblang bahwa hukum alam itu disebut terjadi stagnasi pemikiran dalam pembahasan
dalam al-4XU¶ƗQ VHEDJDL sunnatullah. teologi Islam di Indonesia. Sehingga
Konsekuensi dari pemahaman ini alam MDUDQJ ²NDODX WLGDN GLVHEXW QLKLO²
dan sistem yang berjalan di dalamnya akan terdapat pembahasan teologi yang mencoba
berjalan secara statis dan absolut sehingga mendobrak tradisi pemahaman yang ada.
tidak akan mengalami perubahan. Sementara Oleh karena itu diperlukan usaha yang gigih
itu, sejauh ini alam dengan berbagai untuk melakukan rekonstruksi pemikiran
dimensinya telah mengalami perubahan yang yang selama ini diyakini sebagai blue print
VLJQL¿NDQ VHMDN SHQFLSWDDQQ\D VDPSDL KDUL persoalan NDOƗP WHRORJL DJDUWHRORJLGDSDW
ini dan selamanya. menjadi GULYLQJ IRUFH kemajuan umat Islam
Para penulis Indonesia kemudian terutama pada tataran ilmiah-akademis.
PHQFDULNDQ MXVWL¿NDVL EDKZD SDUD WHRORJ Dari sisi ini pula urgensi rekonstruksi
0XµWD]LODK NODVLN PHPDKDPL KXNXP pembahasan tentang hukum alam dan
alam sebagai sunnatullah. Sebagai bentuk sunnatullah yang dibuat oleh penulis teologi
otentisitas pendapat ini, dimunculkanlah Islam Indonesia. Tanpa keberanian untuk
VHPDFDP GLDOHNWLND DQWDUD 0XµWD]LODK \DQJ melakukan reformulasi, maka ilmu NDOƗP
meyakini berlakunya sunnatullah dengan (teologi) menjadi ilmu Islam pertama
$V\µDUL\\DK \DQJ PHQRODN sunnatullah dan yang mengubur dirinya sendiri. Padahal di
melihatnya hanya sebagai suatu kebiasaan zaman keemasannya, teologi menjadi pionir
(DOµƗGDK adat) alam, meskipun dialektika berpikir rasional dan radikal terutama dalam
yang dipaparkan ini sulit untuk ditemukan mengokohkan apa yang disebut oleh al-Jabiri
dalam kitab-kitab teologi klasik. Ayat-ayat VHEDJDLµDUXVXWDPD¶,VODP
al-4XU¶ƗQ\DQJPHQJDQGXQJNDWDsunnatullah
tidak pernah digunakan dalam teologi klasik Hukum Alam dan Sunnatullah menurut
sebagai pembenaran berlakunya natur, 7HRORJ
kausalitas dan hukum alam yang lainnya. Antara hukum alam dan sunnatullah di
Selain dari dua buku teologi Indonesia dalam al-4XU¶ƗQ WHUGDSDW SHQJHUWLDQ \DQJ
di atas, juga ditemukan pendapat yang sama berbeda. Hukum alam berbicara tentang
tentang kedudukan hukum alam dan konsep ciptaan Allah berupa alam dengan hukum
sunnatullah. Dalam hal ini hampir seluruh yang berlaku di dalamnya. Sedangkan
360 Ilmu Ushuluddin, Volume 1, Nomor 4, Juli 2012

sunnatullah berbicara tentang kebiasaan bahwa alam bersifat baru (K̡DGƯWV) dan
$OODKPHQXUXQNDQDG]DEEDJLRUDQJND¿UGDQ berstatus sebagai makhluk yang berbeda dari
PXQD¿T\DQJPHQHQWDQJDMDUDQ\DQJGLEDZD Khalik.
ROHK SDUD UDVXO1\D$G]DE \DQJ GLWXUXQNDQ Sementara hukum dan sifat-sifat alam
Allah kepada suatu kaum merupakan akibat dibahas dalam pasal tentang persoalan zat
dari kebiasaan mereka mendustakan ajaran (al-jawhar) dan aksiden (DOµDUG̟) Terdapat
para rasul. perbedaan pendapat antara sebagian
Alam dengan hukum yang berlaku di 0XµWD]LODK GHQJDQ $V\µDUL\\DK WHQWDQJ
dalamnya senantiasa mengalami perubahan penciptaan aksiden (DOµDUG̟) dalam zat (al-
karena alam adalah makhluk. Perubahan yang jawhar  6HEDJLDQ EHVDU WRNRK 0XµWD]LODK
terjadi di alam adalah suatu keharusan agar VHSHUWL $Enj 8WVPƗQ µ$PU LEQ %DKҝU D-ƗKL]
kehidupan dapat berjalan dengan normal dan  + 0  PDVLK PH\DNLQL
pengetahuan dapat berkembang. Pergerakan bahwa Allah yang menciptakan benda dan
lempeng bumi, perubahan iklim, expanding VLIDWVLIDW \DQJ GLPLOLNLQ\D 1DPXQ DGD
XQLYHUVH, pergantian sel dan darah pada diri sebagian kecil yang berpendapat lain seperti
manusia serta adanya kelahiran dan kematian 0XµDPPDU LEQ µ$EEƗG DO6XOODPƯ 
adalah bukti kongkrit perubahan yang +0 WRNRK0XµWD]LODKLQLEHUSHQGDSDW
terjadi di alam. Perubahan bisa terjadi dalam bahwa benda-benda yang ada di alam semesta
hitungan bulan, tahun dan bahkan milyaran menentukan sendiri sifat-sifat dan naturnya
abad. masing-masing.0HQXUXW0XµDPPDU$OODK
Sedangkan sunnatullah yang disebut hanya menciptakan zat (al-jawhar) tetapi
dalam al-4XU¶ƗQ DGDODK NHELDVDDQ $OODK tidak menciptakan aksiden-sifat (DOµDUG̟)
dalam menurunkan adzab bagi kaum yang karena sifat-sifat itu diciptakan oleh benda
mendustakan ajaran para rasul. Kebiasaan itu sendiri.
Allah ini tidak akan ada yang mampu Pembahasan tentang ini telah menguras
mengubah dan memindahkan objeknya jika energi para teolog Islam pada abad
Allah sudah menentukan. SHUWHQJDKDQ %DKNDQ DO*KD]ƗOƯ WHODK
Jika diperhatikan ayat-ayat yang menarik para failasuf untuk terlibat dalam
mendahului ayat sunnatullah (VLEƗTDOƗ\DK) pembahasan hukum sebab-akibat dan natur
dan ayat-ayat yang datang setelahnya (OLK̡ƗT alam sehingga membuat persoalan ini
DOƗ\DK) semuanya menjelaskan tentang orang VHPDNLQ PHQDULN $O*KD]ƗOƯ PHPEDQWDK
ND¿UGDQDG]DE\DQJKDUXVGLWHULPDQ\D$\DW adanya hubungan nesesitas (kemestian) antara
sunnatullah tidak berbicara tentang hukum sebab dengan akibatnya. Seluruh kejadian
alam. Para mufassir dari berbagai kalangan yang disangka oleh failasuf (dan ilmuwan)
EDLN0XµWD]LODK$V\µDUL\\DKGDQ6DOD¿\\DK sebagai hubungan kemestian yang mutlak
tidak ada yang menafsirkan sunnatullah sesungguhnya bagi DO*KD]ƗOƯ KDQ\D KXNXP
sebagai hukum alam. kebiasaan yang berlaku di alam semesta.
Seperti yang dijelaskan di atas bahwa Yang dapat dipastikan menurut DO*KD]ƗOƯ
tema penting yang menjadi pembahasan para hanyalah bahwa kejadian itu sering berulang
teolog klasik tentang alam dijelaskan dalam dan atas dasar itu dipastikan kemutlakannya.
konteks penciptaan alam dan hal-hal yang $O*KD]ƗOƯ PHQ\HEXW KXEXQJDQ DQWDUD
melekat padanya seperti hukum dan sifat- sebab dengan akibatnya sebagai hukum
sifat alam. Secara umum para teolog klasik kebiasaan (DOµƗGƗW) dan bukan kemestian
meyakini bahwa alam adalah makhluk yang

/LKDO4ƗGқƯµ$EGDO-DEEƗUGDODP6\DUK̡ 8V̞njO
diciptakan. Teolog dari berbagai aliran baik
DO.KDPVDKPDEK̡DWVNKDOTDOµƗODP.
0XµWD]LODK PDXSXQ $V\µDUL\\DK PH\DNLQL 
$O-XUMƗQƯDO7DµUƯIƗW
Eka Putra Wirman, Hukum Alam dan Sunnatullah: Upaya Rekonstruksi Pemahaman Teologis di Indonesia 361

(DOG̟DUnjUƗW) Hal ini dipertahankan al- 'DODP NRQWHNV PXµML]DW KXNXP DODP
*KD]ƗOƯ VHEDJDL SLQWX SHPEXNWLDQ EDKZD oleh seluruh aliran teologi disebut dengan
PXµML]DW SDUD UDVXO LWX GDSDW GLEHQDUNDQ kebiasaan atau fenomena alam (DOµƗGƗW)
VHFDUD HNVSHULPHQWDWLI 0XµML]DW UDVXO EDJL $O4ƗGқƯµ$EGDO-DEEƗUVHSHUWLGLVHEXWNDQGL
DO*KD]ƗOƯ KDUXV GLSDKDPL GDQ GLLPDQL atas juga menggunakan kata kebiasaan bagi
sebagai kejadian yang benar adanya dan tidak sistem yang terjadi di alam semesta. Dari
boleh dibawa kepada makna metaforis. Oleh penjelasannya, perjalanan alam yang teratur
NDUHQD LWX PDND PXµML]DW GDODP OLWHUDWXU GL\DNLQLROHK$O4ƗGқƯµ$EGDO-DEEƗUVHEDJDL
Islam disebut sebagai suatu perbuatan yang kebiasaan dari alam dan bukan hal yang lain.
dilakukan oleh nabi yang bertentangan 'DODPKDOLQL$O4ƗGқƯµ$EGDO-DEEƗUVDPD
dengan kebiasaan alam (DPU NKƗULT OL DO sekali tidak melihat ada perbedaan antara al-
µƗGDK) VXQDQ DOW̜DEƯµL\\DK (hukum alam) dengan
Dari pengertian di atas sistem dan hukum kebiasaan alam.
alam disebut dengan DOµƗGDK (kebiasaan Sepanjang pembahasan tentang alam
DODP  6HKXEXQJDQ GHQJDQ GH¿QLVL LQL mulai dari penciptaan, hukum, sistem dan
ternyata penggunaan istilah DOµƗGDK naturnya, tidak ditemukan seorang pun dari
(kebiasaan) untuk menyebutkan hukum para teolog klasik menggunakan istilah
alam tidak hanya menjadi monopoli aliran sunnatullah. Istilah sunnatullah sangat asing
$V\µDUL\\DK DWDX $KOXVVXQQDK 6HRUDQJ sekali di dalam pembahasan alam oleh
WRNRK EHVDU 0XµWD]LODK DO4ƗGқƯ µ$EG DO karenanya istilah itu merupakan hal yang
-DEEƗU WHUQ\DWD PHQJJXQDNDQ WHUPLQRORJL baru dan tidak bisa dinisbahkan kepada para
DOµƗGDK (kebiasaan) terhadap hukum alam. WHRORJNODVLNEDLNGDULNDODQJDQ0XµWD]LODK
$O4ƗGқƯ µ$EG DO-DEEƗU PHQMHODVNDQ EDKZD $V\µDUL\\DKPDXSXQ0ƗWXUƯGL\\DK
VDWX GDUL HPSDW V\DUDW VDKQ\D PXµML]DW Salah satu alasan yang bisa dipahami
adalah adanya tindakan seorang nabi yang adalah bahwa para teolog paham tentang
bertentangan dengan DOµƗGDK (kebiasaan) apa yang dimaksud dengan hukum alam dan
alam semesta seperti menerbitkan matahari apa substansi sunnatullah. Sebagai media
dari barat dan tenggelam di timur. Jika yang XQWXN PHQJXNXKNDQ DTLGDK GHQJDQ DODVDQ
terjadi adalah terbitnya matahari di timur rasional, mustahil berbagai aliran NDOƗP
GDQ WHQJJHODP GL EDUDW EXNDQODK PXµML]DW lalai menggunakan ayat-ayat sunnatullah
karena tidak bertentangan dengan DOµƗGDK ketika membahas tentang hukum alam. Lebih
(kebiasaan) yang berjalan selama ini. PXVWDKLOODJLMLNDWRNRK0XµWD]LODKVHNDOLEHU
DO-ƗKL] MXJD OXSD SHUVRDODQ KXNXP DODP

'H¿QLVL PXµML]DW VHEDJDL DPU NKƗULT OL DO
ketika menafsirkan lebih dari 10 ayat-ayat
µƗGDK DGDODK GH¿QLVL \DQJ GL\DNLQL ROHK VHOXUXK DOLUDQ
teologi Islam. Penggunaan kata µƗGƗK (kebiasaan) alam sunnatullah.
ditemukan dalam seluruh aliran NDOƗP7LGDNGLWHPXNDQ
istilah lain dari sistem dan hukum alam dalam konteks Simpulan
PXµML]DWVHODLQLVWLODKµƗGDK. Hukum alam dalam konteks
%HEHUDSD KDO \DQJ GDSDW GLVLPSXONDQ
lain disebut juga dengan DOTDZƗQƯQ DOẂDEƯµL\\DK DO
QƗPnjVDOẂDEƯµƯ dan QL]̛ƗPDONDZQ dari kajian ini adalah hukum alam menurut

$O4ƗGқƯ µ$EG DO-DEEƗU VHEDJDLPDQD WHRORJ para saintis adalah sistem yang berlaku
0XVOLPODLQQ\DPHQJJXQDNDQLVWLODKDOµƗGDK (kebiasaan) di alam semesta. Sebagian ilmuwan
bagi hukum alam yang berjalan sangat teratur dan konsisten.
Penggunaan kata DOµƗGDK (kebiasaan) oleh seorang
berpendapat bahwa alam bersifat statis dan
WRNRK XWDPD 0XµWD]LODK PHPEDQWDK GHQJDQ VHQGLULQ\D tidak berubah. Keyakinan ini tidak bertahan
penjelasan yang sering disebut dalam buku-buku teologi seperti yang dianut teolog Kristen abad
di Indonesia bahwa istilah tersebut semata-mata istilah dan
NH\DNLQDQDOLUDQ$V\µDUL\\DKVDMD

$O4ƗGқƯµ$EGDO-DEEƗUGDODP6\DUK̡ 8V̞njODO Khamsah
362 Ilmu Ushuluddin, Volume 1, Nomor 4, Juli 2012

SHUWHQJDKDQ 6HEDJLDQ EHVDU LOPXZDQ ¿VLND yang mendurhakai akan ditimpakan bencana
berpendapat bahwa alam semesta adalah sebagaimana biasanya (sanna) dilakukan
benda yang dinamis yang selalu mengalami Allah terhadap umat-umat terdahulu.
perubahan. Teori Big Bang adalah penemuan Istilah hukum alam, kausalitas dan natur
terbesar sampai saat ini dalam menjelaskan tidak disebut oleh para teolog dan mufassir
ketidakstatisan alam semesta. Sifat alam yang dari berbagai aliran teologi sebagai sunnatul-
dinamis memungkinkan ilmu pengetahuan lah 0HUHND PHQ\HEXWQ\D GHQJDQ LVWLODK
berkembang dengan pesatnya. QƗPnjV dan QL]̛ƗP DOW̜DEƯµƯ $O4XU¶ƗQ VH-
Kata sunnatullah dalam al-4XU¶ƗQ WLGDN cara terpisah memiliki istilah tersendiri ten-
sama dengan hukum alam yang dimaksud oleh tang hukum alam yang disebut dengan qadr
para saintis kealaman. Sunnatullah dalam al- (sistem yang ditentukan.)
4XU¶ƗQ \DQJ GLWDIVLUNDQ ROHK SDUD PXIDVVLU 0HQ\DPDNDQ SHQJHUWLDQ sunnatullah
dari berbagai aliran teologi adalah kebiasaan dengan hukum alam tidak tepat karena akan
$OODK PHQXUXQNDQ DG]DE GDQ VLNVDDQ1\D menjadikan hukum alam dan alam itu sendiri
terhadap orang mendurhakai para rasul dan sebagai sesuatu yang statis dan tidak menga-
QDEL \DQJ GLXWXV ROHK $OODK %DJL PHUHND lami perubahan.

Anda mungkin juga menyukai