Anda di halaman 1dari 36

1

BAB I
KAJIAN TEORITIS

A. Pengertian
Katarak adalah kekeruhan lensa. Katarak memiliki derajat kepadatan yang sangat
bervariasi dan dapat disebabkan oleh berbagi hal, tetapi biasanya berkaitan dengan
penuaan (Vaughan, 2000).
Katarak adalah opasitas lensa kristalina yang normalnya jernih. Biasanya terjadi
akibat proses penuaan, tapi dapat timbul pada saat kelahiran (katarak kongenital).
Dapat juga berhubungan dengan trauma mata tajam maupun tumpul, penggunaan
kortikosteroid jangka panjang, penyakit sistemis, pemajanan radiasi, pemajanan sinar
matahari yang lama, atau kelainan mata yang lain (seperti uveitis anterior) (Smeltzer,
2001) Hal 1996
.Katarak menyebabkan penglihatan menjadi berkabut/buram. Katarak merupakan
keadaan patologik lensa dimana lensa menjadi keruh akibat hidrasi cairan lensa atau
denaturasi protein lensa, sehingga pandangan seperti tertutup air terjun atau kabut
merupakan penurunan progresif kejernihan lensa, sehingga ketajaman penglihatan
berkurang (Corwin, 2000).
Katarak adalah suatu keadaan dimana lensa mata yang biasanya jernih dan bening
menjadi keruh. Asal kata katarak dari kata Yunani cataracta yang berarti air terjun.
Hal ini disebabkan karena pasien katarak seakan-akan melihat sesuatu seperti
tertutup oleh air terjun didepan matanya (Ilyas, 2006) hal 2. Jadi dapat disimpulkan,
katarak adalah kekeruhan lensa yang normalnya transparan dan dilalui cahaya ke
retina, yang dapat disebabkan oleh berbagai hal sehingga terjadi kerusakan
penglihatan.

Anatomi Sistem Penglihatan

1. Bagian Luar:
a. Bulu Mata Bulu mata yaitu rambut-rambut halus yang terdapat ditepi kelopak
mata.
b. Alis Mata (Supersilium) Alis yaitu rambut-rambut halus yang terdapat diatas
mata.
c. Kelopak Mata (Palpebra) Kelopak mata merupakan 2 buah lipatan atas dan
bawah kulit yang terletak di depan bulbus okuli.
d. Kelenjar Air Mata
e. Kelenjar Meibom

Bagian Dalam

2
a. Konjungtiva

Konjungtiva adalah membran tipis bening yang melapisi permukaan bagian dalam
kelopak mata dan dan menutupi bagian depan sklera (bagian putih mata), kecuali
kornea.Konjungtiva mengandung banyak sekali pembuluh darah.
b. Sklera
Sklera merupakan selaput jaringan ikat yang kuat dan berada pada lapisan terluar
mata yang berwarna putih.
c. Kornea
Kornea merupakan selaput yang tembus cahaya, melalui kornea kita dapat melihat
membran pupil dan iris. d. d. d. Koroid

3
Koroid adalah lapisan yang dibangun oleh jaringan ikat yang memiliki banyak
pembuluh darah dan sejumlah sel pigmen.
e. Iris
Iris merupakan diafragma yang terletak diantara kornea dan mata.
f. Pupil
Dari kornea, cahaya akan diteruskan ke pupil. Pupil menentukan kuantitas cahaya
yang masuk ke bagian mata yang lebih dalam. Pupil mata akan melebar jika kondisi
ruangan yang gelap, dan akan menyempit jika kondisi ruangan terang.
g. Lensa
Lensa berada tepat dibelakang iris dan tergantung pada ligamen suspensori. Bentuk
lensa disebut ruang viretus, berisi cairan yang lebih kental(humor viterus), yang
bersama dengan humor akueus berperandalam memelihara bentuk bola mata.
h. Retina
Retina merupakan lapisan bagian dalam yang sangat halus dan sangat sensitif
terhadap cahaya. Pada retina terdapat reseptor(fotoreseptor).
i. Aqueous humor
Aquaeous humor atau cairan berair terdapat dibalik kornea. Strukturnya sama dengan
cairan sel, mengandung nutrisi bagi kornea dan dapat melakukan difusi gas dengan
udara luar melalui kornea.
j.vitreous humor
Badan bening ini terletak dibelakang lensa. Bentuknya berupa zat transparan seperti
jeli(agar-agar) yang jernih. Zat ini mengisi pada mata dan membuat bola mata
membulat.
k. Bintik Kuning
Bintik kuning adalah bagian retina yang paling peka terhadap cahaya karena
merupakan tempat perkumpulan sel-sel saraf yang berbentuk kerucut dan batang
l.Saraf Optik
Saraf yang memasuki sel tali dan kerucut dalam retina, untuk menuju ke otak.
m.Otot Mata.
Otot-otot yang melekat pada mata :
Muskulus levator palpebralis superior inferior.
Muskulus orbikularis okuli otot lingkar mata.

4
Muskulus rektus okuli inferior (otot disekitar mata)
Muskulus rektus okuli medial (otot disekitar mata)
Muskulus obliques okuli inferior
Muskulus obliques okuli superior.
MEKANISME PENGLIHATAN

Mata adalah alat indra kompleks yang berevolusi dari bintik-bintik peka sinar
primitive pada permukaan golongan invertebrate. Dalam bungkus pelindungnya,
mata memilki lapisan reseptor, system lensa yang membiaskan cahaya ke reseptor
tersebut, dan system saraf yang menghantarkan impuls dari reseptor ke otak.

Sumber cahaya
|
*
Masuk ke mata melalui kornea
|
*
Melewati pupil yang lebarnya diatur oleh iris
|
*
Dibiaskan oleh lensa
|
*
Terbentuk bayangan di retina yang bersifat nyata, terbalik, diperkecil
|
*
Sel-sel batang dan sel kerucut meneruskan sinyal cahaya melalui saraf optik
|
*
Otak membalikkan lagi bayangan yang terlihat di retina
|
*
Obyek terlihat sesuai dengan aslinya

5
B. Jenis – jenis Katarak
Jenis- jenis katarak menurut (Vaughan, 2000) hal 177- 181 terbagi atas :
1. Katarak terkait usia (katarak senilis)
Katarak senilis adalah jenis katarak yang paling sering dijumpai. Satu- satunya gejala
adalah distorsi penglihatan dan penglihatan yang semakin kabur.
2. Katarak anak- anak
Katarak anak- anak dibagi menjadi dua kelompok, yaitu :
a) Katarak kongenital
Yang terdapat sejak lahir atau segera sesudahnya. Banyak katarak kongenital yang
tidak diketahui penyebabnya walaupun mungkin terdapat faktor genetik, yang lain
disebabkan oleh penyakit infeksi atau metabolik, atau beerkaitan dengan berbagai
sindrom.
b) Katarak didapat
Yang timbul belakangan dan biasanya terkait dengan sebab-sebab spesifik. Katarak
didapat terutama disebabkan oleh trauma, baik tumpul maupun tembus. Penyyebab
lain adalah uveitis, infeksi mata didapat, diabetes dan obat.
3. Katarak traumatik
Katarak traumatik paling sering disebabkan oleh cedera benda asing di lensa atau
trauma tumpul terhadap bola mata. Lensa menjadi putih segera setelah masuknya
benda asing karena lubang pada kapsul lensa menyebabkan humor aqueus dan
kadang- kadang korpus vitreum masuk kedalam struktur lensa.
4. Katarak komplikata
Katarak komplikata adalah katarak sekunder akibat penyakit intraokular pada
fisiologi lensa. Katarak biasanya berawal didaerah sub kapsul posterior dan akhirnya
mengenai seluruh struktur lensa. Penyakit-penyakit intraokular yang sering berkaitan
dengan pembentukan katarak adalah uveitis kronik atau rekuren, glaukoma, retinitis
pigmentosa dan pelepasan retina.
5. Katarak akibat penyakit sistemik

6
Katarak bilateral dapat terjadi karena gangguan- gangguan sistemik berikut: diabetes
mellitus, hipoparatiroidisme, distrofi miotonik, dermatitis atropik, galaktosemia, dan
syndrome Lowe, Werner atau Down.
6. Katarak toksik
Katarak toksik jarang terjadi. Banyak kasus pada tahun 1930-an sebagai akibat
penelanan dinitrofenol (suatu obat yang digunakan untuk menekan nafsu makan).
Kortokosteroid yang diberikan dalam waktu lama, baik secara sistemik maupun
dalam bentuk tetes yang dapat menyebabkan kekeruhan lensa.
7. Katarak ikutan
Katarak ikutan menunjukkan kekeruhan kapsul posterior akibat katarak traumatik
yang terserap sebagian atau setelah terjadinya ekstraksi katarak ekstrakapsular
8. Katarak juvenil
Katarak yang lembek dan terdapat pada orang muda yang mulai terbentuk nya pada
usia kurang dari 9 tahun dan lebih dari 3 bulan
9. Katarak intumesen
Katarak yang terjadi akibat kekeruhan lensa di sertai pembengkakan lensa akibat
lensa degenerative yang menyerap air
10. Katarak immatur
Katarak dengan lensa masih memiliki bagian yang jernih
11. Katarak matur
Katarak dengan lensa sudah seluruhnya keruh
12. Katarak hipermatur
Katarak bagian permukaan lensa yang sudah merembes melalui kapsul lensa dan bisa
menyebabkan peradangan pada struktur mata yang lainnya
13. Katarak kortikal
Katarak kotikal ini biasanya terjadi pada korteks .mulai dengan kekeruhan putih
mulai dari tepi lensa dan berjalan ketengah sehinnga menggangu penglihatan.
Banyak padapenderita DM

7
C. Etiologi
Katarak bisa disebabkan karena kecelakaan atau trauma.Sebuah benda asing yang
merusak lensa mata bisa menyebabkan katarak.Namun, katarak paling lazim
mengenai orang-orang yang sudah berusia lanjut. Biasanya kedua mata akan terkena
dan sebelah mata lebih dulu terkena baru mata yang satunya lagi.
Katarak juga bisa terjadi pada bayi-bayi yang lahir prematur atau baru
mendapatkannya kemudian karena warisan dari orang tuanya.Namun kembali lagi,
katarak hanya lazim terjadi pada orang-orang yang berusia lanjut.Coba perhatikan
hewan yang berumur tua, terkadang bisa kita melihat pengaburan lensa di
matanya.Semua ini karena faktor degenerasi.
Berikut penyebab katarak yang lazim:
 Trauma atau cedera pada mata (luka/terbentur)
 Penyakit lain pada mata dan penyakit lainnya seperti diabetes dan hipertensi
 Mata sering terpapar cahaya langsung sinar matahari (ultraviolet)
 Radiasi bahan kimia
 Faktor genetik
 Akibat mengonsumsi obat-obatan tertentu dalam waktu yang lama seperti
(kortikosteroid dan seroquel)
Katarak akan berkembang secara perlahan-lahan. Orang-orang tua yang hidup sendiri
(sedikit orang-orang disekitarnya/kurang dirawat) lebih sering terkena
katarak.Karena kebanyakan dari mereka kurang minum air atau cairan lainnya guna
menjaga peredaran darahnya tetap mengalir sebagaimana mestinya.

D. Manifestasi klinis
Katarak didiagnosis terutama dengan gejala subjektif. Biasanya, pasien melaporkan
penurunan ketajaman fungsi penglihatan, silau, dan gangguan fungsional sampai
derajat tertentu yang diakibatkan karena kehilangan penglihatan tadi, temuan objektif
biasanya meliputi pengembunan seperti mutiara keabuan pada pupil sehingga retina
tak akan tampak dengan oftalmoskop.

8
Ketika lensa sudah menjadi opak, cahaya akan dipendarkan dan bukannya
ditransmisikan dengan tajam menjadi bayangan terfokus pada retina. Hasilnya adalah
pandangan kabur atau redup, menyilaukan yang menjengkelkan dengan distorsi
bayangan dan susah melihat di malam hari. Pupil yang normalnya hitam, akan
tampak kekuningan, abu-abu atau putih. Katarak biasanya terjadi bertahap selama
bertahun-tahun , dan ketika katarak sudah sangat memburuk, lensa koreksi yang
lebih kuat pun tak akan mampu memperbaiki penglihatan. Orang dengan katarak
secara khas selalu mengembangkan strategi untuk menghindari silau yang
menjengkel yang disebabkan oleh cahaya yang salah arah. Misalnya, ada yang
mengatur ulang perabotan rumahnya sehingga sinar tidak akan langsung menyinari
mata mereka. Ada yang mengenakan topi berkelepak lebar atau kaca mata hitam dan
menurunkan pelindung cahaya saat mengendarai mobil pada siang hari (Smeltzer,
2001).

E. Patofisiologi
Lensa yang normal adalah struktur posterior iris yang jernih, transparan, berbentuk
seperti kancing baju dan mempunyai kekuatan refraksi yang besar. Lensa
mengandung tiga komponen anatomis. Pada zona sentral terdapat nukleus, di perifer
ada korteks, dan yang mengelilingi keduanya adalah kapsul anterior dan posterior.
Dengan bertambahnya usia, nukleus mengalami perubahan warna menjadi coklat
kekuningan. Disekitar opasitas terdapat densitas seperti duri di anterior dan posterior
nukleus. Opasitas pada kapsul posterior merupakan bentuk katarak yang paling
bermakna, nampak seperti kristal salju pada jendela.
Perubahan fisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya transparansi.
Perubahan pada serabut halus multipel (zunula) yang memanjang dari badan silier ke
sekitar daerah diluar lensa, misalnya dapat menyebabkanpenglihatan mengalamui
distorsi. Perubahan kimia dalam protein lensa dapat menyebabkan koagulasi,
sehingga mengabutkan pandangan dengan menghambat jalannya cahaya ke retina.
Salah satu teori menyebutkan terputusnya protein lensa normal terjadi disertai influks
air ke dalam lensa. Proses ini mematahkan serabut lensa yang tegang dan
mengganggu transmisi sinar. Teori lain mengatakan bahwa suatu enzim mempunyai

9
peran dalam melindungi lensa dari degenerasi. Jumlah enzim akan menurun dengan
bertambahnya usia dan tidak ada pada kebanyakan pasien yang menderita katarak.

F. Patoflow

G. Makanan terbaik untuk kesehatan mata


1. Salmon
Salmon memiliki kandungan omega 3 yang amat dibutuhkan oleh tubuh kita.dengan
rutin mengkonsumsi salmon,anda akan terlindungi dari berbagai jenis penyakit yang
menyerang mata
2. Wortel
Wortel meruapakan jenis sayuran yang mengandung banyak vitamin A dan sangat
baik untuk kesehatan.kandunanbeta karoten yang terdapat pada wortel akan diubah
oleh tubuh menjadi vitamin A.vitamin A trsebutlah yang bermanfaat bagi kesehatan
mata.mengkonsumsi wortel dapat dilakukan dengan menjadikannya sayur bening dan
jus wortel
3. Bayam
Bayam sangat kaya akan zat besi,selain itu juga mengandung vitamin dan mineral
yang amat baik bagi kesehatan mata. Kandungan yang terdapat dalam bayam yang
bisa membantu menjaga kesehatan mata yaitu zaexanthin,lutein,dan zinc. Zat-zat
tersebut merupakan zat antioksidan yang sangat berguna untuk mencegah berbagai
penyakit salah satunya dalah katarak mata.
4. Brokoli
Sayuran yang satu ini memiliki kandungan yang sama hebatnya dengan bayam.
Dengan kandungan yang terdapat didalam brokoli,mata anda tentunya akan terjaga
dengan baik. Mengkonsumsi brokoli secara rutin dikatakan mampu melindungi mata
dari penyakit katarak.
5. Coklat hitam
Coklat hitam (dark chocolate) di sebut sebut sebagai makana paling baik untuk
kesehatan mata karena di dalam dark chocolate mengandung flavanoid yang
membantu melindungu pembuluh darah mata.flavanoid tersebut bermanfaat sebagai

10
zat untuk mempertajam dan memperjelas penglihatan mata, selain itu juga membantu
melindungi kornea mata dan retina mata.
Agar mata tetap sehat dan normal,rajin-rajin mengkonsumsi makanan yang baik dan
menyehatkan setiap harinya.dengan mengkonsumsi makanan yang baik dan sehat
,tentunya anda dapat menjaga kesehata diri anda. Agar mata anda tetap sehat anda
dapat menambah asupan makanan dengan sumplemen vitamin A

H. Pencegahan
Cara pencegahan penyakit katarak yang dapat dilakukan adalah dengan menjaga
penyakit yang memiliki hubungan dengan katarak sebaiknya menghindari factor
yang mempercepat terbentuknya pnyakit katarak.
Mengkonsumsi suplemen sebelum terjadi katarak dapat menunda
pembentukkan atau mencegah katarak. Sedangkan pada tahap awal katarak suplemen
dapat memperlambat petumbuhannya. Pada tahap berat tindakan hanya bisa diatasi
dengan operasi. Berikut ini beberapa suplemen yang jika dikonsumsi dapat
mencegah terjadinya katarak :
o Vitamin C dan E, melindungi lensa mata dari kerusakan akibat asap rokok dan
sinar Ultraviolet. Minum vitamin C 250 mg 4 kali sehari, kurangi dosis jika
mengalami diare. Vitamin E 200 IU 2 kali sehari.
o Selenium, membantu menetralisasi radikal bebas, 200 mcg 2 kali sehari.
o Billberry, membantu membuang racun dari lensa maata dan retina. Kombinasi
billberry dan vitamin E sudah terbukti dapat menghentikan pertumbuhan katarak
pada 48 dari 50 orang yang di teliti. Dosis yang tepat adalah 80 mg dan dikonsumsi 3
kali sehari
o Alpha-lipoic acid, meningkatkan efektifitas vitamin C dan E, 150 mg sehari (pagi
sebelum makan)
o Ekstrak biji anggur ( grape seed ), menguatkan pembuluh darah halus dibagian
mata, 100 mg 2 kali sehari.

Kebiasaan yang perlu dilakukan adalah :


o Stop merokok jika anda merokok.

11
o Lindungi mata dari cahaya, matahari langsung, dengan menggunakan kacamata
matahari
o Gunakan topi yang lebar, saat anda berada diluar.
o Makanlah makanan yang cukup mengandung antioksidan seperti buah dan sayuran
segar.

I. Komplikasi
1. Hilangnya vitreous.
Jika kapsul posterior mengalami kerusakan selama operasi maka gel vitreous dapat
masuk ke dalam bilik anterior, yang merupakan resikoterjadinya glaucoma atau
traksi pada retina. Keadaan ini membutuhkan pengangkatan dengan satu instrument
yang mengaspirasi dan mengeksisi gel (virektomi). Pemasanagan lensa intraocular
sesegera mungkin tidak bias dilakukan pada kondisi ini.
2. Prolaps iris.
Iris dapat mengalami protrusi melalui insisi bedah pada periode pasca operasi dini.
Terlihat sebagai daerah berwarna gelap pada lokasi insisi. Pupil mengalami distorsi.
Keadaan ini membutuhkan perbaikan segera dengan pembedahan.
3. Endoftalmitis.
Komplikasi infeksi ekstraksi katarak yang serius, namun jarang terjadi.

J. Pemeriksaan Diagnostik
Selain uji mata yang biasanya dilakukan menggunakan kartu snellen, keratometri,
pemeriksaan lampu slit dan oftalmoskopi, maka
a. scan ultrasound
(echography) dan hitung sel endotel sangat berguna sebagai alat diagnostik,
khususnya bila dipertimbangkan akan dilakukan pembedahan. Dengan hitung sel

12
endotel 2000 sel/mm3, pasien ini merupakan kandidat yang baik untuk dilakukan
fakoemulsifikasi dan implantasi IOL (Smeltzer, 2001)
b. kartu mata snellen chart (tes ketajaman penglihatan dan sentral penglihatan)
c. lapang penglihatan : penurunan mungkin di sebabkan oleh glukoma
d. pengukira tonograpi (mengkaji TIO,N 12-25 mmHg)
e. pengukuran gonoskopi : membantu membedakan sudut terbuka dari sudut
tertutup glukoma
f. pemeriksaan oftalmologis : mengkaji struktur internal okuler,pupil
oedema,perdarahan retina,dilatasi & pemeriksaan.belahan lampu memastikan Dx
Katarak

K. Penatalaksanaan
Gejala-gejala yang timbul pada katarak yang masih ringan dapat dibantu dengan
menggunakan kacamata, lensa pembesar, cahaya yang lebih terang, atau kacamata
yang dapat meredamkan cahaya. Pada tahap ini tidak diperlukan tindakan operasi.
Tindakan operasi katarak merupakan cara yang efektif untuk memperbaiki lensa
mata, tetapi tidak semua kasus katarak memerlukan tindakan operasi. Operasi
katarak perlu dilakukan jika kekeruhan lensa menyebabkan penurunan tajam
pengelihatan sedemikian rupa sehingga mengganggu pekerjaan sehari-hari. Operasi
katarak dapat dipertimbangkan untuk dilakukan jika katarak terjadi berbarengan
dengan penyakit mata lainnya, seperti uveitis yakni adalah peradangan pada uvea.
Uvea (disebut juga saluran uvea) terdiri dari 3 struktur:

1. Iris : cincin berwarna yang melingkari pupil yang berwarna hitam


2. Badan silier : otot-otot yang membuat lensa menjadi lebih tebal
sehingga mata bisa fokus pada objek dekat dan lensa menjadi lebih
tipis sehingga mata bisa fokus pada objek jauh
3. Koroid : lapisan mata bagian dalam yang membentang dari ujung otot
silier ke saraf optikus di bagian belakang mata.

13
Sebagian atau seluruh uvea bisa mengalami peradangan. Peradangan yang terbatas
pada iris disebut iritis, jika terbatas pada koroid disebut koroiditis.
Operasi katarak akan dilakukan bila berbarengan dengan glaukoma, dan retinopati
diabetikum. Selain itu jika hasil yang didapat setelah operasi jauh lebih
menguntungkan dibandingkan dengan risiko operasi yang mungkin terjadi.
Pembedahan lensa dengan katarak dilakukan bila mengganggu kehidupan social atau
atas indikasi medis lainnya.( Ilyas, Sidarta: Ilmu Penyakit Mata, ed. 3)

Indikasi dilakukannya operasi katarak :

1. Indikasi sosial: jika pasien mengeluh adanya gangguan penglihatan


dalam melakukan rutinitas pekerjaan
2. Indikas i medis: bila ada komplikasi seperti glaucoma
3. Indikasi optik: jika dari hasil pemeriksaan visus dengan hitung jari
dari jarak 3 m didapatkan hasil visus 3/60

Ada beberapa jenis operasi yang dapat dilakukan, yaitu:


1. ICCE ( Intra Capsular Cataract Extraction)
Yaitu dengan mengangkat semua lensa termasuk kapsulnya. Sampai akhir tahun
1960 hanya itulah teknik operasi yg tersedia.
2. ECCE (Ekstra Capsular Cataract Extraction) terdiri dari 2 macam yakni

1. Standar ECCE atau planned ECCE dilakukan dengan


mengeluarkan lensa secara manual setelah membuka kapsul
lensa. Tentu saja dibutuhkan sayatan yang lebar sehingga
penyembuhan lebih lama.
2. Fekoemulsifikasi (Phaco Emulsification). Bentuk ECCE yang
terbaru dimana menggunakan getaran ultrasonic untuk
menghancurkan nucleus sehingga material nucleus dan kortek
dapat diaspirasi melalui insisi ± 3 mm. Operasi katarak ini

14
dijalankan dengan cukup dengan bius lokal atau menggunakan
tetes mata anti nyeri pada kornea (selaput bening mata), dan
bahkan tanpa menjalani rawat inap. Sayatan sangat minimal,
sekitar 2,7 mm. Lensa mata yang keruh dihancurkan
(Emulsifikasi) kemudian disedot (fakum) dan diganti dengan
lensa buatan yang telah diukur kekuatan lensanya dan ditanam
secara permanen. Teknik bedah katarak dengan sayatan kecil
ini hanya memerlukan waktu 10 menit disertai waktu
pemulihan yang lebih cepat.

Penatalaksanaan Terapi
Obat tetes mata dapat digunakan sebagai terapi pengobatan. Ini dapat diberikan pada
pasien dengan katarak yang belum begitu parah. Senyawa aktif dalam obat tetes mata
yang bertanggung jawab terhadap penyembuhan penyakit katarak adalah saponin.
Saponin ini memiliki efek meningkatkan aktivitas proteasome yaitu protein yang
mampu mendegenerasi berbagai jenis protein menjadi polipeptida pendek dan asam
amino. Karena aktivitas inilah lapisan protein keluar dari mata berupa cairan kental
warna putih kekuningan. Dan saran untuk mencegah penyakit katarak dianjurkan
untuk banyak mengkonsumsi buah – buahan yang banyak mengandung vitamin C,
vitamin A, dan vitamin E.

L. Riset Pengobatan “Katarak” Tanpa Operasi


ACE MAX’S adalah obat yang mampu mengatasi
permasalahan berbagai penyakit, salah satunya penyakit
mata.Penyakit mata yang sering diderita adalah
katarak.ACE MAX’S terbuat dari perpaduan bahan-
bahan herbal yaitu Kulit Manggis dan Daun Sirsak,
ditambah dengan madu murni, apel, anggur dan rosella

15
hitam.Masing-masing dari bahan tersebut mempunyai khasiat dan manfaat yang
sangat luar biasa untuk kesehatan dan pengobatan. Kandungan-kandungan yang ada
pada kulit manggis dan daun sirsak dapat dijadikan sebagai obat herbal mata katarak
dari ACE MAX’S ini banyak sekali seperti yang diketahui bahwa dalam kulit
manggis terdapat vitamin B1, B2, C, D, dan E yang baik sekali untuk kesehatan mata
serta mampu memperbaiki sel-sel yang rusak di daerah mata. Bukan hanya itu saja,
dalam kulit manggis bahan terdapat kandungan potassium, sodium dan zat besi.
Selain kandungan diatas , dalam kulit manggis terdapat zat Xanthone, mangostin,
garsinon, flavonoid, epicatechin, spingomyonlinase dan gartanin. Dimana kandungan
xanthone dalam kulit manggis ini dapat membunuh penyakit, memperbaiki sel yang
rusak, melindungi sel dalam tubuh, membersihkan penyumbatan darah pada popisi
bola mata yang menjadi sumber penyakit katarak.
Sedangkan dalam daun sirsak terdapat zat acentogenins, annacatin, annacatalin,
annohexocin, linoleic, muricapentocin, anomurine, anonol, caclourine, gentisic acid,
dan masih banyak lagi yang lainnya. Dimana semua kandungan senyawa tersebut
mempunyai banyak manfaat untuk tubuh dan bisa dijadikan sebagai obat penyakit
atau untuk meningkatkan kekebalan tubuh

M. Aspek Legal Etik


1) Autonomi (Hak-hak)
 Hak untuk mendapatkan pengobatan
 Hak untuk mendapatkan kesembuhan
 Hak untuk mengetahui penyakitnya

2) Beneficiency (Berbuat baik)


Memberikan perawatan yang baik bagi pasien.
3) Justic (keadilan)
Pada pasien katarak dalam hal pelayanan keperawatan memerlukan pelayanan yang
sama seperti pasien-pasien yang lain .
4) Nonmal eficience ( Tidak Merugikan )

16
Seperti sebagai perawat kita tidak boleh memberikan beban fikiran yang
mengakibatkan pasien itu stres yang menjadi beban pikiran dia dan menjadi
gangguan psikologis .
5) Veracity ( Kejujuran )
Mengatakan yang sebenar-benarnya kepada keluarga ataupun pasien yang
bersangkutan tentang suatu penyakit yang dideritanya .
6) Fidellity (Menepati Janji)
Perawat harus mampu menepati waktu dalam minum obat ,misalnya dalam waktu
3x1 perawat harus memberikan obat selama 8 jam sekali .contohnya di waktu jam 8
pagi , jam 4 sore, dan jam12 malam
7) Confidentiality ( Kerahasiaan )
Perawat harus mampu merahasiakan tentang penyakit pasien kepada sesama perawat
dilingkungan rumah sakit kecuali dilingkungan dia berada .
8) Accountability ( Akuntabilitas )
Melakukan tindakan pembedahan atau pemberian obat sesuai etiket
9) Informed Consent
Memberi informasi tentang pembedahan atau obat yang akan diberikan, lamanya
waktu pembedahan maupun obat yang akan diminum,dosis minum yang diberikan
dan efek samping dari pembedahan maupun obat yang akan diminum.

N. Asuhan Keperawatan
I. Pengkajian Fokus
Dalam melakukan asuhan keperawatan, pengkajian merupakan dasar utama dan hal
yang penting di lakukan baik saat pasien pertama kali masuk rumah sakit maupun
selama pasien dirawat di rumah sakit.

1. Biodata
Identitas klien : nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku/ bangsa,
pendidikan, pekerjaan, alamat dan nomor register.

17
2. Riwayat kesehatan
a) Keluhan utama
Penurunan ketajaman penglihatan dan silau.
b) Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat kesehatan pendahuluan pasien diambil untuk menemukan masalah primer
pasien, seperti: kesulitan membaca, pandangan kabur, pandangan ganda, atau
hilangnya daerah penglihatan soliter. Perawat harus menemukan apakah masalahnya
hanya mengenai satu mata atau dua mata dan berapa lama pasien sudah menderita
kelainan ini. Riwayat mata yang jelas sangat penting. Apakah pasien pernah
mengalami cedera mata atau infeksi mata, penyakit apa yang terakhir diderita pasien.
c) Riwayat kesehatan sekarang
Eksplorasi keadaan atau status okuler umum pasien. Apakah ia mengenakan
kacamata atau lensa kontak?, apakah pasien mengalami kesulitan melihat (fokus)
pada jarak dekat atau jauh?, apakah ada keluhan dalam membaca atau menonton
televisi?, bagaimana dengan masalah membedakan warna atau masalah dengan
penglihatan lateral atau perifer?
d) Riwayat kesehatan keluarga
Adakah riwayat kelainan mata pada keluarga derajat pertama atau kakek-nenek.

3. Pemeriksaan fisik
Pada inspeksi mata akan tampak pengembunan seperti mutiara keabuan pada pupil
sehingga retina tak akan tampak dengan oftalmoskop (Smeltzer, 2002). Katarak
terlihat tampak hitam terhadap refleks fundus ketika mata diperiksa dengan
oftalmoskop direk. Pemeriksaan slit lamp memungkinkan pemeriksaan katarak
secara rinci dan identifikasi lokasi opasitas dengan tepat. Katarak terkait usia
biasanya terletak didaerah nukleus, korteks, atau subkapsular. Katarak terinduksi
steroid umumnya terletak di subkapsular posterior. Tampilan lain yang menandakan
penyebab okular katarak dapat ditemukan, antara lain deposisi pigmen pada lensa
menunjukkan inflamasi sebelumnya atau kerusakan iris menandakan trauma mata
sebelumnya (James, 2005).

4. Perubahan pola fungsi

18
Data yang diperoleh dalam kasus katarak, menurut (gordon) adalah sebagai berikut :
a) Persepsi tehadap kesehatan
Bagaimana manajemen pasien dalam memelihara kesehatan, adakah kebiasaan
merokok, mengkonsumsi alkohol,dan apakah pasien mempunyai riwayat alergi
terhadap obat, makanan atau yang lainnya.
b) Pola aktifitas dan latihan
Bagaimana kemampuan pasien dalam melakukan aktifitas atau perawatan diri,
dengan skor : 0 = mandiri, 1= dibantu sebagian, 2= perlu bantuan orang lain, 3=
perlu bantuan orang lain dan alat, 4= tergantung/ tidak mampu. Skor dapat dinilai
melalui : Aktifitas 0 1 2 3 4
c) Pola istirahat tidur
Berapa lama waktu tidur pasien, apakah ada kesulitan tidur seperti insomnia atau
masalah lain. Apakah saat tertidur sering terbangun.
d) Pola nutrisi metabolik
Adakah diet khusus yang dijalani pasien, jika ada anjuran diet apa yang telah
diberikan. Kaji nafsu makan pasien sebelum dan setelah sakit mengalami perubahan
atau tidak, adakah keluhan mual dan muntah, adakah penurunan berat badan yang
drastis dalam 3 bulan terakhir.
e) Pola eliminasi
Kaji kebiasaan BAK dan BAB pasien, apakah ada gangguan atau kesulitan. Untuk
BAK kaji warna, bau dan frekuensi sedangkan untuk BAB kaji bentuk, warna, bau
dan frekuensi.
f) Pola kognitif perseptual
Status mental pasien atau tingkat kesadaran, kemampuan bicara, mendengar, melihat,
membaca serta kemampuan pasien berinteraksi. Adakah keluhan nyeri karena suatu
hal, jika ada kaji kualitas nyeri.

g) Pola konsep diri


Bagaimana pasien mampu mengenal diri dan menerimanya seperti harga diri, ideal
diri pasien dalam hidupnya, identitas diri dan gambaran akan dirinya.
h) Pola koping

19
Masalah utama pasien masuk rumah sakit, cara pasien menerima dan menghadapi
perubahan yang terjadi pada dirinya dari sebelum sakit hingga setelah sakit.
i) Pola seksual reproduksi
Pola seksual pasien selama di rumah sakit, menstruasi terakhir dan adakah masalah
saat menstruasi.
j) Pola peran hubungan
Status perkawinan pasien, pekerjaan, kualitas bekerja, sistem pendukung dalam
menghadapi masalah, dan bagaiman dukungan keluarga selama pasien dirawat di
rumah sakit.
k) Pola nilai dan kepercayaan
Apa agama pasien, sebagai pendukung untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan
atas sakit yang diderita.

II. Diagnosa Keperawatan


a. Ketakutan b.d kehilangan pandangan komplit,jadwal pembedahan atau
ketidakmampuan mendapatkan pandangan
b. Resiko cidera b.d peningkatan tekanan intra okuler (TIO)
c. Gangguan sensori persepsi: penglihatan b.d penerimaan sensori/ perubahan
status organ indera

III. Rencana Keperawatan


N Dx Keperawatan NIC NOC Rasional
o
1 Ketakutan b.d kriteria hasil : 1.Gunakan pendekatan 1.agar dapat membuat

20
kehilangan -Tingkat ketakutan : yang tenang dan pasien tenang
pandangan keparahan manifestasi meyakinkan
komplit, jadwal rasa
pembedahan, atau takut,ketegangan,atau 2.Berusaha untuk 2.sebagai profilaksi untuk
ketidakmampuan kegelisahan berasal dari memahami perspektif dapat membuat pasien
mendapatkan sumber yang di ketahui pasien dari situasi stress mengetahui dampak setres
pandangan
-Pengendalian diri 3.Memberikan informasi 3.agar pasien mengetahui
terhadap ketakutan : yang actual tentang tentang penyakit,serta
tindakan individu untuk diagnosis,pengobatan,da komplikasi yang akan
mengurangi atau n prognosa terjadi,jadwal pengobatan
menurunkan tidak dan keberhasian pengobat
mampu akibat rasa
takut.ketegangan atau 4.Tetap dengan pasien 4.agar pasien terhindar da
kegelisahan berasal dari untuk meningkatkan cedera dan membantu dala
sumber yang di kenali keselamatan dan mengatasi cemas akibat
-Mencari informasi mengurangi rasa takut penyakit ataupun
untuk menurunkan pengobatan yang akan di
ketakutan lakukan

-Menghindari sumber 5.Dorong keluarga untuk 5.membantu dalam


ketakutan bila mungkin tinggal dengan pasien mengurangi cidera

-Menggunakan teknik 6.Menyediakan benda


relaksasi untuk yang melambangkan 6.penurunan terhadap
menurunkan ketakutan keselamatan/keamanan kecemasan saat pasien
membutuhkan bantuan
7.Mendengarkan dengan tenaga kesehatan
perhatian 7.mengurangi kecemasan
2 Resiko cidera b.d kriteria hasil : 1.Sediakan lingkungan 1.membantu pasien untuk
peningkatan -Klien terbebas dari yang aman untuk untuk tetap merasa aman dan
tekanan intra cidera pasien tenang

21
okuler (TIO)
-Klien mampu 2.Identifikasi kebutuhan 2.penurunan kecemasan
menjelaskan keamanan pasien
cara/metode untuk
mencegah cidera 3.Menghindari
lingkungan yang 3.menurunkan cidera akib
-kllien mampu berbahaya pengobatan
menjelaskan factor
resiko dari 4.Memasang side rall
lingkungan/perilaku tempat tidur 4.mengurangi cidera
personal
5.Menyediakan tempat
-Mampu memodifikasi tidur yang nyaman dan 5.membantu dalam
gaya hidup untuk bersih mengurangi cidera dan
mencegah cidera membuat pasien merasa
nyaman
-Mampu mengenali 6.Membatasi pengunjung
perubahan status 6.membantu pasien dalam
kesehatan meningkatkan istirahat
3 Gangguan sensori kriteria hasil : 1.Tentukan ketajaman 1.Kebutuhan individu dan
persepsi: Mengenal gangguan penglihatan, catat apakah pilihan intervensi
penglihatan sensori dan satu atau kedua mata bervariasi,sebab kehilanga
berhubungan berkompensasi terlibat. penglihatan terjadi secara
dengan terhadap peru bahan, lambat dan
gangguan mengidentifikasi atau progresif.
penerimaan memperbaiki potensial
sensori/ perubahan bahaya dalam 2.Orientasikan pasien 2.Memberikan peningkata
status organ indera lingkungan terhadap lingkungan, kenyamanan dan
staf, orang lain kekeluargaan,menurunkan
disekitarnya. cemas dan disorientasi pas
operasi.

22
3.Terbangun dalam
3.Observasi tanda dan lingkungan tidak dikenal
gejala disorientasi. dan keterbatasan
Pertahankan pagar penglihatan dapat
tempat tidur sampai mengakibatkan bingung
benar- benar sembuh. pada orang tua.

4.Meningkatkan resiko jat


4.Pendekatan dari sisi bila bingung/tidak tahu
yang tidak dioperasi, ukuran tempat tidur
bicara dan menyentuh Memberikan rangsang
sering, dorong orang sensori tepat terhadap isol
terdekat tinggal dengan dan menurunkan bingung.
pasien.
5.Gangguan penglihatan/
iritasi dapat berakhir 1-2
5.Perhatikan tentang jam setelah tetesan mata
suram atau penglihatan tetapi secara bertahap
kabur dan iritasi mata menurun dengan
dimana dapat terjadi bila penggunaan
menggunakan obat teles
mata

O. Discharge planning
1) Jelaskan tentang mata dan peran lensa bagi penglihatan
2) Anjurkan pemeriksaan rutin pre operasi
3) Berikan pemahaman tentang katarak, kejadian pre dan post operasi

4) Aktifitas yang perlu diperhatikan selain operasi yaitu berbaring pada sisi yang
dioperasi, membungkuk melewati pinggang, mengangkat benda yang beratnya

23
melebihi 10 kg, mengedan selama defekasi karna pembatasan tersebut diperlukan
untuk mengurangi gerakan mata dan mencegah peningkatan tekanan inrtaokuler
5) Demonstrasikan dan instruksikan untuk menjaga hygiene mata (membuang
drainase yang mengeras dengan menyeka kelopak mata yang terpejam menggunkan
bola kapas yang di lembabkan dengan larutan irigasi mata), dan tidak menekan mata
bila merawat mata.

BAB III
TINJAUAN KASUS

Kasus ( Mata Buram)


Tn. B umur 65 tahun mengunjungi poliklinik mata dengan keluhan mata
penglihatan tampak berkabut, fotophobia, diplopia pada satu mata, disertai dengan
pengeluaran air mata yang terus-menerus, pandangan lebih jelas pada malam hari.
Lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu. Ketajaman penglihatan
menurun, klien mengeluh tidak bisa membaca dan hanya melihat samar-samar klien
terganggu dengan matanya, dan tidak dapat beraktivitas seperti biasa, klien
menggunakan kacamata sejak 12 tahun lalu. Klien menanyakan jenis makanan
terbaik bagi penyakitnya.
Saat dilakukan pemeriksaan Opthalmologis ditemukan hilangnya refleks
merah dan terlihat gambaran opaque pada lensa. Kondisi ini dialami oleh kedua
mata. Opthalmologis merencanakan dilakukan operasi setelah pemeriksaan tes
diagnostik.

A. Keyword
- Fotophobia
- Diplopia
- Refleks merah
- Gambaran opaque
- Opthalmologis

24
B. Definisi Keyword
Keywords Menurut Kelompok Menurut literatur
Fotophobia Takut pada cahaya Rasa takut abnormal pada
cahaya. Fotophobia dapat
menyebabkan mata menjadi
sakit bahkan kondisi cahaya
yang relatif rendah.

Diplopia Penglihatan ganda Suatu kondisi dimana suatu


objek dianggap sebagai dua,
disebut sebagai penglihatan
ganda.

Refleks merah Hasil pemeriksaan pada lensa oleh Pemeriksaan opthalmoskop


opthalmologis yaitu dengan melihat refleks
merah di dalam manik mata
atau pupil. Apabila tidak ada
katarak maka akan terlihat
refleks merah pada pupil
yang merupakan refleks
retina yang terlihat melalui
pupil dan sebaliknya.

Gambaran opaque Gambaran pada lensa Gambaran yang tidak


tembus pandang

25
Opthalmologis Seorang ahli yang memeriksa mata Dokter yang mengkhususkan
dirinya untuk pemeriksaan
mata (speciais mata). Atau
spesialis medis yang
berurusan dengan diagnosis
dan pengobatan gannguan
yang mempengaruhi mata
dan bagian terkait dari
sistem visual.

C. Analisa Masalah
Jawaban menurut
No Pertanyaan Jawaban menurut literatur
kelompok
1. Kenapa Karena lensa berubah Karena jaringan dalam lensa
penglihatan warna menjadi keruh mata mulai rusak dan saling
tampak berkabut menggumpal, menyebabkan
? lensa kurang lentur, dan
transparan. Kanut pada lensa ini
mempengaruhi pandangan
seseorang membuat
penglihatnnya semakin samar.

2. Kenapa lensa Karena faktor usia dan Proses perkembangan katarak


mata berubah pola hidup yang kurang pertama terjadi keburaman
menjadi buram sehat dalam lensa. Buraman dalam
seperti kaca lensa dapat mengurangi
susu ? persepsi warna biru, kemudian
pembengkakan lensa, lalu
penyusutan akhir dengan
kehilangan transparasi
seluuruhnya. Seiring waktu

26
lapisan luar katarak akan
mencair dan membentuk cairan
putih susu yang dapat
menyebabkan galukoma.

3. Kenapa Adanya kerusakan pada Karena pada usia lansia pipil


pandangan lebih sel batang sehingga konstriksi, sinar tidak
jelas pada menyebabkan tertampung banyak pada siang
malam hari ? photopobia. hari sinarnya terpantul kembali
sehngga bayangan tidak sampai
ke retina sehingga pandangan
lebih jelas pada malam hari.

4. Kenapa Karena faktor degenerasi Hal ini mungkin di karenakan


ketajaman dan penurunan fungsi adanya artikel partikel protein
penglihatan penglihatan akibat lensa yang tidak larut, maka lensa
menurun ? yang keruh. yangg menua dapat menjadi
lebih hiperopik / miopi.
Tergantung pada keseimbangan
faktor faktor yang berperan.

5. Kenapa setelah Karena faktor usia, pola Karena refleks merah adalah
pemeriksaan hidup yang kurang sehat salah satu tanda gejala katarak,
ditemukan dan lensa yang keruh. jika tidak ada katarak maka
hilangnya akan terlihat refleks merah.
refleks merah ?

6. Kenapa diplopia Karena lensa pada suatu Karena adanya kesalahan

27
terjadi pada satu mata mengalami refraksi tidak terkoreksi,
mata dan terus- kerusakan sehingga mata gangguan kornea, katark dan
menerus berusaha untuk fokus gangguan retina (diplopia
mengeluarkan melihat pada objek. monokular).
air mata ? Air mata umumnya mengalir
cepat keluar dari mata.
Penyumbatan sistem drainase
lakrimal adalah faktor utama
penyebab air mata bberlebihan
dan cenderung terjadi pada
manula. Penyumbatan terjadi
karen penyempitan atau
mengecilnya suluran naso
lakrimal. Iritasi okular yang
disebabkan oleh berbagai
masalah juga dapat
mengakibatkan produksi air
mata berlebihan dan mata
berair.

7. Apa saja jenis Makan-makanan yang Buah alpukat, bawang putih,


makanan yang banyak mengandung tomat, coklat hitam, dan
baik pada vitamin A seperti buah kol/brokoli.
penyakit dan sayur-sayuran
katarak?

Apa saja tes Pemeriksaan syaraf  Kartu mata snellen (mesin


8. pemeriksaan kranial pada mata telebinokular/ tes ketajaman
diagnostik untuk penglihatan dan sentral
penyakit katarak penglihatan)
?  Lapang penglihatan :

28
penurunan mungkn di sebabkan
oleh glaukoma.
 Pengukuran tonografi: TIO
(12-25mmHg)
 Pengukuran gonioskopi,
membedakan sudut terbuka dari
sudut tertutup glaukoma,
 Pemeriksaan Opthalmoskopi

A. Hal-hal yang baru diketahui harus dipelajari


- Gambaran opaque
- Refleks merah
- Opthalmologis
- Pemeriksaan diagnostik
- Legal dan etis
- Asuhan keperawatan pada penyakit katarak

B. Hal yang sudah diketahui tetapi perlu dipelajari


- Fotophobia
- Diplopia
- Lensa buram
- Katarak
- Makanan yang baik untuk penyakit katarak

C. Materi bahasan yang harus dipelajari


- Katarak

D. Asuhan Keperawatan pada Katarak


a) Pengkajian
 Pemeriksaan Fisik
1. Identitas Klien
Nama : Tn. B

29
Umur : 65 tahun
Jenis Kelamin : laki – laki
Status perkawinan : sudah menikah
Agama : islam
Suku/ bangsa : sunda/ Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : karyawan swasta
Alamat : Jakarta
Nomor registrasi : 1314201056

2. Riwayat kesehatan
a) Keluhan utama
Penglihatan tampak berkabut

b) Riwayat kesehatan dahulu


Tn. B menggunakan kacamata sejak 12 tahun yang lalu

c) Riwayat kesehatan sekarang


Tn. B mengunjungi poli klinik mata dengan keluuhan mata penglihatan tampak
berkabut, potophobia, diplopia pada satu mata di sertai dengan ppengeluaran air mata
yang tterus menerus, pandangan lebih jelas pada malam hari, klien tidak bisa
membaca dan hanya melihat dengan sama – samar, klien terganggu dengan matanya
dan tidak dapat beraktifitas seperti biasanya.

d) Riwayat kesehatan keluarga


Tidak ada

3. Pemeriksaan fisik
Pada inspeksi mata akan tampak lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca
susu, ketajaman pengliihatan menurun setelah di lakukan pemeriksaan dengan

30
menggunakan snellen chart, di temuukannya refleks merah yang hilang dan terlihat
gambaran opaque pada lenda setelah dilakukan pemeriksaan oleh opthalmologis.

 Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1 Ds : Gangguan sensori Hambatan mobilitas
Pasien mengatakan : perseptual fisik
- Penglihatan tampak berkabut
- Fotophobia
- Diplopia pada satu mata disertai dengan
pengeluaran air mata yang terus-menerus
- Pandangan lebih jelas pada malam hari
- Klien tidak bisa membaca dan hanya
melihat samar-samar
- Klien terganggu dengan matanya
- Klien tidak dapat beraktivitas seperti biasa

Do :
- Lensa mata tampak berubah menjadi
buram seperti kaca susu
- Setelah dilakukan pemeriksaan Tn B
mengalami ketajaman penglihatan menurun
- Setelah dilakukan pemeriksaan oleh
opthalmologis ditemukan hilangnya refleks
merah
- terlihat gambaran opaque pada lensa yang
terjadi pada kedua mata

2 Ds : Pasien mengatakan : Usia perkembangan Resiko cedera


- Tn B usia 65 tahun (fisiologis)
- Penglihatan tampak berkabut

31
- Fotophobia
- Diplopia pada satu mata disertai dengan
pengeluaran air mata yang terus-menerus
- Pandangan lebih jelas pada malam hari
- Klien terganggu dengan matanya
- Klien tidak dapat beraktivitas seperti biasa
- klien menggunakan kacamata sejak 12
tahun yang lalu

Do :
- Lensa mata tampak berubah menjadi
buram seperti kaca susu
- Setelah dilakukan pemeriksaan Tn B
mengalami ketajaman penglihatan menurun
- Setelah dilakukan pemeriksaan oleh
opthalmologis ditemukan hilangnya refleks
merah dan terlihat gambaran opaque pada
lensa yang terjadi pada kedua mata

3 Ds : Pasien mengatakan : Tidak familiar dengan Defisiensi pengetahuan


- klien menanyakan jenis makanan terbaik sumber informasi
untuk penyakitnya

Do :
- Pasien tidak mengetahui tentang penyebab
penyakitnya
- Pasien tampak bingung dengan penyakit
yang dideritanya

32
b) Diagnosa Keperawatan
1. Hambatan mobilitas fisik b/d gangguan sensori perseptual
2. Resiko cedera b/d usia perkembangan (fisiologis)
3. Defisiensi pengetahuan b/d tidak familiar dengan sumber informasi

c) Rencana Keperawatan (Intervensi Keperawatan)


Tujuan
N Dx Intervensi
Tujuan Tujuan Khusus Rasional
o Keperawatan Keperawatan
Umum
1 Hambatan Setelah - Klien dapat - Kaji kemampuan - Untuk menget
mobilitas fisik dilakukan mengidentifikasi klien dalam mobilisasi hambatan fisik
b/d gangguan tindakan aktivitas atau situasi ada pada klien
sensori keperawatan yang
perseptual selama 3 x mengakibatkan - Bantu klien untuk - Untuk
24 jam hambatan mobilitas menggunakan tongkat memudahkan k
diharapkan fisik saat berjalan dan cegah dalam menjalan
Tn B tidak terhadap cedera aktivitas sehari-
mengalami - Klien akan harinya
hambatan memperlihatkan
mobilitas penggunaan alat - Dampingi dan bantu - Untuk memba
fisik bantu secara benar klien saat mobilisasi dan mempermu
dengan pengawasan dan bantu penuhi klien dalam
kebutuhan kegiatan melakukan akti
- Klien dapat sehari-hari klien
melakukan aktivitas
seperti biasa

2 Resiko cedera Setelah - Menghindari - Identifikasi kebutuhan - Untuk menget


b/d usia dilakukan cidera fisik keamanan klien, sesuai kebutuhan keam
perkembangan tindakan dengan kondisi fisik yang dibutuhka
(fisiologis) keperawatan - Mempersiapkan dan fungsi kognitif klien untuk

33
selama 3 x lingkungan yang klien dan riwayat menghindari ce
24 jam aman penyakit terdahulu pada klien
diharapkan - Mengidentifikasi klien
Tn B tidak resiko yang
mengalami meningkatkan - Memindahkan barang- - Agar memberi
resiko cedera cidera. barang yang dapat keamanan
membahayakan lingkungan pad
klien ketika klie
melakukan akti

- Untuk
- Menganjurkan mengantisipasi
keluarga untuk agar terhindar d
menemani klien cedera

3 Defisiensi Setelah - Klien mengetahui - Berikan penilaian - Untuk menget


pengetahuan b/d dilakukan makanan yang baik tentang tingkat tingkat pengeta
tidak familiar tindakan untuk penyakitnya pengetahuan klien klien mengenai
dengan sumber keperawatan tentang proses penyakit penyakit yang
informasi selama 3 x - Klien mengetahui yang spesifik dideritanya
24 jam dan mengerti
diharapkan tentang penyakitnya - Diskusikan perubahan - Agar klien
Tn B gaya hidup yang mengetahui bah
memiliki - Klien tidak mungkin diperlukan pola hidupnya y
peningkatan tampak bingung untuk mencegah lalu merupakan
pengetahuan terhadap komplikasi di masa hidup kurang se
terkait penyakitnya yang akan datang dan sehingga klien i
penyakitnya atau proses merubahnya me
pengontrolan penyakit pola hidup yang
sehat

34
- Sediakan informasi - Untuk membe
pada klien tentang pengetahuan pa
kondisi, dengan cara pasien mengena
yang tepat penyakit yang s
dideritanya aga
klien memaham
penyakitnya

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi
(penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa, atau terjadi akibat kedua-
duanya. Kekeruhan ini dapat mengganggu jalannya cahaya yang melewati lensa
sehingga pandangan dapat menjadi kabur hingga hilang sama sekali. Penyebab utama
katarak adalah usia, tetapi banyak hal lain yang dapat terlibat seperti trauma, toksin,
penyakit sistemik (seperti diabetes), merokok dan herediter. Prevalensi katarak
adalah pada usia 65 tahun. ada banyak faktor yang akan memperbesar resiko
terjadinya katarak. Faktor-faktor ini antara lain adalah paparan sinar ultraviolet yang
berlebihan terutama pada negara tropis, paparan dengan radikal bebas, merokok,
defesiensi vitamin (A, C, E, niasin, tiamin, riboflavin, dan beta karoten), dehidrasi,
trauma, infeksi, penggunaan obat kortikosteroid jangka panjang, penyakit sistemik
seperti diabetes mellitus, genetik dan myopia.

B. Kritik dan Saran


 Makalah ini jauh dari sempurna, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran
yang membangun.

35
 Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya mahasiswa/i
Fakultas Kesehatan Prodi S1 Keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA

Nurarif Huda Amin, Kusuma Hardhi. (2013). Aplikasi Asuhan Keperawatan


Berdasarkan Diagnosa Medis & Nanda NIC-NOC edisi revisi jilid 2, Jakarta :
Mediaction Publishing
http://digilid.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-andriniest-6717-2-
babii%28-%29.pdf di unduh tanggal 05 Juni 2015 pukul 22.25
http://caramengobatimatakataraksecaraalami.wordpress.com/ diunduh tanggal
08 Juni 2015 pukul 12.25 WIB
Http://www.kanalpost.com/80/makanan-terbaik-untuk-kesehatan-mata/ di
unduh tanggal 10 Juni 2015 pukul 19.30 WIB
http://duniatehnikku.wordpress.com/2011/10/12/definisi-penyebab-dan-cara-
mengobati-penyakit-katarak/ di unduh tanggal 10 Juni 2015 pukul 20.00 WIB
http://obatbatukberdarah.wordpress.com/2013/10/01/pencegahan-penyakit-
katarak-secara-alami/ di unduh tanggal 11 Juni 2015 pukul 11.10 WIB
http://www.medkes.com/2013/08/gejala-penyebab-pengobatan-katarak.html di
unduh tanggal 11 Juni 2015 pukul 14.03

36

Anda mungkin juga menyukai