Anda di halaman 1dari 10

Tugas Akhir M4

TINJAUAN OLAHRAGA PADA ASPEK SOSIOLOGI DAN PSIKOLOGI1.

1. Implementasi yang diwujudkan oleh guru PJOK dalam meningkatkan stabilitas sosial-
psikologisdan memainkan peran dalam menggairahkan hidup sehari-hari, serta mengatasi
kecemasan dan ketegangan mental dalam menjalani kehidupan ditengah masyarakat modern
saat ini yangserba kompetitif..

A. Peran Guru PJOK Dalam Meningkatkan Stabilitas Sosial-Psikologis


Guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai tenaga pendidik harus dituntut untuk benar-benarmemahami
mengenai segala bentuk perilaku, baik itu perilakunya sendiri ataupun perilaku orang-orang yang terlibat dalam
tugasnya termasuk perilaku peserta didik. Hal ini dimaksudkan agar guru mampu menerapkan kewajiban dan
perannya dengan efektif, efisien dan bermanfaat nyata dalam mencapai tujuan pendidikan di sekolah sebagai
tempat dia mengajar. Berikut adalah beberapa peran guru pjok dalam psikologi perkembangan :
Membuat konsep yang tepat
Peran guru dalam psikologi perkembanga yang pertama adalah membuat konsep yang tepat.Konsep yang
dimaksud adalah konsep perkembangan dalam mewujudkan tujuan pendidikan khususnya pengajaran PJOK.
Dengan guru memahami psikologi perkembangan, maka akan lebih mudah untuk memutuskan bentuk
perubahan perilaku guna mencapaI tujuan pembelajaran.
Strategi yang tepat
Selain membuat konsep tujuan yang tepat, guru PJOK harus memahami psikologi pendidikan ataupsikologi
perkembangan, tepat mengambil strategi atau cara pengajaran yang sesuai dengankarakteristik peserta didik,
segala bentuk metode belajar dan gaya belajar yang sedang dihadapisiswanya.
Memberikan bimbingan atau konseling
Selain mampu memberikan pengajaran yang baik bagi peserta didik, peran guru PJOK dalampsikologi
perkembangan yang lain adalah seorang guru mampu memberikan saran psikokogisyang tepat dan benar yakni
dengan menumbuhkan hubungan interprsonal dalam suasanakeakraban antar individu satu dengan individu
lainnya.
Memberikan fasilitas dan mendorong motivasi belajar
Memfasilitasi merupakan usaha untuk meningkatkan segala bentuk potensi yang dimilikioleh siswa antara
lain bakat, intelegensi dan minat. Dengan adanya fasilitas dan motivasi belajarguru dapat memberikan pacuan
semangat kepada siswanya dalam mencapai prestasi dalambelajar.
Suasana belajar kondusif
Belajar akan lebih efektif jika terjadi di dalam suasana yang kondusif. Dengan pengetahuanpsikologi yang baik,
guru akan lebih mudah dalam mencipatakan suasanan yang kondusif di dalamsuatu pembelajaran kelas sehingga
tujuan belajar menjadi lebih cepat tercapai sebab peserta didikmendapatkan pelajaran dengan rasa senang.
Lebih cepat tanggap dan berinteraksi
Guru dengan memiliki pemahaman psikologi yang baik akan lebih bisa membaca segala sesuatuyang terjadi
pada peserta didik. Seperti misalkan ketika ada seorang siswa yang akhir-akhir inimengalami penurunan prestasi,
guru yang tanggap akan segera mencari informasi, berinteraksidengan siswa yang bersangkutan serta akan
berusaha menjadi penasehat yang baik bagisiswanya tersebut.
Menilai dengan adil
Psikologi yang baik juga akan mengarahkan guru PJOK dalam memberikan penilaian secara adilbaik itu dari segi
teknis penilaian, bentuk-bentuk prinsip penilaian guru terhadap siswa hingga padapenentuan hasil-hasil
pendidikan.
Menguasai bahan materi
Dengan memiliki pemahaman psikologi yang baik, guru akan lebih bertanggung jawab untukmempersiapkan
segala bentuk materi sehingga peserta didik dapat lebih mudah untuk menerimadan memahami materi yang
disampaikan.

Memiliki pengetahuan yang luas


Selain memiliki pengetahuan tentang bahan ajar yang diajarkan di dalam maupun luar kelas, guruPJOK
seyogyanya juga harus memiliki pengetahuan yang luas dalam segala topik permasalahanterbaru atau terupdate
pada saat itu. Sebab, siswa yang memiliki pemikiran kritis tidak segan akanlebih banyak bertanya apalagi yang
berkaitan dengan ilmu pengetahuan yang baru.
Sebagai mediator yang baik
Selain pengetahuan yang luas akan segala hal, guru yang memiliki pemaham psikologi yang
baik juga akan menguasai media pendidikan. Media pendidikan adalah alat bantu komunikasi aga
rproses pembelajaran lebih efektif dan peserta didik dapat menangkap dengan jelas maksud darimateri yang
diajarkan.Demikian peran guru dalam psikologi perkembangan. Guru bukan hanya sekedarmemberikan pelajaran
atau materi namun guru dituntut untuk mengembangkan dan meningkatkanfaktor-faktor di dalam suasana
pembelajaran sehingga peserta didik dapat menangkap materidengan lebih mudah.

B. Peran Guru PJOK Dalam

Mengatasi Kecemasan dan Keteganggan Mental


Berikut upaya-upaya yang bisa dilakukan oleh guru PJOK untuk mencegah dan mengurangikecemasan siswa di
sekolah, diantaranya dapat dilakukan melalui:
Menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan.
Pembelajaran dapat menyenangkan apabila bertolak dari potensi, minat dan kebutuhan siswa.Oleh karena itu,
strategi pembelajaran yang digunakan hendaknya berpusat pada siswa, yangmemungkinkan siswa untuk dapat
mengkspresikan diri dan dapat mengambil peran aktif dalamproses pembelajarannya.
Mengembangkan “ sense of humor ”
Selama kegiatan pembelajaran berlangsung guru seyogyanya dapat mengembangkan “
sense ofhumor
” dirinya maupun para siswanya. Kendati demikian, lelucon atau “joke” yang dilontarkan
tetap harus berdasar pada etika dan tidak memojokkan siswa.
Melakukan kegiatan selingan melalui berbagai atraksi “ game” atau“ice break ”
Terutama dilakukan pada saat suasana kelas sedang tidak kondusif.. Dalam hal ini,keterampilan guru dalam
mengembangkan dinamika kelompok tampaknya sangat diperlukan.
Kegiatan pembelajaran di luar kelas
Sewaktu-waktu ajaklah siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran di luar kelas, sehinggadalam proses
pembelajaran tidak selamanya siswa harus terkurung di dalam kelas.
Memberikan materi dan tugas-tugas akademik dengan tingkat kesulitan yang moderat.
Dalam arti, tidak terlalu mudah karena akan menyebabkan siswa menjadi cepat bosan dankurang tertantang, tetapi
tidak juga terlalu sulit yang dapat menyebabkan siswa frustrasi.
Menggunakan pendekatan humanistik dalam pengelolaan kelas
Dimana siswa dapat mengembangkan pola hubungan yang akrab, ramah, toleran, penuhkecintaan dan
penghargaan, baik dengan guru maupun dengan sesama siswa. Sedapatmungkin guru menghindari penggunaan
reinforcement
negatif (hukuman) jika terjadi tindakanindisipliner pada siswanya.
Mengembangkan sistem penilaian yang menyenangkan
Dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan penilaian diri (selfassessment ) atas tugas dan
pekerjaan yang telah dilakukannya. Pada saat berlangsungnyapengujian, ciptakan situasi yang tidak mencekam,
namun dengan tetap menjaga ketertiban danobjektivitas. Berikanlah umpan balik yang positif selama dan sesudah
melaksanakan suatuasesmen atau pengujian.
Menanamkan kesan positif
Di hadapan siswa, guru akan dipersepsi sebagai sosok pemegang otoritas yang dapatmemberikan hukuman. Oleh
karena itu, guru seyogyanya berupaya untuk menanamkan kesanpositif dalam diri siswa, dengan hadir sebagai
sosok yang menyenangkan, ramah, cerdas,penuh empati dan dapat diteladani, bukan menjadi sumber ketakutan.
Menyediakan sarana dan prasarana
Pengembangan menajemen sekolah yang memungkinkan tersedianya sarana dan prasaranapokok yang
dibutuhkan untuk kepentingan pembelajaran siswa, seperti ketersediaan alat tulis,tempat duduk, ruangan kelas dan
sebagainya. Di samping itu, ciptakanlah sekolah sebagailingkungan yang nyaman dan terbebas dari berbagai
gangguan, terapkan disiplin sekolah yang

manusiawi serta hindari bentuk tindakan kekerasan fisik maupun psikis di sekolah, baik yangdilakukan oleh guru,
teman maupun orang-orang yang berada di luar sekolah.
Mengoptimalkan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.
Pelayanan bimbingan dan konseling dapat dijadikan sebagai kekuatan inti di sekolah gunamencegah dan
mengatasi kecemasan siswa. Dalam hal ini, ketersediaan konselor profesional disekolah tampaknya menjadi
mutlak adanya.Melalui upaya - upaya di atas diharapkan para siswa dapat terhindar dari berbagai
bentukkecemasan dan keteganggan mental. Mereka dapat tumbuh dan berkembang menjadi individuyang sehat
secara fisik maupun psikis, yang pada gilirannya dapat menunjukkan prestasi belajaryang unggul.

1. Olahraga yang terkelola secara baik atau paripurna mampu berperan bukan hanya
sebagaibagian dari budaya tetapi juga sebagai media pengembangan budaya luhur
masyarakat,meningkatkan kepercayaan diri, mengembangkan etika, menepis
diskriminasi gender, sertamenekan kecemasan dan membangkitkan motivasi diri.

A. Olahraga sebagai media pengembangan budaya luhur masyarakat


Pada dasarnya olahraga bukan hanya mengandung manfaat dalam menyehatkan tubuh saja,tetapi juga
menumbuhkembangkan nilai-nilai luhur yang sangat bermanfaat dalam kehidupan.Karena di dalamnya bukan
hanya menyangkut keterlibatan individu saja, tetapi juga keterlibatanmasyarakat luas. Bidang ini telah memiliki
kaitan dengan kehidupan orang banyak, dan karena itumemiliki dimensi sosial serta fungsional yang sangat luas.
Secara fungsional olahraga berperanatau berfungsi menyehatkan tubuh, sementara pada dimensi sosial, olahraga
berperan dalammenanamkan nilai-nilai dan norma-norma kehidupan yang patut diamalkan dalam kehidupan.Jika
dikaji secara mendalam nilai-nilai tersebut sangat berguna dalam kehidupan bersama.Terlepas dari merosotnya
prestasi olahraga kita dewasa ini, yang ditandai dengan seringnya terjadiinsiden dalam beberapa kompetisi
sehingga mencoreng reputasi olahraga kita, maka patut kiranyanilai-nilai yang terkandung di dalamnya dihayati,
ditanamkan dan diimplementasikan secara luas.Dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara dewasa ini
nilai-nilai luhur semacam itu, justrusangat dibutuhkan sebagai landasan dan inspirasi bersama. Di tengah ancaman
erosi nilai-nilaikebangsaan yang belakangan ini semakin nyata, maka perlu kiranya kita menggali kembali
melaluiberbagai momen dan wahana kehidupan yang ada.
B. Olahraga meningkatkan kepercayaan diri
Setiap orang pasti pernah mengalami hari-hari di mana rasa percaya diri menurun. Salah satu carayang bisa
dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan berolahraga, karena olahraga juga
mampu meningkatkan rasa percaya diri. Perubahan fisik yang terjadi karena olahraga
akanmembuat kita terlihat lebih baik. Olahraga memang memberikan dampak besar tak hanya bagifisik, tapi juga
bagi kesehatan mental. Inilah yang akhirnya meningkatkan rasa percaya diriseseorang. Berikut manfaat olahraga
untuk meningkatkan rasa percaya diri :
1. Rasa Pencapaian
Ketika berolahraga, rasa percaya diri akan meningkat karena kita telah mau menyemangati dirisendiri
untuk aktif bergerak. Aktif bergerak, tentu lebih sehat ketimbang duduk santai tanpamelakukan apapun.
2. Meningkatkan Rasa Nyaman
Saat fisik aktif, tubuh melepaskan senyawa endorfin yang mampu mencegah stres dan membuatkondisi
psikologi seseorang terasa lebih nyaman. Hal inilah yang membuat rasa percaya dirimeningkat ketika
sedang berolahraga.
3. Kesehatan Fisik
Olahraga secara rutin akan membuat sistem imun meningkat dan menangkal berbagai virus
sertapenyakit yang berbahaya. Dengan fisik yang sehat, membuat kita merasa lebih mencintai dirisendiri.
4. Penampilan Lebih Menarik
Olahraga membuat penampilan dan bentuk tubuh menjadi lebih baik. Penampilan yang cantik
danmenarik akan meningkatkan rasa percaya diri setiap orang.
5. Memperbaiki Mood
Jika perasaan sedang sedih ataupun buruk, olahraga dapat membuat kita merasa lebih baik dankembali
percaya diri. Olahraga juga salah satu solusi yang baik yang dapat membuat hidup lebihterkontrol,
sehingga mood kita siap untuk melakukan hal-hal dan tantangan baru.
6. Bersosialisasi dengan Orang Baru
Megikuti kelas di gym, jogging di sekitar rumah, ataupun mengikuti kelas yoga, membuat kita
dapatmengenal dan menjalin hubungan dengan orang-orang baru di sekitar kita. Bersosialisasi,
dapatmeningkatkan rasa percaya diri.
7. Membangkitkan Semangat Kompetisi
Dengan berolahraga, kita menantang diri dalam suatu kompetisi, di mana kita mencoba untukmelebihi
limit ataupun batasan sendiri. Setelah tantangan itu tercapai, otomatis kita akan lebihmenghargai diri
sendiri yang akhirnya membentuk kepercayaan diri.
8. Meningkatkan Performa Seksual
Olahraga dapat meningkatkan stamina dan performa seksual serta meningkatkan rasa percayadiri, yang
akan membuat kehidupan seksual seseorang menjadi lebih baik.
9. Perhatian dan Konsentrasi yang Lebih Baik
Olahraga dapat meningkatkan perhatian dan konsentrasi yang lebih baik. Hal ini merupakan salahsatu
faktor yang baik dalam pekerjaan, karena kita dapat menjadi lebih fokus dalam mengerjakantugas-tugas
yang diberikan.

C. Olahraga mengembangkan etika

Guru pendidikan jasmani harus mencoba mengajarkan etika dan nilai dalam proses belajarmengajar, yang
mengarah pada kesempatan untuk membentuk karakter anak. Karakter anak didikyang dimaksud tentunya
tidak lepas dari karakter bangsa Indonesia serta kepribadian utuh anak,selain harus dilakukan oleh setiap
orangtua dalam keluarga, juga dapat diupayakan melainkanpendidikan nilai di sekolah.Cara melakukannya
yaitu

Pendidik jasmani dalam proses pendidikan sebaiknyamengembangkan karakter yang menampilkan : compassion
(rasa belas kasih), fairness (keadilan),sportsmanship (ketangkasan) dan integritas. Dengan adanya rasa belas kasih,
murid dapat diberisemangat untuk melihat lawan sebagai kawan dalam permainan, sama-sama bernilai, sama
samapatut menerima penghargaan. Keadilan melibatkan tidak keberpihakan, sama-sama tanggung jawab.
Ketangkasan dalam olahraga melibatkan berusaha secara intens menuju sukses.
Integritasmemungkinkan seseorang untuk membuat kesalahan pada yang lain, sebagai contoh
meskipuntindakannya negatif penerimannya oleh wasit, teman satu tim ataupun fans

D. OLAH RAGA MENEPIS GENDER


Secara fisiologis wanita dan pria memang merupakan sosok yang berbeda , namun dalam prosesaktifitas fisik
terutama pendidikan jasmani tidak ada hal yang mengatur tentang perbedaanperlakuan pada wanita
dan pria, tuntutan agar wanita harus mengikuti gerakan pria danpendidikan jasmani masih sering diperdebatkan ,
tidak terkecuali oleh guru pendidikan jamani itusendiri, masih ada guru pendidikan jasmani yang memberikan
perlakuan berbeda terhadap wanitadan pria, bahkan ada juga yang menempatkan wanita sebagai penonton saja
apabila pendidikan jasmani sedang berlangsung.Jika ditinjau lebih jauh bahwa pendidikan jasmani
merupakan sebuah proses belajartentang manusia bergerak, dimana gerak manusia adalah suatu rangkaian yang
muncul darikebutuhan manusia untuk mempertahankan hidup . Gerakan muncul dikarenakan adanya tigafaktor ,
yaitu faktor individu, faktor tugas, dan faktor lingkungan, gerakan dipengaruhi oleh dua halyaitu spesifikasi tugas
dan dibatasi oleh lingkungan.Individu mengasilkan gerakan karena adanya sebuah kebutuhan didalam tugasnya
dan adanyalingkungan yang mengharuskan individu bergerak, kapasitas Individu untuk berinteraksi dengantugas,
lingkungan, yang kemudian akan mencerminkan kapasitas fungsional seseorang.Ditinjau dari teori tersebut
menggambarkan bahwa wanita akan dapat mengikuti gerakanpria apabila terdapat tuntutan gerak terutama dalam
lingkungan yang memang megharuskanwanita melakukan gerakan tersebut, bisa dilihat dalam kehidupan
masyarakat berbagai peran priayang di lakukan oleh wanita baik itu menjadi budaya setempat maupun karena
tuntutan ekonomi.Sebenarnya jika melihat lebih jauh pada aktivitas fisik yang tinggi sekalipun , seperti
prestasiolahraga, banyak wanita yang mampu tampil sempurna dalam kegiatan olahraga, meskipun darisegi fisik
sangat berbeda dari pria namun dari keterampilan banyak wanita yang mempunyaigerakan gerakan dengan
koordinasi yang baik seperti halnya wanita.
Cara yang bisa dilakukan untuk penyetaraan gender dalam bidang olahraga yaitu melaluikurikulum. Muatan
kurikulum yang berisi berbagai aktifitas jasmani sama sekali tidak memberikangambaran perbedaan perlakuan
pada pria dan wanita karena aspek yang ditekankan adalah suatuproses pendidikan melalui aktivitas jasmani,
aktivitas yang dilakkukan dalam pendidikan jasmani bukanlah hal yang tidak dapat dilakukan oleh wanita,
terutama pada pendidikan jasmani nilai afektif individu sangat diutamakan, sikap disiplin, bekerja sama, kerja
keras dan pantang menyerahadalah karakter yang harus ditanamkan pada diri seorang wanita yang kelak
mendidik generasi penerus bangsa mulai dari tingkat keluarga

E. Olahraga dapat menekan kecemasan

Kondisi psikologis yang mengganggu penampilan seorang atlet atau siswa diantaranya kecemasan. Setiap orang
pasti pernah mengalami kecemasan. Kecemasan (stress) adalahtekanan atau sesuatu yang terasa menekan dalam
diri seseorang. Perasaan tertekan ini timbulkarena banyak faktor yang berasal dari dalam diri sendiri atau dari luar.
Teknik untuk mengatasi atau mengurangi rasa kecemasan adalah sebagai berikut;Pemusatan
perhatian (Centering). Penggunaan cara ini pertama-tama singkirkananeka ragam pikiran yang
mengganggu atlet. Pusatkan seluruh perhatian dan pikiranpada tugas yang sedang dihadapi.
Keadaan mental atlet beragam, ada yang mampudengan cepat menghalau berbagai pikiran
yang mengganggu konsentrasi disaatpertandingan akan dihadapi, tapi ada pula atlet yang
begitu lama terhasut olehgangguan-gangguan pikiran yang demikian.Pengaturan pernapasan.
Orang yang mengalami kecemasan, tonus otot,denyut jantungserta respirasi akan meninggi.
Keadaan seperti ini dapat diatasi dengan pernapasanyang dalam dan pelan, sehingga irama
pernapasan yang semula cepat atau meninggisecara berangsur-angsur lambat atau menurun.
Mengatur pernapasan juga merupakanusaha penenagan diri.Relaksasi otot secara progresif,
caranya dengan melakukan kontraksi otot secarapenuh kemudian dikendurkan. Latihan ini
dilakukan berulang-ulang selama kuranglebih 60 menit. Keadaan ini dapat merelakskan otot-
otot, bila otot-otot telah mencapaikeadaan relaks yang sungguh-sungguh maka keadaan ini
dapat mengurangiketegangan emosional, menurunkan tekanan darah serta denyut nadi. Orang
yangmerasakan saat-saat kecemasan sedapat mungkin memusatkan perhatiannya
padarelaksasi otot dengan cara seperti ini.Pencarian sumber kecemasan. Peran guru atau
pelatih untuk mencari sumberkecemasan besar sekali. Jalinan hubungan emosional yang baik
antara pelatih danatlet akan memungkinkan dan memudahkan pelatih untuk menelusuri apa
yangsebenarnya sedang dialami oleh atlet, begitu juga halnya atlet akan sangat
terbukamenceritakan banyak hal apa yang sebenarnya dialaminya.Pembiasaan, cara ini
dimaksudkan untuk melatih atlet menghadapi situasi-situasi yangbisa timbul dalam
pertandingan. Latihan untuk pembiasaan ini dilakukan dalam bentuksimulasi-simulasi. Simulasi
terhadap beragam situasi latihan sengaja dibuat untuk menimbulkankecemasan dalam batas-
batas tertentu, sehingga atlet tidak lagi peka terhadappengaruh lingkungan yang berlaku.Teknik
penanganan individu. Penanganan individu adalah teknik khusus mengatasikecemasan yang
penekanannya pada pendekatan individu, misalnya melalui musikyang menjadi kegemaran
atlet, menanamkan keyakinan kepada atlet bahwa persiapanyang mereka lakukan sudah
mantap, baik dan menyeluruh, menjauhkan atlet dariofficial atau orang-orang yang didekatnya
sebagai orang pencemas atau pencetus rasa cemas, atausekalian saja jelaskan pada atlet bahwa
rasa cemas itu muncul wajar dan memangdiperlukan.

F. Olahraga memotivasi diri


Prestasi olahraga tidak dapat dipisah dengan sistem pembinaan terhadapaspek-aspek
kepribadian seperti motivasi, kemampuan konsentrasi, rasa cemas,kepercayaan diri dan aspek-
aspek kejiwaan lainnya. Studi ilmiah dan pengalaman menunjukkan bahwa motivasi merupakan
energi psikologis yang sangat penting dalamkegiatan olahraga.
Teknik untuk meningkatkan motivasi beberapa dikenal sebagai,
(1) teknik verbal,
(2)tingkahlakuh
(3) insentif,
(4) supertisi,
(5) citra mental
1)Teknik verbal dapat dilakukan dengan cara:
pembicaraan pembangkit semangat,
pendekatan individu,
diskusi.Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam melakukan teknik verbal
adalah:
a) Berikan pujian terhadap apa yang telah dilakukan oleh atlet dan jelaskan
apa yangdibuatnya. Pujian ini diberikan untuk mendorong atlet percaya diri dan mampu
menampilkan kemampuannya dengan baik. Contoh, pelatih mengatakan “saya yakin kau
bisa, karena saya lihat kau sudah sungguh - sungguh latihan” .
b) Berikan koreksi dan sugesti. Koreksi hendaknya tidak mengecewakan atlet,malainkan
evaluasi yang obyektif akan kelemahan dan kekurangan denganmenunjukkan cara yang
seharusnya baik dilakukan. Saran hendaknya diberikan tetapitidak memaksa. Contoh
pelatih mengatakan“
Saya kira teknik yang kau lakukan cocokuntuk kamu pertahankan, saya menyarankan
pertahan teknik tersebut kalau kau masih bisa”.
c) Berikan semacam petunjuk yang dapat meyakinkan atlet bahwa dengan latihan
yangbaik ia dapat mengatasi semua kelemahan, atau dengan latihan-latihan
selamapersiapan, ia dapat memenangkan pertandingan.
2)Teknik tingkahlaku (behavioral).Keberhasilan atlet dalam latihan atau pertandingan
menuntut
sikaptertentu,seperti jujur, sportif, tekun, kreatif, dinamis, dan dedikasi yang tinggi terhadap tu
gas-tugasdan latihan. Sikap-sikap tersebut agar terwujud menjadi tingkahlaku laku
atlet,mengharuskan pelatih bersikap demikian dalam kehidupan sehari-harinya. Sikap-sikapitu
akan diamati dan dirasakan oleh atlet, kemudian menjadi sikap mereka danakhirnya menjadi
tingkahlaku dalam hidup mereka. Teknik ini menekankan relasiantara pelatih dan atlet. Pelatih
hendaknya berlaku sebagai orangtua terhadap anak-anaknya, dan pada saat-saat tertentu
berlaku sebagai pemimpin terhadap anggota,dan sebagai guru terhadap siswanya. Relasi
pelatih-atlet yang baik akan menjadipelatih model panutan bagi atletnya. Tingkahlaku positif
yang dipertunjukkan pelatihdiharapkan dapat memberi motivasi kepada atlet dalam
melaksanakan latihan-latihan.Ini merupakan motivasi yang diperoleh atlet dari contoh nyata
pelatihnya.
3) Teknik intensif; Teknik ini adalah dengan pemberian hadiah berupa materiatau lainnya.
Tujuan teknik ini adalah menambah semangat berlatih atau bertanding,meningkatkan gairah
untuk berprestasi, meningkatkan konsentrasi dan memenangkanpertandingan. Intensif
hendaknya diberikan pada waktu yang tepat, dan diusahakanagar tidak menjadi kebiasaan,
yang dapat menurunkan semangat atlet bila sewaktu-waktu insentif itu ditiadakan.
4) Supertisi; supertisi adalah kepercayaan akan sesuatu yang secara logis atau ilmiahkurang
diterima, namun dianggap membawa keberuntungan dalamberkompetisi,misalkan ketika
hendak memasuki lapangan seorang atlet secara kesadaran penuhdan keyakinannya harus
memasuki lapangan dimaksud dengan mengawali kaki kanandahulu baru kemudian kaki kiri.
Supertisi ini dimaksud penambah semangat, ataudianggap pembawa keberuntungan, jika
kebiasaan ini dilarang, maka atlet merasa adayang kurang, menjadi kurang semangat, dan tidak
mungkin menang. Supertisi ini tidakperlu dilarang, asalkan tidak merugikan secara fisik,
psikologis maupun materi.
5) Citra mental; citra mental dimaksudkan melatih atlet membuat gerakan-gerakan yangbenar
melalui imajinasi. Gerakan-gerakan dimatangkan dalam imajinasi kemudianbenar-benar
dilaksanakan untuk dievaluasi.

Anda mungkin juga menyukai