Anda di halaman 1dari 3

Laporan Tugas Akhir OJT

PENDAHULUAN
1 Aktifitas OJT
Pelaksanaan On The Job Training (OJT) berlokasi di ULP Wangi-Wangi UP3 Baubau UIW Sulselrabar dengan proyeksi
jabatan yang didapat adalah Junior Engineering Pemeliharaan Distribusi pada seksi teknik ULP Wangi-Wangi UP3 Baubau.
Posisi tersebut dibawahi oleh Supervisior Teknik. Kegiatan OJT dilaksanakan pada tanggal 13 Maret - 4 September 2019.
Selama 6 bulan, kegiatan OJT yang dilaksanakan oleh siswa antara lain :

Merencanakan pemeliharaan
Dimulai dengan melakukan survey dan menentukan pemeliharaan yang akan dilakukan. Kemudian membuat perintah
kerja berupa surat (PK/SPK) untuk memastikan instruksi dapat dilaksanakan sesuai standar perusahaan. Kemudian
mempelajari Single Line Diagram jaringan untuk menentukan lokasi pemeliharaan dan mempelajari pengetahuan-
pengetahuan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pemeliharaan.

Mempersiapkan pemeliharaan

Mempersiapkan surat-surat dan dokumen-dokumen terkait seperti SOP, JSA, HIRAAC, Ijin Kerja dan lain-lain. Kemudian
mempersiapkan alat-alat (alat kerja, alat bantu, dan alat K3) dan material akan di gunakan dalam pemeliharaan. Kemudian
menghubungi pejabat atau atasan terkait, lalu menghubungi mitra kerja terkait pelaksanaan pemeliharaan.

Melaksanakan pemeliharaan
Setelah direncanakan dan dipersiapkan, selanjutnya melaksanakan pekerjaan pemeliharaan terkait sesuai dengan perintah
kerja. Dalam pelaksanakan pekerjaan salah satu yang wajib di utamakan adalah K2 dan K3 pemeliharaan terkait. Serta
bekerja dengan efektif dan efisien.

Membandingkan hasil pemeliharaan


Melakukan pemeriksaan kesesuaian pekerjaan dengan perintah kerja yang di berikan lalu membandingkan hasil pekerjaan
dengan standar yang berlaku di perusahaan.

Membuat laporan pekerjaan pemeliharaan


Membuat laporan pekerjaan pemeliharaan sesuai dengan format dan prosedur yang ditetapkan perusahaan dan membuat
berita acara terkait pemeliharaan.

Dalam melaksanakan KUK pemeliharaan distribusi, ada 3 bidang yang dipelihara diantaranya :

 Melaksanakan Pemeliharaan Gardu Distribusi

Kegiatan ini dilaksanakan pada 25 Maret - 28 April 2019. Aktivitas yang dilakukan ialah pemasangan kubikel tegangan
menengah, pemeliharaan instalasi tiang, pemeliharaan trafo distribusi, pemeliharaan PHB-TR, pengukuran beban dan
tegagan gardu, pemeliharaan proteksi gardu, dan pengukuran tahanan pembumian. Adapun beberapa KUK seperti
penggantian mintak trafo tidak dilakukan oleh karena pemeliharaan itu sudah tidak dilaksanakan lagi di unit OJT.

Hambatan yang dialami siswa adalah keterlambatan tiba di unit ULP sehingga sedikit terlambat dalam penyusunan KUK
dan Workplan OJT. Kemudian juga jadwal pemeliharaan yang mengikuti keadaan dan jadwal pemeliharaan yang ada di
unit OJT sehingga waktu pelaksanaan kadang tidak sesuai dengan workplan.

Melaksanakan Pemeliharaan Jaringan Tegangan Rendah


Kegiatan ini dilaksanakan pada 29 April - 16 Juni 2019. Aktivitas yang dilakukan adalah penggantian tiang SUTR yang
bengkok, penyambungan SUTR yang putus, penyeimbangan beban SUTR yang nilai ketidakseimbangannya tinggi, dan
pengukuran tahanan pembumian. Pemeliharaan yang tidak dilaksanakan ialah perbaikan SKTR dikarenakan unit OJT belum
memiliki SKTR.

Hambatan yang sempat dialami siswa adalah pada waktu tersebut bertepatan dengan bulan Ramadhan dan hari libur
lebaran sehingga waktu pengerjaan kegiatan cukup sempit sehingga harus mengatur jadwal pemeliharaan dengan baik.

Melaksanakan Pemeliharaan Jaringan Tegangan Menengah


Pada pelaksanaan kegiatan pemeliharaan Jaringan Tegangan Menengah dilakukan pada tanggal 17 Juni - 18 Agustus 2019.
Beberapa aktivitas yang dilakukan adalah pengalihan jaringan tegangan menengah dari tiang, pemasangan Arester SUTM
pada penyulang baru, melakukan pemasangan recloser, melakukan pemasangan DS/PMS pada tiang-tiang pangkal
penyulang dan mengukur tahanan pembumian Arester. Selain itu beberapa pemeliharaan seperti pemasangan takep
(pelindung) isolator, penggantian isolator pecah, inspeksi jaringan tegangan menengah dan ROW terhadap pohon sekitar
jaringan, pembersihan rangka layangan yang tersangkut pada jaringan, serta penyempurnaan konstruksi SUTM.

 Hambatan yang dialami siswa adalah jadwal pemeliharaan yang mengikuti keadaan dan jadwal pemeliharaan yang ada di
unit OJT sehingga waktu pelaksanaan kadang tidak sesuai dengan workplan.
2 Issue Strategi

Sistem distribusi merupakan sistem yang berhubungan dengan pelanggan dimana listrik akan di salurkan ke pelanggan
langsung. Salah satu alat vital yang ada dalam sistem distribusi iyalah Transformator (Trafo) distribusi. Trafo distribusi
berperan penting dalam jaringan distribusi untuk mentransformasikan energi listrik dari tegangan menengah 20 kV ke
tegangan rendah 220/380 V. Seiring bertambahnya jumlah penduduk yang membutuhkan tenaga listrik, penggunaan trafo
distribusi sebagai penyedia tenaga listrik harus diperhitungkan agar mampu melayani beban yang ditanggungnya. Apabila
trafo kelebihan beban atau overload maka kontinuitas penyaluran energi listrik akan terganggu karena umur trafo akan
berkurang serta kerusakan trafo akibat panas berlebihan sehingga nantinya perlu dilakukan pemeliharaan yang akan
berakibat berhentinya supply listrik ke pelanggan.

Berdasarkan hasil pengukuran RETRO semester 1 dari Januari-Juli 2019, terdapat 16 trafo yang memiliki pembebanan
diatas 80% dan 71 Trafo yang memiliki nilai ketidakseimbangan diatas 20%. Cukup tingginya trafo yang overload dan
tidakseimbang dapat mempengaruhi umur trafo serta dapat menimbulkan susut energi akibat arus yang mengalir di
penghantar netral. Maka dari itu, PT PLN (Persero) ULP Wangi-Wangi perlu untuk segera dilakukan perhatian khusus guna
mengoptimalkan kinerja trafo. Oleh sebab itu maka “Pengoptimalan Beban Trafo” akan dibahas dalam isu strategis ini.
PEMBAHASAN
3 Permasalahan
Berdasarkan hasil pengukuran RETRO semester 1 2019, PT PLN (Persero) ULP Wangi-Wangi terdapat 16 trafo yang memiliki
pembebanan diatas 80% dan 71 Trafo yang memiliki nilai ketidakseimbangan diatas 20%.

Pembebanan overload trafo dapat menyebabkan komponen trafo menjadi panas, sehingga menyebabkan trafo menjadi
cepat rusak. Dengan kata lain, pembebanan berlebih dari trafo dapat menyebabkan susut umur dari trafo tinggi. Menurut
IEC 354 tahun 1972, apabila trafo yang dibebani dengan stabil pada daya pengenalnya pada suhu lingkungan 20 oC, maka
umur dari trafo tersebut adalah 20 tahun. Berdasarkan data dari The Weather Channel, rata-rata suhu lingkungan
Wakatobi dalam setahun adalah sebesar 26,45 oC. Sehingga susut umur dari trafo akan tinggi jika trafo dibebani secara
berlebih/overload. Beban trafo dikatakan overload jika pembebanan berada diatas 80% pembebanan (SE DIR-0017.2014).
Maka dari itu, perlu dilakukan uprating trafo terhadap trafo-trafo yang memiliki pembebanan overload.

Begitupun dengan pembebanan tidakseimbang. Jika trafo dibebani tidak seimbang diantara ketiga fasanya, maka akan
muncul arus yang akan mengalir di penghantar netral sehingga dapat menimbulkan susut energi (susut teknis). Meskipun
kenyataan dilapangan membuktikan bahwa hampir tidak ada pembebanan trafo yang seimbang secara sempurna. Maka
PLN membatasi standar dari ketidakseimbangan beban antar fasa yang baik adalah dibawah 20% (SE DIR-0017.2014).
Sehingga trafo-trafo yang memiliki ketidakseimbangan diatas 20% perlu dilakukan penyeimbangan beban untuk
menurunkan susut teknis dari trafo.

Pada kesempatan kali ini, akan dilakukan pengoptimalan Trafo BCTAD 2 yang berada dibawah asuhan Penyulang Kota,
dengan nilai beban 91,54% dan ketidakseimbangan bebannya 29,35%.
4 Langkah Perbaikan

Berdasarkan analisa RCPS dan Matriks Prioritas, kemudian dilakukan upaya perbaikan dengan melaksanakan pemeliharaan
Uprating Trafo dan penyeimbangan beban pada gardu BCTAD 2. Pertama, melakukan pengukuran kembali beban gardu
BCTAD 2 pada waktu beban puncak (WBP) dan di luar waktu beban puncak (LWBP). Dalam hal ini, dilakukan pengukuran
di 4 waktu yaitu, LWBP pagi (06.00-12.00), LWBP sore (12.00-18.00), WBP (18.00-21.00), LWBP dini hari (21.00-06.00).

Untuk Uprating Trafo, BCTAD 2 yang awalnya berkapasitas 50 kVA, akan di Uprating dengan trafo berkapasitas 100 kVA
sehingga kapasitas trafo bertambah dan persentase pembebanannya berkurang.

Untuk penyeimbangan beban trafo, dengan melihat jenis beban, maka akan dilakukan perencanaan penyeimbangan
dengan mengalihkan beban-beban jurusan berdasarkan data beban rata-rata dalam 24 jam pembebanan gardu.
PENUTUP
5 Kesimpulan
1. Setelah dilakukan uprating Trafo, maka persen kapasitas pembebanan trafo menjadi lebih besar dan sesuai standar,
serta susut umur trafo menjadi berkurang.
2. Setelah dilakukan penyeimbangan beban trafo, maka nilai ketidakseimbangannya lebih kecil menjadi dibawah 20%
sesuai dengan standar.
3. Setelah dilakukan penyeimbangan beban trafo, maka nilai arus yang mengalir pada penghantar netral menjadi lebih
kecil sehingga susut energi dalam satu tahun bisa di tekan.

6 Saran
1. Melaksanakan sertifikasi pelaksana kegiatan pemeliharaan jaringan distribusi agar kehandalan jaringan dapat lebih
terjaga dan dapat meminimalisir gangguan.
2. Melaksanakan inspeksi jaringan secara rutin dan menganalisa hasil inspeksi agar dapat dilaksanakan kegiatan
pemeliharaan preventif sebelum terjadinya gangguan, serta hasil pemeliharaan menjadi maksimal.
3. Untuk penyambungan baru dan perubahan daya dari pelanggan, agar lebih memperharikan kondisi pembebanan dari
trafo distribusi.

4. Adanya penambahan tim pelaksana pemeliharaan agar pemeliharaan dapat diselesaikan secara efektif dan efisien.

Anda mungkin juga menyukai