Anda di halaman 1dari 3

- gambaran secara umum industri bakso ikan beku (latar belakang)

- lini produksi yg ada di industri bakso ikan beku (apa saja prosesnya dan peralatan yg digunakan)

- sistem TPM (total productive maintenance) dan OEE (overall equipment efectiveness) secara
umum

- pengaplikasian TPM dan OEE pada industri bakso ikan bek

Industri makanan telah berkembang pesat selama beberapa dekade terakhir. Produktivitas, efisiensi
dan kualitas yang rendah

biaya produksi telah menyebabkan pabrik makanan menjadi kompetitif. Salah satu metrik penting
dan banyak digunakan

Kinerja di bidang manufaktur adalah keefektifan peralatan secara keseluruhan (OEE). Tidak hanya
sebagai ukuran operasional, tapi juga

sebagai indikator kegiatan perbaikan proses dalam lingkungan manufaktur (Dal, Tugwell, dan
Greatbanks

2000). Godfrey (2002) mencatat bahwa operasi efektif dari masing-masing peralatan produksi, jalur
perakitan atau

seluruh pabrik bergantung pada tiga faktor ketersediaan OEE, efisiensi kinerja dan tingkat kualitas.

Jeong dan Phillips (2001) menekankan perlunya pengukuran yang akurat dalam penentuan OEE. Ini
efektif

cara menganalisis efisiensi mesin tunggal dan juga sistem mesin terpadu (Ljungberg 1998). Muchiri

dan Pintelon (2008) melaporkan bahwa OEE adalah alat yang sangat berharga yang dapat membantu
manajemen untuk melepaskan kapasitas tersembunyi dan

oleh karena itu mengurangi pengeluaran lembur dan membiarkan penangguhan investasi modal
utama. Apalagi, Tsarouhas (2012) diselidiki

hubungan antara manajemen pabrik dan operasi jalur produksi limoncello

OEE.

Dalam studi kasus mereka, Patrik dan Lesshammar (1999) telah mempresentasikan bagaimana OEE
digunakan di industri dan industri

juga melaporkan bahwa OEE merupakan bagian yang berguna dari keseluruhan sistem pengukuran.
Chand dan Shirvani (2000) mencatat bahwa

Metrik efektivitas peralatan secara keseluruhan digunakan untuk meningkatkan efisiensi peralatan
sehingga masing-masing peralatan dapat digunakan
dioperasikan dengan potensi penuh dan dipertahankan pada tingkat itu. OEE digunakan untuk
melacak dan melacak perbaikan atau penurunan

efektivitas peralatan selama periode waktu tertentu (Bulent, Tugwell, dan Greatbanks 2000). De Ron
dan Rooda (2006)

menggambarkan perilaku OEE dan efektivitas peralatan sebagai ukuran kinerja untuk peralatan
pabrik.

Total pemeliharaan produktif (TPM) telah muncul dari dasar-dasar manajemen kualitas total (TQM)
sebagai a

Program perbaikan yang berdiri sendiri (Yamashima 2000). Metrik OEE digunakan untuk mengukur
aktivitas TPM. TPM adalah

sebuah pendekatan pemeliharaan agresif yang berusaha memperbaiki kinerja peralatan sambil terus
menghindari peralatan

kegagalan (Tsarouhas 2007). Waeyenbergh dan Pintelon (2002) menyatakan bahwa tujuan TPM
adalah memaksimalkan peralatan

efektivitas, dan OEE digunakan sebagai ukuran. Barve et al. (2004) melaporkan penurunan drastis
dalam jam-jam kerusakan

1.1.Gambaran umum

PT. X merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi pakan ternak. Perusahaan ini
memiliki 8 seksi untuk proses produksinya yaitu pengeringan (drying), penggilingan
(milling), pencampuran (mixing), pembutiran (pelleting), pendinginan (cooling),
penghancuran (crumbling), pengayakan (screening), dan pengemasan (packing). Dari
kedelapan seksi tersebut yang paling beresiko apabila mengalami downtime mesin adalah
pada seksi pencampuran (mixing), karena pada seski tersebut dilalui oleh proses produksi
semua produk. Ada beberapa mesin pada lini utama seksi ini, antara lain adalah mixer, chain
conveyor, screwconveyor, bin raw material, dan timbangan.

1.2.Lini produksi

Anda mungkin juga menyukai