Anda di halaman 1dari 60

PENANGANAN OBAT KANKER YANG AMAN

JAKARTA, 21 OKTOBER 2017


DRS. MASRIAL MAHYUDIN APT, MM,PIA
I. PENDAHULUAN

PROSES / ALUR PENYUSUNAN PAKf

PAK,
CLINICAL
PNPK PPK PAKf, &
PATHWAY PAG
DISTRIBUSI TARIF PAKET INA - CBG

FARKLIN : DUR,
MESO, HC, dst.

JASA JASA
SARANA PELAYANAN

OPERASI
ONAL RS
JASA JASA JASA JASA
DOKTER MANAJEMEN FARMASI PERAWAT

JASA
FIXED VARIABEL JASA LAB RADIOLOGI
COST COST
JASA
LAINNYA
ICD-9-CM
PERTIMBANGAN PERHITUNGAN TARIF RS UNTUK KEPENTINGAN
SEMUA STAKEHOLDER

PRINSIP : KENDALI MUTU DAN KENDALI BIAYA :

1. INA – CBG’S : SBG DASAR PEMBAYARAN DALAM UPAYA


KENDALI MUTU DAN BIAYA UNTUK MEWUJUDKAN PEMBIAYAAN RS YANG MERATA DAN
BERKEADILAN

2. CLINICAL PATHWAY

2. Panduan asuhan kefarmasian dll

4. KEBIJAKAN PEMBAYARAN JASA


a. PENETAPAN KOMPONEN BIAYA
B. PERHITUNGAN UNIT COST
5. PERHITUNGAN BESARAN IURAN ( PREMI )

TARIF JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) DALAM INA-CBG’s


PERCIKAN 3

Sources of Contamination 3 of 5

APOPC JAKARTA 2012 24


PERCIKAN 2

Sources of Contamination 2 of 5

APOPC JAKARTA 2012 23


PERCIKAN 1

Sources of Contamination 1 of 5

APOPC JAKARTA 2012 22


MODALITIES OF CANCER THERAPY
(Treatment of cancer can involve any of several modalities) :
1. Surgery
2. Radiation therapy
3. CHEMOTERAPY
4. Hormonal therapy
5. Immunotherapy
Notes :
1. Cytotoxic drugs (sometimes known as antineoplastics) describe a group of medicines
that contain chemicals which are toxic to cells, preventing their replication or growth,
and so are used to treat cancer.
2. Once inside the body, their action is not generally tightly targeted, and they can produce
side effects both to the patients and others who become exposed
3. Often, modalities are combined to create a treatment program that is appropriate for the
patient and is based on patient and tumor characteristics as well as patient preferences.
DEFINITIONS (Cont’s)
1 Biohazard Hazardous to life
2 Carcinogenic An agent which is responsible for the formation of a cancer
3 Chemotherapy The treatment of cancer using specific chemical agents or drugs that
are destructive to malignant cells and tissues. The term comes from
two words that mean "CHEMICAL" AND "TREATMENT
4 Cytotoxic Toxic to cells
5 Extravasation Leakage of cytotoxic drug from the vein into the surrounding tissue
6 Mutagenic An agent capable of producing a mutation
7 Teratogenic An agent capable of causing abnormalities in a developing foetus,
resulting in birth defects.
8 Combination Therapy Prevents resistance.
9 Adjuvant Therapy Administered after primary therapy e.g.Surgery
10 Neo adjuvant Therapy Given before surgery to reduce tumour size.
WHAT IS THE RISK?
1. OCCUPATIONAL EXPOSURE CAN OCCUR WHEN CONTROL MEASURES ARE INADEQUATE.
a. Abdominal pain, hair loss, nasal sores, vomiting, and liver damage
b. Contact dermatitis and local allergic reactions.
c. Foetal loss in pregnant women and malformations in the children of pregnant women
d. Fertility changes
e. Alterations to normal blood cell count
ACUTE EFFECTS :
a. Irritant effect on mucous membranes, eyes & skin
b. Soft tissu injury can effec dizziness, light-headedness, and nausea
CHRONIC EFFECTS
a. Carcinogenic
b. Mutagenic
c. Teratogenic
d. Abortion
CONT’

2. Exposure may be through from the following activities:


a. Drug preparation
b. Drug administration
c. Handling patient waste
d. Transport and waste disposal, or
e. Cleaning spills.
3. Exposure routes Exposure to cytotoxic drugs may occur through:
a. Inhalation
b. ingestion
c. dermal absorption
d. mucosal absorption
e. percutaneous injury.
WHO IS AT RISK?

Anyone working with patients (or animals) receiving cytotoxic


drugs is at risk of exposure. This therefore includes :
1. Pharmacists,
2. Pharmacy Technicians,
3. Medical and Nursing Staff,
4. Laboratory Staff, and Others.
Appropriate control measures must be in place to protect them all.
PRINCIPLE OF PIVAS

We must protect the drugs from exposure the contaminant’s


and especially for cytotoxic / neoplastic drugs, so we must
protect the operator from exposure the cytotoxic drugs
(carcinogenic, mutagenic, oncogenic etc)
II. KEBIJAKAN YANKES UNTUK
MENINGKATAN MUTU & KEAMANAN ?

I. UU No. 36 Tahun 2009 Ttg Kesehatan


Ps 54 :
1) PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN DILAKSANAKAN SECARA
BERTANGGUNGJAWAB, AMAN, BERMUTU, SERTA MERATA DAN NONDISKRIMINATIF.
2) Pemerintah dan pemerintah daerah bertanggungjawab atas penyelenggaraan
pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat 1)
3) Pengawasan terhadap penyelenggaraan pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud
ayat 1) dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat.
Ps 55 :
1) PEMERINTAH WAJIB MENETAPKAN STANDAR MUTU PELAYANAN KESEHATAN
2) Standar mutu pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat 1) diatur dengan
Peraturan Pemerintah.
LANJUTAN …

II. UU No. 44 Tahun 2009 Ttg Rumah Sakit


Ps 2 :
Rumah Sakit diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan didasarkan kepada nilai kemanusiaan, etika
dan profesionalitas, manfaat, keadilan, persamaan hak dan anti diskriminasi, pemerataan,
perlindungan dan keselamatan pasien serta mempunyai fungsi sosial.
Ps 3 : Pengaturan penyelenggaraan RS bertujuan :
1) Mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
2) Memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat, lingkungan RS dan SDM di RS
3) Meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan rumah sakit dan.
4) Memberikan kepastian hukum kepada pasien, masyarakat, SDM RS dan RS.
FUNGSI FARMASI RS ( PERMENKES 72 / 2016 )

§ pemilihan a. Pengkajian & pelayanan


Perencanaan Resep
§ Pengadaan MANAJEMEN b. Penelusuran riwayat
§ Penerimaan FARMASI penggunaan Obat;
§ Penyimpanan c. rekonsiliasi Obat;
§ Pendistribusian d. Pelayanan Informasi Obat
(PIO);
§ Pemusnahan, e. konseling;
penarikan & f. visite;
Pengendalian FARMASI g. Pemantauan Terapi Obat
KLINIK (PTO);
h. Monitoring Efek Samping
Obat (MESO);
i. Evaluasi Penggunaan Obat
(EPO);
j. DISPENSING SEDIAAN
§ Steril PRODUKSI STERIL;
FARMASI k. Pemantauan Kadar Obat
§ Non Steril dalam Darah (PKOD);

PELAYANAN DISPENSING SEDIAAN STERIL HANYA DAPAT DILAKUKAN OLEH RUMAH SAKIT
YANG MEMPUNYAI SARANA UNTUK MELAKUKAN PRODUKSI SEDIAAN STERIL
STANDAR PELAYANAN FARMASI RS PMK 58 TAHUN 2014
III. PERSONAL
1. Personal yang akan terlibat dalam preparasi obat injeksi kanker / non kanker harus mendapatkan pelatihan yang memadai
tentang teknik aseptic dan penanganan obat sitostatika.
2. Petugas wanita yang sedang hamil atau merencanakan untuk hamil tidak dianjurkan untuk terlibat dalam rekonstitusi obat
kanker
3. Petugas wanita yang sedang menyusui tidak dianjurkan terlibat dalam rekonstitusi obat kanker
4. Petugas yang sedang sakit atau mengalami infeksi pada kulit harus diistirahatkan dari tugas ini.
5. Setiap petugas yang akan terlibat dalam rekonstitusi obat kanker seminggu sebelumnya harus mendapat pemeriksaan
laboratorium, yang terdiri dari :
a. Complete blood count
b. Liver Function Test
c. Renal Function Test
6. Pemeriksaan laboratorium harus dilakukan secara periodic setiap 6 bulan, jika terdapat kelainan hasil pemeriksaan harus
diteliti lebih dalam & Semua hasil harus didokumentasikan
IV. SARANA DAN PRASARANA YANG DIPERLUKAN
UNTUK PENANGANAN SITOSTATIKA
1. Ruang Steril
a. Persyaratan Ruang Aseptik
b. Ruang tidak ada sudut atau siku
c. Dinding terbuat dari epoksi
d. Partikel udara sangat dibatasi : kelas 100, 1000, 10.000 partikel/liter
e. Aliran udara diketahui dan terkontrol
f. Tekanan ruangan diatur
g. Suhu dan kelembaban udara terkontrol (suhu : 18-22 derajat celcius dan kelembaban 35-50%)
h. Ada Hepa filter
2. Ruang Transisi
Ruangan ini terletak antara ruang cuci tangan dan ruang aseptik, di ruanngan ini petugas menggunakan perlengkapan steril
3. Ruang Cuci Tangan
Ruangan ini digunakan untuk membersihkan tangan sebelum dan sesudah melakukan penanganan obat sitostatatika
FASILITAS FISIK
Australian standard 2639 mensyaratkan menggunakan Cytotoxic Drugs Safety Cabinet
(CDSC) yang diletakkan dalam Clean Room. CDSC dan Clean Room dilengkapi dengan
HEPA Filter. Cytotoxic Drugs Safety Cabinet yang digunakan bisa Type ISOLATOR atau
Biological Safety Cabinet dengan aliran Vertikal. Tekanan Udara di dalam CDSC lebih
negatif dibanding didalam Clean Room dan tekanan udara didalam Clean lebih positif
dibandingkan diluar. Transportasi keluar masuknya obat-obatan dan alat-alat
pendukung preparasi obat dilakukan melalui Pass Box, untuk meminimalkan kontaminasi
udara kedalam clean room. Komunikasi petugas didalam clean room dengan petugas
diluar dilakukan dengan intercom. Perawatan Cytotoxic Drugs Safety Cabinet & Clean Room :
a. Cytogard dibersihkan setiap hari dengan desinfectant atau detergent .
b. Desinfeksi clean room dilakukan 1 kali seminggu.
c. Uji mikrobiologi dilakukan secara periodik untuk memeriksa apakah HEPA Filter bekerja
dengan baik sehingga dapat menjaga sterilitas sediaan
d. Pengukuran jumlah partikel didalam Cytogard maupun dalam clean room dilakukan
secara periodic.
CLEAN ROOM
LAMINAR AIR FLOW (LAF)

1) Laminar Air Flow :


a. Horizontal LAF (IV-ADMIXTURE & TPN)
b. Vertical LAF (HC/Cytotxic Drugs Safety Cabinet - CDSC)
2) Dalam penggunaannya :
a. Aliran udara laminar : tidak turbulence
b. Meminimalkan kontaminasi
c. Peletakkan barang di dalam LAF harus diatur.
3) Barang yang dimasukkan harus terbatas
4) Spasi dan layout :
a. Objek besar : minimun berjarak antara 150 mm
b. Objek kecil : minimum berjarak antar 50 mm
c. Jarak antara objek dengan pinggir meja kerja minimal 150 mm.
PERLENGKAPAN PELINDUNG
1. Baju pelindung, harus berlengan panjang dan bermanset,
dengan bahan bersifat dapat menahan penetrasi partikel
tumpahan obat.
2. Sarung tangan terbuat dari latex yang tebal dan tidak
berbedak. Dianjurkan menggunakan doubel
3. Topi disposible
4. Masker
5. Kacamata
ALAT-ALAT
1. Pass Box
Jendela antara ruang administrasi dan ruang aseptik berfunsi untuk keluar masuknya obat kedalam ruang aseptik
2. Kelengkapan APD ( Alat pelindung diri), terdiri dari :
a. Baju : Terbuat dari bahan yang tidak mengandung serat, dapat menahan penetrasi partikel tumpahan,
berlengan panjang dan bermanset dan menutupi seluruh anggota badan kecuali muka
b. Topi : harus menutupi kepala sampai leher
c. Masker : harus mempunyai kaca plasti
d. Sarung tangan : digunakan rangkap dua dan terbuat dari bahan latex
e. Sepatu : terbuat dari bahan yang tidak tembus benda tajam
3. Cytotoxic Drugs Safety Cabinet (CDSC)
Prinsip kerja dari alat ini adalah : tekanan udara di dalam lebih negatif dari dari tekanan udara diluar sehingga aliran
udara bergerak dari luar ke dalam CDSC. Didalam CDSC udara bergerak vertikal membentuk barier sehingga jika ada
peracikan obat sitostatika tidak terkena petugas. Untuk validasi alat ini harus dikalibrasi setiap 6 bulan. (depkes,
2009), dan Hepa filter diganti setiap 4 tahun sekali.
RANCANG BANGUN DAN PENATAAN RUANG PRODUKSI
HARUS MEMENUHI KRITERIA :

1. Disesuaikan dengan alur barang, alur kerja / proses, alur orang / pekerja.
2. Pengendalian lingkungan terhadap :
a. Udara
b. Permukaan langit - langit, dinding, lantai dan peralatan / sarana lain
c. Barang masuk
d. Petugas yang di dalam
3. Luas ruangan minimal 2 kali daerah kerja + peralatan, dengan jarak setiap peralatan
minimal 2,5 m
4. Di luar ruang produksi ada fasilitas untuk lalu lintas petugas dan barang
SPESIFIKASI MATERIAL

Penggunaan material dinding, plafond dan lantai :


1. Tidak mengeluarkan partikel
2. Tidak menyimpan debu tidak berbau, berpori (porous)
3. Mudah dibersihkan
4. Tahan terhadap desinfektan
5. Tidak mengeluarkan senyawa-senyawa melayang (air borne particle) yang tidak
diinginkan.
6. Menunjang kekedapan udara (air tight).
Penggunaan material pintu beserta hardware dan acesssoriesnya harus bersifat :
1. kedap udara guna mendukung pencapain tekanan udara yang disyaratkan.
2. Meminimalkan akses kegiatan maintenance bangunan dari luar area ruang produksi.
RUANG HANDLING CYTOTOXIC

1. Tingkat kebersihan Ruang: Kelas 10.000 (Kelas C)


2. Suhu : 18-22 derajat Celcius
3. Kelembaban : 50±5%
4. Tekanan : negatif (sesuai gambar)
5. Pertukaran udara : 15 - 20 ACH (Air Change per Hour).
6. Dilengkapi dengan sistem exshaust dari Cytotoxic Drugs Safety Cabinet, ke luar
bangunan, dengan kualitas udara yang aman terhadap lingkungan (dilengkapi HEPA
Filter dan Carbon Filter).
RUANG PENUNJANG

1. Ruang Antara 1 & Ruang Antara 2 dengan tingkat kebersihan kelas 10.000 (Kelas
C).
2. Ruang Persiapan, R. Personil, R. Transfer Material, Janitor, Koridor & R. Antara
dengan tingkat kebersihan kelas 100.000 (Kelas D).
3. Untuk mencegah kontaminan masuk, Ruang Antara 1 & 2 sebagai Ruang
penyangga dengan sistem buble, dan Ruang antara dengan sistem cascade.
4. Untuk meminimalkan kontaminasi, akses masuk dilengkapi dengan sistem
Interlock pada R.Personil, R. Antara 1 & R. Antara 2.
5. Pada perbedaan kelas dilengkapi dengan indikator (menunjukkan tekanan,
suhu, dan kelembaban).
6. Pada ruangan yang tidak ditempatkan indikator, maka dilengkapi dengan
nozle, sehingga tetap memungkinkan untuk dilakukan pengukuran/pengetesan
secara berkala.
KORIDOR
RUANG PERSIAPAN
DINDING
LANTAI
DINDING CLEAN ROOM
V. HAL-HAL YANG DIPERHATIKAN DALAM
PENANGANAN OBAT KANKER

1. Tehnik aseptik penanganan sitostatika


2. Pemberian dalam Cytotoxic Drugs Safety Cabinet (CDSC)
3. Dilaksanakan oleh petugas yang terlatih
4. Petugas yang bekerja harus terlindungi (baju, topi, masker, sarung tangan)
5. Jaminan mutu produk ( Rekonstitusi, Penandaan, pengemasan, transportasi )
6. Penanganan tumpahan obat sitostatika
7. Penanganan limbah
8. Adanya Standar Prosedur Operasional (SPO) :
PROSEDUR TETAP PENANGANAN OBAT KANKER

1. Persiapan
a. Bahan : obat sitostatika, pelarut
b. Alat : spuit, jarum, baju, sarung tangan, masker, topi, dan sarung kaki
2. SPO ruang aseptik
3. SPO pengerjaan dalam ampul
4. SPO pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan saat penyiapan sitostatika
5. SPO penanganan jika obat jatuh dan pecah
6. SPO penanganan limbah sitostatika
VI. TEHNIK PENANGANAN SEDIAAN
SITOSTATIKA
1. Penyiapan
a. Memeriksa kelengkapan dokumen (formulir) permintaan dengan prinsip 5 BENAR (benar pasien, obat , dosis,
rute dan waktu pemberian)
b. Memeriksa kondisi obat-obatan yang diterima ( nama obat, jumlah, nomor batch, tanggal kadaluarsa), serta
melengkapi formulir permintaan.
c. Melakukan konfirmasi ulang kepada pengguna jika ada yang tidak jelas atau tidak lengkap.
d. Menghitung kesesuaian dosis.
e. Memilih jenis pelarut yang sesuai.
f. Menghitung volume pelarut yang digunakan.
g. Membuat label obat berdasarkan nama pasien, nomor rekam medis, ruang perawatan dosis, cara pemberian,
kondisi penyimpanan, tanggal pembuatan, dan tanggal kadaluarsa campuran
h. Membuat label pengiriman terdiri dari : nama pasien, nomor rekam medis, ruang perawatan, jumlah paket .
i. Melengkapi dokomen pencampuran.
Cont’
2. Pencampuran
b. Memakai APD sesuai PROSEDUR TETAP
c. Mencuci tangan sesuai PROSEDUR TETAP
d. Menghidupkan biological safety cabinet (CDSC) 5 menit sebelum digunakan.
e. Melakukan dekontaminasi dan desinfeksi CDSC sesuai PROSEDUR TETAP
f. Menyiapkan meja CDSC dengan memberi alas sediaan sitostatika.
g. Menyiapkan tempat buangan sampah khusus bekas sediaan sitostatika.
h. Melakukan desinfeksi sarung tangan dengan menyemprot alkohol 70%.
i. Mengambil alat kesehatan dan bahan obat dari pass box.
j. Meletakkan alat kesehatan dan bahan obat yang akan dilarutkan di atas meja CDSC
k. Melakukan pencampuran sediaan sitostatika secara aseptis.
l. Memberi label yang sesuai pada setiap infus dan spuit yang sudah berisi sediaan sitostatika
m. Membungkus dengan kantong hitam atau aluminium foil untuk obat-obat yang harus terlindung cahaya.
n. Membuang semua bekas pencampuran obat kedalam wadah pembuangan khusus.
o. Memasukan infus untuk spuit yang telah berisi sediaan sitostatika ke dalam wadah untuk pengiriman.
p. Mengeluarkan wadah untuk pengiriman yang telah berisi sediaan jadi melalui pass box.
q. Menanggalkan APD sesuai prosedur tetap (lampiran 4):
3. PERALATAN PENUNJANG
a. Troley pengiriman
b. Spuit berbagai ukuran
c. Nedle 18 dan 21
d. Infus bag 100 cc, 250 cc, 500 cc
e. Kasa besar dan kasa kecil
f. Alumunium Foil
g. Chemoterapy preparation mats (alas kemoterapi)
h. Chemoterapy disposible bag
i. Chemoterapy waste container
j. Chemoterapy spill kit
k. Chemocheck
WORKFLOW OF CENTRALIZATION HANDLING CYTOTOXIC

Complete
DRUG &
CHEMOTHERAPY DEPARTMENT OF PHARMACY
ORDER FORM
Checklist Preparation :
- Data of Patient (MR, Name, Age, Weight, Height, Doctor/ nurse
Diagnose) Not Complete
- Dosis & Exp.Date of Drugs

Delivery completed
- INPATIENT WARD Labeling
outside Desinfection
- ONE DAY CARE
WARD

Pass box
Clean Room
Rekonstitution

Syringe/infuse

Finished Labelling
inside
3. Penanganan tumpahan dan kecelakan kerja (menggunakan Chemotherapy spill kit)
a. Membersihkan tumpahan di luar CDSC dalam ruang steril,
1. Meminta pertolongan, jangan tinggalkan area sebelum diizinkan.
2. Beri tanda peringatan di sekitar area.
3. Petugas penolong menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)
4. Angkat partikel kaca dan pecahannya pakai alat (sendok) dan tempatkan dlm kantong buangan.
5. Serap tumpahan cair dengan kassa penyerap dan buang dalam kantong tersebut.
6. Serap tumpahan serbuk dengan handuk basah dan buang dalam kantong tersebut.
7. Cuci seluruh area dengan larutan detergent.
8. Bilas dengan aquadest.
9. Ulangi pencucian dan pembilasan sampai seluruh obat terangkat.
10. Tanggalkan glove luar dan tutup kaki, tempatkan dalam kantong pertama.
11. Tutup kantong dan tempatkan pada kantong kedua.
12. Tanggalkan pakaian pelindung lainnya dan sarung tangan dalam, tempatkan dalam kantong 2
13. Ikat kantong secara aman dan masukan dalam tempat penampung untuk dimusnahkan dengan
incenerator.
14. Cuci tangan.
4. CHEMOTERAPY SPILL KIT
1. Baju pelindung
2. Sarung tangan
3. Tutup Kepala
4. Masker
5. Emergency kit :
a. 500 ml larutan NaCl 0,9 %
b. 30 ml larutan pencuci mata steril
c. 120 ml air sabun
d. 500 ml larutan chlorin 5 %
e. 500 ml H2O2 3 %
6. Format laporan kecelakaan
b. Membersihkan Tumpahan dalam CDSC
1. Serap tumpahan dengan kassa untuk tumpahan cair atau handuk basah untuk
tumpahan serbuk.
2. Tanggalkan sarung tangan dan buang, lalu pakai 2 pasang sarung tangan baru.
3. Angkat hati-hati pecahan tajam dan serpihan kaca sekaligus dengan
alas kerja/meja/penyerap dan tempatkan dalam wadah buangan.
4. Cuci permukaan, dinding bagian dalam CDSC dengan detergent, bilas
dengan aquadestilata menggunakan kassa. Buang kassa dalam wadah pada
buangan.
5. Ulangi pencucian 3 x.
6. Keringkan dengan kassa baru, buang dalam wadah buangan.
7. Tutup wadah dan buang dalam wadah buangan akhir.
8. Tanggalkan APD dan buang sarung tangan, masker, dalam wadah buangan akhir
untuk dimusnahkan dengan inscenerator.
9. Cuci tangan.
PENANGANAN KECELAKAAN KERJA
1. Kontak dengan kulit:
a. Tanggalkan sarung tangan.
b. Bilas kulit dengan air hangat.
c. Cuci dengan sabun, bilas dengan air hangat.
d. Jika kulit tidak sobek, seka area dengan kassa yang dibasahi dengan larutan
Chlorin 5% dan bilas dengan air hangat.
e. Jika kulit sobek pakai H2O2 3 %.
f. Catat jenis obatnya dan siapkan antidot khusus.
g. Tanggalkan seluruh pakaian alat pelindung diri (APD)
h. Laporkan ke supervisor.
i. Lengkapi format kecelakaan.
2. Kontak dengan mata (Minta pertolongan)
a. Tanggalkan sarung tangan.
b. Bilas mata dengan air mengalir dan rendam dengan air hangat
selama 5 menit.
c. Letakkan tangan di sekitar mata dan cuci mata terbuka
dengan larutan NaCl 0,9%.
d. Aliri mata dengan larutan pencuci mata.
e. Tanggalkan seluruh pakaian pelindung.
f. Catat jenis obat yang tumpah.
g. Laporkan ke supervisor.
h. Lengkapi format kecelakaan kerja.
3.Tertusuk jarum
1. Jangan segera mengangkat jarum. Tarik kembali plunger untuk menghisap obat yang
mungkin terinjeksi.
2. Angkat jarum dari kulit dan tutup jarum, kemudian buang.
3. Jika perlu gunakan spuit baru dan jarum bersih untuk mengambil obat dalam jaringan yang
tertusuk.
4. Tanggalkan sarung tangan, bilas bagian yang tertusuk dengan air hangat.
5. Cuci bersih dengan sabun, bilas dengan air hangat.
6. Tanggalkan semua APD.
7. Catat jenis obat dan perkirakan berapa banyak yang terinjeksi.
8. Laporkan ke supervisor.
9. Lengkapi format kecelakaan kerja.
10. Segera konsultasikan ke dokter.
Pengelolaan limbah sitostatika
Pengelolaan limbah dari sisa buangan pencampuran sediaan sitostatika
(seperti: bekas ampul,vial, spuit, needle,dll) harus dilakukan sedemikian
rupa hingga tidak menimbulkan bahaya pencemaran terhadap
lingkungan. Langkah – langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai
berikut:
1. Gunakan Alat Pelindung Diri (APD).
2. Tempatkan limbah pada wadah buangan tertutup. Untuk benda-benda tajam seperti spuit,
vial, ampul, tempatkan di dalam wadah yang tidak tembus benda tajam, untuk limbah lain
tempatkan dalam kantong berwarna (standar internasional warna ungu) dan berlogo
sitostatika
3. Beri label peringatan pada bagian luar wadah.
4. Bawa limbah ke tempat pembuangan menggunakan troli tertutup.
5. Musnahkan limbah dengan incenerator 1000ºC.
6. Cuci tangan.
PROTAP DESINFEKSI DAN DEKONTAMINASI
a. Mempersiapkan bahan yang terdiri dari
1. Alkohol swab
2. Alkohol 70 % dalam botol spray
3. Mendesinfeksi bagian luar kemasan bahan obat sitostatika dan pelarut dengan menyemprotkan alcohol 70 %
b. Mempersiapkan alat yang terdiri dari
1. Mensterilkan alas untuk sitostatika
2. Mensterilkan bahan untuk sealing (parafin)
3. Mensterilkan sarung tangan , masker, baju, topi, sarung kaki
4. Spuit inj. Ukuran 2 X vol yang dibutuhkan.
5. Jarum
6. Mendesinfektan etiket, label, klip plastik, kantong plastik u/ disposal dengan menyemprotkan alkohol 70 %
VII. LANGKAH TINDAK LANJUT
2. Menyiapkan SDM untuk penanganan injeksi (Workshop, On The Job Trainning, studi banding,
simulasi di keperawatan/pelayanan agar mahir)
3. Menyiapkan SPO tentang penanganan Obat injeksi
4. Menyiapkan ruang Clean room :
a. Pengadaan konsultan pembangunan ruang Clean Room
b. Pembuatan RAB ruangan secara rinci
c. Usulan proposal RAB untuk tahun sesuai rencana dan mengawal persetujuannya
d. Persiapan ruang tempat pembangunan Clean Room
5. Mengadakan dan menyiapkan fasilitas PIVAS
6. Uji coba ruangan dan fasilitas peralatan sesuai persyaratan
7. Sosialisasi kepada seluruh stakeholder rumah sakit
8. Simulasi penanganan injeksi
9. Evaluasi pelayanan dan perbaikan
10. Implementasi pelayanan PIVAS
11. Monev, laporan dan perbaikan berkelanjutan
WFI 40

WFI 40
FORMULIR LAPORAN TERJADINYA KECELAKAAN PADA SITOSTATIKA

Tanggal Terjadinya : Jam : Lokasi :


1. Nama : Jenis Kelamin : Tanggal Kelahiran :
Alamat : Telp :
2. Nama : Jenis Kelamin : Tanggal Kelahiran :
Alamat : Telp :

3. Nama : Jenis Kelamin : Tanggal Kelahiran :


Alamat : Telp :

Jenis obat yang dipakai :


Jumlah kira-kira obat yang terkena :
Uraian terjadinya kecelakaan :
Uraian terjadinya kontaminasi kulit, mata atau tusukan jarum :
Uraian tindakan yang diambil :

Tanggal Nama Staff Td.Tangan

Apoteker Penanggung jawab Rekonstitusi sitostatika (jam: ) Tgl:


Koordinator unit produksi Rekonstitusi sitistatika (jam: ) Tgl:
VIII. DAN EVALUASI (MONEV)

1. PETUGAS / STAF PRODUKSI :

a. Setiap enam bulan sekali petugas menjalani pemeriksaan laboratorium :


1) Darah lengkap
2) Fungsi hati (SGPT/SGOT)
3) Fungsi ginjal
4) Asam folat dan Vitamin B12
b. Bila terjadi pemeriksaan laboratorium yang abnormal harus menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
c. Setiap petugas yang selesai bertugas di Unit PIVAS wajib melakukan pemeriksaan laboratorium.
d. Hasil pemeriksaan dilampirkan di catatan beban kerja masing-masing petugas.
2. SARANA DAN PRASARANA
• JUMLAH PARTIKEL UDARA : kelas 100.000; 10.000 partikel/lt
udara
CLEAN ROOM • UJI MIKROBIOLOGI : tidak ada mikroba
• TEKANAN UDARA : lebih positif
• SUHU DAN KELEMBABAN :18ºC - 22ºC dan 35% - 50%

• JUMLAH PARTIKEL UDARA


CYTOTOXIC DRUGS • UJI MIKROBIOLOGI
SAFETY CABINET • TEKANAN UDARA NEGATIF

• UJI MIKROBIOLOGI
HEPA FILTER • EFISIENSI 99,97% - 99,99%, MPPS (Most Penetrating
RUANGAN Particel Size) 0,1µm – 0,3µm.
KESIMPULAN

1. Instalasi Farmasi Rumah Sakit yang menangani obat Cytotoxic harus


melaksanakan Handling Cytotoxic sesuai standar yang ditetapkan
2. Ruang Handling Cytotoxic harus memenuhi kriteria cara pembuatan obat
yang baik (CPOB)
3. Type BSC yang digunakan dalam rekonstitusi obat kanker adalah CDSC
Tipe II A/ Cytogard
4. Prinsip Handling Cytotoxic adalah produk hasil rekonstitusi mutunya
terjamin (steril) dan operator aman dari paparan obat Cytotoxic

Anda mungkin juga menyukai