Anda di halaman 1dari 21

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

Setelah dilakukan penelitian mengenai “Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Rendahnya Pemakaian Alat Kontrasepsi Implan di Wilayah Kerja

Puskesmas Gunung Tinggi Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang

Tahun 2019” dengan jumlah sampel 76 responden, maka dapat disajikan dalam

tabel distribusi frekuensi sebagai berikut :

4.2.1. Analisa Univariat

Analisis univariat adalah uji statistik yang berguna untuk mengetahui

makna secara deskriptif dan karakteristik dalam bentuk tabel frekuensi seperti

umur, penegtahuan, paritas, dukungan suami, pekerjaan dengan Rendahnya

Pemakaian Alat Kontrasepsi Implan di Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Tinggi

Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2019.

Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Umur Dengan Rendahnya Pemakaian Alat Kontrasepsi
Implan di Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Tinggi Kecamatan Pancur
Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2019
Jumlah
No Umur
F %
1 <20 Tahun 3 3.9
2 20-35 Tahun 35 46.1
3 36-49 Tahun 38 50
Jumlah 76 100

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dari 76 responden di

Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Tinggi Kecamatan Pancur Batu Kabupaten

Deli Serdang Tahun 2019, ibu yang menggunakan alat kontraspsi di umur <20

tahun sebanyak 3 responden (3.9%), ibu dengan umur 20-35 tahun sebanyak 35
responden (46.1%) dan ibu dengan umur 36-49 tahun sebanyak 38 responden

(50%).

Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Dengan Rendahnya Pemakaian Alat
Kontrasepsi Implan di Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Tinggi Kecamatan
Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2019
Jumlah
No Pengetahuan
F %
1 Kurang 39 51.3
2 Cukup 24 31.6
3 Baik 13 17.1
Jumlah 76 100

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa dari 76 responden di

Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Tinggi Kecamatan Pancur Batu Kabupaten

Deli Serdang Tahun 2019, ibu yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 39

responden (51.3%), ibu yang memiliki pengetahuan cukup sebanyak 24 responden

(31.6%) dan ibu yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 13 responden

(17.1%).

Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Paritas Dengan Rendahnya Pemakaian Alat
Kontrasepsi Implan di Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Tinggi Kecamatan
Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2019
Jumlah
No Paritas
F %
1 ≤2 29 38.2
2 >2 47 61.8
Jumlah 76 100

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa dari 76 responden di

Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Tinggi Kecamatan Pancur Batu Kabupaten

Deli Serdang Tahun 2019, ibu yang mempunyai paritas atau jumlah anak ≤2

sebanyak 29 responden (38.2%) dan ibu yang mempunyai paritas atau jumlah

anak >2 sebanyak 47 responden (61.8%).


Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Dukungan Suami Dengan Rendahnya Pemakaian Alat
Kontrasepsi Implan di Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Tinggi Kecamatan
Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2019
Jumlah
No Dukungan Suami
F %
1 Tidak Mendukung 44 57.9
2 Mendukung 32 42.1
Jumlah 76 100

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa dari 76 responden di Wilayah

Kerja Puskesmas Gunung Tinggi Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli

Serdang Tahun 2019, ibu yang tidak memiliki dukungan suami untuk

menggunakan KB implan sebanyak 44 responden (57.9%) dan yang memiliki

dukungan suami sebanyak 32 responden (42.1%).

Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Pekerjaan Dengan Rendahnya Pemakaian Alat
Kontrasepsi Implan di Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Tinggi Kecamatan
Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2019
Jumlah
No Pekerjaan
F %
1 Tidak Bekerja 45 59.2
2 Bekerja 31 40.8
Jumlah 76 100

Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa dari 76 responden di Wilayah

Kerja Puskesmas Gunung Tinggi Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli

Serdang Tahun 2019, ibu yang menggunakan alat kontraspsi yang tidak bekerja

sebanyak 45 responden (59.2%) dan ibu yang bekerja sebanyak 31 responden

(40.8%).
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Pekerjaan Dengan Rendahnya Pemakaian Alat
Kontrasepsi Implan di Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Tinggi Kecamatan
Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2019
Jumlah
No Penggunaan KB Implan
F %
1 Tidak Menggunakan 45 59.2
2 Menggunakan 31 40.8
Jumlah 76 100

Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa dari 76 responden di

Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Tinggi Kecamatan Pancur Batu Kabupaten

Deli Serdang Tahun 2019, ibu yang tidak menggunakan KB implan sebanyak 45

responden (59.2%) dan ibu yang menggunakan KB implan sebanyak 31

responden (40.8%).

4.2.2. Analisa Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk menyelidiki faktor-faktor yang

berhubungan dengan Rendahnya Pemakaian Alat Kontrasepsi Implan Di Wilayah

Kerja Puskesmas Gunung Tinggi Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli

Serdang Tahun 2019

Tabel 4.7
Tabulasi Silang Antara Hubungan Umur Dengan Rendahnya Pemakaian
Alat Kontrasepsi Implan Di Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Tinggi
Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2019
Penggunaan KB Implan
Tidak Jumlah P-
No Umur Menggunakan
Menggunakan Value
f % f % F %
1 <20 Tahun 3 3.9 0 0 3 3.9
2 20-35 Tahun 25 32.9 10 13.2 35 46.1
0,023
3 36-49 tahun 17 22.4 21 27.6 38 50
Total 45 59.2 31 40.8 76 100

Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa dari 76 responden di

Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Tinggi Kecamatan Pancur Batu Kabupaten


Deli Serdang Tahun 2019, ibu dengan umur <20 tahun dan tidak menggunakan

KB implan sebanyak 3 responden (3.9%), dan yang menggunakan KB implan

sebanyak 0 responden (0%). Ibu dengan umur 20-35 tahun dan tidak

menggunakan KB implan sebanyak 25 responden (32.9%), dan yang

menggunakan KB implan sebanyak 10 responden (13.2%). Ibu dengan umur 36-

49 tahun yang tidak menggunakan KB imlpan sebanyak 17 responden (22.4%)

dan yang menggunakan KB implan sebanyak 21 responden (27.6%).

Tabel 4.8
Tabulasi Silang Antara Hubungan Pengetahuan Dengan Rendahnya
Pemakaian Alat Kontrasepsi Implan Di Wilayah Kerja Puskesmas Gunung
Tinggi Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2019
Penggunaan KB Implan
Tidak Jumlah P-
No Pengetahuan Menggunakan
Menggunakan Value
f % f % F %
1 Kurang 27 35.5 12 15.8 3 3.9
2 Cukup 9 11.8 15 19.7 35 46.1
0,033
3 Baik 9 11.8 4 5.3 38 50
Total 45 59.2 31 40.8 76 100

Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui bahwa dari 76 responden di

Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Tinggi Kecamatan Pancur Batu Kabupaten

Deli Serdang Tahun 2019, ibu yang memiliki pengetahuan kurang dan tidak

menggunakan KB implan sebanyak 27 responden (35.5%) dan yang

menggunakan KB implan sebanyak 12 responden (15.8%). Ibu yang memiliki

pengetahuan cukup dan tidak menggunakan KB implan sebanyak 9 responden

(11.8%) dan yang menggunakan KB implan sebanyak 15 responden (19.7%). Ibu

yang memiliki pengetahuan baik dan tidak menggunakan KB implan sebanyak 9

responden (11.8%) dan yang menggunakan KB implan sebanyak 4 responden

(5.3%).
Tabel 4.9
Tabulasi Silang Antara Hubungan Paritas Dengan Rendahnya Pemakaian
Alat Kontrasepsi Implan Di Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Tinggi
Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2019
Penggunaan KB Implan
Tidak Jumlah P-
No Paritas Menggunakan
Menggunakan Value
f % f % F %
1 ≤2 22 28.9 7 9.2 29 38.2
0,038
2 >2 23 30.3 24 31.6 47 61.8
Total 45 59.2 31 40.8 76 100

Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui bahwa dari 76 responden di Wilayah

Kerja Puskesmas Gunung Tinggi Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli

Serdang Tahun 2019, ibu dengan paritas atau jumlah anak ≤2 dan tidak

menggunakan KB implan sebanyak 22 responden (28.9%) dan yang

menggunakan KB implan sebanyak 7 responden (9.2%). Ibu dengan paritas atau

jumlah anak >2 dan tidak menggunakan KB implan sebanyak 23 responden

(30.3%) dan yang menggunakan KB implan sebanyak 24 responden (31.6%).

Tabel 4.10
Tabulasi Silang Antara Hubungan Dukungan Suami Dengan Rendahnya
Pemakaian Alat Kontrasepsi Implan Di Wilayah Kerja Puskesmas Gunung
Tinggi Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2019
Penggunaan KB Implan
Dukungan Tidak Jumlah P-
No Menggunakan
Suami Menggunakan Value
f % f % F %
Tidak
1 21 27.6 23 30.3 44 57.9
Mendukung 0,031
2 Mendukung 24 31.6 8 10.5 32 42.1
Total 45 59.2 31 40.8 76 100

Berdasarkan tabel 4.10 dapat diketahui bahwa dari 76 responden di

Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Tinggi Kecamatan Pancur Batu Kabupaten

Deli Serdang Tahun 2019, ibu yang tidak memiliki dukungan suami dan tidak

menggunakan KB implan sebanyak 21 responden (27.6%) dan yang


menggunakan KB implan sebanyak 23 responden (30.3%). Ibu yang memiliki

dukungan suami dan tidak menggunakan KB implan sebanyak 24 responden

(31.6%) dan yang menggunakan KB implan sebanyak 8 responden (10.5%).

Tabel 4.11
Tabulasi Silang Antara Hubungan Pekerjaan Dengan Rendahnya
Pemakaian Alat Kontrasepsi Implan Di Wilayah Kerja Puskesmas Gunung
Tinggi Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2019
Penggunaan KB Implan
Tidak Jumlah P-
No Pekerjaan Menggunakan
Menggunakan Value
f % f % F %
1 Tidak Bekerja 32 42.1 13 17.1 45 59.2
0,021
2 Bekerja 13 17.1 18 23.7 31 40.8
Total 45 59.2 31 40.8 76 100

Berdasarkan tabel 4.11 dapat diketahui bahwa dari 76 responden di

Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Tinggi Kecamatan Pancur Batu Kabupaten

Deli Serdang Tahun 2019, ibu yang tidak bekerja dan tidak menggunakan KB

implan sebanyak 32 responden (42.1%) dan yang menggunakan KB implan

sebanyak 13 responden (17.1%). Ibu yang bekerja dan tidak menggunakan KB

implan sebanyak 13 responden (17.1%) dan yang menggunakan KB implan

sebanyak 18 responden (23.7%).

4.2.3. Analisa Multivariat

Setelah dilakukan analisis bivariat antara masing-masing variabel

independen dengan variabel dependen kemudian dilihat besarnya nilai p yang

dihasilkan. Untuk variabel yang mempunyai nilai p < 0,25 maka variabel tersebut

dapat diikutsertakan ke dalam model multivariat.


Tabel 4.12
Uji Kandidat sebelum Dilakukan Uji Regresi Logistik
Variabel p-value Sig-p
Umur 0,023 0,25
Pengetahuan 0,033 0,25
Paritas 0,038 0,25
Dukungan Suami 0,031 0,25
Pekerjaan 0,021 0,25

Berdasarkan tabel 4.12 diatas, diketahui bahwa sebelum dilakukan uji

regresi logistik berganda terlebih dahulu dilakukan uji kandidat dengan batas nilai

sig-p 0,25 maka dapat diketahui bahwa seluruh variabel dapat dilakukan uji

regresi logistik (uji serempak).

Tabel 4.13
Uji Regresi Logistik Variabel Independen (umur, penegtahuan, paritas,
dukungan suami, pekerjaan) terhadap Variabel Dependen (Rendahnya
Pemakaian Alat Kontrasepsi Implan
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 1a Kat_Umur 1.016 .536 3.598 1 .058 2.763
Kat_Pengetahuan .289 .377 .587 1 .443 1.335
Kat_Paritas 1.026 .598 2.944 1 .086 2.790
Kat_D_Suami -1.323 .579 5.222 1 .022 .266
Kat_Pekerjaan 1.078 .552 3.818 1 .051 2.940
Constant -4.803 1.921 6.250 1 .012 .008
a. Variable(s) entered on step 1: Kat_Umur, Kat_Pengetahuan, Kat_Paritas,
Kat_D_Suami, Kat_Pekerjaan.

Berdasarkan hasil uji regresi logistik berganda tahap pertama diperoleh

bahwa umur dengan nilai p=0,058, dengan nilai Exp (B) =2,763, pengetahuan

dengan nilai p=0,443, dengan nilai Exp (B) =1,335, paritas dengan nilai p=0,086,

dengan nilai Exp (B) =2,790, dukungan suami dengan nilai p=0,022, dengan nilai

Exp (B) =0,266, pekerjaan dengan nilai p=0,051, dengan nilai Exp (B) =2.940.
Berdasarkan hasil diatas maka dapat diketahui bahwa variabel dukungan suami

memiliki hubungan yang sanga erat terhadap pemakaian KB Implan denhan nilai

sig 0,022 dengan nilai Exp (B)/OR=0,266 yang artinya dukungan suami sangat

berpengaruh atau berpeluang 0,266 kali dapat mempengaruhi ibu menggunakan

alat kontrasepsi implan.

4.3. Pembahasan

4.3.1. Hubungan Umur Dengan Rendahnya Pemakaian Alat Kontrasepsi


Implan Di Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Tinggi Kecamatan
Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2019

Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa dari 76 responden di

Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Tinggi Kecamatan Pancur Batu Kabupaten

Deli Serdang Tahun 2019, ibu dengan umur <20 tahun dan tidak menggunakan

KB implan sebanyak 3 responden (3.9%), dan yang menggunakan KB implan

sebanyak 0 responden (0%). Ibu dengan umur 20-35 tahun dan tidak

menggunakan KB implan sebanyak 25 responden (32.9%), dan yang

menggunakan KB implan sebanyak 10 responden (13.2%). Ibu dengan umur 36-

49 tahun yang tidak menggunakan KB imlpan sebanyak 17 responden (22.4%)

dan yang menggunakan KB implan sebanyak 21 responden (27.6%).

Hasil chi-square pada tingkat kepercayaan 95%. Dengan nilai ρ-value

0,023 yang berarti < α(0,05). Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa

terdapat hubungan yang bermakna antara Umur Dengan Rendahnya Pemakaian

Alat Kontrasepsi Implan Di Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Tinggi Kecamatan

Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2019.


Berdasarkan uji regresi logistik berganda diperoleh hasil bahwa variabel

umur memiliki pengaruh terhadap rendahnya pemakaian alat kontrasepsi implan

dengan nilai sig 0,058, dengan nilai Exp(B)/OR =2,763 yang artinya umur

berpengaruh atau berpeluang 2,763 kali dapat mempengaruhi penggunaan KB

implan.

Penelitian yang dilakukan oleh Luluk Erdika Grestasari, diketahui bahwa

lebih dari separuh ibu PUS yang berusia kurang dari rata-rata (< 34 tahun)

sebanyak 58 orang (51,3%) dan ibu yang berusia lebih dari sama dengan rata-

rata (≥ 34 tahun) sebanyak 55 orang (48,7%). Pertumbahan pada fisik terjadi

akibat pematangan fungsi organ sedangkan pada aspek psikoligis atau taraf

berfikir seseorang semakin matang dan dewasa. Wawan dan Dewi (2010) juga

berpendapat semakin tinggi umur seseorang, maka tingkat kematangan dan

kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir. Saifuddin (2010) bahwa

usia ibu PUS diatas 35 tahun di anjurkan menggunakan kontrasepsi yang

efektif sangat tinggi yaitu KB nonhormonal. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa usia mempunyai hubungan yang positif dengan pemilihan jenis alat

kontrasepsi dimana seiring tingginya tingkat kematangan atau usia responden

akan diikuti kenaikan dalam pemilihan jenis alat kontrasepsi nonhormonal.

(Luluk Erdika Grestasari, 2014)

Umur adalah lama hidup atau ada (sejak lahir atau diadakan). Umur

merupakan variabel penting yang sangat dipertimbangkan dalam

mempertimbangkan dan menemukan resiko tinggi kehamilan. Terlalu muda

punya anak <20 tahun dan terlalu tua >35 tahun. Umur yang paling aman untuk
seseorang wanita untuk melahirkan seorang anak 20-35 tahun, sasaran langsung

untuk menurunkan angka fertilisasi adalah PUS (15-49 tahun. Umur wanita

adalah variabel penting yang mempunyai pengaruh terhadap pemakaian alat

kontrasepsi. Umur merupakan variabel yang penting dalam analisis fertilisasi,

karena umur dapat menjadi indikator kematangan seorang perempuan secara

biologis terutama dalam hal kesuburan. (Appriana Bathara Musu, 2012)

Menurut asumsi peneliti, umur dapat mempengaruhi pemakaian alat

kontrasepsi implan, karena apabila umur sudah terlalu tua, maka sebaiknya ibu

menggunakanan alat kontrasepsi, lebih baiknya jangka panjang atau implan agar

dapat mengurangi resiko, karena jika hamil pada umur tua fungsi alat reproduksi

sudah mulai menurun, sehingga dapat mengalami komplikasi saat soerang ibu

melahirkan atau hamil.

4.3.2. Hubungan Pengetahuan Dengan Rendahnya Pemakaian Alat


Kontrasepsi Implan Di Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Tinggi
Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2019

Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui bahwa dari 76 responden di

Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Tinggi Kecamatan Pancur Batu Kabupaten

Deli Serdang Tahun 2019, ibu yang memiliki pengetahuan kurang dan tidak

menggunakan KB implan sebanyak 27 responden (35.5%) dan yang

menggunakan KB implan sebanyak 12 responden (15.8%). Ibu yang memiliki

pengetahuan cukup dan tidak menggunakan KB implan sebanyak 9 responden

(11.8%) dan yang menggunakan KB implan sebanyak 15 responden (19.7%). Ibu

yang memiliki pengetahuan baik dan tidak menggunakan KB implan sebanyak 9


responden (11.8%) dan yang menggunakan KB implan sebanyak 4 responden

(5.3%).

Hasil chi-square pada tingkat kepercayaan 95%. Dengan nilai ρ-value

0,033 yang berarti < α(0,05). Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa

terdapat hubungan yang bermakna antara Pengetahuan Dengan Rendahnya

Pemakaian Alat Kontrasepsi Implan Di Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Tinggi

Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2019.

Berdasarkan uji regresi logistik berganda diperoleh hasil bahwa variabel

pengetahuan memiliki pengaruh terhadap rendahnya pemakaian alat kontrasepsi

implan dengan nilai sig=0,443, dengan nilai Exp/OR (B)=1,335, yang artinya

pengetahuan berpengaruh atau berpeluang 1,335 kali dapat mempengaruhi

penggunaan KB implan.

Penelitian yang dilakukan oleh Riskayati, menunjukan bahwa ibu yang

memilih alat kontrasepsi implant berjumlah 29 responden yang terdiri dari 21

responden (72,4%) tahu, dan yang tidak tahu berjumlah 8 responden (27,59%).

Sedangkan ibu yang memilih alat kontrasepsi non implant yang berjumlah 13

responden seluruhnya (100%) tidak memiliki pengetahuan tentang implan. Hal ini

sejalan dengan teori Notoatmodjo (1997) bahwa dengan bertambah banyaknya

penyuluhan maka akan bertambah pula pengetahuan tentang kesehatan

masyarakat sehingga tingkat kesadaran masyarakat tentang betapa pentingnya

kesehatan dapat meningkat. Seseorang yang mempunyai tingkat pengetahuan

yang luas khususnya tentang kesehatan maka seseorang itu akan cenderung dan

senantiasa meningkatkan kesehatan diri, keluarga serta lingkungannya. Penelitian


kami menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

pengetahuan ibu akan alat kontrasepsi dengan pilihannya menggunakan alat

kontrasepsi implant atau dikenal juga sebagai alat kontrasepsi bawah kulit

(AKBK). Oleh karena itu, meningkatkan frekuensi penyuluhan dengan tema

kontrasepsi KB Implant diharapkan dapat menambah pengetahuan ibu (Akseptor)

tentang pengunaan KB Implant sehingga dapat meningkatkan kesadaran ibu untuk

menggunakan Alat kontrasepsi KB Implant. (Riskayati, 2017)

Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK) sebagai alat kontrasepsi efektif dan

mempunyai angka kegagalan yang rendah yaitu 0,2-1 kehamilan per 100

perempuan yang dapat menekan jumlah kelahiran sehingga mempengaruhi jumlah

penduduk Pengetahuan mengenai kontrasepsi dan keluarga berencana (KB)

merupakan salah satu faktor esensial efektivitas penggunaan alat kontrasepsi

menemukan bahwa kurangnya pengetahuan mengenai alat kontrasepsi di Ghana

menyebabkan gagalnya penggunaan alat kontrasepsi yang berujung pada

kehamilan tidak diinginkan dan aborsi. (Riskayati, 2017)

Menurut asumsi peneliti, ada pengaruh pengetahuan dengan rendahnya

penggunaan alat kontrasepsi implan, dikarenaka semakin tingginya pengetahuan

dan informasi yang di dapatkan oleh ibu atau PUS tentang KB implan, maka ibu

tersebut akan memilih untuk menggunakan KB implan tanpa keraguan dalam

memutuskan pemakaian KB implan.


4.3.3. Hubungan Paritas Dengan Rendahnya Pemakaian Alat Kontrasepsi
Implan Di Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Tinggi Kecamatan
Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2019

Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui bahwa dari 76 responden di

Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Tinggi Kecamatan Pancur Batu Kabupaten

Deli Serdang Tahun 2019, ibu dengan paritas atau jumlah anak ≤2 dan tidak

menggunakan KB implan sebanyak 22 responden (28.9%) dan yang

menggunakan KB implan sebanyak 7 responden (9.2%). Ibu dengan paritas atau

jumlah anak >2 dan tidak menggunakan KB implan sebanyak 23 responden

(30.3%) dan yang menggunakan KB implan sebanyak 24 responden (31.6%).

Hasil chi-square pada tingkat kepercayaan 95%. Dengan nilai ρ-value

0,038 yang berarti < α(0,05). Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa

terdapat hubungan yang bermakna antara Paritas Dengan Rendahnya Pemakaian

Alat Kontrasepsi Implan Di Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Tinggi Kecamatan

Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2019.

Berdasarkan uji regresi logistik berganda diperoleh hasil bahwa variabel

paritas memiliki pengaruh terhadap rendahnya pemakaian alat kontrasepsi implan

paritas dengan nilai sig=0,086, dengan nilai Exp/OR (B)=2,790,yang artinya

paritas berpengaruh atau berpeluang 2,790 kali dapat mempengaruhi penggunaan

KB implan.

Penelitian yang dilakukan oleh Rohani, menunjukkan bahawa responden

dengan jumlah anak kurang dari atau sama dengan 2 anak yaitu 118 (66,3%) dan

yang memiliki lebih dari 2 anak yaitu 60 (33,7). Menurut Sarwono yang dikutip

oleh fakhri (2015), Pengguna KB dipengaruhi juga dengan paritas (jumlah


anak) dalam suatu keluarga. Pasangan usia subur 30 tahun keatas yang sudah

memiliki anak dan ingin menjarangkan kehamilannya biasanya lebih cenderung

memilih kontrasepsi jangka panjang. (Rohani, 2018)

Paritas (jumlah anak) adalah keseluruhan jumlah anak yang dilahirkan

hidup oleh seorang ibu. Semakin sering seorang wanita melahirkan anak, maka

akan semakin memiliki resiko kematian dalam persalinan. Hal ini berarti jumlah

anak akan sangat mempengaruhi kesehatan ibu dan dapat meningkatkan taraf

hidup keluarga secara maksimal. Menurut Sarwono yang dikutip oleh fakhri

(2015), Pengguna KB dipengaruhi juga dengan paritas (jumlah anak) dalam

suatu keluarga. Pasangan usia subur 30 tahun keatas yang sudah memiliki

anak dan ingin menjarangkan kehamilannya biasanya lebih cenderung memilih

kontrasepsi jangka panjang. (Rohani, 2018)

Menurut asumsi peneliti, ada pengaruh paritas dengan penggunaan alat

kontrasepsi implan, hal ini dikarenakan, jumlah anak yang terlalu banyak di

anjurkan untuk menggunakan alat kontrasepsi jangka panjang salah satunya

imlpan untuk membantu ibu dalam mengurangi resiko kesehatan ibu, dan agar

dapat menjarakkan kehamilan dengan waktu yang lama.

4.3.4. Hubungan Dukungan Suami Dengan Rendahnya Pemakaian Alat


Kontrasepsi Implan Di Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Tinggi
Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2019

Berdasarkan tabel 4.10 dapat diketahui bahwa dari 76 responden di

Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Tinggi Kecamatan Pancur Batu Kabupaten

Deli Serdang Tahun 2019, ibu yang tidak memiliki dukungan suami dan tidak

menggunakan KB implan sebanyak 21 responden (27.6%) dan yang


menggunakan KB implan sebanyak 23 responden (30.3%). Ibu yang memiliki

dukungan suami dan tidak menggunakan KB implan sebanyak 24 responden

(31.6%) dan yang menggunakan KB implan sebanyak 8 responden (10.5%).

Hasil chi-square pada tingkat kepercayaan 95%. Dengan nilai ρ-value

0,031 yang berarti < α(0,05). Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa

terdapat hubungan yang bermakna antara Dukungan Suami Dengan Rendahnya

Pemakaian Alat Kontrasepsi Implan Di Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Tinggi

Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2019.

Berdasarkan uji regresi logistik berganda diperoleh hasil bahwa variabel

dukungan suami memiliki pengaruh terhadap rendahnya pemakaian alat

kontrasepsi implan dukungan suami dengan nilai sig=0,022, dengan nilai Exp/OR

(B) =0,266, yang artinya dukungan suami berpengaruh atau berpeluang 0,022 kali

dapat mempengaruhi penggunaan KB implan.

Penelitian yang dilakukan oleh Rohani, menunjukkan hubungan dukungan

suami terhadap pemilihan alat kontrasepsi implan, diperoleh data responden

yang mendapat dukungan suamisebanyak 100 orang terdiri dari 61 orang

responden yang memakai alat kontrasepsi implan dan 35 orang responden

yang memakai alat kontrasepsi non implan. Responden yang tidak mendapatkan

dukungan suamisebanyak 78 orang terdiri dari 28 orang responden yang memakai

alat kontrasepsi implan dan 50 responden yang memakai alat kontrasepsi non

implan. (Rohani, 2018)

Menurut Hartanto yang dikutip oleh Fienalia (2011), mengatakan bahwa

kontrasepsi tidak dapat dipakai oleh istri tanpa kerjasama dengan suami dan saling
percaya. Keadaan ideal bahwa suami istri harus bersama memilih metode

kontrasepsi yang terbaik, saling bekerjasama dalam pemakaian, membayar biaya

pengeluaran untuk kontrasepsi dan memperhatikan tanda bahaya pemakaian.

Penelitian yang dilakukan oleh Suyanti (2016), mengatakan bahwa ada hubungan

antara dukungan suami dengan penggunaan alat kontrasepsi implan di Wilayah

Kerja UPTD Puskesmas Sukahaji. Berdasarakan nilai OR diperoleh sebesar 6,5

yang berarti bahwa ibu yang mendapat dukungan dari suami berpeluang 6,5

kali lebih besar akan menggunakan metode kontrasepsi implan dibanding ibu

yang tidak mendapat dukungan dari suami. (Rohani, 2018)

Menururt asumsi peneliti, ada pengaruh dukungan suami dengan

pemakaian alat kontrasepsi implan, dikarenakan dalam memutuskan untuk

memilih alat kontrasepsi jangka panjang harus meminta persetujuan dari suami

agar dalam keluarga tidak terjadi kekonflikkan antara istri dan suami, dan

dukungan dari suami dapat membantu istri dalam segi mengantar ke tempat

pemasangannya.

4.3.5. Hubungan Pekerjaan Dengan Rendahnya Pemakaian Alat


Kontrasepsi Implan Di Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Tinggi
Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2019

Berdasarkan tabel 4.11 dapat diketahui bahwa dari 76 responden di

Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Tinggi Kecamatan Pancur Batu Kabupaten

Deli Serdang Tahun 2019, ibu yang tidak bekerja dan tidak menggunakan KB

implan sebanyak 32 responden (42.1%) dan yang menggunakan KB implan

sebanyak 13 responden (17.1%). Ibu yang bekerja dan tidak menggunakan KB


implan sebanyak 13 responden (17.1%) dan yang menggunakan KB implan

sebanyak 18 responden (23.7%).

Hasil chi-square pada tingkat kepercayaan 95%. Dengan nilai ρ-value

0,021 yang berarti < α(0,05). Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa

terdapat hubungan yang bermakna antara Pekerjaan Dengan Rendahnya

Pemakaian Alat Kontrasepsi Implan Di Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Tinggi

Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2019.

Berdasarkan uji regresi logistik berganda diperoleh hasil bahwa variabel

pekerjaan memiliki pengaruh terhadap rendahnya pemakaian alat kontrasepsi

implan pekerjaan dengan nilai sig=0,051, dengan nilai Exp/OR (B) =2.940 yang

artinya pekerjaan berpengaruh atau berpeluang 2.940 kali dapat mempengaruhi

penggunaan KB implan.

Penelitian yang dilakukan oleh Rohani menunjukkan hubungan pekerjaan

terhadap pemilihan alat kontrasepsi implan, , diperoleh data responden yang

Tidak Bekerja sebanyak 45 orang terdiri dari 18 orang responden yang

memakai alat kontrasepsi implan dan 27 orang responden yang memakai alat

kontrasepsi non implan. Responden yang Bekerja sebanyak 133 orang terdiri dari

71 orang responden yang memakai alat kontrasepsi implan dan 62 orang

responden yang memakai alat kontrasepsi non implan. (Rohani, 2018)

Pekerjaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dalam

pemilihan alat kontrasepsi. Banyak penelitian menemukan bahwa perempuan

yang bekerja dan ikut berpartisipasi dalam menyumbang sumber perekonomian

keluarga cenderung lebih mengatur kesuburannya, dengan memiliki satu anak


atau bahkan tidak sama sekali, persaingan dalam karir dan pekerjaan bahkan

kebijakan dari tempat kerja membuat mereka memilih untuk tidak mempunyai

anak, sehingga mereka harus memilih kontrasepsi yang paling efektif dan

berlangsung dalam waktu yang lama. (Rohani, 2018)

Menurut asumsi peneliti, ada pengaruh pekerjaan dengan penggunaan alat

kontrasepsi implan, karena ibu yang memiliki pekerjaan diluar rumah sebaiknya

menggunakan metode jangka panjang yaitu implan agar pekerjaan dan karir tidak

mengganggu dan seorang anak dirumah tidak terlalu ribet dalam mengurus karena

anak dalam jumlah tidak banyak.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Setelah dilakukan penelitian tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Rendahnya Pemakaian Alat Kontrasepsi Implan di Wilayah Kerja Puskesmas

Gunung Tinggi Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2019,

maka dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Ada hubungan umur ibu dengan Pemakaian Alat Kontrasepsi Implan di

Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Tinggi Kecamatan Pancur Batu

Kabupaten Deli Serdang Tahun 2019

2. Ada hubungan pengetahuan dengan Pemakaian Alat Kontrasepsi Implan di

Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Tinggi Kecamatan Pancur Batu

Kabupaten Deli Serdang Tahun 2019

3. Ada hubungan paritas dengan Pemakaian Alat Kontrasepsi Implan di

Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Tinggi Kecamatan Pancur Batu

Kabupaten Deli Serdang Tahun 2019

4. Ada hubungan dukungan suami dengan Pemakaian Alat Kontrasepsi Implan

di Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Tinggi Kecamatan Pancur Batu

Kabupaten Deli Serdang Tahun 2019

5. Ada hubungan pekerjaan dengan Pemakaian Alat Kontrasepsi Implan di

Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Tinggi Kecamatan Pancur Batu

Kabupaten Deli Serdang Tahun 2019


6. Berdasarkan hasil uji regresi logistik berganda variabel dukungan suami

memiliki pengaruh yang sangat erat terhadap penggunaan alat kontrasepsi

implan dengan nilai sig 0,022, dengan nilai Exp(B)/OR 0,266, yang artinya

dukungan suami sangat berpengaruh atau berpeluang 0,266, kali dapat

mempengaruhi ibu menggunakan alat kontrasepsi implan.

5.2.Saran

5.2.1. Bagi Teoritis

1. Semoga hasil penelitian ini dapat membantu untuk memambah wawasan dan

manfaat bagi mahasiswa khususnya Studi D-IV Kebidanan Poltekkes Medan

tentang faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya pemakaian alat

kontrasepsi implan.

2. Dapat menjadi referensi dan menambah daftar pustakan sebagai sumber

informasi bagi penelitian selanjutnya.

5.2.2. Bagi Praktis

1. Bagi Responden

Semoga PUS dapat mengetahui fungsi dan arti alat kontrasepsi implan dan

jumlah ibu yang menggunakannya semakin banyak demi mensejahterakan

kesehatan ibu maupun keluarga

2. Bagi Tempat Penelitian

Dengan adanya hasil penelitian semoga PUS di Puskesmas Gunung Tinggi

semakin banyak yang menggunakan KB imlpan dan lebih mengetahui setiap

kegunaan alat kontrasepsi dengan melakukan penyuluhan mengenai KB

implan.

Anda mungkin juga menyukai