Anda di halaman 1dari 2

kenaikan pangkat bidan memerlukan beberapa persyaratan diantaranya adalah :

kenaikan pangkat bidan ahli


persyaratan kenaikan pangkat bidan ahli adalah sama dengan bidan terampil perbedaannya adalah butir
kegiatan DUPAK bidan yang tidak sama, beberapa bidan mengeluhkan untuk butir kegiatan nilainya kecil
kecil kecuali untuk item yang patologi nilainya lumayan agak besar. sehingga beberapa bidan mengeluh
agak sulit untuk mengumpulkan nilainya dalam persyaratan naik pangkat namun ada trik bagaimana kita
mencukupkan nilai agar memenuhi persyaratan dan tampak wajar Ya intinya adalah tampak wajar.
syarat kenaikan pangkat bidan
berbicara syarat kenaikan pangkat bidan antara bidan terampil dan bidan ahli tidaklah berbeda hanya
hanya butir kegiatannya saja yang berbeda beserta dengan nilai-nilainya atau kredit poinnya. berikut
adalah persyaratan kenaikan pangkat bidan secara umum yang harus dipenuhi antara lain :

kenaikan pangkat fungsional bidan


setiap pegawai negeri mempunyai fungsional yang terbagi tas fungsional umum dan fungsional tertentu.
fungsional umum identik dengan pejabat di bagian struktural sedangkan fungsional khusus identik
dengan bagian pelayanan khusus. demikian juga bidan jika bidan bertugas di bagian struktural maka
fungsional bidan menjadi fungsional umum sementara bidan yang tetap melayani atau kontak langsung
dengan pasien dikategorikan fungsional fungsional khusus.
dalam kenaikan pangkat bidan fungsional khusus maka menggunakan dupak bidan dengan butir-butir
dan angka kreditnya

peraturan kenaikan pangkat bidan


peraturan terakhir yang mengatur kenaikan pangkat bidan dan mekanismenya menggunakan Peraturan
Menteri Kesehatan/ Permenkes No 551 2009 tentang Juknis Jabfung Bidan Dan Angka Kreditnya.

kenaikan pangkat pns bidan


Bagi bidan PNS kenaikan pangkat dan golongan untuk yang berpendidikan D3 atau bidan terampil
mentok di III.D dengan jenjang bidan penyelia, sementara untuk bidan ahli atau yang berpendidikan S1
atau yang disetarakan bisa mencapai golongan IV.A dengan jenjang bidan ahli Madya

juknis kenaikan pangkat bidan


mekanisme kenaikan pangkat bidan diatur dalam peraturan menteri kesehatan/ Permenkes No 551
2009 tentang Juknis Jabfung Bidan Dan Angka Kreditnya. petunjuk teknis atau juknis kenaikan pangkat
bidan diatur didalam peraturan di atas dan merupakan peraturan terakhir yang digunakan hingga kini.

dupak kenaikan pangkat bidan


daftar usulan penilaian angka kredit atau disingkat Dupak kenaikan pangkat bidan secara detail diatur
dalam peraturan Menteri Kesehatan/Permenkes No 551 2009 tentang Juknis Jabfung Bidan Dan Angka
Kreditnya.
dimulai dari butir-butir kegiatan harian beserta angka kreditnya yang kemudian dijumlahkan pada akhir
bulan, hasil penjumlahan kegiatan pada tiap item di akhir bulan dikalikan angka kredit pada poin atau
item yang dikerjakan akan menjadi angka kredit yang diklaim oleh bidan atau pengusul. setiap bulan
bidan akan menuangkan kegiatan yang dikerjakan dalam pom bulanan kemudian setiap enam bulan
dirangkum menjadi semesteran tiap 2 semester nilai disatukan atau dijumlahkan dan dituangkan ke
dalam daftar usulan penetapan angka kredit atau Dupak bidan. kemudian Dupak yang dikumpulkan
minimal 2 tahun jika nilai yang terkumpul memenuhi syarat untuk kenaikan pangkat berikutnya maka
bidan tersebut bisa mengusulkan untuk kenaikan pangkat namun jika nilainya belum cukup maka bidan
tersebut melanjutkan membuat semester berikutnya sehingga nilainya cukup untuk naik pada golongan
yang akan diusulkan

angka kredit kenaikan pangkat bidan


kebutuhan nilai angka kredit para bidan untuk mengusulkan kenaikan pangkat pada tiap golongan
pangkat yang akan diusulkan memerlukan nilai tertentu yang harus dicapai. kecukupan angka kredit
kenaikan pangkat bidan baik bidan terampil maupun bidan ahli dapat dilihat pada tabel berikut

jumlah angka kredit kenaikan pangkat bidan


persyaratan yang menentukan jumlah angka kredit yang harus dicapai para bidan agar memenuhi
persyaratan untuk diusulkan kenaikan pangkat yang ditunjukkan tabel di atas secara garis besar dibagi
dalam dua kategori yaitu unsur utama dan unsur penunjang di mana unsur utama dan unsur penunjang
dibagi dalam proporsi yaitu unsur penunjang maksimal 20% atau unsur utama 80% boleh lebih tidak
boleh kurang. prinsipnya unsur penunjang tidak boleh melebihi 20%.

Anda mungkin juga menyukai