TAHUN 2013
PENGERTIAN Pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
untuk ibu selama masa kehamilannya.
TUJUAN Meningkatkan jangkauan serta mutu pelayanan antenatal
secara efektif dan efisien.
KEBIJAKAN Dalam peningkatan pelayanan antenatal sesuai standar bagi
seluruh ibu hamil di semua fasilitas kesehatan meliputi 10 T :
1. Timbang BB dan ukur TB
2. Ukur TB
3. Ukur LILA
4. Ukur TFU
5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin
6. Skrining status imunisasi
7. Pemberian Fe minimal 90 tablet selama kehamilan
8. Tes Laboratorium à rutin dan khusus
9. Tatalaksana kasus
10. Temu wicara (konseling + P4K serta KB pasca persalinan
PERSIAPAN Persiapan Alat dan bahan:
1. Sabun dan air mengalir untuk cuci tangan
2. Register Kohort Ibu, Buku KIA, SOAP
3. Gestogram
4. Timbangan Dewasa
5. Pengukur TB
6. Tensimeter
7. Stetoskop
8. Stetoskop janin (pena?)
9. Fe Tablet-Folat
10. Hb meter
11. Vaksin TT
12. Peralatan suntik
13. Sarung Tangan
14. Surat Rujukan
15. Lab protein urin + gula darah urin
PROSEDUR Gambaran Klinis
1
Ukur berat à biasanya naik 9-12 kg selama hamil
Ukur TB à TB < 145 cm à persalinan waspada
Ukur Tekanan Darah à bila TD ≥ 140/90 mmHg à ukur
ulang, istirahat baring 20 menit.
Ukur status gizi à LILA < 23,5 cm à nilai KEK
Ukur TFU (TFU 20 cm: Usia Hamil 20 minggu, TFU 24
cm : Usia Hamil 24 minggu, TFU 28 cm : Usia Hamil 28
minggu, TFU 32 cm : Usia Hamil 32 minggu, TFU 34-36
cm : Usia Hamil 36 minggu.
Tentukan presentasi janin, DJJ mulai 20 minggu Normal :
120-160 kali/menit. Tanyakan gerakan janin
Skrining status imunisasi (diberikan pada TM II)
Tes laboratorium (Rutin : Hb, golongan darah, protein, gula
darah urin. Khusus : Hepatitis B, HIV, Sifilis, Malaria,
TBC, Kecacingan, Thalasemia
Tatalaksana kasus à sesuai yang ditemukan
Temu wicara (konseling) dan P4K
UNIT TERKAIT Gizi, Laboratorium, Rontgen
SUMBER Pedoman PWS-KIA, Depkes Tahun 2010
2
PEMERINTAH KABUPATEN BLORA
D I N A S K E S E H ATA N
JALAN DR. SUTOMO NO. 40 TELP (0296)5321127BLORA
(………………………………)
NIP. ………………………..
3
PERSIAPAN Tensimeter dan stetoskop
Timbangan bayi
Sarung tangan
Termometer
Tali pengikat tali pusat
Sabun untuk cuci tangan
Orsitosika dan alat suntik
Obat antibiotik, analgesik dan tablet tambah darah
Register
4
PEMERINTAHKABUPATEN BLORA
D I N A S K E S E H ATA N
JALAN DR. SUTOMO NO. 40 TELP. (0296) 5321127BLORA
Puskesmas Suntik KB
…………………………
No.Rev : - Hal.1/1
(………………………)
NIP. …………………
5
KEBIJAKAN Setiap PUS berhak mendapatkan perlindungan kehamilan
dan mendapatkan pelayanan KB
PERSIAPAN - Tensimeter
- Timbangan
- Obat suntikan 3 bulan
- Obat suntikan 1 bulan
- Spuit 5 cc/ 3 cc
- Alkohol 70%
- Sarung Tangan
- Register KB + kartu akseptor KB
No. Kode :
STANDAR Terbitan :
No. Revisi :
PROSEDUR
Tgl. Mulai Berlaku:
OPERASIONAL Halaman :
Puskesmas Hypotermi
……………… No.Rev : - Hal.1/2
Tanggal Terbit, Ditetapkan,
(tgl/bln/thn) Kepala Puskesmas
…………….
(…………………………)
NIP. ………………………
6
PENGERTIAN Hipotermia adalah suatu keadaan dimana suhu tubuh berada di
bawah 35 derajat celcius. Sedangkan Hipotermi menurut Rutter
tahun 1999 adalah suhu inti tubuh dibawah 36 derajat celcius.
7
Dalam keadaan berat, denyut jantung bayi menurun dan kulit
tubuh baayi yang mengeras (sklerema)
Penanganan hipotermi bayu baru lahir
Bayi yang mengalami hipotermi biasanya mudah sekali meninggal.
Tindakan yang harus dilakukan adalah segera menghangatkan bayi
di dalam inkubator atau melalui penyinaran lampu.
Cara lain yang sangat sederhana dan mudah dikerjakan oleh setiap
orang adalah menghangatkan bayi melalu panas tubuh bayi.
Bila tubuh bayi masih dingin masih dingin, gunakan selimut atau kain
hangat yang disetrika terlebih dahulu yang digunakan untuk menutupi
tubuh bayi dan ibu. Lakukanlah berulang kali sampai tubuh bayi
hangat.
Biasanya bayi hipotermi menderita hipoglikemia , sehingga bayi harus
diberi ASI sedikit – sedikit sesering mungkin . Bila bayi tidak
menghisap , beri infuse glukosa / dektrose 10% sebanyak 60 – 80 ml
/kg per hari.
Komplikasi
Hipoglikemia
Asidosis metabolic
Kematian
8
No. Kode :
STANDAR Terbitan :
No. Revisi :
PROSEDUR
Tgl. Mulai Berlaku:
OPERASIONAL Halaman :
Puskesmas Hypoglikemia
…………………… No.Rev : - Hal.1/2
(……………………………)
9
NIP. ………………………
PENGERTIAN Hipoglikemia adalah suatu keadaan dimana kadar gula darah
(glukosa) secara abnormal rendah Istilah hepoglikemia
digunakan bila kadar gula darah bayi secara bermakna
dibawah kadar rata-rata. Dikatakan hepoglikemia bila kadar
glukosa darah kurang dari 30 mg/dl pada semua neonatus
tanpa menilai masa gestasi atau ada tidaknya gejala
hepoglikemia. Umumnya hepoglikemia terjadi pada neonatus
umur 1 – 2 jam. Hal ini disebabkan oleh karena bayi tidak
mendapatkan lagi glukosa dari ibu, sedangkan insulin plasma
masih tinggi dengan kadar glukosa darah yang menurun
dalam keadaan normal, tubuh mempertahankan kadar gula
darah antara 70-110 mg/dL.
Hipoglikemia adalah keadaan dimana kadar glukosa darah <
60 mg/dL ,atau kadar glukosa darah ,<80 mg/dL,dengan
gejala klinis
TUJUAN Sebagai acuan dalam penatalaksanaan hypoglikemia di
puskesmas
KEBIJAKAN - Dokter umun
- Paramedis terampil
PERSIAPAN - Timbangan Bayi
- Termometer
- Alat ukur kadar gula darah
PROSEDUR Faktor-faktor penyebab hipoglikemia adalah:
1. Pelepasan insulin yang berlebihan oleh pankreas
sehingga menurunkan kadar gula.darah
2. Dosis insulin terlalu tinggi yang diberikan kepada
penderita diabetes untuk menurunkan kadar gula darahnya
3. Kelainan pada kelenjar hipofisa atau kelenjar adrenal
4. Kelainan pada penyimpanan karbohidrat atau
pembentukan glukosa di hati.
Hipoglikemia biasanya terjadi jika seorang bayi pada saat
dilahirkan memiliki cadangan glukosa yang rendah (yang
disimpan dalam bentuk glikogen).
Penyebab lainnya adalah:
Prematuritas
Post-maturitas
Tanda dan Gejala
Letargi
Tidak mau menyusu
Kejang
Penurunan tingkat kesadaran
Penatalaksanaan
10
mereka simtomatik.Yang terutama saran untuk menyusui dan
intervensi tidak boleh didasarkan pada konsentrasi glukosa
darah.
Bayi yang mengalami komplikasi neurologis hipoglikemia
dapat dengan mudah diidentifikasi dan harus dipantau pada :
Usia bayi kurang dari gestasi 37 minggu
Berat badan kurang dari 2,5 kg
Bayi dari ibu penderita diabetes
Bayi dengan sepsis atau hipoksia setelah perinatal
Pencegahan penting yang dilakukan :
Pengendalian suhu yang adekuat – tetap hangat
Menyusu sejak awal (dalam 1 jam kelahiran) dengan 100
ml/kg/jika diberikan susu formula
Pemberian susu secara sering ( setiap 3 jam atau kurang )
Pemeriksaan glukosa darah segera sebelum pemberian air
susu kedua kalinya dan kemudian setiap 4 – 6 jam.
Komplikasi
Kerusakan otak
Koma
Kematian
11
No. Kode :
STANDAR
Terbitan :
PROSEDUR
OPERASIONAL No. Revisi :
Halaman :
12
(…………………………)
NIP. ……………………
PERSIAPAN - Stetoskop
- Termometer
- Timbangan bayi
- Buku KIA
- Formulir MTBS
- Rekam Medik
PROSEDUR Anamnesa
13
- Respirasi (menghitung nafas)/
- Derajat dehidrasi
- Suhu tubuh
- Keluhan tambahan
- Lamanya sakit
- Respirasi
- Derajat dehidrasi
- Suhu tubuh
- Telinga
- Status gizi
14
UNIT
TERKAIT
SUMBER Modul MTBS Revisi 2008, Departemen Kesehatan RI Tahun 2008
15
No. Kode :
STANDAR
Terbitan :
PROSEDUR
OPERASIONAL No. Revisi :
Halaman :
(……………………………)
NIP. ………………………
16
- Register KIA
- Status Ibu
- Tekanan darah tinggi (Sistole > 140 mmHg, diastole > 90 mmHg)
- Eklampsia
- Perdarahan pervaginam
- Persalinan premature
17
- Kehamilan ganda
SUMBER Buku Kesehatan Ibu dan Anak, Dinas Kesehatan Kota Malang, 2007
18
No. Kode :
STANDAR
Terbitan :
PROSEDUR
OPERASIONAL No. Revisi :
Halaman :
19
(…………………………)
NIP. ………………………
PENGERTIAN AKDR adalah kontrasepsi yang terbuat dari plastik yang berbentuk
spiral (lippes loop) atau berbentuk lain (Copper T CU 200, Copper T
220 atau ML CU 250) yang di pasang dalam rahim dengan memakai
alat khusus khusus oleh dokter atau bidan/ paramedis lain yang sudah
dilatih.
TUJUAN Untuk mengatur jarak kehamilan
6. Tenakulum
7. Bengkok
8. Kom kecil
20
9. Betadine
10. Kasa
11. Korentang
12. Gunting
13. Ember
Persiapan lingkungan
1. Pasang sampiran
2. Atur pencahayaan jika perlu
Persiapan penolong
Cuci tangan secara 7 langkah menggunakan sabun dibawah air yang
mengalir
21
11. Jepit serviks dengan tenakulum (pada posisi pukul 12) secara hati-hati
12. Masukkan sonde uterus dengan teknik tidak menyentuh (no touch
technique) yaitu secara hati-hati memasukkan sonde kedalam
rongga uterus dengan sekali masuk tanpa meyentuh dinding vagina
ataupun bibir speculum
13. Tentukan posisi dan kedalaman rongga uterus
14. Keluarkan sonde dan ukurkan kedalaman rongga uterus pada
tabung inserter yang masih berada didalam kemasan sterilnya
dengan menggeser leher biru pada tabung inserter, kemudian buka
seluruh plastik penutup kemasan.
15. Keluarkan inserter dari tempat kemasannya tanpa menyentuh
permukaan yang steril, hati-hati jangan sampai pendorongnya
terdorong (lengan IUD akan lepas dari inserter) atau pendorongnya
terjatuh
16.Pegang inserter sedemikian sehingga leher biru dalam posisi horizontal
(sejajar arah lengan IUD), kemudian masukkan tabung inserter secara
hati-hati (no touch technique) kedalam uterus sampai leher biru
tersebut meyentuh serviks sampai terasa ada tahanan
17. Pegang serta tahan tenakulum dan pendorong dengan satu tangan
18. Lepaskan lengan IUD dengan menggunakan teknik withdrawal
yaitu menarik keluar tabung inserter sampai pangkal pendorong
dengan tetap menahan pendorong (pendorong tidak boleh bergerak)
19. Keluarkan pendorong dari tabung inserter, kemudian inserter
didorong kembali keserviks sampai leher biru meyentuh serviks
atau terasa ada tahanan
20. Keluarkan sebagian dari tabung inserter dan gunting benang IUD
kurang lebih 3-4 cmdari sekviks
21. Keluarkan seluruh tabung inserter
22. Lepaskan tenakulum dengan hati-hati
23. Periksa serviks dan bila ada perdarahan dari tempat bekas jepitan
tenakulum, tekan dengan kasa selama 30-60 detik
24. Keluarkan speculum dengan hati-hati
25. Rendam seluruh peralatan yang sudah dipakai dengan larutan
klorin 0,5% selama 10 menit untuk dekontaminasi
26. Buang bahan yang sudahtidak dipakai lagi ketempat yang sudah
disediakan, untuk sarung tangan pakai ulang celupkan kedua sarung
tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan klorin
0,5% kemudian lepaskan cara membaliknya dan rendam dalam
larutan klorin tersebut
27. Cuci tangan dengan air dan sabun
28. Lakukan pencatatan
22
SUMBER Buku Pedoman Petugas Fasilitas Pelayanan KB, Buku Panduan Praktis
Pelayanan Kontrasepsi
No. Kode :
STANDAR
Terbitan :
PROSEDUR
OPERASIONAL No. Revisi :
Halaman :
(…………………………)
NIP. ………………………
23
Daya guna tinggi, perlindungan jangka panjang, pengembalian tingkat
kesuburan yang cepat setelah pencabutan, tidak memerlukan
pemeriksaan dalam, bebas dari pengaruh estrogen, tidak mengganggu
ASI, tidak mengganggu kegiatan senggama dapat dicabut setiap saat
sesuai dengan kebutuhan.
KEBIJAKAN - Dokter yang sudah terlatih
- Bidan yang sudah terlatih
PERSIAPAN Alat :
1. Sabun antiseptik
2. Kasa steril
3. Cairan antiseptik
4. Kain steril yang berlubang
5. Obat anestesi lokal
6. Semprit dan jarum suntik
7. Trokar dan pendorongnya
8. Sepasang handscoon steril
9. Satu set kapsul implant (2 kapsul)
24
Pastikan bahwa peralatan yang steril atau telah di disinfeksi
tingkat tinggi sudah tersedia.
Buka peralatan steril dari kemasannya
Buka kemasan implant 2 plus dan jatuhkan ke dalam mangkok
kecil yang steril (pastikan trokar dan kapsul implant berada dalam
selubung plastik dan pendorongnya dalam kondisi baik)
PROSEDUR Cuci tangan dengan air dan sabun, keringkan dengan kain bersih
pakai sarung tangan steril
Usap tempat pemasangan dengan larutan antiseptic, gerakkan ke arah
luar secara melingkar dengan diameter 10-15 cm dan biarkan kering
25
Putar (berlawanan dengan arah jarum jam) pendorong hingga 180°
hingga terbebas dari tahanan dan ujungnya memasuki jalur tempat
kapsul.
Tahan pendorong dan tarik trokar ke arah pangkal pendorong
untuk menempatkan kapsul kedua pada tempatnya.
Tahan ujung kapsul kedua yang sudah terpasang dibawah kulit,
tarik trokar dan pendorong hingga keluar dari luka insisi
Raba kapsul dibawah kulit untuk memastikan kedua kapsul
implant telah terpasang baik pada posisinya
Raba daerah insisi untuk memastikan seluruh kapsul berada jauh
dari luka insisi
Tekan tempat insisi dengan kasa untuk menghentikan perdarahan.
Dekatkan ujung-ujung insisi dan tutup dengan band-aid
Beri balut tekan untuk mencegah perdarahan dibawah kulit/memar
bawah kulit
Letakkan semua peralatan dalam klorin, kemudian buka dan
rendam selama 10 menit
Cuci tangan dengan sabun dan air, kemudian keringkan
Gambarkan letak kapsul pada rekam medik’lakukan observasi
selama 5 menit sebelum memperbolehkan klien pulang
UNIT TERKAIT KIA
26
PEMERINTAH KABUPATEN BLORA
D I N A S K E S E H ATA N
JALAN DR. SUTOMO NO. 40 TELP. (0296) 5321127 BLORA
(……………………………)
NIP. ………………………
27
- Ganti cara dalam memilih akseptor yang sesuai dgn pasien inginkan
PERSIAPAN Peralatan:
- Meja periksa
- Sabun
- Kain penutup operasi steril
- 3 mangkok steril atau DDT (1 untuk larutan antiseptic, 1 tempat air
mendidih/steril yang berisi kapas bulat untuk membersihkan bedak
dari sarung tangan dan 1 lagi untuk klorin 0,5% untuk
dekontaminasi kapsul yang sudah dicabut
- Sarung tangan steril / DTT
- Larutan antiseptik
- Anestesi lokal
- Spuit 3 cc
- Skapel no 11
- Klem lengkung dan lurus (mosquito & crik)
- Band aid / kasa steril dengan plester
- Kassa pembalut
- Efinefrin untuk syok anafilaktik
1. Tanyakan pada klien alasan ingin mencabut implant-2
2. Tanyakan apakah sudah mengetahui prosedur pencabutan implant-
3. Tanyakan tentang adanya reaksi alergi terhadap obat anestesi
28
8. Buka peralatan steril dari kemasannya\
PROSEDUR - Cuci tangan dengan air dan sabun, keringkan dengan kain bersih
- Pakai sarung tangan steril, bila sarung tangan diberi bedak hapus
bedak dengan menggunakan kasa yang telah dicelupkan ke dalam
air steril
- Siapkan peralatan dan bahan-bahan yang diperlukan
- Usap tempat pemasangan dengan larutan antiseptik, gerakan ke
arah luar secara melingkar seluas dengan diameter 10-15 cm dan
biarkan kering
- Pasang kain penutup steril/DTT disekeliling lengan klien
(Lanjut ke Tabel Penuntun Belajar Dasar Keterampilan Mencabut
Implan-2 Kapsul)
UNIT TERKAIT KIA
29
PEMERINTAHKABUPATEN BLORA
D I N A S K E S E H ATA N
JALAN DR. SUTOMO NO. 40 TELP. (0296) 5321127 BLORA
30
a) Suntikkan anestesi lokal (0,3 cc) intrakutan ditempat insisi dan 1 cc
subdermal di bawah ujung kapsul (¼ panjang kapsul)
b) Uji efek anestesinya sebelum membuat insisi pada kulit
c) Tentukan lokasi insisi pada kulit diantara kapsul 1 dan 2 lebih kurang
3 mm dari ujung kapsul dekat siku
d) Lakukan insisi vertical di sekitar 3 mm dari ujung kapsul
(setelah ditampilkan dengan melakukan infiltrasi Lidokain 1% pada
bagian bawah ujung kapsul)
e) Jepit batang kapsul pada bagian yang sudah diidentifikasi
menggunakan klem “U” (klem fiksasi) dan pastikan jepitan ini
mencakup sebagian besar diameter kapsul
f) Angkat klem “U” untuk mempresentasikan ujung kapsul dengan
baik, kemudian tusukkan ujung klem diseksi pada jaringan ikat yang
melingkupi ujung kapsul
g) Sambil mempertahankan ujung kapsul dengan klem fiksasi, lebarkan
luka tusuk dan bersihkan jaringan ikat yang melingkupi ujung kapsul
sehingga bagian tersebut dapat dibebaskan dan tampak dengan jelas
5 Beri petunjuk pada klien cara merawat luka. Anjurkan pada klien utnuk
segera kembali ke klinik bila ada nanah atau darah keluar dari luka insisi
6 Masukkan klorin 0,5% dalam tabung suntik dan rendam alat suntik
tersebut dalam larutan klorin selama sepuluh menit
7 Letakkan semua peralatan dalam larutan klorin selama sepuluh menit
untuk dekontaminasi
31
8 Buang peralatan dan bahan habis pakai (kasa, kapas, sarung tangan/alat suntik
sekali pakai dan kapsul Implan-2) ke tempat atau wadah sampah medic
9 Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan
klorin 10%, buka dan rendam selama sepuluh menit
10 Cuci tangan dengan sabun dan air, kemudian keringkan dengan kain bersih
No. Kode :
STANDAR
PROSEDUR Terbitan :
OPERASIONAL
No. Revisi :
Halaman :
(……………………………)
NIP. ……………………
PENGERTIAN Gizi buruk adalah status gizi menurut badan badan (BB) dan tinggi
badan (TB) dengan Z-score <-3 dan atau dengan tanda-tanda klinis
(marasmus, kwashiorkor, dan marasmus-kwasiorkor).
TUJUAN Sebagai acuan dalam penatalaksanaan kasus anak gizi buruk
KEBIJAKAN - Dokter
- Petugas Gizi
- Bidan/perawat
PERSIAPAN Peralatan :
- Timbangan bayi yang berfungsi baik
- Timbangan anak yang berfungsi baik
- Catatan pemantauan berat badan/KMS
32
- Tabel BB/TB-PB sesuai WHO 2005
Bahan Makanan :
Tersedia bahan makanan untuk membuat Resomal / F-100 / F-135
dan modifikasi. Resomal terdiri dari Oralit, gula pasir, mineral
mix.
F 100 / F 135 : Ada bahan makanan berupa Susu Skim, Gula
Pasir, Minyak sayur, mineral mix dan bahan lain sesuai
modifikasi.
Obat-obatan :
Diamati ketersediaan obat-obatan sebagai berikut :
1. Cairan infus : glukosa/dextrose 10%, Ringer Laktat, Ringer
Dextrosa 5%
2. Mineral Mix
3. Vitamin A 200.000 IU
4. Vitamin A 100.000 IU
5. Oralit
6. Preparet yang mengandung Fe berupa tablet atau sirup
7. Asam folat
33
c. Pada status pasien/rekam medis ditulis hasil penimbangan
berat badan, pengukuran tinggi badan atau panjang badan
dan ditentukan status gizi berdasarkan standar BB/TB atau
BB/PB (WHO 2005)
d. Pada status pasien/rekam medis ditulis hasil pemeriksaan
glukosa darah dan Haemoglobin (Hb)
e. Pada status pasien/rekam medis ditulis hasil pemeriksaan
tanda bahaya :
- Renjatan/Syok
- Letargis
- Diare dan atau muntah dan atau dehidrasi
Dan tanda penting seperti hipoglikemia, hipotermia
Kondisi I bila ditemukan renjatan/syok, letargis, diare dan atau
muntah dan atau dehidrasi
Kondisi II bila ditemukan letargis, diare dan atau muntah dan
atau dehidrasi
Kondisi III bila ditemukan diare dan atau muntah dan atau
dehidrasi
Kondisi IV bila ditemukan letargis
Kondisi V bila tidak ditemukan tanda bahaya dan tanda penting
tersebut di atas.
f. Pada status pasien/rekam medis ditulis hasil pemeriksaan
penyakit penyerta/penyulit seperti ISPA, pneumonia, diare
persisten, cacingan, tuberculosis, malaria, HIV/AIDS dan
penyakit yang lain
g. Ditegakkan diagnosis kerja berdasarkan diagnosis klinis,
diagnosis gizi dan kondisi anak
Diagnosis klinis : ISPA, pneumonia, diare persisten dll
36
PUSKESMA Pelayanan Rawat Jalan Gigi
S
No.Rev : - Hal.1/1
(.........................................)
NIP……………………
37
Sudah diobati/belum
Pemeriksaan
E.O : Pipi : dilihat, diraba ada kelainan/tidakBibir : dilihat,diraba ada kelainan/tidak
Kel.Lymphe di leher : dilihat,diraba ada kelainan/tidak
I.O: Gigi geligi warna,posisi,karies,bentuk/ukurankelainan
mukosapipi(ulcus,lesi,radang )
Langit-langit keras (Kista,celah langit,tumor tonus,eksostosis)Dasar mulut
(bengkak,kista,ranula)
I I I . D I A G N O S A
I V. R E N C A N A P E R AWA T A N
Pemberian premedikasi yang diperlukan
Sumber
No.Rev : - Hal.1/1
(.........................................)
NIP………………………..
Pengertian Pencabutan Gigi adalalah mengangkat gigi dari soketnya yang
dilakukan pada gigi anak yang akan di gantikan oleh gigi permanen
Tujuan - Menghindari gigi berjejal
- Mengangkat sisa gigi susu sebagai tempat pertumbuhan gigi
permanen
Kebijakan 1. Dokter Gigi
2. Perawat gigi yang diizinkan melaksanakan prosedur penatalaksanaan
kepada pasien yang hanya memerlukan rawat jalan gigi
Persiapan 1. Rekam medis
2. Standar instrument
3. Bahan Anasthesi
4. Tang pencabutan
Prosedur Gambaran Klinis
Gigi susu yang sudah mobility dan umur anak sudah cukup untuk
tumbuh gigi permanen
Gigi persistensi pada anak-anak
Prosedur:
Semprotkan chlor etil pada kapas hingga membentuk Kristal salju
Tempelkan kapas pada gusi di gigi yang akan di cabut
Aplikasikan tang pada gigi tersebut
Cabut gigi tersebut
Gigit tampon selama 15 menit
Edukasi pasien utk tidak di hisap-hisap, kumur-kumur.
Pengobatan :
Pre pencabutan dan pasca pencabutan diberikan vitamin
Unit Terkait Gizi, Laboratorium, Rontgen
Sumber
PEMERINTAHKABUPATEN BLORA
39
D I N A S K E S E H ATA N
JALAN DR. SUTOMO NO. 40 TELP. (0296) 5321127 BLORA
(.....................................)
NIP……………….
Pengertian Pencabutan Gigi adalah suatu tindakan mengangkat gigi dari soketnya
Tujuan Menghilangkan penyakit pada gigi dan keluhannya
Kebijakan 1. Dokter Gigi
2. Perawat gigi yang diizinkan melaksanakan prosedur penatalaksanaan
kepada pasien yang hanya memerlukan rawat jalan gigi
Persiapan 1. Rekam medis
2. Standar instrument
3. Bahan Anasthesi
4. Tang pencabutan
5. Bein
6. Cryer, apabila diperlukan
Prosedur Gambaran Klinis
Gigi yang tidak bisa lagi ditumpat
Gigi yang tinggal radik
Prosedur :
Tensi pasien
Jika hasil tensi normal lakukan anasthesi pada gigi yang akan di
cabut
Aplikasikan bein sampai gigi mobility
Aplikasikan tang pencabutan
Exo gigi
Pengobatan :
Pre pencabutan dan pasca pencabutan diberikan
antibiotik,analgetik,vitamin, As.Traneksamat (apabila banyak
darah setelah di cabut), anti inflamasi.
Unit Terkait Gizi, Laboratorium, Rontgen
Sumber
40
D I N A S K E S E H ATA N
JALAN DR. SUTOMO NO. 40 TELP. (0296) 5321127 BLORA
(........................................
.)
NIP……………………
….
Pengertian Pencabutan Gigi adalalah mengangkat gigi dari soketnya yang
dilakukan pada gigi anak yang akan di gantikan oleh gigi permanen
Tujuan - Menghindari gigi berjejal
- Mengangkat sisa gigi susu sebagai tempat pertumbuhan gigi
permanen
Kebijakan 1. Dokter Gigi
2. Perawat gigi yang diizinkan melaksanakan prosedur penatalaksanaan
kepada pasien yang hanya memerlukan rawat jalan gigi
Persiapan 1. Rekam medis
2. Standar instrument
3. Bahan Anasthesi
4. Tang pencabutan
Prosedur Gambaran Klinis
Gigi susu yang sudah mobility dan umur anak sudah cukup untuk
tumbuh gigi permanen
Gigi persistensi pada anak-anak
Prosedur:
Semprotkan chlor etil pada kapas hingga membentuk Kristal
salju
Tempelkan kapas pada gusi di gigi yang akan di cabut
Aplikasikan tang pada gigi tersebut
Cabut gigi tersebut
Gigit tampon selama 15 menit
Edukasi pasien utk tidak di hisap-hisap, kumur-kumur.
Pengobatan :
Pre pencabutan dan pasca pencabutan diberikan vitamin
Unit Terkait Gizi, Laboratorium, Rontgen
Sumber
No.Rev : - Hal.1/1
(.......................................)
NIP…………………
Pengertian Adanya luka pada jaringan lunak di rongga mulut
Sumber
42
PEMERINTAHKABUPATEN BLORA
D I N A S K E S E H ATA N
JALAN DR. SUTOMO NO. 40 TELP. (0296) 5321127 BLORA
(......................................)
NIP………………..
Pengertian Metode tumpatan pada kavita gigi adalah suatu ilmu untuk mencegah,
merawat dan merestorasi penyakit, kerusakan dan kelainan yang
mengenai jaringan keras dan lunak gigi.
Tujuan Untuk mengembalikan fungsi, bentuk, estetika dan perlindungan
jaringan pendukung gigi serta mempertahankan gigi selama mungkin.
Kebijakan 1. Dokter Gigi
2. Perawat gigi yang diizinkan melaksanakan prosedur penatalaksanaan
kepada pasien yang hanya memerlukan rawat jalan gigi
Persiapan 1. Rekam medis
2. Standar instrument, Alat diagnostik
3. Alat dan bahan Konservasi
4. Bahan tambal ( glass ionommer)
Prosedur Gambaran Klinis
Gigi yang masih dapat dilakukan penumpatan dengan glass ionomer
Unit Terkait Giizi, Laboratorium, Rontgen
Sumber
43
PEMERINTAH KABUPATEN BLORA
D I N A S K E S E H ATA N
JALAN DR. SUTOMO NO. 40 TELP. (0296) 5321127 BLORA
(......................................)
NIP……………………
Pengertian Adalah karies yang mengenai bagian servikal gigi anterior dan posterior
Sumber
44
PEMERINTAHKABUPATEN BLORA
D I N A S K E S E H ATA N
JALAN DR. SUTOMO NO. 40 TELP. (0296) 5321127 BLORA
(.....................................)
NIP…………………..
Pengertian Adalah karies yang mengenai permukaan oklusal dan bagian aproksimal
gigi posterior
Tujuan 1. Menghentikan karies / proses kavitasi
2. Memperbaiki kontur gigi
3. Meperbaiki fungsi pengunyahan
Kebijakan 1. Dokter Gigi
2. Perawat gigi yang diizinkan melaksanakan prosedur pnatalaksanaan
kepada pasien yang hanya memerlukan rawat jalan gigi
Persiapan 1. Rekam medis
2. Standar instrument
3. Alat tambal kelas II (amalgam )
4. Alcohol
Prosedur Gambaran Klinis:
Kavitas kelas II, karies pada interdental gigi, kavitas dangkal sampai
dengan sedang, dan belum mencapai pulpa.
Prosedur penatalaksanaan :
1. bersihkan kavitas
2. betuk kavitas sesuai syarat kavitas kelas II
3. sterilkan kavitas
4. persiapkan bahan tambal
5. aplikasikan bahan tambal pada gigi yang bersangkutan
6. bentuk kavitas dengan baik, sehingga tambalan terasa padat, nyaman,
tidak mengganjal
7. jika selesai, beri pasien DHE
Pengobatan
Jika diperlukan bias diberi antibiotic dan analgetik.
Unit Terkait Gizi, Laboratorium, Rontgen
45
Sumber
(......................................)
NIP……………………
Pengertian Adalah karies yang mengenai permukaan oklusal gigi posterior
46
Sumber
(......................................)
NIP…………………
Pengertian Peradangan pulpa gigi jika akut, akan menyebabkan nyeri berdenyut
yang hebat
Tujuan 1. Menghilangkan nyeri akut dari penderita
2. Pemberian obat simtomatis
3. Visite pasien berulang dalam waktu 2 minggu
Kebijakan 1. Dokter Gigi
2. Perawat gigi yang diizinkan melaksanakan prosedur penatalaksanaan
kepada pasien yang hanya memerlukan rawat jalan gigi
Persiapan 1. Rekam medis
2. Standar instrument
3. Tensimeter
Prosedur Gambaran Klinis
Gigi yang sudah non-vital dan sudah mengalami perforasi gigi
Tidak terasa sakit
Sumber
47
EMERINTAH KABUPATEN BLORA
D I N A S K E S E H ATA N
JALAN DR. SUTOMO NO. 40 TELP. (0296) 5321127 BLORA
No.Rev : - Hal.1/1
(......................................)
NIP…………………
Pengertian Merupakan komplikasi pnyembuhan luka pasca pencabutan yang terjadi
karena tidk terbentuknya bekuan darah dan menyebabkan terbukanya
tulang alveolar
Tujuan 1. Menyembuhkan luka
2. Menghilangkan rasa sakit
Kebijakan Dokter Gigi
48
Unit Terkait Gizi, Laboratorium, Rontgen
Sumber
(......................................)
NIP……………………
Pengertian Suatu kondisi inflamasi pulpa ringan sampai sedang yang disebabkan
oleh stimuli, tetapi pulpa mampu kembali pada keadaan tidak
terinflamasi setelah stimuli ditiadakan.
Pengobatan :
1. Karies dibersihkan denngan eskavator
2. Aplikasikan calcyl pada dentin
49
3. Tumpat dengan bahan tambalan sementara, dibiarkan selama 2
minggu
4. Jika keluhan hilang maka dilakukan penumpatan permanen dengan
glas ionomer semen.
Unit Terkait Giizi, Laboratorium, Rontgen
Sumber
PEMERINTAHKABUPATEN BLORA
D I N A S K E S E H ATA N
JALAN DR. SUTOMO NO. 40 TELP. (0296) 5321127 BLORA
(.....................................)
NIP…………………
Pengertian Merupakan inflamasi parah yang tidak bisa akan pulih walaupun
penyebabnya dihilangkan dan lambat atau cepat pulpa akan menjadi
nekrosis
Tujuan Memumifikasikan pulpa dan menngembalikan fungsi gigi
50
Prosedur Gambaran Klinis
Pulpitis irreversible terbagi menjadi 2 :
1. Pulpitis Irreversible akut
Dengan gejala
Ditandai dengan rasa sakit yang timbul secara spontan atau karena
rangsangan panas atau dingin.
Rasa sakit biasanya bertahan beberapa menit sampai berjam-jam.
Rasa sakit sering dilukiskan pasien sebagai rasa sakit yang
menusuk tajam atau mengentak-entak.
Kadang pasien juga merasakan rasa sakit menyebar ke gigi di
dekatnya, ke pelipis, telinga, wilayah yang terkena gigi belakang
2. Pulpitis irreversible kronis
Dengan gejala :
Ditandai dengan rasa sakit yang timbul secara spontan atau karena
rangsangan panas atau dingin.
Rasa sakit timbul sewaktu makan atau kemasukan sisa makanan,
berlangsung terus menerus setiap hari.
Diagnosis :
Pulpitis akut
Pulpitis kronis
Pengobatan :
Kunjungan I :
Karies dibersihkan dengan eskavator
Aplikasikan bahan devitalisasi
Ditutup tambalan sementara
Pasien disuruh datang kembali 3 hari kemudian
Kunjungan II :
Bongkar tambalan sementara
Buka atap pulpa dengan cara bor
Aplikasikan bahan mummifikasi
Tutup dengan tambalan sementara
Pasien disuruh kembali setelah 3 hari
Kunjungan III :
Bongkar tambalan sementara
Buang bahan mummifikasi
Aplikasikan bahan pengisian kamar pulpa
Pasang base, Tutup dengan tambalan glass ionomer
Unit Terkait Gizi, Laboratorium, Rontgen
Sumber
51
PEMERINTAH KABUPATEN BLORA
D I N A S K E S E H ATA N
JALAN DR. SUTOMO NO. 40 TELP. (0296) 5321127 BLORA
PUSKESMAS Ginggivitis
No.Rev : - Hal.1/1
(.......................................)
NIP…………………
Pengertian Inflamasi atau peradangan pada gusi disebabkan oleh buruknya
kebersihan mulut
Tujuan Menghentikan peradangan
52
Prosedur Gambaran Klinis
1. Gusi tampak bengkak, kemerahan, lunak dan mudah berdarah,
biasanya terjadi halitosis
2. Dengan periodontal probe biasanya gusi akan berdarah
3. Gingivitis menyebabkan sulkus gusi / poket bertambah 2-3mm jika
diukur dengan periodontal probe
DIAGNOSIS
Ditegakkan dengan periodontal probe, diukur kedalaman poket 2-3mm,
jika ditekan akan terjadi perdarahan berupa titik pada sulkus gingiva
Pengobatan
Scalling manual pada gigi yang terjadi gingivitis
Lanjutkan dengan spooling
Bila dirasa perlu, sarankan pasien untuk menggunakan obat kumur
DHE kepada pasien agar mampu menjaga kebersihan mulutnya
dengan baik dan benar
Sumber
1. Pemeriksaan Feaces
2. Pemeriksaan Sputum SPS
3. Hitung Jenis Leukosit
4. Hitung Leukosit
5. Pemeriksaan Malaria
6. Pemeriksaan HB Sahli
7. Pemeriksaan Gula Darah Sewaktu
8. Pemeriksaan Warna Urine
9. Pengambilan sampel Urine
10.Pemeriksaan Golongan Darah
11.Pengambilan Sampel Darah Kapiler
12.Pengambilan Sampel Darah Kapiler
53
13.PP Test
14.Laju Endap Darah (LED)
15.Glukose Urine
16.Protein Urine
17.Pemeriksaan Hitung Jumlah Trombosit
18.Pemeriksaan Widal
(..........................................)
NIP. ....................................
PENGERTIAN Sisa hasil pencernaan dan absorbsi dari makanan yang kita makan, dikeluar
kan lewat anus dari saluran cerna. Dalam keadaan normal dua pertiga dari
tinja terdiri dari air dan sisa makanan, zat hasil sekresi saluran pencernaan
epitel usus, bakteri apatogen, asam lemak, urobilin, debrisselulosa gas
indol, skatol, stekobilinogen dan bahan patologis.
TUJUAN Untuk mengetahui adanya sel epitel, makrofag, eritrosit, leukosit, kristal,
sisa makanan, butir lemak, butir karbohidrat, serat tumbuhan, protozoa,
dan telur cacing.
KEBIJAKAN - Dokter
54
- Petugas yang memiliki surat penunjukan tugas
PERSIAPAN - Pot feaces
- Objek glass
- Deg glass
- Mikroskop
- Larutan eosin
- Lidi
PROSEDUR - Taruhlah tinja seujung lidi diatas objek glass
- teteskan larutan eosin diatas tinja tadi kemudian aduk hingga tercampur
- Tutup campuran tersebut dengan menggunakan deg glass
- Baca dengan mikroskop dengan pembesaran 40 x
- laporkan hasil dengan lapangan pandang kecil
UNIT
TERKAIT Laboratorium
SUMBER Penuntun laboratorium Klinik Ganda Soebrata, Kemenkes
(.......................................)
NIP. .................................
PENGERTIAN Sputum adalah sekret yang dibatukkan dan berasal dari bronchi, bukan
yang berasal dari tenggorokan, hidung atau mulut
TUJUAN Untuk melakukan isolasi dan identifikasi bakteri tahan asam pada sputum
KEBIJAKAN - Dokter
- Petugas yang memiliki surat penunjukan tugas
PERSIAPAN - Cawan petri steril/pot dahak
- Lampu bunsen
- Carbol-fuchsin
- Alkohol 95 %
- Aguadest
- Methilen blue
55
- Rak pewarna
- Pipet tetes/Pasteur
- Timer
- Objek glass
- Mikroskop
PROSEDUR A. Membuat sediaan apus
- Tampung dahak pada cawan petri atau pot dahak yang steril
- Objek harus benar-benar bersih terus beri normor atau identitas pasien
- Buat apusan 3/4 kaca objek memanjang tidak terlalu tebal atau tipis
- Keringkan pada hawa udara, kemudian fiksasi pada api spiritus
B. Pewarnaan preparat
- Letakkan sediaan sputum yang telah difiksasi pada rak dengan apusan
menghadap keatas.
- Teteskan larutan carbol fuchin 0,3 % keatas apusan sputum sampai
menutupi sediaan
- panaskan dengan nyala api spiritus samapi keluar uap 3 - 5 menit
- singkirkan api spiritus dianmkan selama 5 menit
- bilas dengan air mengalir pelan sampai warna merah yang bebas terbuang
fuchsin hilang
- bilas denggan air mengalir pelan
- teteskan larutan metilen blue 0,3 % pada sediaan samapi menutupi seluruh
permukaan.
- diamkan 10 - 20 detik
- bilas dengan air mengalir pelan
- keringkan pada suhu kamar
C. Membaca sediaan
- Bacalah pada mikroskop dengan pembesaran 100 x dengan menggunakan
emersi oil
D. Interfretasi hasil
Ziehl neelsen positif bila dijumpai kuman batang berwarna merah
Positif 1 : 0 - 20
Positif 2 : 20 - 100
Positif 3 : > 100
UNIT
TERKAIT Laboratorium
SUMBER Penuntun laboratorium Klinik Ganda Soebrata, Kemenkes
56
PEMERINTAH KABUPATEN BLORA
D I N A S K E S E H ATA N
JALAN DR. SUTOMO NO. 40 TELP. (0296) 5321127 BLORA
(......................................)
NIP. ................................
PENGERTIAN sedian darah yang difiksasi dan diwarnai dengan reagen giemsa
TUJUAN Untuk melihat infeksi akut atau kronis
KEBIJAKAN - Dokter
- Petugas yang memiliki surat penunjukan tugas
PERSIAPAN - Kapas alkohola 70 %
- lancet
- Reagen Giemsa
- tissue
- Objek Glass
- Buffer
- Methanol
57
- Mikroskop
PROSEDUR A. Membuat Apusan Darah
- Sentuhlah tanpa menyentuh kulit setetes darah kecil dengan kaca itu,
kira-kira 2 cm dari ujungnya dan letakkanlah kaca itu di atas meja
dengan tetes darah disebelah kanan
- dengan tangan kanan diletakkan kaca objek disebelah kiri tetes darah tadi
dan gerakkan kekanan hingga mengenai tetes darah.
- Tetes darah akan menyebar pada sisi kaca penggeser itu. Tunggulah
sampai darai itu mencapai titik kira-kira 1/2 cm dari sudut kaca
penggeser.
- Segeralah geserkan kaca itu kekiri sambil memegangnya miring dengan
sudut antara 30 dan 45 derajat. Janganlah menekan kaca penggeser itu
kebawah.
- Biarkan sediaan itu kering diudara
- Tulislah nama penderita dan tanggal pada bagian sediaan yang tebal
B. Memulas sediaan apus
- Letakkan sediaan yang akan dipulas diatas rak tempat memulas dengan
lapisan darah ke atas.
- Teteskan methanol keatas sediaan itu, sehingga bagian yang terlapis
da-
rah tertutup seluruhnya. Biarkan selama 5 nmenit atau lebih lama.
- Tuanglah kelebihan methanol dari kaca
- Liputilah sediaan itu dengan giemsa yang telah diencerkan dengan la-
rutan penyanggah dan biarkan selama 20 menit.
- Bilas sediaan dengan air mengalir
- Keringkan
C. Membaca hasil
- baca pada mikroskop dengan pembesan 100 x dengan menggunakan
emersi oil
- Basofil 0 - 1 %
- Eosinofil 1 - 3 %
- Netrofil batang 2 - 6 %
- Netrofil Segnen 50 - 70 %
- Monosit 2 - 8 %
- Limposit 20 40 %
UNIT
TERKAIT Laboratorium
SUMBER Penuntun laboratorium Klinik Ganda Soebrata, Kemenkes
58
PEMERINTAH KABUPATEN BLORA
D I N A S K E S E H ATA N
JALAN DR. SUTOMO NO. 40 TELP. (0296) 5321127 BLORA
(..........................................)
NIP. ....................................
PENGERTIAN Darah diencerkan dalam pipet leukosit, kemudian dimasukkan kedalam
kamar hitung. Jumlah leukosit dihitung dalam volume tertentu dengan
menggunakan faktor konversi jumlah leukosit per ul darah dapat
diperhi-
tungkan.
TUJUAN Untuk melihat adanya infeksi
KEBIJAKAN - Dokter
- Petugas yang memiliki surat penunjukan tugas
PERSIAPAN - Kapas alkohola 70 %
- lancet
59
- Reagen Turk
- tissue
- Kamar Hitung
- Deg Glass
- Pipet Leukosit
- Mikroskop
PROSEDUR A. Mengisi pipet leukosit
- Isaplah darah kapiler sampai tanda garis 0,5 tepat
- hapus kelebihan darah yang melekat pada ujung pipet
- masukkan ujung pipet dalam larutan Turk sambil menahan darah pada
garis tadi. Pipet dipegang dengan sudut 45⁰ dan larutan Turk dihisap
perlahan-lahan sampai garis tanda 11. Hati-hati yang sampai ada ge-
gelembung udara.
- Angkat pipetdari caiaran; tutup ujung pipet dengan ujung jari lalu le-
paskan karet penghisap.
- Kocoklah pipet itu selama 15-30 detik.
B. Mengisi kamar hitung
- Letakkanlah kamar hitung yang bersih benar dengan kaca penutupnya
terpasang mendatar diatas meja
- Kocok pipet yang diisi selama 3 menit terus menerus; jagalah jangan
sampai ada caiaran yang terbuang dari dalam pipet itu diwaktu mengocok
- Buang cairan 3 sampai 4 tetes dan segera sentuhkan ujung pipet dengan
sudut 30⁰ pada permukaan kamar hitung dengan menyinggung pinggir
kaca penutup. Biarkan kamar hitung itu terisi cairan perlahan-lahan
dengan daya kapilaritasnya sendiri
- Biarkan kamar hitung tersebut 2 atau 3 menit supaya leukosit dapat
mengendap.
C. Menghitung Jumlah Leukosit
- Hitung jumlah leukosit dengan pembesaran 10 x yang terdapat dalam
empat bidang
- Mulailah menghitung daris sudut kiri keatas terus kekanan kemudian
kebawah
- Hasil leukosit yang dihitung dalam empat bidang dikalikan 20.
UNIT
TERKAIT Laboratorium
SUMBER Penuntun laboratorium Klinik Ganda Soebrata, Kemenkes
60
PEMERINTAH KABUPATEN BLORA
D I N A S K E S E H ATA N
JALAN DR. SUTOMO NO. 40 TELP. (0296) 5321127 BLORA
(..........................................)
NIP. ....................................
PENGERTIAN Pemeriksaan darah pulasan giemsa secara mikroskopis
Untuk mengetahui atau ditemukannya parasit plasmodium dalam
TUJUAN darah
KEBIJAKAN - Dokter
- Bidan
- Petugas yang memiliki surat penunjukan tugas
PERSIAPAN - Kapas alkohola 70 %
- lancet
- Baffer
- tissue
61
- Aquadest
- Methanol
- Objek glass
- Giemsa
- Mikroskop
PROSEDUR - Ambil sampel darah kapiler, teteskan 2 tetes pada 2 sisi objek glass
- Buat sediaan tebal dan sefiaan tipis kemudian keringkan
- Piksasi sediaan tipis dengan methanol dan diamkan sampai kering.
- Warnai preparat dengan giemsa perbandingan 1 : 9, diamkan selama
15 menit
- Cuci sediaan dengan air mengalir kemudian keringkan
- Baca sediaan pada mikroskop dengan pembesaran 100 X dengan
menggunakan emersi oil
- Lihat ada atau tidaknya plasmodium pada 100 lapangan pandang
dan
bila positif laporkan jenis plasmodium.
UNIT TERKAIT Laboratorium
SUMBER Penuntun laboratorium Klinik Ganda Soebrata, Kemenkes
(....................................)
NIP. ............................
Pada cara ini hemoglobin diubah menjadi hematin asam, kemudian warna
PENGERTIAN yang terjadi dibandingkan dengan secara visual dengan
standar dalam alat itu
TUJUAN - Untuk memantau kadar hemoglobin dalam sel darah merah
- Untuk membantu mendiagnosis anemia
- Untuk mengetahui depisit cairan tubuh akibat peningkatan kadar Hb
KEBIJAKAN - Dokter
- Bidan
- Petugas yang memiliki surat penunjukan tugas
PERSIAPAN - Haimositometer
62
- lancet
- kapas alkphol 70 %
- tissue
- HCL 0,1 n
PROSEDUR - Masukkan kira-kira 5 tetes HC L 0,1 n ke dalam tabung pengencer
hemometer.
- Isap darah (kapiler, EDTA ) dgn pipet hemoglobin sampai garis tanda20 ul.
- hapuslah darah yang melekat padfa sebelah luar ujung pipet
- Catatlah waktunya dan segeralah alirkan darah dari pipet ke dalam dasar
tabung pengencer yang berisi HCL. Hati-hati jangan sampai terjadi
gelembung udara.
- Angkatlah pipet itu sedikit lalu isap asam HCL yang jernih itu kedalam
pipet 2 atau 3 kali untuk membersihkan darah yang masih tinggal dalam
pipet . Campurlah isi tabung agar darah dan asam berseyawa ; warna
campuran menjadi coklat tua.
- tambahkan aguades setetes demi setetes tiap kali diaduk dengan batang
pengaduk yang tersedia. Persamaan warna campuran dan batang stan-
dar harus dicapai dalam waktu 3 sampai 5 mmenit setelah darah dan
HCL dicampur. Pada usaha mempersamakan warna hendaknya tabung
diputar sedemikian sehingga garis bagi tidak terlihat.
- Bacalah kadar hemoglobin dengan gr/100 ml darah.
Nilai normal
Laki-laki : 14 - 16 g/dl
Wanita : 12 - 14 gr/dl
UNIT
TERKAIT Laboratorium
SUMBER Penuntun laboratorium Klinik Ganda Soebrata, Kemenkes
63
PEMERINTAH KABUPATEN BLORA
D I N A S K E S E H ATA N
JALAN DR. SUTOMO NO. 40 TELP. (0296) 5321127 BLORA
(.......................................)
NIP. ...............................
PENGERTIAN Glukosaa ter bentuk dari karbohidrat dalam makan dan disimpan sebagai
glikogen di hati dan otot rangka. Insulin dan glukagon, dua hormon dalam
darah yang berasal dari pankreas yang dapat mempengaruhi kadar gula
darah.
TUJUAN - Untuk memastikan diagnostik status pradiabetes atau diabetes militus
- Untuk memnatau kadar glukosa darah pada klien diabetik mengonsumsi
obat antidiabetik ( insulin atau obat hipoglikemik oral )
KEBIJAKAN - Dokter
- Petugas yang memiliki surat penunjukan tugas
64
PERSIAPAN - lancet
- kapas alkphol 70 %
- tissue
- Stik gula darah
- Alat gula darah
PROSEDUR - Periksa prosedur alat pemantauan glukosa spesifik
- Bersihkan sisi jari dengan alkohol ; lakukan sapuan kering
- tusuk sisi lateral jari, seka dulu tetesan darah yang pertama, jangan
memeras jari.
- Biarkan tetesan darah yang besar jatuh diatas strip reagen, darah harus
menutupi lapisan strip.
- Tempatkan strip reagen pada meteran untuk dibaca temuannya, ikuti
petunjuk yang tertera pada meteren.
- Tekan jari sampai perdarahan berhenti.
- Baca hasil yang ditampilkan alat.
UNIT TERKAIT Laboratorium
SUMBER Penuntun laboratorium Klinik Ganda Soebrata, Kemenkes
(..........................................)
NIP. ....................................
65
KEBIJAKAN - Dokter
- Petugas yang memiliki surat penunjukan tugas
PERSIAPAN - Urine
- Wadah urine
66
(..........................................)
NIP. ....................................
PENGERTIAN Mengambil sample urine dengan menggunakan wadah steril yang
akandigunakan sebagai bahan pemeriksaan
TUJUAN Diperolehj sample urine yang steril
KEBIJAKAN - Dokter
- Bidan
- Petugas yang memiliki surat penunjukan tugas
PERSIAPAN - Botol penampung/wadah
- Tissue
- Etiket
- Mikroskop
PROSEDUR - Siapkan wadah yang bermulut besar
- pastikan wadah urine steril saat diberikan pada pasien
- Beri label atau nama identitas pasien
- Ambil urine dan tampung pada wadah
UNIT TERKAIT Laboratorium
SUMBER Penuntun laboratorium Klinik Ganda Soebrata, Kemenkes
(..........................................)
67
NIP. ...................................
PENGERTIAN Untuk Menentukan jenis golongan darah seseorang melalui pemeriksaan
laboratorium
TUJUAN Untuk mengetahui golongan darah seseorang apakah golongan darahnya
A, B, AB, dan O
KEBIJAKAN - Dokter
- Atas permintaan sendiri
- Petugas yang mempunyai surat petugas
PERSIAPAN - Reagen Golongan darah Anti A - Lancet
- Reagen Golongan darah Anti B - Objek Glass
- Reagen Golongan darah Anti AB - kapas Alkohol
- Reagen Golongan darah Anti O - Tissue kering
- Reagen Golongan darah Anti D -kartu golongan darah
68
(......................................)
NIP. ................................
PENGERTIAN
TUJUAN Untuk pengambilan sampel Hematologi dan Kimia
KEBIJAKAN - Pada bayi dan anak kecil Pada tumit dan ibu jari kaki
- Pada orang dewasa pada ujung jari dan anak telinga
PERSIAPAN - Kapas alkohol
- Lancet steril
- Tisue / kapas kering
PROSEDUR Cara kerja
- bersihkan bagian yang akan ditusuk dengan menggunakan alkohol 70 %
- Pegang bagian yang akan ditusuk supaya rasa nyeri berkurang
- Tusuklah dengan cepat memakai lancet steril pada jari dengan arah te-
gak lurus pada garis-garis sidik kulit jari. Bila memakai daun telinga tusuk
lah pinggirnya jangan sisinya.
- Tusukan harus cukup dalam agar darah mudah keluar jangan menekan
jari atau telinga untuk mendapatkan cukup darah karena akan
mempengaruhi hasil.
UNIT TERKAIT Laboratorium
SUMBER Penuntun laboratorium Klinik Ganda Soebrata
69
(..........................................)
NIP. ....................................
PENGERTIAN Urine diputar dengan kecepatan dan waktu yang ditentukan untuk
mendapatkan mendapatkan endapan yang diperiksa secara mikroskopis
Untuk mengetahui adanya kelainan pada ginjal dan saluran kemih serta
TUJUAN berat ringannya penyakit
KEBIJAKAN Dokter
petugas yang memiliki surat penunjukan tugas
PERSIAPAN Centrifuge
Tabung Centrifuge
Deg Glass
Objec Glass
Mikroskop binokuler
PROSEDUR Putar urine untuk mendapatkan endapan.
Buang bagian atas urine hingga yang tersisa hanya endapan saja.
Teteskan diatas objec Glass dan tutup dengan Deg Glass.
Baca dengan perbesaran LPK ,laporkan sel yang ditemukan.
UNIT
TERKAIT Laboratorium
SUMBER Penuntun kimia klinik Gandasubrata, kemenkes
PUSKESMAS
PP Test
..................... No. Rev : Hal.1/1
Tanggal terbit,
Ditetapkan,
Kepala Puskesmas
(tgl/bln/thn) ………...................
70
(.............................................)
NIP. ......................................
PENGERTIAN Hcg dalam urine akan bereaksi dengan strip/compact tes pack
KEBIJAKAN Dokter
Bidan
Petugas yang memiliki surat penunjukan tugas
(............................................)
NIP. .....................................
Darah EDTA dibiarkan dalam waktu tertentu,maka sel sel darah akan
PENGERTIAN mengendap
Untuk mengetahui kecepatan eritrosit mengendap dalam waktu
TUJUAN tertentu
KEBIJAKAN Dokter
petugas yang memiliki surat penunjukan tugas
PERSIAPAN 1.Tabung Westergren
2.Rak Westergren
3.Penghisap karet
4.Timer
5.Spuit 5 cc
6.Natrium sitrat 3,8 %
PROSEDUR Sediakan botol yang telah diberi 0,4 cc Na sitrat 3,8 %
Campur baik- baik
Hisap campuran tersebut kedalam tabung Westergreen
sampai tanda 0.
Biarkan pipet tegak lurus dalam rak Westergren.
Baca tingginya plasma selama 1 jam.
Nilai Rujukan :Laki -laki 0-15 mm/jam
Perempuan 0-20 mm/jam
UNIT TERKAIT Laboratorium
SUMBER Penuntun Kimia Klinik Gandasubrata
(.......................................)
NIP. ................................
PENGERTIAN Pemeriksaan glukose dilakukan dalam suasana alkalis,glukose mereduksi
kupri menjadi kupro,kemudian menjadi CuS04 yang mengendap dan
TUJUAN berwarna merah .Intensitas warna merah secara kasar menunjukkan
kadar glukose dalam urine yang diperiksa.
KEBIJAKAN Dokter
petugas yang memiliki surat penunjukan tugas
PERSIAPAN Tabung reaksi
penjepit tabung
lampu bunsen
ball pump
Fehling A dan B
PROSEDUR Pipet fehling A dan B masing -masing sebanyak 1 mL dan dimasukkan
kedalam tabung reaksi,kocok hingga homogen.
Panaskan dengan api bunsen hingga mendidih.
Lihat perubahan warna yang terjadi
Negatif :tetap biru atau hijau jernih
positif (+) :Keruh warna hijau kekuningan
positif (++) :Keruh warna kehijaun dengan endapan kuning.
positif (+++) :kuning kemerahan endapan kuning merah.
positif (++++)merah jingga sampai merah bata.
UNIT
TERKAIT Laboratorium
SUMBER Penuntun kimia klinik Gandasubrata, kemenkes
(.............................................)
NIP. ......................................
Terjadinya endapan dan kekeruhan bila urine direaksikan dengan asam
PENGERTIAN sufosalisilat
(...............................................)
NIP. ........................................
7. Biarkan kamar hitung itu 2-3 menit pada cawan petri yang telah berisi
kapas basah trombositnya mengendap
75
8. Hitung jumlah Trombosit dengan menggunakan objektif kecil 40x pada
5 bidang kecil. Pengenceran yang terjadi ialah 100x.luas tiap bidang
kecil 1/400 mm3,tinggi kamar, hitung 1/10 mmsedangkan luasnya 1/5
mm². Faktor untuk mendapatkan jumlah eritrosit per µl darah menjadi
5x10x00=5000.Trombosit dihitung dalam 5x16 bidang kecil yang
jumlah
9. Rumus: ∑ Trombosit = N x 5.000.
UNIT
TERKAIT Laboratorium
Penunutun Kimia Klinik Gandasubrata,
SUMBER kemenkes
76
PEMERINTAH KABUPATEN BLORA
D I N A S K E S E H ATA N
JALAN DR. SUTOMO NO. 40 TELP. (0296) 5321127 BLORA
(.............................................)
NIP. .......................................
Pemeriksaan yang dilakukan dengan cara mereaksikan serum dengan
PENGERTIAN antigen dan dinilai dengan memperhatikan aglutinasi yang terjadi
TUJUAN Mengetahui adanya antibodi spesifik terhadap bakteri Salmonella
KEBIJAKAN Dokter
petugas yang memiliki surat penunjukan tugas
PERSIAPAN Serum
Mikropipet
Slide
Reagen Widal
PROSEDUR 1. Siapkan slide yang diberi 3 lingkaran
2. Dengan mikropipet masukkan serum ke dalam masing -masing
lingkaran
dengan volume berturut-turut :80 ul,40ul,dan 20ul
3. Tambahkan ke dalam masing-masing serum 1 tetes antigen (pengencer
an 1:20,1:40,dan 1:80) 4.
5. Campur dengan cara digoyang -goyangkan selama 1 menit
6. Perhatikan aglutinasi yang terjadi.Setiap sample yang menunjukkan
aglutinasi dikonfirmasi dengan Tube Aglutination Test
UNIT
TERKAIT Laboratorium
SUMBER
77
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PUSKESMAS KABUPATEN BLORA
78
PEMERINTAH KABUPATEN BLORA
D I N A S K E S E H ATA N
JALAN DR. SUTOMO NO. 40 TELP. (0296) 5321127 BLORA
79
8. AKDR 1. Translokasi AKDR
2. Benang putus
3. Erosi
4. Perdarahan
9. Pemasangan Implan 1. Apabila ada tanda-tanda syok
10 Pencabutan Implan 1. Perdarahan
2. Gagal tindakan pengambilan implant setelah
dialakukan dua kali sebelumnya
11 Imunisasi Bayi Balita 1. Apabila terdapat KIPI
2. Apabila terdapat tanda syok anafilaktik
12 Imunisasi tetanus toxoid 1. Ada tanda-tanda syok anafilaktik
13 Abortus 1. Abortusinkomplit
2. Perdrahan
3. Apabila terdapat tanda-tanda syok
14 Atonia Uteri 1. Apabila terdapat tanda-tanda syok
2. Perdarahan
15 Hiperemesis 1. Apabila terdapat tanda-tanda syok
16 BBLR 1. Gizi buruk dengan komplikasi
2. Dengan penyakit congenital
3. Sepsis
17 Hipertensi dalam 1. Eklamsia
2. Hypertensi urgency
Kehamilan
3. Dengan disertai penyakit kronis
18 Ketuban pecah dini 1. Apabila ada tanda-tanda gawat janin dan ibu
(KPD)
19 Distosiabahu 1. Apabila ada tanda-tanda gawat janin dan ibu
2. Apabila ada tanda-tanda syok pada ibu
3. Atonia uteri
20 Preeklamsi 1. Eklamsia
2. Ada tanda-tanda syok
3. Dengan disertai penyakit kronis
11 Manual Placenta 1. Apabilat elah dilakukan manual tidak berhasil
2. Ada tanda-tanda syok
22 Gizi Buruk 1. Ada tanda-tanda syok
2. Dengan penyakit kronis
3. Dengan penyakit kongenital
23. Ikterik Patologi 1. Penurunan kesadaran
2. Perlu penanganan dengan fototerapi, IVIG dan
transfusi tukar
24. Asfiksia 1. DJJ Janin tidak respon
2. Penurunan kesadaran
25. Kehamilan dengan 1. Disertai dengan penyakit kronis dan komplikasi
2. Gawat ibu dan gawat janin
penyakit penyerta
26. Hemoragi Postpartum 1. Syok Perdarahan
2. Penurunan kesadaran
80
SOP Rujukan Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan
81
Puskesmas
18 Dermatitis Atopi 1. Tidak ada perubahan setelah diterapi di Puskesmas
selama 1 bulan
19 Varisela 1. Disertai penyakit komplikasi
20 Fluor Albus 1. Disertai gejala erosi
2. Tidak ada perubahan setelah diterapi di Puskesmas
selama 14 hari
21 Gonore 1. Disertai Penyakit komplikasi
2. Tidak ada perubahan setelah diterapi di Puskesmas
selama 14 hari
22 Hipertensi 1. Urgensi Hipertensi
23. Syok Anafilaksi 1. Setelah dilakukan ABC dan Penatalaksanaan
Kegawatdaruratan pasien di Puskesmas
24. Bronkhitis Akut 1. Tidak ada perubahan setelah diterapi di Puskesmas
selama 14 hari
2. Bila ada tanda obstruksi
25. Sistitis 1. Disertai Penyakit Komplikasi
2. Tidak ada perubahan setelah diterapi di Puskesmas
selama 14 hari
26. Pitiriasis Versicolor 1. Tidak ada perubahan setelah diterapi di Puskesmas
selama 1 bulan
27 Gangguan Neurotik 1. Gangguan Afek
2. Skizofrenia
28. Rabies 1. Timbuil Stadium rabies
29. Parotitis 1. Tidak ada perubahan setelah pengobatan selama 7 hari
2. Disertai penyakit komplikasi
30. Pertusis 1. Tidak ada perubahan setelah pengobatan selama 14
hari dan disertai dengan sesak yang berat
31. Hordeolum 1. Gangguan penglihatan
32. Disentri 1. Dehidrasi derajat sedang
2. Syok
33. GOUT 1. Pemeriksaan Laboratorium Asam Urat
2. Tidak ada perubahan setelah diterapi selama 14 hari
34. Keracunan Jengkol 1. Anuria
35. Tonsilitis 1. T3 dan T4 perlu tindakan operatif
82
tindakan anasthesi
2. Follow up akhir memerlukan tamba lanestetik
dengan bahan tumpatan light curing
3. Pulpitis kronis di sertai 1. Penjalaran infeksi meluas ke daerah sub
abcesexacerbasi gingival
2. Membutuhkan perawatan saluran akar
4. Abces sub mandibularis 1. Penjalaran abce s mencapai daerah trigeminus
2. Asimetris wajah
3. Membutuhkan tindakan surgical abcesektra
oral
5. Gigi molar III impaksi dan / 1. Mebutuhkan tindakan bedah minor untuk
mesio angular, kelas 1,2,3. mengangkat gigi tersebut
6. Pulpitis kronis pada gigi 1. membutuhkan tindakan perawatan saluran akar
anterior yang berkelanjutan
2. follow up akhirmembutuhkan tambalan
estetik dengan bahan tumpatan light curing
7. Missing teeth 1. Membutuhkan pembuatan prothesa
berkelanjutan
8. Periodontitis 1. Periodontitis generalized dengan atau tanpa
disertai penyakit sistemik
2. Biasanya disertai mobility gigi
9. Gigi berjejal 1. Crowding gigipadakelas I,II, III.
2. Membutuhkanperawatanorthodonti
10. Malo klusigigikelas I, II dan Membutuhkanperawatanorthodonti
III
11. Pencabutan gigi 1. Gigi denganpasien yang
disertaipenyakitsistemik
2. Gigi dengankondisipasienhamil
3. Angulasigigiygtidakpadatempatnya
4. Gigi impaksikelas I,II, III.
5. Gigi yang disertaikomplikasiperadangan
gingival
12. Semualesi pada 1. Lesidenganbentukteraturataupuntidakberaturan
2. Biasanyalesiygtidakdisertai rasa sakit.
mulutygdicurigaiadanya
3. Lesi timbul dalam jangka waktu panjang danb
keganasan
erulang.
13. Penonjolan tulang pasca 1. Membutuhkantindakanalveolektomi.
pencabutan
14. Gingivitis sub gingival 1. Plak calculus sudahmencapaidaerah sub
gingival
2. Membutuhkantindakanscallingdenganatautanp
83
arootplaning.
15. Avulsi gigi 1. Gigi yg keberadaannya di luar socket gigi
akibat benturan, traumatic oklusi dan kasus
kecelakaan
2. Membutuhkan tindakan wiring
84