Anda di halaman 1dari 31

BAB II

PEMBAHASAN

A. Perbandingan
Kata Kunci :
•Rasio
•Perbandingan Senilai
•Perbandingan Berbalik Nilai
•Skala
Kompetensi Dasar :
3.7 Menjelaskan rasio dua besaran (satuannya sama dan berbeda).
3.8 Membedakan perbandingan senilai dan berbalik nilai dengan menggunakan tabel
data, grafik, dan persamaan.
4.7 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan rasio dua besaran (satuannya sama
dan berbeda).
4.8 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan perbandingan senilai dan berbalik
nilai.
1. Rasio Dua Besaran
Banyak masalah dan pengambilan keputusan yang sering kita temui
membutuhkan perbandingan. Manakah yang berlari lebih cepat, kakak yang
berlari 8,5 km per jam atau saya yang berlari 16 km dalam dua jam? Manakah
jeruk yang sama yang akan kita beli, antara di supermarket yang dijual
Rp2.400,00 per 100 gram atau di pasar dengan harga Rp18.000,00 per kilogram?
Ali bersepeda sejauh 8 km dengan waktu yang ditempuh 20 menit. Adi bersepeda
sejauh 24 km dalam waktu 40 menit. Siapakah yang mengendarai sepeda lebih
cepat? Pertanyaanpertanyaan di atas adalah beberapa contoh situasi yang
membutuhkan konsep perbandingan.
Perbandingan (Rasio) dalam KBBI berasal dari kata banding yang berarti
perbedaan (selisih) kesamaan. Dari makna tersebut kita dapat mengartikan bahwa
perbandingan dalam dunia matematika merupakan suatu proses membandingkan
dua besaran sejenis yang memiliki satuan yang sama.
Terdapat tiga cara berbeda untuk menyatakan suatu rasio.
1. Pecahan, misalnya 2/3
2. Dua bilangan yang dipisahkan oleh titik dua ( : ), misalnya 2 : 3.
3. Dua bilangan yang dipisahkan oleh kata dari, misalnya 2 dari 3.
Namun, perbandingan yang ditunjukkan sebagai pecahan membuat sedikit
bingung. Masalah yang disajikan akan membuat kalian membedakan pecahan
yang menunjukkan perbandingan.
Contoh: Siswa di SMP Sukamaju diminta untuk memilih membaca berita
melalui media online atau media cetak. Dari 150 siswa, 100 siswa memilih

1
media online dan 50 siswa memilih media cetak. Bagaimana cara kalian
membandingkan pilihan siswa membaca melalui online atau media cetak?
Berikut beberapa jawaban dari pertanyaan di atas.
a. 1 dari 3 dari siswa SMP Sukamaju yang mengikuti survei memilih media
cetak untuk membaca berita.
b. Rasio banyak siswa yang memilih media online terhadap media cetak
adalah 2 : 1.
c. Banyak siswa yang memilih membaca online adalah 50 lebih banyak dari
siswa yang membaca berita melalui media cetak.
d. Banyak siswa yang membaca online dua kali lipat dari siswa yang
membaca melalui media cetak.

Sedangkan skala dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara jarak pada


peta dengan jarak sebenarnya. Atau secara singkat dapat ditulis :

Jarak pada Peta ( gambar)


Skala =
Jarak Sebenar nya

Contoh: Pada peta provinsi Kalimantan Timur dengan skala 1 : 1.000.000


yang berarti 1 cm pada gambar mewakili 1.000.000 cm pada keadaan
sebenarnya. Dalam hal ini skala adalah perbandingan antara jarak pada peta
dengan jarak sebenarnya, atau 1.000.000 cm pada keadaan sebenarnya
digambar dalam peta 1 cm. Jarak kota Samarinda dengan kota Balikpapan
pada peta adalah 8 cm. Berapakah jarak sebenarnya kedua kota tersebut? Jika
kalian membuat ulang peta di atas sehingga jarak kota Samarinda dengan kota
Balikpapan adalah 2,5 cm, berapakah skala peta yang baru yang kalian buat?

Penyelesaian:

a. Skala peta adalah 1 : 1.000.000 Jarak 1 cm pada peta sama dengan


1.000.000 cm pada jarak sebenarnya. Jarak kota Samarinda dengan kota
Balikpapan pada peta adalah 8 cm.

Jarak kedua kota pada peta = 8 × 1.000.000 = 8.000.000 cm = 80 km

Jadi, jarak kota Samarinda dengan kota Balikpapan sebenarnya adalah 80 km.
b. Jarak kota Samarinda dengan kota Balikpapan sebenarnya adalah 80 km =
8.000.000 cm. Jarak kedua kota pada peta yang baru adalah 2,5 cm. Berarti,

2
untuk menentukan skala peta yang baru adalah dengan menggunakan konsep
perbandingan seperti berikut,

jarak pada petaSkala peta jarak sebenarnya = 2,5/8.000.000 = 1/3.200.000

Jadi, skala peta yang baru adalah 1 : 3.200.000.

2. Menentukan Perbandingan Dua Besaran yang Berbeda Satuan


Perbandingan dua besaran yang berbeda satuan merupakan perbandingan yang di
dalamnya terdapat lebih dari satau atau terdapat dua satuan yang berbeda, seperti
km/jam dll.
Contoh: Seorang guru kelas IX di SMP swasta menerima gaji sebesar
Rp36.000.000,00 per tahun. Saat ini, kalender sekolah terdapat 180 hari fakultatif
dalam setahun. Jika tahun depan sekolah menambah waktu bagi guru kelas IX
menjadi 220 hari, berapakah pendapatan guru tersebut dalam sehari jika gaji yang
diterimanya berdasarkan banyak hari dalam kalender sekolah?
Penyelesaian Alternatif
Menentukan gaji yang diterima guru per hari sebelum sekolah menambah waktu
tambahan: 36.000.000 200.000 200.000 180 1 = = Gaji yang diterima guru adalah
Rp200.000,00/hari Kalikan gaji yang diterima per hari dengan banyak hari yang
direncanakan sekolah tahun depan. 200.000 220 200.000 220 44.000.000 1 × = ×
= Jadi, pendapatan guru dalam setahun (kalender sekolah) adalah Rp44.000.000.

3. Perbandingan Senilai
Perbandingan senilai berkaitan dengan perbandingan dua buah besaran, di mana
jika besaran yang satu berubah naik/turun, maka besaran yang lain juga berunah
naik/turun.
Contoh masalah yang berkaitan dengan perbandingan senilai adalah :

Jumlah barang yang dibeli dengan harga yang harus di bayar, jumlah konsumsi
bahan bakar dan jarak yang ditempuh, jumlah kaleng cat dan luas permukaan yang
bisa di cat, dan lain-lain

Cara menyelesaikan masalah perbandingan senilai adalah dengan :


a. Menentukan nilai satuan
Dilakukan dengan menentukan nilai satuan dari besaran yang dibandingkan, baru
kemudian dikalikan dengan besaran yang ditanyakan.

3
b. Menuliskan perbandingan senilai
Dilakukan dengan perbandingan langsung antara dua keadaan atau lebih
Misalkan diketahui dua besaran A dan B

Karena berlaku perbandingan senilai maka :

Berdasarkan hubungan tersebut diperoleh :

Contoh Soal:
1. Sebuah kendaraan dapat menempuh jarak 24 km dengan mengkonsumsi bensin
2 liter. Berapa liter bensin yang diperlukan untuk menempuh jarak 60 km ?

Jawab :
Cara 1 :
2 liter bensin dapat menempuh jarak 24 km
1 liter bensin dapat menempuh jarak 12 km
Jadi untuk menempuh jarak 60 km diperlukan bensin sebanyak 60 : 12 = 5 liter.
Cara 2 :
Di buat tabel sebagai berikut :

Perhitungan dilakukan dengan :

4
Jadi untuk menempuh jarak 60 km diperlukan bensin sebanyak 60 : 12 = 5 liter.
2. 1 lusin baju dibeli dengan harga Rp 480.000,00. Berapakah harga 15 buah baju
yang sama ?

Jawab :
Cara 1 :
1 lusin baju harganya Rp 480.000,00
1 buah baju harganya Rp 480.000,00 : 12 = Rp 40.000,00
Jadi harga 15 buah baju adalah 15 x Rp 40.000,00 = Rp 600.000,00
Cara 2 :
Dibuat tabel sebagai berikut :

Perhitungan dilakukan dengan :

Jadi harga 15 buah baju adalah 15 x Rp 40.000,00 = Rp 600.000,00


Nah materi perbandingan senilai sudah kalian pelajari, bahkan ada 2 cara
menjawab soal, silahkan dipilih alternatif mana yang kalian anggap mudah,
tentunya tidak sulit bukan ?

4. Perbandingan Berbalik Nilai


Perbandingan berbalik nilai berkaitan dengan membandingkan dua buah keadaan
di mana jika besaran yang satu bertambah/berkurang maka besaran yang lain

5
berkurang/bertambah.
Masalah yang berkaitan dengan perbandingan berbalik nilai antara lain :

Banyaknya pekerja dengan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan


(untuk pekerjaan yang sama)
Kecepatan dengan waktu tempuh (untuk jarak yang sama)
Banyaknya ternak dan waktu untuk menghabiskan makanan tersebut (untuk
jumlah makanan ternak yang sama), dan sebagainya
Misalkan diketahui dua besaran A dan B

Karena berlaku perbandingan berbalik nilai maka :

Berdasarkan hubungan tersebut diperoleh :

Contoh Soal:
1. Suatu pekerjaan akan selesai dalam waktu 42 hari jika dikerjakan oleh 12
orang. Berapa lama pekerjaan yang sama akan selesai jika dikerjakan oleh 14
orang ?

Jawab :
Dibuat tabel sebagai berikut :

6
Perhitungan perbandingan berbalik nilai dilakukan dengan membalik Salah satu
ruas:

Jadi jika pekerjaan tersebut dikerjakan oleh 14 pekerja akan selesai dalam waktu
36 hari.

2. Jarak kota A ke kota B sama dengan jarak kota B ke kota C. Jika AB dapat
ditempuh dengan kecepatan 40 km/jam selama 10 jam, berapakah kecepatan yang
harus ditambahkan jika jarak BC akan ditempuh selama 8 jam ?

Jawab :
Dibuat tabel sebagai berikut :

Perhitungan perbandingan berbalik nilai dilakukan dengan membalik salah satu


ruas:

Kecepatan yang harus ditambahkan adalah 50 – 40 = 10 km/jam.

7
B. Aritmetika Sosial
Kata Kunci
 Keuntungan
 Kerugian
 Bunga
 Pajak
 Bruto
 Neto
 Tara
 Diskon
Kompetensi Dasar
3.9 Mengenal dan menganalisis berbagai situasi terkait aritmetika sosial
(penjualan, pembelian, potongan, keuntungan, kerugian, bunga tunggal,
persentase, bruto, neto, tara).
3.10 Menyelesaikan masalah berkaitan dengan aritmetika sosial (penjualan,
pembelian, potongan, keuntungan, kerugian, bunga tunggal, persentase,
bruto, neto, tara).

1. Aritmetika Sosial merupakan salah satu materi matematika yang mempelajari


operasi dasar suatu bilangan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

Dalam kehidupan sehari-hari kegiatan jual beli atau perdagangan sering


dijumpai. Dalam perdagangan terdapat penjual dan pembeli. Jika kita ingin
memperoleh barang yang kita inginkan maka kita harus melakukan pertukaran
untuk mendapatkannya. Misalnya penjual menyerahkan barang kepada
pembeli sebagai gantinya pembeli menyerahkan uang sebagai penganti barang
kepada penjual.
Seorang pedagang membeli barang dari pabrik untuk dijual lagi dipasar. Harga
barang dari pabrik disebut modal atau harga pembelian sedangkan harga dari
hasil penjualan barang disebut harga penjualan.

2. Untung
Untung adalah selisih yang didapat antara harga penjualan suatu barang

8
dengan harga pembeliannya dengan syarat nilai harga jual lebih tinggi dari
harga pembelian.
Untung = harga jual – harga beli

Contoh Soal :

Seorang pedagang membeli 3 kodi pakaian dengan harga Rp 600.000,-


perkodi. Pakaian tersebut ia jual kembali dengan harga Rp 400.000,- perlusin.
Dalam waktu dua hari pakaian tersebut sudah habis. Keuntungan yang
diperoleh pedagang tersebut adalah ….
A. Rp 200.000,-
B. Rp 300.000,-
C. Rp 400.000,-
D. Rp 500.000,-

Pembahasan :
Ingat 1 kodi = 20 buah, maka 3 kodi = 5 lusin.

Harga beli pakaian :


Harga beli = Rp 600.000,- x 3
Harga beli = Rp 1.800.000,-

Harga jual pakaian :


Harga jual = Rp 400.000,- x 5
Harga jual = Rp 2.000.000,-

Keuntungan :
Untung = harga jual − harga beli
Untung = Rp 2.000.000,- − Rp 1.800.000,-
Untung = Rp 200.000,-
Jawaban : A

Seorang pedagang membeli sebuah TV dengan harga Rp 2.000.000,-. Jika TV


tersebut ia jual kembali dengan harga Rp 2.400.000,- maka persentase
keuntungan yang diperoleh pedagang tersebut adalah ….

9
A. 10% C. 25%
B. 20% D. 30%

Pembahasan :
Keuntungan :
Untung = harga jual − harga beli
Untung = Rp 2.400.000,- − Rp 2.000.000,-
Untung = Rp 400.000,-

Persentase keuntungan :

Untung
% untung = x 100
Harga beli

Rp2.000 .000,−¿ x 100%


% untung = Rp 400.000,− ¿¿
¿
% untung = 20%
Jawaban : B

3. Rugi
Rugi adalah selisih yang didapat antara harga penjualan suatu barang dengan
harga pembeliannya dengan syarat nilai harga jual lebih rendah dari harga
pembelian.
Rugi = harga beli – harga jual

Sebuah televisi terjual dengan harga Rp1.800.000,00. Jika penjual mengalami


kerugian sebesar 10%, maka berapa harga pembelian televisi tersebut?
a. Rp1.600.000,00
b. Rp1.620.000,00
c. Rp2.000.000,00
d. Rp1.980.000,00

Pembahasan soal kedua:

Diketahui:

10
Harga jual (HJ) = Rp1.800.000,00
Rugi (%) = 10%
Ditanyakan: Harga beli (HB)
Penyelesaian:
Rugi (Rp) = Rugi (%) x Harga beli (HB)

10
= x HB
100

= 0,1 HB

Harga beli (HB) = Harga jual (HJ) + Rugi (Rp)


Harga beli (HB) = Rp1.800.000,00 + 0,1 HB
HB – 0,1HB = Rp1.800.000,00
0,9 HB = Rp1.800.000,00
Harga beli (HB) = Rp1.800.000 : 9/10
Harga beli (HB) = Rp1.800.000 x 10/9
Harga beli (HB) = Rp2.000.000,00
Jadi, Jawaban yang tepat dari soal di atas adalah option C.

4. Harga pembelian
Harga pembelian adalah harga untuk membeli bahan baku atau benda yang
akan dijual.
Harga Beli = Harga Jual – Untung

5. Harga penjualan
Harga penjualan adalah harga ketika barang atau benda tersebut dijual, harga
jual didapatkan dengan menjumlahkan harga pembelian dengan untung.
Harga Jual = Harga Beli + Untung

Contoh Soal :

11
Seorang pedagang membeli barang dengan harga Rp20.000,00 dan dijual
mendapatkan untung 20%. Harga penjualan barang tersebut adalah…
a. Rp25.000,00
b. Rp24.000,00
c. Rp22.000,00
d. Rp23.000,00
Pembahasan soal pertama:
Diketahui:
Harga Beli (HB )= Rp20.000,00
Untung (%) = 20%
Ditanyakan: Harga Jual (HJ)
Penyelesaian:
Untung (Rp) = U(%) x Harga beli (HB)
= 20/100 x Rp20.000,00
= Rp4.000,00
Harga jual (HJ) = Harga beli (HB) + Untung (Rp)
= Rp20.000,00 + Rp4.000,00
= Rp24.000,00
Jadi, Jawaban yang tepat dari soal di atas adalah option b.

6. Bruto, Tara, Neto

a. Bruto, bruto adalah istilah untuk perhitungan kotor dari suatu barang.
Bruto = Neto + Tara

b. Tara, tara adalah selisih antara neto dan bruto.


Tara = Bruto – Neto

12
c. Neto, neto adalah perhitungan bersih suatu barang.
Neto = Bruto – Tara

Contoh Soal:

Bruto dari 6 kantong gula pasir adalah 180 kg dan memiliki tara sebesar
1,5%. Berat neto dari masing-masing kantong adalah…
a. 29,85 kg
b. 29,75 kg
c. 29,55 kg
d. 29,45 kg
Pembahasan soal keempat:
Diketahui:
Bruto (berat kotor) 6 kantong = 180 kg
Tara (potongan berat) dalam persen (%) = 1,5%
Ditanyakan: Neto (berat bersih)
Penyelesaian:
Bruto (berat kotor) 1 kantong gula pasir = 180 kg : 6 kantong = 30 kg
Tara/ potongan berat (kg) = 1,5/100 x 30 kg
= 0,45 kg
Neto (berat bersih) = Bruto (berat kotor) – tara (potongan berat)
= 30 kg – 0,45 kg
= 29,55 kg
Jadi, Jawaban yang tepat untuk soal di atas adalah option c.

7. Diskon
Dalam kehidupan sehari-hari, istilah Diskon sering dijumpai dalam bidang jual
beli. Diskon adalah besaran potongan harga yang diberikan untuk suatu barang
tertentu.

13
Diskon biasanya diberikan dengan satuan persen. Contohnya 20% harga tas.
Jadi, jika barang harga Rp100.000 diberikan diskon 20% maka harganya akan
menjadi :
Diskon =100.000 – 20% x (100.000)
=100.000 – 20.000
= 80.000
Jadi harga barang tersebut setelah diskon adalah Rp80.000

8. Bunga
Bunga dalam bahasan kali ini bukanlah bunga tumbuhan, melainkan tambahan
yang diberikan kepada suatu nilai. Sama seperti diskon, bunga biasanya
diberikan dalam satuan persen.
Contoh :
Bank A memberikan bunga 5% per tahun untuk setiap uang yang
didepositokan di bank tersebut. Jika pak Adi mendepositokan uangnya sebesar
10 juta rupiah, setelah satu tahun berapa uang pak Adi?
Jawab :
Bunga = 10.000.000 + 5% x (10.000.000)
= 10.000.000 + 500.000
= 10.500.000
Jadi, setelah 1 tahun, uang pak Adi menjadi Rp10.500.00

9. Pajak
Pajak adalah nominal yang akan menambah nilai suatu barang. Pajak pada
umumnya juga diberikan dalam satuan persen. Pajak untuk suatu barang akan
menambah harga, namun untuk pajak terhadap gaji, hadiah, atau barang yang
didapatkan akan mengurangi nilai atau harganya.
Contoh:

14
Pak Adi akan membeli sebuah motor dengan harga 25 juta rupiah, motor
tersebut terkena pajak sebesar 10%. Maka berapa harga motor yang harus
dibayar pak Adi?
Jawab:
Pajak = 25.000.000 + 10% x (25.000.000)
= 25.000.000 + 2.500.000
= 27.500.000
Jadi, harga motor setelah terkena pajak adalah Rp27.500.000

OSN 2018 TINGKAT KABUPATEN MATEMATIKA SMP (KODE:


OSN.KK.M.R2)

Menjelang tahun baru, harga sebuah kacamata dipotong [didiskon] dua kali seperti
dinyatakan pada tanda di samping. Seorang pembeli membayar sebesar
Rp168.750,00 untuk kacamata tersebut. Berapa harga kacamata tersebut sebelum
dipotong harganya?

(A). Rp262.500,00
(B). Rp281.250,00
(C). Rp375.000,00
(D). Rp421.675,00

Misal Harga awal adalah Ho dan Harga setelah diskon pertama adalah H1

100 100
H1= 100−10 ×168.750 = 90
×168.750 = 187.500

100 100
Ho= 100−50 ×187.500 = 50
×187.500 = 375.000

15
OSN 2018 TINGKAT KABUPATEN MATEMATIKA SMP (KODE:
OSN.KK.M.R3)

Dealer sepeda motor menjual empat jenis sepeda motor yaitu P, Q, R, S.


Persentase pajak dan ongkos kirim sepeda motor dihitung berdasarkan harga
pokok. Persentase laba dihitung berdasarkan hasil penjumlahan dari harga pokok,
pajak, dan ongkos kirim sebagaimana tabel berikut.

Jika harga beli adalah penjumlahan dari harga pokok beserta pajak dan ongkos
kirim, maka harga jual sepeda motor paling mahal adalah jenis...
(A). P
(B). Q
(C). R
(D). S

Mulai dari Harga pokok, Pajak, Ongkos kirim, Harga beli, Laba dan Harga jual
sepeda motor diatas jika kita tuliskan dalam rupiah (Rp) adalah sebagai berikut:

Sepeda Motor P

 Harga Pokok: Rp11.000.000

 Pajak: Rp550.000

16
 Ongkos Kirim: 770.000

 Harga Beli: Rp12.320.000

 Laba: Rp1.478.000

 Harga Jual: Rp13.798.400

 Sepeda Motor Q

 Harga Pokok: Rp10.400.000

 Pajak: Rp624.000

 Ongkos Kirim: Rp1.040.000

 Harga Beli: Rp12.064.000

 Laba: Rp1.447.680

 Harga Jual: Rp13.511.680

 Sepeda Motor R

 Harga Pokok: Rp10.700.000

 Pajak: Rp749.000

 Ongkos Kirim: Rp963.000

 Harga Beli: Rp12.412.000

 Laba: Rp1.489.000

17
 Harga Jual: Rp13.901.440

 Sepeda Motor S

 Harga Pokok: Rp11.300.000

 Pajak: Rp565.000

 Ongkos Kirim: Rp678.000

 Harga Beli: Rp12.543.000

 Laba: Rp1.254.300

 Harga Jual: Rp13.797.300

Harga Jual sepeda motor yang paling mahal adalah sepeda motor R

C. Garis dan Sudut


Kata Kunci

 Titik

 Garis

 Bidang

 Sudut

 Sudut Berpenyiku

 Sudut Berpelurus

18
 Sudut Sehadap

 Sudut Berseberangan

 Sudut Bertolak Belakang

 Melukis Sudut

 Membagi Sudut

Kompetensi Dasar

3.10 Menganalisis hubungan antar sudut sebagai akibat dari dua garis sejajar
yang dipotong oleh garis transversal.

4.10 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan hubungan antar sudut


sebagai akibat dari dua garis sejajar yang dipotong oleh garis transversal.

Sejarah

Euclides Euclid (350-280 SM) disebut sebagai Bapak Geometri, merupakan


ahli Matematika pada zaman Romawi Kuno. Bukunya yang berjudul
Elements, merupakan karya geometri terbesarnya yang hingga saat ini
digunakan sebagai acuan dasar-dasar ilmu Geometri. Euclides menulis 13 jilid
buku tentang geometri. Dalam buku-bukunya beliau menyatakan aksioma
(pernyataan-pernyataan sederhana) dan membangun semua dalil tentang
geometri berdasarkan aksiomaaksioma tersebut. Contoh dari aksioma
Euclides adalah, “Ada satu dan hanya satu garis lurus garis lurus, di mana
garis lurus tersebut melewati dua titik”. Buku-buku karangannya menjadi
hasil karya yang sangat penting dan menjadi acuan dalam pembelajaran Ilmu
Geometri. Bagi Euclides, matematika itu penting sebagai bahan studi dan
bukan sekedar alat untuk mencari nafkah. Ketika beliau memberi kuliah

19
geometri pada raja, baginda bertanya, “Tak adakah cara yang lebih mudah
bagi saya untuk mengerti dalam mempelajari geometri?”. Euclides menjawab,
“Bagi raja tak ada jalan yang mudah untuk mengerti geometri. Setiap orang
harus berpikir ke depan tentang dirinya apabila ia sedang belajar”.

Beberapa hikmah yang mungkin bisa kita petik antara lain: 1. Kita harus
mampu berbagi ilmu pengetahuan kepada siapa saja tanpa pandang status
sosial, sehingga ilmu yang kita miliki akan dapat bermanfaat untuk orang lain.
2. Kita ini termasuk manusia yang lemah, tapi berakal. Jika kita tidak
menggunakan akal pikiran kita semaksimal mungkin, maka tidak ada bedanya
dengan hewan. Maka dari itu gunakanlah akal pikiran kita untuk berbuat
sesuatu yang bermanfaat dengan mengikuti prinsipprinsip manusiawi. Apabila
kita mempunyai ilmu ajarkanlah kepada orang lain, niscaya ilmu kita akan
bertambah 3. Kita harus punya tekad dan semangat yang tinggi untuk
mewujudkan cita-cita di masa depan, agar menjadi generasi yang cerdas dan
tangguh.

1. Garis

Garis merupakan bentuk gemotri yang dilukiskan oleh sebuah titik


yang bergerak. Garis hanya mempunyai satu dimensi yaitu panjang.

2. Hubungan Antara Titik, Garis, dan Bidang

Dalam ilmu Geometri, terdapat beberapa istilah atau sebutan yang


tidak memiliki definisi (undefined terms), antara lain, titik, garis, dan
bidang. Meskipun ketiga istilah tersebut tidak secara formal
didefinisikan, sangat penting disepakati tentang arti istilah tersebut.
Perhatikan Gambar 7.2 berikut ini.
g
M
R
L
A S K

20
Titik A Garis g atau garis RS ( ŔS )Bidang α atau bidang KLM

Gambar 1.1: Representasi titik A, garis g dan bidang α

Sebuah titik hanya dapat ditentukan letaknya, tetapi tidak mempunyai


panjang dan lebar (tidak mempunyai ukuran/besaran). Titik dapat
digambarkan dengan memakai tanda noktah. Sebuah titik dinotasikan
atau diberi nama dengan huruf kapital, misalkan titik A, titik B, titik C,
dan sebagainya.

Adapun garis direpresentasikn oleh suatu garis lurus dengan dua tanda
panah di setiap ujungnya yang mengindikasikan bahwa garis tersebut
panjangnya tak terbatas. Sebuah garis dapat dinotasikan dengan huruf
kecil, misalkan garis k, garis l, garis m, garis n, dan sebagainya.

Bidang datar merupakan suatu daerah yang panjang dan lebarnya tak
terbatas. Pada Gambar 7.2 bidang α memiliki luas yang tak
terbatas.

Salah satu diantaranya, konsep letak suatu titik pada suatu garis atau
pada suatu bidang.

3. Kedudukan Dua Garis


Gambar Dua Garis Gambar Dua Garis
No
Terletak Pada Bidang Terletak Pada Bidang Keterangan
.
α α dengan satuan
1. Garis a dan b
merupakan dua
garis yang tidak
sejajar dan
berpotongan

21
2. Garis c dan d
merupakan dua
garis yang tidak
sejajar dan
berpotongan
3. Garis e dan f
merupakan dua
garis yang sejajar

4. Garis g dan h
merupakan dua
garis yang sejajar

5. Garis i dan j
merupakan dua
garis yang
berhimpit
6. Garis k dan l
merupakan dua
garis yang
berhimpit
7. Garis m dan n
merupakan dua
garis yang
berpotongan
8. Garis o dan p
merupakan dua
garis yang
berpotongan
9. Garis q dan r
merupakan dua
garis yang
berpotongan tegak
lurus
Tabel 2.1 Kedudukan Dua Garis

Keterangan:
Notasi dari dua garis berpotongan adalah ×
Notasi dari dua garis sejajar adalah ∕ ∕
Notasi dari dua garis berpotongan tegak lurus adalah ⊥

22
Untuk membantu kita memahami lebih mudah tentang kedudukan garis, mari cermati
gambar 7.14 di bawah ini.

(i) (ii)
Gambar 1.12: Garis-garis saling berpotongan yang menghasilkan satu titik potong

Pada gambar 1.12 (i), titik P merupakan titik potong yang terbentuk
dari dua garis, garis l dan k. Sedangkan pada gambar 1.12 (ii), titik P
merupakan titik potong yang terbentuk dari tiga garis k, l, dan m.
Untuk gambar 1.12 (i) terdapat 4 daerah yang terbentuk oleh hasil
perpotongan garis k dan garis l, dan gambar 1.12 (ii) menghasilkan 6
daerah yang terbentuk oleh hasil perpotongan ketiga garis tersebut.

Perhatikan Gambar 7.15 berikut ini. garis-garis pada Gambar 7.15


berikut menjelaskan tentang sifat-sifat garis saling sejajar pad suatu
bidang.

(i) Melalui sebuah titik K di luar garis a hanya


dapat dibuat tepat satu garis yang sejajar
dengan garis a

(ii) Jika garis c memotong garis a dan a//b, maka


garis c pasti memotong garis b

23
(iii) Jika garis a//b dan b//c, maka a dan c pasti
sejajar

Gambar 1.13 Sifat-sifat garis sejajar


4. Sudut
Definisi Sudut
Sudut merupakan suatu daerah yang dibentuk oleh dua buah ruas garis
yang titik pangkalnya sama.

5. Menentukan Konsep Sudut

Secara matematis, hubungan sinar garis dan titik sudut diilustrasikan


sebagai berikut.

Gambar 1.15 Sudut yang terbentuk oleh dua sinar garis

Suatu sudut terbentuk dari perpotongan dua sinar garis yang


berpotongan tepat di satu titik, sehingga titik potongnya disebut
dengan titik sudut. Nama suatu sudut dapat berupa simbol α , β , dll,
atau berdasarkan titik-titik yang melalui garis yang berpotongan
tersebut. Biasanya, satuan sudut dinyatakan dalam dua jenis, yaitu
derajat (“ ° ”) dan radian (rad). ∠ APB bisa juga disebut ∠ P
, dan besar sudut P dilambangkan dengan m∠ P .
Keterangan: Besar sudut satu putaran penuh adalah 360 °

24
6. Penamaaan Sudut
Secara matematis, penamaan sudut diperlukan untuk mempermudah
penamaan sudut untuk kajian selanjutnya. Mari kita perhatikan Gambar
7.22 berikut ini.

Gambar 1.17 Penamaan sudut ABC atau sudut CBA

Dari Gambar 1.17, ´ dan BC


BA ´ disebut kaki sudut. Titik B adalah titik sudut.
Secara umum, ada dua penamaan sudut, yaitu:
 Titik B dapat dikatakan sebagai titik sudut B seperti pada Gambar 7.22. Ingat,
penulisannya selalu menggunakan huruf kapital.
 Sudut yang terbentuk pada gambar di atas dapat juga disimbolkan dengan
∠ ABC atau ∠ CBA atau ∠ B .

Pada setiap sudut yang terbentuk, harus kita tahu berapa besar derajat sudutnya.
Secara manual, kita dapat menggunakan alat ukur sudut yaitu busur. Alat ini dapat
membantu kita mengukur suatu sudut yang sudah terbentuk dan membentuk besar
sudut yang akan digambar.

Gambar 1.18 Busur, alat untuk mengukur sudut

Perlu kita kenalkan bahwa, terdapat ukuran sudut standar yang perlu kita ketahui,
seperti yang disajikan pada gambar di bawah ini.

25
Gambar 1.19 Sudut lancip, tumpul, siku-siku, dan sudut lurus

Jenis-jenis sudut
1. Sudut siku-siku, ukuran sudutnya 90°
2. Sudut lancip, ukuran sudutnya antara 0° dan 90°
3. Sudut tumpul, ukuran sudutnya antara 90° dan 180°
4. Sudut lurus, ukuran sudutnya 180°
5. Sudut reflek, ukuran sudutnya antara 180° dan 360°

 Hubungan Antar Sudut


Mari kita perhatikan gambar-gambar berikut ini.

Sudut berpelurus Sudut berpenyiku Sudut bertolak belakang


Gambar 1.20 Hubungan antar dua sudut

Pada Gambar 7.28 terdapat sudut berpelurus, sudut berpenyiku dan sudut bertolak
belakang. Pada kegiatan kali ini kalian akan mempelajari ketiga bentuk hubungan
antar sudut tersebut yang rinciannya dikemas dalam kasus-kasus berikut ini.

26
 Sudut Berpelurus dan Sudut Berpenyiku

Gambar 1.21 Sudut berpenyiku

Gambar 7.31 menunjukkan bahwa:


°
m∠ AOB=r , m∠ BOC=s°
°
m∠ AOB+ m∠ BOC =90
m∠ AO B=90°−m∠BOC
°
m∠ BOC=90 −m ∠ AOB
Hubungan antara m∠ BOC dan m∠ AOB disebut sudut berpenyiku.

Gambar 1.22 Sudut berpelurus

Gambar 7.32 menunjukkan bahwa:


t+u=180°
°
t=180 −u
°
u=180 −t
Hubungan sudut AOB dengan sudut BOC disebut sudut berpelurus.

 Pasangan Sudut yang Saling Bertolak Belakang

27
Mari perhatikan gambar-gambar berikut.

Gambar 1.23 Sudut berpelurus dan bertolak belakang

1. Pada gambar (a) dan (b) termasuk sudut berpelurus, yaitu


m∠T 1+ m∠ T 2=180° dan m∠T 3 +m∠ T 4 =180°
2. Pada gambar (c) dan (d) juga termasuk sudut berperlurus yaitu
m∠T 1+ m∠T 4=180 ° dan m∠T 2+ m∠ T 3=180°
3. Pada gambar (e) dan (f) termasuk sudut-sudut bertolak belakang, yaitu
m∠T 1=m ∠T 2 dan m∠T 3=m ∠ T 4

Mari perhatikan gambar di bawah ini.

Pasangan ∠ AOB dan ∠ COD dan pasangan ∠ BOC dan ∠ AOD


merupakan sudut-sudut bertolak belakang. Selain itu, pada gambar tersebut,
∠ AOB dan ∠ BOC adalah pasangan sudut berpelurus, sedemikian sehingga
berlaku:
m∠ AOB+∠ BOC=180° , maka m∠ BOC=180° −∠ AOB (1)

28
m∠ AOB+∠ AOD=180° , maka m∠ AOD=180°−∠ AOB (2)
Dari (1) dan (2), berlaku bahwa m∠ BOC=m ∠ AOD=180° −∠ AOB

 Hubungan Sudut-Sudut pada Dua Garis Sejajar


Amatilah gambar-gambar pada tabel berikut:

No. Gambar Keterangan

°
1. Nilai x=40

°
2a. Nilai x=30

2.

°
2b. Nilai x=20

°
3a. Nilai x=20

°
3b. Nilai x=20

°
4. 4a. Nilai x=8

29
°
4b. Nilai x=15

°
5a. Nilai x=11

5.

°
5b. Nilai x=70

°
6a. Nilai x=6

6.

6b. Nilai x=5°

Perhatikan uraian berikut ini.

Tabel hubungan sudut-sudut pada dua garis sejajar


No Gambar Keterangan
.
Titik-titik K, L, M, dan N merupakan
titik-titik interior garis k dan l atau
1.
titik-titik yang berada di daerah
dalam garis k dan l
Titik-titik O, P, Q, R, dan S
merupakan titik-titik eksterior garis
2.
k dan l atau titik-titik yang berada di
daerah luar garis k dan l

30
Garis m memotong garis k dan l.
Titik-titik K dan L dengan titik-titik
3. M dan N merupakan titik-titik yang
saling bersebrangan di daerah
interior garis k dan l
Garis m memotong garis k dan l.
Titik-titik O dan P dengan titik-titik
yang saling bersebrangan di daerah
4. eksterior garis k dan l. Begitu juga
titik R dengan Q merupakan dua titik
yang saling bersebrangan di daerah
eksterior garis k dan l
Nama Sudut
Sudut-sudut luar ∠ 1,∠ 2, ∠ 7,∠ 8
Sudut-sudut ∠ 3,∠ 4,∠5, ∠ 6
dalam
Sudut dalam ∠ 3 dan ∠5,
berseberangan ∠ 4 dan∠6
Sudut luar ∠ 1 dan∠ 7 ,
berseberangan ∠ 2 dan∠ 8
Sudut dalam ∠ 3 dan
5. sepihak ∠6 ,
∠ 4 dan
∠5
Sudut-sudut ∠ 1 dan
sehadap ∠ 5,
∠ 2 dan
∠6 ,
∠ 3 dan
∠ 7,
∠ 4 dan
∠8

31

Anda mungkin juga menyukai