Beban Kerja Mental
Beban Kerja Mental
1. Beban Kerja
Workload atau beban kerja merupakan usaha yang harus dikeluarkan oleh seseorang
untuk memenuhi “permintaan” dari pekerjaan tersebut. Sedangkan kapasitas adalah
kemampuan/kapasitas manusia. Kapasitas ini dapat diukur dari kondisi fisik maupun mental
seseorang. Beban kerja yang dimaksud adalah ukuran (porsi) dari kapasitas operator yang
terbatas yang dibutuhkan untuk melakukan kerja tertentu.
Karyawan merupakan asset yang sangat penting bagi berbagai perusahaan. Sehingga
penting bagi perusahaan untuk selalu mengetahui kondisi karyawannya dan selalu
memantau standar kinerja mereka supaya tujuan perusahaan dapat tercapai. Tetapi
akan muncul suatu permasalahan di perusahaan jika banyak karyawannya mengalami
stress. Bahkan sebuah penelitian yang telah dilakukan oleh Yaman mengungkapkan
bahwa lebih dari 20 % anggaran dari institusi pelayanan umum telah dikeluarkan
untuk menangani keluhan-keluhan yang berkaitan dengan stress karyawan. Oleh
karena tingkat stress karyawan yang cukup terlihat signifikan maka perusahaan perlu
mewaspadainya sebab hal tersebut akan menurunkan performance karyawannya.
Stress yang dialami oleh para karyawan menurut Sukmawati dapat disebabkan antara
lain karena :
Frustasi, yaitu apabila ada halangan yang menghambat maksud dan tujuan yang
diinginkan,
Konflik, yaitu terjadi jika tidak dapat memilih antara dua atau lebih kebutuhan /
tujuan yang diinginkan,
Tekanan/ krisis, yaitu beban kerja mental dan fisik sehari-hari meskipun kecil
tetapi menumpuk dapat menyebabkan stres yang hebat.
Kewaspadaan
Mendeteksi permasalahan (Problem recognition and diagnosis)
Penyusunan dan pelaksanaan suatu rencana
Pemilihan prioritas
Mengingat hal-hal yang perlu dilakukan
Membuat keputusan yang cepat berdasarkan pada integrasi pengalaman dan
pemahaman tentang situasi saat ini.
Mengatasi kejadian tak terduga
Dalam hal ini salah satu contoh bidang pekerjaan yang memiliki situasi kerja dengan
tingkat beban kerja mental yang tinggi adalah karyawan pada instansi kesehatan,
khususnya perawat. Hal ini dapat dilihat pada pekerjaan yang harus mereka kerjakan
diantaranya adalah sebagai berikut :
Pada awal pembahasan disebutkan bahwa performance karyawan akan menurun jika
mereka menghadapi kondisi dengan tingkat stress tinggi karena beban kerja mental
yang belebihan. Tetapi dengan beban kerja mental yang rendah yang diterima oleh
karyawan, performance mereka juga akan rendah. Hal tersebut didasarkan
pada Yerkes- Dodson Law yaitu hubungan antara beban kerja dengan kinerja dapat
digambarkan sebagai bentuk kurva U terbalik.
Kurva memperlihatkan bahwa dengan beban kerja yang yang terlalu rendah ataupun
terlalu tinggi maka akan menyebakan performance pekerja rendah. Hal itu juga berlaku
untuk beban kerja mental. Jika beban kerja mental seorang pekerja rendah, maka
pekerja tersebut akan mudah bosan dan cenderung kehilangan ketertarikan terhadap
pekerjaan yang dilakukan dan menurunnya konsentrasi. Kejadian tersebut dapat
dijelaskan dengan pendapat yang dikemukakan Grandjean (1993) bahwa setiap
aktivitas mental akan selalu melibatkan unsur persepsi, interpretasi dan proses mental
dari suatu informasi yang diterima oleh organ sensor untuk diambil suatu keputusan
atau proses mengingat informasi yang lampau. Jadi menurunnya konsentrasi pekerja
merupakan aktivitas mental dimana terjadi penurunan proses mental untuk menerima
suatu informasi. Yang dapat diartikan dengan menurunnya aktivitas mental maka
beban kerja mental pekerja menurun dan performance kerja menurun pula.
Oleh karena adanya dampak negatif bagi sebuah perusahaan jika memberikan beban
kerja mental terlalu tinggi ataupun terlalu rendah bagi karyawannya, maka
diperlukanlah pengukuran untuk mengetahui beban kerja mental yang tepat untuk
karyawannya.