PENDAHULUAN
1.1. Latar
Latar Belakan
Belakang
g
Sejarah
Kasu
Kasuss pert
pertam
amaa leuke
leukemi
miaa dila
dilapo
pork
rkan
an oleh
oleh velp
velpea
eaup
upad
adaa tahu
tahun
n 1827
1827..
Pasiennya seorang penjual limun berumur 63 tahun, jatuh sakit pada tahun 1825
dengan
dengan gejala
gejala pemben
pembengka
gkaan
an perut,
perut, demam
demam dan rasa lelah.
lelah. Pender
Penderita
ita tersebu
tersebutt
meni
mening
ngga
gall sega
segara
ra sesu
sesuda
dah
h masu
masuk
k ruma
rumah
h saki
sakit;
t; pada
pada auto
autops
psy
y dite
ditemu
muka
kan
n
pembesaran hati dan limpa yang hebat. Darahnya kental, menyerupai ragi
pembuat anggur merah, Velpeau meragukan apakah
apakah itu darah atau nanah.
Leukemia adalah kanker anak yang paling sering. Mencapai lebih kurang
33% dari keganasan pediatrik. Leukemia limfoblasik akut (LLA) berjumlah kira-
kira
kira 75% dari semua
semua kasus.
kasus. Dengan
Dengan inside
insidensi
nsi tertinggi
tertinggi pada
pada umur
umur 4 tahun.
tahun.
Leukimia mieloid akut (LMA) berjumlah kira-kira 20% dari leukimia. Dengan
insidensi yang tetap dari lahir sampai umur 10 tahun. Meningkat sedikit pada
masa remaja. Leukimia sisanya adalah bentuk kronis: leukimia limfositik kronis
(LLK) jarang ditemukan pada anak. Insidensi tahunan keseluruhan dari leukimia
adala
adalah
h 42,1
42,1 tiap
tiap juta
juta anak
anak kuli
kulitt puti
putih
h dan
dan 24,3
24,3 tiap
tiap juta
juta anak
anak kuli
kulitt hita
hitam.
m.
Perbed
Perbedaan
aan itu teruta
terutama
ma diseba
disebabka
bkan
n oleh
oleh rendah
rendahnya
nya kejadi
kejadian
an LLA
LLA pada
pada kulit
kulit
hitam.
hitam. Gambar
Gambaran
an klinis
klinis umum
umum dari
dari leukim
leukimia
ia adalah
adalah serupa
serupa karena
karena semuan
semuanya
ya
melibatkan kerusakan hebat fungsi sumsum tulang. Tetapi, gambaran klinis dan
laboratoriu
laboratorium
m spesifik
spesifik berbeda
berbeda dan ada perbedaan
perbedaan dalam respon terhadap
terhadap terapi
dan perbedan dalam prognosis.
Dalam
Dalam referat
referat ini akan
akan membah
membahas
as lebih
lebih rinci
rinci mengen
mengenai
ai klasifi
klasifikas
kasi,
i,
patofisiologi, etiologi, gejala klinis dan pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan,
monitoring dan prognosis.
1.2. Tuju
Tujuan
an Penulisa
Penulisan
n
Adapun tujuan penulisan:
1. Tujuan Um
Umum
2. Tujuan
juan Khus
Khusu
us
a. Mahasiswa
Mahasiswa mampu menget
mengetahui
ahui pengertian
pengertian Leukimi
Leukimiaa
c. Maha
Mahasis
siswa
wa mamp
mampu
u meng
menget
etah
ahui
ui diag
diagno
nosa-
sa-di
diag
agno
nosa
sa yang
yang mung
mungki
kin
n
muncul pada pasien Leukimia
2.1. Definisi
Leukimia atau kanker darah adalah keganasan pada organ pembuat sel darah,
berupa proliferasi patologis sel hemapoetik muda yang ditandai oleh adanya
kegagalan sum-sum tulang dalam membentuk sel darah normal dan disertai
infiltrasi ke organ-organ lain. ( Djoerban Zubairi,dkk.1990)
Kata leukimia berarti “darah putih”, karena pada penderita ditemukan banyak
sel darah putih sebelum diberi terapi. Sel darah putih yang tampak banyak
merupakan sel yang muda, misalnya promielosit. Jumlah yang semakin meninggi
ini dapat mengganggu fungsi normal dari sel lainnya.(Barbara C. Long,1996)
Leukemia merupakan penyakit keganasan sel darh putih yang berasal dari
sumsum tulang, ditanadai dengan porifer sel-sel darah putih, denagn manifestasi
adanya sel-sel abnormal dalam darah tepi.(Permono, Bambang.2005)
2.2. Klasifikasi
Leukimia dapat dibagi menjadi :
• Leukimia limfositik akut (LLA) merupakan tipe leukimia paling sering
terjadi pada anak-anak. Penyakit ini juga terdapat pada dewasa yang
terutama telah berumur 65 tahun atau lebih.
• Leukimia mielositik akut (LMA) sering terjadi pada dewasa dari pada
anak-anak. Tipe ini dahulunya disebut leukimia nonlimfositik akut.
• Leukimia limfositik kronis (LLK) sering diderita oleh dewasa yang
berumur lebih dari 55 tahun. Kadang-kadang juga diderita oleh dewasa
muda, dan hampir tidak ada pada anak-anak
• Leukimia mielositik kronis (LMK) sering terjadi pada orang dewasa.
Dapat juga terjadi pada anak-anak, namun sangat sedikit.
Tipe yang sering diderita orang dewasa adalah LMA dan LLK,
sedangkan LLA sering terjadi pada anal-anak.
1. Nodus Limfe
Sistem limfatik ini merupakan suatu keajaiban yang bekerja untuk
kemanfaatan bagi umat manusia. Sistem ini terdiri atas pembuluh limfa-tik yang
terdifusi di seluruh tubuh, nodus limfa yang terdapat di beberapa tempat tertentu
pada pembuluh limfatik, limfosit yang diproduksi oleh nodus limfa dan berpatroli
di sepanjang pembuluh limfatik, serta cairan getah bening tempat limfosit
berenang di dalamnya, yang bersirkulasi dalam pembuluh limfatik.
Cara kerja sistem ini adalah sebagai berikut: Cairan getah bening dalam
pembuluh limfatik menyebar di seluruh tubuh dan berkontak dengan jaringan
yang berada di sekitar pembuluh limfatik kapiler. Cairan getah bening yang
kembali ke pembuluh limfatik sesaat setelah melaku-kan kontak ini membawa
serta informasi mengenai jaringan tadi. Infor-masi ini diteruskan ke nodus
limfatik terdekat pada pembuluh limfatik. Jika pada jaringan mulai merebak
permusuhan, pengetahuan ini akan diteruskan ke nodus limfa melalui cairan getah
bening.
2. Timus
Selama bertahun-tahun timus dianggap sebagai organ vestigial atau organ
yang belum berkembang sempurna dan oleh para ilmuwan evolusionis
dimanfaatkan sebagai bukti evolusi. Namun demikian, pada tahun-tahun
belakangan ini, telah terungkap bahwa organ ini merupakan sumber dari sistem
pertahanan kita.
3. Sumsum Tulang
Sumsum tulang janin di rahim ibunya tidak sepenuhnya mampu memenuhi
fungsinya memproduksi sel-sel darah. Sumsum tulang mam-pu mengerjakan
tugas ini hanya setelah lahir. Akankah bayi ini terkena anemia saat di dalam
kandungan ?
Tidak. Pada tahap ini, limpa akan bermain dan memegang kendali. Merasakan
bahwa tubuh mem-butuhkan sel darah merah, trombosit, dan granulosit, maka
limpa mulai memproduksi sel-sel ini selain memproduksi limfosit yang
merupakan tugas utamanya.
4. Limpa
Unsur menakjubkan lainnya dari sistem pertahanan kita adalah limpa.
Limpa terdiri dari dua bagian: pulp merah dan pulp putih. Limfosit yang baru
dibuat di pulp putih mula-mula dipindahkan ke pulp merah, lalu mengikuti aliran
darah. Kajian saksama mengenai tugas yang dilak-sanakan organ berwarna merah
tua di bagian atas abdomen ini menying-kapkan gambaran luar biasa. Fungsinya
yang sangat sulit dan rumitlah yang membuatnya sangat menakjubkan.
Keterampilan limpa tidak hanya itu. Limpa menyimpan sejumlah ter-tentu
sel darah (sel darah merah dan trombosit). Kata “menyimpan” mungkin
menimbulkan kesan seakan ada ruang terpisah dalam limpa yang dapat dijadikan
tempat penyimpanan. Padahal limpa adalah organ kecil yang tak memiliki tempat
untuk sebuah gudang. Dalam kasus ini limpa mengembang supaya ada tempat
tersedia untuk sel darah merah dan trombosit. Limpa yang mengembang
disebabkan oleh suatu penyakit juga memungkinkan memiliki ruang penyimpanan
yang lebih besar.
2.4. ETIOLOGI
Walaupun pada sebagian besar penderita leukosit factor-faktor penyebabnya
tidak dapat diidentifikasi, tetapi ada beberapa factor yang terbukti dapat
menyebabkan leukemia. Factor-faktor tersebut antara lain adalah factor genetic,
sinar radioaktif dan virus.
Penyebab yang pasti belum diketahui, akan tetapi terdapat faktor predisposisi
yang menyebabkan terjadinya leukemia yaitu :
a. Faktor genetik : virus tertentu meyebabkan terjadinya perubahan
struktur gen ( T cell leukemia-lymphoma virus/HTLV)
RADIASI
Radiasi dapat meningkatkan frekuensi LMA dan LMA. Tidak ada laporan
mengenai hubungan antara radiasi dengan LLK. Beberapa laporan yang
mendukung :
1) Para pegawai radiologi lebih sering menderita leukimia.
2) Penderita dengan radioterapi lebih sering menderita leukimia.
3) Leukimia ditemui pada korban hidup kejadian bom atom
Hiroshima dan Nagasaki, Jepang
Faktor Leukemogenik
Terapi beberapa zat kimia yang telah diidentifikasi dapat
mempengaruhi frekuensi leukimia :
• Racun lingkungan seperti benzena
Epidemiologi
• Di Afrika, 10-20% pwnsweita LMA memiliki kloroma di sekitar orbit
mata.
• Di Kenya, Tiongkok, dan India, LMK mengenai penderita berumur 20-
40 tahun
• Pada orang Asia Timur dan India Timur jarang ditemui LLK.
HEREDITER
Penderita sindrom Down memiliki insidemsi leukimia akut 20 kali
lebih besar dari orang normal.
VIRUS
Virus dapat menyebabkan leukimia seperti retrovirus, virus
leukimia feline, HTLV-1 pada dewasa.
2.5. PATOFISIOLOGI
Gugus sel mengalami kelainan proliferasi, kelainan sitogenetik dan
morfologi, kegagalan diferensiasi dan perbedaan biokimia terhadap sel normal.
Sel-sel ini mendesak komponen normal sehingga terjadi kegagalan fungsi
sumsum tulang. Disamping itu sel-sel abrovmal melalui peredaran darah
melakukan infiltrasi keorgan-organ tubuh.
Leukimia adalah jenis gangguan pada system hematopoietic yang fatal dan
terikat dengan sumsum tulang dan pembuluh lymphe ditandai dengan tidak
terkendalinya proliferasin dari leokocyre dan prosedirnya. Jumlah besar dari cell
pertama-tama menggumpal pada tempat asalnya san menyebar ke organ
hematopoetic dan lanjut ke organ yang lebih besar . Poriferasi dari satu jenis
cellsering mengganggu produksi normal cell hemotopoetic lainnya dan mengarah
ke pengembangan / pembelahan cell yang cepat dan ke Cytopenias (penurunan
jumlah). Pembelahan dari cell darah putih mengakibatkan menurunya immune
Competence dengan meningkatnya kemungkinan mendapat infeksi. Penyebab
leukemia adalah belumdiketahui . Suatu peningkatan insiden eukimia dalam
perkiraannya membawa ke Hypotesa predis posisi genetik atau viral origin.
Anamnesis
Anemia, sering demam, perdarahan, berat badan turun, anoreksia,
kelemahan umum
Keluhan pembesaran kelenjar getah bening dan perut.
Gejala yang mudah dipahami adalah:
a. Pucat
b. Lemah
c. Penurunan beratbadan
f. Nyeri tulang
g. Jaundice (kekuning-kuningan)
h. Gangguan penglihatan
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
• Anemia normositik normokromik, kadang kadang dijumpai normoblas.
1) Fase induksi
Dimulasi 4-6 minggu setelah diagnosa ditegakkan. Pada fase
ini diberikan terapi kortikostreroid (prednison), vincristin dan L-
asparaginase. Fase induksi dinyatakan behasil jika tanda-tanda
penyakit berkurang atau tidak ada dan dalam sumsum tulang
ditemukan jumlah sel muda kurang dari 5%.
d. Konsolidasi
2) Penatalaksanaan Keperawatan
Masalah pasien yang perlu diperhatikan umumnya sama dengan pasien
lain yang menderita penyakit darah. Tetapi karena prognosis pasien pada
umumnya kurang menggembirakan (sama seperti pasien kanker lainnya)
maka pendekatan pisikososial harus diutamakan. Yang perlu dipersiapkan
ruangan aseptik dan cara bekerja yang aseptik pula. Sikap perawat yang
ramah dan lembut diharapkan tidak hanya untuk pasien saja tetapi juga
pada keluarga yang dalam hal ini sangat peka perasaannya jika mengetahui
penyakit anaknya.
PEMANTAUAN
1. Terapi
Komplikasi terapi adalah alopesia, depresi sumsum tulang,
agranulositosis. Sepsis merupakan komplikasi selama pengobatan
sitostatika.
Pada pemberian kortikosteroid dapat terjadi perubahan
perilaku, misalnya marah, dan nafsu makan yang berlebihan.
2. Tumbuh Kembang
Pasien secepatnya masuk sekolah. Dalam jangka lama perlu
diobservasi fungsi hormonal dan tumbuh kembang anak.
2.8. PROGNOSIS
Sampai saat ini leukimia masih merupakan penyakit yang fatal, tetapi dalam
kepustakaan dilaporkan pula beberapa kasus yang dianggap sembuh karena dapat
hidup lebih dari 10 tahun tanpa pengobatan. Biasanya bila serangan pertama dapat
diatasi dengan pengobatan induksi. Penderita akan berada dalam keadaan remisi
untuk beberapa bulan. Pada stadium remisi ini secara klinis penderita tidak sakit,
sama seperti anak biasa. Tetapi selanjutnya dapat timbuk serangan yang kedua
(kambuh). Yang disusul lagi oleh masa remisi yang biasanya lebih pendek dari
masa remisi pertama. Demikian seterusnya masa remisi akan lebih pendek lagi
sampai akhirnya penyakit ini resistensi terhadap pengobatan dan penderita akan
meninggal. Kenatian biasanya disebabkan perdarahan akibat trombositopenia,
leukimia serebral atau infeksi (sepsis, infeksi jamur).
Woc terlampir
2.9. Komplikasi
a. Anemia (kurang darah). Hal ini dikarenakan produksi sel darah merah
kurang atau akibat pendarahan.
b. Terinfeksi berbagi penyakit. Hal ini dikarenakan sel darah putih yang
ada kurang berfungsi dengan baik meskipun jumlahnya berlebihan
tetapi sudah berubah menjadi ganas sehingga tidak mampu melawan
infeksi dan denda asing yang masuk kedalam tubuh.
d. Gangguan metabolisme :
a. Pencegahan infeksi
1) Tempatkan pasien dalam ruangan tersendiri.
c. Pemeriksaan Diagnostik
f. PTT : memanjang
m. CT scan
o. Pemeriksaan elektrolit
BAB III
ASKEP TEORITIS LEUKIMIA PADA ANAK
3.1. PENGKAJIAN
I. Biodata
1. Keluhan Utama
Nyeri tulang sering terjadi, lemah nafsu makan menurun, demam (jika disertai
infeksi) bisa juga disertai dengan sakit kepala.
2. Riwayat Perawatan Sebelumnya
♣ Prenatal
♣ Natal
♣ Post natal
3. Riwayat keluarga
Insiden LLA lebih tinggi berasal dari saudara kandung anak-anak yang
terserang terlebih pada kembar monozigot (identik).
a. Cairan : Terjadi deficit cairan dan elektrolit karena muntah dan diare.
b. Makanan : Biasanya terjadi mual, muntah, anorexia ataupun alergi makanan.
Berat badan menurun.
Nadi :
RR : Dispneu, takhipneu
d. Pemeriksaan Integumen
f. Pemeriksaan Abdomen
g. Pemeriksaan Ekstremitas
* Perangkat Diagnostik
* Penatalaksanaan
4. Kerusakan Tujuan : setelah 1. Kaji secara dini tanda- 1. agar tidak terjadi
integritas kulit dilakukan tindakan tanda kerusakan kerusakan lebih lanjut
berhubungan keperawatan 3 x 24 intregitas kulit 2. mencegah timbulnya
dengan jam kerusakan 2. Berikan perawatan infeksi
pemberian integritas kulit kulit khususnya daerah 3. agar tidak terjadi
kemotrapi, pemberian perinial dan mulut kekakuan otot
radioterapy kemoterapi, 3. Ganti posisi dengan 4. untuk memenuhi
radioterapy dapat sering kebutuhan tubuh
teratasi 4. Anjurkan intake
K.H dengan kalori dan
1. Kerusakan protein yang adekuat
integitas kulit
(-)
2. Kekurangan
kalori dan
protein teratasi
3. Dekubitus (-)
Tujuan : setelah
dilakukan tindakan
3x24 jam gangguan
5. Gangguan rasa rasa nyaman nyeri 1. Kaji skala nyeri 1. untuk mengetahui
nyaman nyeri teratasi 2. Palpasi abdomen intensitas nyeri
b/d adanya Kriteria hasil : 3. Atur posisi pasien 2. untuk mengetahui
kontraksi 1. KNyeri (-) apakah ada masa atau
tidak
3. memberikan
kenyaman pada
pasien.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Leukimia atau kanker darah adalah keganasan pada organ pembuat sel
darah, berupa proliferasi patologis sel hemapoetik muda yang ditandai oleh
adanya kegagalan sumsum tulang dalam membentuk sel darah normal dan disertai
infiltrasi keorgan-organ lain.
Sebab-sebab terjadinya leukimia belum diketahui secara pasti. Ada
kemungkinan proses awal leukimia terjadi karena mutasi salah satu sel yang
kemungkinan berproliferasi secara tidak terkendali sebagai penyebab sering
dihubungkannya dengan radiasi, zat kimia, gangguan imunologik, virus dan faktor
genetik.
Penatalaksanaan leukimia menggunakan protokol pengobatan dan
pengobatan suportif yang bertujuan untuk memusnakan sel leukimia sehingga
memungkinkan sel darah normal tumbuh dan berkembang sebagai mana
mestinya. Pengobatan juga untuk memperpanjang usia, sekaligus mana mestinya.
Pengobatan juga untuk memperpanjang usia, sekaligus mengupayakan
penyembuhan.
Sampai saat ini leukimia masih merupakan penyakit yang angka
kematiannya masih tinggi. Adanya mediastinal mass dan infiltrasi ke CNS
merupakan faktor yang memperburuk perjalanan penyakit ini.
4.2. SARAN
Sebagai Mahasiswa keperawatan kita harus mampu mengenali tanda – tanda
anemia dan memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan leukimia secara
benar.
DAFTAR PUSTAKA
Assalamuallaikum.wr.wb
Terselesainya makalah ini berkat kerjasama dari berbagai pihak untuk itu
kami ucapkan terimakasih kepada Ibuk Ns cyntia S.Kep selaku dosen
pembimbing kami serta rekan–rekan yang memberikan masukan dan gagasan
tentang makalah yang kami susun.
Semoga apa yang kami sajikan pada makalah ini bisa bermanfaat bagi kita
semua.
Lubuk basung , 4 Januari 2013