Anda di halaman 1dari 57

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Halusinasi merupakan salah satu gejala yag sering ditemukan pada klien dengan
gangguan jiwa. Halusinasi sering diidentikkan dengan skizofrenia. Dariseluruh klien
skizofrenia 70% diantaranya mengalami halusinasi. Gangguan jiwa lainjuga disertai
dengan gejala halusinasi adalah gangguan manic depresif dan delirium.Halusinasi
merupakan gangguan persepsi dimana klien mempresepsipkan sesuatuyang sebenarnya
tidakterjadi. Suatu penerapan panca indera tanpa ada rangsangandari luar. Suatu
penghayatan yang dialami suatu persepsi melalui panca indera tanpastimulus eksteren
persepsi palsu. Salah persepsi pada halusinasi terjadi tanpa adanyastimulus eksternal
yang terjadi. Stimulus internal dipersepsikan sebagai sesuatu yangnyata ada oleh klien
(Stuart, 2009).
Perubahan persepsi tentang halusinasi adalah ketidakmampuan manusia dalam
membedakan antara rangsang yang timbul dari sumber internal
sepertipikiran,perasaan, dan sensasi somatic dengan inpuls dan stimulus external.
Manusia pada dasarnya masih mempunyai kemampuan dan membandingkan dan
mengenalmana yang merupakan respon dari luar dirinya. Manusia yang mempunyai ego
yangsehat dapat membedakan antara fantasi dan kenyataan. Mereka dalam
menggunakanproses fikir yang logis, membedakan dengan pengalaman dan
memvalidassikan serta mengevaluasisecara akurat (Nasution, 2003).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep halusinasi?
2. Bagaimana SPTK halusinasi?
3. Bagaimana pengaplikasian halusinasi pada roleplay?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep halusinasi,
2. Untuk mengetahui SPTK halusinasi,
3. Untuk mengetahui pengaplikasian halusinasi pada roleplay.

1
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Halusinasi
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa pada individu yang ditandai
dengan perubahan sensori persepsi, merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan,
pengecapan, perabaan atau penghiduan. Pasien merasakan stimulus yang sebenarnya
tidak ada ( Keliat & Akemat, 2010 ).
Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan
rangsangan internal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia luar).Klien memberikan
persepsi atau pendapat tentang lingkungan tanpa ada objek atau rangsangan yang
nyata(Farida, 2010).
Halusinasi merupakan gangguan atau perubahan persepsi dimana klien
mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan panca indra
tanpa ada rangsangan dari luar. Suatu penghayatan yang dialami suatu persepsi melalui
panca indra tanpa stimulus eksteren: persepsi palsu (Maramis, 2005).
Dari beberapa pengertian yang dikemukan oleh para ahli mengenai halusinasi di
atas, maka penulismengambil kesimpulan bahwa halusinasi adalah persepsi klien melalui
panca indera terhadap lingkungan tanpa ada stimulus atau rangsangan yang nyata.Jadi,
dapat disimpulkan bahwa halusinasi adalah gangguan persepsi tanpaada rangsangan dari
luar ekternal.
B. Rentang Respon Halusinasi
Halusinasi merupakan salah satu respon maladaptif individu yang berada dalam
rentang respon neurobiology, Ini merupakan respon persepsi paling maladaptif. Jika
kliensehat persepsinya akurat, mampu mengidentifikasi dan menginterpretasikan stimulus
berdasarkan informasi yang diterima melalui panca indra (pendengaran, penglihatan,
penghidu, pengecapan, dan perabaan), klien dengan halusinasi mempersepsikan suatu
stimulus panca indra walaupun sebenarnya stimulus itu tidak ada. Diantara kedua
respontersebut adalah respon individu yang karena sesuatu hal mengalami kelainan
persepsi yaitusalah mempersepsikan stimulus yang diterimanya yang disebut sebagai
ilusi. Klienmengalami ilusi jika interpretasi yang dilakukannya terhadap stimulus panca
indra tidak akurat sesuai stimulus yang diterima.

2
C. Jenis – Jenis Halusinasi
Beberapa jenis halusinasi ini sering kali menjadi gejala penyakit
tertentu,seperti skizofrenia.Namun terkadang juga dapat disebabkan oleh
penyalahgunaan narkoba,demam,depresi atau demensia,berikut ini jenis jenis
halusianasi yang mungkin saja mengintai pikiran manusia.
Jenis Halusinasi Karakteristik
Pendengaran Mendengar suara atau kebisingan, paling sering suara orang.
Suara berbentuk kebisingan yang kurang jelas sampai kata-
kata yang jelas berbicara tentang klien, bahkan sampai pada
percakapanlengkap antara dua orang yang mengalami
halusinasi. Pikiran yangterdengar dimana klien mendengar
perkataan bahwa klien disuruhuntuk melakukan sesuatu
yang terkadang dapat membahayakan klien itu sendiri
Penglihatan Stimulus visual dalam bentuk kilatan cahaya, gambar
geometris,gambar kartun,bayangan yang rumit atau
kompleks. Bayangan bisa menyenangkan atau menakutkan
seperti melihatmonster.
Penghidu Membaui bau-bauan tertentu seperti bau darah, urine, dan
feses umumnya bau-bauan yang tidak menyenangkan.
Halusinasi penghidu sering terjadi akibat stroke, tumor,
kejang, atau dimensia.

3
Pengecapan Merasa mengecap seperti dara, urine, feses dan lain-lain
Perabaan Mengalami nyeri atau ketidaknyamanan tanpa stimulus yang
jelas. Seperti merasa tersetrum listrik yang datang dari
tanah, benda mati atauorang lain.
Cenesthetic Merasakan fungsi tubuh seperti aliran darah di vena atau
arteri, pencernaan makan atau pembentukan urine

D. Fase Halusinasi
Halusinasi yang dialami oleh klien bila berada intensitasnya dan keparahan
(Stuart membagi halusinasi klien mengendalikan dirinya semakin berat fase
halusinasinya).Klien semakin berat mengalamiansietas dan makin dikendalikan
halusinasinya lengkap tercantum dalam tabel.
Halusinasi Karakteristik Perilaku Klien
Fase Comforting Klien mengalami perasaan Klien terkadang
Ansietas sebagai seperti ansietas, kesepian, rasa tersenyum,tertawa sendiri,
halusinasi yang bersalah dan takut mencoba menggerakan bibir tanpa
menyenangkan untuk befokus pada pikiran suara,pergerakan mata yang
menyengkan untuk meredakan cepat respon verbal yang
ansietas individu mengenal lambat,diam dan
bahwa pikiran-pikiran dan berkonsentrasi
pengalaman sensor berada
dalam kondisi kesadaran jika
ansietas dapat
ditanganipsikotik.
Fase Condeming Pengalaman sensasi menjijikan Ditandai dengan meningkatnya
Ansietas berat sebagai dan menakutkan,klien mulai tanda tanda sistem syaraf
halusinasi yang lepas kendali dan mungkin otonom akibat ansietas
memberatkan mencoba untuk mengambil otonom seperti peningkatan
jaraknya dengan sumber yang denyut jantung,pernafasan dan
dipersepsikan klien mungkin tekanan darah,rentang
mengalami pengamalan sensori perhatian dengan lingkungan

4
dan menarik diri dari orang berkurang dan terkadang
lain, psikotik ringan asyik dengan pengalaman
sendiri dan kehilangan
kemampuan membedakan
halusinasi dan realita.
Fase Controling Klien berhenti menghentikan Perilaku klien taat pada
Ansietas berat perlawanan terhadap halusinasi perintah halusinasi,sulit
pengalaman sensorsi dan menyerah pada berhubungan dengan orang
menjadi berkuasa halusnasinya menjadi menarik, lain,respon perhatian
klien mengalami pengalaman terhadap lingkungan
kesepian jika sensori berkurang,biasanya hanya
halusinasinya berhenti psikotik beberapa detik saja.
Fase Conquering Pengalaman sensori Perilaku panik,resiko tinggi
Ansietas panik menjadimengancam jika klien mencederai,bunuh diri atau
pengalaman sensori mengikuti perintah halusinasi membunuh orang lain.
Menaklukan berakhir dari beberapa jam /
hari jika intervensi terapeutif
psikotik berat.

E. Tanda dan Gejala


Tanda gejala bagi klien yang mengalami halusinasi adalah sebagai berikut:
1. Bicara,senyum dan tertawa sendiri
2. Mengatakan mendengar suara
3. Merusak diri sendiri/orang lain/lingkungan
4. Tidak dapat membedakan hal yang nyata dan yang mistis
5. Tidak dapat memusatkan konsentrasi
6. Pembicaraan kacaudan terkadang tidak masuk akal
7. Sikap curiga dan bermusuhan
8. Menarik diri, menghindar dari orang lain
9. Sulit membuat keputusan
10. Ketakutan

5
11. Mudah tersinggung
12. Menyalahkan diri sendiri/orang lain
13. Tidak mampu memenuhu kebutuhan sendiri
14. Muka merah kadang pucat
15. Ekspresi wajah tegang
16. Tekanan darah meningkat
17. Nadi cepat

6
BAB III
PEMBAHASAN
A. Konsep Asuhan Keperawatan Halusinasi
1. Pengkajian
a. Data yang perlu dikaji
1. Risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
 Data Subyektif :
- Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.
- Klien suka membentak dan menyerang orang yang
mengusiknya jika sedang kesal atau marah.
- Riwayatperilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.
 Data Objektif :
- Mata merah, wajah agak merah.
- Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai: berteriak,
menjerit, memukul diri sendiri/orang lain.
- Ekspresimarah saat membicarakan orang, pandangan tajam.
- Merusakdan melempar barang-barang.
2. Perubahan sensori perseptual : halusinasi
 Data Subjektif :
- Klien mengatakan mendengar bunyi yang tidak berhubungan
dengan stimulus nyata
- Klien mengatakan melihat gambaran tanpa ada stimulus yang
nyata
- Klien mengatakan mencium bau tanpa stimulus
- Klien merasa makan sesuatu
- Klien merasa ada sesuatu pada kulitnya
- Klien takut pada suara/bunyi/gambar yang dilihat dan didengar
- Klien ingin memukul/melempar barang-barang
 Data Objektif :
- Klien berbicara dan tertawa sendiri
- Klien bersikap seperti mendengar/melihat sesuatu

7
- Klien berhenti bicara ditengah kalimat untuk
mendengarkansesuatu
- Disorientasi
3. Isolasi sosial : menarik diri
 Data Subyektif :
- Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-
apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan
maluterhadap diri sendiri.
 Data Obyektif :
- Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh
memilihalternatif tindakan, ingin mencederai diri/ingin
mengakhiri hidup,Apatis, Ekspresi sedih, Komunikasi
verbal kurang, Aktivitasmenurun, Posisi janin pada saat tidur,
Menolak berhubungan,Kurang memperhatikan kebersihan.
b. Mekanisme Koping
Mekanisme koping yang sering digunakan klien dengan halusinasi adalah:
1. Register, menjadi malas beraktifitas sehari-hari,
2. Proyeksi, mencoba menjelaskan gangguan persepsi dengan mengalihkan
tanggung jawab kepada orang lain atau sesuatu benda,
3. Menarik diri, sulit mempercayai orang lain dan asyik dengan stimulus
internal.
4. Keluarga mengingkari masalah yang dialami klien.
c. Perilaku
Halusinasi benar-benar riil dirasakan oleh klien yang mengalaminya, seperti
mimpisaat tidur. Klien mungkin tidak punya cara untuk menentukan persepsi
tersebut nyata. Samahalnya seperti seseorang mendengarkan suara-suara dan
tidak lagi meragukan orang yang berbicara tentang suara tersebut.
Ketidakmampuannya mempersepsikan stimulus secara riildapat menyulitkan
kehidupan klien. Karenanya halusinasi harus menjadi prioritas untuk segera
diatasi. Untuk memfasilitasinya klien perlu dibuat nyaman untuk
menceritakan perihalhaluinasinya.

8
Klien yang mengalami halusinasi sering kecewa karena mendapatkan respon
negatif ketika mencoba menceritakan halusinasinya kepada orang lain.
Karenanya banyak klien enggan untuk menceritakan pengalaman -
pengalaman aneh halusinasinya. Pengalamanhalusinasi menjadi masalah
untuk dibicarakan dengan orang lain. Kemampuan untuk memperbincangkan
tentang halusinasi yang dialami oleh klien sangat penting untuk memastikan
dan memvalidasi pengalaman halusinasi tersebut. Perawat harus
memilikiketulusan dan perhatian untuk dapat memfasilitasi percakapan
tentang halusinasi.
Perilaku klien yang mengalami halusinasi sangat tergantung pada jenis
halusinasinya. Apabila perawat mengidentifikasi adanya tanda-tanda dan
perilaku halusinasi maka pengkajian selanjutnya harus dilakukan tidak hanya
sekedar mengetahui jenis halusinasi saja.
Validasi informasi tentang halusinasi yang diperlukan meliputi :
a. Isi halusinasi
Ini dapat dikaji dengan menanyakan suara siapa yang didengar, apa yang
dikatakansuara itu, jika halusinasi audiotorik. Apa bentuk bayangan yang
dilihat oleh klien, jikahalusinasi visual, bau apa yang tercium jika
halusinasi penghidu, rasa apa yang dikecap jika halusinasi pengecapan,dan
apa yang dirasakan dipermukaan tubuh jika halusinasi perabaan.
b. Waktu dan Frekuensi
Ini dapat dikaji dengan menanyakan kepada klien kapan pengalaman
halusinasi muncul, berapa kali sehari, seminggu, atau sebulan pengalaman
halusinasi itu muncul.
Informasi ini sangat penting untuk mengidentifikasi pencetus halusinasi
dan menentukan bilamana klien perlu perhatian saat mengalami halusinasi
c. Situasi
Perawat perlu mengidentifikasi situasi yang dialami sebelum halusinasi
muncul. Selain itu perawat juga bisa mengobservasi apa yang dialami
klien menjelang munculnyahalusinasi untuk memvalidasi pernyataan
klien.

9
d. Respon klien
Untuk menentukan sejauh mana halusinasi telah mempengaruhi klien bisa
dikajidengan apa yang dilakukan oleh klien saat mengalami pengalaman
halusinasi. Apakah klienmasih bisa mengontrol stimulus halusinasinya
atau sudah tidak berdaya terhadaphalusinasinya.
2. Diagnosa Keperawatan
Pohon Masalah

Resiko tinggi kekerasan Defisit perawatan diri:


EFEK kebersihan, mandi,
berpakaian

Resiko persepsi sensori : Intoleransi Aktivitas


CORE PROBLEM Halusinasi

Gangguan interaksi
ETIOLOGI/CAUSA sosial: Menarik Diri

Gangguan konsep diri :


Harga Diri Rendah

Dari pohon masalah diatas dapat dirumuskan diagnosa kepera!atan sebagai


berikut :
a. Resiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan berhubungan
denganhalusinasi audiotorik.
b. Perubahan persepsi sensorik : Audiotorik berhubungan dengan menarik diri.
c. Kerusakan interaksi sosial : Menarik diri berhubungan dengan Harga diri
rendah.
d. Defisit perawatan diri: mandi/kebersihan, berpakaian/berhias berhubungan
denganintoleransi aktifitas.

10
3. Intervensi Keperawatan
Tujuan Kriteria hasil Intervensi
TUM: Klien
dapat
mengontrol
halusinasi
yang
dialaminya 1. Setelah….. x interaksi klien 1. Sapa pasien
menunjukkan tanda – tanda dengan ramah
TUK 1 : percaya kepada perawat : baik verbal
Klien dapat  Ekspresi wajah bersahabat. maupun non
membina  Menunjukkan rasa senang. verbal
hubungan  Ada kontak mata. 2. Perkenalkan
saling  Mau berjabat tangan. nama perawat
percaya  Mau menyebutkan nama. 3. Tanya nama
 Mau menjawab salam. lengkap dan
 Mau duduk berdampingan panggilan
dengan perawat. kesukaan pasien
 Bersedia mengungkapkan 4. Jelaskan
masalah yang dihadapi. tujuanpertemuan
5. Tunjukan sikap
empati dan
menerima klien
apa adanya
6. Beri perhatian
pada klien dan
perhatikan
kebutuhan dasar
klien
TUK 2 1. Setelah ….. x interaksi 1. Bina hubungan
Klien dapat klien menyebutkan : saling percaya

11
mengenal a. Isi dengan
halusinasinya b. Waktu menggunakan
c. Frekeunsi prinsip komunikasi
d. Situasi dan kondisi yang terapeutik :
menimbulkan halusinasi a. Sapa klien dengan
ramah baik verbal
2. Setelah…..x interaksi klien maupun non verbal
menyatakan perasaan dan b. Perkenalkan nama,
responnya saat mengalami nama panggilan dan
halusinasi : tujuan perawat
a. Marah berkenalan
b. Takut c. Tanyakan nama
c. Sedih lengkap dan nama
d. Senang panggilan yang
e. Cemas disukai klien
f. Jengkel d. Buat kontrak yang
jelas
e. Tunjukkan sikap
jujur dan menepati
janji setiap kali
interaksi
f. Tunjukan sikap
empati dan
menerima apa
adanya
g. Beri perhatian
kepada klien dan
perhatikan
kebutuhan dasar
klien
h. Tanyakan perasaan

12
klien dan masalah
yang dihadapi klien
i. Dengarkan dengan
penuh perhatian
ekspresi perasaan
klien
2. Adakan kontak sering dan
singkat secara bertahap
3. Observasi tingkah laku
klien terkait dengan
halusinasinya (* dengar
/lihat /penghidu /raba
/kecap), jika menemukan
klien yang sedang
halusinasi:
a. Tanyakan apakah klien
mengalami sesuatu (
halusinasi dengar/ lihat/
penghidu /raba/ kecap )
b. Jika klien menjawab ya,
tanyakan apa yang sedang
dialaminya
c. Katakan bahwa perawat
percaya klien mengalami hal
tersebut, namun perawat
sendiri tidak mengalaminya
( dengan nada bersahabat
tanpa menuduh atau
menghakimi)
d. Katakan bahwa ada klien
lain yang mengalami hal

13
yang sama.
e. Katakan bahwa perawat
akan membantu klien
Jika klien tidak sedang
berhalusinasi klarifikasi
tentang adanya pengalaman
halusinasi, diskusikan
dengan klien :
a. Isi, waktu dan
frekuensi terjadinya
halusinasi ( pagi,
siang, sore, malam
atau sering dan
kadang – kadang )
b. Situasi dan kondisi
yang menimbulkan
atau tidak
menimbulkan
halusinasi
5. Diskusikan dengan klien
apa yang dirasakan jika
terjadi halusinasi dan beri
kesempatan untuk
mengungkapkan
perasaannya.
6. Diskusikan dengan klien
apa yang dilakukan untuk
mengatasi perasaan tersebut.
7. Diskusikan tentang
dampak yang akan
dialaminya bila klien

14
menikmati halusinasinya.

TUK 3 1. Setelah….x interaksi klien 1. Identifikasi bersama klien


Klien dapat menyebutkan tindakan cara atau tindakan yang
mengontrol yang biasanya dilakukan dilakukan jika terjadi
halusinasinya untuk mengendalikan halusinasi (tidur, marah,
halusinasinya menyibukan diri dll)
2. Setelah …..x interaksi klien 2. Diskusikan cara yang
menyebutkan cara baru digunakan klien:
mengontrol halusinasi - Jika cara yang digunakan
3. Setelah….x interaksi klien adaptif beri pujian.
dapat memilih dan - Jika cara yang digunakan
memperagakan cara maladaptif diskusikan
mengatasi halusinasi kerugian cara tersebut
(dengar/lihat/penghidu/raba 3. Diskusikan cara baru
/kecap ) untuk memutus/ mengontrol
4. Setelah ……x interaksi timbulnya halusinasi :
klien melaksanakan cara • Katakan pada diri
yang telah dipilih untuk sendiri bahwa ini tidak nyata
mengendalikan ( “saya tidak mau dengar/
halusinasinya lihat/ penghidu/ raba /kecap
5. Setelah … X pertemuan pada saat halusinasi terjadi)
klien mengikuti terapi • Menemui orang lain
aktivitas kelompok (perawat/teman/anggota
keluarga) untuk
menceritakan tentang
halusinasinya.
• Membuat dan
melaksanakan jadwal
kegiatan sehari hari yang
telah di susun.

15
• Meminta
keluarga/teman/ perawat
menyapa jika sedang
berhalusinasi.
4. Bantu klien memilih cara
yang sudah dianjurkan dan
latih untuk mencobanya.
5. Beri kesempatan untuk
melakukan cara yang dipilih
dan dilatih.
6. Pantau pelaksanaan yang
telah dipilih dan dilatih , jika
berhasil beri pujian
7. Anjurkan klien mengikuti
terapi aktivitas kelompok,
orientasi realita, stimulasi
persepsi
TUK 4 1. Setelah … X pertemuan 1. Buat kontrak dengan
Klien dapat keluarga, keluarga menyatakan keluarga untuk
dukungan setuju untuk mengikuti pertemuan pertemuan ( waktu,
dari keluarga dengan perawat tempat dan topik )
dalam 2. Setelah ……x interaksi keluarga 2. Diskusikan dengan
mengontrol menyebutkan pengertian, tanda keluarga ( pada saat
halusinasinya dan gejala, proses terjadinya pertemuan keluarga/
halusinasi dan tindakan untuk kunjungan rumah)
mengendali kan halusinasi 3. Pengertian halusinasi
4. Tanda dan gejala
halusinasi
5. Proses terjadinya
halusinasi
6. Cara yang dapat

16
dilakukan klien dan
keluarga untuk
memutus halusinasi
7. Obat- obatan
halusinasi
8. Cara merawat
anggota keluarga
yang halusinasi di
rumah ( beri
kegiatan, jangan
biarkan sendiri,
makan bersama,
bepergian bersama,
memantau obat –
obatan dan cara
pemberiannya untuk
mengatasi halusinasi
)
9. Beri informasi waktu
kontrol ke rumah
sakit dan bagaimana
cara mencari bantuan
jika halusinasi tidak
tidak dapat diatasi di
rumah

TUK 5 1. Setelah ……x interaksi klien 1. Diskusikan dengan klien


Klien dapat menyebutkan: tentang manfaat dan
memanfaatka o Manfaat minum obat kerugian tidak minum obat,
n obat o Kerugian tidak minum obat nama , warna, dosis, cara ,
dengan baik o Nama,warna,dosis, efek efek terapi dan efek samping

17
terapi dan efek samping obat penggunan obat
2. Setelah ……..x interaksi klien 2. Pantau klien saat
mendemontrasikan penggunaan penggunaan obat
obat dgn benar 3. Beri pujian jika klien
3. Setelah ….x interaksi klien menggunakan obat dengan
menyebutkan akibat berhenti benar
minum obat tanpa konsultasi 4. Diskusikan akibat
dokter berhenti minum obat tanpa
konsultasi dengan dokter
5. Anjurkan klien untuk
konsultasi kepada
dokter/perawat jika terjadi
hal – hal yang tidak di
inginkan .

4. Implementasi Keperawatan
1. Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk membantu klien mengatasi
masalahnya yaitu, di mulaidengan membina hubungan saling percaya dengan
klien.
2. Setelah hubungan saling percaya terbina, intervensi keperawatan
selanjutnyaadalah membntu klien mengenali halusinasinya.
3. Setelah klien mengenal halusinasinya selanjutnya klien dilatih bagaimana
carayang biasa terbukti efektif mengatasi atau mengontrol halusinasi.

Adapun cara yang efektif dalam memutuskan halusinasi adalah :

a. Menghardik halusinasi
b. Berinteraksi dengan orang lain
c. Beraktivitas secara teratur dengan menyusun kegiatan harian
d. Memanfaatkan obat dengan baik

18
Keluarga perlu diberi penjelasan tentang bagaimana penanganan klien
yangmengalami halusinasi sesuai dengan kemampuan keluarga. Hal ini penting
karena keluargaadalah sebuah system dimana klien berasal dan halusinasi sebagai
salah satu gejala psikosisdapat berlangsung lama (kronis) sehingga keluarga perlu
mengetahui cara merawat klienhalusinasi dirumah.

Dalam mengendalikan halusinasi diberikan psikofarmaka oleh tim medis sehingga


perawat juga perlu memfasilitasi klien untuk dapat menggunakan obat secara
tepat. Prinsip 5 benar harus menjadi fokus utama dalam pemberian obat.

5. Evaluasi Keperwatan
Asuhan keperawatan klien dengan halusinasi berhasil jika :
a. Klien menunjukkan kemampuan mandiri untuk mengontrol halusinasi
b. Mampu melaksanakan program pengobatan berkelanjutan
c. Keluarga mampu menjadi sebuah sistem pendukung yang efektif dalam
membantuklien mengatasi masalahnya

19
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SPTK) KLIEN
DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI

Strategi Pelaksanaan (SP) I: Mengidentifikasi halusinasi: isi, frekuensi, waktu terjadi,


situasi pencetus, perasaan, respon. Menjelaskan cara mengontrol halusinasi: Menghardik,
minum obat, bercakap-cakap, melakukan kegiatan. Melatih menghardik

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
a) Data Subyektif : Klien mengatakan mendengar suara-suara atau kegaduhan,
mendengar suara yang mengajaknya bercakap-cakap, dan mendengar suara
menyuruh memukul orang.
b) Data Obyektif : Klien terlihat bicara atau tertawa sendiri, marah-marah tanpa
sebab, mendekatkan telinga ke arah tertentu, dan menutup telinga.
2. Diagnosis Keperawatan
Gangguan sensori presepsi : Halusinasi Pendengaran
3. Tujuan Umum
Klien dapat mengontrol halusinasi yang dialami
4. Tujuan Khusus
a) TUK1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya
b) TUK 2 : Klien dapat mengenal halusinasinya
c) TUK 3 : Klien dapat mengontrol halusinasinya
5. Kriteria Hasil
a) TUK 1 :
1) Setelah (.........) x interaksi, klien menunjukkan tanda-tanda percaya kepada
perawat:
a. Ekspresi wajah bersahabat
b. Menunjukkan rasa senang
c. Ada kontak mata
d. Mau berjabat tangan
e. Mau menyebutkan nama

20
f. Mau menjawab salam
g. Mau duduk berdampingan dengan perawat
h. Bersedia mengungkapkan masalah yang dihadapinya
b) TUK 2:
1) Setelah (......)x interaksi, klien menyebutkan :
a. Isi
b. Waktu
c. Frekuensi
d. Situasi dan kondisi yang menimbulkan halusinasi
2) Setelah…..x interaksi klien menyatakan perasaan dan responnya saat
mengalami halusinasi :
a. Marah
b. Takut
c. Sedih
d. Senang
e. Cemas
f. Jengkel
c) TUK 3
1) Setelah….x interaksi klien menyebutkan tindakan yang biasanya dilakukan
untuk mengendalikan halusinasinya
2) Setelah …..x interaksi klien menyebutkan cara baru mengontrol halusinasi
3) Setelah….x interaksi klien dapat memilih dan memperagakan cara mengatasi
halusinasi (dengar/lihat/penghidu/raba/kecap )
4) Setelah ……x interaksi klien melaksanakan cara yang telah dipilih untuk
mengendalikan halusinasinya
5) Setelah ……x interaksi klien melaksanakan cara yang telah dipilih untuk
mengendalikan halusinasinya
6. Rencana Tindakan
a. TUK 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya
Rencana Tindakan :

21
1) Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi
terapeutik :
a. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
b. Perkenalkan nama, nama panggilan dan tujuan perawat berkenalan
c. Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai klien
d. Buat kontrak yang jelas
e. Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji setiap kali interaksi
f. Tunjukan sikap empati dan menerima apa adanya
g. Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien
h. Tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi klien
i. Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi perasaan klien
b. TUK 2 : Klien dapat mengenal halusinasinya
Rencana Tindakan :
1) Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap
2) Observasi tingkah laku klien terkait dengan halusinasinya (* dengar /lihat
/penghidu /raba /kecap), jika menemukan klien yang sedang halusinasi:
a. Tanyakan apakah klien mengalami sesuatu ( halusinasi dengar/ lihat/
penghidu /raba/ kecap )
b. Jika klien menjawab ya, tanyakan apa yang sedang dialaminya
c. Katakan bahwa perawat percaya klien mengalami hal tersebut, namun
perawat sendiri tidak mengalaminya (dengan nada bersahabat tanpa
menuduh atau menghakimi)
d. Katakan bahwa ada klien lain yang mengalami hal yang sama.
e. Katakan bahwa perawat akan membantu klien

Jika klien tidak sedang berhalusinasi klarifikasi tentang adanya pengalaman


halusinasi, diskusikan dengan klien :

a. Isi, waktu dan frekuensi terjadinya halusinasi ( pagi, siang, sore, malam
atau sering dan kadang – kadang )
b. Situasi dan kondisi yang menimbulkan atau tidak menimbulkan halusinasi

22
3) Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi halusinasi dan beri
kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya.
4) Diskusikan dengan klien apa yang dilakukan untuk mengatasi perasaan
tersebut.
5) Diskusikan tentang dampak yang akan dialaminya bila klien menikmati
halusinasinya.
c. TUK 3 :Klien dapat mengontrol halusinasinya
Rencana Tindakan :
1) Identifikasi bersama klien cara atau tindakan yang dilakukan jika terjadi
halusinasi (tidur, marah, menyibukan diri dll)
2) Diskusikan cara yang digunakan klien :
a. Jika cara yang digunakan adaptif beri pujian.
b. Jika cara yang digunakan maladaptif diskusikan kerugian cara tersebut
3) Diskusikan cara baru untuk memutus/ mengontrol timbulnya halusinasi :
a. Katakan pada diri sendiri bahwa ini tidak nyata (“saya tidak mau dengar/
lihat/ penghidu/ raba /kecap pada saat halusinasi terjadi)
b. Menemui orang lain (perawat/teman/anggota keluarga) untuk menceritakan
tentang halusinasinya.
c. Membuat dan melaksanakan jadwal kegiatan sehari hari yang telah di
susun.
d. Meminta keluarga/teman/ perawat menyapa jika sedang berhalusinasi.
4) Bantu klien memilih cara yang sudah dianjurkan dan latih untuk mencobanya.
5) Beri kesempatan untuk melakukan cara yang dipilih dan dilatih.
6) Pantau pelaksanaan yang telah dipilih dan dilatih, jika berhasil beri pujian
7) Anjurkan klien mengikuti terapi aktivitas kelompok, orientasi realita, stimulasi
persepsi
B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
a) Salam Terapeutik
Perawat : Assalamualaikum.. Selamat pagi ibu, perkenalkan nama saya(...........).
Saya mahasiswa dari Stikes Dian Husada Mojokerto. Disini saya akan merawat

23
ibu selama 1 minggu kedepan. Kalau boleh tahu, ibu namanya siapa? Dan ibu
sukanya dipanggil dengan sebutan apa?
b) Evaluasi
Perawat : Baik bu, disini kita akan berbincang-bincang, bagaimana keadaan ibu
hari ini?
c) Kontrak
1) Topik
Perawat : Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang suara yang
mengganggu ibu dan cara mengontrol suara-suara tersebut? Apakah ibu
bersedia?
2) Waktu
Perawat : Berapa lama ibu mau berbincang-bincang? Bagaimana jika 20
menit?
3) Tempat
Perawat : Ibu mau berbincang-bincang dimana? Disini atau ditaman?
2. Fase Kerja
a) Tanyakan tentang halusinasinya.
Perawat : Apakah ibu mendengar suara tanpa ada wujudnya? Apa yang dikatakan
suara itu?
b) Tanyakan waktunya.
Perawat : Apakah terus-menerus terdengar atau hanya sewaktu-waktu? Kapan ibu
paling sering mendengar suara itu? Berapa kali sehari ibu mendengarnya? Pada
keadaan apa suara itu terdengar? Apakah pada waktu ibu sedang sendiri?
c) Tanyakan keluhan klien.
Perawat : Apa yang ibu rasakan pada saat mendengar suara itu?
d) Tanyakan apa koping sementara klien.
Perawat : Apa yang ibu lakukan saat mendengar suara itu? Apakah dengan cara
tersebut suara-suara itu bisa hilang? Bagaimana kalau kita belajar cara-cara untuk
mencegah suara-suara itu muncul?
e) Jelaskan tentang halusinasi
Perawat : baiklah bu, apa yang ibu alami itu namanya halusinasi.

24
f) Sarankan solusi.
Perawat : Ibu , ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul. Pertama,
dengan menghardik suara tersebut. Kedua, dengan cara bercakap-cakap dengan
orang lain. Ketiga, melakukan kegiatan yang sudah terjadwal, dan yang ke empat
minum obat dengan teratur.
g) Bujuk agar mau melakukan salah satu saran yang telah kamu berikan.
Perawat : Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik?
h) Mulai mengajarkan.
Perawat : Caranya sebagai berikut: saat suara-suara itu muncul, langsung ibu
bilang, “Pergi saya tidak mau dengar, … Saya tidak mau dengar. Kamu suara
palsu.” Begitu diulang-ulang sampai suara itu tak terdengar lagi. Coba ibu
peragakan! Nah begitu, … bagus! Coba lagi! Ya bagus sekali, ibu sudah bisa
3. Fase Terminasi
a) Evaluasi Subjektif
Perawat : Bagaimana perasaan ibu sekarang setelah menceritakan apa yang telah
ibu rasakan saat ini?
b) Evaluasi Objektif
Perawat : Baiklah bu, jika suara itu masih terdengar, ibu bisa mengatakan “ pergi-
pergisaya tidak mau dengar kamu suara palsu” sambil menutup telinga
c) RTL
Perawat : Ibu lakukan itu sampai suara itu tidak terdengar lagi, lakukan itu selama
3 kali sehari yaitu jam 08.00, 14.00 dan jam 20.00 atau disaat ibu mendengar
suara tersebut. Cara mengisi buku kegiatan harian adalah sesuai dengan jadwal
kegiatan harian yang telah kita buat tadi ya bu. Jika ibu melakukanya secara
mandiri maka ibu menuliskan di kolom M, jika ibu melakukannyadibantu atau
diingatkan oleh keluarga atau teman maka ibu buat di kolom B, jika ibu tidak
melakukanya maka ibu tulis di kolom T. apakah ibu mengerti?
d) Kontrak
1) Topik

25
Perawat : Baiklah bu, selanjutnya kita bagaimana kalau kita berbincang-
bincang tentang cara yang kedua yaitu cara meminum obat? Apakah ibu
setuju?
2) Waktu
Perawat : Untuk besok, kita bisa melanjutkan berbincang-bincang pada jam
berapa?
3) Tempat
Perawat : Ibu, besok mau berbincang-bincang di mana? Di taman ataukah
tetap disini saja?

Strategi Pelaksanaan (SP) II : Menjelaskan dan melatih klien minum obat dengan prinsip
6 benar, manfaat/keuntungan minum obat dan kerugian tidak minum obat.

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
a) Data Subyektif :
1) Klien mengatakan mendengar suara yang menyuruhnya untuk memukul orang
2) Klien mengatakan suara itu timbul ketika sendiri
b) Data Obyektif :
1) Klien tampak mengarahkan telinga ke suatu tempat.
2) Klien tampak kesal dan berbicara sendiri.
2. Diagnosis Keperawatan
Gangguan sensori presepsi: Halusinasi Pendengaran.
3. Tujuan Umum
Klien dapat mengontrol halusinasi yang dialaminya.
4. Tujuan Khusus
TUK 5 : Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik
5. Kriteria hasil
a. Setelah ……x interaksi klien menyebutkan :
1) Manfaat minum obat
2) Kerugian tidak minum obat
3) Nama, warna, dosis, efek terapi dan efek samping obat

26
b. Setelah ……..x interaksi klien mendemontrasikan penggunaan obat dgn benar
c. Setelah ….x interaksi klien menyebutkan akibat berhenti minum obat tanpa
konsultasi dokter
6. Rencana Tindakan
a. Diskusikan dengan klien tentang manfaat dan kerugian tidak minum obat, nama,
warna, dosis, cara, efek terapi dan efek samping penggunan obat
b. Pantau klien saat penggunaan obat
c. Beri pujian jika klien menggunakan obat dengan benar
d. Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dengan dokter
e. Anjurkan klien untuk konsultasi kepada dokter/perawat jika terjadi hal – hal yang
tidak di inginkan.
B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
a) Salam Terapeutik
Perawat : Assalamualaikum.. Selamat pagi ibu, masih ingatkan dengan saya?
Bagaimana kabar ibu hari ini?
b) Evaluasi
Perawat : Apakah ibu masih mendengar suara-suara yang menyuruh ibu untuk
memukul orang? Apakah ibu telah melakukan apa yang telah kita pelajari
kemarin? Apakah dengan menghardik suara-suara yang ibu dengar berkurang?
Apakah dengan menghardik suara-suara yang ibu dengar berkurang? Bagus buk,
sekarang coba ibu praktekkan pada saya bagaimana ibu melakukannya. Bagus
sekali buk, coba kita lihat jadwal kegiatan hariannya ya buk. Bagus sekali bu, ibu
sudah bisa melakukan kegiatan menghardik secara mandiri walaupun masih ada
diingatkan oleh keluarga.
c) Kontrak
1) Topik
Perawat : Baiklah bu, sesuai janji kita kemarin. Hari ini kita akan latihan cara
yang kedua yaitu mengendalikan suara-suara yang muncul dengan cara
minum obat yang benar, apakah ibu bersedia?
2) Waktu

27
Perawat : Ibu, kita akan membicarakan hal ini sekitar 20 menit, apakah ibu
bersedia?
3) Tempat
Perawat : Sesuai dengan kontrak kemarin, ibu menginginkan kita berbincang-
bincang ditaman, benarkan bu?
2. Fase Kerja
a) Tanyakan apakah sudah mendapat obat.
Perawat : Ibu, apakah ibu sudah mendapatkan obat dari perawat?
b) Jelaskan tentang obatnya, mulai dari kegunaan obat, warna obat, nama obat,
waktu meminumnya dan efeknya.
Perawat : Ibuk perlu meminum obat ini secara teratur agar pikiran jadi tenang, dan
tidurnya juga menjadi nyenyak. Obatnya ada tiga macam, yang warnanya orange
namanya CPZ minum 3 kali sehari gunanya supaya tenang dan rasa marah
berkurang, yang warnanya putih namanya THP minum 3 kali sehari supaya relaks
dan tidak kaku, yang warnanya merah jambu ini namanya HLP gunanya untuk
menghilangkan suara-suara yang ibu dengar. Semuanya ini harus ibuk minum 3
kali sehari yaitu jam 7 pagi, jam 1 siang, dan 7 malam. Bila nanti mulut ibu terasa
kering, untuk membantu mengatasinya ibu bisa menghisap es batu yang bisa
diminta pada perawat. Bila ibu merasa mata berkunang-kunang, ibu sebaiknya
istirahat dan jangan beraktivitas dulu. Jangan pernah menghentikan minum obat
sebelum berkonsultasi dengan dokter ya buk. Sampai disini, apakah ibu sudah
mengerti?
c) Menjelaskan cara memasukkan obat kedalam jadwal harian
Perawat : Baiklah bu, kita lanjutkan ya. Sebelum ibu meminum obat lihat dulu
label yang menempel di bungkus obat, apakah benar nama ibu yang tertulis.
Selain itu ibu perlu memperhatikan jenis obatnya, berapa dosis, satu atau dua butir
obat yang harus diminum, jam berapa saja obatnya harus diminum, dan cara
meminum obatnya. Ibuk harus meminum obat secara teratur dan tidak
menghentikannya tanpa konsultasi dengan dokter. Sekarang kita memasukan
waktu meminum obat kedalam jadwal ya bu. Cara mengisi jadwalnya adalah jika
ibu minum obatnya sendiri tanpa diingatkan oleh perawat atau teman maka di isi

28
dengan M artinya mandiri, jika ibu meminum obatnya diingatkan oleh perawat
atau oleh teman maka di isi B artinya dibantu, jika ibu tidak meminum obatnya
maka di isi T artinya tidak melakukannya. Apakah ibu sudah mengerti?
d) Minta pasien untuk mengulangi kembali cara mengisi jadwal kegiatan
Perawat : Ibu, sekarang coba ibu ulangi kembali bagaimana cara mengisi jadwal
kegiatan?
3. Fase Terminasi
a) Evaluasi subyektif
Perawat : Bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang-bincang mengenai
obat?
b) Evaluasi obyektif
Perawat : Sudah berapa cara yang kita latih untuk mengontrol suara-suara
tersebut? Coba ibu sebutkan?
c) RTL
Perawat : Jadwal minum obatnya sudah kita buat yaitu pada jam 07.00, jam 13.00
dan jam 19.00 pada jadwal kegiatan ibu. Nah, sekarang kita masukan kedalam
jadwal minum obat yang telah kita buat tadi ya ibuk? Jangan lupa dilakukan
semua dengan teratur ya ibu?
d) Kontrak
1) Topik
Perawat : Baiklah bu, untuk selanjutnya kita akan berbincang-bincang tentang
cara yang ketiga yaitu bercakap-cakap dengan orang lain saat terjadi
halusinasi? Apakah ibu bersedia?
2) Waktu
Perawat : Besok kita akan bertemu lagi bu, ibu bisanya jam berapa?
3) Tempat
Perawat : Ibu mau kita berbincang-bincang ditempat mana? Ditaman atau
disini saja?

Strategi Pelaksanaan (SP) III : Menjelaskan dan melatih bercakap –cakap saat terjadi
halusinasi.

29
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
a) Data Subyektif :
1) Klien mengatakan mendengar suara yang menyuruhnya untuk memukul orang
2) Klien mengatakan suara itu timbul ketika sendiri
b) Data Obyektif :
1) Klien tampak mengarahkan telinga ke suatu tempat.
2) Klien tampak kesal dan berbicara sendiri.
2. Diagnosis Keperawatan
Halusinasi Pendengaran
3. Tujuan Umum
Klien dapat mengontrol halusinasi yang dialaminya.
4. Tujuan Khusus
TUK 3 : Klien dapat mengontrol halusinasinya
5. Kriteria Hasil
a. Setelah….x interaksi klien menyebutkan tindakan yang biasanya dilakukan untuk
mengendalikan halusinasinya
b. Setelah …..x interaksi klien menyebutkan cara baru mengontrol halusinasi
c. Setelah….x interaksi klien dapat memilih dan memperagakan cara mengatasi
halusinasi (dengar/lihat/penghidu/raba/kecap)
d. Setelah ……x interaksi klien melaksanakan cara yang telah dipilih untuk
mengendalikan halusinasinya
e. Setelah … X pertemuan klien mengikuti terapi aktivitas kelompok
6. Rencana Tindakan Keperawatan
a) Identifikasi bersama klien cara tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi (
tidur, marah, menyibukkan diri, dll ).
b) Diskusikan cara yang digunakan klien
1) Jika cara yang digunakan adaptif beri pujian
2) Jika cara yang digunakan maladaptif diskusikan kerugian cara tersebut

30
c) Diskusikan cara baru untuk memutus/mengontrol timbulnya halusinasi dengan
cara menemui orang lain (perawat/teman/anggota keluarga) untuk menceritakan
tentang halusinasinya/bercakap-cakap
d) Bantu klien memilih cara yang sudah dianjurkan dan latih untuk mencobanya
e) Pantau pelaksanaan yang telah dipilih dan dilatih, jika berhasil beri pujian
f) Anjurkan dan ikut sertakan klien mengikuti terapi aktivitas kelompok, stimulasi
persepsi/orientasi realita.
B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
a) Salam Terapeutik
Perawat : Assalamualaikum, selamat pagi ibu?
b) Evaluasi/validasi
1) Tanyakan keadaan klien
Perawat : Bagaimana keadaan ibu saat ini?
2) Tanyakan apakah klien masih mendengar suara-suara tersebut.
Perawat : Apakah ibu masih mendengar suara-suara yang ibu alami kemarin?
3) Tanyakan apakah klien melakukan cara yang telah dipelajari
Perawat : Apakah ibu sudah melakukan dua cara yang telah kita pelajari untuk
menghilangkan suara-suara yang menganggu?
4) Lihat jadwal kegiatan dan minta klien untuk menceritakan apakah suara-suara
mulai berkurang setelah melakukan dua cara tersebut.
Perawat : Coba saya lihat jadwal kegiatan ibu? bagus sekali bu, sekarang
coba lihat obatnya? Ia bagus, ibu sudah minum obat dengan teratur jam 07.00,
jam 13.00 dan jam 19.00 serta latihan menghardik suara-suara juga sudah
dilakukan dengan teratur. Sekarang coba ceritakan pada saya apakah dengan
dua cara tadi suara-suara yang ibu dengarkan berkurang?
5) Minta klien untuk mempraktekkan cara menghardik
Perawat : Coba sekarang ibu praktekkan bagaimana cara menghardik suara-
suara yang telah kita pelajari.
6) Minta klien untuk menjelaskan kembali cara minum obat dengan benar

31
Perawat : Coba sekarang ibu jelaskan lagi pada saya bagaimana cara minum
obat dengan benar.
c) Kontrak
1) Topik
Perawat : Baik ibu,sekarang kita berbincang-bincang tentang bagaimana cara
mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain? Apakah ibu
bersedia?
2) Waktu
Perawat : Ibu mau berbincang-bincang berapa lama? Bagaimana kalau 20
menit?
3) Tempat
Perawat : Ibu mau berbincang-bincang dimana? Disini saja atau ditempat lain,
bu?
2. Fase Kerja
Perawat : Caranya adalah jika ibu mulai mendengar suara-suara, langsung saja ibu
cariteman untuk diajak berbicara. Minta teman ibu untuk berbicara dengan ibu.
Contohnya begini ibu, tolong berbicara dengan saya, saya mulai mendengar suara-
suara. Ayo kita ngobrol dengan saya atau ibu minta pada perawat untuk
berbicaradenganmu seperti “buk tolong berbicara dengan saya karena saya mulai
mendengar suara-suara”.Sekarang coba ibu praktekkan!
3. Fase Terminasi
a) Evaluasi subyektif
Perawat : Bagaimana perasaan ibu setelah kita mempelajari bagaimana cara
mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap?
b) Evaluasi obyektif
Perawat : Jadi sudah berapa cara yang kita latih untuk mengontrol suara-suara,
coba ibu sebutkan?
c) RTL
Perawat : Berapa kali ibuk akan bercakap-cakap? Bagaimana kalau 2 kali pada
jam 08.00 dan 19.00?
d) Kontrak

32
1) Topik
Perawat : Baik bu, untuk pertemuan selanjutnya kita akan berbincang-bincang
tentang melatih cara mengontrol halusinasi dg melakukan kegiatan harian.
2) Waktu
Perawat : Besok kita akan bertemu lagi bu, ibu bisanya jam berapa?
3) Tempat
Perawat : Ibu mau berbincang-bincang dimana? Ditaman lagi atau disini saja?

Strategi Pelaksanaan (SP) IV : Melatih cara mengontrol halusinasi dengan melakukan


kegiatan harian

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
a) Data Subyektif :
1) Klien mengatakan masih mendengar suara yang menyuruhnya untuk memukul
orang
2) Klien mengatakan suara itu timbul ketika sendiri
c) Data Obyektif :
1) Klien tampak mengarahkan telinga ke suatu tempat.
2) Klien tampak berbicara sendiri.
2. Diagnosis Keperawatan
Halusinasi Pendengaran
3. Tujuan Umum
Klien dapat mengontrol halusinasi yang dialaminya.
4. Tujuan Khusus
TUK 3 : Klien dapat mengontrol halusinasinya.
5. Kriteria Hasil
a. Setelah….x interaksi klien menyebutkan tindakan yang biasanya dilakukan untuk
mengendalikan halusinasinya
b. Setelah …..x interaksi klien menyebutkan cara baru mengontrol halusinasi
c. Setelah….x interaksi klien dapat memilih dan memperagakan cara mengatasi
halusinasi (dengar/lihat/penghidu/raba/kecap)

33
d. Setelah ……x interaksi klien melaksanakan cara yang telah dipilih untuk
mengendalikan halusinasinya
e. Setelah … X pertemuan klien mengikuti terapi aktivitas kelompok
6. Rencana Tindakan Keperawatan
a. Identifikasi bersama klien cara tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi (
tidur, marah, menyibukkan diri, dll ).
b. Diskusikan cara yang digunakan klien
1) Jika cara yang digunakan adaptif beri pujian
2) Jika cara yang digunakan maladaptif diskusikan kerugian cara tersebut
c. Diskusikan cara baru untuk memutus/mengontrol timbulnya halusinasi dengan
cara membuat dan melaksanakan jadwal kegiatan sehari hari yang telah di susun.
d. Bantu klien memilih cara yang sudah dianjurkan dan latih untuk mencobanya.
e. Beri kesempatan untuk melakukan cara yang dipilih dan dilatih.
f. Pantau pelaksanaan yang telah dipilih dan dilatih , jika berhasil beri pujian
g. Anjurkan klien mengikuti terapi aktivitas kelompok, orientasi realita, stimulasi
persepsi

B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
a) Salam Terapeutik
Perawat : Assalamualaikum, selamat pagi ibu?
b) Evaluasi/validasi
1) Tanyakan keadaan klien.
Perawat : Bagaimana keadaan ibu saat ini?
2) Tanyakan apakah klien masih mendengar suara-suara tersebut.
Perawat : Apakah ibu masih ada mendengar suara-suara yang ibu alami
kemarin?
3) Tanyakan apakah klien melakukan cara yang telah dipelajari.
Perawat : Apakah ibu sudah melakukan tiga cara yang telah kita pelajari untuk
menghilangkan suara-suara yang menganggu?

34
4) Lihat jadwal kegiatan dan minta klien untuk menceritakan apakah suara-suara
mulai berkurang setelah melakukan tiga cara tersebut.
Perawat : Coba saya lihat jadwal kegiatan ibu? Bagus sekali bu, ibu minum
obatnya dengan teratur, latihan bercakap-cakap dengan teman dan perawat
juga dilakukan dengan teratur. Sekarang coba ceritakan pada saya apakah
dengan ketiga cara tadi suara-suara yang ibu dengarkan berkurang?
5) Minta klien untuk mempraktekkan cara menghardik, menjelaskan kembali 6
cara minum obat dengan benar dan dengan siapa klien bercakap-cakap.
Perawat : Baik bu, dengan cara tersebut suara-suara itu sudah tidak akan
menganggu ibu lagi. Coba sekarang ibu praktekkan lagi bagaimana cara
menghardik suara-suara yang telah kita pelajari dan jelaskan kembali pada
saya 6 cara minum obat yang benar dan dengan siapa ibu bisa bercakap-akap
Perawat : Coba sekarang ibu praktekkan bagaimana cara menghardik suara-
suara yang telah kita pelajari.
c) Kontrak
1) Topik
Perawat : Baiklah ibu sesuai janji kita kemarin hari ini kita akan latihan cara
yang muncul yaitu melakukan aktivitas fisik seperti membersih kamar dan
menyapu tujuannya supaya ibu sibuk dan kesempatan muncul suara-suara
akan berkurang. Apakah ibuk bersedia?
2) Waktu
Perawat : Ibu mau berbincang-bincang berapa lama? Bagaimana kalau 20
menit?
3) Tempat
Perawat : Ibu mau berbincang-bincang dimana? Disini saja atau ditempat lain,
bu?
2. Fase Kerja
a) Mengajak klien memulai kegiatannya
Perawat : Baiklah bu, sekarang mari kita rapikan tempat tidur ibu, tujuannya agar
ibu dapat mengalihkan suara-suara yang didengar. Dimana kamar tidur ibu?
b) Mengajari klien melakukan kegiatannya

35
Perawat : Baiklah bu, sekarang kita merapikan tempat tidur ibu ya. Kalaukita akan
merapikan tempat tidur, kita pindahkan dulu bantal, guling dan selimutnya. Lalu
kita pasang sepraynya lagi, kita mulai dari arah atas yasekarang bagian kaki, tarik
dan masukkan, lalu bagian pinggir dimasukkan. Sekarang ambil bantal dan
letakkan dibagian atas kepala. Selanjutnya kitalipat dan rapikan selimutnya dan
letakan dibawah kaki.
c) Minta klien untuk mengikuti atau mencoba cara melakukan kegiatan yang
dilakukan perawat
Perawat : Coba ibu ikuti saya untuk merapikan tempat tidur ibu!
3. Fase Terminasi
a) Evaluasi subyektif
Perawat : Bagaimana perasaan ibu setelah kita merapikan tempat tidur? Apakah
suara-suara itu masih terdengar ketika kita merapikan tempat tidur tadi?
b) Evaluasi obyektif
Perawat : Ibudapat melakukan kegiatan untuk menghilangkan suara-suara dengan
sering melakukan suatu pekerjaan. Apakah ibu bisa menjelaskan kembali
langkah-langkah merapikantempat tidur?
c) RTL
Perawat : Baik bu, sekarang ibu masukkan kedalam jadwal kegiatan harian. Ibu
selalu rapikan tempat tidur setiap setelah bangun tidur ya, bu?
Kontrak
1) Topik
Perawat : Baik bu, untuk pertemuan selanjutnya saya akan melihat apakah ibu
melakukan keempat cara itu atau tidak.
Waktu
Perawat : Besok kita akan bertemu lagi bu, ibu bisanya jam berapa?
2) Tempat
Perawat : Ibu mau berbincang-bincang dimana? Ditaman lagi atau dikamar
ibu untuk melihat apakah ibu sudah merapikan tempat tidur ibu atau belum?

36
Strategi Pelaksanaan (SP) V Keluarga :Pendidikan kesehatan tentang pengertian
halusinasi, jenis halusinasiyang dialami klien, tanda dan gejala halusinasi dan cara-cara
merawat pasien halusinasi

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien sudah dapat mengontrol halusinasi dengan baik
2. Diagnosis Keperawatan
Halusinasi Pendengaran
3. Tujuan Umum
Klien dapat mengontrol halusinasi yang dialaminya.
4. Tujuan Khusus
TUK 4 : Klien dapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasinya
5. Kriteria Hasil
a. Setelah … X pertemuan keluarga, keluarga menyatakan setuju untuk mengikuti
pertemuan dengan perawat
b. Setelah ……x interaksi keluarga menyebutkan pengertian, tanda dan gejala,
proses terjadinya halusinasi dan tindakan untuk mengendali kan halusinasi
6. Rencana Tindakan
a. Buat kontrak dengan keluarga untuk pertemuan ( waktu, tempat dan topik )
b. Diskusikan dengan keluarga ( pada saat pertemuan keluarga/ kunjungan rumah)
1. Pengertian halusinasi
2. Tanda dan gejala halusinasi
3. Proses terjadinya halusinasi
4. Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarga untuk memutus halusinasi
5. Obat- obatan halusinasi
6. Cara merawat anggota keluarga yang halusinasi di rumah ( beri kegiatan,
jangan biarkan sendiri, makan bersama, bepergian bersama, memantau obat –
obatan dan cara pemberiannya untuk mengatasi halusinasi )
7. Beri informasi waktu kontrol ke rumah sakit dan bagaimana cara mencari
bantuan jika halusinasi tidak tidak dapat diatasi di rumah
B. Strategi Komunikasi

37
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
Perawat :Assalamualaikum pak selamat pagi ? Perkenalkan saya suster (..).
Apakah bapak keluarganya ibu? boleh saya tahu nama bapak siapa?
b. Evaluasi/validasi
Perawat : Apa pendapat bapak tentang keadaan istri bapak? Hari ini saya akan
berdiskusi tentang masalah yang istri bapak alami.
c. Kontrak
1. Topik
Perawat : Baik pak, kita akan membahas tentang dukungan dari keluarga
dalam mengontrol halusinasi?
2. Waktu
Perawat : Berapa lama kita bapak mau berbincang-bincang?
3. Tempat
Perawat : Kita mau diskusikan ini dimana, pak?
2. Fase Kerja
a) Tanyakan dan jelaskan tanda gejala yang dialami klien
Perawat : Selama ini apa yang dilakukan istri bapak? Gejala yang dialami istri
bapak itu dinamakan halusinasi, yaitu mendengar / melihat sesuatu yang
sebenarnya tidak ada. Tanda-tandanya bicara dan tertawa sendiri atau marah-marah
tanpa sebab. Jadi, kalau istri bapak mengatakan mendengar suara-suara,
sebenarnya suara itu tidak ada atau kalau istri bapak mengatakan melihat bayang-
bayangan, sebenarnya itu tidak ada.
b) Jelaskan beberapa cara untuk memutus halusinasi klien
Perawat : Pak, disini ada beberapa cara untuk membantu istri bapak agar dapat
memutus halusinasinya, cara-cara tersebut meliputi : Menghardik, bercakap-cakap
dengan orang lain dan melakukan kegiatan terjadwal.
c) Menunjukkan dan menjelaskan obat-obatan untuk klien
Perawat : Pak, ini obat-obatan untuk istri bapak, mengkonsumsinya sesuai prosedur
ya pak?
d) Menjelaskan bagaimana menangani halusinasi dirumah

38
Perawat : Apabila istri bapak mengalami tanda-tanda yang saya jelaskan tadi, coba
bapak berikan kegiatan kepada istri bapak dan jangan biarkan istri bapak dalam
keadaan sendiri, sesering mungkin ajak berpergian bersama-sama, atau makan
bersama bila dirumah.Dan jangan lupa memantau pemberian obat kepada istri
bapak agar perlahan halusinasi tersebut akan teratasi”.
e) Jelaskan mengenai kontrol ke Rumah Sakit
Perawat : Bapak, bila waktunya kontrol ke Rumah Sakit harap sesuai dengan
jadwal yang sudah di tentukan oleh Rumah Sakit dan bila istri bapak mengalami
kejadian yang sama dirumah dan menurut bapak tidak dapat diatasi harap meminta
bantuan dengan segera.
3. Fase Terminasi
a) Evaluasi Subyektif
Perawat : Bagaimana perasaan bapak setelah kita berdiskusi masalah istri bapak?
b) Evaluasi obyektif
Perawat : Coba bapak ulangi lagi masalah apa yang di hadapi oleh istri bapak?
c) RTL
Perawat : Pak, usahakan ibu setiap hari melakukan kegiatan dan jangan dibirakan
sendiri serta jangan lupa pantau minum obat ibu sesuai dengan jadwal yang
diberikan.

39
ROLEPLAY
Pemeran :
1. SP I
Perawat : Marsel
Pasien : Risma
2. SP II
Perawat : Erna
Pasien : Marsel
3. SP III
Perawat : Dhita
Pasien : Roni
4. SP IV
Perawat : Risma
Pasien : Dhita
5. SP V
Perawat : Bagas
Pasien : Syaihu

Narasi
Suatu hari di Rumah Sakit Jiwa, ada seorang pasien remaja yang mengalami masalah
kesehatan jiwa yaitu halusinasi. Pasien remaja berusia 17 tahun mengalami halusinasi
pendengaran setelah mengalami trauma kepala 2 bulan yang lalu dan ia mengatakan sering
mendengar suara yang menyuruhnya untuk memukul orang lain. Pasien ini sudah dirawat di
rumah sakit jiwa selama 1 minggu dan perkembangannya masih belum membaik serta akan
diajarkan cara mengendalikan halusinasinya menggunakan 4 metode pengendalian halusinasi.

Strategi Pelaksanaan (SP) I : Mengidentifikasi halusinasi: isi, frekuensi, waktu terjadi,


situasi pencetus, perasaan, respon. Menjelaskan cara mengontrol halusinasi: Menghardik,
minum obat, bercakap-cakap, melakukan kegiatan. Melatih menghardik

1. Fase Orientasi
a) Salam Terapeutik

40
Perawat Marsel : Assalamualaikum.. Selamat pagi dik, perkenalkan nama saya
Marselia panggil saja suster Marsel. Saya mahasiswa dari Stikes Dian Husada
Mojokerto. Disini saya akan merawat adik selama 1 minggu kedepan. Kalau boleh
tahu, adik namanya siapa? Dan adik sukanya dipanggil dengan sebutan apa?

Risma : Nama saya Risma Zulfiani, panggil saya Risma saja sus.

b) Evaluasi
Perawat Marsel
Perawat Marsel : Baik dik, disini kita akan berbincang-bincang, bagaimana keadaan
adik hari ini?

Risma : Baik sus (sambil mengarahkan telinganya ke suatu tempat dan tersenyum
sendiri)

c) Kontrak
1) Topik

Perawat Marsel : Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang suara yang


mengganggu adik dan cara mengontrol suara-suara tersebut? Apakah adik
bersedia?

Risma : Iya sus...

2) Waktu
Perawat Marsel : Berapa lama adik mau berbincang-bincang? Bagaimana jika 20
menit?

Risma : Iya sus..


3) Tempat

41
Perawat Marsel : Ibu mau berbincang-bincang dimana? Disini atau ditaman?
Risma : Disini saja sus
4. Fase Kerja
Perawat Marsel : Apakah adik mendengar suara tanpa ada wujudnya?
Risma : Iya sus...
Perawat Marsel : Saya percaya adik mendengar suara itu, tetapi saya sendiri tidak
mendengar suara tersebut. Apa yang dikatakan oleh suara itu dik?
Risma : Iya sus.. suaranya itu menyuruh saya untuk memukul orang! (berbicara
dengan kesal)
Perawat Marsel : Apakah adik mendenagrnya terus-menerus atau hanya sewaktu-
waktu saja?
Risma : Saya mendengarnya kadang-kadang sus..
Perawat : Kapan adik paling sering mendengar suara itu?
Risma : Saat siang hari, setelah makan siang sus..
Perawat Marsel : Berapa kali sehari adik mendengarnya?
Risma : 2-4 kali sus....
Perawat Marsel : Pada keadaan apa suara itu terdengar? Apakah pada waktu ibu
sedang sendiri?
Risma : Iya sus, saat saya sendiri dikamar setelah makan
Perawat Marsel : Apa yang adik rasakan ketika mendengar suara itu? Bagaimana
perasaan adik?
Risma : saya merasa kesal sus, karena suara itu terus menyuruh saya.
Perawat Marsel : Lalu, apa yang adik lakukan ketika mendengar suara itu?
Risma : Jika saya mendengar suara itu, saya tutup telingan saya dengan bantal dan
berteriak agar suara itu tidak menyuruh saya terus.
Perawat Marsel : Apakah dengan cara tersebut suaranya bisa hilang, dik?
Risma : tidak sus, suaranya tetap saya dengar
Perawat Marsel : Baiklah dik, yang adik alami itu namanya halusinasi. Ada empat
cara untuk mencegah suara-suara itu muncul. Pertama, dengan menghardik suara
tersebut. Kedua, dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain. Ketiga,
melakukan kegiatan yang sudah terjadwal, dan yang ke empat minum obat dengan

42
teratur. Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik?
Apakah adik mau?
Risma : Iya sus. Saya mau (sambil menganggukkan kepalnya)
Perawat Marsel : Kita mulai ya dik? Saya akan mempraktekkan dahulu kemudian
setelah itu adik mempraktekkan kembali apa yang telah saya lakukan. Seperti ini
dik. Jika suara itu muncul, adik katakan dengan keras “pergi...pergi... saya tidak
mau dengar! Kamu suara palsu!” sambil menutup telinga adik (menutup kedua
telinganya) seperti ini ya dik caranya, sekarang adik ulangi seperti yang saya
lakukan?
Risma : Jika saya mendengar suara itu.. saya katakan dengan keras
“pergi...pergi... saya tidak mau dengar! Kamu suara palsu!” (sambil menutup
telinganya)
Perawat Marsel : Wah... bagus sekali (senyum), adik sudah bisa
mempraktekkannya.
5. Fase Terminasi
e) Evaluasi Subjektif
Perawat Marsel : Bagaimana perasaan adik setelah kita berbincang-bincang tadi?
Risma : Baik sus
f) Evaluasi Objektif
Perawat : Baiklah dik, jika suara itu masih terdengar, adik katakan dengan keras “
pergi....pergi.... saya tidak mau dengar! Kamu suara palsu!” sambil menutup
telinga
Risma : Iya sus (mengangguk)
g) RTL
Perawat : Adik, lakukan itu sampai suara itu tidak terdengar lagi, lakukan itu
selama 3 kali sehari yaitu jam 08.00, 14.00 dan jam 20.00 atau disaat adik
mendengar suara tersebut. Cara mengisi buku kegiatan harian adalah sesuai
dengan jadwal kegiatan harian yang telah kita buat tadi ya dik. Jika adik
melakukanya secara mandiri maka adik menuliskan di kolom M, jika adik
melakukannya dibantu atau diingatkan oleh keluarga atau teman maka adik buat

43
di kolom B, jika adik tidak melakukanya maka ibu tulis di kolom T. Apakah adik
mengerti?
Risma : Mengerti sus...
h) Kontrak
4) Topik
Perawat Marsel : Baiklah dik, selanjutnya kita bagaimana kalau kita
berbincang-bincang tentang cara yang kedua yaitu cara meminum obat?
Apakah adik setuju?
Risma : iya sus, saya setuju
5) Waktu
Perawat : Untuk besok, kita bisa melanjutkan berbincang-bincang pada jam
berapa?
Risma : Jam 09.00 saja sus, setelah saya sarapan pagi
6) Tempat
Perawat Marsel : Ibu, besok mau berbincang-bincang di mana? Di taman
ataukah tetap disini saja?
Risma : Ditaman sus..
Perawat Marsel : Baiklah dik.

Strategi Pelaksanaan (SP) II : Menjelaskan dan melatih klien minum obat dengan prinsip
6 benar, manfaat/keuntungan minum obat dan kerugian tidak minum obat.

1. Fase Orientasi
a) Salam Terapeutik
Perawat Erna : Assalamualaikum.. Selamat pagi adik, masih ingatkan dengan saya?
Marsel : Masih sus (tertawa sendiri)
Perawat Erna : Bagaimana kabar adik hari ini?
Marsel : Baik sus.
b) Evaluasi :
Perawat Erna : Apakah adik masih mendengar suara-suara yang menyuruh adik untuk
memukul orang?
Marsel : Masih sus, saya masih mendengarnya

44
Perawat Erna : Apakah adik telah melakukan apa yang kita pelajari kemarin?
Marsel : Sudah sus (mengrahkan telinganya ke suatu tempat)
Perawat Erna : Apakah dengan menghardik, suara-suara yang adik dengar berkurang?
Marsel : Iya sus, suaranya berkurang
Perawat Erna : Bagus dik, sekarang coba praktekkan bagaimana caranya?
Marsel : Jika saya mendengar suara itu muncul, saya katakan dengan keras
“pergi...pergi... saya tidak mau dengar! Kamu suara palsu!” (sambil menutup
telinganya)
Perawat Erna : Bagus sekali dik.. sekarang coba kita lihat jadwal kegiatan harian adik
Marsel : (mengeluarkan catatan hariannya dan memberikan pada perawat)
Perawat Erna : (melihat) Bagus sekali dik, adik sudah bisa melakukan kegiatan
menghardik secara mandiri walaupun masih ada diingatkan oleh keluarga.
c) Kontrak
1) Topik
Perawat Erna : Baiklah dik, sesuai janji kita kemarin. Hari ini kita akan latihan
cara yang kedua yaitu mengendalikan suara-suara yang muncul dengan cara
minum obat yang benar, apakah adik bersedia?
Marsel : Bersedia sus (mengangguk)
2) Waktu
Perawat Erna : Adik, kita akan membicarakan hal ini sekitar 20 menit, apakah
adik bersedia?
Marsel : Iya sus..
3) Tempat
Perawat Erna : Sesuai dengan kontrak kemarin, adikmenginginkan kita
berbincang-bincang ditaman, benarkan dik?
Marsel : Iya sus benar
2. Fase Kerja
Perawat Erna : Apakah adik sudah dapat obatnya dari perawat?
Marsel : Sudah sus.. (memberikan obatnya)
Perawat Erna : Adik perlu meminum obat ini secara teratur agar pikiran jadi tenang, dan
tidurnya juga menjadi nyenyak. Obatnya ada tiga macam, yang warnanya orange

45
namanya CPZ minum 3 kali sehari gunanya supaya tenang dan rasa marah berkurang,
yang warnanya putih namanya THP minum 3 kali sehari supaya relaks dan tidak kaku,
yang warnanya merah jambu ini namanya HLP gunanya untuk menghilangkan suara-
suara yang adik dengar. Semuanya ini harus adik minum 3 kali sehari yaitu jam 7 pagi,
jam 1 siang, dan 7 malam. Bila nanti mulut adik terasa kering, untuk membantu
mengatasinya adik bisa menghisap es batu yang bisa diminta pada perawat. Bila adik
merasa mata berkunang-kunang, adik sebaiknya istirahat dan jangan beraktivitas dulu.
Jangan pernah menghentikan minum obat sebelum berkonsultasi dengan dokter ya dik.
Sampai disini, apakah adik sudah mengerti?
Marsel : Mengerti sus (mengangguk)
Perawat Erna : Baiklah dik, kita lanjutkan ya. Sebelum adik minum obat lihat dulu label
yang menempel di bungkus obat, apakah benar nama adik yang tertulis. Selain itu adik
perlu memperhatikan jenis obatnya, berapa dosis, satu atau dua butir obat yang harus
diminum, jam berapa saja obatnya harus diminum, dan cara meminum obatnya. Adik
harus meminum obat secara teratur dan tidak menghentikannya tanpa konsultasi dengan
dokter. Sekarang kita memasukan waktu meminum obat kedalam jadwal ya dik. Cara
mengisi jadwalnya adalah jika adik minum obatnya sendiri tanpa diingatkan oleh perawat
atau teman maka di isi dengan M artinya mandiri, jika adik meminum obatnya diingatkan
oleh perawat atau oleh teman maka di isi B artinya dibantu, jika ibu tidak meminum
obatnya maka di isi T artinya tidak melakukannya. Apakah adik mengerti?
Marsel : Iya sus, saya mengerti
Perawat Erna : Baiklah, sekarang coba adik ulangi kembali bagaimana cara mengisi
jadwal kegiatan?
Marsel : Jika saya minum obat tanpa diingatkan maka saya isi kolom M yang artinya
mandiri, jika saya minum obat diingatkan oleh teman, keluarga atau perawat maka saya
isi kolom B yang artinya dibantu, jika saya tidak melakukannya maka saya isi dikolom T.
Perawat Erna : Wah bagus sekali, adik sudah mengerti.
3. Fase Terminasi
e) Evaluasi subyektif
Perawat Erna : Bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang-bincang
mengenai obat?

46
Marsel : Saya sekarang mengerti cara minum obat yang benar sus
f) Evaluasi obyektif
Perawat : Sudah berapa cara yang kita latih untuk mengontrol suara-suara
tersebut? Coba adik sebutkan?
Marsel : Menghardik dan minum obat
Perawat Erna : Wah benar sekali adik...
g) RTL
Perawat : Jadwal minum obatnya sudah kita buat yaitu pada jam 07.00, jam 13.00
dan jam 19.00 pada jadwal kegiatan adik. Nah, sekarang kita masukan kedalam
jadwal minum obat yang telah kita buat tadi ya dik? Jangan lupa lakukan
semuanya dengan teratur ya dik?
Marsel : Iya sus
h) Kontrak
4) Topik
Perawat : Baiklah dik, untuk selanjutnya kita akan berbincang-bincang tentang
cara yang ketiga yaitu bercakap-cakap dengan orang lain saat terjadi
halusinasi? Apakah adik bersedia?
Marsel : Iya sus, saya bersedia
5) Waktu
Perawat Erna : Besok kita akan bertemu lagi dik, adik bisanya jam berapa?
Marsel : Jam 16.00 saja sus, setelah saya tidur siang
Perawat Erna : Baiklah dik
6) Tempat
Perawat Erna : Adik mau kita berbincang-bincang ditempat mana? Ditaman
atau disini saja?
Marsel : Ditaman lagi ya sus?
Perawat Erna : Baiklah kalau begitu.

Strategi Pelaksanaan (SP) III : Menjelaskan dan melatih bercakap –cakap saat terjadi
halusinasi.

1. Fase Orientasi

47
d) Salam Terapeutik
Perawat Dhita : Assalamualaikum, selamat pagi dik?
Roni : Pagi sus
e) Evaluasi/validasi
Perawat Dhita : Bagaimana keadaan adik saat ini?
Roni : Baik sus
Perawat Dhita: Apakah adik masih mendengar suara-suara yang adik alami
kemarin?
Roni : Masih sus, tapi sudah berkurang
Perawat Dhita : Apakah adik sudah melakukan dua cara yang telah kita pelajari
untuk menghilangkan suara-suara yang menganggu?
Roni : sudah sus
Perawat Dhita : Coba saya lihat jadwal kegiatan adik.
Roni : (mengeluarkan catata kegiatan hariannya dan memberikan pada perawat)
Perawat Dhita : bagus sekali dik, sekarang coba lihat obatnya? Ia bagus, adik
sudah minum obat dengan teratur jam 07.00, jam 13.00 dan jam 19.00 serta
latihan menghardik suara-suara juga sudah dilakukan dengan teratur. Sekarang
coba ceritakan pada saya apakah dengan dua cara tadi suara-suara yang adik
dengarkan berkurang?
Roni : Iya sus
Perawat Dhita : Coba sekarang adik praktekkan bagaimana cara menghardik
suara-suara yang telah kita pelajari.
Roni : jika saya dengar suara itu, saya katakan pergi.....pergi...saya tidak mau
dengar! Kamu suara palsu!” (menutup telinga)
Perawat Dhita : Coba sekarang addik jelaskan lagi pada saya bagaimana cara
minum obat dengan benar.
Roni : Sebelum saya minum obat, lihat dulu label yang ada dibungkus obat,
apakah ang tertulis disitu? Perhatikan jenis obat, dosis obat , satu atau dua butir
yang harus diminum, jam berapa obatnya harus diminum dan cara minum
obatnya.
Perawat Dhita : wah benar sekali dek.

48
f) Kontrak
4) Topik
Perawat Dhita: Baik dik,sekarang kita berbincang-bincang tentang bagaimana
cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain?
Apakah adik bersedia?
Roni : iya sus
5) Waktu
Perawat : adik mau berbincang-bincang berapa lama? Bagaimana kalau 20
menit?
Roni : iya sus
6) Tempat
Perawat : Adik mau berbincang-bincang dimana? Disini saja atau ditempat
lain, bu?
Roni : ditaman saja sus
2. Fase Kerja
Perawat Dhita : Caranya adalah jika ibu mulai mendengar suara-suara, langsung saja ibu
cariteman untuk diajak berbicara. Minta teman ibu untuk berbicara dengan ibu.
Contohnya begini ibu, tolong berbicara dengan saya, saya mulai mendengar suara- suara.
Ayo kita ngobrol dengan saya atau ibu minta pada perawat untuk berbicaradenganmu
seperti “buk tolong berbicara dengan saya karena saya mulai mendengar suara-suara”.
Sekarang coba ibu praktekkan?
Roni : Jika saya mendengar suara itu lagi, maka saya memanggil teman atau perawat
untuk bercakap-cakap dengan saya. “Tolong bicara dengan saya, karena sauya
mendengar suara-suara”
Perawat Dhita : bagus sekali, adik sudah bisa mempraktekkannya
3. Fase Terminasi
e) Evaluasi subyektif
Perawat Dhita : Bagaimana perasaan adik setelah kita mempelajari bagaimana
cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap?
Roni : baik sus
f) Evaluasi obyektif

49
Perawat Dhita : Jadi sudah berapa cara yang kita latih untuk mengontrol suara-
suara, coba adik sebutkan?
Roni : ada 3 cara, menghardik, minum obat, bercakap-cakap dengan orag lain
Perawat Dhita : bagus sekaali dik, sekarang kita masukkan kedalam jadwal
kegiatan harian adik
g) RTL
Perawat Dhita : Berapa kali adik akan bercakap-cakap? Bagaimana kalau 2 kali
pada jam 08.00 dan 19.00?
Roni : Iya sus
h) Kontrak
4) Topik
Perawat Dhita : Baik dik, untuk pertemuan selanjutnya kita akan berbincang-
bincang tentang melatih cara mengontrol halusinasi dg melakukan kegiatan
harian.
Roni : iya sus
5) Waktu
Perawat : Besok kita akan bertemu lagi dik, adik bisanya jam berapa?
Roni : pagi saja sus, setelah saya bangun tidur
6) Tempat
Perawat Dhita : baiklah dik, besok kita berbincang-bincang dimana?
Roni : Disini saja sus

Strategi Pelaksanaan (SP) IV : Melatih cara mengontrol halusinasi dengan melakukan


kegiatan harian

1. Fase Orientasi
a) Salam Terapeutik
Perawat Risma : Assalamualaikum, selamat pagi dik?
b) Evaluasi/validasi
Perawat Risma : Bagaimana keadaan adik saat ini?
Dhita : Baik sus

50
Perawat Risma : Apakah adik masih ada mendengar suara-suara yang ibu alami
kemarin?
Dhita : suaranya sudah jarang saya dengar sus.
Perawat Risma: Baiklah dik, Apakah adik sudah melakukan tiga cara yang telah kita
pelajari untuk menghilangkan suara-suara yang menganggu?
Dhita : Sudah sus
Perawat Risma : Coba saya lihat jadwal kegiatan adik.
Dhita : (memberikan)
Perawat Risma : Bagus sekali dik, adik minum obatnya dengan teratur, latihan
bercakap-cakap dengan teman dan perawat juga dilakukan dengan teratur. Sekarang
coba ceritakan pada saya apakah dengan ketiga cara tadi suara-suara yang adik
dengarkan berkurang?
Dhita : iya sus, suaranya sudah berkurang
Perawat Risma : Baik dik, dengan cara tersebut suara-suara itu sudah tidak akan
menganggu adik lagi. Coba sekarang adik praktekkan lagi bagaimana cara
menghardik suara-suara yang telah kita pelajari dan jelaskan kembali pada saya 6 cara
minum obat yang benar dan dengan siapa adik bisa bercakap-akap
Dhita : Jika saya dengar suara itu, saya katakan pergi.....pergi...saya tidak mau
dengar! Kamu suara palsu!” (menutup kedua telinganya). Sebelum saya minum obat,
lihat dulu label yang ada dibungkus obat, apakah ang tertulis disitu? Perhatikan jenis
obat, dosis obat , satu atau dua butir yang harus diminum, jam berapa obatnya harus
diminum dan cara minum obatnya.
Perawat Risma: Bagus sekali dik, adik sudah bisa mempraktekkannya
c) Kontrak
4) Topik
Perawat Risma : Baiklah adik sesuai janji kita kemarin hari ini kita akan
latihan cara yang muncul yaitu melakukan aktivitas fisik seperti membersih
kamar, tujuannya supaya adik sibuk dan kesempatan muncul suara-suara akan
berkurang. Apakah adik bersedia?
Dhita : iya sus
5) Waktu

51
Perawat Risma : adik mau berbincang-bincang berapa lama? Bagaimana kalau
20 menit?
Dhita : iya sus
6) Tempat
Perawat : adik mau berbincang-bincang dimana? Disini saja atau ditempat
lain, dik?
Dhita : disini saja sus
2. Fase Kerja
Perawat Risma : Baiklah dik, sekarang mari kita rapikan tempat tidur adik, tujuannya
agar adik dapat mengalihkan suara-suara yang didengar. Dimana kamar tidur adik?
Dhita : Disana sus (menunjuk sebuah kamar)
Perawat Risma : baiklah, ayo sekarang kita kekamar adik.
Dhita : iya sus
(dikamar)
Perawat Risma : Baiklah dik, sekarang kita merapikan tempat tidur adik. Kalaukita akan
merapikan tempat tidur, kita pindahkan dulu bantal, guling dan selimutnya. Lalu kita
pasang sepraynya lagi, kita mulai dari arah atas yasekarang bagian kaki, tarik dan
masukkan, lalu bagian pinggir dimasukkan. Sekarang ambil bantal dan letakkan dibagian
atas kepala. Selanjutnya kita lipat dan rapikan selimutnya dan letakan dibawah kaki. Nah
seperti itu, sekarang adik ikuti saya ya?
Dhita : iya sus (mengikuti)
3. Fase Terminasi
d) Evaluasi subyektif
Perawat Risma: Bagaimana perasaan adik setelah kita merapikan tempat tidur?
Apakah suara-suara itu masih terdengar ketika kita merapikan tempat tidur tadi?
Dhita : Saya senang sus dan suaranya sudah tidak terdengar lagi.
Perawat Risma : Bagus sekali dik
e) Evaluasi obyektif
Perawat Risma: Adik dapat melakukan kegiatan untuk menghilangkan suara-suara
dengan sering melakukan suatu pekerjaan. Apakah adik bisa menjelaskan kembali
langkah-langkah merapikan tempat tidur?

52
Dhita : kita pindahkan dulu bantal, guling dan selimutnya. Lalu kita pasang
sepraynya lagi, kita mulai dari arah atas yasekarang bagian kaki, tarik dan
masukkan, lalu bagian pinggir dimasukkan. Sekarang ambil bantal dan letakkan
dibagian atas kepala. Selanjutnya kita lipat dan rapikan selimutnya dan letakan
dibawah kaki
Perawat Risma : Bagus sekali, adik bisa melakukannya
f) RTL
Perawat : Sekarang adik masukkan kedalam jadwal kegiatan harian. Adik selalu
rapikan tempat tidur setiap setelah bangun tidur ya, bu?
Dhita : iya sus
Kontrak
3) Topik
Perawat Risma : Baik dik, untuk pertemuan selanjutnya saya akan melihat
apakah adik melakukan keempat cara itu atau tidak.
Dhita : iya sus
4) Waktu
Perawat Risma: Besok kita akan bertemu lagi dik, adik bisanya jam berpa?
Dhita : setelah makan siang saja sus
5) Tempat
Perawat Risma: Adik mau berbincang-bincang dimana? Ditaman lagi atau
dikamar adik untuk melihat apakah adik sudah merapikan tempat tidur ibu
atau belum?
Dhita : dikamar ini saja sus

Strategi Pelaksanaan (SP) V Keluarga :Pendidikan kesehatan tentang pengertian


halusinasi, jenis halusinasiyang dialami klien, tanda dan gejala halusinasi dan cara-cara
merawat pasien halusinasi

1. Fase Orientasi
Perawat Bagas : Assalamualaikum pak selamat pagi ? Perkenalkan saya perawat Bagas.
Apakah bapak keluarganya adik? boleh saya tahu nama bapak siapa??
Syaihu : nama saya Syaihu Abdi, bisa dipanggil pak Abdi saja

53
Perawat Bagas : Baik pak, kita akan membahas tentang dukungan dari keluarga dalam
mengontrol halusinasi.
Syaihu : baik pak.
Perawat Bagas : berapa lama bapak mau berbincang-bincang bagaimana jika 20 menit?
Syaihu : baik pak, saya setuju
2. Fase Kerja
Perawat Bagas: Selama ini apa yang dilakukan anak bapak?
Syaihu : anak saya sering marah-marah sendiri, kadang juga tertawa sendiri. Ia
mengatakan mendengar suara-suara yang menyuruhnya untuk memukul orang lain
Perawat Bagas : Gejala yang dialami anak bapak itu dinamakan halusinasi, yaitu
mendengar / melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada. Tanda-tandanya bicara dan
tertawa sendiri atau marah-marah tanpa sebab. Jadi, kalau anak bapak mengatakan
mendengar suara-suara, sebenarnya suara itu tidak ada atau kalau anak bapak mengatakan
melihat bayang-bayangan, sebenarnya itu tidak ada.
Syaihu : lalu bagaimana saya merawatnya nanti?
Perawat Bagas: disini ada beberapa cara untuk membantu anak bapak agar dapat
memutus halusinasinya, cara-cara tersebut meliputi : Menghardik, bercakap-cakap
dengan orang lain dan melakukan kegiatan terjadwal. Selain itu, ini juga ada obat-obatan
untuk anak bapak, mengkonsumsinya sesuai prosedur ya pak?
Syaihu : Iya pak
Perawat Bagas : Apabila anak bapak mengalami tanda-tanda yang saya jelaskan tadi,
coba bapak berikan kegiatan kepada anak bapak dan jangan biarkan anak bapak dalam
keadaan sendiri, sesering mungkin ajak berpergian bersama-sama, atau makan bersama
bila dirumah. Dan jangan lupa memantau pemberian obat kepada anak bapak agar
perlahan halusinasi tersebut akan teratasi. Apakah bapak mengerti?
Syaihu : iya pak, saya mengerti
Perawat Bagas : bila waktunya kontrol ke Rumah Sakit harap sesuai dengan jadwal yang
sudah di tentukan oleh Rumah Sakit dan bila anak bapak mengalami kejadian yang sama
dirumah dan menurut bapak tidak dapat diatasi harap meminta bantuan dengan segera.
Syaihu : baik pak
3. Fase Terminasi

54
a) Evaluasi
Perawat bagas : Bagaimana perasaan bapak setelah kita berdiskusi masalah anak
bapak?
Syaihu : saya merasa sedikit lega, karena bisa membantu mengontrol halusinasi anak
saya seperti yang bapak ajarkan tadi
Perawat Bagas : baguslah pak, sekarang coba bapak ulangi masalah apa yang dialami
oleh anak bapak?
Syaihu : halusinasi, yaitu mendengar / melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada.
Tanda-tandanya bicara dan tertawa sendiri atau marah-marah tanpa sebab. Jadi, kalau
anak saya mengatakan mendengar suara-suara, sebenarnya suara itu tidak ada atau
kalau anak saya mengatakan melihat bayang-bayangan, sebenarnya itu tidak ada.
b) RTL
Perawat Bagas : Pak, usahakan anak bapak setiap hari melakukan kegiatan dan jangan
dibirakan sendiri serta jangan lupa pantau minum obat ibu sesuai dengan jadwal yang
diberikan.
Syaihu : Baik pak, terima kasih banyak atas penjelasannya
Perawat Bagas : sama – sama pak

55
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Halusinasi merupakan gangguan atau perubahan persepsi dimana klien
mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan panca indra
tanpa ada rangsangan dari luar. Suatu penghayatan yang dialami suatu persepsi
melalui panca indra tanpa stimulus eksteren: persepsi palsu (Maramis, 2005).

56
DAFTAR PUSTAKA

1. Carpenito,L.J., Buku Saku Diagnosa Keperawatan, EGC, Jakarta, 1995.


2. Keliata,B.A. dk, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, EGC Penerbit Buku Kedokteran,
Jakarta 1999.
3. Stuart, G.W. dan Sundeen, S.J.,Principles and Practice of Psychiatric Nursing (5th ed)
St louis :Mosby Year Book, 1995.
4. Stuart, G.W. dan Laraia, M.T.,Principles and Practice of Psychiatric Nursing (6th ed) St
louis :Mosby Year Book, 1998.

57

Anda mungkin juga menyukai