Anda di halaman 1dari 19

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik terhadap
masyarakat terus dilakukan oleh pemerintah pusat maupun daerah. Pemerintah juga
harus melaksanakan Standar Pelayanan Minimum (SPM), dimana pelayanan terhadap
masyarakat harus dilakukan secara optimal. Pelayanan publik yang diberikan
pemerintah terdapat dalam berbagai bidang, salah satunya pada bidang kesehatan yaitu
Rumah Sakit.
Rumah Sakit merupakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang melayani
masyarakat dengan sebaik-baiknya. Fungsi Rumah adalah pusat pelayanan rujukan
medik spsialistik dan sub spesialistik dengan fungsi utama menyediakan dan
menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan (kuratif) dan
Pemulihan (rehabilitatisi pasien) (Depkes R.I. 1989). Selain adanya rumah sakit
pelayanan kesehatan lainya adalah puskesmas.
Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) adalah suatu organisasi kesehatan
fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga
membina peran serta masyarakat di samping memberikan pelayanan secara menyeluruh
dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.
puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerja Tujuan
pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah mendukung
tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional, yakni meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi orang yang bertempat tinggal di wilayah
kerja puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan nasional, diperlukan kinerja yang baik guna
mencapai tujuan tersebut.
Kinerja pada organisasi publik sangatlah penting untuk dilakukan, agar dapat
meningkatkan kualitas pelayanan publik. Penilaian kinerja tersebut digunakan untuk

1
2

menilai keberhasilan kinerja sebuah organisasi publik dalam memberikan pelayanan


bagi masyarakat, karena pada dasarnya orientasi organisasi publik bukan untuk mencari
laba (profit oriented), tetapi lebih mengutamakan pelayanan publik (service public
oriented). Selain itu penilaian kinerja pada organisasi publik digunakan sebagai alat
untuk mengevaluasi kinerja pada periode yang lalu. Kinerja ialah perilaku yang nyata
yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan
sesuai dengan perannya dalam perusahaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
diantaranya komitmen, motivasi, budaya organisasi, gaya kepemimpinan, kemampuan
mereka, dukungan yang diterima, keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan dan
hubungan mereka dengan organsasi. Pada penelitian ini kami mengambil komitmen,
budaya organisasi, dan gaya kepemimpinan sebagai faktor yang mempengaruhi kinerja.
Organisasi harus memberi perhatian yang penuh dan membuat karyawan
percaya terhadap organisasi, sehingga akan diperoleh komitmen karyawan. Jika
komitmen karyawan telah diperoleh akan didapatkan karyawan yang setia, dan mampu
bekerja sebaik mungkin untuk kepentingan organisasi. Keadaan ini sangat baik bagi
pencapaian tujuan organisasi, karena organisasi mendapat dukungan penuh dari
anggotanya sehingga bisa berkonsentrasi secara penuh pada tujuan yang diprioritaskan.
komitmen sebagai suatu keadaan dimana seorang individu memihak organisasi serta
tujuan-tujuan dan keinginannya untuk mempertahankan keangotaannya dalam
organisasi. Berdasarkan definisi ini, dalam komitmen organisasi tercakup unsur loyalitas
terhadap organisasi, keterlibatan dalam pekerjaan, dan penerimaan terhadap nilai-nilai
dan tujuan organisasi. Dimana loyalitas, keterlibatan, dan penerimaan terkait dengan
kinerja organisasi. Oleh sebab itu, apabila komitmen organisasinya baik, maka kinerja
organisasi akan baik pula.
Faktor yang tidak kalah penting berpengaruh pada kinerja organisasi selain
komitmen organisasi adalah budaya organisasi. Budaya organisasi yang baik tentunya
akan mempengaruhi kualitas pelayanan publik yang baik pula. Hal ini sesuai dengan
pengertiannya yang mengemukakan bahwa kualitas pelayanan sendiri sebenarnya
dipengaruhi oleh banyak aspek salah satunya adalah budaya organisasi dan cara
pengorganisasiannya. Dalam organisasi tentunya banyak faktor yang mempengaruhi
3

seseorang untuk mencapai tujuannya, sedangkan jalannya organisasi dipengaruhi oleh


perilaku banyak individu yang memiliki kepentingan masing-masing. Oleh sebab itu,
budaya organisasi sangat penting, karena merupakan kebiasaan-kebiasaan yang ada
dalam organisasi. Kebiasaan tersebut mengatur tentang norma-norma perilaku yang
harus diikuti oleh para anggota organisasi, sehingga menghasilkan budaya yang
produktif. Budaya yang produktif adalah budaya yang dapat menjadikan organisasi
menjadi kuat dan tujuan perusahaan dapat tercapai.
Sehingga dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi berpengaruh
secara signifikan terhadap kinerja organisasi. Budaya organisasi sangat berpengaruh
terhadap perilaku para anggota organisasi, sehingga jika budaya organisasinya baik
maka anggota organisasinya adalah orang-orang yang baik dan berkualitas pula. Dan
apabila anggotanya baik dan berkualitas, maka kinerja organisasi akan menjadi baik dan
berkualitas juga.
Kinerja organisasi juga dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan. Dalam organisasi
publik, bawahan bekerja selalu tergantung pada pimpinan. Bila pimpinan tidak memiliki
kemampuan memimpin, maka tugastugas yang sangat kompleks tidak dapat dikerjakan
dengan baik. Apabila manajer mampu melaksanakan fungsi-fungsinya dengan baik,
sangat mungkin organisasi tersebut dapat mencapai sasarannya. Suatu organisasi
membutuhkan pemimpin yang efektif, yang mempunyai kemampuan mempengaruhi
perilaku anggotanya atau anak buahnya. Jadi, seorang pemimpin atau kepala suatu
organisasi akan diakui sebagai seorang pemimpin apabila ia dapat memberi pengaruh
dan mampu mengarahkan bawahannya ke arah tujuan organisasi. Kualitas dari
pemimpin seringkali dianggap sebagai faktor terpenting dalam keberhasilan atau
kegagalan organisasi. demikian juga keberhasilan atau kegagalan suatu organisasi baik
yang berorientasi bisnis maupun publik, biasanya dipersepsikan sebagai keberhasilan
atau kegagalan pemimpin. Begitu pentingnya peran pemimpin sehingga isu mengenai
pemimpin menjadi fokus yang menarik perhatian para peneliti bidang perilaku
keorganisasian. Pemimpin memegang peran kunci dalam memformulasikan dan
mengimplementasikan strategi organisasi.
4

Hal ini membawa konsekuensi bahwa setiap pimpinan berkewajiban


memberikan perhatian yang sungguh-sungguh untuk membina, menggerakkan,
mengarahkan semua potensi karyawan dilingkungannya agar terwujud volume dan
beban kerja yang terarah pada tujuan. Pimpinan perlu melakukan pembinaan yang
sungguh-sungguh terhadap karyawan agar dapat menimbulkan kepuasan dan komitmen
organisasi sehinga pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja yang tinggi. Organisasi
yang berhasil dalam mencapai tujuan serta mampu memenuhi tanggug jawab sosialnya
akan sangat tergantung pada para pimpinan. Bila pimpinan mampu melaksanakan
dengan baik, sangat mungkin organisasi tersebut akan mencapai sasarannya. Suatu
organisasi membutuhkan pemimpin yang efektif, yang mempunyai kemampuan
mempengaruhi perilaku anggotanya atau anak buah. Jadi, seorang pemimpin atau kepala
suatu organisasi akan diakui sebagai seorang pemimpin apabila ia dapat mempunyai
pengaruh dan mampu mengarahkan bawahannya kearah pencapaian tujuan organisasi.
Mengingat pentingnya masalah tersebut, dan untuk menyikapi kondisi tersebut
diatas, maka dilakukan penelitian yang berkaitan dengan “Analisis Komitmen, Budaya
Organisasi, dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Organisasi Sektor
Publik”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah ada hubungan positif dan signifikan antara komitmen, budaya
organisasi, gaya kepemimpinan terhadap kinerja organisasi sektor publik
secara parsial di Pemerintah Kota Palembang?
2. Apakah ada hubungan positif dan signifikan antara komitmen, budaya
organisasi, gaya kepemimpinan terhadap kinerja organisasi sektor publik
secara simultan di Pemerintah Kota Palembang?
3. Yang mana yang lebih dominan antara komitmen, budaya organisasi,
gaya kepemimpinan terhadap kinerja organisasi sektor publik di
Pemerintah Kota Palembang?
5

1.3 Ruang Lingkup


Untuk memberikan gambaran yang jelas terhadap pembahasan, serta agar
analisis menjadi terarah dan sesuai dengan masalah yang ada, maka penulis membatasi
pembahasan sebagai berikut:
Variabel yang di teliti adalah komitmen¸ budaya organisasi, gaya kepemimpinan
terhadap kinerja organisasi sektor publik di Kota Palembang tahun 2014.
1.4 Tujuan dan Manfaat
1.4.1 Tujuan
Berdasarkan ruang lingkup diatas maka penulis dapat menentukan tujuan
masalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui dan menganalisa hubungan positif dan antara
komitmen, budaya organisasi, gaya kepemimpinan terhadap kinerja
organisasi sektor publik di Kota Palembang secara parsial.
2. Untuk mengetahui dan menganalisa hubungan positif dan antara
komitmen, budaya organisasi, gaya kepemimpinan terhadap kinerja
organisasi sektor publik di Kota Palembang secara simultan.
3. Untuk mengetahui yang mana yang dominan antara komitmen, budaya
organisasi , gaya kepemimpinan terhadap kinerja organisasi sektor publik
di Kota Palembang.
1.4.2 Manfaat
1. Untuk memberikan masukan dan sumbang saran pemerintah kota
sumatera selatan atau dinas kesehatan sumatera selatan.
2. Adapun penelitian ini dapat memberikan referensi bagi peneliti
berikutnya terutama mahasiswa politeknik negeri sriwijaya dan
masyarakat pada umumnya.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kinerja


Bedasarkan uraian Bab 1, maka variabel dalam penelitian ini adalah Kinerja (Y),
Komitmen (X1), Budaya Organisasi (X2), dan Gaya Kepemimpinan (X3).
2.1.1 Menurut Srimindarti (2006)
Kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional organisasi,
bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria
yang telah ditetapkan sebelumnya.
2.1.2 Menurut Mangkunegara (2001)
Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dapat dicapai oleh
seorang pegawai dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya.
2.1.3 Menurut Ilyas (2001)
Kinerja adalah penampilan hasil karya personel baik kuantitas maupun kualitas
dalam suatu organisasi. Kinerja dapat merupakan penampilan individu maupun
kerja kelompok personel. Penampilan hasil karya tidak terbatas kepada personel
yang memangku jabatan fungsional maupun struktural, tetapi juga kepada
keseluruhan jajaran personel di dalam organisasi
Dari beberapa pengertian menurut beberapa para ahli diatas dapat
disimpulkan bahwa kinerja adalah hasil kerja secara secara kualitas, kuantitas,
periodik efektivitas operasional organisasi, bagian organisasi dan karyawannya
berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya yang dapat
dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya.

6
7

2.2 Pengertian Komitmen


2.2.1 Menurut Soekidjan (2009)

Komitmen adalah kemampuan dan kemauan untuk menyelaraskan perilaku


pribadi dengan kebutuhan, prioritas dan tujuan organisasi. Hal ini mencakup
cara-cara mengembangkan tujuan atau memenuhi kebutuhan organisasi yang
intinya mendahulukan misi organisasi dari pada kepentingan pribadi.

2.2.2 Menurut Allen dan Meyer (dalam Dahesihsari, 2002)

Definisi komitmen yang mencerminkan tiga hal umum, yaitu sebuah orientasi
afektif terhadap organisasi (affective commitment), pertimbangan tentang biaya
jika meninggalkan organisasi (continuance commitment), dan tanggung jawab
moral untuk tetap dalam organisasi (normative commitment).

2.2.3 Menurut Mowday et.al., dalam Curtis, Susan, and Dennis Wright(2001)

Mengemukakan komitmen telah didefinisikan sebagai kekuatan identifikasi


individu yang berada dalam sebuah organisasi.

Dari beberapa pengertian para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa komitmen
adalah kekuatan dari seorang individu yang berada dalam sebuah organisasi yang
memiliki kemampuan dan kemauan untuk menyelaraskan perilaku pribadi dengan
kebutuhan, prioritas dan tujuan organisasi untuk mencapai orientasi afektif terhadap
organisasi.
2.3 Pengertian Budaya Organisasi
2.3.1 Menurut Wood, Wallace, Zeffane, Schermerhorn, Hunt, Osborn (2001:391)
Budaya organisasi adalah sistem yang dipercayai dan nilai yang dikembangkan
oleh organisasi dimana hal itu menuntun perilaku dari anggota organisasi itu
sendiri.
2.3.2 Menurut Tosi, Rizzo, Carroll seperti yang dikutip oleh Munandar
(2001:263)
8

Budaya organisasi adalah cara-cara berpikir, berperasaan dan bereaksi


berdasarkan pola-pola tertentu yang ada dalam organisasi atau yang ada pada
bagian-bagian organisasi.

2.3.3 Menurut Umar (2010:207)


Budaya organisasi adalah suatu sistem nilai dan keyakinan bersama yang
diambil dari pola kebiasaan dan falsafah dasar pendirinya yang kemudian
berinteraksi menjadi norma-norma, dimana norma tersebut dipakai sebagai
pedoman cara berpikir dan bertindak dalam upaya mencapai tujuan bersama.

Dari pengertian beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian


budaya organisasi adalah sistem nilai yang dipercayai, nilai yang dikembangkan oleh
organisasi, cara-cara berpikir, berperasaan dan bereaksi berdasarkan pola-pola tertentu
yang ada dalam organisasi atau yang ada pada bagian-bagian organisasi dimana hal itu
menuntun perilaku dari anggota organisasi itu sendiri.

2.4 Pengertian Gaya Kepemimpinan


2.4.1 Menurut Menurut Tjiptono (2006:161)
Gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan pemimpin dalam
berinteraksi dengan bawahannya.
2.4.2 Menurut Hersey (2004:29)
Gaya kepemimpinan adalah pola tingkah laku (kata-kata dan tindakan-tindakan)
dari seorang pemimpin yang dirasakan oleh orang lain.
2.4.3 Menurut Nawawi (2003:115)
Gaya kepemimpinan adalah perilaku atau cara yang dipilih dan dipergunakan
pemimpin dalam mempengaruhi pikiran, perasaan, sikap dan perilaku para
anggota organisasi bawahannya.

Dari beberapa pengertian gaya kepemimpinan menurut para ahli diatas dapat
disimpulkan bahwa suatu pola atau tingkah laku yang digunakan oleh pemimpin dalam
9

berinteraksi dengan bawahanya serta dapat memengaruhi pikiran, perasaan, sikap dan
prilaku para anggota organisasinya bawahannya.

2.5 Jurnal Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1
Perbedaan dan Persamaan dengan Peneliti terdahulu

Judul Jurnal Persamaan Perbedaan

Pengaruh Budaya Budaya Organisasi Budaya organisasi


Organisasi, Gaya dan Gaya dan gaya
Kepemimpinan kepemimpinan kepemimpinan
dan, Motivasi merupakan variabel memiliki
Kerja Terhadap yang berpengaruh pernyataan mampu
Kinerja Karyawan secara signifikan melaksanakan
pada Hotel terhadap kinerja tradisi perusahaan
Jimbaran Puri Bali, karyawan dengan nilai
I Kadek Mei terendah dan
Arimbawa (2013) menentukan goal
performance yang
menantang

Pengaruh Untuk Membagi variabel


Kepemimpinan meningkatkan komitmen dan
Terhadap Budaya kinerja pegawai, budaya organisasi
Organisasi, komitmen dan menjadi beberapa
Komitmen Kerja, budaya organisasi indikato-indikator
Perilaku Kerja, adalah salah satu kecil
dan Kinerja faktor penting yang
Pegawai pada perlu di perhatikan
Satuan Kerja
Perangkat Daerah
Provinsi Sulawesi
Tenggara, Nurwati,
dkk (2011)

Pengaruh Semakin baik Komitmen


Komitmen budaya organisasi organisasi yang
Organisasi, dan gaya buruk tidak
Budaya kepemimpinan menghasilkan
Organisasi, dan maka semakin baik kinerja yang tinggi,
Kepuasan Kerja pula kinerja begitupun dengan
10

Terhadap Kinerja organisasi budaya organisasi


Organisasi Publik perusahaan yang lemah
SKPD Pemerintah
Kabupaten
Kerinci),
Muhammad
Kurniawan (2013)

Dari pernyataan ketiga jurnal tersebut, dapat disimpulkan bahwa persamaan dari
variabel komitmen, budaya organisasi, dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja
organisasi sektor publik adalah setiap tindakan yang berorientasi pada kemajuan
organisasi dan di jalankan secara baik maka hasil yang didapat adalah kinerja yang baik
juga. Sebaliknya, perbedaan dari ketiga jurnal tersebut adalah setiap perlakuan yang di
hasilkan dengan cara yang buruk dan tidak sesuai dengan peraturan yang ada maka
hasilnya akan buruk.

2.6 Kerangka Pemikiran Teoritis

Penulis mempunyai pemikiran bahwa kinerja organisasi sektor publik baik


secara parsial maupun secara simultan berpengaruh terhadap komitmen (X1). Baik
secara parsial maupun secara simultan budaya organisasi berpengaruh terhadap budaya
organisasi (X2). Baik secara parsial maupun secara simultan gaya kepemimpinan
berpengaruh terhadap budaya organisasi (X3). Dengan demikian kerangka pemikiran
teoritis di atas dapat digambarkan sebagai berikut:

KOMITMEN
(x1) r1

R KINERJA ORGANISASI
BUDAYA
SEKTOR PUBLIK
ORGANISASI r2
(x2) (Y)
r3
GAYA
KEPEMIMPINAN
(x3)
11

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis


Dari kerangka pemikiran teoritis di atas inilah, terdapat sebuah keyakinan bahwa
komitmen (X1), budaya organisasi (X2), dan gaya kepemimpinan (X3) berpengaruh
terhadap kinerja organisasi sektor publik (Y). Namun, hal tersebut tidak menutup
kemungkinan apabila tidak terdapat hubungan antara komitmen (X1), budaya organisasi
(X2), dan gaya kepemimpinan (X3) berpengaruh terhadap kinerja organisasi sektor
publik (Y).

2.7 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, identifikasi variabel, dan analisis data tersebut di


atas, maka hipotesis alternatif yang dapat dikembangkan adalah sebagai berikut:

H1 :Diduga ada hubungan positif dan signifikan antara komitmen, budaya


organisasi, gaya kepemimpinan terhadap kinerja organisasi sektor publik
secara parsial di Pemerintah Kota Palembang.
H2 :Diduga ada hubungan positif dan signifikan antara komitmen, budaya
organisasi, gaya kepemimpinan terhadap kinerja organisasi sektor publik
secara simultan di Pemerintah Kota Palembang.
BAB 3
METODOLOGI RISET

3.1. Jenis Penelitian


Menurut Sugiyono, (2004:12-14) terdapat 2 (dua) jenis penelitian berdasarkan
metode penelitiannya sebagai berikut:
1. Metode Penelitian Kuantitatif
Diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada falsafah
positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik
pengambilan sampel pada umumnya random, pengumpulan data menggunakan
instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/ statistik dengan tujuan
untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
2. Metode Penelitian Kualitatif
Diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada falsafah
pospositivisme, yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah
(sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen
kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan
snowball, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data
bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan
makna dari pada generalisasi.
Berdasarkan kriteria tersebut, jenis penilitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah penelitian kuantitatif berupa laporan keuangan Perusahaan Logam dan
Sejenisnya yang tercatat di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013.
3.2. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel
3.2.1. Identifikasi Variabel
Menurut Sugiyono (2010:59), mengenai variabel penelitian yang terdiri dari:
1. Variabel independen atau variabel bebas yaitu variabel yang dapat
mempengaruhi variabel lain atau yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel dependen (terikat).
2. Variabel dependen atau terikat yaitu variabel yang nilainya dipengaruhi oleh
variabel independen atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.

12
13

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua macam variabel, yaitu variabel
independen dan variabel dependen. Variabel-variabel penelitian ini dapat dilihat sebagai
berikut:
a. X1 : Komitmen
b. X2 : Budaya Organisasi
c. X3 : Gaya Kepemimpinan
d. Y : Kinerja

3.2.2. Definisi Operasional Variabel


Definisi operasional merupakan bagian dari penelitian yang menjelaskan
karakteristik dari objek ke dalam elemen-elemen yang dapat di observasi. Adapun
kerangka konsep pada penelitian ini yang menyebabkan konsep dapat diukur dan
dioperasionalkan di dalam penelitian. Variabel-variabel penelitian ini dapat dilihat
sebagai berikut:
a. Variabel Komitmen(X1)
b. Variabel Budaya Organisasi (X2)
c. Variabel Gaya Kepemimpinan (X3)
d. Variabel Kinerja Organisasi Sektor Publik (Y)

3.3. Populasi dan Sampel


3.3.1. Populasi
Menurut Sugiyono (2011), pengertian populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Berdasarkan kriteria tersebut, maka penulis menetapkan bahwa populasi
penelitian ini adalah Dinas Kesehatan kota Palembang.

3.3.2. Sampel
Menurut Sugiyono (2010:116), sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Pada umumnya terdapat dua teknik dalam
pengembalian sampel, yaitu Probability Sampling dan Non-probability Sampling
dengan teknik Sampling Purposive.
14

Menurut Sugiyono (2010:116), Sampling Purposive merupakan teknik


penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Berdasarkan kriteria tersebut, maka
penulis menggunakan teknik Sampling Purposive, dimana salah satu puskesmas di kota
Palembang yang terpilih

3.4. Metode Pengumpulan Data


3.4.1. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber dan
berbagai cara. Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat
menggunakan sumber primer dan sumber sekunder.
Menurut Sugiyono(2010:193), sumber primer adalah:
Sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan
sumber sekunder merupakan pengumpulan data dimana sumber tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau
dokumen.

Pada penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah


berdasarkan sumbernya, yakni sumber sekunder. Penulis mengumpulkan data kuisioner
yang disebar di salah satu puskesmas di kota Palembang

3.4.2. Jenis dan Sumber Data


Data dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai kriteria, misalnya berdasarkan
jenisnya, sumbernya, cara memperolehnya dan waktu pengumpulannya. Jenis data lebih
cenderung pada pengertian data macam apa yang harus dikumpulkan oleh peneliti
(Anwar Sanusi, 2013:103).

1. Data menurut jenisnya


a. Data kualitatif (non-metric) adalah seperti jenis kelamin, pendidikan, warna,
suku, dan sebagainya .
b. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka (metric) seperti jumlah
penjualan, berat badan, jarak dalam ukuran kilometer dan lain sebagainya.
15

Berdasarkan kriteria tersebut, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data kuantitatif berupa kuisioner yang disebar salah satu puskesmas di kota
Palembang.

2. Data menurut sumbernya


a. Data internal, yaitu data yang menggambarkan keadaan/kegiatan di dalam
sebuah organisasi. Di dalam sebuah perusahaan, misalnya, data internal
meliputi data personalia, data keuangan, data inventaris, data produksi, data
penjualan, dan sebagainya.
b. Data eksternal, yaitu data yang menggambarkan keadaan/kegiatan di luar
sebuah organisasi. Bagi sebuah perusahaan, data eksternalnya meliputi
tingkat daya beli masyarakat, perkembangan harga, data konsumsi, sikap
konsumen, kepuasan konsumen, preferensi merek, dan sebagainya.

Berdasarkan kriteria tersebut, maka data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data internal berupa kuisioner yang disebar salah satu puskesmas di kota
Palembang.

3. Data menurut cara memperolehnya


a. Data primer, yaitu data yang dikumpulkan dan diolah sendiri langsung dari
objeknya. Contohnya, kuesioner yang disebarkan langsung oleh peneliti ke
responden, hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap partisipan.
b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi,
sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain, biasanya sudah dalam bentuk
publikasi. Contoh : Laporan keuangan perusahaan yang digunakan oleh
peneliti, dan berbagai bentuk laporan lain yang diperoleh peneliti dari pihak-
pihak terkait.
Berdasarkan kriteria tersebut, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data primer yaitu berupa kuisioner yang disebar salah satu puskesmas di kota
Palembang.

4. Data menurut waktu pengumpulannya


16

a. Data cross-section, yaitu data yang dikumpulkan pada suatu waktu tertentu
(at a point of time) yang dapat menggambarkan keadaan/ kegiatan pada
waktu tersebut.
b. Data berkala (time series), yaitu data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu
untuk memberikan gambaran tentang perkembangan suatu kegiatan selama
periode spesifik yang diamati. Data berkala sering kali disebut pula sebagai
data historis.
c. Data panel adalah data gabungan time series dan cross-section .

Berdasarkan kriteria tersebut, jenis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data cross-section berupa kuisioner yang disebar salah satu puskesmas di kota
Palembang.

3.5 Teknik Analisis Data


3.5.1 Pengujian Asumsi Klasik
Asumsi klasik yang akan diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2006:147) “uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal”.
Cara yang dapat digunakan untuk menguji apakah variabel pengganggu atau residual
memiliki distribusi normal adalah dengan melakukan uji Kolmogrov-Smirnov terhadap
model yang diuji. Kriteria pengambilan keputusan adalah:
a. Jika probabilitas  > 0,05 maka distribusi dari populasi adalah normal.
b. Jika probabilitas  < 0,05 maka populasi tidak berdistribusi secara normal.
Apabila data belum terdistribusi secara normal maka data tersebut perlu
ditransfomasi dengan menggunakan model logaritma natural (LN) agar data yang
digunakan menjadi normal (Ghozali, 2009).

2. Uji Validitas
Menurut Aritonang R. (2007) validitas suatu instrumen berkaitan dengan
kemampuan instrument itu untuk mengukur atu mengungkap karakteristik dari variabel
yang dimaksudkan untuk diukur. Instrumen yang dimaksudkan untuk mengukur sikap
konsumen terhadap suatu iklan, misalnya, harus dapat menghasilkan skor sikap yang
memang menunjukkan sikap konsumen terhadap iklan tersebut.
17

Jadi, jangan sampai hasil yang diperoleh adalah skor yang menunjukkan minat
konsumen terhadap iklan itu. Validitas suatu instrumen banyak dijelaskan dalam
konteks penelitian sosial yang variabelnya tidak dapat diamati secara langsung, seperti
sikap, minat, persepsi, motivasi, dan lain sebagainya. Untuk mengukur variabel yang
demikian sulit, untuk mengembangkan instrumen yang memiliki validitas yang tinggi
karena karakteristik yang akan diukur dari variabel yang demikian tidak dapat
diobservasi secara langsung, tetapi hanya melalui indikator (petunjuk tak langsung)
tertentu. (Aritonang R. 2007)

3. Uji Realibiltas
Uji Reliabilitas dilakukan dengan uji Alpha Cronbach. Rumus Alpha
Cronbach sebagai berikut:

Keterangan:

Jika nilai alpha > 0,7 artinya reliabilitas mencukupi (sufficient


reliability) sementara jika alpha > 0,80 ini mensugestikan seluruh
item reliabel dan seluruh tes secara konsisten secara internal karena
memiliki reliabilitas yang kuat.[3] Atau, ada pula yang
memaknakannya sebagai berikut:

 Jika alpha > 0,90 maka reliabilitas sempurna


 Jika alpha antara 0,70 – 0,90 maka reliabilitas tinggi

 Jika alpha antara 0,50 – 0,70 maka reliabilitas moderat


18

 Jika alpha < 0,50 maka reliabilitas rendah[4]

Jika alpha rendah, kemungkinan satu atau beberapa item tidak


reliabel: Segera identifikasi dengan prosedur analisis per item. Item
Analysis adalah kelanjutan dari tes Aplha sebelumnya guna melihat
item-item tertentu yang tidak reliabel. Lewat ItemAnalysis ini maka
satu atau beberapa item yang tidak reliabel dapat dibuang sehingga
Alpha dapat lebih tinggi lagi nilainya.

Reliabilitas item diuji dengan melihat Koefisien Alpha dengan


melakukan Reliability Analysis dengan SPSS ver. 16.0 for Windows.
Akan dilihat nilai Alpha-Cronbach untuk reliabilitas keseluruhan item
dalam satu variabel. Agar lebih teliti, dengan menggunakan SPSS,
juga akan dilihat kolom Corrected Item Total Correlation.

Nilai tiap-tiap item sebaiknya ≥ 0.40 sehingga membuktikan


bahwa item tersebut dapat dikatakan punya reliabilitas Konsistensi
Internal.[5] Item-item yang punya koefisien korelasi < 0.40 akan
dibuang kemudian Uji Reliabilitas item diulang dengan tidak
menyertakan item yang tidak reliabel tersebut. Demikian terus
dilakukan hingga Koefisien Reliabilitas masing-masing item adalah ≥
0.40.
19

Anda mungkin juga menyukai