Pengkajian
Diagnosa keperawatan
Perencanaan (Intervensi)
Pelaksanaan (Implementasi)
Evaluasi (formatif/proses dan sumatif)
Asuhan keperawatan dapat dilakukan atau diberikan kepada pasien sebagai rangka
untuk memenuhi kebutuhan pasien yang didasarkan pada 5 kebutuhan dasar manusia
yaitu kebutuhan fisiologis meliputi oksigen,cairan,nutrisi, kebutuhan rasa aman dan
perlindungan,kebutuhan rasa cinta dan saling memiliki,kebutuhan akan harga diri dan
kebutuhan aktualisasi diri. Hal tersebut sesuai dengan pengertian asuhan keperawatan
(Askep) menurut ahli berikut :
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan asuhan
keperawatan adalah seluruh rangkaian proses keperawatan yang diberikan kepada
pasien yang berkaitan dengan kiat-kiat keperawatan yang dimulai dari pengkajian hingga
evaluai dalam usahan memperbaiki atau memelihara derajat kesehatan yang optimal.
Memberikan pedoman dan bimbingan sistematis dan ilmiah bagi tenaga keperawatan
dalam memcahkan masalah klien melalui asuhan keperawatan.
Memberi ciri profesional dengan pemberian asuhan keperawatan melalui pendekatan
pemecahan masalah dan pendekatan komunikasi yang efektif dan efisien.
Memberikan kebebasan pada pasien untuk mendapatkan pelayanan yang optimal
sesuai dengan kebutuhan dalam kemandirian dalam bidang kesehatan.
Secara resmi tahap Asuhan Keperawatan diberlakukan untuk diterapkan pada seluruh
rumah sakit melalui SK Direktur Jenderal Pelayanan Medik No. YM.00.03.2.6.7637
tahun 1993. Tahapan asuhan keperawatan meliputi :
a. Tahap Pengkajian
Asuhan keperawatan yang sempurna memerlukan data lengkap yang dikumpulkan
secara terus menerus yang berkaitan dnegan keadaan untuk menentukan
kebutuhan asuhan keperawatan. Data yang dikumpulkan harus bermanfaar bagi
semua anggota tim kesehatan. Komponen data pengkajian keperawatan tersebut
meliputi :
d. Pelaksanaan (Implementasi)
Tahap implementasi keperawatan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk
mencapai tujuan spesifik. Tahap pelaksanan dimulai setelah rencana tindakan
disusun dan ditujukan pada nursing order untuk membantu klien mencapai tujuan
yang diharapkan. Karena itu rencana tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk
memodifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan klien.
e. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan dilakukan secara periodik, sistematis dan berencana untuk
menilai perkembangan pasien dengan kriteria : setiap tindakan keperawatan
dilakukan evaluasi terhadap indikator yang ada pada rumusan tujuan, yang
selanjutnya hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan, evaluasi
melibatkan pasien, keluarga dan tim kesehatan, evaluasi dilakukan sesuai standar.
Setelah proses tahapan awal hingga tahap evaluasi selesai, maka seluruh
tindakan harus didokumentasikan dengan benar dalam dokumentasi keperawatan.
Dokumentasi keperawatan adalah segala sesuatu yang tertulis atau tercetak yang
dapat diandalkan sebagai catatan tentang bukti bagi individu yang berwenang
(potter 2005).
1.1 Pengertian
Pengkajian
diagnosa keperawatan
perencanaan (intervensi)
pelaksanaan (implementasi)
evaluasi (formatif/proses dan sumatif)
untuk mengidentifikasi masalah klien, apakah keadaan klien sehat atau sakit.
1. Standar I.
2. Standar II.
3. Standar III.
1. Perencanaan (Intervensi)
4. Standar IV.
5. Standar V.
2. Proses Keperawatan.
A. Pengertian.
Proses keperawatan adalah suatu metoda di mana suatu konsep diterapkan dalam
praktek keperawatan. Hal ini bisa disebut sebagai suatu pendekatan problem solving
yang memerlukan ilmu, tehnik dan ketrampilan interpersonal dan ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan klien / keluarga. Proses keperawatan terdiri dari lima tahap
yang sequensial dan berhubungan : pengkajian, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi (Iyer et al, 1996)
Proses keperawatan merupakan cara yang sistematis yang dilakukan oleh perawat
bersama klien dalam menentukan kebutuhan asuhan keperawatan dengan melakukan
pengkajian, menentukan diagnosis, merencanakan tindakan yang akan dilakukan,
melaksanakan tindakan serta mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan dengan
berfokus pasa klien, berorentasi pada tujuan pada setiap tahap saling terjadi
ketergantungan dan saling berhubungan. ( Hidayat, 2004. 95).
Manfaat proses keperawatan menurut Gaffar (1999) meliputi beberapa aspek yaitu:
a. Aspek Administrasif.
b. Aspek Hukum.
c. Aspek Ekonomi.
Pengertian.
e. Sarana Evaluasi.
Bukti yang telah ada menuntut adanya sistem pendidikan yang lebih
baik dan terarah sesuai dengan program yang diinginkan klien. Khusus
bagi tenaga perawat bukti tersebut dapat digunakan sebagai alat untuk
meningkatkan pendidikan lanjutan tentang keperawatan.
Model ini menempatkan catatan atas dasar disiplin orang atau yang
mengelola pencatatan. Bagian penerimaan klien mempunyai lembar isian
tersendiri, dokter menggunakan lembar untuk mencatat instruksi, lembaran
riwayat penyakit dan perkembangan penyakit, perawat menggunakan catatan
keperawatan, begitu pula disiplin lain mempunyai catatan masing-masing.
1. Data dasar, ini berisi semua informasi yang telah didapat dari klien ketika
masuk rumah sakit yang mencakup pengkajian, riwayat penyakit, pemeriksaan
fisik, dan hasil laboratorium.
2. Daftar masalah, ini berisi tentang masalah yang telah diidentifikasi dari data
dasar. Selanjutnya masalah disusun secara kronologis sesuai tanggal
identifikasi masalah.
3. Daftar awal rencana asuhan, ditulis oleh tenaga yang menyusun daftar
masalah, dokter menulis instruksi, perawat menulis instruksi keperawatan atau
rencana asuhan keperawatan.
4. Catatan perkembangan, berisi perkembangan / kemajuan dari tiap-tiap
masalah yang telah dilakukan tindakan dan disusun oleh semua anggota yang
terlibat.
Sistem dokumentasi yang hanya mencatat secara naratif dari hasil atau penemuan
yang menyimpang dari keadaan normal atau standar.
1. Folwsheet yang berupa kesimpulan penemuan yang penting dan menjabarkan indikator
pengkajian dan penemuan termasuk instruksi dokter/perawat, grafik, catatan pendidikan
dan pencatatan pemulangan klien.
2. Dokumentasi dilakukan berdasarkan standar praktek keperawatan, sehingga mengurangi
pencatatan tentang hal rutin secara berulang kali.
Suatu proses–orientasi dan klien-fokus. Hal ini digunakan proses keperawatan untuk
mengorganisir dokumentasi asuhan.
1) Pengkajian Keperawatan.
2) Diagnosa Keperawatan.
3) Perencanaan Keperawatan.
4) Tindakan Keperawatan.
5) Evaluasi Keperawatan.
6) Catatan Asuhan Keperawatan.
b. Pengisian instrument dilakukan oleh perawat dengan kriteria sebagai
berikut:
3) Pada tiap sub kolom diisi dengan tanda “ V “ bila aspek yang
dinilai ditemukan dan tanda “ O “ bila aspek yang dinilai tidak
ditemukan pada rekam medik pasien yang bersangkutan.
4) Kolom keterangan diisi bila penilai menganggap perlu
mencantumkan penjelasan atau bila ada keraguan penilaian.
5) Sub total diisi sesuai dengan hasil penjumlahan jawaban nilai “
V “ yang ditemukan pada masing-masing kolom.
6) Total diisi dengan hasil penjumlahan sub total, 01 + 02 + 03 …… dan
seterusnya.
7) Tiap variable dihitung prosentasenya dengan cara :
Total
Prosentase = x 100 %
a) Pengkajian.
b) Diagnosa.
1) Diagnosa keperawatan berdasarkan masalah yang telah dirumuskan.
2) Diagnosa keperawatan mencerminkan PE / PES.
3) Merumuskan diagnosa keperawatan aktual/potensial.
c) Perencanaan.
d) Tindakan.
Disusun Oleh :
1. Supriyadi
2. Widya Oktaviona