Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif (BAB II)
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif (BAB II)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-based Learning)
a. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Proyek
Istilah yang umum dikenal dalam kegiatan belajar mengajar antara lain,
proses pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar. Ciri utama sebuah model
beberapa prinsip yang harus dipenuhi agar skema tersebut dapat dikatakan sebagai
yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Dimana dalam pemilihan model
tindakan yang tepat dan cermat mengenai kegiatan pembelajaran agar kompetensi
Model pembelajaran yang dapat diterapkan oleh para guru sangat beragam.
tertentu yang diterapkan agar tujuan atau kompetensi dari hasil belajar yang
diharapkan akan cepat dicapai dengan lebih efektif dan efisien. Pada saat ini
adalah peserta didik menyelidiki ide-ide penting dan bertanya, peserta didik
pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata dan menuntut peserta didik untuk
dan keterampilan yang diperoleh dengan membuat karya atau proyek yang terkait
dengan materi ajar dan kompetensi yang diharapkan dimiliki oleh peserta didik.
masalah atau pertanyaan yang memandu mereka untuk memahami konsep dan
prinsip yang terkait dengan proyek. Pembuatan proyek mungkin saja berlangsung
lama dan juga dapat memerlukan penguasaan beberapa materi mata pelajaran
kurikulum 2013 yang diterbitkan oleh BPSDMPK dan PMP tahun 2013 dan
didik
2) Peserta didik mendesain proses penyelesaian permasalahan atau tantangan
melalui pengalaman)
10
6) Peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah
dijalankan
7) Produk akhir peserta didik dalam mengerjakan proyek dievaluasi.
berpusat pada peserta didik bukannya berpusat pada guru (Sastrika,2013). Dalam
didik dalam membuat sketsa atau rancangan proyek jika diminta oleh kelompok,
oleh peserta didik. Pemahaman peserta didik secara mendalam tentang konsep dan
mengerjakan proyek. Guru diharapkan bukan hanya sekedar menjadi operator dari
kegiatan ini adalah proses belajar atau pembelajaran yang tidak hanya terbatas
untuk mengetahui, tetapi juga mengembangkan potensi fisik dan psikis bahkan
terbentuk kebiasaan sistematis dan logis serta kreatif dan kritis. Kerja proyek
11
berbasis proses merupakan hal yang paling rasional sebagai pendidikan watak.
2013):
1) Pemaparan Topik yang Akan Dikaji
Pada tahap ini, guru menyampaikan tujuan pembelajaran, kompetensi yang
harus dimiliki oleh peserta didik dan materi ajar yang harus dikuasai. Pada tahap
ini pula guru hendaknya menimbulkan semangat kerja kepada peserta didik
prinsip yang terkait dengan materi ajar secara mendalam. Guru memonitor kerja
yang telah dibuat pada khalayak ramai misalnya di depan kelas. Pada tahapan ini,
menyelesaikan tugas
10) Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik sesuai dunia
peserta didik yang tidak begitu paham materi dari pelajaran lain tersebut akan
mengalami kesulitan.
3) Terkadang membutuhkan biaya yang relatif mahal.
2. Penguasaan Konsep
Konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili satu kelas objek, kejadian,
kegiatan, atau hubungan yang mempunyai atribut yang sama. Secara singkat dapat
kita katakan bahwa suatu konsep merupakan suatu abstraksi mental yang
stimulus, konsep tidak dapat diamati, dan konsep harus disimpulkan dari perilaku.
Konsep merupakan dasar bagi proses mental yang lebih tinggi untuk merumuskan
prinsip dan generalisasi. Kita menyimpulkan bahwa suatu konsep telah dipelajari
Dahar, 2011).
Macam-macam konsep yang kita pelajari tidak terbatas. Flavell (Dahar,
dapat berupa fisik, seperti warna, tinggi, bentuk, atau dapaat juga berupa
fungsional.
b. Struktur. Struktur menyangkut cara terkaitnya atau tergabungnya atribut-
atribut itu.
c. Keabstrakan. Konsep-konsep dapat dilihat dan kongkret atau konsep itu
itu.
e. Generalitas atau keumuman. Bila diklasifikasikan, konsep dapat berbeda
g. Kekuatan. Kekuatan suatu konsep ditentukan oleh sejauh mana orang setuju
dikelompokkan menjadi tujuh kelompok yaitu: (1) konsep konkrit, yaitu konsep
yang contohnya dapat dilihat misalnya spectrum; (2) konsep abstrak yaitu konsep
yang contohnya tidak dapat dilihat misalnya atom, molekul; (3) konsep dengan
atribut kritis yang abstrak tetapi contohnya dapat dilihat misalnya unsur, senyawa;
(4) konsep yang berlandaskan prinsip misalnya mol, campuran, larutan; (5)
elektronegatif; dan (7) konsep yang menunjukkan atribut ukuran meliputi kg, g
(Suyanti, 2010).
konsep sebagai kemampuan peserta didik dalam memahami makna secara ilmiah
suatu materi yang disajikan ke dalam bentuk yang lebih dipahami, mampu
adalah kemampuan peserta didik yang bukan hanya sekedar memahami, tetapi
15
dengan ranah kognitif peserta didik. Ranah kognitif merupakan hasil belajar yang
paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan
kemampuan peserta didik dalam menguasai isi bahan pelajaran (Sudjana, 2008).
a. Mengingat
dibutuhkan dari memori jangka panjang. Pengetahuan yang dibutuhkan ini boleh
mengases pembelajaran peserta didik dalam kategori proses kognitif yang paling
dalam kondisi yang sama persis dengan kondisi ketika peserta didik belajar materi
yang diujikan. Pengetahuan mengingat penting sebagai bekal untuk belajar yang
tugas-tugas kompleks.
b. Memahami
pembelajaran, termasuk apa yang diucapkan, ditulis dan digambar oleh guru.
16
baru dengan pengetahuan lama mereka. Lebih tepatnya, pengetahuan yang baru
dan membandingkan.
mengubah informasi dari satu bentuk ke bentuk lain, (b) memberikan contoh
tentang konsep atau prinsip umum, mengetahui bahwa sesuatu (misalnya, suatu
contoh) termasuk dalam kategori tertentu (misalnya, konsep atau prinsip), (c)
atau mengabstraksi suatu tema, (d) dapat mengabstraksi sebuah konsep atau
setiap contohnya dan menarik hubungan diantara ciri-ciri tersebut, (e) dapat
mendeteksi persamaan dan perbedaan antara dua atau lebih objek, peristiwa, ide
atau masalah, atau situasi dan (f) dapat membuat dan menggunakan model sebab-
c. Mengaplikasikan
d. Menganalisis
bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan antarbagian dan antara setiap
belajar untuk mendiskriminasikan informasi yang relevan dan tidak relevan, yang
e. Mengevaluasi
kriteria dan standar. Kriteria-kriteria yang paling sering digunakan adalah kualitas,
f. Mencipta
mereorganisasi sejumlah elemen atau bagian jadi suatu pola atau struktur yang
Seseorang belajar jauh lebih baik melalui keterlibatannya secara aktif dalam
proses belajar, yakni berpikir tentang apa yang dipelajari dan kemudian
menerapkan apa yang telah dipelajari dalam situasi nyata. Pendidik lebih banyak
18
pada diri peserta didik secara mandiri. Konsep-konsep yang ditemukan melalui
tidak dapat menghantarkan arus listrik. Untuk mengetahui suatu larutan dapat
menghantarkan listrik atau tidak ialah dengan menguji larutan tersebut denga alat
penguji elektrolit.
Jika alat penguji elektrolit berisi larutan dihubungkan dengan sumber arus
listrik dan ternyata larutan tersebut dapat menyalakan lampu, berarti larutan
tersebut dapat menghantarkan arus listrik. Sebaliknya, ketika alat penguji berisi
larutan dihubungkan dengan arus listrik dan lampu tidak menyala, berarti larutan
tersebut adalah nonelektrolit. Hal ini karena dalam pelarut air, zat-zat terlarut
terurai menjadi ion-ion positif dan ion-ion negatif. Elektrolit kuat akan
penyusunnya. Suatu senyawa hanya akan terionosasi ketika dilarutkan dalam air.
ion-ion Na+ dan Cl- tersusun sedemikian rupa sehingga ion-ion tidak dapat
19
bergerak bebas. Satu ion Na+ dikelilingi oleh enam ion Cl-. Demikian pula, satu
ion Cl- dikelilingi enam ion Na+. Namun, ketika NaCl dilarutkan air, ion-ion yang
negatif (O), sedangkan ion-ion negatif (Cl-) dikelilingi oleh molekul-molekul air
pada bagian positif (H). Reaksi ionisasi NaCl oleh air dituliskan:
NaCl(s) + H2O Na+(aq) + Cl-(aq)
Simbol (aq) berarti terlarut dalam air atau terhidrasi. Dengan menuliskan ion-ion
Na+ dan Cl- terpisah seperti itu, berarti ion-ion Na + dan Cl- terpisah satu dengan
yang lain. Hal serupa juga terjadi untuk ion-ion Poliatomik seperti K 2SO4. Dalam
tetap sama.
K2SO4 2K+ + SO4-
Tidak hanya senyawa ion, senyawa kovalen polar seperti HCl misalnya juga
dapat terionisasi dalam air. Bagian negatif (O) akan mengelilingi bagian positif
HCl (H), sedangkan bagian positif air (H) akan mengelilingi bagian negatif
HCl(Cl). Pada pelarutan Hcl dalam air, terjadi pembentukan ikatan kovalen
koordinat antara ion H+ dengan salah satu pasangan elektron bebas O dari H2O.
Oleh karena itu, larutan HCl dalam air dapat menghantarkan arus listrik,
sedangkan HCl murni tidak dapat menghantarkan arus listrik. Berbeda dengan
glukosa (C6H12O6) dalam air, glukosa tidak dapat terionisasi dalam air sehingga
menjadi ion-ionnya. Dengan kata lain, tidak ada molekul zat terlarut dalam
larutannya, yang ada zat terlarut terdapat sebagai ion-ionnya. Perbandingn antara
zat yang terionisasi dengan zat mula-mula disebut derajat ionisasi yang diberi
lambing α.
NaCl dan larutan HCl. Harga α elektrolit lemah mendekati 0, misalnya asam
asetat atau juga disebut cuka (CH3COOH) dan ammonium hidroksida (NH4OH).
larutan urea.
Semua senyawa ion bersifat elektrolit meskipun ada yang kelarutannya
dalam air kecil. Contohnya, kapur (CaCO3 padat) dimasukkan ke dalam air.
Kelarutannya dalam air sangat kecil. Meskipun begitu, tetapi bagian yang terlarut
larutan halida (HCl, HBr, HI). Zat yang larutannya dalam air hanya terionisasi
sedikit (5%), seperti asam asetat atau cuka (CH 3COOH) dan ammonium
asam karbonat (H2CO3), asam nitrit (HNO2), juga termasuk elektrolit lemah.
d. Asam, Basa, dan Garam
Sebagian asam, basa, dan garam merupakan larutan elektrolit.
1)Asam dan Basa
Pada tahun 1887, seorang ilmuwan Swedia yang bernama Svante Arrhenius
Menurut Arrhenius, yang dimaksud Asam adalah suatu Zat yang dilarutkan
ke dalam air dapat menghasilkan ion H+, sedangkan basa adalah zuatu zat yang
jika dilarutkan ke dalam air dapat menghasilkan ion OH +. Bagaina anion yang
dilpeaskan oleh asam di samping H+ disebut sebagai sisa asam, misalnya Cl-
Asam dapat terbentuk dari hasil reaksi antara hidrogen dengan unsur
Asam juga dapat terbentuk dari reaksi antara oksida nonlogam seperti CO2,
Basa dapat terbentuk dari reaksi antara logam reaktif dengan air, misalnya
Basa juga dapat terbentuk dari reaksi antara oksida logam seperti Na 2O dan
Asam kuat adalah asam yang dalam larutannya mudah melepaskan ion H +.
Asam-asam ini merupakan elektrolit kuat. Contohnya, HCl, HNO3, dan H2SO4.
Asam lemah adalah asam yang dalam larutannya sukar melepaskan ion H+,
asam-asam ini merupakan elektrolit lemah. Contohnya, H2CO3, HCN, H3PO3, dan
CH3COOH.
Contoh:
Basa lemah adalah basa yang sukar melepaskan ion OH- dalam larutannya.
Contoh:
2) Garam
Garam adalah persenyawaan yang terbentuk antara ion logam atau ion
ammonium (NH4+) dengan sisa asam. Contoh garam-garam yang terbentuk dari
Larutan garam yang mudah larut dalam air juga merupakan elektrolit kuat.
Dalam laurtannya, garam terionisasi menjadi ion-ion logam dan sisa asam.
Contoh:
abstrak. Dengan model pembelajaran berbasis proyek, peserta didik akan dituntun
proyek sehingga konsep-konsep tersebut dapat dikuasai oleh peserta didik. Oleh
karena itu, model pembelajaran berbasis proyek dianggap cocok dan mampu
memberi pengaruh positif terhadap penguasaan konsep peserta didik. Selain itu,
dalam menyelesaikan proyek, peserta didik dapat menyalurkan ide kreatif masing-
menggabungkan ide tersebut menjadi sebuah ide yang baru. Hal ini
baik dengan guru maupun dengan teman sebaya tentang konsep-konsep yang
penyelesaian proyek. Hal inilah yang sangat dibutuhkan peserta didik untuk