PROGRAM HEPATITIS
Disusun oleh :
Koordinator Program HEPATITIS
Penyakit hepatitis adalah satu dari sekian banyak ancaman kesehatan utama di
dunia. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian
Kesehatan RI tahun 2014, diperkirakan 10 dari 100 orang Indonesia terinfeksi
hepatitis B atau C. Artinya, ada 28 juta penduduk Indonesia yang terinfeksi hepatitis
B dan C. Empat belas juta di antaranya berpotensi untuk berkembang hingga
stadium kronis, dan 14 juta kasus hepatitis kronis berisiko tinggi untuk berlanjut ke
kanker hati. Ini menjadikan Indonesia menempati peringkat kedua se-ASEAN
dengan jumlah kasus Hepatitis B tertinggi.
Kebanyakan orang yang terinfeksi hepatitis tidak yakin bagaimana mereka bisa
mendapat penyakit ini. Ditambah lagi, tidak semua orang terinfeksi penyakit hepatitis
akan memiliki gejala. Biasanya mereka menyadari kondisinya di kemudian hari saat
penyakit ini telah jauh berkembang. Sebagian besar kasus hepatitis didiagnosis saat
pemeriksaan medis rutin. Berikut penjelasan lengkap seputar penyakit hepatitis.
Halaman Judul
Kata pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Tujuan
1.3 Ruang Lingkup
1.4 Batasan Operasional
BAB II GAMABARAN UMUM
2.1 Kondisi Geografi
2.2 Demografi
2.3 Capaian kegiatan
BAB III MASALAH DAN RENCANA TINDAK LANJUT
3.1 Masalah
BAB IV PENUTUP
. BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Penyakit hepatitis adalah peradangan hati yang disebabkan oleh virus hepatitis. Ada
5 jenis virus hepatitis: A, B, C, D, dan E. Karakteristik dari masing-masing jenis ini
berbeda, maka dari itu gejala dan pengobatannya juga beragam.
Hepatitis bisa berupa hepatitis virus (infeksi virus) atau hepatitis non-virus (hepatitis
alkoholik dan hepatitis autoimun).
Hepatitis virus
Jenis hepatitis ini disebabkan oleh virus yang masuk ke dalam tubuh. Infeksi dapat
terjadi melalui penggunaan jarum yang terkontaminasi virus (seperti melalui suntikan
narkoba, tato, tindik tubuh, suntikan obat, atau jarum transfusi), tinggal bersama atau
melakukan hubungan seks dengan seseorang yang terinfeksi hepatitis, atau menjadi
petugas kesehatan yang bekerja dengan pasien hepatitis juga bisa berakibat pada
infeksi hepatitis. Ada juga risiko infeksi virus hepatitis jika Anda mengonsumsi
sumber air atau makanan yang tidak aman.
Alkohol dapat melemahkan kerja hati sehingga membuat Anda lebih rentan terhadap
infeksi hepatitis. Bahkan, konsumsi alkohol bisa menyebabkan banyak penyakit hati
seperti perlemakan hati alkoholik (terlalu banyak penumpukan lemak di hati) atau
sirosis (kerusakan hati).
Hepatitis autoimun terjadi saat sistem kekebalan tubuh menyerang hati. Ini
normalnya tidak terjadi, tetapi bisa menyebabkan penurunan fungsi hati dan
menyebabkan kerusakan hati. Ada dua jenis hepatitis autoimun, dengan hepatitis
autoimun tipe 1 lebih umum dibandingkan hepatitis autoimun tipe 2. Penderita
hepatitis autoimun juga bisa memiliki gangguan autoimun lainnya, seperti penyakit
Celiac, rheumatoid arthritis atau kolitis ulseratif.
Siapa saja bisa terkena hepatitis. Tapi ada beberapa perilaku tertentu yang
meningkatkan risiko Anda terhadap virus ini:
Berbagi jarum dengan orang lain, baik untuk penggunaan obat atau modifikasi tubuh
(tato atau tindik)
Menggunakan obat yang merusak hati, seperti acetaminophen (Tylenol dan lainnya),
atau methotrexate (Trexall, Rheumatrex)
Melakukan prosedur medis seperti transfusi darah, kemoterapi atau terapi penekan
sistem kekebalan tubuh
Tidak semua kasus hepatitis menimbulkan gejala, atau jikapun ada, gejalanya cukup
samar pada tahapan awal dalam sekitar 80% kasus. Dua puluh persen kasus lainnya
bisa menunjukkan gejala dengan tingkat bervariasi. Ada kemungkinan bagi Anda
untuk langsung mengalami gejala setelah terinfeksi. Gejala bisa bersifat ringan tetapi
juga parah bagi sebagian orang, meliputi:
Demam
Kelelahan
Kehilangan nafsu makan
Mual atau muntah
Nyeri lambung
Nyeri sendi atau otot
Buang air kecil atau besar yang tidak lazim
Warna kulit dan bagian putih mata menguning (jaundice, tanda dari penyakit
hati)
Perasaan gatal
Perubahan mental, seperti kurangnya konsentrasi atau koma
Perdarahan dalam
Tahap pertama dari kerusakan hati adalah fibrosis, dimana terjadi pengerasan
jaringan hati (kerusakan jaringan). Setelah sekian lama, fibrosis akan berubah
menjadi sirosis — kerusakan jaringan yang parah pada hati. Bisa diperlukan waktu
hingga 20 sampai 30 tahun bagi fibrosis untuk berkembang menjadi sirosis. Jaringan
yang rusak menghalangi aliran darah ke hati.
Selain itu, ada kemungkinan bahwa kanker hati dapat terjadi. Hepatitis C
meningkatkan risiko kanker hati. Dokter bisa menganjurkan tes USG hati setiap 6
sampai 12 bulan. Tes ini akan menunjukkan jika ada tumor yang mulai terbentuk.
Semakin cepat ditemukan, kanker hati semakin mungkin untuk diobati.
Kebanyakan orang yang menderita hepatitis tidak menyadari penyakit yang ia miliki,
sehingga hepatitis sering terdiagnosis “tanpa sengaja” ketika pemeriksaan medis
rutin. Cara terbaik untuk memeriksa hepatitis adalah dengan tes darah. Tes darah
akan menunjukkan hasil dari fungsi hati dengan mengukur:
Bilirubin: kadar bilirubin darah meningkat dalam penyakit hati. Bilirubin diangkut ke
hati untuk diekstrak. Kadar bilirubin yang tinggi berarti kadar faktor pembekuan yang
tinggi dan peningkatan risiko kecendrungan perdarahan dan mudah memar.
Albumin dan total Protein (TP): kadar protein darah dan albumin merupakan indikatif
dari fungsi hati yang sehat.
Selain tes darah, dokter bisa mendiagnosis hepatitis melalui pemeriksaan fisik untuk
gejala hepatitis seperti kulit atau mata yang menguning. Pemeriksaan riwayat
diperlukan untuk mengetahui dari mana Anda bisa terkena virus tersebut.
BAB II
GAMBARAN UMUM
A. Analisa Situasi
1. Kondisi Geografis
UPTD Puskesmas Purwaharja 2 terletak di Lingkungan Randegan 1 RT 20 RW 09
Desa Raharja Kecamatan Purwaharja Kota Banjar Provinsi Jawa Barat yang memiliki
wilayah kerja meliputi : Desa Raharja dan Desa Mekarharja, dengan batas wilayah
kerja :
3. Sarana Kesehatan
Sebagai unit pelayanan kesehatan masyarakat, memiliki satu puskesmas pembantu
di wilayah Desa Raharja dan Desa Mekarharja serta memiliki dua Pos Kesehatan
Desa (Poskesdes) di setiap desa/kelurahan. UPTD Puskesmas Purwaharja 2
memiliki jejaring sarana pelayanan kesehatan sebagai berikut :
Tabel 3
Luas Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Purwaharja 2 Tahun 2018
Jumlah 10.141 2 3 1 4 9
Tabel 5
Identifikasi Mitra Kerja UPTD Puskesmas Purwaharja 2
Jumlah 131 2 37 1 2
Jumlah 10 2 5 2 1
B. Analisa Hasil Cakupan Program HEPATITIS
Program HEPATITIS puskesmas adalah Upaya pemerintah dalam penanggulangan
Sarana pendukung :
Tabel 7
Sarana Dalam Gedung
Pengadaan
No. Jenis Sarana/Peralatan Jumlah
Ya Tidak
1 Buku Pedoman √ 1 buah
2 computer √ 1 buah
3 printer √ 1 buah
4 Media penyuluhan √ 0
5 poster √ 0
6 Ruangan Khusus konseling √ 0
Berikut ini adalah grafik Kegiatan Program HEPATITIS di dalam dan luar gedung
Grafik 1
250 219
200 173
150 target
100 cakupan
55
50 kesenjangan
0
ibu hamil
Kegiatan Program HEPATITIS masih belum mencapai target. Dapat dilihat pada
grafik di atas cakupannya tidak mencapai Target ke Kelompok Resiko pengunjung
puskesmas yang mendapatkan pelayanan Konseling.
BAB III
TAHAPAN PERENCANAAN
A. Identifikasi Masalah
Berdasarkan evaluasi kinerja program Hepatitis di UPTD Puskesmas Purwaharja 2
tahun 2018, diketahui bahwa :
Ibu hamil yang diperiksa Hepatitis hanya 55 orang
Urutan Prioritas Masalah dengan USG
N Urgenc Seriousnes Growt JUMLA RANGKIN
MASALAH
O y s h H G
Cakupan
1 pemeriksan ibu 4 4 5 13 1
hamil
Rumusan Masalah :
1. Masih rendahnya cakupan Pemeriksaan Hepatitis pada ibu Hamil
BAB IV
PENUTUP