Anda di halaman 1dari 11

JITMI Vol.

1 Nomor 1 Maret 2018 ISSN : 2620 – 5793

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN STATISTICAL PROSES


CONTROL (SPC) DI PT. SURYA TOTO INDONESIA, Tbk

Edi Supriyadi
Dosen Teknik Industri Universitas Pamulang
dosen00904@unpam.ac.id

ABSTRAK

PT. Surya Toto Indonesia, Tbk adalah perusahaan yang bergerak dibidang fittings, sanitary wares dan
kitchen set. Keran merupakan produk andalan divisi fittings. Dalam produksinya, selalu berupaya
menghasilkan produk yang baik. Akan tetapi, dilapangan tingkat cacat fluktuatif, sehingga menjadi
perhatian utama bagi perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengendalian kualitas
menekan tingkat produk cacat menggunakan alat bantu statistik berupa check sheet, peta kendali X dan
R, diagram sebab-akibat dan metode ANOVA. Check sheet digunakan untuk menyajikan data agar
memudahkan dalam analisis, kemudian dilakukan pengukuran dengan peta kendali X dan R, selanjutnya
mencari faktor-faktor penyebab cacat dengan pendekatan ANOVA dan diagram sebab-akibat untuk
menyusun rekomendasi usulan perbaikan kualitas. Hasil analisis menunjukkan bahwa proses produksi
berada dalam batas kendali tetapi terjadi pergerakan titik-titik yang tidak beraturan yang signifikan,
dengan kapabilitas proses pengukuran ketebalan lapisan Plating rendah, nilainya hanya 70% dari target
yang ingin dicapai. Dari analisis diagram sebab akibat diketahui faktor penyebab cacat ukihage berasal
dari faktor manusia disebabkan karena tidak disiplin, kurang terampil, kurang konsentrasi dan motivasi
yang menurun. Penyebab kedua metode kerja yang tidak sesuai prosedur dan salah. Ketiga kualitas
material kurang baik dan kotor. Penyebab terakhir mesin yang kurang optimal, sehingga perusahaan
dapat mengambil tindakan pencegahan serta perbaikan untuk menekan tingkat cacat ukihage dan
meningkatkan kualitas produk.

Kata Kunci: Pengendalian Kulitas, Peta Kendali X dan R, ANOVA, Diagram Sebab Akibat, Cacat

I. PENDAHULUAN strategi kualitas yang berhasil dimulai dengan


lingkungan organisasi yang membantu
A. Latar Belakang perkembangan kualitas yang diikuti oleh
Searah dengan perkembangan kemajuan pemahaman prinsip kualitas sebagai upaya
teknologi, ilmu pengetahuan dan ekonomi, untuk melibatkan para pekerja dalam aktivitas
lingkungan manufaktur mengalami pergeseran yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan
kearah yang lebih maju dan lingkungan kualitas (Heizer & Render, 2009).
persaingan juga bertambah ketat. Agar mampu Pengendalian kualitas merupakan cara untuk
bertahan dan bahkan bersaing dalam kondisi memproduksi barang atau jasa secara
persaingan yang ketat ini, para pelaku bisnis ekonomis. Dalam proses pengendalian kualitas
hendaknya mampu terus menerus tidak hanya untuk mengetahui kualitas dari
menyempurnakan proses produksi dan produk produk tetapi juga dibutuhkan pengandalian
itu sendiri untuk dapat menciptakan kualitas terhadap kinerja karyawan yang
keunggulan baru. Untuk itu perusahaan harus bekerja di perusahaan.
terus menerus mengadakan perbaikan. PT. Surya Toto Indonesia, Tbk
Oleh karena itu setiap perusahaan sangat merupakan perusahaan yang bergerak dibidang
membutuhkan suatu pengendalian kualitas industry plumbing fittings, sanitary dan
yang dilakukan secara terus menerus. Suatu kitchen. Demi menjaga kepuasan pelanggan

63
JITMI Vol.1 Nomor 1 Maret 2018 ISSN : 2620 – 5793

terhadap kinerja perusahaan sangat dibutuhkan (quality assurance) dan sesuai etika bila
suatu pengendalian kualitas yang melibatkan digunakan. Khusus untuk jasa diperlukan
setiap orang baik dari perusahaan itu sendiri pelayanan kepada pelanggan yang ramah,
maupun dari pelanggan. Namun pada sopan, serta jujur sehingga dapat
pelaksanaannya masih ada cacat produk yang menyenangkan atau memuaskan pelanggan.
selama ini dikeluhan oleh pelanggan Kecocokan penggunaan produk
diantaranya masalah visual, fungsi, bocor dan seperti dikemukakan diatas memiliki dua
barang kurang, sehingga akan menjadikan aspek utama, yaitu ciri-ciri produknya
tingkat kepercayan pelanggan terhadap memenuhi tuntutan pelanggan dan tidak
perusahaan menjadi berkurang. Masalah- memiliki kelemahan.
masalah produk cacat menjadi perhatian utama a). Ciri-ciri produk yang memenuhi
bagi perusahaan. Untuk itu pengendalian permintaan pelanggan adalah apabila
kualitas dilakukan secara terus menerus dalam memiliki ciri-ciri yang khusus atau
upaya menekan produk cacat dan mengukur istimewa berbeda dari produk pesaing
faktor-faktor penyebab dalam upaya perbaikan dan dapat memenuhi harapan atau
kualitas. tuntutan sehingga dapat memuaskan
pelanggan. Kualitas yang lebih tinggi
II. DASAR TEORI memungkinkan perusahaan
meningkatkan kepuasan pelanggan,
A. Definisi Kualitas membuat produk laku terjual, dapat
Definisi kualitas (quality) sebagaimana bersaing, meningkatkan pangsa pasar
dijelaskan oleh American Society for Quality dan volume penjualan, serta dapat dijual
adalah “keseluruhan fitur dan karakteristik dengan harga yang lebih tinggi.
produk atau jasa yang mampu memuaskan b). Bebas dari kelemahan, suatu produk
kebutuhan yang tampak atau samar”. (Heizer & dikatakan berkualitas tinggi apabila
Render, 2009). didalam produk tidak terdapat
Menurut (Nasution, 2005) ada lima kelemahan, tidak ada yang cacat
pakar utama kualitas yang saling berbeda sedikitpun. Kualitas yang tinggi
pendapat dalam mendefinisikan kualitas, tetapi menyebabkan perusahaan dapat
maksudnya sama. Dibawah ini dikemukakan mengurangi tingkat kesalahan,
pengertian kualitas dari lima pakar kualitas. mengurangi pengerjaan kembali dan
1. Menurut Juran (1988), kualitas produk pemborosan, mengurangi pembayaran
adalah kecocokan penggunaan produk biaya garansi, mengurangi
(fitness for use) untuk memenuhi kebutuhan ketidakpuasan pelanggan, mengurangi
dan kepuasan pelanggan. inspeksi dan pengujian, mengurangi
Kecocokan penggunaan itu waktu pengiriman produk ke pasar,
didasarkan pada lima ciri utama berikut. meningkatkan hasil (yield),
a. Teknologi, yaitu kekuatan atau daya meningkatkan utilisasi kapasitas
tahan. produksi, serta memperbaiki kinerja
b. Psikologis, yaitu citra rasa atau status. penyampaian produk atau jasa kepada
c. Waktu, yaitu kehandalan. pelanggan.
d. Kontraktual, yaitu adanya jaminan. 2. Menurut Crosby (1979), kualitas adalah
e. Etika, yaitu sopan santun, ramah atau conformance to requirement, yaitu sesuai
jujur. dengan yang disyaratkan atau distandarkan.
Kecocokan penggunaan suatu produk Suatu produk memiliki kualitas apabila
adalah apabila produk mempunyai daya sesuai dengan standar kualitas yang telah
tahan penggunaan yang lama, meningkatkan ditentukan. Standar kualitas meliputi bahan
citra atau status yang memakainya, tidak baku, proses produksi dan produk jadi.
mudah rusak, adanya jaminan kualitas

64
JITMI Vol.1 Nomor 1 Maret 2018 ISSN : 2620 – 5793

3. Menurut Deming (1982), kualitas adalah sebelum proses produksi berjalan, pada saat
kesesuaian dengan kebutuhan pasar. proses produksi, hingga proses produksi
Apabila juran mendefinisikan kualitas berakhir dengan menghasilkan produk akhir.
sebagai fitness for use dan Crosby sebagai Pengendalian kualitas dilakukan agar dapat
conformance to requirement, maka Deming menghasilkan produk berupa barang atau jasa
mendefinisikan kualitas sebagai kesesuaian yang sesuai dengan standar yang diinginkan
dengan kebutuhan pasar atau konsumen. dan direncanakan, serta memperbaiki kualitas
Perusahaan harus benar-benar dapat produk yang belum sesuai dengan standar yang
memahami yang dibutuhkan konsumen atau telah ditetapkan dan sebisa mungkin
suatu produk yang akan dihasilkan. mempertahankan kualitas yang sesuai.
4. Menurut Feigenbaum (1986), Kualitas Adapun pengertian pengendalian
adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya menurut (Assauri, 2004 dalam Susiady 2012),
(full customer satisfaction). Suatu produk definisi pengendalian dan pengawasan adalah
dikatakan berkualitas apabila dapat kegiatan yang dilakukan untuk menjamin agar
memberi kepuasan sepenuhnya kepada kegiatan produksi dan operasi yang
konsumen, yaitu sesuai dengan apa yang dilaksanakan sesuai apa yang direncanakan dan
diharapkan konsumen atau suatu produk. apabila terjadi penyimpangan, maka
5. Menurut Garvin (1988), Kualitas suatu penyimpangan tersebut dapat dikoreksi,
kondisi dinamis yang berhubungan dengan sehingga apa yang diharapkan dapat tercapai.
produk, manusia/tenaga kerja, proses dan
tugas, serta lingkungan yang memenuhi Sedangkan pengertian pengendalian
atau melebihi harapan pelanggan atau kualitas menurut (Assauri 1998 dalam Ilham,
konsumen. Selera atau harapan konsumen 2012) adalah “Pengawasan mutu merupakan
pada suatu produk selalu berubah sehingga usaha untuk mempertahankan mutu/kualitas
kualitas produk juga harus berubah atau barang yang dihasilkan, agar sesuai dengan
disesuaikan. Dengan perubahan kualitas spesifikasi produk yang telah ditetapkan
produk tersebut, diperlukan perubahan atau berdasarkan kebijaksanaan pimpinan
peningkatan ketrampilan tenaga kerja, perusahaan”.
perubahan proses produksi dan tugas, serta Langkah pertama di dalam merancang
perubahan lingkungan perusahaan agar suatu sistem pengendalian kualitas adalah
produk dapat memenuhi atau melebihi mengidentifikasikan titik kritis dalam setiap
harapan konsumen. proses dimana inspeksi dibutuhkan. Langkah
Meskipun tidak ada definisi mengenai kedua adalah memutuskan tipe pengukuran
kualitas yang diterima secara universal, namun yang digunakan pada titik inspeksi dapat
dari kelima definisi kualitas diatas terdapat dipilih antara tipe pengukuran yang
beberapa persamaan, yaitu dalam elemen- berdasarkan variable atau berdasarkan atribut.
elemen sebagai berikut. Langkah ketiga merupakan langkah untuk
1. Kualitas mencakup usaha memenuhi atau memutuskan jumlah inspeksi yang digunakan,
melebihi harapan pelanggan. yaitu salah satu diantara inspeksi 100% atau
2. Kualitas mencakup produk, jasa manusia, sampel dari sebuah output. Langkah terakhir
proses dan lingkungan. adalah penentuan siapa yang akan melakukan
3. Kualitas merupakan kondisi yang selalu inspeksi.
berubah (misalnya apa yang dianggap Salah satu cara untuk mengendalikan
merupakan kualitas saat ini mungkin kualitas ialah dengan menggunakan Diagram
dianggap kurang berkualitas pada masa Sebab Akibat (Cause and Effect Diagram)
mendatang). yang disebut juga dengan Fishbone Diagram
B. Pengendalian Kualitas yang pertama kali dikembangkan (Ishikawa,
Pengendalian kualitas merupakan salah 1950) dengan menggunakan uraian grafis dari
satu teknik yang perlu dilakukan mulai dari

65
JITMI Vol.1 Nomor 1 Maret 2018 ISSN : 2620 – 5793

unsur-unsur proses untuk menganalisa sumber-


sumber potensial dari penyimpangan proses. D. Metode Anova (Analisys of Variances)
Fishbone diagram ini berguna untuk Analisis varian (ANOVA) adalah suatu
memperlihatkan faktor-faktor utama yang metode untuk menguraikan keragaman total
berpengaruh pada kualitas dan mempunyai data menjadi komponen-komponen yang
akibat pada masalah yang dihadapi. Selain itu mengukur berbagai sumber keragaman.
juga dapat untuk melihat faktor-faktor yang Anova digunakan apabila terdapat lebih
lebih terperinci yang berpengaruh dan dari dua variabel. Dalam literatur Indonesia
mempunyai akibat pada faktor utama, yang metode ini dikenal dengan berbagai nama lain,
dapat dilihat dari panah-panah yang berbentuk seperti analisis ragam, sidik ragam, dan analisis
tulang ikan pada diagram tersebut. variansi. Ia merupakan pengembangan dari
C. Pengertian Statistical Process Control masalah Behrens-Fisher, sehingga uji-F juga
(SPC) dipakai dalam pengambilan keputusan.
Statistik proses kontrol (statistical Analisis varians pertama kali diperkenalkan
process control, SPC) adalah penerapan oleh Sir Ronald Fisher, bapak statistika
teknik-teknik statistik untuk mengendalikan modern. Dalam praktek, analisis varians dapat
berbagai proses. Sampling keberterimaan merupakan uji hipotesis (lebih sering dipakai)
digunakan untuk menentukan apakah suatu maupun pendugaan (estimation, khususnya di
bahan yang diperiksa akan diterima atau bidang genetika terapan).
ditolak dengan menggunakan contoh (sampel). Secara umum, analisis varians menguji
Selain itu statistik proses kontrol (SPC) juga dua varians (atau ragam) berdasarkan hipotesis
didefinisikan sebagai suatu teknik statistik nol bahwa kedua varians itu sama. Varians
umum yang digunakan untuk memastikan pertama adalah varians antar contoh (among
serangkaian proses memenuhi standar (Heizer samples) dan varians kedua adalah varians di
& Render, 2009). Walter Shewhart dari Bell dalam masing-masing contoh (within samples).
Laboratories mempelajari data proses pada Dengan ide semacam ini, analisis varians
tahun 1920-an dengan membuat pembedaan dengan dua contoh akan memberikan hasil
antara sebab-sebab variasi yang umum dan yang sama dengan uji-t untuk dua rerata
khusus. Pada dasarnya, semua proses (mean).
dipengaruhi oleh berbagai variabilitas.
Sekarang banyak orang menamakan variasi- III. METODE DAN TEKNIK
variasi tersebut sebagai sebab-sebab alamiah PENGUKURAN
(natural) dan sebab-sebab khusus atau terusut
(assignable). Ia mengembangkan alat bantu A. Lokasi Penelitian dan Waktu
yang sederhana, tetapi sangat efektif untuk Penelitian
membedakan keduanya, yaitu diagram kendali Penelitian ini dilakukan di PT. Kurabo
(control chart). Manunggal Textile Industries yang berada di
Suatu proses dikatakan bekerja dalam lokasi Jl. Raya MH. Thamrin Km. 7, Serpong,
kendali statistik apabila sumber variasinya Tangerang-Banten. Dan waktu penelitian
hanya berasal dari sebeb-sebab umum dilakukan dari bulan Januari 2014 sampai
(alamiah). Proses tersebut harus dimasukan ke bulan Desember 2014
kendali statistik terlebih dahulu dengan B. Jenis Penelitian
menemukan dan menyingkirkan sebab-sebab Penelitian ini menggunakan tipe
variasi khusus (assignable). Dengan demikian, penelitian deskriptif dengan pendekatan
kinerja dapat di prediksi dan kemampuannya kuantitatif. Penelitian deskriptif dalam
memenuhi ekspektasi pelanggan. Tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisa
statistik proses kontrol adalah memberikan upaya perbaikan kualitas pada produk yang
sinyal statistik apabila terdapat sebab-sebab diproduksi dengan pendekatan Statistical
variasi khusus. Process Control (SPC) dan metode Anova.

66
JITMI Vol.1 Nomor 1 Maret 2018 ISSN : 2620 – 5793

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengumpulan Data
Dalam melakukan pengendalian kualitas
secara statistik, langkah pertama yang akan
dilakukan adalah membuat check sheet. Check
sheet berguna untuk mempermudah proses
pengumpulan data serta analisis.
Setelah diketahui masalah dominan yang
selama ini dikeluhkan oleh konsumen adalah
masalah cacat visual terkelupas (ukihage) maka
tahap awal adalah melakukan pengukuran (sumber: Pengolahan data peneliti)
ketebalan lapisan plating untuk mengetahui Gambar 4.1 Grafik Xbar dan Rbar Chart
kestabilan lapisan part pada setiap proses
produksi. Pengambilan data pengukuran Setelah dilakukan perhitungan peta
dilakukan pada bulan Januari 2014 dengan data kendali X dan R langkah selanjutnya
sampel sebanyak 50 kali pengukuran ketebalan pengukuran kapabilitas proses terhadap data
lapisan plating (Thickness) dengan pengukuran sampel produk yang dianalisa.
menggunakan alat Thickness Tester yang Hasil pengukuran kapabilitas proses dengan
tercatat dalam record quality inspection. menggunakan Minitab dapat dilihat pada
Sampel diambil secara acak dalam satu lot Gambar 4.2.
produksi proses produksi setiap hari seperti
ditunjukan dalam Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Data Sample Pengukuran

Sub 1 Sub 2 Sub 3 Sub 4 Sub 5

7.5 7.8 7.0 7.8 7.1


8.1 8.0 8.3 8.9 8.1
8.5 7.3 7.6 9.3 9.1
8.4 7.6 8.3 7.0 8.3 (sumber: Pengolahan data peneliti)
Gambar 4.2 Process Capability Sample
7.7 8.6 7.9 7.4 8.3 Pengukuran
7.7 7.7 7.7 8.2 8.3
Dari analisa data diatas dapat dilihat
8.6 8.3 7.8 7.5 8.3
bahwa data terdistribusi normal, dengan nilai
8.0 7.8 8.7 8.6 8.2 tengah distribusi 7.982 (dalam mikronmeter),
7.9 7.9 7.2 7.9 7.6 nilai rata-rata dari data tersebut berada dalam
standar spesifikasi produk yaitu berada diantara
7.7 8.4 8.2 6.7 8.3 7 dan 9 (mikronmeter). Kapabilitas proses yang
(sumber: Pengolahan data peneliti) dibuat dengan Minitab dan nilai-nilai indeks
kapabilitas yang tertera disamping gambar,
Berikut hasil perhitungan peta kendali X maka disimpulkan bahwa kapabilitas proses
dan R yang diolah dengan menggunakan untuk pengukuran ketebalan lapisan Plating
Minitab dapat dilihat pada Gambar 4.1. adalah rendah dan perlu pengendalian yang
67
JITMI Vol.1 Nomor 1 Maret 2018 ISSN : 2620 – 5793

ketat karena nilai kapabilitas proses (Cp) =


0.69.
Berdasarkan Indeks Capability Process
(Cpk) yang dihasilkan, maka dapat diketahui
bahwa ketebalan lapisan Plating ditunjukan
dengan nilai CPU = 0.70 dan nilai CPL = 0.67
dan perlu diperhatikan bahwa sebenarnya
proses memerlukan pengendalian yang ketat
karena nilai indeks kapabilitas proses (Cpk) =
0.67 ternyata kurang dari 1.0, hal ini
menunjukan kapabilitas proses untuk
memenuhi spesifikasinya rendah
(sumber: Pengolahan data peneliti)
B. Analisis Data Dari hasil investigasi pada tiap proses, dapat
Setelah di ketahui hasil dari diketahui bahwa proses Nickel yaitu proses
pengumpulan data, untuk mempermudah dalam pelapisan berpeluang besar dalam
menganalisa data, maka tahap selanjutnya menyebabkan cacat, dan kondisi aktual di
dilakukan investigasi terhadap proses yang lapangan, kurangnya pengontrolan parameter
mempengaruhi lapisan Plating untuk pada proses Nickel, sehingga pelapisan
mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadi kurang maksimal yang menyebabkan
mempengaruhi penyebab kapabilitas prosesnya Thickness (ketebalan lapisan) dari setiap
rendah. produk berbeda-beda dan pelapisan tidak
Dengan tingkat kesulitan masing-masing terkontrol
proses yang berbeda-beda, tingkat kesulitan C. Standar Parameter
masing-masing proses tersebut dapat dilihat Standar parameter yang akan dianalisa
dari metode pengontrolan pada parameter yaitu standar parameter yang ditetapkan oleh
larutan seperti pada Tabel 4.2. perusahaan dan masing-masing parameter
dapat dilihat pada Tabel 4.3
Tabel 4.2 Parameter Kontrol Proses
Tabel 4.3 Standar Parameter Proses
Range
Parameter Standar
Standar

Temperatur 60 oC (55 ~ 65 oC)


(4.0 ~ 5.0
4.5
o
pH C)
(sumber: Automatic Single Hanger Dept, 2014) (30 ~ 50
40 detik
Waktu Celup detik)
Dari nilai tabel dapat dilihat bahwa
tingkat toleransi dari parameter-parameter yang (sumber: Automatic Single Hanger Dept, 2014)
ada di setiap proses produksi berbeda-beda
sehingga setiap proses mempunyai tingkat D. Percobaan Perubahan Larutan
kesulitan yang berbeda-beda pula. Tingkat Untuk mengetahui sifat perubahan dari
kesulitan pada proses tersebut dapat juga parameter larutan perlu dilakukan percobaan
dilihat pada diagram pareto sebagai visualisasi perubahan data-data parameter pada saat proses
nilai tingkat kesulitan pada Gambar 4.3 produksi. Hal ini diperlukan untuk mengetahui
pengaruh yang disebabkan oleh setiap

68
JITMI Vol.1 Nomor 1 Maret 2018 ISSN : 2620 – 5793

perubahan parameter yang dilakukan seperti (sumber: Pengolahan data peneliti)


pada Tabel 4.4
3. Perubahan Parameter Waktu Celup
Tabel 4.4 Data Percobaan Parameter Nilai perubahan parameter waktu celup
dapat dilihat pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8 Data Percobaan Waktu Celup

(sumber: Pengolahan data peneliti)

Pengaruh waktu celup terhadap uji


(sumber: Pengolahan data peneliti) ketahanan lapisan Thermal Tester hampir sama
dengan pengaruh suhu larutan. Semakin lama
E. Analisa Hasil Percobaan Parameter waktu celup benda pada larutan, maka tingkat
Setelah dilakukan pengujian dan ketahanan lapisan Nickel terhadap uji
pengambilan data, data dikelompokan ketahanan lapisan Thermal Tester akan
berdasarkan perubahan nilai parameter. Setelah semakin baik. Angka waktu celup pada tabel
dikelompokan, sifat perubahan nilai parameter menunjukan bahwa waktu celup 40 detik
di analisa berdasarkan hasil percobaan dengan dengan waktu pengujian Thermal Tester 55
pengujian ketahanan lapisan. Pengelompokan menit tingkat ketahanan lapisan baik dan
itu terdiri dari nilai perubahan temperatur, pH dengan waktu celup 70 detik dengan waktu
dan waktu celup terhadap ketahanan lapisan pengujian Thermal Tester 65 menit hasil
menggunakan mesin Thermal Tester ketahanan semakin baik seiring dengan
1. Perubahan Parameter Temperatur pertambahan waktu celup. Dari hasil analisa
Nilai perubahan parameter temperatur dapat dapat disimpulkan bahwa semakin lama benda
dilihat pada Tabel 4.6. yang di celup pada larutan maka semakin
tinggi tingkat ketahanan lapisan tersebut jika di
Tabel 4.6 Data Percobaan Temperatur dengan uji dengan Thermal Tester.
Thermal Tester Nilai optimum Thermal Tester yang
terlihat pada tabel adalah 65 menit dengan
waktu celup 70 detik, jika waktu celup
ditambahkan maka tidak akan terjadi
penambahan Thickness yang signifikan.
Penambahan waktu celup tanpa hasil yang
(sumber: Pengolahan data peneliti)
signifikan tentu mengakibatkan kerugian
material proses. Jadi kesimpulan yang didapat
2. Perubahan Parameter pH
dari percobaan ini adalah waktu celup optimum
Untuk nilai percobaan parameter pH dapat
pada proses plating yaitu 30 ~ 50 detik.
dilihat pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7 Data Percobaan pH dengan Thermal F. One Way / Simple ANOVA
Tester. Untuk menganalisis data kuantitatif,
maka dilakukan pengujian pendekatan metode
ANOVA, data perhitungan ANOVA dapat
dilihat pada Tabel 4.9

Tabel 4.9 Perhitungan ANOVA


69
JITMI Vol.1 Nomor 1 Maret 2018 ISSN : 2620 – 5793

untuk menelusuri jenis masing-masing


cacat yang terjadi adalah sebagai berikut.

(sumber: Pengolahan data peneliti)

Tabel 4.10 Hasil perhitungan ANOVA

(sumber: Pengolahan data peneliti)


Gambar 4.4 Diagram sebab akibat

(sumber: Pengolahan data peneliti) Berdasarkan hasil penelusuran dengan


menggunakan diagram sebab akibat penyebab
Hasil Kesimpulan cacat ukihage (terkelupas) adalah faktor
Nilai Fhitung < FTabel manusia yang disebabkan karena mereka tidak
0.45 < 3.89 disiplin, kurang terampil, kurang konsentrasi
H0 (µtemperatur = µpH = µwaktu celup) ditolak dan motivasi menurun. Kedua adalah material
Kesimpulan yang dihasilkan setelah yaitu kualitas barang kurang baik dan kotor.
dilakukan uji dengan pendekatan ANOVA Penyebab ketiga metode kerja yang tidak
bahwa terdapat perubahan pada uji ketahanan sesuai prosedur dan salah. Terakhir
lapisan dengan menggunakan Thermal Tester penyebabnya adalah mesin yang kurang
pada percobaan temperatur, pH dan waktu optimal.
celup dalam larutan pada proses pelapisan H. Usulan Tindakan Perbaikan
plating, sehingga dapat diketahui bahwa faktor- Setelah mengetahui penyebab cacat
faktor yang menyebabkan terjadinya ukihage ukihage, maka disusun suatu rekomendasi atau
(terkelupas) karena penyimpangan terjadi usulan tindakan perbaikan secara umum dalam
pada proses pelapisan nickel yaitu pada upaya menekan tingkat kerusakan produk pada
temperature, pH dan waktu celup yang tidak Tabel 4.11.
standar.
G. Diagram Sebab Akibat
Setelah diketahui masalah cacat yang
terjadi maka perlu diambil langkah-langkah
untuk mencegah timbulnya kerusakan yang
serupa. Hal ini penting yang harus
dilakukan dengan menelusuri penyebab
timbulnya kerusakan tersebut. Sebagai alat
bantu untuk mencari penyebab terjadinya
cacat tersebut, digunakan diagram sebab
akibat atau yang disebut fishbone diagram.
Adapun penggunaan diagram sebab akibat

70
JITMI Vol.1 Nomor 1 Maret 2018 ISSN : 2620 – 5793

Tabel 4.11 Usulan Tindakan Perbaikan terhadap karyawan dengan memberikan


sanksi bagi karyawan yang tidak disiplin,
memberikan training untuk meningkatkan
kemampuan dan keterampilan karyawan,
memberikan istirahat yang cukup agar
karyawan tidak mengalami kelelahan yang
mengakibatkan tidak konsentrasi dan
memotivasi karyawan dengan memberikan
reward atau bonus kepada karyawan yang
berprestasi, melakukan pemeriksaan yang
selektif terhadap bahan baku dan
memastikan benda kerja bebas dari
pengotor sebelum diproses produksi
Plating, menetapkan pedoman baku dalam
proses produksi dan memberikan
pengarahan kepada karyawan mengenai
metode kerja yang baik dan benar serta
membuat jadwal perawatan mesin secara
terpadu dan melakukan regenerasi cairan
pada larutan proses produksi.
2. Aplikasi Statistical Process Control (SPC)
dan metode Anova dalam upaya perbaikan
kualitas pada produk yang diproduksi di PT.
Surya Toto Indonesia, Tbk, Berdasarkan
Indeks Capability Process (Cpk) yang
dihasilkan, maka dapat diketahui bahwa
ketebalan lapisan Plating ditunjukan dengan
nilai CPU = 0.70 dan nilai CPL = 0.67 dan
perlu diperhatikan bahwa sebenarnya proses
memerlukan pengendalian yang ketat
(sumber: Pengolahan data peneliti) karena nilai indeks kapabilitas proses (Cpk)
= 0.67 ternyata kurang dari 1.0, hal ini
V. KESIMPULAN menunjukan kapabilitas proses untuk
memenuhi spesifikasinya rendah dan
A. Kesimpulan setelah dilakukan uji dengan pendekatan
Berdasarkan hasil dan pembahasan, ANOVA Fhitung < FTabel 0.45 < 3.89 H0
disimpulkan bahwa upaya perbaikan kualitas ditolak bahwa terdapat perubahan pada uji
pada produk yang diproduksi dengan ketahanan lapisan dengan menggunakan
menggunakan Statistical Process Control Thermal Tester pada percobaan temperatur,
(SPC) adalah sebagai berikut: pH dan waktu celup dalam larutan pada
1. Faktor-faktor yang menyebabkan cacat proses pelapisan plating, sehingga dapat
visual pada produk yang diproduksi di PT. diketahui bahwa faktor-faktor yang
Surya Toto Indonesia, Tbk adalah faktor menyebabkan terjadinya ukihage
manusia, metode dan mesin. Untuk itulah (terkelupas) karena penyimpangan terjadi
dibuat rencana tindakan untuk perbaikan pada proses pelapisan nickel yaitu pada
faktor penyebab cacat produk dengan temperature, pH dan waktu celup yang tidak
metode 5W+1H untuk menanggulangi standar
penyebab terjadinya produk cacat B. Saran
diantaranya: Melakukan pengawasan

71
JITMI Vol.1 Nomor 1 Maret 2018 ISSN : 2620 – 5793

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka Gullu A & Motorcu A, (2003). Elimination of


peneliti dapat memberikan saran kepada the Quality Problems Encountered in
perusahaan yang dapat digunakan untuk bahan Mass Production by Using Statistical
pertimbangan adalah: Quality Control. Turkish J. Eng. Env.
1. Perusahaan harus lebih konsisten dalam Sci, 27(3), 83-93
tindakan perbaikan faktor penyebab cacat
pada produk yang diproduksi sehingga hal- Heizer J, & Render B., Manajemen Operasi.
hal yang menyebabkan produk cacat dapat Edisi Kesembilan, Jakarta: Salemba
ditanggulangi. Empat, Jakarta 2009
2. Perusahaan diharapkan menerapkan
pendekatan Statistical Process Control Himawan, T.S., Rosiawan, M., & Hadiyat,
(SPC) dan metode Anova untuk Pengendalian dan Perbaikan Kualitas Di
pengendalian kualitas pada produk yang CV. Sumber Untung Jaya Sejahtera
diproduksi dan produk cacat dapat Sidoarjo 2013. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
dikurangi. Universitas Surabaya, 2(1), 1-18.

Ilham M.N, (2012). Analisis Pengendalian


DAFTAR PUSTAKA Kualitas Produk Dengan Menggunakan
Statistical Processing Control (SPC).
Anonimus. One Way ANOVA (Analisis Skripsi Sarjana, Fakultas Ekonomi dan
Varian) dengan SPSS. Diunduh dari Bisnis, Universitas Hasanuddin,
http://belalangtue.wordpress.com. 2010. Makassar.

Burlikowska, M.D.. Using Control Charts X-R Kartika. H (2013). Analisis Pengendalian
In Monitoring A Chosen Production Kualitas Produk CPE Film Dengan
Process. Journal of Achievements in Metode Statistical Process Control Pada
Materials and Manufacturing PT. MSI. Jurnal Ilmiah Teknik Industri,
Engineering, 49(2), 487-498., 2012 1(1), 50-58.

Darjanto, H. Pengendalian dan Evaluasi Maulana, A. (2011). Anova Satu Arah dan
Kualitas Beton Dengan Metode Anova Dua Arah. Diunduh dari
Statistical Process Control (SPC). http://armandjexo.blogspot.com.
Neutron, 4(2), 105-115., 2014.
Montgomery, D.C. (2001). Introduction to
Fakhri, F.A.. Analisis Pengendalian Kualitas Statistical Quality Control. 4th Edition,
Produksi Dalam Upaya Mengendalikan New York: John Wiley & Sons, Inc.
Tingkat Kerusakan Produk
Menggunakan Alat Bantu Statistik.
Skripsi Sarjana, Fakultas Ekonomi, Mostafaeipour, A., Sedaghat, A., Hazrati, A.,
Universitas Diponegoro, Semarang & Vahdatzad, M. (2012). The use of
2010. Statistical Process Control Technique in
the Ceramic Tile Manufacturing: a Case
Fouad, H.R., & Mukattash, A. (2010). Study. International Journal of Applied
Statistical Process Control Tools: A Information Systems (IJAIS), 2(5), 14-
Practical guide for Jordanian Industrial 19.
Organizations. Jordan Journal of
Mechanical and Industrial Engineering, Nasution, M.N. 2005. Manajemen Mutu
4(6), 693-700. Terpadu. Jakarta: Ghalia Indonesia.

72
JITMI Vol.1 Nomor 1 Maret 2018 ISSN : 2620 – 5793

Prawirosentono., & Suyadi. (2007). Filosofi Improve The Productivity And Quality
Baru Tentang Manajemen Mutu Terpadu In An Industry. International Journal of
Abad 21 Kiat Membangun Bisnis Reviews in Computing, 1(1), 15-20.
Kompetitif. Jakarta: Bumi Aksara.
Sultana, F., Razive, N.I., & Azeem, A. (2009).
Putri, S.A., & Purwadi.D. (2008). Analisis Implementation Of Statistical Process
Process Capability Index Pada Control (Spc) For Manufacturing
Penerimaan Susu Segar Guna Performance Improvement. Journal of
Meningkatkan Kualitas Susu Nasional. Mechanical Engineering, 40(1), 15-21.
Skripsi Sarjana, Fakultas Teknik
Pertanian, Universitas Gajah Mada, Susiady, H. (2012). Analisis Pengendalian
Yogyakarta. Kualitas Produksi Peralatan Rumah
Tangga Dalam Upaya Mengendalikan
Ramanathan, P. (2009). Quality Control In Tingkat Produk Cacat Menggunakan
Bearing Manufacturing Company Using Alat Bantu Statistik. Master Tesis,
Statistical Process Control (SPC). Program Studi Magister Manajemen,
Degree of Bachelor Thesis, Departement Universitas Terbuka, Jakarta.
of Mechanical Engineering, Malaysia
University, Pahang. Taufiqurrahman. (2013). Analisa
penyimpangan, Process Capability dan
Risiana. Y. (2007). Analisis Pengendalian Implementasi TQM. Diunduh dari
Mutu Pada Proses Produksi Pressure http://taufiqurrahman.weblog.esaunggul.
Tank Ph 100. Skripsi Sarjana, Fakultas ac.id.
Ekonomi dan Manajemen, Institut
Pertanian Bogor. Vukelic, D., Hodolic, J., Vrecic, T., & Kogej,
P.. Development Of A System For
Santoso. (2008). Populasi dan Metode Statistical Quality Control Of The
Sampling (Materi VI). Diunduh dari Production Process. Mechanical
http://santoso.blogspot.com/2008/08/pop Engineering. 6(1), 75-90.
ulasi-dan-metode-sampling-materi-
vi.html/.

Singh, Y.M., & Amedie, W.Y. (2012). Quality


Improvement Using Statistical Process
Control Tools In Glass Bottles
Manufacturing Company. International
Journal For Quality Research, 7(1), 107–
126.

Soni, P.K., Khan, I., & Rohilla, A. (2012).


Process Capability Improvement By
Putting ‘Statistical Process Control’ Into
Practice. International Journal of Power
System Operation and Energy
Management, 2(1), 109-114.

Srinivasu, R., Reddy, G.S., & Rikulla, S.R.


(2011). Utility Of Quality Control Tools
And Statistical Process Control To

73

Anda mungkin juga menyukai