Edi Supriyadi
Dosen Teknik Industri Universitas Pamulang
dosen00904@unpam.ac.id
ABSTRAK
PT. Surya Toto Indonesia, Tbk adalah perusahaan yang bergerak dibidang fittings, sanitary wares dan
kitchen set. Keran merupakan produk andalan divisi fittings. Dalam produksinya, selalu berupaya
menghasilkan produk yang baik. Akan tetapi, dilapangan tingkat cacat fluktuatif, sehingga menjadi
perhatian utama bagi perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengendalian kualitas
menekan tingkat produk cacat menggunakan alat bantu statistik berupa check sheet, peta kendali X dan
R, diagram sebab-akibat dan metode ANOVA. Check sheet digunakan untuk menyajikan data agar
memudahkan dalam analisis, kemudian dilakukan pengukuran dengan peta kendali X dan R, selanjutnya
mencari faktor-faktor penyebab cacat dengan pendekatan ANOVA dan diagram sebab-akibat untuk
menyusun rekomendasi usulan perbaikan kualitas. Hasil analisis menunjukkan bahwa proses produksi
berada dalam batas kendali tetapi terjadi pergerakan titik-titik yang tidak beraturan yang signifikan,
dengan kapabilitas proses pengukuran ketebalan lapisan Plating rendah, nilainya hanya 70% dari target
yang ingin dicapai. Dari analisis diagram sebab akibat diketahui faktor penyebab cacat ukihage berasal
dari faktor manusia disebabkan karena tidak disiplin, kurang terampil, kurang konsentrasi dan motivasi
yang menurun. Penyebab kedua metode kerja yang tidak sesuai prosedur dan salah. Ketiga kualitas
material kurang baik dan kotor. Penyebab terakhir mesin yang kurang optimal, sehingga perusahaan
dapat mengambil tindakan pencegahan serta perbaikan untuk menekan tingkat cacat ukihage dan
meningkatkan kualitas produk.
Kata Kunci: Pengendalian Kulitas, Peta Kendali X dan R, ANOVA, Diagram Sebab Akibat, Cacat
63
JITMI Vol.1 Nomor 1 Maret 2018 ISSN : 2620 – 5793
terhadap kinerja perusahaan sangat dibutuhkan (quality assurance) dan sesuai etika bila
suatu pengendalian kualitas yang melibatkan digunakan. Khusus untuk jasa diperlukan
setiap orang baik dari perusahaan itu sendiri pelayanan kepada pelanggan yang ramah,
maupun dari pelanggan. Namun pada sopan, serta jujur sehingga dapat
pelaksanaannya masih ada cacat produk yang menyenangkan atau memuaskan pelanggan.
selama ini dikeluhan oleh pelanggan Kecocokan penggunaan produk
diantaranya masalah visual, fungsi, bocor dan seperti dikemukakan diatas memiliki dua
barang kurang, sehingga akan menjadikan aspek utama, yaitu ciri-ciri produknya
tingkat kepercayan pelanggan terhadap memenuhi tuntutan pelanggan dan tidak
perusahaan menjadi berkurang. Masalah- memiliki kelemahan.
masalah produk cacat menjadi perhatian utama a). Ciri-ciri produk yang memenuhi
bagi perusahaan. Untuk itu pengendalian permintaan pelanggan adalah apabila
kualitas dilakukan secara terus menerus dalam memiliki ciri-ciri yang khusus atau
upaya menekan produk cacat dan mengukur istimewa berbeda dari produk pesaing
faktor-faktor penyebab dalam upaya perbaikan dan dapat memenuhi harapan atau
kualitas. tuntutan sehingga dapat memuaskan
pelanggan. Kualitas yang lebih tinggi
II. DASAR TEORI memungkinkan perusahaan
meningkatkan kepuasan pelanggan,
A. Definisi Kualitas membuat produk laku terjual, dapat
Definisi kualitas (quality) sebagaimana bersaing, meningkatkan pangsa pasar
dijelaskan oleh American Society for Quality dan volume penjualan, serta dapat dijual
adalah “keseluruhan fitur dan karakteristik dengan harga yang lebih tinggi.
produk atau jasa yang mampu memuaskan b). Bebas dari kelemahan, suatu produk
kebutuhan yang tampak atau samar”. (Heizer & dikatakan berkualitas tinggi apabila
Render, 2009). didalam produk tidak terdapat
Menurut (Nasution, 2005) ada lima kelemahan, tidak ada yang cacat
pakar utama kualitas yang saling berbeda sedikitpun. Kualitas yang tinggi
pendapat dalam mendefinisikan kualitas, tetapi menyebabkan perusahaan dapat
maksudnya sama. Dibawah ini dikemukakan mengurangi tingkat kesalahan,
pengertian kualitas dari lima pakar kualitas. mengurangi pengerjaan kembali dan
1. Menurut Juran (1988), kualitas produk pemborosan, mengurangi pembayaran
adalah kecocokan penggunaan produk biaya garansi, mengurangi
(fitness for use) untuk memenuhi kebutuhan ketidakpuasan pelanggan, mengurangi
dan kepuasan pelanggan. inspeksi dan pengujian, mengurangi
Kecocokan penggunaan itu waktu pengiriman produk ke pasar,
didasarkan pada lima ciri utama berikut. meningkatkan hasil (yield),
a. Teknologi, yaitu kekuatan atau daya meningkatkan utilisasi kapasitas
tahan. produksi, serta memperbaiki kinerja
b. Psikologis, yaitu citra rasa atau status. penyampaian produk atau jasa kepada
c. Waktu, yaitu kehandalan. pelanggan.
d. Kontraktual, yaitu adanya jaminan. 2. Menurut Crosby (1979), kualitas adalah
e. Etika, yaitu sopan santun, ramah atau conformance to requirement, yaitu sesuai
jujur. dengan yang disyaratkan atau distandarkan.
Kecocokan penggunaan suatu produk Suatu produk memiliki kualitas apabila
adalah apabila produk mempunyai daya sesuai dengan standar kualitas yang telah
tahan penggunaan yang lama, meningkatkan ditentukan. Standar kualitas meliputi bahan
citra atau status yang memakainya, tidak baku, proses produksi dan produk jadi.
mudah rusak, adanya jaminan kualitas
64
JITMI Vol.1 Nomor 1 Maret 2018 ISSN : 2620 – 5793
3. Menurut Deming (1982), kualitas adalah sebelum proses produksi berjalan, pada saat
kesesuaian dengan kebutuhan pasar. proses produksi, hingga proses produksi
Apabila juran mendefinisikan kualitas berakhir dengan menghasilkan produk akhir.
sebagai fitness for use dan Crosby sebagai Pengendalian kualitas dilakukan agar dapat
conformance to requirement, maka Deming menghasilkan produk berupa barang atau jasa
mendefinisikan kualitas sebagai kesesuaian yang sesuai dengan standar yang diinginkan
dengan kebutuhan pasar atau konsumen. dan direncanakan, serta memperbaiki kualitas
Perusahaan harus benar-benar dapat produk yang belum sesuai dengan standar yang
memahami yang dibutuhkan konsumen atau telah ditetapkan dan sebisa mungkin
suatu produk yang akan dihasilkan. mempertahankan kualitas yang sesuai.
4. Menurut Feigenbaum (1986), Kualitas Adapun pengertian pengendalian
adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya menurut (Assauri, 2004 dalam Susiady 2012),
(full customer satisfaction). Suatu produk definisi pengendalian dan pengawasan adalah
dikatakan berkualitas apabila dapat kegiatan yang dilakukan untuk menjamin agar
memberi kepuasan sepenuhnya kepada kegiatan produksi dan operasi yang
konsumen, yaitu sesuai dengan apa yang dilaksanakan sesuai apa yang direncanakan dan
diharapkan konsumen atau suatu produk. apabila terjadi penyimpangan, maka
5. Menurut Garvin (1988), Kualitas suatu penyimpangan tersebut dapat dikoreksi,
kondisi dinamis yang berhubungan dengan sehingga apa yang diharapkan dapat tercapai.
produk, manusia/tenaga kerja, proses dan
tugas, serta lingkungan yang memenuhi Sedangkan pengertian pengendalian
atau melebihi harapan pelanggan atau kualitas menurut (Assauri 1998 dalam Ilham,
konsumen. Selera atau harapan konsumen 2012) adalah “Pengawasan mutu merupakan
pada suatu produk selalu berubah sehingga usaha untuk mempertahankan mutu/kualitas
kualitas produk juga harus berubah atau barang yang dihasilkan, agar sesuai dengan
disesuaikan. Dengan perubahan kualitas spesifikasi produk yang telah ditetapkan
produk tersebut, diperlukan perubahan atau berdasarkan kebijaksanaan pimpinan
peningkatan ketrampilan tenaga kerja, perusahaan”.
perubahan proses produksi dan tugas, serta Langkah pertama di dalam merancang
perubahan lingkungan perusahaan agar suatu sistem pengendalian kualitas adalah
produk dapat memenuhi atau melebihi mengidentifikasikan titik kritis dalam setiap
harapan konsumen. proses dimana inspeksi dibutuhkan. Langkah
Meskipun tidak ada definisi mengenai kedua adalah memutuskan tipe pengukuran
kualitas yang diterima secara universal, namun yang digunakan pada titik inspeksi dapat
dari kelima definisi kualitas diatas terdapat dipilih antara tipe pengukuran yang
beberapa persamaan, yaitu dalam elemen- berdasarkan variable atau berdasarkan atribut.
elemen sebagai berikut. Langkah ketiga merupakan langkah untuk
1. Kualitas mencakup usaha memenuhi atau memutuskan jumlah inspeksi yang digunakan,
melebihi harapan pelanggan. yaitu salah satu diantara inspeksi 100% atau
2. Kualitas mencakup produk, jasa manusia, sampel dari sebuah output. Langkah terakhir
proses dan lingkungan. adalah penentuan siapa yang akan melakukan
3. Kualitas merupakan kondisi yang selalu inspeksi.
berubah (misalnya apa yang dianggap Salah satu cara untuk mengendalikan
merupakan kualitas saat ini mungkin kualitas ialah dengan menggunakan Diagram
dianggap kurang berkualitas pada masa Sebab Akibat (Cause and Effect Diagram)
mendatang). yang disebut juga dengan Fishbone Diagram
B. Pengendalian Kualitas yang pertama kali dikembangkan (Ishikawa,
Pengendalian kualitas merupakan salah 1950) dengan menggunakan uraian grafis dari
satu teknik yang perlu dilakukan mulai dari
65
JITMI Vol.1 Nomor 1 Maret 2018 ISSN : 2620 – 5793
66
JITMI Vol.1 Nomor 1 Maret 2018 ISSN : 2620 – 5793
A. Pengumpulan Data
Dalam melakukan pengendalian kualitas
secara statistik, langkah pertama yang akan
dilakukan adalah membuat check sheet. Check
sheet berguna untuk mempermudah proses
pengumpulan data serta analisis.
Setelah diketahui masalah dominan yang
selama ini dikeluhkan oleh konsumen adalah
masalah cacat visual terkelupas (ukihage) maka
tahap awal adalah melakukan pengukuran (sumber: Pengolahan data peneliti)
ketebalan lapisan plating untuk mengetahui Gambar 4.1 Grafik Xbar dan Rbar Chart
kestabilan lapisan part pada setiap proses
produksi. Pengambilan data pengukuran Setelah dilakukan perhitungan peta
dilakukan pada bulan Januari 2014 dengan data kendali X dan R langkah selanjutnya
sampel sebanyak 50 kali pengukuran ketebalan pengukuran kapabilitas proses terhadap data
lapisan plating (Thickness) dengan pengukuran sampel produk yang dianalisa.
menggunakan alat Thickness Tester yang Hasil pengukuran kapabilitas proses dengan
tercatat dalam record quality inspection. menggunakan Minitab dapat dilihat pada
Sampel diambil secara acak dalam satu lot Gambar 4.2.
produksi proses produksi setiap hari seperti
ditunjukan dalam Tabel 4.1.
68
JITMI Vol.1 Nomor 1 Maret 2018 ISSN : 2620 – 5793
Tabel 4.7 Data Percobaan pH dengan Thermal F. One Way / Simple ANOVA
Tester. Untuk menganalisis data kuantitatif,
maka dilakukan pengujian pendekatan metode
ANOVA, data perhitungan ANOVA dapat
dilihat pada Tabel 4.9
70
JITMI Vol.1 Nomor 1 Maret 2018 ISSN : 2620 – 5793
71
JITMI Vol.1 Nomor 1 Maret 2018 ISSN : 2620 – 5793
Burlikowska, M.D.. Using Control Charts X-R Kartika. H (2013). Analisis Pengendalian
In Monitoring A Chosen Production Kualitas Produk CPE Film Dengan
Process. Journal of Achievements in Metode Statistical Process Control Pada
Materials and Manufacturing PT. MSI. Jurnal Ilmiah Teknik Industri,
Engineering, 49(2), 487-498., 2012 1(1), 50-58.
Darjanto, H. Pengendalian dan Evaluasi Maulana, A. (2011). Anova Satu Arah dan
Kualitas Beton Dengan Metode Anova Dua Arah. Diunduh dari
Statistical Process Control (SPC). http://armandjexo.blogspot.com.
Neutron, 4(2), 105-115., 2014.
Montgomery, D.C. (2001). Introduction to
Fakhri, F.A.. Analisis Pengendalian Kualitas Statistical Quality Control. 4th Edition,
Produksi Dalam Upaya Mengendalikan New York: John Wiley & Sons, Inc.
Tingkat Kerusakan Produk
Menggunakan Alat Bantu Statistik.
Skripsi Sarjana, Fakultas Ekonomi, Mostafaeipour, A., Sedaghat, A., Hazrati, A.,
Universitas Diponegoro, Semarang & Vahdatzad, M. (2012). The use of
2010. Statistical Process Control Technique in
the Ceramic Tile Manufacturing: a Case
Fouad, H.R., & Mukattash, A. (2010). Study. International Journal of Applied
Statistical Process Control Tools: A Information Systems (IJAIS), 2(5), 14-
Practical guide for Jordanian Industrial 19.
Organizations. Jordan Journal of
Mechanical and Industrial Engineering, Nasution, M.N. 2005. Manajemen Mutu
4(6), 693-700. Terpadu. Jakarta: Ghalia Indonesia.
72
JITMI Vol.1 Nomor 1 Maret 2018 ISSN : 2620 – 5793
Prawirosentono., & Suyadi. (2007). Filosofi Improve The Productivity And Quality
Baru Tentang Manajemen Mutu Terpadu In An Industry. International Journal of
Abad 21 Kiat Membangun Bisnis Reviews in Computing, 1(1), 15-20.
Kompetitif. Jakarta: Bumi Aksara.
Sultana, F., Razive, N.I., & Azeem, A. (2009).
Putri, S.A., & Purwadi.D. (2008). Analisis Implementation Of Statistical Process
Process Capability Index Pada Control (Spc) For Manufacturing
Penerimaan Susu Segar Guna Performance Improvement. Journal of
Meningkatkan Kualitas Susu Nasional. Mechanical Engineering, 40(1), 15-21.
Skripsi Sarjana, Fakultas Teknik
Pertanian, Universitas Gajah Mada, Susiady, H. (2012). Analisis Pengendalian
Yogyakarta. Kualitas Produksi Peralatan Rumah
Tangga Dalam Upaya Mengendalikan
Ramanathan, P. (2009). Quality Control In Tingkat Produk Cacat Menggunakan
Bearing Manufacturing Company Using Alat Bantu Statistik. Master Tesis,
Statistical Process Control (SPC). Program Studi Magister Manajemen,
Degree of Bachelor Thesis, Departement Universitas Terbuka, Jakarta.
of Mechanical Engineering, Malaysia
University, Pahang. Taufiqurrahman. (2013). Analisa
penyimpangan, Process Capability dan
Risiana. Y. (2007). Analisis Pengendalian Implementasi TQM. Diunduh dari
Mutu Pada Proses Produksi Pressure http://taufiqurrahman.weblog.esaunggul.
Tank Ph 100. Skripsi Sarjana, Fakultas ac.id.
Ekonomi dan Manajemen, Institut
Pertanian Bogor. Vukelic, D., Hodolic, J., Vrecic, T., & Kogej,
P.. Development Of A System For
Santoso. (2008). Populasi dan Metode Statistical Quality Control Of The
Sampling (Materi VI). Diunduh dari Production Process. Mechanical
http://santoso.blogspot.com/2008/08/pop Engineering. 6(1), 75-90.
ulasi-dan-metode-sampling-materi-
vi.html/.
73