Anda di halaman 1dari 25

RERANGKA KONSEPTUAL

MAKALAH
Teori Akuntansi Keuangan

Oleh :
Rr. Diena Ayu Puteri Liandharana (196020300111018)
Syahrul Ramadan (196020300111036)

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2019
Rerangka Konseptual (Conceptual Framework) Akuntansi Keuangan

Craig Deegan dalam bukunya Financial Accounting Theory menjelaskan bahwa tidak
ada pandangan yang pasti mengenai apa itu conceptual framework. FASB yang didirikan tahun
2001 sebagai penerus International Accounting Standards Committee (IASC) dan sebagai salah
satu pihak pertama yang mengembangkan conceptual framework dalam dunia akuntansi,
mendefinisikan conceptual framework sebagai “A coherent system of interrelated objectives
and fundamentals that is expected to lead to consistent standards”. Lebih jauh diungkapkan
conceptual framework didefinisikan sebagai “a coherent system of concepts that flow from an
objective. The objective of financial reporting is the foundation of the framework. The other
concept provide guidance on identifying the boundaries of financial reporting; selecting
transaction, other events and circumstance to be represented; how they should be recognized
and measured(or disclosed); and how they should be summarised and communicated in
financial reports”.

IASB telah mendapatkan kesuksesan yang luar biasa dalam perluasan penggunaan
standar pelaporan keuangan internasinal, tetapi mereka juga menghadapi tantangan pada level
regional dan nasional. budaya akuntansi nasional yang tertanam dalam struktur pasar dan
kerangka kerja kelembagaan dan hukum di mana entitas bisnis beroperasi Masalah-masalah
ini sangat jelas dalam perdebatan tentang revisi IASB tentang kerangka kerja konseptualnya,
yang mengekspresikan visinya sendiri tentang budaya akuntansi internasional.juga
mengatakan bahwa contoh penting adalah apakah penatagunaan harus menjadi tujuan
fundamental yang berbeda dari pelaporan keuangan? (Geoffrey Whittington).

Sedikitnya ada 5 hal penting yang diangkat oleh Geoffrey Whittington dalam tulisannya
yang di terbitkan dalam jurnal Elsavier: The critical role of the IASB conceptual framework
review, 2008:

1. Discord over content of IFRS (Perselisihan atas konten/isi dari IFRS)


2. The IASB/FASB conceptual framework revision project (Proyek revisi kerangka
kerja konseptual IASB / FASB)
3. The stewardship issue (masalah kepengurusan)
4. Cultural origin of stewardship (Budaya Penatalayan)
5. Why it matters (Mengapa itu penting)
Akuntansi dan pelaporan keuangan berada di tengah-tengah salah satu perubahan
revolusioner yang paling signifikan dalam sejarah modern. Tujuan dari makalah ini adalah
untuk menyediakan kerangka kerja yang akan berkontribusi pada dialog seputar perkembangan
ini. Kami menggunakan Kuhn [Kuhn, T. S. (1970). Struktur revolusi ilmiah. Chicago, IL:
Kerangka kerja University of Chicago Press] pada teori revolusi ilmiah untuk menggambarkan
bagaimana perubahan dalam kebutuhan akan informasi, ditambah dengan kurangnya informasi
akuntansi yang relevan, menyebabkan pelaporan anomali yang telah mendorong perubahan
revolusioner dalam paradigma akuntansi. Kami bergerak dari paradigma akuntansi yang ada di
era ekonomi industri ke paradigma akuntansi yang sesuai dengan ekonomi di era informasi.
Pengalihan ini telah menghasilkan sebagai berikut: perubahan dalam konseptualisasi dan
penerapan relevansi dan keandalan, peningkatan penggunaan nilai wajar versus pengukuran
biaya historis, penekanan yang diperbarui pada prinsip-prinsip versus aturan, dan evaluasi
komposisi laporan keuangan dasar (Rebecca Toppe Shortridge*, Pamela A, Smith:
Understanding the changes in accounting thought).
Rebecca dan Pamela membagi sedikitnya 3 poin penting dari perubahan paradigma
akuntansi:
1. Anatomy of paradigms shift (anatomi pergeseran paradigma)
2. Change in the economy impacts the demand fpr information (perubahan ekonomi
yang berdampak pada permintaan informasi)
3. A revolutionary shift in accounting paradigms (perubahan revolusioner dalam
paradigma akuntansi)
Example of anatomy of paradigms shift :

Sehingga, sebagai ilmu sosial, perubahan dalam akuntansi memiliki tambahkan dimensi
perilaku manusia yang berinteraksi dengan paradigma akuntansi. Banyak perdebatan dalam
praktik mengintegrasikan dimensi perilaku, dan memang seharusnya begitu. Meskipun
akuntansi harus menanggapi perubahan dalam lingkungan ekonomi, tidak dapat
mengendalikan perilaku individu dalam praktik, tidak lebih dari yang bisa dikontrol lingkungan
ekonomi. Keduanya tidak dapat diprediksi. Oleh karena itu, kedepan paradigma menyesuaikan
sebaik mungkin dalam konteks teks dari lingkungan yang selalu berubah.
Lain halnya dengan Deegan, Conceptual framework untuk pelaporan keuangan
umumnya menunjukan suatu struktur yang generik. Deegan menyatakan bahwa conceptual
framework harus dikembangkan dalam urutan tertentu, dimana beberapa komponen penting
diperlukan pembahasan dan persetujuan sebelum komponen lain dapat dikerjakan. Gambar
dibawah ini menjelaskan komponen-komponen dalam conceptual framework. (Deegan 2010)

1. Definition of financial reporting

2. Definition of the reporting entity 3. Definition of users of account and


their information needs

4. Objectives of financial statemen

7. Underlying assumption

6. Qualitative characteristics of 5. Elements of financial


financial statements statements

8. Recognition criteria 9. Measurement basis and


techniques

1. Definisi Rerangka Konseptual Akuntansi


Hal pertama yang harus dilakukan dalam hal membangun rerangka konseptual
adalah menetapkan definisi mengenai pelaporan keuangan. Tanpa adanya persetujuan
bersama (agreement) mengenai definisi dari pelaporan keuangan, akan sangat sulit untuk
membangun sebuah conceptual framework dari akuntansi.
Definisi Rerangka Konseptual menurut FSAB yang terdapat dalam SFAC no. 8
“The Conceptual Framework is a coherent system of interrelated objectives and
fundamental concepts that prescribes the nature, function, and limits of financial
accounting and reporting and that is expected to lead to consistent guidance.”
Rerangka konseptual merupakan sistem yang koheren dari tujuan dan konsep
akuntansi yang saling terkait yang memberikan pedoman baik sifat, fungsi, dan
keterbatasan akuntansi keuangan dan pelaporannya dan diharapkan dapat dijadikan
pedoman yang konsisten.
Untuk menjelaskan definisi dari pelaporan keuangan, harus dilihat tujuan dari
pelaporan keuangan. Tujuan umum dari laporan keuangan (General Purpose Financial
Statement/GPFS) adalah “to provide information about financial position, performance
and changes in financial position of an entity that is useful to a wide range of users in
making economic decisions” (IASB).
Menurut FSAB yang terdapat pada SFAC no. 8, menjabarkan tujuan Rerangka
Konseptual adalah:
 Melayani kepentingan publik dengan menyediakan struktur dan arah untuk
akuntansi keuangan dan pelaporan yang memfasilitasi penyediaan informasi
keuangan dan kaitannya.
 Memberikan pedoman dalam penyelesaian masalah akuntansi keuangan.
 Memberikan pedoman bagi Dewan Standar untuk menyusun Standar Akuntansi
Keuangan.
 Meningkatkan kegunaan dan keyakinan pada akuntansi keuangan dan
pelaporannya
Menurut IAI, tujuan dan peranan kerangka dasar penyusunan dan penyajian
laporan keuangan adalah kerangka dasar ini merumuskan konsep yang mendasari
penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi para pemakai eksternal. Tujuan
kerangka dasar ini adalah untuk digunakan sebagai acuan bagi:
a. komite penyusun standar akuntansi keuangan, dalam pelaksanaan tugasnya;
b. penyusun laporan keuangan, untuk menanggulangi masalah akuntansi yang
belum diatur dalam standar akuntansi keuangan;
c. auditor, dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan disusun
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum; dan
d. para pemakai laporan keuangan, dalam menafsirkan informasi yang disajikan
dalam laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan
Jika penjelasan tersebut telah diterima sebagai tujuan umum pelaporan keuangan,
maka langkah selanjutnya adalah menetapkan asumsi dasar (underlying assumption) dan
karakteristik dari pelaporan keuangan yang dibutuhkan pengguna pelaporan keuangan
dalam mengambil keputusan.
2. Sejarah dan Perkembangan Rerangka Konseptual
Sejarah perkembangan Kerangka Konseptual Akuntansi di Indonesia dimulai Pada
zaman orde lama indonesia yang bertujuan untuk meningkatan pertumbuhan ekonomi
dan membuka pasar modal untuk menarik para investor dari luar, syarat utama untuk
membuka pasar modal, perusahaan diwajibkan list dibursa efek dengan menyajikan
laporan keuangan sesuai dengan standar yang berlaku umum, pada saat itu mayoritas
perusahaan indonesia masih mneggunakan standar laporan versi eropa khususnya
belanda. Setelah Belanda melanggar perjanjian meja bundar membuat presiden RI yang
pertama mengeluarkan kebijakan untuk tidak lagi menggunakan sistem laporan keuangan
versi Eropa (Belanda). Dengan membaiknya hubungan Indonesia danAmerika pada saat
itu presiden Jhon F Keneddy menawarkan untuk menerapkan standar laporan keuangan
berdasarkan GAAP (General Accepted Accounting Procedure) kepada Pemerintah
Indonesia. Inilah titik awal pengadopsian standar penyusunan laporan keuangan di
Indonesia dengan menerjemahkan FASB dalam bentuk SFAC kedalam Kerangka Dasar
Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan.
Tahun 1974, FASB sebagai pengganti APB memulai proyek rerangka konseptual. Sejak
saat itu FASB telah menerbitkan beberapa aturan mengenai rerangka konseptual, yaitu:
 Tahun 1978, FASB menerbitkan SFAC No. 1 “Objective of Financial Reporting
by Bussiness Enterprise”.
 Tahun 1984, FASB menerbitkan SFAC No. 5“Recognition and Measurement in
Financial Statements of Business Enterprises”.
 Tahun 1985, FASB menerbitkan SFAC No. 6“Elements of Financial Statements”.
 Tahun 2008, FASB menerbitkan SFAC No. 7 “Using Cash Flow Information and
Present Value in Accounting Measurements”.
Untuk perkembangan rerangka konseptual pada dunia internasional, pada Oktober
2004, FASB dan IASB membuat agenda untuk mengembangkan rerangka konseptual
yang dibangun dari rerangka yang sudah ada (Rerangka untuk persiapan dan presentasi
atas laporan keuangan milik IASB dan SFAC milik FASB).
Pada tahun 2010, FASB dan IASB mengeluarkan revisi atas 2 chapter rerangka
konseptual sebagai bagian dari SFAC no 8. Chapter ini menjadi lebih efektif sejak
dikeluarkan dan sekarang menjadi bagian rerangka konseptual FASB.
Chapter 1, The Objective of General Purpose Financial Reporting
Chapter 3, Qualitative Characteristics for Useful Financial Information
Sebagai tambahan untuk chapter tersebut FASB dan IASB juga :
a. mengeluarkan Preliminary Views, Conceptual Framework for Financial
Reporting: The Reporting Entity, dan proposed Concepts Statement, Conceptual
Framework for Financial Reporting: The Reporting Entity
b. mendiskusikan definisi elemen-elemen dari laporan keuangan
c. mendiskusikan dan mengadakan pertemuan yang membahas konsep pengukuran

Pada Januari 2014, FASB memutuskan untuk melakukan penelitian tentang


rerangka konseptual. Proyek ini tidak lagi dilakukan dengan IASB.

3. Definition of the reporting entity


Dalam tujuan umum dari laporan keuangan (GPFS) disebutkan bahwa laporan
keuangan harus disajikan sesuai standar akuntansi dan prinsip-prinsip akuntansi yang
berlaku umum lainnya dan yang dikeluarkan oleh entitas pelaporan (reporting entity)
guna memenuhi kebutuhan informasi dari berbagai macam pengguna laporan.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa entitas pelaporan (reporting
entity) adalah entitas yang membuat laporan keuangan sesuai standar akuntansi dan
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Karena itu, maka tidak semua entitas dapat
dikatakan sebagai entitas pelaporan (reporting entity).
Chapter 2 : The Reporting Entity dalam SFAC no 8 juga menjelaskan mengenai
maksud dari entitas pelaporan. Dalam SFAC tersebut terdapat beberapa bagian, yaitu:
Bagian 1 mempertimbangkan beberapa masalah umum yang berkaitan dengan
konsep pelaporan entitas. Misalnya, mempertimbangkan apakah definisi yang tepat dari
entitas pelaporan diperlukan dan apakah entitas pelaporan harus berbadan hukum. Dalam
pandangan awal, kerangka konseptual seharusnya menjelaskan (bukan menentukan)
pelaporan entitas sebagai area terbatas dari aktivitas bisnis yang menarik untuk
menyajikan dan potensi ekuitas investor, kreditur, dan penyedia modal lainnya. Juga,
entitas pelaporan seharusnya terbatas pada kegiatan usaha yang disusun sebagai badan
hukum. Contoh entitas pelaporan termasuk kepemilikan tunggal, perusahaan,
kepercayaan, kemitraan, asosiasi, dankelompok entitas .
Bagian 2 mempertimbangkan bagaimana untuk membatasi wilayah kegiatan usaha
yang menarik bagi ekuitas investor , kreditur , dan penyedia modal lainnya dalam konteks
kelompok entitas. Bagian ini membahas ketika hubungan antara satu entitas dan lain
sedemikian rupa sehinggabatas antara dua entitas harus diabaikan dan dua entitas bukan
disajikan sebagai satu kesatuan.
Tiga pendekatan dalam menjelaskan komposisi kelompok entitas pelaporan :
a) the controlling entity model
b) the common control model
c) the risks and rewards model.
4. Definition of users of account and their information needs
IASB conceptual framework mendefinisikan pengguna laporan keuangan meliputi
investor, karyawan, lenders, suplier, konsumen pemerintah beserta agen-agen
pemerintahan dan masyarakat. SFAC mendefinisikan fokus utama dari laporan keuangan
adalah untuk investor saat ini dan investor potensial serta pihak lain baik yang memilki
kepentingan finansial langsung atau berhubungan secara langsung dengan kepentingan
finansial.
SAC 2 (Australia) membagi pengguna laporan keuangan berdasarkan tujuan
umum dari laporan keuangan (GPFS) menjadi tiga golongan:
1) Resource providers
Yang termasuk dalam resource providers adalah employees, lenders, creditors,
suppliers, investors and contributors.
2) Recipients of goods and services
Yang termasuk dalam Recipients of goodsand services adalah customers and
beneficiaries
3) Parties performing review or oversight function
Yang termasuk dalam Parties performing review or oversight function adalah
parliaments, governments, regulatory agencies, analysts, labour unions, employer
groups, media and special interest groups.
Pengguna laporan keuangan diasumsikan memiliki pemahaman yang memadai mengenai
aktifitas bisnis dan ekonomi serta mampu memahami isi dari laporan keuangan. Dalam
pengambilan keputusan, pengguna laporan keuangan juga diharapkan mampu melakukan
review dan analisa atas informasi yang diperolehnya.
Dalam SFAC No.8 para pengguna informasi keuangan diutamakan bagi:
- Para investor dan calon investor
- Para kreditor dan calon kreditor
1) Arah dan jenis informasi yang dibutuhkan investor dan kreditor yaitu:
a. Menilai prospek aliran kas bersih suatu entitas di masa depan
b. Informasi sumber daya entitas (asset), klaim atas entitas (hutang & ekuitas),
efektivitas dan efisiensi pengelolaan sumberdaya yang dimiliki entitas oleh
manajemen.
2) Informasi tentang pelaporan sumberdaya ekonomik suatu entitas, perubahan dan
klaim atas sumberdaya.
Salah satu tujuan umum laporan keuangan dalam pelaporan keuangan suatu
entitas adalah menyediakan informasi tentang informasi
sumberdaya ekonomi entitas dan klaim kembali atas entitas pelapor. selain itu juga
menyediakan informasi terhadap pengaruh-pengaruh transaksi dan peristiwa-
peristiwa lain yang mengubah sumberdaya ekonomi pada entitas pelaporan dan
klaim.
3) Perubahan dan klaim atas sumberdaya
Selain menyediakan informasi-informasi tentang sumberdaya dan klaim, juga harus
menyediakan informasi tentang perubahan atas sumberdaya entitas dan klaim
atassumberdaya. Hal tersebut didasarkan pada:
a. Perubahan atas sumberdaya yang terjadi pada suatu entitas dan klaim kepada
entitas berasal dari kinerja dan transaksi-transaksi serta kejadian lain misalnya
penerbitan hutang dan ekuitas
b. Pengguna informasi keuangan juga perlu mengetahui perbedaan antara kedua
sumber perubahan yaitu kinerja entitas atau dari hutang dan dari ekuitas.
c. Implikasi atas gambaran diatas terdapat beberapa pelaporan yaitu:
- Laporan laba rugi
- Laporan posisi keuangan
- Laporan perubahan entitas
IAI juga menjelaskan Pemakai dan Kebutuhan Informasi yaitu:
a. Investor. Penanam modal berisiko dan penasehat mereka berkepentingan dengan
risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan.
b. Karyawan. Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada
informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan.
c. Pemberi pinjaman. Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat
dibayar pada saat jatuh tempo.
d. Pemasok dan kreditur usaha lainnya. Pemasok dan kreditur usaha lainnya tertarik
dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah
yang terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo.
e. Pelanggan. Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai
kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian
jangka panjang dengan, atau tergantung pada, perusahaan.
f. Pemerintah. Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaannya
berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan dengan
aktivitas perusahaan.
g. Masyarakat. Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara.
Misalnya, perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian
nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada
penanam modal domestik
5. Objectives of financial statemen
Menurut IAI, tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut
posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Menurut FASB dalam SFAC no. 8, tujuan pelaporan keuangan adalah:
1) Menyediakan informasi keuangan tentang entitas pelaporan yang berguna bagi
investor dan potensial investor, debitur dan kreditur dalam pembuatan keputusan.
2) Memberikan informasi bagi investor, potensial investor, debitur dan kreditur dalam
memprediksi future net cash inflow di entitas pelaporan.
3) Memberikan informasi bagi investor, potensial investor, debitur dan kreditur
mengenai sumber daya yang ada pada entitas pelaporan, klaim atas sumber daya
tersebut dan mengukur efisiensi dan efektivitas dari manajemen beserta tanggung
jawabnya terhadap sumber daya tersebut.
SFAC No. 1 mengenai Objectives of Financial Reporting by Business Enterprises,
menekankan pada tujuan pelaporan keuangan perusahaan yaitu untuk menyediakan
informasi yang berguna dalam proses pengambilan keputusan bisnis dan ekonomi.
Statement ini merupakan turunan dari Trueblood Report dengan beberapa judgment
penilaian yang lebih berorientasi pada pengguna.
Statement ini mengakui adanya heterogenitas kelompok pengguna eksternal.
Meskipun demikian, statement ini menyatakan bahwa pada umumnya para pengguna
eksternal tersebut mementingkan prediksi jumlah, waktu, dan ketidakpastian aliran kas
di masa mendatang. Oleh karena itu, tujuan pelaporan keuangan perusahaan
didefinisikan secara umum dan tidak menyasar pada kepentingan satu kelompok
pengguna saja.
Statement ini berasumsi bahwa pengguna laporan keuangan memiliki kemampuan
dalam membaca informasi yang terdapat didalamnya. Selain itu, statement ini juga
menyatakan pentingnya stewardship untuk menaksir seberapa baik manajemen
melaksanakan tugas dan kewajibannya kepada pemilik dan pihak lain yang
berkepentingan. Berikut ini merupakan beberapa judgment penilaian penting yang dibuat
melalui laporan:
1. Informasi tidak membuat biaya untuk disediakan, jadi keuntungan yang digunakan
seharusnya melebihi biaya produksi.
2. Laporan akuntansi tidak berarti hanya sumber informasi tentang perusahaan.
3. Akuntansi akrual secara ekstrim digunakan dalam menilai dan memprediksi
kekuatan laba dan arus kas perusahaan.
4. Informasi seharusnya menyediakan bantuan, tetapi para pengguna membuat prediksi
dan penilaian mereka.
Akhirnya, dokumen tidak dapat menetapkan apakah laporan harus digunakan,
sangat sedikit apa yang seharusnya mereka bentuk. Disebutkan, bagaimanapun juga
bahwa pelaporan keuangan seharusnya menyediakan informasi relative bagi sumberdaya
ekonomi perusahaan-perusahaan, kewajiban-kewajiban dan ekuitas pemilik dan
bagaimana kinerja perusahaan menyediakan dengan pengukuran laba dan komponen-
komponen sebaik bagaimana arus kas yang diperoleh dan dibayar. Sebaliknya SFAC no.
1 secara ekstrim menyebabkan Trueblood Comitte memperbaiki tingkat generalitas.
Dari IASB dan Deegan, terdapat beberapa tujuan dari laporan keuangan yang dapat
disimpulkan, yaitu:
1) Laporan Keuangan harus menyediakan informasi yang berguna bagi investor dan
investor potensial, kreditor dan pengguna lainnya untuk membuat keputusan
investasi, kredit dan keputusan lainnya secara rasional. Informasi tersebut harus
dapat dipahami oleh siapapun yang mempunyai pemahaman wajar akan aktivitas
bisnis dan ekonomi dan mempunyai kemauan mempelajari informasi tersebut secara
wajar.
2) Pelaporan keuangan menyediakan informasi guna membantu investor dan kreditor
sekarang maupun investor dan kreditor potensial serta pemakai lainnya dalam
menilai jumlah, waktu dan ketidakpastian prospek penerimaan kas dari deviden atau
bunga dan pendapatan dari penjualan, penebusan atau jatuh tempo sekuritas atau
pinjaman.
3) Pelaporan keuangan menyediakan informasi tentang sumber daya ekonomi
perusahaan, klaim terhadap sumber daya tersebut (kewajiban untuk mentransfer
sumber daya ke pihak lain dan pemilik modal), dan dampak transaksi, kejadian dan
keadaan yang dapat mengubah sumber daya atau klaim atas sumber daya tesebut.
4) Pelaporan keuangan menyediakan informasi tentang kinerja keuangan perusahaan
selama satu periode.
5) Pelaporan keuangan menyediakan informasi tentang bagaimana perusahaan
mendapatkan dan menggunakan kasnya, tentang pinjaman dan pembayaran
pinjaman, tentang transaksi modal, termasuk deviden kas dan distribusi kepada
pemilik, dan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi likuiditas dan solvabilitas
perusahaan.
6) Pelaporan keuangan menyediakan informasi tentang bagaimana manajemen
perusahaan telah melaksanakan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya pada
pemilik (pemegang saham) dalam menggunakan sumber daya perusahaan yang telah
dipercayakan kepadanya.
7) Pelaporan keuangan menyediakan informasi yang berguna bagi manajer dan direksi
dalam membuat keputusan sesuai dengan kepentingan pemilik.
6. Underlying assumption
Sebelum membahas mengenai karakteristik kualitatif sebuah laporan keuangan,
perlu dirumuskan asumsi dasar dari laporan keuangan. Menurut Deegan, terdapat dua
asumsi dasar dalam laporan keuangan yang diwajibkan dalam rangka mencapai tujuan
menyampaikan informasi ekonomi dalam rangka pengambilan keputusan,yaitu:
1) Basis akrual
Untuk mencapai tujuannya laporan keuangan disusun atas dasar akrual. Dengan
dasar ini, pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian (dan bukan
pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar) dan dicatat dalam catatan
akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan.
Laporan keuangan yang-disusun atas dasar akrual memberikan informasi kepada
pemakai tidak hanya transaksi masa lalu yang melibatkan penerimaan dan
pembayaran kas tetapi juga kewajiban pembayaran kas di masa depan serta sumber
daya yang merepresentasikan kas yang akan diterima di masa depan. Oleh karena itu
laporan keuangan menyediakan jenis informasi transaksi masa lalu dan peristiwa
lainnya yang paling berguna bagi pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
2) Going Concern
Laporan keuangan biasanya disusun atas dasar asumsi kelangsungan usaha
perusahaan dan akan melanjutkan usahanya di masa depan. Karena itu, perusahaan
diasumsikan tidak bermaksud atau berkeinginan melikuidasi atau mengurangi secara
material skala usahanya. Jika maksud atau keinginan tersebut timbul, laporan
keuangan mungkin harus disusun dengan dasar yang berbeda dan dasar yang
digunakan harus diungkapkan.
7. Qualitative characteristics of financial statements
Terdapat empat karakteristik kualitatif utama yang dapat diidentifikasi dalam IASB
framework, yaitu:
1) Understandability
Laporan keuangan dapat dimengerti oleh pengguna yang memiliki pemahaman atas
bisnis dan akuntansi
2) Relevance
Adalah kemampuan informasi untuk mempengaruhi keputusan manajer dengan
mengubah atau mengkonfirmasi harapan mereka tentang hasil atau konsekuensi
suatu tidakan atau kejadian. Relevan menuntut 2 hal sebagai berikut :
- Memiliki nilai prediksi; informasi harus dapat membantu investor, kreditor dan
pemakai lainnya untuk mengevaluasi kejadian masa lalu, masa sekarang dan
masa datang.
- Mempunyai nilai umpan balik; kemampuan mengkonfirmasi atau mengoreksi
harapan sebelumnya
Materialitas ; bahwa sesuatu dianggap material bila jika dihilangkan/disalahsajikan
dapat mempengaruhi keputusan. Materialitas adalah aspek relevan berdasarkan sifat
atau besarannya atau keduanya dalam konteks laporan keuangan entitas-individu
3) Reliability
Bahwa laporan keuangan tidak hanya harus relevan, tetapi harus menyajikan
fenomena secara jujur seperti yang sedang terjadi. Karakteristik dari penyajian jujur
adalah :
- Lengkap;laporan keuangan harus menyajikan semua informasi yang dibutuhkan
pengguna untuk memahami fenomena yang ada.
- Netral;laporan keuangan disajikan tanpa bias/berat sebelah, tidak melenceng
atau dimanipulasi untuk meningkatkan kemungkinan bahwa informasi
keuangan akan diterima baik atau tidak baik oleh pengguna.
- Bebas dari kesalahan; laporan keuangan disajikan dan diproses bebas dari
kesalahan dan kelalaian dalam menjelaskan fenomena
4) Comparability
Adalah karakter yang memungkinkan pengguna laporan keuangan mengidentifikasi
dan memahami persamaan dan perbedaan atas sesuatu. Agar dapat diperbandingkan,
laporan keuangan harus konsisten dalam menerapkan metode tertentu.
Dari keempat karakteristik kualitatif diatas, reliabilitas dan relevansi memiliki
keutamaan dibandingkan dengan understandability dan comparability.
IAI menjelaskan bahwa karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat
informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat empat karateristik
kualitatif pokok yaitu: dapat dipahami, relevan, keandalan, dan dapat diperbandingkan.
Kendala dalam penyajian laporan keuangan diantaranya :
a. Ketepatan Waktu
b. Keseimbangan antara biaya dan manfaat
c. Keseimbangan diantara karakteristik kualitatif.
SFAC No. 2 mengenai Qualitative Characteristics of Accounting Information
menempatkan kepentingan pengambil keputusan sebagai pusat perhatian. Manfaat
informasi haruslahmelebihi biaya untuk menyediakannya. Dengan demikian
understandability merupakan kualitas pentingyang harus dipenuhi, sekaligus menjadi
hambatan besar.
Manfaat informasi akuntansi tercermin pada besarnya manfaat yang diperoleh
pengguna untuk mengambil keputusan. Dengan demikian, besarnya manfaat informasi
akuntansi terkait dengan tujuan prediktif dan akuntabilitas. Biaya langsung informasi
terkait dengan kegiatan mengumpulkan, menyiapkan, dan menyebarkan informasi.
Selain itu, informasi (misal sesuai segmentasi) yang dipublikasi dapat merugikan
perusahaan dalam menghadapi persaingan industri. Sedangkan biaya tidak langsung
terkait dengan understandability informasi. Misalnya pengungkapan tambahan seperti
yang diatur dalam SFAS No. 33 terbukti tidak atau kurang dimengerti oleh pengguna.
Masalah lain yaitu terjadinya overload informasi atau kemampuan individu dan pasar
dalam menyerap dan menggunakan informasi.
Biaya informasi, baik langsung maupun tidak, melibatkan konsekuensi ekonomi
yang kemudian menimbulkan masalah penilaian (valuation). Oleh karena itu, sebuah
usaha diarahkan untuk berkonsentrasi pada karakteristik representational faithfulness.
Chapter 3 mengenai qualitative characteristic on useful financial information dalam
SFAC no. 8, membagi Karakteristik Kualitatif Fundamental
a. Relevan
- Predictive value: Informasi relevan membantu pemakai memprediksi tentang
hasil akhir dari kejadian masa lalu, masa kini, dan masa depan.
- Confirmatory value: Informasi relevan juga membantu pemakai menjustifikasi/
mengoreksi ekspektasi masa lalu.
- Materialitas
Informasi keuangan sangatlah penting jika hal ini bisa mempengaruhi keputusan
pengguna informasi keuangan tersebut. Dengan kata lain, materialitas memiliki
aspek relevansi bagi entitas berdasarkan sifat atau besarnya.
b. Penyajian Jujur
- Complete : Mencakup seluruh informasi yang diperlukan bagi pengguna untuk
memahami fenomena yang sedang digambarkan termasuk semua deskripsi
yang diperlukan dan penjelasannya.
- Neutral : Menjelaskan seleksi atau penyajian informasi keuangan yang tanpa
bias
- Free from error : Informasi keuangan akurat dari berbagai aspek, bebas dari
kesalahan ini maksudnya adalah tidak ada kesalahan atau kelalaian dalam
deskripsi fenomena dan proses yang digunakan untuk menghasilkan informasi
yang dilaporkan telah dipilih dan diterapkan dengan tidak ada kesalahan dalam
proses.
c. Menerapkan karakteristik kualitatif fundamental
Proses yang efektif dan efisien untuk menerapkan karakteristik kualitatif
fundamental terdiri atas:
1. Mengidentifikasi suatu fenomena ekonomi yang memiliki potensi untuk
digunakan menjadi informasi keuangan entitas
2. Mengidentifikasi jenis informasi tentang fenomena yang relevan
3. Menentukan informasi yang tersedia
d. Meningkatkan Karakteristik Kualitatif
- Comparability (dibandingkan)
Merupakan karakteristik kualitatif yang memungkinkan pengguna untuk
mengidentifikasi dan memahami kesamaan dan perbedaan antara item-item
laporan keuangan. Konsistensi tidak sama dengan komparabilitas karena
konsistensi mengacu pada penggunaan metode yang sama untuk item yang
sama sedangkan komparatif membantu dalam mencapai tujuan tersebut
- Verifiability (verifikasi)
Verifikasi berguna membantu pengguna informasi bahwa informasi setia
merupakan fenomena ekonomi yang memiliki tujuan untuk mewakili.
Verifikasi dapat bersifat langsung atau tidak langsung. Verifikasi langsung
berarti memverifikasi jumlah atau representasi lain melalui pengamatan
langsung. Verifikasi tidak langsung berarti memeriksa masukan ke rumus,
model atau teknik lain dan menghitung ulang output dengan menggunakan
metologi yang sama
- Timelines (Tepat Waktu)
Informasi yang tersedia untuk mengambil keputusan dalam waktu yang mampu
mempengaruhi keputusan pengguna.
- Understandability (Dapat dipahami)
Mengklasifikasikan, mengkarakterisasi, dan menyajikan informasi secara jelas
dan ringkas sehingga informasi mudah dipahami oleh pengguna
e. Menerapkan dan meningkatkan karakteristik kualitatif
Karakteristik Kualitatif merupakan proses berulang yang tidak mengikuti
perintah yang ditentukan. Kadang-kadang satu karakteristik kualitatif akan
meningkat atau mungkin harus berkurang untuk memaksimalkan karakteristik
lainnya. Namun, meningkatkan karakteristik kualitatif (baik secara individual atau
kolektif) tidak memberikan informasi yang berguna jika informasi yang tidak
relevan atau tidak diwakili dengan setia . Sehingga pelaporan keuangan yang relevan
dan memiliki nilai representasi yang tepat akan membantu pengguna untuk membuat
keputusan dengan lebih baik.
f. Kendala biaya dalam penggunaan pelaporan keuangan
Biaya merupakan kendala luas atas informasi yang dapat disediakan oleh
laporan keuangan bertujuan umum. Pelaporan informasi tersebut membebankan
biaya dan biaya-biaya harus dibenarkan oleh manfaat dari pelaporan informasi
tersebut. IASB menilai biaya dan manfaat dalam kaitannya dengan pelaporan
keuangan umum, dan tidak hanya dalam kaitannya dengan entitas pelaporan
individu. IASB akan mempertimbangkan apakah entitas ukuran yang berbeda dan
faktor lainnya membenarkan persyaratan pelaporan yang berbeda dalam situasi
tertentu. Pada kebanyakan situasi, penilaian didasarkan pada kombinasi informasi
kualitatif dan kuantitatif.
Karena subyektifitas yang melekat, penilaian individu akan bervariasi sehingga
perlu dipertimbangkan biaya dan manfaat yang dalam kaitannya dengan pelaporan
keuangan umum dan tidak hanya dalam kaitannya dengan entitas pelaporan individu
dan bukan berarti bahwa penilaian biaya dan manfaat selalu mebenarkan persyaratan
pelaporan yang sama untuk semua entitas
8. Elements of financial statements
SFAC No. 6 mengenai Elements of Financial Statements, menjabarkan elemen dari
laporan keuangan kedalam 10 bagian, yaitu:
1) Aset adalah probabilitas manfaat ekonomi di masa mendatang yang diperoleh atau
dikendalikan oleh entitas tertentu sebagai hasil transaksi atau kejadian masa lalu.
2) Liabilities (Kewajiban) adalah probabilitas pengorbanan manfaat ekonomi di masa
mendatang yang ditimbulkan dari kewajiban entitas tertentu saat ini untuk
memindahkan asset atau menyediakan jasa kepada entitas lain di masa mendatang
sebagai hasil transaksi atau kejadian masa lalu.
3) Ekuitas atau net asset adalah residual interest pada asset sebuah entitas yang masih
tersisa setelah dikurangi kewajibannya. Di perusahaan bisnis, ekuitas merupakan
kepentingan (hak) pemilik. Di entitas non profit yang tidak memiliki kepentingan
(hak) kepemilikan seperti pada entitas bisnis, net asset dibagi menjadi tiga kelas
berdasarkan ada atau tidaknya donor- imposed restrictions yaitu: permanently
restricted, temporarily restricted, dan unrestricted net asset.
4) Investasi Pemilik adalah kenaikan ekuitas entitas bisnis sebagai hasil dari transfer
sesuatu yang berharga ke entitas tertentu (perusahaan) dari entitas lain untuk
memperoleh atau meningkatkan ekuitas pemilik di perusahaan tersebut. Pemilik
pada umumnya menerima asset sebagai investasi, tapi dapat juga berupa jasa atau
kepuasan atau konversi liabilitas (kewajiban) perusahaan.
5) Distribusi kepada pemilik adalah penurunan ekuitas entitas (perusahaan) yang
dihasikan dari perpindahan asset, penyewaan jasa, atau pemberian pinjaman dari
perusahaan kepada pemilik. Distribusi kepada pemilik akan mengurangi ekuitas
pemilik di perusahaan tersebut.
6) Komprehensif Income adalah perubahan ekuitas entitas bisnis selama satu periode
dari transaksi dan kejadian lain dan keadaan yang bersumber bukan dari pemilik.
Meliputi seluruh perubahan dalam ekuitas selama satu periode kecuali yang
dihasilkan dari investasi dari pemilik dan distribusi kepada pemilik.
7) Revenues adalah aliran masuk atau kenaikan asset lain pada sebuah entitas atau
pelunasan kewajibannya (atau kombinasi dari keduanya) dari mengantarkan atau
memproduksi barang, menyewakan jasa, atau aktivitas lain yang menjadi aktivitas
operasi utama perusahaan.
8) Biaya adalah aliran keluar atau pengurangan asset lain atau pengeluaran yang terkait
dengan liabilitas (atau kombinasi keduanya) dari mengantarkan, menyewakan jasa,
atau melakukan aktivitas lain yang menjadi aktivitas operasi utama perusahaan.
9) Gain adalah kenaikan ekuitas (net asset) dari peripheral atau transaksi insidental
sebuah entitas dan dari seluruh transaksi lain dan kejadian lain dan keadaan yang
mempengaruhi entitas kecuali yang berasal dari revenue atau investasi dari pemilik.
10) Rugi adalah penurunan ekuitas (net asset) yang berasal dari peripheral atau transaksi
incidental sebuah entitas dan dari seluruh transaksi lain dan kejadian lain dan
keadaan yang mempengaruhi entitas kecuali yang berasal dari revenue atau investasi
dari pemilik.
Terdapat beberapa elemen dari laporan keuangan yang dijelaskan Deegan, yaitu:
1) Asset
- Definisi : adalah manfaat ekonomi dimasa datang yang cukup pasti, yang
diperoleh atau dikuasai oleh entitas tertentu sebagai hasil dari transaksi atau
peristiwa masa lalu.
- Karakteristik :
a. Perwujudan kemungkinan manfaat di masa depan dengan memberikan
kontribusi secara langsung atau tidak langsung dengan arus kas masuk
bersih dimasa depan.
b. Entitas tertentu dapat memperoleh manfaatdan mengendalikan akses orang
lain terhadapnya.
c. Transaksi atau peristiwa lainnya yang menimbulkan hakatau kontrol entitas
atas manfaat tersebut telah terjadi dimasa lalu.
- Transaksi dan kejadian yang merubah asset
Transaksi dan kejadian dapat merubah asset; misalnya transaksi transfer kas ke
entitas lain dan kejadian revaluasi asset (regulasi).
- Akun penilaian
- Hal terpisah yang dapat mengurangi atau menambah nilai asset kadang ditemui
dalam laporan keuangan. Misalnya : estimasi piutang tak tertagih yang bersifat
mengurangi nilai piutang.
2) Kewajiban
- Definisi : adalah pengorbanan manfaat ekonomi di masa mendatang yang cukup
pasti, yang timbul dari kewajiban sekarang suatu entitas tertentu untuk
menyerahkan aset atau memberikan jasa kepada entitas lain di masa mendatang
sebagai akibat transaksi atau peristiwa masa lampau.
- Karakteristik :
a. Menunjukkan kewajiban dan tanggung jawab masa kinikepada satu atau
lebih entitas yang memerlukan penyelesaian melalui transfer keluar atau
penggunaan asset dimasa depan, pada saat tertentu atau yang ditentukan,
bila terjadi peristiwa tertentu, atau sesuai permintaan.
b. Kewajiban dan tanggung jawab tersebut mengharuskan entitas untuk
melakukan pengorbanan di masa depan.
c. Transaksiatau peristiwa lainnyayang menimbulkan kewajiban tersebut
telah terjadi dimasa lalu.
- Transaksi dan kejadian yang merubah kewajiban
Transaksi dan kejadian dapat merubah kewajiban; misalnya transaksi pelunasan
utang dan kejadian perubahan suku bunga pinjaman.
- Akun penilaian
Hal terpisah yang dapat mengurangi atau menambah nilai kewajiban kadang
ditemui dalam laporan keuangan. Misalnya : premi/diskonto obligasi.
3) Ekuitas
- Definisi : adalah hak residu dalam asset suatu entitas yang masih tersisa setelah
dikurangi utangnya. Dalam perusahaan bisnis ekuitas adalah hak kepemilikan.
- Karakteristik :
a. Ekuitas sama dengan asset bersih, selisih antara asset dan kewajiban
perusahaan.
b. Ekuitas bertambah atau berkurang karena peningkatan atau penurunan asset
dari sumber diluar pemilik usaha, baik investasi atau pembagian kepada
pemilik.
- Transaksi dan kejadian yang merubah Ekuitas
a. Semua perubahan pada asset dan kewajiban yang tidak diikuti perubahan
ekuitas (pertukaran antar asset, pertukaran antar kewajiban, akuisisi asset
dengan menerbitkan kewajiban, penyelesaian kewajiban dengan
pengorbanan asset).
b. Semua perubahan pada asset dan kewajiban yang diikuti perubahan ekuitas
(laba komprehensif-pendapatan-beban-laba-rugi, semua perubahan ekuitas
dari transfer perusahaan kepada pemiliknya).
c. Perubahan ekuitas yang tidak mempengaruhi asset dan kewajiban (dividen
saham, konversi saham, perolehan kembali saham).
4) Pendapatan
- Definisi : adalah aliran masuk atau peningkatan lain asset sebuah entitas atau
pelunasan utangnya (atau kombinasi dari keduanya) selama satu periode tertentu
yang berasal dari pengiriman atau pembuatan barang, pemberian jasa, atau
pelaksanaan aktifitas lainnya yang merupakan kegiatan utama yang masih
berlangsung dari entitas tersebut.
- Karakteristik :
Menunjukkan aktual/harapan kas masuk yang terjadi karena aktivitas utama
perusahaan.
5) Beban
- Definisi : adalah aliran keluar atau penggunaan lain aset atau timbulnya utang
(atau kombinasi dari keduanya) selama satu periode tertentu yang berasal dari
pengiriman atau pembuatan barang, pemberian jasa, atau pelaksanaan aktivitas
lainnya yang merupakan kegiatan utama yang masih berlangsung dari entitas
tersebut.
- Karakteristik
Menunjukkan aktual/harapan kas keluar yang terjadi karena aktivitas utama
perusahaan

IAI mengungkapkan unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran


posisi keuangan adalah :Aktiva, Kewajiban dan Ekuitas, sedangkan unsur yang berkaitan
dengan kinerja dalam laporan laba rugi adalah Penghasilan dan Beban.
9. Recognition criteria
Menurut IAI, Pengakuan (recognition) merupakan proses pembentukan suatu pos
yang memenuhi definisi unsur serta kriteria pengakuan dalam neraca atau laporan laba
rugi. Pengakuan dilakukan dengan menyatakan pos tersebut baik dalam kata-kata
maupun dalam jumlah uang dan mencantumkannya ke dalam neraca atau laporan laba
rugi. Pos yang memenuhi kriteria tersebut harus diakui dalam neraca atau laporan laba
rugi. Kelalaian untu kmengakui pos semacam itu tidak dapat diralat melalui
pengungkapan kebijakan akuntansi yang digunakan maupun melalui catatan atau materi
penjelasan.
Kriteria pengukuran diperlukan untuk menentukan apakah suatu item dapat dimasukan
ke dalam elemen dari laporan keuangan. IASB framework menentukan sebuah item
apakah masuk diakui dalam elemen laporan keuangan jika:
1. It is probable that any future economic benefit associated with the item will flow to
or from the entity; and
2. The item has a cost or value that can be measured with reliability

SFAC No. 5 mengenai Recognition and Measurement in Financial Statement of Business


Enterprises
Statement ini berkaitan dengan isu pengakuan dan pengukuran. Pada paragraph 2
disebutkan bahwa kriteria dan pedoman pengakuan yang terdapat pada statement ini
umumnya konsisten dengan praktik yang dilakukan saat ini. Perubahan akan dilakukan
secara evolusi atau perlahan.
Ruang lingkup statement ini meliputi format dalam menyajikan laporan keuangan.
SFAC menyatakan bahwa disclosure (pengungkapan) yang disajikan terpisah dari
laporan keuangan akan sama efektifnya bila ia disajikan bersamaan dengan laporan
keuangan. Selain itu, statement ini juga menyinggung mengenai earning dan
comprehensive income. Salah satu perhatian khusus SFAC adalah format dan penyajian
perubahan ekuitas pemilik yang tidak berasal dari transaksi dengan pemilik. Earning
akan menggantikan dan berbeda dari comprehensive income dengan mengeluarkan efek
kumulatif dalam perubahan prinsip akuntansi pada periode sebelumnya.
SFAC ini juga mengatur mengenai kriteria pengakuan dimana untuk mengakui atau
mencatat revenue dan gain, asset yang diterima harus realized or realizable atau
revenuetersebut sudah dihasilkan (earned). Sedangkan untuk mengakui biaya dan rugi,
asset yang digunakan harus telah digunakan atau asset tersebut tidak memiliki manfaat
lagi di masa mendatang. Metode pengakuan biaya termasuk matching revenue, write- off
selama periode saat kas dihabiskan atau kewajiban terjadi untuk item biaya dalam jangka
waktu yang sangat pendek, atau prosedur sistematik rasional yang lain.
FASB mengungkapkan beberapa Assumption, Principle, dan Constraint akan digunakan
dalam menetapkan dan mengaplikasikan standar-standar akuntansi, yaitu:
a. Asumsi dasar :
- Kesatuan Usaha (economic entity)
- Kontinuitas usaha (going concern)
- Unit moneter (monetary unit)
- Periode waktu (periodicity)
b. Prinsip dasar :
- Historical cost (biaya historis)
- Revenue recognition (Pengakuan pendapatan)
- Matching (mempertemukan)
- Full disclosure (pengungkapan lengkap)
c. Keterbatasan laporan keuangan
- biaya-manfaat (Cost-benefit)
- cukup berarti (Materiality)
- praktek-praktek industri (Industry Practices)
- konservatif (Conservatism)
10. Measurement basis and techniques
Ketika pengakuan dari sebuah elemen dalam laporan keuangan mewajibkan bahwa
elemen tersebut sudah diukur dengan nilai yang wajar, conceptual framework cenderung
memberikan solusi yang sangat terbatas atas isu-isu pengukuran.
IASB menyatakan “measurement is the process of determining the monetary amount
at which the elements of the financial statements are to be recognised ancarried in the
balance sheet and income statement. This involves the selection of the particular basis
of measurement”.
IAI menyatakan Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang untuk mengakui
danmemasukkan setiap unsur laporan keuangan dalam neraca dan laporan laba rugi.
Proses ini menyangkut pemilihan dasar pengukuran tertentu.
Dasar Pengukuran tersebut adalah :
a. Biaya historis. Aktiva dicatat sebesar pengeluaran kas (atau setara kas) yang dibayar
atau sebesar nilai wajar dari imbalan {consideration) yang diberikan untuk
memperoleh aktiva tersebut pada saat perolehan. Kewajiban dicatat sebesar jumlah
yang diterima sebagai penukar dari kewajiban (obligation), atau dalam keadaan
tertentu (misalnya, pajak penghasilan), dalam jumlah kas (atau setara kas)yang
diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban dalam pelaksanaan usaha
yang normal.
b. Biaya kini (current cost). Aktiva dinilai dalam jumlah kas (atau setara kas) yang
seharusnya dibayar bila aktiva yang sama atau setara aktiva diperoleh sekarang.
Kewajiban dinyatakan dalam jumlah kas (atau setara kas) yang tidak didiskontokan
(undiscounted) yang mungkin akan diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban
(obligation) sekarang.
c. Nilai realisasi/penyelesaian (realisable/settlement value). Aktiva dinyatakan dalam
jumlah kas (atau setara kas) yang dapat diperoleh sekarang dengan menjual aktiva
dalam pelepasan normal (orderly disposal).Kewajiban dinyatakan sebesar nilai
penyelesaian; yaitu, jumlah kas (atau setara kas) yang tidak didiskontokan yang
diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban dalam pelaksanaan usaha
normal.
d. Nilai sekarang (present value). Aktiva dinyatakan sebesar arus kas masuk bersih di
masa depan yang didiskontokan ke nilai sekarang dari pos yang diharapkan dapat
memberikan hasil dalam pelaksanaan usaha normal. Kewajiban dinyatakan sebesar
arus kas keluar bersih di masa depan yang didiskontokan ke nilai sekarang yang
diharapkan akan diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban dalam pelaksanaan
usaha normal.
Dalam hubungannya dengan pengukuran, FASB dan IASB menyatakan:
“Measurement is one of the most underdeveloped areas of the two frameworks . . .
Both frameworks (the IASB and FASB Frameworks) contain lists of measurement
attributes used in practice. The lists are broadly consistent, comprising historical cost,
current cost, gross or net realizable (settlement) value, current market value, and present
value of expected future cash flows. Both frameworks indicate that use of different
measurement attributes is expected to continue. However, neither provides guidance on
how to choose between the listed measurement attributes or consider other theoretical
possibilities. In other words, the frameworks lack fully developed measurement
concepts.”
11. Manfaat Rerangka Konseptual
Menurut Deegan, manfaat dengan adanya Rerangka Konseptual adalah :
1. Standar akuntansi akan lebih konsisten dan logis karena dikembangkan dari
serangkaian konsep yang teratur.
2. Meningkatkan kesesuaian standar akuntansi internasional, karena dikembangkan
dari Rerangka Kerja IASC.
3. Dewan Standar menjadi lebih bertanggungjawab atas keputusan mereka, karena latar
belakang pemikiran atas keputusan tersebut lebih eksplisit dengan adanya Rerangka
Konseptual.
4. Proses komunikasi antara dewan standar dengan konstituennya menjadi lebih baik,
karena konsep dasar yang melandasi proposal standar akuntansi lebih jelas.
5. Pengembangan standar akuntasi lebih ekonomis karena telah ada pedoman dalam
pengambilan keputusan.
6. Dimana ada pernyataan konsep akuntansi terhadap suatu isu tertentu, kebutuhan
untuk mengembangkan standar akuntansi yang baru lebih sedikit.
7. Rerangka konseptual lebih menekankan pada kegunaannya untuk pengambilan
keputusan daripada hanya terpaku pada isu-isu tertentu.

SFAC No. 1 dan SFAC No 4:


Objectives of Financial Reporting by Business Enterprises

SFAC No. 2:
Qualitative Characteristics of Accounting Information

SFAC No. 5:
Recognition and Measureent in
Financial Statements of Business Enterprises

Scope of
No Recognition and No
financial measurement nonfinancial

SFAC No. 6:
Elements of Financial Statements

Supplementary Information
toFinancialRep

Financial Statements
orting
Notes

(a central feature)
ofMeansOther

ReportingFin

Other Information
ancial

Sumber: FASB, SFAC No 1-6 dan Suwardjono (2005)


DAFTAR REFERENSI
1. Belkaoui, Ahmed. (1993). Accounting Theory, 3rd ed. The Dryden Press.
2. Deegan, C. & Unerman, J. (2010). Financial Accounting Theory. McGraw-Hill
Education, Australia.
3. Gaffikin, M. (2008). Accounting Theory : Research, Regulation and Accounting
Practice. Pearson Education. Australia.
4. Financial Accounting Standard Board. (2010). Statement of Financial Accounting
Concepts No. 8.; Conceptual Framework for Financial Reporting.
5. Financial Accounting Standard Board. (2008). Statement of Financial Accounting
Concepts No. 7.; Using Cash Flow Information and Present Value in Accounting
Measurements.
6. Financial Accounting Standard Board. (2008). Statement of Financial Accounting
Concepts No. 6.; Elements of Financial Statements.
7. Financial Accounting Standard Board. (2008). Statement of Financial Accounting
Concepts No. 5.; Recognition and Measurement in Financial Statements of Business
Enterprises.
8. International Accounting Standard Board. (2010). Conceptual Framework for Financial
Reporting 2010.
9. Ikatan Akuntan Indonesia. (2012). Rerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan.
10. Shortridge, R.T. & Smith, P.A. (2009). Understanding the changes in accounting
thought. Research in Accounting Regulation, Vol.21, 11-18.
11. Whittington, G. (2008). Harmonisation or discord? Theoritical role of the IASB
conceptual framework review. Journal of Accounting and Public Policy, Vol. 27, 495-
502.

Anda mungkin juga menyukai