Anda di halaman 1dari 11

Aplikasi Pelindung Besi yang Sudah Terpasang dengan Menggunakan Kayu

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Aljazair merupakan salah satu wilayah operasi Departemen Luar Negeri PT


Wijaya Karya (Persero) Tbk. sejak 2007. Setelah sebelumnya sukses membangun
jalan tol atau high way sepanjang 400 kilometer di Tajenan, WIKA kembali kembali
beroperasi di Aljazair dengan mengerjakan Proyek Logements 1700 units di El
Harrach dan Baraki, dan 2250 units di Ain Defla, dan Khemis Miliana.
Pembangunan struktur Proyek 1700 Logements El-Harrach & Baraki dimulai
dengan pekerjaan pondasi raft (radier), kemudian dilanjutkan dengan pekerjaan
kolom dan dinding. Agar konstruksi pondasi ke kolom, dan dinding tersambung
dengan kuat dan monolit, maka diperlukan kombinasi beton dan besi tulangan
berkualitas baik.
Jika lanjutan pekerjaan pondasi ke pekerjaan kolom dan dinding dilakukan
dalam jangka waktu yang lama, maka ada kemungkinan stek besi yang dibiarkan
tidak terlindungi menjadi berkarat dan putus sehingga tidak bisa berfungsi
sebagaimana mestinya. Dari segi komersial, tentu saja hal ini merugikan karena
material jadi terbuang percuma. Dari segi safety-pun, stek besi yang tidak dilindungi
berpotensi menimbulkan bahaya karena dapat menusuk atau membuat pekerja di
lapangan tersandung. Terlebih jika stek tersebut berkarat, maka ada tambahan
potensi bahaya, yaitu penyakit tetanus. Oleh karenanya, diperlukan tindakan
pencegahan dengan memasang pelindung di sekeliling stek besi yang sudah
terpasang. Terutama di area yang sering dilalui pekerja.
Pelindung stek-stek besi yang banyak digunakan dan dijual di pasaaran
biasanya terbuat dari material plastik maupun karet. Namun pada proyek ini, tim
engineering membuat inovasi berupa pelindung stek-stek besi dari kayu bekas yang
diolah dari waste bekisting pada pekerjaan pengecoran beton.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, maka dapat dirumuskan permasalahan
yaitu:
1. Bagaimana aplikasi pelindung besi yang sudah terpasang dengan menggunakan
kayu?
2. Bagaimana efektifitas dan efisiensi pelindung besi yang sudah terpasang dengan
menggunakan kayu?

1.3 Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah yang ada, maka tujuan dari penelitian ini
adalah,
1. Mengetahui aplikasi pelindung besi yang sudah terpasang dengan menggunakan
kayu.
2. Mengetahui efektifitas dan efisiensi pelindung besi yang sudah terpasang dengan
menggunakan kayu.

1.4 Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai referensi terkait
penggunaan waste material kayu sebagai pelindung stek besi yang sudah
terpasang.

1.5 Batasan
Untuk membatasi tinjauan dalam penelitian ini, maka diambil beberapa
batasan masalah yaitu:
1. Kayu yang dipakai merupakan waste dari bekisting pada pekerjaan pengecoran.
2. Stek besi yang ditinjau lebih difokuskan pada starter rebar kolom dan dinding
pondasi.

1.6 Hipotesis
Berdasarkan studi literatur dan survei lapangan, dapat disusun sebuah
hipotesis bahwa penggunaan kayu sebagai pelindung stek besi merupakan suatu
cara yang efektif dan efisien untuk merawat besi dan melindungi pekerja dari
kecelakaan akibat stek-stek besi.
BAB II
Dasar Teori

2.1 Besi tulangan


Besi tulangan merupakan material yang penting dalam pekerjaan konstruksi.
Besi tulangan ini mempunyai dua bentuk atau dua jenis yaitu besi polos dan besi ulir.
Besi polos juga sering disebut plain bar sedangkan besi ulir biasa disebut deformed
bar. Besi polos merupakan besi yang mempunyai penampang bundar dengan
permukaan yang tidak bersirip dan mempunyai permukaan yang licin. Berbeda
dengan besi polos, besi ulir mempunyai bentuk fisik yang berbentuk sirip
melintang (puntir/sirip ikan) atau rusuk memanjang (sirip teratur/bambu) dengan pola
tertentu.
Pada struktur beton bertulang, besi tulangan ini berfungsi untuk menahan
gaya tarik bangunan, sementara beton sebagai menahan gaya tekan. Kedua gaya
ini merupakan syarat mutlak dari berdirinya bangunan yang kuat. Agar kuat
menahan gaya tarik bangunan, pemasangan besi tulangan perlu memperhatikan
ukuran standar panjang sambungan besinya atau biasa disebut stek besi, yaitu 40D.
Jika stek besi terlalu pendek, maka sambungan antara besi satu ke besi lainnya
tidak bisa menyatu sehingga rawan terjadi pelemahan, terutama pada area
sambungan. Jika terlalu panjang, maka akan terjadi pemborosan biaya akibat
penggunaan material berlebihan.

2.2 Kondisi Stek Besi di Lapangan


Stek besi memiliki standar ukuran, yaitu 40 D, atau 40 kali diameter besi
tulangan. Dalam pelaksanaan di lapangan, perlu dilakukan pengawasan atas ukuran
standar stek karena jika stek besi terlalu pendek, maka sambungan antara besi satu
ke besi lainnya menjadi lemah. Selain itu perlu diperhatikan juga kualitas stek. Stek
besi yang dibiarkan begitu saja tanpa pelindung dalam waktu lama dapat menjadi
karatan, keropos, bahkan putus. Untuk mengganti stek yang rusak ini perlu waktu
dan biaya yang tidak sedikit karena perlu dilakukan pengeboran atau pembobokan
pada struktur beton yang sudah jadi untuk memasang stek baru. Maka dari itu, lebih
baik dilakukan langkah preventif dengan memasang pelindung stek.
Pelindung stek banyak jenisnya. Ada yang berupa cat anti karat, pelindung
plastik, karet, dan lain-lain. Masing-masing dari jenis pelindung ini memiliki kelebihan
dan kekurangannya sendiri dari segi waktu pemasangan, biaya, dan mutu.

2.3 Efesiensi Waste Material


Waste material dalam proses konstruksi adalah sisa material yang sudah
tidak digunakan. Kebanyakan kontraktor tidak memperhatikan waste tersebut,
padahal efesiensi waste material adalah salah satu komponen yang dapat
menunjang pendapatan proyek. Maka dari itu, adanya waste dari setiap jenis
material sangat dihindari agar tidak menimbulkan kerugian. Efesiensi waste dapat
dilakukan dengan mengidentifikasi sisa material yang dapat digunakan kembali,
salah satunya waste bekisting kayu.
Melihat banyaknya waste bekisting kayu di lapangan, tim Proyek
Pembangunan 1700 Unit Logement di Aljazair mencoba memanfaatkannya sebagai
material untuk membuat pelindung stek besi. Dengan demikian, waste bekisitng
kayu tidak terbuang percuma dan memiliki nilai fungsi kembali. Selain itu, kondisi 5R
di lapangan juga dapat terbantu dengan berkurangnya sampah bekisting kayu.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Metode Kerja


3.1.1 Menghitung Kebutuhan Kayu untuk Bekisting Lantai Kerja
Kayu yang digunakan sebagai pelindung besi merupakan waste
material dari bekisting pengecoran lantai kerja, maka terlebih dahulu
dilakukan perhitungan mengenai kebutuhan kayu sebagai bekisting lantai
kerja (lean concrete).

4 cm 4m

14 cm

Gambar 1. Menghitung Kebutuhan Kayu Bekisting

Perhitungan kebutuhan kayu dihitung secara otomatis menggunakan


AutoCAD. Dari perhitungan tersebut didapati hasil 125.910 mm = 125,910 m
≈ 126 m dengan kayu ukuran 4 cm × 14 cm. Apabila dipakai potongan kayu
dengan panjang rata-rata 4 m, maka dibutuhkan sebanyak 126/4 = 31,5 ≈ 32
buah potong kayu.
Gambar 2. Kebutuhan Panjang m¹ Kayu Bekisting Lantai Kerja

Setelah didapatkan kebutuhan kayu untuk bekisting lantai kerja, maka


bekisting dapat dipasang dan pengecoran lantai kerja dapat dilakukan. Lantai
kerja yang sudah selesai dicor harus didiamkan selama 24 jam, baru setelah
itu bekisting kayu dapat dilepas dan digunakan kembali sebagai pelindung
stek-stek besi.

Gambar 3. Pemasangan Bekisiting di Lapangan


Gambar 4. Pelepasan Bekisiting setelah Lantai Kerja Kering

Pemasangan Bekisting Pondasi Raft (Radier)

Pembesian Pondasi Raft (Radier)

Pengecoran Pondasi Raft (Radier)

Hasil Akhir Pekerjaan Pondasi Raft (Radier)


3.1.2 Menghitung Panjang Kolom dan Dinding
Langkah selajutnya menghitung panjang kolom dan dinding pondasi.
Berdasaran hasil perhitungan dengan AutoCad, hasil panjang dinding pondasi
adalah sebesar 197,6 m¹. Jumlah ini lebih besar dari ukuran kayu bekisting
yang diperlukan untuk lantai kerja,

(gambar autocad perhitungan panjang kolom dan dinding)

3.1.3 Mapping Area Prioritas untuk Dipasang Pelindung Stek Besi


Mengingat panjang total dinding pondasi lebih besar daripada kayu
bekisting yang diperlukan untuk lantai kerja, maka diperlukan mapping area
prioritas untuk dipasangi pelindung stek besi. Pada kasus ini, ketersediaan
kayu bekisting yang dapat diolah menjadi pelindung stek adalah 126 meter,
sementara panjang stek besi yang ada 197,6 meter. Dari perhitungan tersebut
diketahui ada 71,6 meter area stek besi yang tidak dapat dilindungi dengan
kayu, maka perlu dibuat mapping area-area yang paling penting untuk diberi
kayu pelindung stek besi.
Mapping area didasari oleh frekuensi stek besi tersebut dilalui oleh
pekerja. Stek besi yang paling dekat dengan jalur masuk area kerja dan yang
berada du tengah-tengah lantai kerja wajib dipasangi pelindung karena
padatnya aktifitas pekerja di sana. Sementara itu stek besi yang letaknya di
pinggir lantai kerja dan jauh dari jalur masuk area kerja tidak menjadi prioritas
karena dianggap sedikit aktifitas pekerja di sekitarnya. Berikut contoh
mapping area yang akan dipasangi kayu pelindung stek besi:

(gambar mapping area)


Gambar 5. Aplikasi Pelindung Besi yang Terpasang di Lapangan

3.1.4 Mengecat kayu sisa bekisting


Kayu pelindung stek besi yang telah dipasang diberi car kuning.
Tujuannya agar dapat terlihat jelas dari kejauhan maupun di malam hari.
Pewarnaan ini sekaligus menjadi rambu-rambu bahwa terdapat stek besi
dibawah kayu-kayu tersebut yang dapat menyebabkan pekerja tertusuk dan
tersandung.

Gambar 6. Kayu Pelindung Stek Besi Dicat Kuning

3.2 Perbandingan Efektifitas dan Efesiensi Waktu, Biaya, dan Mutu


Jika dibandingkan dengan material pelindung stek besi lainnya, penggunaan
waste bekisting kayu sebagai pelindung stek besi ini dapat dinilai efektif dan efisien.
Berikut hasil analisis yang didapat dari penggunaan kayu pelindung stek besi di
lapangan selama xx bulan:
3.2.1 Efektifitas dan Efesiensi Waktu

Pembuatan pelindung stek besi dari kayu bekisting ini tidak


memakan waktu yang lama. Hanya tinggal memotong-motong sesuai
ukuran panjang stek besi yang perlu dilindungi. Instalasinya pun
mudah dan tidak memerlukan teknik khusus seperti pemasangan
pelindung stek besi plastik maupun karet.

(tabel perbandingan waktu instalasi)

3.2.2 Efektifitas dan Efesiensi Biaya

Pengelolaan limbah lebih lanjut akan menghemat pengeluaran,


menaikkan pendapatan dan juga mengurangi waste. Mengingat
pelindung stek besi ini terbuat dari waste kayu bekisting, maka biaya
yang dikeluarkan pun sedikit. Hanya perlu mengeluarkan biaya untuk
membeli cat berwarna kuning agar kayu pelindung lebih mudah
terlihat. Sementara jika meggunakan pelindung stek besi dari plastik
atau karet, tentu saja harus mengeluarkan biaya lebih. Berikut
perbandingan biayanya:

(tabel perbedaan harga)

atau

(perhitungan keuntungan jika memanfaatkan waste kayu)

3.2.3 Efektifitas dan Efesiensi Mutu

Dari segi mutu, pelindung stek besi dari kayu memiliki resiko
lapuk jika terkena air hujan. Oleh karena itu, stek pelindung semacam
ini sangat direkomendasikan dan dapat berkerja secara maksimum jika
digunakan pada musim panas.
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Penggunaan pelindung stef besi pada penkerjaan pembangunan struktur


sangat penting untuk menghindari resiko stek besi rusak berkarat maupun resiko
kecelakaan akibat tertusuk stek besi. Pelindung stek besi yang dijual di pasaran
pada umumnya mahal dan memerlukan waktu dan teknis pemasangan tertentu.
Oleh karenanya, pemanfaatan ulang waste bekisiting kayu sebagai pelindung besi
stek merupakan inovasi yang dinilai efektif dan efisien baik dari segi waktu
pemasangan, biaya, dan mutu.

Mengingat jumlah waste kayu terbatas, maka dahulukan area stek besi yang
sering dilalui dan padat akan aktifitas pekerja. Setelahnya, baru merambah ke area
yang jarang didekati pekerja. Pelindung stek besi yang terbuat dari kayu tentu bisa
lapuk jika sering terkena air hujan, maka waktu paling baik untuk menggunakan
pelindung semacam ini adalah pada musim kemarau atau musim panas.

Anda mungkin juga menyukai