1, (2015) 1
Abstrak—Boiler unit 20 di PLTU PT. PJB UBJ O&M PLTU. Dari hasil analisa yang didapat nantinya diharapkan
Rembang berfungsi sebagai penghasil steam untuk memutar dapat dilakukan tindak lanjut yang berdampak pada
turbin sehingga dapat digunakan untuk membangkitkan peningkatan unjuk kerja boiler dan otomatis peningkatan
energi listrik melalui generator listrik. Boiler unit 10 keseluruhan unit 20 di PLTU Rembang, unit bisnis jasa
beroperasi dari tahun 2011. Boiler ini tergolong baru bekerja operasi dan maintenance pembangkitan Rembang.
selama 4 tahun sehingga unjuk kerjanya mengalami banyak
penurunan. Untuk itu dilakukan studi analisa dengan
perhitungan input - output dengan tujuan untuk mengetahui I. TINJAUAN PUSTAKA
besarnya penurunan performance dan mengetahui penyebab
dari penurunan performance. Berdasarkan data dan analisa A. Pengertian Boiler
maka diketahui penurunan unjuk kerja boiler sebesar 13%,
dari 83% pada saat komisioning menjadi 70% pada kondisi
sekarang. Untuk menghasilkan daya listrik yang sama (315
MW), pada kondisi sekarang telah mengalami penurunan
performa. Fouling, slangging, temperature pembakaran, air
umpan boiler, blowdown, kapasitas udara pembakaran, jenis
batubara yang digunakan, dan pemanfaatan kondensat
merupakan factor yang mempengaruhi turunnya efisiensi pada
boiler. Maka dari itu diperlukan sekali pengecekan dan
perawatan rutin seluruh komponen pembangkit untuk
menjaga performa tetap stabil dan menghasilkan daya listrik
semaksimal mungkin.
Gambar diatas menunjukkan steam yang dihasilkan dari pada suatu pembakaran di boiler dengan tingkat exess
steam drum setelah kemudian dipanaskan di dalam oksigen nol persen.
superheater agar menjadi superheated steam. Kemudian Pada kondisi praktis exess oksigen didapatkan dalam bentuk
diekspansi untuk menggerakan turbin (high pressure excess udara dari udara atmosfer dan jumlah excess udara
heater). Keluaran HP Heater kemudian dilewatkan dalam ini bervariasi tergantung dari bahan bakar, boiler load dan
reheater agar temperature naik kembali untuk masuk tipe dari perangkat pembakaran. Komponen utama dalam
kembali ke dalam Intermediet Turbine. Dimana panas bahan bakar adalah karbon (C) dan hidrogen (H). contoh
reheat didapatkan dari flue gas. Selain itu, superheater reaksi pembakaran adalah sebagai berikut :
didinginkan dengan spray water agar tidak mengalami
overheat dengan tujuan menjaga temperatur uap. C + O2 → CO2 + Panas
D. MASALAH-MASALAH PADA BOILER
1. Pembentukan kerak
Terbentuk kerak pada dinding boiler terjadi akibat adanya
mineral-mineral pembentukan kerak, misalnya ion-ion
kesadahan seperti Ca2+ dan Mg2+ dan akibat pengaruh gas
penguapan.
2. Peristiwa korosi
Korosi dapat disebabkan oleh oksigen dan karbon dioksida
yang terdapat dalam uap yang terkondensasi. Korosi
merupakan peristiwa logam kembali kebentuk asalnya
dalam misalnya besi menjadi oksida besi, alumunium dan
lain-lain.
3. Pembentukan deposit
Deposit merupakan peristiwa penggumpalan zat dalam air
Gambar 3. Sistem Uap PLTU umpan boiler yang disebabkan oleh adanya zat padat
Sumber Manual Book Boiler PLTU Rembang
tersuspensi misalnya oksida besi, oksida tembaga dan lain-
C. Proses Pembakaran lain. Peristiwa ini dapat juga disebabkan oleh kontaminasi
uap dari produk hasil proses produksi. Sumber deposit
didalam air seperti garam-garam yang terlarut dan zat-zat
yang tersuspensi didalam air umpan boiler.
4. Kontaminasi Uap (steam carryover)
Ketika air boiler mengandung garam terlarut dan zat
tersuspensi dengan konsentrasi yang tinggi, ada
kecendrungan baginya untuk membentuk busa secara
berlebihan sehingga dapat menyebabkan steam carryover
zat-zat padat dan cairan pengotor kedalam uap. Steam
carryover terjadi jika mineral-mineral dari boiler ikut
keluar bersama dengan uap ke alat-alat seperti superheater,
Gambar 4. Prinsip Pembakaran turbin, dan lain-lain.
Sumber Manual Book Boiler PLTU Rembang
E. Efisiensi Boiler
Pada proses pembakaran, diperlukan bahan bakar dan
udara (sebagai sumber oksigen). Pembakaran adalah reaksi Efisiensi adalah suatu tingkatan kemampuan kerja
kimia yang cepat antara oksigen dan bahan yang dapat dari suatu alat. Sedangkan efisiensi pada boiler adalah
terbakar, disertai timbulnya cayaha dan menghasilkan kalor. prestasi kerja atau tingkat unjuk kerja boiler atau ketel uap
Dalam suatu pembakaran bahan bakar akan menjadi reaksi yang didapatkan dari perbandingan antara energy yang
kimia antara komponen bahan bakar dengan oksigen, dipindahkan ke atau diserap oleh fluida kerja didalam ketel
dimana hasil reaksi ini akan membentuk gas CO2, H2O dan dengan masukan energi kimia dari bahan bakar. Untuk
gas – gas lain. Tujuan dari proses pembakaran adalah tingkat efisiensi pada boiler atau ketel uap tingkat
melepaskan seluruh panas yang dihasilkan dengan efisiensinya berkisar antara 70% hingga 90%.
meminimalkan kerugian – kerugian yang terjadi. Reaksi
pembakran elemen – elemen yang dapat terbakar dalam 1. Metode Langsung
bahan bakar sehingga menghasilkan panas merupakan Energi yang didapat dari fluida kerja (air dan steam)
proses yang kompleks, yang memerlukan turbulensi atau dibandingkan dengan energi yang terkandung dalam bahan
percampuran reaktan yang tepat, temperature yan cukup, bakar boiler.
dan waktu yang cukup untuk reaktan terjadi kontak dan Metodologi ini dikenal juga sebagai metode input-output’
bereaksi. karena kenyataan bahwa metode ini hanya memerlukan
Pada kondisi yang ideal proses pembakaran akan terjadi keluaran/output (steam) dan panas masuk/input (bahan
proses pencampuran oksigen dan bahan bakar yang tepat bakar) untuk evaluasi efisiensi. Efisiensi ini dapat dievaluasi
(pembakaran sempurna) dan menghasilkan gas CO2 dan dengan menggunakan rumus :
H2O. Sehingga tidak ada lagi bahan yang dapat terbakar
(combustible matter) tersisa. Tetapi kondisi seperti ini Efisiensi Boiler (η) =
Panas Pembentukan Uap
sangat sulit terjadi dan bahkan tidak akan pernah terjadi Panas Masuk
JURNAL KERJA PRAKTEK Vol. 1, No. 1, (2015) 3
Ws ∗ hmain steam − hfeedwater Boiler pada PLTU Rembang untuk mendapatkan data
Efisiensi Boiler (η) =
Wf ∗ HHV spesifikasi desain Boiler Unit 20 PLTU Rembang.
2. Metode Wawancara
Keterangan : Metode ini dilakukan dengan tanya jawab atau diskusi
Ws = Kapasitas Produksi Uap (kg/h) dengan tenaga kerja perusahaan untuk mendapatkan
hmain steam = Entalpi Uap (kkal/kg) informasi tentang performans pada Boiler unit 20 dan
hfeedwater = Entalpi Feedwater (kkal/kg) juga untuk mendapatkan data operasional Boiler unit 20.
Wf = Konsumsi Bahan Bakar (kg/h) 3. Metode Observasi
HHV = Nilai Kalor Pembakaran (kkal/kg) Metode ini dilakukan dengan mengadakan pengamatan
secara langsung terhadap parameter yang akan
2. Metode Tidak Langsung digunakan untuk menghitung efisiensi boiler pada CCR
Efisiensi merupakan perbedaan antar kehilangan dan energi dan melihat proses pengambilan data secara langsung
masuk. Metodologi Standar acuan untuk Uji Boiler di serta validasi data pada rendal operasi PLTU Rembang.
tempat dengan menggunakan metode tidak langsung adalah
British Standard, BS 845:1987 dan USA Standard ASME Dari pengambilan data yang dilakukan didapatkan data-
PTC-4-1 Power Test Code Steam Generating Units. data yang kemudian diolah untuk mencari nilai Kapasitas
Metode tidak langsung juga dikenal dengan metode produksi uap, entalpi uap, entalpi feedwater, konsumsi
kehilangan panas. Efisiensi dapat dihitung dengan bahan bakar, nilai kalor pembakaran.
mengurangkan bagian kehilangan panas dari 100 sebagai
berikut : III. HASIL ANALISA DATA
A. Data Terukur Pada Boiler
Efisiensi boiler (n) = 100 - (i + ii + iii + iv + v + vi + vii) Sebelum melakukan perhitungan dan analisa maka
Dimana kehilangan yang terjadi dalam boiler adalah diperlukan data-data yang diperlukan untuk melakukan
kehilangan panas yang diakibatkan oleh : perhitungan. Seperti dijelaskan pada pembahasan
i. Gas cerobong yang kering . sebelumnya, terdapat parameter pada boiler yang telah
ii. Penguapan air yang terbentuk karena H2 dalam bahan diketahui dan pengukuran parameter dengan alat ukur.
bakar. Adapun data-data yang di ambil dari Enjiniring, rendal
iii. Penguapan kadar air dalam bahan bakar. operasi, manual book dan CCR dapat diuraikan sebagai
iv. Adanya kadar air dalam udara pembakaran berikut.
v. Bahan bakar yang tidak terbakar dalam abu terbang/ fly B. Klasifikasi Boiler PLTU Rembang Unit 20
ash
vi. Bahan bakar yang tidak terbakar dalam abu bawah/ Model : DG1025/18.2-II13 Dongfang Boiler Co.Ltd
bottom ash. Kapasitas : 1025 ton/jam
vii. Radiasi dan kehilangan lain yang tidak terhitung Tek. Uap superheater : 17,4 Mpa
Kehilangan yang diakibatkan oleh kadar air dalam bahan Temp. Uap superheater : 541 C
bakar dan yang disebabkan oleh pembakaran hidrogen Bahan bakar penyalaan : HSD
tergantung pada bahan bakar, dan tidak dapat dikendalikan Bahan bakar utama : low rank dan medium rank coal
oleh perancangan. Jumlah Burner batu bara : 20 buah
Data yang diperlukan untuk perhitungan efisiensi boiler Jumlah Burner minyak : 12 buah
dengan menggunakan metode tidak langsung adalah : Jumlah Titik Secondary Air: 20 buah
- Analisis ultimate bahan bakar (H2, O2, S, C, kadar air, C. FLOWCHART PEMBAHASAN KASUS
kadar abu)
Perhitungan efisiensi boiler secara umum dapat
- Persentase oksigen atau CO2 dalam gas buang digambarkan dengan flowchart berikut:
- Suhu gas buang dalam oC (Tf)
START
- Suhu awal dalam oC (Ta) dan kelembaban udara dalam
kg/kg udara kering
Studi Literatur
- HHV bahan bakar dalam kkal/kg
- Persentase bahan yang dapat terbakar dalam abu (untuk
bahan bakar padat) Pengujian &
Pengambilan data
- HHV abu dalam kkal/kg (untuk bahan bakar padat)
II. METODOLOGI
NO Data Yes Pengolahan Data &
A. Metode Pengambilan Data Analisa
Metode penulisan yang digunakan dalam mendapatkan Cukup
data untuk penyusunan laporan kerja praktek ini adalah:
1. Metode Studi Literatur dan Studi Pustaka
Metode ini dilakukan dengan membaca buku manual Kesimpulan dan
operasional perusahaan dan buku pendukung tentang Saran
END
JURNAL KERJA PRAKTEK Vol. 1, No. 1, (2015) 4
B. Saran
Saran-saran yang dapat diberikan setelah melakukan
kegiatan kerja praktik pada PLTU 1 Jawa Tengah Rembang
adalah sebagai berikut:
1. Diharapkan jangka waktu pelaksanaan kegiatan Kerja
Praktik dapat ditambah menjadi 3 bulan atau satu
semester, sehingga dapat lebih mendalami dan
mengetahui sistem pada pembangkitan energi listrik.
2. Diharapkan dunia industri, khususnya industri
pembangkitan menjalin kerjasama dengan institusi
pendidikan guna meningkatkan kualitas pembangkitan
energi listrik di Indonesia.
3. Diharapkan kehandalan alat pada PLTU 1 Jawa
Tengah Rembang dijaga, guna dapat menjaga
kehandalan unit secara keseluruhan dan tidak
mengganggu produksi listrik secara nasional
khususnya pada daerah Jawa Tengah.
4. Meminimalkan berbagai macam penyebab turunnya
efisiensi boiler dengan melakukan pemeliharaan secara
rutin dan perbaikan secara berkala sehingga efisiensi
boiler tetap terjaga dan performa boiler tersebut dapat
bekerja secara optimal dalam menghasilkan uap/steam.
DAFTAR PUSTAKA