Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Bumi memiliki sumber daya alam yang beraneka ragam, diantaranya
adalah cadangan minyak dan gas serta mineral dalam berbagai kualitas. Minyak
bumi dan gas alam merupakan senyawa hidrokarbon. Rantai hidrokarbon yang
menyusun minyak bumi dan gas alam memiliki jenis yang beragam dan tentunya
dengan sifat dan karakteristik masing-masing. Menurut Teori Biogenitik
(Organik), disebutkan bahwa minyak bumi dan gas alam terbentuk dari beraneka
ragam binatang dan tumbuh-tumbuhan yang mati dan tertimbun di bawah endapan
lumpur. Endapan Lumpur ini kemudian dihanyutkan oleh arus sungai menuju laut,
akhirnya mengendap di dasar lautan dan tertutup Lumpur dalam jangka waktu
yang lama, ribuan dan bahkan jutaan tahun. Akibat pengaruh waktu, temperatur
tinggi, dan tekanan lapisan batuan di atasnya, maka binatang serta tumbuh-
tumbuhan yang mati tersebut berubah menjadi bintik-bintik dan gelembung
minyak atau gas.
Minyak dan gas adalah sumber energi paling utama yang dibutuhkan manusia
untuk menggerakkan ekonomi industri modern. Sejak ditemukan dalam skala
komersial di Amerika Serikat pada tahun 1856, minyak dan gas telah
menggantikan peran batu bara sebagai sumber energy penggerak industrialisasi di
Amerika Serikat (AS) dan Eropa (Edward L.Morse:1999). Sifatnya yang lebih
bersih, mudah diangkut, dan mudah disimpan jika dibandingkan dengan batu bara,
membuat minyak bumi dan gas menjadi komoditas dunia yang paling strategis.
Posisi strategis minyak dan gas di topang oleh dua faktor antara lain: tidak semua
Negara di dunia ini memiliki cadangan minyak dan gas yang memadai, dan
minyak dan gas merupakan sumber daya alam yang tidak bisa diperbaharui
(Philip Connelly dan Robert Perlman:1975).
Dalam perkembangan sampai dengan saat ini, dinamika produksi serta
cadangan minyak dan gas bumi global didominasi oleh perusahaan-perusahaan
migas nasional yang mayoritas berasal dari timur tengan yang menguasai 95
persen dari total cadangan minyak dan gas bumi global, dimana sisa lima persen-
nya dikuasai oleh supermajor oil companies seperti ExxonMobil, Royal Dutch

1
2

Shell,BP, Chevron Cooperation, ConocoPhillips, dan Total S.A. (Steve


Forbes:2010)

Tabel 1.1: Cadangan yang Dimiliki oleh Perusahaan Minyak dan Gas Bumi
2008

Pengelolaan industri migas Indonesia mulai menjadi perhatian global


diawali terbitnya undan-undang Pertambangan (indische Minjwet) pada tahun
1899 (Hindia-Belanda). Hal tersebut ditandai dengan masuknya perusahaan-
perusahaan migas internasional (international oil companies/IOCs) seperti Royal
Dutch Shell, Chervron, Texaco, Exxon, Mobil Oil, Gulf Oil, dan British
Petroleum (The Seven Sisters) (Kholid Syeirazi:2009). Di Indonesia, energy migas
masih menjadi andalan utama perekonomian Indonesia, baik sebagai penghasil
devisa maupun pemasok kebutuhan energy dalam negeri. Pembangunan prasarana
dan industri yang sedang giat-giatnya dilakukan di Indonesia. Membuat
pertumbuhan konsumsi energy rata-rata mencapai 7% dalam 10 tahun terakhir.
Peningkatan yang sangat tinggi, melebihi rata-rata kebutuhan energy global,
mengharuskan Indonesia untuk segera menemukan cadangan migas baru, baik di
Indonesia maupun ekspansi ke luar negeri. Perkembangan produksi minyak
Indonesia dari tahun ke tahun mengalami penurunan, sehingga perlu upaya luar
biasa untuk menemukan cadangan-cadangan baru untuk meningkatkan produksi
(Biro Riset LM FEUI).
3

Potensi sumber daya minyak dan gas bumi Indonesia masih cukup besar
untuk dikembangkan terutama di daerah-daerah terpencil, laut dalam, sumur-
sumur tua dan kawasan Indonesia timur yang relative belum dieksplorasi secara
intensif. Sumber-sumber minyak dan gas bumi dengan tingkat kesulitasn
eksplorasi terendah praktis kini telah habis dieksploitasi dan menyisakan tingkat
kesulitasn yang lebih tinggi. Sangat jelas bahwa mengelola ladang minyak sendiri
menjanjikan keuntungan yang luar bias signifikan. Akan tetapi untuk dapat
mengetahui potensi tersebut diperlukan teknologi yang mahal, modal yang besar,
faktor waktu yang memadai dan memerlukan efisiensi yang maksimal dari
sumberdaya manusia terbaik (Biro Riset LM FEUI).
Cadangan minyak yang merupakan jantung dari bisnis perminyakan
umumnya dikategorikan dalam kelompok unproven (diyakini ada namun belum
ditemukan) dan proven (terbukti keberadaannya dan dapat dieksplorasi) dengan
derajat keyakinan tertentu. Akibat perkembangan teknologi, seringkali lading
minyak berstatus unproven dapat mengalami kenaikan peringkat menjadi proven,
seperti, halnya terjadi pada ladang minyak Cepu. Proven resources dengan tingkat
kesulitan eksplorasi terendah praktis kini telah habis dieksploitasi dan menyisakan
tingkat kesulitan yang lebih tinggi. Oleh karenanya diperlukan teknologi yang
lebih mahal. Di sisi lain, perkembangan fluktuasi harga minyak yang terjadi
beberapa waktu belakangan memaksa para IOC untuk memiliki portofolio
combined oil fields dengan berbagai range margin yang berbeda (Biro Riset LM
FEUI).

Sumber: Dirjen Migas, MESDM

Gambar 1 Wilayah Kandungan Migas Indonesia


4

Sumber: BP Migas

Gambar 2 Cadangan Migas Indonesia per 2009

Pada proses pencarian (exploration) minyak dan gas bumi merupakan


kegiatan untung-untungan (gambling), dengan arti bahwa kegiatan eksplorasi
minyak dan gas bumi belum tentu memberikan hasil, sedangkan biaya yang
dikeluarkan untuk keperluan tersebut sangatlah besar. Hal ini disebabkan bahwa
lokasi reservoir di mana terkandung cadangan minyak dan gas bumi yang secara
komersial memungkinkan untuk diproduksi berada jauh di bawah permukaan
bumi. Kegiatan pencarian minyak dan gas bumi belum tentu akan berhasil (sukses
mendapatkan cadangan minyak dan gas bumi), walaupun sudah dipersiapkan
dengan cermat dan mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Ada dua jenis proses
eksplorasi, yaitu drilling dan non drilling . Proses drilling meliputi pemboran
sumur eksplorasi untuk menemukan cadangan minyak dan gas bumi. Sedangkan
proses non drilling meliputi penyelidikan topografi, geologi dan geofisika. Dalam
penulisan makalah ini penulis hanya berfokus pada proses drilling.
Sebagai akibat sifat dan karakteristik industri minyak dan gas bumi, maka
diperlukan pengelolaan yang benar-benar professional. Terdapat beberapa
perlakuan akuntansi khusus untuk industri tersebut yang berbeda dengan industri
lainya, seperti: (1) metode pengakuan biaya atas cadangan yang berisi minyak dan
gas (dry hole). (2) pengakuan biaya harus dikaitkan dengan aktivitas sampai
5

ditemukannya cadangan minyak atau gas di suatu negara, sehingga semua biaya
yang terjadi ditangguhkan dan akan dikapitalisasi sebagai bagian dan cadangan
minyak yang ditemukan di negara tersebut, metode yang mengatur akan perlakuan
ini disebut dengan metode Full cost. Dan (3) biaya yang terjadi untuk pencarian
minyak dan gas bumi harus dikaitkan dengan hasil dan aktivitas pencarian suatu
cadangan. Biaya tersebut akan dikapitalisasi bila cadangan tersebut dalam
kenyataan berisi minyak atau gas bumi dan sebaliknya akan dinyatakan sebagai
beban kalau cadangan tersebut tidak berisi minyak atau gas bumi Metode yang
mengatur perlakuan ini disebut dengan metode Succesfull effort.
Salah satu perlakuan akuntansi yang akan dibahas dalam penulisan
makalah ini adalah dengan metode Succesfull effort (SE). Berdasarkan fenomena
diatas serta beberapa penelitian sebelumnya maka penulis tertarik untuk menulis
secara deskriptif berasal dari bahan pustaka dan berbagai artikel atau berita yang
terkait dengan migas di Indonesia. Maka penulisan makalah ini berjudul “Proses
Pengeboran (Drilling) dengan Metode Succesfull effort (SE) di Indonesia”.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan pada uraian dan latar belakang diatas maka ruang lingkup
masalah pokok dalam penulis makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana perlakuan akuntansi mengenai pengeboran (Drilling) dengan
metode Succesfull effort (SE)?
2. Bagaimana proses pengeboran (drilling) minyak dan gas bumi yang ada di
Indonesia?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan


1.3.1 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui bagaimana perlakuan akuntansi mengenai
pengeboran (Drilling) dengan metode Succesfull effort (SE).
2. Untuk mengetahui Bagaimana proses pengeboran (Drilling) minyak
dan gas bumi yang ada di Indonesia.
1.3.2 Manfaat Penulisan
1. Menambah wawasan bagi penulis dan pembaca mengenai masalah
pengeboran (Drilling) minyak dan gas yang ada di Indonesia.
2. Sebagai referensi bagi penulis berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai