Anda di halaman 1dari 35

Dinamika Politik Masa Demokrasi Terpimpin

Disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran Sejarah Indonesia


Oleh:
Nama : Muhamad Khiyarus Syiam
No Absen : 23
Kelas : XII IPA 3

SMAN 1 PATI
Jalan Panglima Sudirman No.4 Pati. Telp.(0295)381454
Fax : (0295) Email : smansapati@yahoo.com
Web: www.smansapati.com

SMA NEGERI 1 PATI


TAHUN PELAJARAN 2018/2019

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah di bidang studi Sejarah Indonesia yang
berjudul “Dinamika Politik Masa Demokrasi Terpimpin” tepat pada waktunya.
Penulis menyadari banyaknya kekurangan yang terdapat dalam makalah ini, baik dari
segi sistematika penulisannya maupun isi yang terkandung di dalamnya karena keterbatasan
kemampuan penulis. Untuk itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis
harapkan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Bapak Drs. Amal Hamzah,M.Pd, atas bimbingan, pengarahan, dan kemudahan yang telah
diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan makalah ini.
Akhir kata penulis berharap makalah ini dapat berguna khususnya bagi penulis
sendiri, dan umumnya bagi semua pihak yang membutuhkan.

Pati, 3 September 2018

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ iv
DAFTAR ISI........................................................................................................... vi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah..........................................................................
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................
1.3 Tujuan....................................................................................................
1.4 Manfaat .................................................................................

BAB II LANDASAN TEORI


A.Landasan Teori..................................................................................................
B.Hipotesis....................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehidupan Politik di Indonesia kini terus berkembang dari masa ke masa. Karena
disebabkan oleh sifat-sifat dari politik itu sendiri yang dinamis dan terbuka pada suatu
perubahan. Di Indonesia ini sudah terjadi 6 kali pergantian pemerintahan. Sistem politik di
Indonesia, walaupun sudah 4 periode, atau 6 kali pergantian pemerintahan tetapi masih
memakai sistem politik demokrasi Pancasila.

Namun,sebelum melangkah lebih jauh membahas demokrasi kita harus harus


mengetahui apa demokrasi itu? Dan sudahkah berjalan baik demokrasi di Indonesia?

Istilah demokrasi berawal dari bahasa Yunani, yakni demokratia. Kata ini terbentuk
dari kata demos yang berarti rakyat, dan kratos yang berarti kekuatan atau kekuasaan. Jadi,
demokrasi sepadan artinya dengan kekuasaan rakyat. Kekuasaan itu mencakup sektor sosial,
ekonomi, budaya, dan politik. Pengertian demokrasi secara umum adalah sistem
pemerintahan dengan memberikan kesempatan kepada seluruh warga negara dalam
pengambilan keputusan. Dimana keputusan itu akan berdampak bagi kehidupan seluruh
rakyat. Arti lainnya adalah rakyat bertindak sebagai pemegang kekuasaan tertinggi.

Demokrasi merupakan suatu sistem Negara yang dimana kewenangan berada


ditangan rakyat, sehingga suatu pemerintahan tidak mempunyai kewenangan penuh terhadap
keputusan pemerintahan. Demokrasi terbentuk menjadi suatu sistem pemerintahan sebagai
respon kepada masyarakat umum yang ingin menyuarakan pendapat mereka. Dengan adanya
sistem demokrasi, kekuasaaan absolute satu pihak melalui tirani, kediktatoran dan
pemerintahan otoriter lainnya dapat dihindari. Demokrasi memberikan kebebasan
berpendapat bagi rakyat.

Sejarah Sistem Politik Indonesia bisa dilihat dari proses politik yang terjadi di
dalamnya. Namun dalam menguraikannya tidak cukup sekedar melihat sejarah Bangsa
Indonesia tapi diperlukan analisis sistem agar lebih efektif. Dalam proses politik biasanya di
dalamnya terdapat interaksi fungsional yaitu proses aliran yang berputar menjaga
eksistensinya. Sistem politik merupakan sistem yang terbuka, karena sistem ini dikelilingi
oleh lingkungan yang memiliki tantangan dan tekanan.

Dekrit yang dilontarkan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 5 Juli 1959
mendapatkan sambutan dari masyarakat Republik Indonesia yang pada waktu itu sangat
menantikan kehidupan negara yang stabil. Namun kekuatan dekrit tersebut bukan hanya
berasal dari sambutan yang hangat dari sebagian besar rakyat Indonesia, tetapi terletak dalam
dukungan yang diberikan oleh unsur-unsur penting negara lainnya, seperti Mahkamah Agung
dan KSAD.1 Dengan dikeluarkannya Dekrit Presiden, Kabinet Djuanda dibubarkan dan pada
tanggal 9 Juli 1959, diganti dengan Kabinet Kerja. Dalam kabinet tersebut Presiden Soekarno
bertindak sebagai perdana menteri, sedangkan Ir. Djuanda bertindak sebagai menteri
pertama.

Latar belakang dicetuskannya sistem demokrasi terpimpin oleh Presiden Soekarno :


1. Dari segi keamanan nasional : Banyaknya gerakan separatis pada masa demokrasi
liberal, menyebabkan ketidakstabilan negara.
2. Dari segi perekonomian : Sering terjadinya pergantian kabinet pada masa
demokrasi liberal menyebabkan program-program yang dirancang oleh kabinet
tidak dapat dijalankan secara utuh, sehingga pembangunan ekonomi tersendat.
3. Dari segi politik : Konstituante gagal dalam menyusun UUD baru untuk
menggantikan UUDS 1950.

Masa Demokrasi Terpimpin yang dicetuskan oleh Presiden Soekarno diawali


oleh anjuran Soekarno agar Undang-Undang yang digunakan untuk menggantikan
UUDS 1950 adalah UUD 1945. Namun usulan itu menimbulkan pro dan kontra di
kalangan anggota konstituante. Sebagai tindak lanjut usulannya, diadakan pemungutan
suara yang diikuti oleh seluruh anggota konstituante . Pemungutan suara ini dilakukan
dalam rangka mengatasi konflik yang timbul dari pro kontra akan usulan Presiden
Soekarno tersebut.

Namun demikian masa ini bisa dikatakan sebagai masa paling demokratis selama
republik ini berdiri. Indonesia telah mengalami enam kali pergantian kepala Negara dan
beberapa kali pergantian sistem pemerintahan. Kita bisa menilik berbagai macam periodesasi
sejarah di Indonesia dan membandingkannya satu sama lain. Dari berbagai macam
perbandingan tersebut tentunya kita bisa menilai masa mana yang paling demokratis
meskipun penilaian kita entah bersifat subjektif atau objektif. Perbandingan bisa dilakukan
antara Orde Lama (demokrasi liberal dan demokrasi terpimpin), Orde Baru, dan masa
reformasi.
Dalam hal ini, penulis mencoba untuk mempelajari dan menguraikan secara
menyeluruh tentang materi Dinamika Politik Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana dasar demokrasi dan demokrasi terpimpin ?
2. Bagaimana dekrit presiden pada masa itu ?
3. Bagaimana pelaksanaan demokrasi terpimpin?
4. Apa saja penyimpangan penyimpangan yang terjadi pada masa demokrasi terpimpin?
5. Bagaimana ekonomi pada masa demokrasi terpimpin?
6. Bagaimana perjuangan pembebasan Irian Barat?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa itu dasar demokrasi dan demokrasi tepimpin.
2. Mengetahui sebuah dekrit presiden.
3. Mengetahui tentang pelaksanaan demokrasi terpimpin.
4. Mengetahui segala penyimpangan penyimpangan yang terjadi pada masa demokrasi
terpimpin.
5. Mengetahui keadaan ekonomi pada saat masa demokrasi terpimpin.
6. Mengetahui tentang perjuangan pembebasan Irian Barat.

1.4 Manfaat
Penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat guna pengembangan ilmu
pengetahuan pada umumnya serta dapat memiliki kegunaan praktis pada khususnya
sehingga penelitian ini bermanfaat secara umum bagi masyarakat.Sehingga masyarakat
tidak lupa akan sejarah Dinamika Politik pada masa demokrasi terpimipin.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Dasar Demokrasi dan Demokrasi Terpimpin

Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan politik yang kekuasaan pemerintahanya


berasal dari rakyat, baik secara langsung (demokrasi langsung) atau melalui perwakilan
(demokrasi perwakilan). Istilah ini bersal dari bahasa yunani (dēmokratía) “kekuasaan
rakyat”, yang dibentuk dari kata (dêmos)”rakyat” dan (Kratos)“kekuasaan”, Istilah demokrasi
di perkenalkan pertama kali oleh Aristoteles sebagai suatu bentuk pemerintahan, yaitu
pemerintahan yang menggariskan bahwa kekuasaan berada di tangan orang banyak (rakyat).

Demokrasi memiliki banyak pengertian yang luas, yang memiliki arti berbeda-beda
yang di kemukakan oleh para ahli yang memberikan pengertian demokrasi yang di lihat dari
berbagai macam sumber ilmu pengetahuan yang kemudian akan dirangkum menjadi arti luas
mengenai demokrasi

Berikut adalah pengertian dari demokrasi yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli,
diantaranya adalah :

1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

Menurut KBBI, Demokrasi memiliki 2 arti, yaitu :

 Demokrasi merupakan suatu bentuk atau sistem pemerintahan dimana seluruh


rakyatnya ikut serta dalam memerintah, yaitu melalui perantara wakil-wakil terpilih
mereka.
 Demokrasi merupakan suatu gagasan atau pandangan hidup yang mengutamakan
persamaan hak dan kewajiban, serta perlakuan yang sama bagi semua warga
negaranya.

2. Menurut Abraham Lincoln

Dalam pidato Gettyburgnya, Presiden Amerika Serikat yang ke-16 Abraham Lincoln
menyatakan bahwa demokrasi merupakan suatu sistem pemerintahan yang diselenggarakan
dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Dari pengertian tersebut bisa disimpulkan bahwa
rakyat merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam suatu pemerintahan, dimana masing-
masing dari mereka memiliki hak dalam memperoleh kesempatan serta hak dalam bersuara
yang sama dalam upaya mengatur kebijakan pemerintahan. Dalam sitem ini, keputusan
diambil berdasarkan hasil suara terbanyak.
3. Menurut H. Harris Soche (Yogyakarta : Hanindita, 1985)

Demokrasi merupakan suatu bentuk pemerintahan rakyat. Artinya rakyat atau orang
banyak merupakan pemegang kekuasaan dalam pemerintahan. Mereka memiliki hak untuk
mengatur, mempertahankan, serta melindungi diri mereka dari adanya paksaan dari wakil-
wakil mereka, yaitu orang-orang atau badan yang diserahi wewenang untuk memerintah.

4. Menurut Hannry B. Mayo

Dalam demokrasi suatu kebijaksanaan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-
wakil yang secara efektif diawasi oleh rakyat melalui berbagai macam pemilihan yang
dilakukan berdasarkan pada prinsip kesamaan politik serta diselenggarakan dalam suasana
dimana kebebasan politik terjadi.

5. Menurut Charles Costello

Dalam kontek kontemporer, demokrasi merupakan suatu sistem sosial serta politik
pemerintahan diri dengan kekuasaan-kekuasaan pemerintah yang dibatasi oleh hukum serta
kebiasaan dalam melindungi hak-hak individu warga negara.

Dalam demokrasi, terdapat pengakuan terhadap kehendak rakyat yang dijadikan sebagai
landasan dalam legitimasi serta kewenangan pemerintahan (kedaulatan rakyat). Kehendak
tersebut nantinya akan dituangkan dalam suatu iklim politik terbuka, yaitu dengan
melaksanakan pemilihan umum yang diadakan secara bebas dan berkala. Tiap-tiap warga
negara memiliki hak untuk memilih pihak-pihak yang akan memerintah serta juga dapat
menurunkan pemerintahan yang sedang berjalan kapanpun mereka mau.

6. Menurut John L Esposito

Pada dasarnya, demokrasi merupakan suatu bentuk pemerintahan dari rakyat dan untuk
rakyat. Oleh karena itu, rakyat memiliki hak untuk ikut berpartisipasi, baik berperan aktif
maupun pada saat melakukan pengontrolan terhadap kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan
oleh pemerintah. Selain daripada itu, dalam lembaga resmi pemerintahan terdapat pemisahan
berbagai macam unsur seperti unsur eksekutif, legislatif, maupun unsut yudikatif secara jelas.

7. Menurut Sidney Hook

Demokrasi merupakan suatu bentuk pemerintahan dimana keputusan-keputusan penting


pemerintah baik secara langsung maupun tidak langsung berdasarkan pada kesepakatan
mayoritas yang diberikan rakyat yang telah berusia dewasa secara bebas.

8. Menurut C.F. Strong

Demokrasi merupakan suatu bentuk pemerintahan dimana kebanyakan dari anggota


dewan yang berasal dari masyarakat turut serta dalam kegiatan politik yang berdasarkan pada
sistem perwakilan, dimana pada akhirnya pemerintah dapat menjamin serta
mempertanggungjawabkan segala tindakannya pada mayoritas tersebut.

9. Menurut Meriam, Webster Dictionary

Demokrasi dapat didefisikan sebagai :

 suatu pemerintahan oleh rakyat, terutama kedaulatan mayoritas


 Suatu pemerintahan dimana kekuasaan yang tertinggi dipegang oleh rakyat, yang
secara langsung maupun tidak langsung pelaksanaannya dilakukan oleh mereka
melalui sistem perwakilan yang dilakukan dengan cara mengadakan pemilihan umum
secara berkala.

10. Menurut Samuel Hutington

Demokrasi akan tercipta apabila para pemberi keputusan yang kuat dalam suatu sistem
pemerintahan dipilih melalui suatu proses pemilihan umum yang jujur dan adil secara
berkala. Di dalam sistem tersebut, para kandidat atau calon pemimpin bebas untuk melakukan
persaingan guna memperolah suara. Selain itu, negara yang telah berusia dewasa berhak
untuk memberikan suara dalam sistem tersebut.

11. Menurut International Commission of Journalist

Demokrasi merupakan suatu bentuk sistem pemerintahan dimana warga negara memiliki
hak untuk ikut membuat keputusan-keputusan politik melalui wakil-wakil rakyat yang
mereka pilih dan yang bertanggung jawab kepada mereka melalui sebuah pemilihan yang
bebas.

12. Menurut Yusuf Al Qordhawi

Warga masyarakat dapat menunjuk seseorang untuk mengurus maupun mengatur segala
urusan mereka melalui suatu wadah yang dinamakan demokrasi. Dalam kondisi tersebut, ada
beberapa hal yang harus mereka perhatikan, seperti :

 Pemimpin bukanlah orang yang dibenci oleh masyarakat


 Peraturan-peraturan yang berlaku bukanlah merupakan peraturan yang tidak mereka
kehendaki
 Masyarakat berhak untuk meminta pertanggungjawaban kepada pemimpin atau wakil
yang mereka pilih apabila bersalah.
 Masyarakat juga memiliki hak untuk memecat atau menurunkan para pemimpin atau
wakil terpilih apabila terbukti melakukan penyelewengan.
 Masyarakat tidak boleh dibawa dalam suatu sistem pemerintahan yang tidak mereka
kenal dan mereka sukai, baik itu dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, serta politik.

13. Menurut Abdul Ghani Ar Rahhal

Dalam bukunya yang berjudul Al Islamiyyin wa Sarah Ad Dimuqrathiyya, Abdul Ghani


Ar Rahhal menyatakan bahwa demokrasi merupakan suatu bentuk kekuasaan rakyat oleh
rakyat.dengan kata lain rakyat adalah sumber kekuasaan. Beliau juga menyakan bahwa plato
adalah orang yang pertama kali mengungkapkan tentang teori demokrasi, dimana sumber
kekuasaan adalah keinginan yang satu dan bukan majemuk. Seorang penulis lain bernama
Muhammad Quthb dalam bukunya yang berjudul Madzahib Fikriyyah Mu’ashirah juga
menyatakan hal yang sama tentang definisi demokrasi.

14. Menurut Affan Gaffar

Terdapat 2 makna demokrasi menurut Affan Gaffar, yaitu :

 Demokrasi yang secara ideal ingin diwujudkan oleh negara yang disebut sebagai
demikrasi normatif
 Demokrasi yang terwujud dalam dunia politik yang disebut sebagai demokrasi
empirik.

15. Menurut Amien Rais

Terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi agar suatu negara disebut sebagai negara
demokrasi. Kriteria tersebut antara lain adalah :

 Keikutsertaan dalam pembuatan keputusan


 Memiliki kesamaan di hadapan hukum
 Memperhatikan atau mengindahkan fatsoen atau tata krama politik.
 Kebebasan perorangan atau individu
 Semangat untuk bekerja sama
 Adanya hak untuk melakukan protes

Terdapat 4 macam kebebasan, yakni :

1. Kebebasan dalam berpendapat


2. Kebebasan dalam persuratkabaran
3. Kebebasan dalam berkumpul atau berorganisasi
4. Kebebasan dalam beragama.
16. Menurut Robert A Dahl

Idealnya, suatu sistem demokrasi harus memiliki :

 Persamaan hak pilih dalam menentukan keputusan kolektif yang bersifat mengikat.
 Adanya partisipasi yang efektif. Artinya semua warga negara memiliki kesempatan
yang sama dalam proses pembuatan keputusan yang dilakukan secara kolektif.
 Pembeberan kebenaran, yaitu adanya kesamaan peluang bagi setiap warga negara
dalam rangka memberikan penilaian terhadap jalannya proses politik serta
pemerintahan secara logis.
 Kontrol terakhir terhadap agenda, yaitu adanya eksklusif bagi masyarakat untuk
menentukan agenda mana yang harus maupn tidak harus diputuskan melalui proses
pemerintahan, termasuk mendelegasikan kekuasaan tersebut kepada orang lain atau
lembaga-lembaga yang dapat mewakili mereka
 Pencakupan, yaitu terliputnya masyarakat yang tercakup semua orang dewasaterkait
dengan hukum.

17. Menurut Abdul Wadud Nashruddin

Demokrasi merupakan suatu sistem kehidupan dimana pendapat rakyat ditempatkan


sebagai prioritas utama dalam mengambil kebijakan-kebijakan. Pendapat tersebut harus
memenuhi beberapa kriteria seperti :

1. Agama
2. Susila
3. Hukum
4. Semangat untuk menjunjung kemaslahatan bersama.

Suara atau pendapat dari rakyat harus disertai dengan adanya rasa tanggung jawab.
Adanya komitmen positif atas pelaksanaannya harus melalui tahap evaluasi secara kontinyu
agar sesuai dengan kebutuhan bersama. Selain sebagai alat politik, demokrasi juga bertindak
sebagai alat pembentuk aspek-aspek tata masyarakat lainnya seperti aspek ekonomi, aspek
sosial, maupn aspek budaya. Hanya masyarakat yang mampu bertanggung jawab serta faham
terkait dengan pendapat yang mereka sampaikan baik secara keilmuan, syar’i, maupun sosial.

18. Menurut Sumarno AP dan Yeni R. Lukiswara

Demokrasi berasal dari kata demos yang berarti rakyat, serta kratos atau cratein yang
berarti pemerintahan. Jadi demokrasi dapat diartikan sebagai pemerintahan oleh rakyat.
Dalam Declaration of Independent, demokrasi berarti of the people, for the people, and by the
people.
19. Menurut Joseph A. Schumpeter

Suatu sistem politik bisa dikatakan bersifat demokratis apabila para pengambil keputusan
kolektifnya yang terkuat dipilih melalui suatu pemilihan umum yang dilakukan secara
berkala yang di dalamnya terdapat hak bagi manusia dewasa untuk memilih. Sebuah
demokrasi mencakup 2 hal, yaitu persaingan dan partisipasi.

20. Menurut Ranny

Demokrasi merupakan suatu bentuk pemerintahan dimana penataan serta


pengorganisasiannya dilakukan berdasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut :

 Kedaulatan rakyat (popular soveragnity)


 Kesamaan politik (political equality)
 Konsultasi atau dialog dengan masyarakat (political consultation)
 Aturan mayoritas

21. Menurut Philippe C. Schmitter

Demokrasi merupakan suatu teori yang menyatakan bahwa suatu negara supaya tanggap
terhadap kebutuhan maupun kepentingan warganya, dimana mereka harus ikut berpartisipasi
dalam merumuskan kebutuhan serta mengungkapkan kepentingan-kepenting secara aktif dan
bebas. Tidak hanya harus berpengertian jelas, tetapi harus memiliki berbagai sumber serta
keinginan untuk melibatkan dirnya dalam perjuangan politik yang diperlukan agar preferensi
mereka nantinya menjadi suatu bahan pertimbangan bagi para penguasa atau juga dengan
berusaha menduduki jabatan di pemerintahan.

22. Menurut Sarjen

Tiap-tiap sistem demokrasi selalu didasarkan pada ide-ide bahwa negara harus terlibat
dalam berbagai macam hal tertentu baik secara langsung maupun melalui wakil-wakil yang
telah mereka pilih di dewan perwakilan di bidang pembuatan keputusan-keputusan politik.
Demokrasi Menurut Segi Pandang Rakyat

Demokrasi merupakan suara atau pendapat dari rakyat ke rakyat sehingga demokrasi dapat
diartikan sendiri oleh rakyat yang menurut pandangan rakyat yang memiliki arti luas yang di
ungkapkan melalui suara rakyat terhadap pemerintah atau lembaga negara lainnya.

Jika dipandang dari segi pertisipasi yang diberikan oleh rakyat, demokrasi dibedakan menjadi
2 jenis yaitu :

1. Demokrasi langsung (Direct Democracy)

Merupakan suatu bentuk pemerintahan dimana sebagai warga negara yang bertindak
berdasarkan prosedur mayoritas, rakyat secara langsung ikut serta dalam pembuatan
keputusan politik di negara tersebut.

2. Demokrasi Tidak langsung (Indirect Democracy)

Merupakan suatu bentuk pemerintahan dimana peran rakyat dalam pembuatan keputusan
politik di negara tersebut dilakukan oleh orang-orang yang telah dipilih rakyat itu sendiri
sebagai wakil mereka melalui pemilihan umum. Dengan kata lain, kekuasaan untuk
pembuatan keputusan dilimpahkan atau diwakilkan kepada orang-orang yang telah dipilihnya
melalui pemilihan umum.

Dalam perkembangannya, demokrasi merupakan suatu tatanan dalam pemerintahan yang


hampir dipakai oleh seluruh negara-negara di dunia ini. Adapun ciri-ciri dari pemerintahan
yang menganut sistem demokrasi antara lain adalah :

 Dalam pengambilan keputusan politik, secara langsung maupun tidak langsung rakyat
ikut terlibat di dalamnya.
 Negara mengakui, menghargai, serta memberikan perlindungan terhadap hak-hak
asasi rakyat (warga negara).
 Semua warga negara (rakyat) memiliki persamaan hak dalam segala bidang.
 Dalam rangka menegakkan hukum dalam pemerintahan, maka dibentuklah lembaga-
lembaga peradilan dan kekuasaan kehakiman yang independen.
 Adanya pengakuan kebebasan serta kemerdekaan bagi seluruh warga negara.
 Adanya pers (media massa) yang bebas untuk menyampaikan informasi serta
mengontrol perilaku dan kebijakan pemerintah.
 Untuk memilih wakil rakyat yang duduk di Lembaga perwakilan rakyat, maka
diadalaka pemilihan umum yang dilakukan secara periodik.
 Adanya pemilihan umum yang bebas, jujur, dan adil untuk menentukan atau memilih
pemimpin negara, pemerintahan, serta anggota lembaga perwakilan rakyat.
 Adanya pengakuan terhadap perbedaan keragamaan baik itu suku, agama, golongan,
dan lain sebagainya.

2.2 Dekrit Presiden


Pelaksanaan demokrasi terpimpin dimulai dengan berlakunya Dekrit Presiden 5
Juli 1959.

a. Latar Belakang dikeluarkan Dekrit Presiden


Undang-undang Dasar yang menjadi pelaksanaan pemerintahan negara belum
berhasil dibuat sedangkan Undang-undang Dasar Sementara (UUDS 1950) dengan
sistem pemerintahan demokrasi liberal dianggap tidak sesuai dengan kondisi
kehidupan masyarakat Indonesia.
Dekrit Presiden 1959 - Dimulainya Masa Demokrasi Terpimpin. Kegagalan
konstituante dalam menetapkan undang-undang dasar sehingga membawa Indonesia
ke jurang kehancuran sebab Indonesia tidak mempunyai pijakan hukum yang mantap.
Situasi politik yang kacau dan semakin buruk. Terjadinya sejumlah pemberontakan di
dalam negeri yang semakin bertambah gawat bahkan menjurus menuju gerakan
sparatisme.

Konflik antar partai politik yang mengganggu stabilitas nasional :

o Banyaknya partai dalam parlemen yang saling berbeda pendapat sementara sulit
sekali untuk mempertemukannya.
o Masing-masing partai politik selalu berusaha untuk menghalalkan segala cara agar
tujuan partainya tercapai.
Demi menyelamatkan negara maka presiden melakukan tindakan mengeluarkan
keputusan Presiden RI No. 75/1959 sebuah dekrit yang selanjutnya dikenal dengan
Dekrit Presiden 5 Juli 1959.

b. Tujuan dikeluarkan dekrit


adalah untuk menyelesaikan masalah negara yang semakin tidak menentu dan untuk
menyelamatkan negara.

c. Isi Dekrit Presiden adalah sebagai berikut :


1. Pembentukan MPRS dan DPAS dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.
2. Pemberlakuan kembali UUD '45 dan tidak berlakunya UUDS 1950.
3. Pembubaran Konstituante
d. Reaksi dengan adanya Dekrit Presiden
o Rakyat menyambut baik sebab mereka telah mendambakan adanya stabilitas
politik yang telah goyah selama masa Liberal.
o Mahkamah Agung membenarkan dan mendukung pelaksanaan Dekrit Presiden.
o KSAD meminta kepada seluruh anggota TNI-AD untuk melaksanakan
pengamanan Dekrit Presiden.
o DPR pada tanggal 22 Juli 1945 secara aklamasi menyatakan kesediaannya untuk
melakanakan UUD 1945.
e. Dampak Positif dan Negatif

Dampak positif
o Menyelamatkan negara dari perpecahan dan krisis politik berkepanjangan.
o Memberikan pedoman yang jelas, yaitu UUD 1945 bagi kelangsungan negara.
o Merintis pembentukan lembaga tertinggi negara, yaitu MPRS dan lembaga tinggi
negara berupa DPAS yang selama masa Demokrasi Parlemen tertertunda
pembentukannya.

Dampak negatif
1. Ternyata UUD 1945 tidak dilaksanakan secara murni dan konsekuen. UUD 45
yang harusnya menjadi dasar hukum konstitusional penyelenggaraan pemerintahan
pelaksanaannya hanya menjadi slogan-slogan kosong belaka.
2. Memberi kekeuasaan yang besar pada presiden, MPR,dan lembaga tinggi
negara. Hal itu terlihat pada masa Demokrasi terpimpin dan berlanjut sampai Orde
Baru.
3. Memberi peluang bagi militer untuk terjun dalam bidang politik. Sejak Dekrit,
militer terutama Angkatan Darat menjadi kekuatan politik yang disegani. Hal itu
semakin terlihat pada masa Orde Nama Partai Pimpinan Tanggal Berdiri
 Majelis Syuro Muslimin
 Indonesia (Masyumi)
 Dr. Sukirman
 Wiryosanjoyo
 7 November 1945
 Partai Nasional Indonesia (PNI) Sidik Joyosukarto 29 Januari 1945
 Partai Sosialis Indonesia (PSI) Amir Syarifuddin 20 November 1945
 Partai Komunis Indonesia (PKI) Mr. Moh. Yusuf 7 November 1945
 Partai Buruh Indonesia (PBI) Nyono 8 November 1945
 Partai Rakyat Jelata (PRJ) Sutan Dewanis 8 November 1945
 Partai Kristen Indonesia
 (Parkindo)
 Ds. Probowinoto 10 November 1945
 Partai Rakyat Sosialis (PRS) Sutan Syahrir 20 November 1945
 Persatuan Marhaen Indonesia
 (Permai)
 JB Assa 17 Desember 1945
 Partai Katholik Republik
 Indonesia (PKRI)

2.3 Pelaksanaan Demokrasi Terpimpin

Demokrasi Terpimpin merupakan era politik Indonesia setelah berakhirnya era


Demokrasi Parlementer.Sistem demokrasi terpimin lahir setelah konstituante gagal
merancang UUD tetap, dibubarkan dengan Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959
(Mahfud,2012;159). Dekrit Presiden ini ditetapkan sendiri oleh presiden Sukarno di kala
situas politik Indsonesia kacau setelah konstituante tidak mampu menyelesaikan tugas
mereka membuat undang-undang. Undang-undang yang berlaku pada masa demokrasi
parlementer adalah UUDS 1950 (Undang-undang Dasar Sementara 1950).

Pada masa itu, kabinet berganti sebanyak 7 kali selama 9 tahun meskipun sukses
menyelenggarakan Pemilu 1955 secara tertib dan adil sampai diklaim sebagai pemilu yang
paling bersih dalam sejarah.Sistem ini lahir sebagai bentuk pelurusan atau perbaikan terhadap
demokrasi liberal. Sistem ini digagas oleh presiden demi menyalamatkan politik nasional
yang saat itu masih tidak kondusif. Menurut Mahfud,M.D, Demokrasi terpimpin merupakan
penolakan terhadap sistem yang berlaku sebelumnya, ketika politik sangat ditentukan oleh
politik partai-partai melalui sistem free fight (Mahfud, 2012:159).

Demokrasi Terpimpin berlaku di Indonesia antara tahun 1959-1966, yaitu dari


dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 hingga Jatuhnya kekuasaan Sukarno. Disebut
Demokrasi terpimpin karena demokrasi di Indonesia saat itu mengandalkan pada
kepemimpinan Presiden Sukarno.Terpimpin pada saat pemerintahan Sukarno adalah
kepemimpinan pada satu tangan saja yaitu presiden.

Tugas Demokrasi terpimpin :


 Demokrasi Terpimpin harus mengembalikan keadaan politik negara yang tidak setabil
sebagai warisan masa Demokrasi Parlementer/Liberal menjadi lebih stabil.
 Demokrasi Terpimpin merupakan reaksi terhadap Demokrasi Parlementer/Liberal.
Hal ini disebabkan karena pada masa Demokrasi parlementer, kekuasaan presiden
hanya terbatas sebagai kepala negara. Sedangkan kekuasaan Pemerintah dilaksanakan
oleh partai.

Dampaknya:
Penataan kehidupan politik menyimpang dari tujuan awal, yaitu demokratisasi
(menciptakan stabilitas politik yang demokratis) menjadi sentralisasi (pemusatan
kekuasaan di tangan presiden).

Pelaksanaan Masa Demokrasi Terpimpin :


1. Kebebasan partai dibatasi
2. Presiden cenderung berkuasa mutlak sebagai kepala negara sekaligus kepala
pemerintahan.
3. Pemerintah berusaha menata kehidupan politik sesuai dengan UUD 1945.
4. Dibentuk lembaga-lembaga negara antara lain MPRS,DPAS, DPRGR dan Front
Nasional.

Antara Bung Karno, AD dan PKI

Masa demokrasi terpimpin dikenal pula dengan slogan NASAKOM (Nasionalis,


Agama, Komunis). Jargon inilah yang sering digaungkan Bung Karno dalam politiknya. Dari
sinilah PKI sebagai basis komunis di Indonesia mulai menguasai peran pemerintah. Dimulai
dari dibentuknya Front Nasional oleh Bung Karno yang dijadikan basis penggalangan massa
oleh PKI (Budiardjo,2008:129). Dari slogan ini pulalah, tiga kekuatan politik yang bernaung
di bawahnya berusaha membagi kaplingan di beberapa departeman pemerintahan (They are
building a block in the government buraeaucracy) (Thoha, 2012:29).

Tiga kekuatan ini pul yang saling menentang terwujudnya demokrasi terpimpin.
Masyumi dan Partai Katolik serta daerah-daerah bergolak menolaknya dengan tegas.
Sedangkan PSI, NU, PSII, dan Parkindo menolak secara berhati-hati, namun PKI dan
memberikan dukungan kuat (Mahfud, 2012:141). Pada masa ini pulalah, pemerintah mulai
terlihat memihak kepada salah satu golongan politik Nasakom. Terbukti ketika peristiwa
G/30-S/PKI, jabatan penting pemerintahan banyak diduduki PKI. Alasan utama PKI bisa
berperan adalah karena pimpinannya D.N Aidit membangun kembali melalui jalan damai
atau bekerja sesuai demokrasi liberal dan ikut serta dalam pemilu sampai memperoleh suara
besar.

Angkatan Darat semakin menambah persaingan politik antar tiga kekuatan. Militer
mendapatkan legitimasinya melalui konsensus tentang Dewan Nasional sehingga militer
mampu merambah ke ranah politik. Oleh karena itulah, peran partai politik semakin
melemah; kecuali PKI. PKI sendiri dibutuhkan demi menghadapi Angkatan Darat yang
berusaha menyainginya dan menggalang dukungan massa. Angkatan Darat membutuhkan
Sukarno untuk mendapat legitimasi. Sukarno sendiri membutuhkan keduanya agar kekuatan
PKI tidak terlalu besar. Maka ada hubungan tarik menarik kekuasaan antara ketiga kekuatan
politik Indonesia

2.4 Pemyimpangan Penyimpangan Pelaksanaan Demosrasi Terpimpin


1) Kedudukan Presiden
Berdasarkan UUD 1945, kedudukan Presiden berada di bawah MPR. Akan tetapi,
kenyataannya bertentangan dengan UUD 1945, sebab MPRS tunduk kepada Presiden.
Presiden menentukan apa yang harus diputuskan oleh MPRS. Hal tersebut tampak dengan
adanya tindakan presiden untuk mengangkat Ketua MPRS dirangkap oleh Wakil Perdana
Menteri III serta pengagkatan wakil ketua MPRS yang dipilih dan dipimpin oleh partai-partai
besar serta wakil ABRI yang masing-masing berkedudukan sebagai menteri yang tidak
memimpin departemen.

2) Pembentukan MPRS
Presiden juga membentuk MPRS berdasarkan Penetapan Presiden No. 2 Tahun 1959.
Tindakan tersebut bertentangan dengan UUD 1945 karena Berdasarkan UUD 1945
pengangkatan anggota MPRS sebagai lembaga tertinggi negara harus melalui pemilihan
umum sehingga partai-partai yang terpilih oleh rakyat memiliki anggota-anggota yang duduk
di MPR.
Anggota MPRS ditunjuk dan diangkat oleh Presiden dengan syarat :

 Setuju kembali kepada UUD 1945


 Setia kepada perjuangan Republik Indonesia
 Setuju pada manifesto Politik.

Keanggotaan MPRS terdiri dari 61 orang anggota DPR, 94 orang utusan daerah, dan 200
orang wakil golongan. Tugas MPRS terbatas pada menetapkan Garis-Garis Besar Haluan
Negara (GBHN).

3) Pembubaran DPR dan Pembentukan DPR-GR


Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) hasil pemilu tahun 1955 dibubarkan karena DPR
menolak RAPBN tahun 1960 yang diajukan pemerintah. Presiden selanjutnya menyatakan
pembubaran DPR dan sebagai gantinya presiden membentuk Dewan Perwakilan Rakyat
Gotong Royong (DPR-GR). Dimana semua anggotanya ditunjuk oleh presiden. Peraturan
DPRGR juga ditentukan oleh presiden. Sehingga DPRGR harus mengikuti kehendak serta
kebijakan pemerintah. Tindakan presiden tersebut bertentangan dengan UUD 1945 sebab
berdasarkan UUD 1945 presiden tidak dapat membubarkan DPR.

Tugas DPR GR adalah sebagai berikut :


 Melaksanakan manifesto politik
 Mewujudkan amanat penderitaan rakyat
 Melaksanakan Demokrasi Terpimpin
4) Pembentukan Dewan Pertimbangan Agung Sementara
Dewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS) dibentuk berdasarkan Penetapan
Presiden No.3 tahun 1959. Lembaga ini diketuai oleh Presiden sendiri. Keanggotaan DPAS
terdiri atas satu orang wakil ketua, 12 orang wakil partai politik, 8 orang utusan daerah, dan
24 orang wakil golongan. Tugas DPAS adalah memberi jawaban atas pertanyaan presiden
dan mengajukan usul kepada pemerintah.

Pelaksanaannya kedudukan DPAS juga berada dibawah pemerintah/presiden sebab


presiden adalah ketuanya. Hal ini disebabkan karena DPAS yang mengusulkan dengan suara
bulat agar pidato presiden pada hari kemerdekaan RI 17 AGUSTUS 1959 yang berjudul
”Penemuan Kembali Revolusi Kita” yang dikenal dengan Manifesto Politik Republik
Indonesia (Manipol) ditetapkan sebagai GBHN berdasarkan Penpres No.1 tahun 1960. Inti
Manipol adalah USDEK (Undang-undang Dasar 1945, Sosialisme Indonesia, Demokrasi
Terpimpin, Ekonomi Terpimpin, dan Kepribadian Indonesia). Sehingga lebih dikenal dengan
MANIPOL USDEK.

5) Pembentukan Front Nasional


Front Nasional dibentuk berdasarkan Penetapan Presiden No.13 Tahun 1959. Front Nasional
merupakan sebuah organisasi massa yang memperjuangkan cita-cita proklamasi dan cita-cita
yang terkandung dalam UUD 1945. Tujuannya adalah menyatukan segala bentuk potensi
nasional menjadi kekuatan untuk menyukseskan pembangunan. Front Nasional dipimpin oleh

Presiden Sukarno sendiri. Tugas front nasional adalah sebagai berikut :


1. Menyelesaikan Revolusi Nasional
2. Melaksanakan Pembangunan
3. Mengembalikan Irian Barat

6) Pembentukan Kabinet Kerja


Tanggal 9 Juli 1959, presiden membentuk kabinet Kerja. Sebagai wakil presiden
diangkatlah Ir. Juanda. Hingga tahun 1964 Kabinet Kerja mengalami tiga kali perombakan
(reshuffle).

Program kabinet ini adalah sebagai berikut :


 Mencukupi kebutuhan sandang pangan
 Menciptakan keamanan negara
 Mengembalikan Irian Barat.

7) Keterlibatan PKI dalam Ajaran Nasakom


Perbedaan ideologi dari partai-partai yang berkembang masa demokrasi parlementer
menimbulkan perbedaan pemahaman mengenai kehidupan berbangsa dan bernegara yang
berdampak pada terancamnya persatuan di Indonesia. Pada masa demokrasi terpimpin
pemerintah mengambil langkah untuk menyamakan pemahaman mengenai kehidupan
berbangsa dan bernegara dengan menyampaikan ajaran NASAKOM (Nasionalis, Agama, dan
Komunis). Tujuannya untuk menggalang persatuan bangsa.

Bagi presiden NASAKOM merupakan cerminan paham berbagai golongan dalam


masyarakat. Presiden yakin bahwa dengan menerima dan melaksanakan Nasakom maka
persatuan Indonesia akan terwujud. Ajaran Nasakom mulai disebarkan pada masyarakat.
Dikeluarkan ajaran Nasakom sama saja dengan upaya untuk memperkuat kedudukan
Presiden sebab jika menolak Nasakom sama saja dengan menolak presiden.

Kelompok yang kritis terhadap ajaran Nasakom adalah kalangan cendekiawan dan
ABRI. Upaya penyebarluasan ajaran Nasakom dimanfaatkan oleh PKI dengan
mengemukakan bahwa PKI merupakan barisan terdepan pembela NASAKOM. Keterlibatan
PKI tersebut menyebabkan ajaran Nasakom menyimpang dari ajaran kehidupan berbangsa
dan bernegara serta mengeser kedudukan Pancasila dan UUD 1945 menjadi komunis. Selain
itu PKI mengambil alih kedudukan dan kekuasaan pemerintahan yang sah. PKI berhasil
meyakinkan presiden bahwa Presiden Sukarno tanpa PKI akan menjadi lemah terhadap TNI.

8) Adanya ajaran RESOPIM


Tujuan adanya ajaran RESOPIM (Revolusi, Sosialisme Indonesia, dan Pimpinan
Nasional) adalah untuk memperkuat kedudukan Presiden Sukarno. Ajaran Resopim
diumumkan pada peringatan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia ke-16.

Inti dari ajaran ini adalah bahwa seluruh unsur kehidupan berbangsa dan bernegara
harus dicapai melalui revolusi, dijiwai oleh sosialisme, dan dikendalikan oleh satu pimpinan
nasional yang disebut Panglima Besar Revolusi (PBR), yaitu Presiden Sukarno.

Dampak dari sosialisasi Resopim ini maka kedudukan lembaga-lembaga tinggi dan
tertinggi negara ditetapkan dibawah presiden. Hal ini terlihat dengan adanya pemberian
pangkat menteri kepada pimpinan lembaga tersebut, padahal kedudukan menteri seharusnya
sebagai pembantu presiden.

9) Angkatan Bersenjata Republik Indonesia


TNI dan Polri disatukan menjadi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI)
yang terdiri atas 4 angkatan yaitu TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut, TNI Angkatan
Udara, dan Angkatan Kepolisian. Masing-masing angkatan dipimpin oleh Menteri Panglima
Angkatanyang kedudukannya langsung berada di bawah presiden. ABRI menjadi salah satu
golongan fungsional dan kekuatan sosial politik Indonesia.

10) Penataan Kehidupan Partai Politik


Pada masa demokrasi Parlementer, partai dapat melakukan kegiatan politik secara
leluasa. Sedangkan pada masa demokrasi terpimpin, kedudukan partai dibatasi oleh
penetapan presiden No. 7 tahun 1959. Partai yang tidak memenuhi syarat, misalnya jumlah
anggota yang terlalu sedikit akan dibubarkan sehingga dari 28 partai yang ada hanya tinggal
11 partai.

Tindakan pemerintah ini dikenal dengan penyederhanaan kepartaian.


Pembatasan gerak-gerik partai semakin memperkuat kedudukan pemerintah terutama
presiden. Kedudukan presiden yang kuat tersebut tampak dengan tindakannya untuk
membubarkan 2 partai politik yang pernah berjaya masa demokrasi Parlementer yaitu
Masyumi dan Partai Sosialis Indonesia (PSI). Alasan pembubaran partai tersebuat adalah
karena sejumlah anggota dari kedua partai tersebut terlibat dalam pemberontakan PRRI dan
Permesta. Kedua Partai tersebut resmi dibubarkan pada tanggal 17 Agustus 1960.

11) Arah Politik Luar Negeri


a. Politik Konfrontasi Nefo dan Oldefo
Terjadi penyimpangan dari politik luar negeri bebas aktif yang menjadi cenderung condong
pada salah satu poros. Saat itu Indonesia memberlakukan politik konfrontasi yang lebih
mengarah pada negara-negara kapitalis seperti negara Eropa Barat dan Amerika Serikat.
Politik Konfrontasi tersebut dilandasi oleh pandangan tentang Nefo (New Emerging Forces)
dan Oldefo (Old Established Forces)

Nefo merupakan kekuatan baru yang sedang muncul yaitu negara-negara progresif
revolusioner (termasuk Indonesia dan negara-negara komunis umumnya) yang anti
imperialisme dan kolonialisme.

Oldefo merupakan kekuatan lama yang telah mapan yakni negara-negara kapitalis yang
neokolonialis dan imperialis (Nekolim).

Untuk mewujudkan Nefo maka dibentuk poros Jakarta-Phnom Penh-Hanoi-Peking-Pyong


Yang. Dampaknya ruang gerak Indonesia di forum internasional menjadi sempit sebab hanya
berpedoman ke negara-negara komunis.

b. Politik Konfrontasi Malaysia


Indonesia juga menjalankan politik konfrontasi dengan Malaysia. Hal ini disebabkan
karena pemerintah tidak setuju dengan pembentukan negara federasi Malaysia yang dianggap
sebagai proyek neokolonialisme Inggris yang membahayakan Indonesia dan negara-negara
blok Nefo.

Dalam rangka konfrontasi tersebut Presiden mengumumkan Dwi Komando Rakyat


(Dwikora) pada tanggal 3 Mei 1964, yang isinya sebagai berikut :
 Perhebat Ketahanan Revolusi Indonesia.
 Bantu perjuangan rakyat Malaysia untuk membebaskan diri dari Nekolim Inggris.

Pelaksanaan Dwikora dengan mengirimkan sukarelawan ke Malaysia Timur dan Barat


menunjukkan adanya campur tanggan Indonesia pada masalah dalam negeri Malaysia.

c. Politik Mercusuar

Politik Mercusuar dijalankan oleh presiden sebab beliau menganggap bahwa


Indonesia merupakan mercusuar yang dapat menerangi jalan bagi Nefo di seluruh dunia.

Untuk mewujudkannya maka diselenggarakan proyek-proyek besar dan spektakuler


yang diharapkan dapat menempatkan Indonesia pada kedudukan yang terkemuka di kalangan
Nefo. Proyek-proyek tersebut membutuhkan biaya yang sangat besar mencapai milyaran
rupiah diantaranya diselenggarakannya GANEFO (Games of the New Emerging Forces )
yang membutuhkan pembangunan kompleks Olahraga Senayan serta biaya perjalanan bagi
delegasi asing.Pada tanggal 7 Januari 1965, Indonesia keluar dari keanggotaan PBB sebab
Malaysia diangkat menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB.

d. Politik Gerakan Non-Blok

Gerakan Non-Blok merupakan gerakan persaudaraan negara-negara Asia-Afrika yang


kehidupan politiknya tidak terpengaruh oleh Blok Barat maupun Blok Timur.

Selanjutnya gerakan ini memusatkan perjuangannya pada gerakan kemerdekaan


bangsa-bangsa Asia-Afrika dan mencegah perluasan Perang Dingin.Keterlibatan Indonesia
dalam GNB menunjukkan bahwa kehidupan politik Indonesia di dunia sudah cukup maju.

GNB merupakan gerakan yang bebas mendukung perdamaian dunia dan kemanusiaan. Bagi
RI, GNB merupakan pancaran dan revitalisasi dari UUD1945 baik dalam skala nasional dan
internasional.

Besarnya kekuasaan Presiden dalam Pelaksanaan demokrasi terpimpin tampak dengan:


a. Pengangkatan Ketua MPRS dirangkap oleh Wakil Perdana Menteri III serta
pengagkatan wakil ketua MPRS yang dipilih dan dipimpin oleh partai-partai besar serta wakil
ABRI yang masing-masing berkedudukan sebagai menteri yang tidak memimpin departemen
b. Pidato presiden yang berjudul ”Penemuan Kembali Revolusi Kita” pada tanggal 17
Agustus 1959 yang dikenal dengan Manifesto Politik Republik Indonesia (Manipol)
ditetapkan sebagai GBHN atas usul DPA yang bersidang tanggal 23-25 September 1959.
c. Inti Manipol adalah USDEK (Undang-undang Dasar 1945, Sosialisme Indonesia,
Demokrasi Terpimpin, Ekonomi Terpimpin, dan Kepribadian Indonesia). Sehingga lebih
dikenal dengan MANIPOL USDEK.
d. Pengangkatan Ir. Soekarno sebagai Pemimpin Besar Revolusi yang berarti sebagai
presiden seumur hidup.
e. Pidato presiden yang berjudul ”Berdiri di atas Kaki Sendiri” sebagai pedoman revolusi
dan politik luar negeri.
f. Presiden berusaha menciptakan kondisi persaingan di antara angkatan, persaingan di
antara TNI dengan Parpol.

g. Presiden mengambil alih pemimpin tertinggi Angkatan Bersenjata dengan di bentuk


Komandan Operasi Tertinggi (KOTI).

2.5 Keadaan Ekonomi Masa Demokrasi Terpimpin


Seiring dengan perubahan politik menuju demokrasi terpimpin maka ekonomipun
mengikuti ekonomi terpimpin. Sehingga ekonomi terpimpin merupakan bagian dari
demokrasi terpimpin. Dimana semua aktivitas ekonomi disentralisasikan di pusat
pemerintahan sementara daerah merupakan kepanjangan dari pusat. Langkah yang ditempuh
pemerintah untuk menunjang pembangunan ekonomi adalah sebagai berikut.

1. Pembentukan Badan Perancang Pembangunan Nasional (Bappenas)


Untuk melaksanakan pembangunan ekonomi di bawah Kabinet Karya maka dibentuklah
Dewan Perancang Nasional (Depernas) pada tanggal 15 Agustus 1959 dipimpin oleh Moh.
Yamin dengan anggota berjumlah 50 orang.

Tugas Depernas :
o Mempersiapkan rancangan Undang-undang Pembangunan Nasional yang berencana
o Menilai Penyelenggaraan Pembangunan

Hasil yang dicapai, dalam waktu 1 tahun Depenas berhasil menyusun Rancangan Dasar
Undang-undang Pembangunan Nasional Sementara Berencana tahapan tahun 1961-1969
yang disetujui oleh MPRS mengenai masalah pembangunan terutama mengenai perencanaan
dan pembangunan proyek besar dalam bidang industri dan prasarana tidak dapat berjalan
dengan lancar sesuai harapan. 1963 Dewan Perancang Nasional (Depernas) diganti dengan
nama Badan Perancang Pembangunan Nasional (Bappenas) yang dipimpin oleh Presiden
Sukarno.

Tugas Bappenas adalah


 Menyusun rencana jangka panjang dan rencana tahuanan, baik nasional maupun
daerah.
 Mengawasi dan menilai pelaksanaan pembangunan.
 Menyiapkan serta menilai hasil kerja mandataris untuk MPRS.

2. Penurunan Nilai Uang (Devaluasi)


Tujuan dilakukan Devaluasi :
 Guna membendung inflasi yang tetap tinggi
 Untuk mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat
 Meningkatkan nilai rupiah sehingga rakyat kecil tidak dirugikan.
 Maka pada tanggal 25 Agustus 1959 pemerintah mengumumkan keputusannya
mengenai penuruan nilai uang (devaluasi), yaitu sebagai berikut.

a. Uang kertas pecahan bernilai Rp. 500 menjadi Rp. 50


b. Uang kertas pecahan bernilai Rp. 1.000 menjadi Rp. 100
c. Pembekuan semua simpanan di bank yang melebihi Rp. 25.000
Tetapi usaha pemerintah tersebut tetap tidak mampu mengatasi kemerosotan ekonomi yang
semakin jauh, terutama perbaikan dalam bidang moneter. Para pengusaha daerah di seluruh
Indonesia tidak mematuhi sepenuhnya ketentuan keuangan tersebut.
Pada masa pemotongan nilai uang memang berdampak pada harga barang menjadi murah
tetapi tetap saja tidak dapat dibeli oleh rakyat karena mereka tidak memiliki uang. Hal ini
disebabkan karena :

Penghasilan negara berkurang karena adanya gangguan keamanan akibat pergolakan daerah
yang menyebabkan ekspor menurun.
Pengambilalihan perusahaan Belanda pada tahun 1958 yang tidak diimbangi oleh tenaga
kerja manajemen yang cakap dan berpengalaman.
Pengeluaran biaya untuk penyelenggaraan Asian Games IV tahun 1962, RI sedang
mengeluarkan kekuatan untuk membebaskan Irian Barat.

3. Kenaikan laju inflasi

Latar Belakang meningkatnya laju inflasi :


 Penghasilan negara berupa devisa dan penghasilan lainnya mengalami kemerosotan.
 Nilai mata uang rupiah mengalami kemerosotan.
 Anggaran belanja mengalami defisit yang semakin besar.
 Pinjaman luar negeri tidak mampu mengatasi masalah yang ada.

Upaya likuidasi semua sektor pemerintah maupun swasta guna penghematan dan
pengawasan terhadap pelaksanaan anggaran belanja tidak berhasil. Penertiban administrasi
dan manajemen perusahaan guna mencapai keseimbangan keuangan tak memberikan banyak
pengaruh.Penyaluran kredit baru pada usaha-usaha yang dianggap penting bagi kesejahteraan
rakyat dan pembangunan mengalami kegagalan.

Kegagalan-kegagalan tersebut disebabkan karena:


 Pemerintah tidak mempunyai kemauan politik untuk menahan diri dalam melakukan
pengeluaran.
 Pemerintah menyelenggarakan proyek-proyek mercusuar seperti GANEFO (Games
of the New Emerging Forces ) dan CONEFO (Conference of the New Emerging
Forces) yang memaksa pemerintah untuk memperbesar pengeluarannya pada setiap
tahunnya.

Dampaknya :
 Inflasi semakin bertambah tinggi
 Harga-harga semakin bertambah tinggi
 Kehidupan masyarakat semakin terjerpit
 Indonesia pada tahun 1961 secara terus menerus harus membiayai kekeurangan
neraca pembayaran dari cadangan emas dan devisa.
 Ekspor semakin buruk dan pembatasan Impor karena lemahnya devisa. 1965,
cadangan emas dan devisa telah habis bahkan menunjukkan saldo negatif sebesar US$
3 juta sebagai dampak politik konfrontasi dengan Malaysia dan negara-negara barat.

Kebijakan pemerintah :
Keadaan defisit negara yang semakin meningkat ini diakhiri pemerintah dengan pencetakan
uang baru tanpa perhitungan matang. Sehingga menambah berat angka inflasi.13/12/1965
pemerintah mengambil langkah devaluasi dengan menjadikan uang senilai Rp.1000 menjadi
Rp. 1.

Dampaknya dari kebijakan pemerintah tersebut :


 Uang rupiah baru yang seharusnya bernilai 1000 kali lipat uang rupiah lama akan
tetapi di masyarakat uang rupiah baru hanya dihargai sekitar 10 kali lipat lebih tinggi
dari uang rupiah baru.
 Tindakan moneter pemerintah untuk menekan angka inflasi malahan menyebabkan
meningkatnya angka inflasi.

4. Deklarasi Ekonomi (Dekon)


Latar belakang dikeluarkan Deklarasi Ekonomi adalah karena:
 Berbagai peraturan dikeluarkan pemerintah untuk merangsang ekspor (export drive)
mengalami kegagalan, misalnya Sistem Bukti Ekspor (BE)
 Sulitnya memperoleh bantuan modal dan tenaga dari luar negri sehingga
pembangunan yang direncanakan guna meningkatkan taraf hidup rakyat tidak dapat
terlaksana dengan baik.
 Sehingga pada tanggal 28 Maret 1963 dikeluarkan landasan baru guna perbaikan
ekonomi secara menyeluruh yaitu Deklarasi Ekonomi (DEKON) dengan 14 peraturan
pokoknya. Dekon dinyatakan sebagai strategi dasar ekonomi Terpimpin Indonesia
yang menjadi bagian dari strategi umum revolusi Indonesia. Strategi Dekon adalah
mensukseskan Pembangunan Sementara Berencana 8 tahun yang polanya telah
diserahkan oleh Bappenas tanggal 13 Agustus 1960.
Pemerintah Indonesia menyatakan bahwa sistem ekonomi
Indonesia adalah Berdikari yaituberdiri diatas kaki sendiri. Tujuan utama dibentuk
Dekon adalah untuk menciptakan ekonomi yang bersifat nasional, demokratis, dan bebas dari
sisa-sisa imperialisme untuk mencapai tahap ekonomi sosialis Indonesia dengan cara
terpimpin.
Peraturan tersebut tidak mampu mengatasi kesulitan ekonomi dan masalah inflasi
Dekon mengakibatkan stagnasi bagi perekonomian Indonesia Kesulitan-kesulitan ekonomi
semakin mencolok, tampak dengan adanya kenaikan harga barang mencapai 400 % pada
tahun 1961-1962. Beban hidup rakyat semakin berat. Kegagalan Peraturan Pemerintah
disebabkan karena:
 Tidak terwujudnya pinjaman dari International Monetary Fund (IMF) sebesar US$
400 juta.
 Adanya masalah ekonomi yang muncul karena pemutusan hubungan dengan
Singapura dan Malaysia dalam rangka kasi Dwikora.
 Politik konfrontasi dengan Malaysia dan negara barat semakin memperparah
kemerosotan ekonomi Indonesia.

5. Meningkatkan Perdagangan dan Perkreditan Luar Negeri


Pemerintah membangkitkan ekonomi agraris atau pertanian, sebab kurang lebih 80%
penduduk Indonesia hidup dari bidang pertanian. Hasil pertanian tersebut diekspor untuk
memperoleh devisa yang selanjutnya digunakan untuk mengimpor berbagai bahan baku/
barang konsumsi yang belum dihasilkan di Indonesia.

Jika Indonesia tidak mampu memperoleh keuntungan maka akan mencari bantuan
berupa kredit luar negeri guna memenuhi biaya import dan memenuhi kebutuhan masyarakat
di dalam negeri. Sehingga Indonesia mampu memeprbesar komoditi ekspor, dari eksport
tersebut maka akan digunakan untuk membayar utang luar negeri dan untuk kepentingan
dalam negeri. Dengan bantuan kredit tersebut membuka jalan bagi perdagangan dari negara
yang memeberikan pinjaman kepada Indonesia.

6. Kebijakan lain pemerintah


a. Pembentukan Komando Tertinggi Operasi Ekonomi (KOTOE) dan Kesatuan Operasi
(KESOP)
Dikeluarkan peraturan tanggal 17 April 1964 mengenai adanya Komando Tertinggi Operasi
Ekonomi (KOTOE) dan Kesatuan Operasi (KESOP) dalam usaha perdagangan.
b. Peleburan bank-bank negara
Presiden berusaha mempersatukan semua bank negara ke dalam satu bank sentral sehingga
didirikan Bank Tunggal Milik Negara berdasarkan Penpres No. 7 tahun 1965. Tugas bank
tersebut adalah sebagai bank sirkulasi, bank sentral, dan bank umum.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut maka dilakukan peleburan bank-bank negara seperti Bank
Koperasi dan Nelayan (BKTN), Bank Umum Negara, Bank Tabungan Negara, Bank Negara
Indonesia ke dalam Bank Indonesia. Tindakan itu menimbulkan spekulasi dan
penyelewengan dalam penggunaan uang negara sebab tidak ada lembaga pengawas.
Kegagalan pemerintah dalam menanggung masalah ekonomi, disebabkan karena:
 Semua kegiatan ekonomi
 Masalah ekonomi tidak diatasi
 Politik dikedepankan tanpa memperhatikan ekonomi
 Peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah sering bertentangana ntara satu peraturan
dengan peraturan yang lainnya.
 Tidak ada ukuran yang objektif untuk menilai suatu usaha atau hasil dari suatu usaha.
 Terjadinya berbagai bentuk penyelewengan dan salah urus.
 Kebrangkutan tidak dapat dikendalikan

2.6 Perjuangan Pembebasan Irian Barat

Irian Barat atau saat ini lebih dikenal dengan nama Papua Barat merupakan wilayah
NKRI yang dulunya berada dalam kekuasaan Belanda. Irian barat masuk bergabung menjadi
bagian NKRI harus melelui perjuangan yang panjang penuh dengan pengorbanan. Karena
kesamaan visi misi dan latar belakang maka pemerintah berusaha memperjuangkan
pembebasan wilayah Irian Barat dari kekuasaan Belanda. Perjuangan yang dilakukan
pemerintah Indonesia demi membebaskan Irian Barat dilakukan dengan beberbagi upaya,
yakni dalam bentuk diplomasi, politik, ekonomi bahkan dengan menggunakan senjata. Hal ini
menimbulkan perdebatan di antara Indonesia dan Belanda mengenai status kepemilikan Irian
Barat.

1. Perjuangan Melalui Jalur Diplomasi


a. Bilateral
Maret 1950 diadakan Konferensi Uni-Indonesia di Jakarta. Membahas Irian Barat dan
ketatanegaraan. Hasilnya gagal. Kemudian dibentuk komite dengan anggota Muhammad
Yamin, Latuharhary dan Makaliwy dari Indonesia, serta G.H. Vander Kolff, R. van Dijk dan
J.M. Pieters dari Belanda.Desember 1950 diadakan Konferensi di Den Haag, Belanda.
Hasilnya juga gagal.Setahun kemudian (Desember 1951), diadakan kembali Konferensi Uni-
Indonesia. Karena Belanda mengajukan agar masalah Irian Barat dibicarakan di Mahkamah
Internasional, sedangkan Indonesia menginginkan di Majelis Umum PBB, maka hasil
konferensi tersebut gagal juga.

b. Multilateral (Melalui Forum PBB)


Pada tanggal 21 September 1954, masalah Irian Barat dibicarakan dalam sidang PBB.
Hasilnya gagal.Pada tanggal 10 Desember 1954, Resolusi Irian Barat yang disponsori India
gagal, sehingga Irian Barat bukan urusan PBB lagi.

2. Perjuangan Melalui Jalur Konfrontasi


10 Agustus 1954 : Pembubaran Uni Indonesia-Belanda.
3 Mei 1956 : Indonesia membatalkan perjanjian KMB.
4 Agustus 1956 : Menolak utang Belanda.
18 November 1957 : Rapat umum pembebasan Irian Barat di Jakarta.
Tindak lanjut rapat pembebasan Irian Barat:
 Aksi mogok para buruh terhadap perusahaan Belanda/
 Melarang semua terbitan bahasa Belanda.
 Melarang KLM (pesawat Belanda) terbang.
 Menutup semua konsuler Belanda di Indonesia.
 Nasionalisasi perusahaan Belanda.
 Pembentukan Provinsi Irian Barat dengan Sultan Abidin Syah sebagai gubernur.

3. Tri Komando Rakyat (Trikora)


17 Agustus 1960 : Pemutusan hubungan diplomatik dengan Belanda.
30 September 1960 : Soekarno berpidato di sidang Majelis Umum PBB dengan judul
"Membangun Dunia Kembali".
5 April 1961 : Belanda membentuk Dewan Papua.
September 1961 : Belanda mengumumkan berdirinya negara Papua Barat.
19 Desember 1961 : Soekarno mengumandangkan Trikora di Alun-Alun Utara
Yogyakarta.

Isi dari Trikora:


 Gagalkan pembentukan Negara Papua buatan Belanda.
 Kibarkan bendera merah-putih di Irian Barat.
 Mempersiapkan mobilisasi umum untuk mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan
tanah air dan bangsa.

4. Pembentukan Komando Mandala Pembebasan Irian Barat


Dengan dipimpin oleh Mayjen Soeharto di Makassar, dibentuklah Komando Mandala
Pembebasan Irian Barat dengan tujuan merencanakan, menyiapkan dan melaksanakan operasi
militer, serta mengembangkan situasi militer di Irian Barat.

Tahapan Operasi Mandala:


 Infiltrasi (1962) : Menyusup ke Papua.
 Eksploitasi (1963) : Serangan untuk menduduki pos militer musuh.
 Konsilidasi (1964):Menegakan kekuasaan Indonesia di Irian Barat.
Pahlawan perang Trikora adalah Yos Sudarso, Komandan KRI Macan Tutul yang gugur di
Laut Arafuru. Pertempuran Laut Aru pecah pada tanggal 15 Januari 1962, ketika 3 kapal
milik Indonesia yaitu KRI Macan Kumbang, KRI Macan Tutul yang membawa Komodor Yos
Sudarso, dan KRI Harimau yang dinaiki Kolonel Sudomo, Kolonel Mursyid, dan Kapten
Tondomulyo, berpatroli pada posisi 4°49' LS dan 135°02' BT. Menjelang pukul 21:00 WIT,
Kolonel Mursyid melihat tanda di radar bahwa di depan lintasan 3 kapal itu, terdapat 2 kapal
di sebelah kanan dan sebelah kiri. Tanda itu tidak bergerak, di mana berarti kapal itu sedang
berhenti. Ketika 3 KRI melanjutkan laju mereka, tiba-tiba suara pesawat jenis Neptune yang
sedang mendekat terdengar dan menghujani KRI itu dengan bom dan peluru yang tergantung
padaparasut. Kapal Belanda menembakan tembakan peringatan yang jatuh di dekat KRI
Harimau. Kolonel Sudomo memerintahkan untuk memberikan tembakan balasan, namun
tidak mengenai sasaran.
Akhirnya, Yos Sudarso memerintahkan untuk mundur, namun kendali KRI Macan Tutul
macet, sehingga kapal itu terus membelok ke kanan. Kapal Belanda mengira itu merupakan
manuver berputar untuk menyerang, sehingga kapal itu langsung menembaki KRI Macan
Tutul. Komodor Yos Sudarso gugur pada pertempuran ini setelah menyerukan pesan
terakhirnya yang terkenal, "Kobarkan semangat pertempuran".

5. Proses Kembalinya Irian Barat ke dalam Wilayah NKRI


6 Maret 1962
Sekjen PBB, U Thant mengirim Elsworth Bunker untuk menengahi perselisihan Indonesia
dengan Belanda dalam bentuk Proposal Bunker yang berisi:
 Belanda harus menyerahkan Irian Barat melalui PBB.
 Rakyat Irian Barat diberi kesempatan menentukan pendapat setelah beberapa tahun di
bawah kekuasaan RI.
15 Agustus 1962
Persetujuan New York ditandatangani di Markas Besar PBB yang berisi:
Belanda akan menyerahkan Irian Barat kepada UNTEA paling lambat 1 Oktober 1962.
 Pasukan Indonesia yang ada di Irian Barat berada di bawah UNTEA. Pasukan
Belanda dipulangkan.
 Bendera RI mulai dikibarkan di samping bendera PBB sejak 31 Desember 1962.
 Pemerintah RI secara resmi akan menerima pemerintahan Irian Barat dari UNTEA
selambat-lambatnya 1 Mei 1963.
 Pemerintah RI mengadakan perpera (penentuan pendapat rakyat) pada akhir 1969.
1 Mei 1963 : Serah terima Irian Barat kepada RI di Hollandia (sekarang Jayapura).
24 Maret - 4 Agustus 1969 : Diadakan perpera.
November 1969 :Hasil perpera di bawa ke sidang umum PBB ke-24 oleh Ortis Sanz.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Demokrasi secara umum merupakan system pemerintahan yang segenap rakyat turut
serta memerintah dengan perantara wakil-wakilnya. Namun ada juga yang menyatakan suatu
system politik yang dimana kebijakan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-
wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan-pemilihan berkala yang
didasarkan atas prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan dalam suasana terjaminya
kebebasan politik.

Dalam demokrasi kebijakan rakyat menjadi prioritas suatu sistem, di Indonesia sistem
demokrasi yang digunakan adalah demokrasi pancasila dengan mengedepankan adanya
prinsip musyawarah. Dengan bermusyawarah diharapkan dapat memuaskan semua pihak
yang berbeda pendapat, suatu harapan yang sebenarnya sangat sulit dapat diwujudkan dalam
praktek berbangsa dan bernegara.

Di masa Demokrasi Terpimpin, peranan lembaga eksekutif jauh lebih kuat bila
dibandingkan dengan peranannya di masa sebelumnya. Peranan dominan lembaga eksekutif
tersentralisasi di tangan Presiden Soekarno. Lembaga eksekutif mendominasi sistem politik,
dalam arti mendominasi lembaga-lembaga tinggi negara lainnya maupun melakukan
pembatasan atas kehidupan politik. Partai politik dibatasi dengan hanya memberi peluang
berkembangnya partai-partai berideologi oleh nasakom.
DAFTAR PUSTAKA

Budiardjo, Miriam, Prof, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
2008

Mahfud MD, Moh,Prof. DR, Politik Hukum di Indonesia, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada,
2012

Thoha, Miftah, Prof, DR, MPA, Birokrasi Pemerintah dan Kekuasaan di


Indonesia,Yogyakarta: Thafa Media, 2012

Syafiie, Inu Kencana. (2002). Sistem Politik Indonesia. Bandung:Refika

Republik Indonesia. (2002).Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun 2002 tentang Partai Politik.


[Online].

Plano, Jack C. (1994). Kamus Analisa Politik. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Riayanto, Astim. (2000).Teori Konstitusi. Bandung: Yapemdo.

Pengertian Demokrasi. https://salamadian.com/pengertian-demokrasi/

Operasi TriKora. https://id.wikipedia.org/wiki/Operasi_Trikora


Dinamika Politik Masa Terpimpin. http://www.mikirbae.com/2016/05/dinamika-politik-masa-
demokrasi.html

Dekrit Presiden. https://id.wikipedia.org/wiki/Dekret_Presiden_5_Juli_1959

Gerakan Non Blok. https://id.wikipedia.org/wiki/Gerakan_Non-Blok

Anda mungkin juga menyukai